Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan pendidikan seharusnya para pendidik mengetahui tentang
perencanaan untuk memperlancar suatu system pendidikan dan pembelajaran
yang efektif dan efisien, dan dengan perencanaan yang matang maka kegiatan
pendidikan akan mampu berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang
ingin dicapai. Program tahunan dan program semester merupakan rancangan
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam sistem pendidikan dalam suatu lembaga
pendidikan.
Kita sebagai calon guru semestinya kita harus mengetahui tentang
perencanaan Untuk memperlancar suatu sistem pendidikan dan pembelajaran
yang efektif maka diperlukan adanya perencanaan yang matang termasuk salah
satunya adalah program satu tahun yang harus disiapkan dalam suatu lembaga
pendidikan
Untuk menentukan dan melihat keberhasilan peserta didik maka dapat
ditunjau dari kemampuan peserta didik terhadap KKM. Kriteria ketuntasan
minimal (KKM) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik
mencapai ketuntasan. Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar merupakan
tahapan awal pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi yang menggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan
pendidik dan satuan pendidikan menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolak
ukur pencapaian kompetensi. Oleh karena itu, diperlukan panduan yang dapat
memberikan informasi tentang penetapan kriteria ketuntasan minimal yang
dilakukan di satuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan program tahunan dan cara pembuatannya?
2. Apa yang dimaksud dengan program semester dan cara pembuatannya?
3. Apa yang dimaksud dengan KKM?
2

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui program tahunan dan cara pembuatannya.
2. Untuk mengetahui program semester dan cara pembuatannya.
3. Untuk mengetahui KKM.
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Program Tahunan Dan Cara Pembuatannya
1. Pengertian Program Tahunan
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran yang
dibuat setiap awal tahun ajaran. Program tahunan merupakan pedoman untuk
mengembangkan program semester, mingguan dan program harian. Sumber-
sumber yang digunakan sebagai pengembangan program tahunan adalah:
a. Daftar kompetensi standar sebagai consensus nasional, yang dikembangkan
dalam SKKD setiap mata pelajaran yang akan dikembangkan.
b. Skope dan sekuensi setiap kompetensi. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
diperlukan materi pembelajaran yang kemudian disusun dalam pokok-pokok
bahasan dan sub pokok bahasan yang mengandung ide-ide pokok sesuai
dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran.
c. Kalender pendidikan. Penyusunan kalender pendidikan selama satu tahun
pelajaran mengacu pada efesiensi, efektifitas dan hak-hak peserta didik. 1
Dalam pengertian program tahunan terdapat beberapa pendapat yang
menjelaskan tentang pengertian tersebut. Program tahunan adalah rencana
penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan(SK dan KD)yang telah
ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar
yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh sisiwa. penentuan
alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa.
Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan
program ini telah dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran
sebelum tahun ajaran karena merupakan pedomkan bagi pengembangan program-
program berikutnya.

1
E. Mulyasa, Implementasi Kurukulum 2004: Panduan Belajar KBK, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), cet. IV,h. 95
4

Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk


setiap kelas, berisi tentang garis-garis besar yang hendak dicapai dalam satu tahun
dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan program ini perlu
dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai,
karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-progran berikutnya,
yakni program semester, mingguan dan harian serta pembuatan silabus dan sistem
penilaian komponen-komponen program tahunan meliputi identifikasi(satuan
pendidikan,mata pelajaran, tahun pelajaran) standart kompetensi , kompetensi
dasar , alokasi waktu dan keterangan.
2. Tujuan penyusunan program tahunan
Tujuan penyusunan program tahunan adalah untuk menata materi secara
logis, sistematis dan hierarkis; mendistribusikan alokasi waktu untuk setiap
pokok bahasan; mendorong proses pembelajaran menjadi efektif dan efesien
berdasarkan tik yang telah ditetapkan; memudahkan guru untuk mengetahui
target kurikulum per pokok bahasan atau per bulan.2
3. Langkah-langkah penyusunan program tahunan
Langkah-langkah penyusunan program tahunan yaitu mengidentifikasi jenis
kegiatan non tatap muka (ujian, libur), menghitung pokok bahasan (kegiatan tatap
muka), dan menghitung alokasi waktu yang tersedia dari GBPP untuk setiap jenis
kegiatan.3
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program
tahunan adalah
a. Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam seminggu
dan struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan pemerintah, analisis
berapa minggu efektif dalam satu semester, seperti yang telah ditetapkan
dalam gambar alokasi waktu efektif
b. Melalaui analisis tersebut kita dapat menentukan berapa minggu waktu yang
tersedia untuk pelaksanan proses pembelajaran.

2
Wawan,S. Suherman. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani (Yogyakarta. FIK
UNY, 2001), h. 120
3
Ibid., h. 119
5

c. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif,belajar,


waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur meliputi: Jeda
tengah semester, Jeda antar semester, Libur akhir tahun pelajara, Hari libur
keagaman, Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, Hari libur
khusus
d. Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu

tahun dan memasukkan dalam format matrik yang tersedia.

e. Medistribusikan olokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran,

pada setiap KD dan topik bahasannya pada minggu efektif, sesuai ruang

lingkup cakupan maeri, tingkat kesulitan dan pentingnya materi tersebut,

serta mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi.

Contoh program tahunan


Nama Sekolah : SMA NEGERI 2 BANGKINANG KOTA
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Program: XII / MIPA
Tahun Pelajaran: 2016/2017
Alokasi Waktu
Semester Kompetensi Dasar
(JP)

3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena sifat 4 JP


koligatif larutan pada penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan
tekanan osmosis.
4.1 Menyajikan hasil analisis berdasarkan data 4 JP
1. percobaan terkait penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan
tekanan osmosis larutan.
3.2 Membedakan sifat koligatif larutan elektrolit dan 2 JP
larutan nonelektrolit.
4.2 Mengolah dan menganalisis data percobaan 4 JP
untuk membandingkan sifat koligatif larutan
elektrolit dengan sifat koligatif larutan
nonelektrolit yang konsentrasinya sama.
ULANGAN HARIAN I 2 JP

3.3 Mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi 6 JP


6

dalam contoh sel elektrokimia (sel volta dan sel


elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan.
4.3 Menciptakan ide/gagasan produk sel
elektrokimia.
3.4 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi 4 JP
terjadinya korosi dan mengajukan ide/gagasan
untuk mengatasinya.
4.4 Mengajukan ide/gagasan untuk mencegah dan
mengatasi terjadinya korosi
3.5 Menerapkan hukum/aturan dalam 2 JP
perhitungan terkait sel elektrokimia.
4.5 Memecahkan masalah terkait dengan
perhitungan sel elektrokimia 2 JP
ULANGAN HARIAN 2
ULANGAN TENGAH SEMESTER

3.6 Menganalisis kelimpahan, kecenderungan sifat 26 JP


fisik dan sifat kimia, manfaat, dampak, proses
pembuatan unsur-unsur golongan utama (gas
mulia, halogen, alkali dan alkali tanah, periode
3) serta unsur golongan transisi (periode 4)
dan senyawanyadalam kehidupan sehari-hari. 14 JP
4.6 Menalar dan menganalisis kelimpahan,
kecenderungan sifat fisik dan sifat kimia,
manfaat, dampak, proses pembuatan unsur-
unsur golongan utama (gas mulia, halogen,
alkali dan alkali tanah, periode 3) serta unsur
golongantransisi (periode 4) dan
senyawanyadalam kehidupan sehari-hari.
ULANGAN HARIAN 3 2 JP
3.7 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan
kegunaan senyawa karbon (halo alkana, alkanol, 2 JP
alkoksi alkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat,
dan alkil alkanoat)
4.7 Menalar dan menganalisis struktur, tata nama,
sifat dan kegunaan senyawa karbon (halo
alkana, alkanol, alkoksi alkana, alkanal,
alkanon, asam alkanoat, dan alkil alkanoat)
ULANGAN HARIAN 4 2 JP
CADANGAN
Jumlah JP Semester I (Ganjil) 76 JP
3.8 Menganalisis struktur, tata nama, sifat, dan 16 JP
kegunaan benzen dan turunannya.
4.8 Menalar dan menganalisis struktur, tata nama,
sifat, dan kegunaan benzen dan turunannya
2 ULANGAN HARIAN I 2 JP

3.9 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan 16 JP


penggolongan makromolekul (polimer,
7

karbohidrat, dan protein)


4.9 Menalar dan menganalisis struktur, tata nama,
sifat dan kegunaan makromolekul (polimer,
2 JP
karbohidrat, dan protein)
ULANGAN HARIAN 2
ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 JP

3.10 Menganalisis struktur, tata nama, 14 JP


penggolongan, sifat, dan kegunaan lemak
4.10 Menalar dan menganalisis struktur, tata nama,
penggolongan, sifat, dan pengaruh lemak bagi tubuh 2 JP
manusia. 4 JP
ULANGAN HARIAN 3 2 JP

US/UN
CADANGAN
Jumlah JP Semester II ( Genap) 60 JP
Jumlah JP Semester I dan II 136 JP

Bangkinang Kota, Juli 2016

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Bid. Studi Kimia

Drs. GINDO MANDALASA, M.Pd ADDINUL ADLI, S.Pd


NIP. 19650824 199103 1 003 NIP. 19761003 2007011002

B. Program Semester Dan Cara Pembuatannya


1. Pengertian Program Semester (Prosem)
Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan yang berisi
hal-hal yang ingin dicapai pada semester tersebut. Program semester adalah
rumusan kegiatan belajar mengajar untuk satu semester yang kegiatannya
didasarkan pada materi yang tertuang dalam SKKD. Program semester dibuat
berdasarkan pertimbangan alokasi waktu yang tersedia, jumlah pokok bahasan
yang ada dalam semester tersebut dan frekuensi ujian yang disesuaikan dengan
kalender pendidikan.
8

Program semester akan mempermudah guru dalam alokasi waktu


mengajarkan materi yang harus dicapai dalam semester tersebut. Pada dasarnya
yang menjadi isi dari program semester adalah apa yang tercantum dalam GBPP,
tetapi ada perluasan dan kelengkapan sehingga membentuk suatu program kerja
pengajaran. Penyusunan Program Semester berfungsi sebagai acuan menyusun
satuan pelajaran; acuan kalender kegiatan belajar mengajar; dan untuk mencapai
efesiensi dan efektifitas penggunaan waktu belajar yang tersedia.4
Program semester ialah program yang berisikan garis-garis mengenai hal-
hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester. Program semester
ini merupakan penjabaran dari program tahunan.
Pada umumnya komponen-komponen program semester ini yaitu:
identifikasi (satuan pendidikan, mata pelajaran, semester, tahun pelajaran), bulan,
standar kompetensi dan materi pokok yang hendak disampaikan, waktu yang
direncanakan dan keterangan-keterangan.
Dalam program pendidikan semester dipakai satuan waktu terkecil, yaitu
satuan semester untuk menyatakan lamanya satu program pendidikan. Masing-
masing program semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan dan
berdiri sendiri. Pada setiap akhir semester segenap bahan kegiatan program
semester yang disajikan harus sudah selesai dilaksanakan dan mahasiswa yang
mengambil program tersebut sudah dapat ditentukan lulus atau tidak.
Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak
dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester ini
merupakan penjabaran dari program tahunan. Kalau program tahunan disusun
untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar,
maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau
kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.
Pada umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan
yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan.

4
Moh Uzer Usman, Menjadi Guru professional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
h. 54
9

2. Langkah-langkah Penyusunan Program Semester

a. Memasukkan KD, topik dan sub topik bahasan dalam format Program
Semester.
b. Menentukan jumlah jam pada setiap kolom minggu dan jumlah tatap muka
per minggu untuk mata pelajaran.
c. Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan bahasan topik dan sub topik pada
kolom minggu dan bulan.
d. Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian yang membutuhkan
penjelasan.

PROGRAM SEMESTER
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :
S Alo Juli Agustus September Oktober November Desember

N K. k. 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

o K Wa

D ktu

Dari format semesteran di atas maka tampak jelas bahwa program ini pada
dasarnya sebagai penjabaran dari program tahunan. Cara pengisian program di
atas adalah sebagai berikut:

a. Tentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin
dicapai. Dalam hal ini guru tidak perlu merumuskan SK dan KD, sebab
semuanya sudah ditentukan dalam Standar Isi (SI), yakni pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah kita kenal , kecuali kalau
kita memang diharuskan merumskan SK dan KD sendiri, misalnya dalam
merumuskan kurikulum Muatan Lokal (Mulok).
b. Lihat program tahunan yang telah kita susun untuk menentukan alokasi
waktu atau jumlah jam pelajaran setiap SK dan KD itu.
10

c. Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran KD itu


akan dilaksanakan.

C. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah
menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan
peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
Istilah kriteria dalam penilaian sering juga disebut sebagai tolak ukur atau
standar. Kriteria, tolak ukur, standar adalah sesuatu yang digunakan sebagai
patokan atau batas minimal untuk sesuatu yang diukur.5 Kriteria Ketuntasan
Minimal adalah salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi,
yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Kriteria yang digunakan adalah nilai yangpaling rendah untuk menyatakan peserta
didik mencapai ketuntasan. Kriteria Ketuntasan Minimal biasanya menggunakan
sepuluh jenjang penilaian yaitu dari 1 sampai 10 atau dari 1 sampai 100.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar adalah tingkat pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran oleh siswa per mata
pelajaran.6 KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai.
Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan
minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak
lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil
empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk
menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang
memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan
sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva.

5
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis bagi
Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2010), cet. IV,h. 30.
6 Khaeruddin, et al., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan

Implementasinya di Madrasah (Jogjakarta: Pilar Media, 2007), h. 3


11

Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang


tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang
belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui criteria
ketuntasan minimal. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan
pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang
hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis
menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar
(KD) ditetapkan antara 0% - 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator
lebih besar dari 60%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat
pencapaian indikator, apakah 50%, 60% atau 70%. Penetapan itu disesuaikan
dengan kondisi sekolah, seperti tingkat kemampuan akademis peserta didik,
kompleksitas indikator dan daya dukung guru serta ketersediaan sarana dan
prasarana.7
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik,
dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan
perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh
peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus
dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi
hasil belajar peserta didik.
2. Fungsi kriteria ketuntasan minimal
Fungsi kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah sebagai berikut:
1. sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar
dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan.

7
Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian
Agama RI kerja sama dengan Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo, Modul Peningkatan Kualitas
Guru (PKG) ( Semarang, 2011), h. 399
12

2. sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian
mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan
KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.
3. dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi
program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
4. merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan
antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian
KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik,
peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua.
5. merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata
pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk
melampaui KKM yang ditetapkan.
Fungsi lain dari pembuatan KKM adalah:
1. Memudahkan evaluator (guru) dalam melakukan penilaian terhadap objek
yang akan dinilai karena ada patokan yang diikuti.
2. Untuk menjawab dan mempertanggungjawabkan hasil penilaian yang sudah
dilakukan.
3. Untuk mengekang masuknnya unsur subjektif yang ada pada diri penilai.
4. Dengan adanya KKM, maka hasil evaluasi akan sama meskipun dilakukan
dalam waktu yang berbeda dan dalam kondisi fisik penilai yang berbeda
pula.
5. Memberikan arahan kepada evaluator (guru) apabila evaluatornya lebih dari
satu.8
3. Prinsip penetapan KKM
1. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat
dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif.
2. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
kompleksitas, daya dukung dan intake peseta didik untuk mencapai
ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.

8
Suharsimi Arikunto, Op.cit., h.32.
13

3. Kriteria ketuntasan minimal setiap kompetensi dasar (KD) merupakan


rata-rata dari indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut.
4. Kriteria ketuntasan minimal setiap standar kompetensi (SK) merupakan
rata-rata KKM kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut.
5. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari
semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran dan dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LBH atau
rapor).
6. Indikator merupakan acuan/tujuan bagi pendidik untuk membuat soal-soal
ulangan, baik ulangan harian (UH), ulangan tengah semester (UTS)
maupun ulangan akhir semester (UAS).
7. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya
perbedaan nilai ketuntasan minimal.
4. Ketentuan Penetapan KKM
Dalam penetapan nilai ketuntasan belajar minimum dilakukan melalui
analisis ketuntasan minimum pada setiap indikator, KD dan SK. Ketuntasan
belajar ideal untuk setiap indikator adalah 1-100 %, dengan batas minimal ideal
minimum 75 %. Dalam menetapkan KKM sekolah harus mempertimbangkan
kompleksitas, kemampuan rata-rata siswa, dan Sumber Daya pendukung.9
1. Tingkat kompleksitas (kerumutan dan kesulitan) setiap indikator, KD dan
SK per mata pelajaran yang harus dicapai siswa. Tingkat kompleksitas
tinggi maka akan menuntut kemampuan berfikir tingkat tinggi, penalaran
dan kecermatan siswa. Semakin tinggi tingkat kompleksitas mata pelajaran
maka semakin sulit untuk dicapai, sehingga rata-rata nilainya sangat
rendah. Semakin rendah tingkat kompleksitas mata pelajaran maka semakin
mudah untuk dicapai sehingga rata-rata nilainya semakin tinggi.
2. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah/madrasah yang
bersangkutan. Kondisi rata-rata kemampuan peserta didik dijadikan acuan
standar keberhasilan pembelajaran. Semakin tinggi rata-rata kemampuan

9
Mansur Muslich, KTSP seri SNP Pembalajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. IV,h. 36
14

peserta didik, maka semakin mudah untuk mencapai hasil belajar sehingga
nilainya sangat tinggi. Semakin rendah rata-rata kemampuan peserta didik
maka semakin sulit untuk dapat mencapai sehingga nilai rata-ratanya sangat
rendah.
3. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
pada masig-msaing sekolah/madrasah. Semakin tercukupi sumber daya baik
yang berupa sumber daya manusia maupun yang lainnya, semakin tinggi
tingkat keefektifan pembelajaran. Semakin tinggi tingkat ketercukupan dan
kesesuaian daya dukung sekolah/madrasah maka semakin mudah mencapai
hasil belajar sehngga nilainya sangat tinggi. Semakin rendah tingkat
ketercukupan dan kesesuaian daya dukung sekolah/madrasah maka semakin
sulit untuk mencapai hasil belajar yang ditetapkan sehingga rata-rata
nilainya sangat rendah.10
5. Langkah-Langkah Penetapan KKM
1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas. Hasil penetapan
KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan
4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada
orang tua/wali peserta didik.
Pedoman yang selanjutnya dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan
Minimal atau sering disingkat dengan KKM ini, dikonstruk dari berbagai hal yang
mana hal tersebut berkaitan erat dengan faktor yang harus dilibatkan dalam
mencapai kompetensi di setiap mata pelajaran. Hal tersebut antara lain: tingkat

10
Muhaimin, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Sat
uan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),h. 97-98
15

kesukaran materi, sarana yang tersedia dan kemampuan siswa. Berikut adalah
langkah-langkah dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

1. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap


kelas.
2. Tentukan kekuatan/ nilai untuk setiap aspek / komponen sesuai dengan
kemampuan masing-masing aspek.
3. Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin
rendah, dan semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
4. Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya
pendukung maka nilainya semakin tinggi.
5. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka
nilainya semakin tinggi pula.
6. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan
KKM setiap KD.
7. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk
menentukan KKM mata pelajaran
8. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.
Contoh penentuan KKM:
Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi < 65 Sedang 65-79 Rendah 80-100
Daya dukung Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65
Intake siswa Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65

Dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan:


Aspek yang dianalisis Kriteria Penskoran
Kompleksitas Tinggi (1) Sedang (2) Rendah (3)
Daya dukung Tinggi (3) Sedang (2) Rendah (1)
Intake siswa Tinggi (3) Sedang (2) Rendah (1)
16

Contoh:
Mapel : Kimia
Kelas/Semester : X/2
Sekolah :
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit,
serta reaksi oksidasi-reduksi.
Kriteria
Kompetensi Kriteria pencapaian ketuntasan
Ketuntasan
Dasar/Indikator belajar siswa (KD/indicator)
Minimal
Daya
Kompleksitas intake KD Mapel
dukung
A. A. Mengidentifikasi 73
sifat larutan non
elektrolit
berdasarkan data
hasil percobaan
1. 1. menyimpulkan Rendah (80) Tinggi Sedang 77
gejala-gejala (80) (70)
hantaran arus listrik
dalam berbagai
larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
2. 2. mengelompokkan Sedang (70) Tinggi Sedang 73
larutan ke dalam (80) (70)
larutan elektrolit
dan non elektrolit
berdasarkan sifat
hantaran listriknya
3. 3. menjelaskan Tinggi (65) Tinggi Rendah 65
penye-bab (80) (65)
17

kemampuan laru-tan
elektrolit meng-
hantarkan arus
listrik.
4. 4. menjelaskan Tinggi Tinggi Rendah 70
bahwa larutan (65) (80) (65)
elektrolit dapat
berupa senyawa ion
dan senyawa
kovalen polar

Langkah penghitungannya:
Untuk mencari KKM per KD
∑bobot soal
3
80+80+70 70+80+70
a. =76,6 b. =73,3
3 3
65+80+65 65+80+65
c. = 70 d. =70
3 3

Mencari nilai KKM Mapel:


∑KKM KD
∑KD/indikator
77+73+70+70 290
= = 72,5
4 4

Nilai KKM Mapel merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,5 dibulatkan
menjadi 73
18

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu
diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum
seluruhnya dapat tercapai.
2. Program semester merupakan salah satu bagian dai program pembelajaran
yang memuat alokasi waktu untuk setiap topik satuan bahasan pada setiap
semester. Pengalokasian waktu pada program semester deberikan secara
lebih rinci daripada prota
3. Kriteria Ketuntasan Minimal adalah salah satu prinsip penilaian pada
kurikulum berbasis kompetensi, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria yang digunakan adalah nilai
yangpaling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan
B. Saran
Adapun saran dari penyusun yaitu dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan maka dari itu kritik dan sarannya sangat kami harapkan agar
penilisan makalah berikutnya bisa menjadi lebih baik dari penulisan makalah ini.
Makalah ini juga hannya salah satu bahan pegangan perkuliahan semata, karena
mungkin ada yang kurang tepat dengan referensi yang ada.
19

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis
Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara
Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementrian Agama RI kerja sama dengan Fakultas tarbiyah IAIN
Walisongo, 2011. Modul Peningkatan Kualitas Guru (PKG) Semarang
E. Mulyasa. 2006. Implementasi Kurukulum 2004: Panduan Belajar KBK.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Khaeruddin, et al. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan
Implementasinya di Madrasah . Jogjakarta: Pilar Media
Muhaimin.2009. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) pada Sekolah/Madrasah. Jakarta: Rajawali Pers
Muslich, Mansur. 2008. KTSP seri SNP Pembalajaran Berbasis Kompetensi dan
Konstekstual. Jakarta: Bumi Aksara
Suherman, Wawan,S. 2001. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani.
Yogyakarta: FIK UNY
Usman, Moh Uzer. 2002Menjadi Guru professional. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai