Kelompok 2
1. M. Alfian Arrasyid
2. Nabila Yasmin
3. Putri Fatmawati N. H.
4. Rivanny Kumaladewi
5. Zulkifli Pelana
1 Robert van Niel, Munculnya Elite Modern Indonesia (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 2009), hlm. 54
2 Ibid., hlm. 51
3 Menteri Jajahan Belanda (1902-1905), lihat
<http://id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Willem_Frederik_Idenburg>
Dalam makalah ini, akan dijelaskan terkait salah satu organisasi awal pergerakan
nasional yakni Indische Partij (Partai Hindia), dari awal kemunculannya, tujuan berdirinya,
peranannya dalam pergerakan nasional, sampai kemundurannya.
4 Marwati Djoened Poesponegoro, dkk., Sejarah Nasional Indonesia jilid V (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hlm.
351-352
Selanjutnya disarankan bahwa alat untuk melancarkan aksi-aksi perlawanan terhadap
pemerintahan kolonial adalah dengan mendirikan organisasi yang dapat menampung segala
lapisan masyarakat lepas dari batas-batas yang sempit.5
Redaktur-redaktur surat kabar di Jawa juga mendukung berdirinya Indische Partij.
Indische Partij yang bersifat keras dan langsung bergerak dalam bidang politik 6 pun didukung
oleh mereka yang merasa tidak puas dengan langkah-langkah yang telah diambil organisasi
sebelumnya yang bersifat sangat hati-hati seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam.
5 Drs. Cahyo Budi Utomo, M.Pd. Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia (Semarang: IKIP Semarang
Press, 1975), hlm. 71
6 Drs. Sudiyo, Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan Kemerdekaan (Jakarta: Rineka Cipta,
2004), hlm. 35
7 Orang-orang Indie di negeri Belanda dan mengadakan hubungan dengan “Nederlandsch Indie” (Hindia
Belanda), lihat Sudiyo (1989: 25)
8 Dikutip dari Sudiyo (2004), hlm. 37
5. Memperkuat daya pertahanan bangsa Hindia untuk mempertahankan tanah air dari
serangan asing, apabila perlu.
6. Mengusahakan unifikasi, perluasan, pendalaman dan Hindianisasi pengajaran, yang di
dalam semua hal harus ditujukan kepada kepentingan ekonomis Hindia, di mana tidak
diperbolehkan adanya perbedaan perlakuan ras, seks atau kasta dan harus
dilaksanakan sampai tingkat setinggi-tingginya yang bisa dicapai.
7. Memperbesar pengaruh Pro-Hindia ke dalam pemerintahan.
8. Memperbaiki keadaan ekonomi bangsa Hindia, terutama dengan memperkuat yang
lemah ekonominya.
9. Semua usaha-usaha lain yang sah dan dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan
tersebut.9
Penutup
Dengan berdirinya Indische Partij, ‘ruh’ awal bagi pergerakan kemerdekaan Indonesia
pun telah muncul. Partai yang bercita-cita memperjuangkan kesetaraan hak bagi seluruh ras
di Hindia Belanda ini disambut gegap gempita di tengah kekecewaan sebagian kalangan
terhadap sikap elite Boedi Oetomo18.
Di usianya yang singkat (1912-1913) karena dipaksa bubar oleh Belanda, Indische Partij
berhasil menyuburkan semangat, juga harapan akan upaya pembangkitan menuju kebebasan
dari penjajahan. Organisasi politik ini meniupkan napas panjang bagi aksi-aksi pergerakan
setelah itu.
Lagi pula tidak boleh dilupakan bahwa asas-asas yang dipropagandakan oleh Indische
Partij, seperti “Indische nationalism”, aksi mencapai kemerdekaan kelak, dan lain-lain adalah
suara-suara yang dengan sendirinya terus mudah ditangkap dan tertanam di tanah jajahan,
dan terang besarlah pengaruhnya dalam golongan-golongan terjajah.19