Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas

kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Masalah yang

dihadapi Bangsa Indonesia terkait penegakan hukum”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu

tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih
kepada dosen selaku pembimbing mata kuliah ini serta segala pihak dan sumber yang telah membantu
terwujudnya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat baik bagi diri penulis sendiri
maupun pembaca pada umumnya.

Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Jakarta, 5 Desember 2018

Penulis

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................................1


BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................................4
1.3 Batasan Masalah .........................................................................................................................................4
1.4 Tujuan .........................................................................................................................................................5
1.5 Manfaat .......................................................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Penegakan Hukum ....................................................................................................................6
2.2 Unsur Penegakan Hukum ...........................................................................................................................6
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum ........................................................................................7
2.4 Fungsi Penegakan Hukum ..........................................................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN ..........................................................................................................................................9
3.1 Identifikasi Masalah Penegakan Hukum karena Faktor Internal ................................................................9
3.2 Identifikasi Masalah Penegakan Hukum karena Kemajuan IPTEK ........................................................ 11
3.3 Identifikasi Masalah Penegakan Hukum terkait Tuntutan Global ........................................................... 12
3.4 Contoh Studi Kasus Permasalahan Penegakan Hukum di Indonesia ...................................................... 13
3.5 Analisa Dampak Banyaknya Masalah Penegakan Hukum di Indonesia ................................................. 16
3.6 Analisa Solusi untuk Pemecahan Masalah Penegakan Hukum di Indonesia .......................................... 17
BAB IV PENUTUP................................................................................................................................................. 20
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................................................. 20
4.2 Kritik dan Saran....................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................................. 22

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Aristoteles, manusia merupakan zoon politicon (makhluk sosial). Hal ini tidak dapat
dipungkiri dari kenyataan yang ada, dimana manusia selalu berinteraksi antara yang satu dan yang
lainnya. Di samping sebagai makhluk sosial manusia juga merupakan makhluk tuhan yang dianugerahi
nafsu atau kehendak yang mendorong manusia untuk bertindak. Nafsu inilah yang dapat menjadi sebuah
bencana apabila tidak dikendalikan. Oleh karena itu ada benarnya apa yang dikatakan oleh Hobbes
“hommo homini lupus bellum contra omnes” yang artinya bahwa manusia ibarat Serigala yang ganas
dan saling memangsa satu dan yang lainnya.

Untuk mengatur tata kehidupan manusia yang dapat berpotensi menjadi kacau dan tak beraturan itu,
maka dibutuhkan suatu instrumen yang disebut hukum. Dengan hukum ini manusia dipaksa untuk
menghormati hak-hak orang lain serta mempunyai kewajiban untuk mewujudkan kondisi masyarakat
yang aman dan tertib, selain itu hukum juga diharapkan dapat mengakomodasi kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang melalui pembentukan instrumen hukum baik
berupa peraturan perundang-undangan maupun kelembagaannya.

Hukum di Indonesia yang bisa kita lihat saat ini bisa dikatakan sebagai hukum yang carut marut,
mengapa? Karena dengan adanya pemberitaan mengenai tindak pidana di televisi, surat kabar, dan
media elektronik lainnya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hukum di Indonesia carut marut.
Banyak sekali kejadian yang menggambarkannya, mulai dari tindak pidana yang diberikan oleh maling
sandal hingga maling uang rakyat. Sebenarnya permasalahan hukum di Indonesia dapat disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya yaitu sistem peradilannya, perangkat hukumnya, inkonsistensi penegakan
hukum, intervensi kekuasaan, maupun perlindungan hukum.

Hukum Negara ialah aturan bagi negara itu sendiri, bagaimana suatu negara menciptakan keadaan
yang relevan, keadaan yang menentramkan kehidupan sosial masyarakatnya, menghindarkan dari segala
bentuk tindak pidana maupun perdata. Namun tidak di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini,

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 3


pemberitaan di media masa sungguh tragis. Bahkan dari Hasil survei terbaru dari Lembaga Survei
Indonesia (LSI) menyebutkan bahwa 56,0 persen publik menyatakan tidak puas dengan penegakan
hukum di Indonesia, hanya 29,8 persen menyatakan puas, sedangkan sisanya 14,2 persen tidak
menjawab. Sebuah fenomena yang menggambarkan betapa rendahnya wibawa hukum di mata publik.

Dengan landasan pemikiran ini, penulis akan mencoba memaparkan mengenai problematika
penegakan hukum di Indonesia. Selain itu penulis juga akan menganalisa solusi apa saja yang dapat
ditawarkan untuk mengatasi masalah penegakan hukum di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Identifikasi masalah penegakan hukum karena faktor internal


2. Identifikasi masalah penegakan hukum karena pengaruh perkembangan IPTEK
3. Identifikasi masalah penegakan hukum karena tuntutan global
4. Contoh kasus permasalahan penegakan hukum di Indonesia
5. Analisa dampak dari banyaknya masalah penegakan hukum di Indonesia
6. Analisa solusi untuk problematika penegakan hukum yang terjadi di Indonesia

1.3 Batasan Masalah

Sedangkan untuk masalah-masalah yang telah dipaparkan sebelumnya akan di batasi sebagai berikut :

1. Masalah yang diidentifikasi hanya mencakup masalah terkait penegakan hukum di Indonesia
2. Analisa dampak penegakan hukum di Indonesia secara umum
3. Analisa Solusi problematika penegakan hukum yang dijabarkan adalah terkait masalah yang
telah diidentifikasi sebelumnya secara global. Tidak untuk kasus khusus.

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 4


1.4 Tujuan

Adapun tujuan untuk makalah ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengidentifikasi masalah penegakan hukum yang terjadi karena faktor internal
2. Untuk mengidentifikasi masalah penegakan hukum yang terjadi karena pengaruh perkembangan
IPTEK
3. Untuk mengidentifikasi masalah penegakan hukum yang terjadi karena tuntutan global
4. Untuk mengetahui beberapa contoh kasus permasalahan penegakan hukum di Indonesia
5. Untuk mengetahui dampak apa saja yang terjadi dari banyaknya masalah penegakan hukum di
Indonesia
6. Untuk mengetahui solusi dari problematika penegakan hukum yang terjadi di Indonesia

1.5 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari makalah ini antara lain :

1. Dapat mengidentifikasi masalah-maslaah penegakan hukum di Indonesia


2. Dapat menganalisa bagaimana solusi dan pemecahan masalah penegakan hukum di Indonesia
3. Khusus bagi masyarakat, dapat memberika gambaran mengenai permasalahan penegakan hukum
yang terjadi di Indonesia dan mengetahui betapa besar peranan penting masyarakat dalam upaya
pemecahan masalah penegakan hukum di Indonesia
4. Khusus bagi pemerintahan, dapat memberikan gambaran mengenai berbagai permasalahan
penegakan hukum di Indonesia dan menelaah beberapa solusi yang dapat menjadi pertimbangan
untuk dalam pemecahan masalah penegakan hukum di Indonesia

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 5


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penegakan Hukum

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-
norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek yang luas.
Maksudnya adalah proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap
hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia
menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dan dapat pula diartikan penegakan hukum itu dapat
dilakukan oleh subjek yang sempit. Yaitu penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur
penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan
sebagaimana seharusnya. Dalam memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak
hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.

Sedangakan pengertian penegakan hokum jika ditinjau dari sudut objeknya, yaitu dari segi
hukumnya, dapat dilihat dalam arti luas maupun sempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu
mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai
keadilan yang hidup dalam masyarakat. Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya
menyangkut penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja.

2.2 Unsur Penegakan Hukum

Teori penegakan hukum menurut Laurent Friedman, memiliki 3 unsur utama yang bersifat
komplikatif dalam arti ketiganya harus berjalan secara beriringan. 3 unsur utama tersebut yaitu :

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 6


1. Struktur hukum, adalah pola yang memperlihatkan tentang bagaimana hukum itu dijalankan
menurut ketentuan-ketentuan formalnya. Struktur ini memperlihatkan bagaimana pengadilan,
pembuatan hukum dan lain-lain badan serta proses hukum itu berjalan dan dijalankan.
2. Substansi hukum, adalah peraturan-peraturan yang dipakai oleh para pelaku hukum pada waktu
melakukan perbuatan-perbuatan serta hubungan-hubungan hukum.
3. Kultur hukum, adalah kesadaran hukum dan budaya hukum masyarakat. Dari ketiga komponen
tersebut, yang utama bagi Friedman adalah komponen kultur hukum, karena komponen inilah yang
menjadi dasar sosiologis yang memberikan kualifikasi terhadap kedua komponen lainnya, yaitu
struktur dan substansi.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

Pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya.
Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif atau negatifnya terletak
pada isi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Faktor hukumnya sendiri, dalam hal ini dibatasi pada undang-undang saja.

2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum.

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Sarana atau fasilitas tersebut
antara lain, mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan trampil, organisasi yang baik, peralatan
yang memadai, keuangan yang cukup, dan seterusnya.

4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di
dalam pergaulan hidup.

Kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena merupakan esensi dari
penegakan hukum, juga merupakan tolak ukur daripada efektivitas penegakan hukum.

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 7


2.4 Fungsi Penegakan Hukum

Adapun beberapa fungsi dari penegakan hukum dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat.

Manusia dalam masyarakat, hukum menunjukkan mana yang baik dan mana yangtidak. Hukum juga
membatasi apa yang harus diperbuat dan mana yang tidak boleh,sehingga segala sesuatunya dapat
berjalan tertib dan teratur. Kesemuanya inidimungkinkan karena hukum mempunyai sifat dan watak
mengatur tingkah laku manusia serta mempunyai ciri memerintah dan melarang. Begitu pula hukum
dapat memaksa agar hukum itu ditaati anggota masyarakat. Sebagai contoh dapat dikemukakan orang
yang menonton bioskop sama-sama mengerti apa yang harus dilakukan seperti beli karcis harus antri,
mau masuk antri, bila pertunjukan selesai para penonton keluar lewat pintu keluar yang sudah
ditentukan. Kesemuanya berjalan tertib dan teratur, karena semua sama-sama mengerti dan menaati
peraturan- peraturan yang telah ditentukan.

2. Sebagai sarana mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin

Karena hukum mempunyai ciri, sifat, dan daya pengikat, maka hukum dapat memberi keadilan
dengan menentukan siapa yang bersalah dan siapa yang benar. Hukum dapat menghukum siapa yang
salah, hukum dapat memaksa peraturan ditaati dan siapa yang melanggar diberi sanksi hukuman.
Contohnya, siapa yang berhutang harus membayar adalah perwujudan daripada keadilan

3. Sebagai penggerak pembangunan

Daya mengikat dan memaksa dari hukum dapat digunakan atau didayagunakan untuk menggerakkan
pembangunan. Disini, hukum dijadikan alat untuk membawa masyarakat ke arah yang lebih maju.
Dalam hal tersebut sering timbul kritik, bahwa hukum hanya melaksanakan dan mendesak masyarakat
sedangkan aparatur otoritas lepas dari kontrol hukum.

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 8


BAB III
PEMBAHASAN

Masalah penegakan hukum (rule of law) di Indonesia merupakan masalah yang kompleks dan
multifaktor. Penegakan hukum tentunya bermuara pada tercapainya tujuan-tujuan hukum yang meliputi
keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Meskipun ketiga variabel tersebut sering kali saling
bertabrakan. Keadilan merupakan hal yang sangat abstrak, hal tersebut disebabkan karena setiap
individu memiliki perspektif yang berbeda mengenai keadilan. Terkadang yang kita anggap adil belum
tentu adil bagi orang lain. Masalah penegakan hukum dapat di kelompokan menjadi 2 kategori utama
yaitu problematika penegakan hukum disebabkan faktor internal dan disebabkan faktor lingkungan.
Faktor lingkungan yang dimaksud disini maksudnya adalah fenomena yang terjadi di masyarakat
sekarang misalnya seperti kemajuan IPTEK, tuntutan global, dan tuntutan dari kebutuhan masyarakat
dimasa kini.

3.1 Identifikasi Masalah Penegakan Hukum karena Faktor Internal


Problematika penegakan hukum disini lingkupnya lebih sempit daripada jika dilihat dari faktor
lingkungan. Yang dimaksud dengan faktor internal disini adalah hal-hal yang terkait langsung dengan
proses penegakan. Adapun beberapa contoh masalah tersebut antara lain :

1. Lemahnya integritas penegakan hukum

Salah satu masalah yang sering terjadi di hukum Indonesia adalah karena lemahnya integritas
penegakan hukum di Indonesia yang sangat mempengaruhi sistem hukum Pidana yang seharusnya
menjadi hukum formal serta hukum materiil. Hal ini pula lah yang menyebabkan banyaknya
permunculan kasus misalnya saja korupsi di Indonesia.

2. Masih melihat hukum dari kontennya

Sebenarnya hukum yang berlaku di Indonesia saat ini masih menganut pada hukum yang berlaku
saat masa pemerintahan Belanda. Dimana tujuan dari adanya hukum hanya untuk melindungi
penguasa-penguasa (Belanda) yang berada di Indonesia saja. Sehingga dapat dikatakan bahwa

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 9


hukum tersebut hadir hanya untuk melindungi kalangan atas saja. Sistem ini lah yang terkadang
masih dianut Indonesia sampai saat ini. Bukannya untuk melindungi keadilan rakyat kecil, namun
digunakan untuk melindungi penguasa..

3. Peraturan Hukum yang Kurang Jelas

Dengan adanya peraturan yang jelas, pasti serta partisipasi aktif di dalamnya tentu saja akan
membuat peraturan hukum di Indonesia semakin baik. Namun sayangnya, di Indonesia sendiri masih
banyak masalah-masalah hukum yang berkaitan dengan penilaian multitafsir dari peraturan-
peraturan yang ada. Selain itu, partisipasi publik yang sangat minim dalam pembentukan perundang-
undangan juga menjadi penyebab dari masalah hukum di Indonesia. Sebagai contoh adalah kasus
penggunaan NAPZA di Indonesia yang harus terus diperbaharui karena banyak jenis NAPZA yang
belum termasuk ke peraturan di Indonesia. Hal tersebut bisa dijadikan celah untuk pengguna
NAPZA dengan menggunakan NAPZA impor yang belum termasuk ke dalam peraturan perundang-
undangan di Indonesia.

4. Proses Peradilan yang Bermasalah

Masih banyak ditemukan proses peradilan di Indonesia yang selalu bermasalah, hal ini bisa saja
disebabkan karena tak adanya jaminan ataupun pengaturan yang melarang kegiatan suap menyuap.
Masih banyak pula diskriminasi hukum yang beradasarkan status ekonomi dan sosial seseorang.
Sebagai contoh kasus adalah Kasus Nenek Minah, Hukum di kasus ini menyatakan Nenek Minah
bersalah dan harus mengalami kurungan penjara selama satu bulan 15 hari hanya karena mengambil
3 buah kakao di PT Rumpun Sari Antan

5. Independensi Hakim masih bermasalah

Proses hukum akan berjalan baik jika hakim memiliki kekuasaan yang merdekat tanpa harus
dipengaruhi dari tekanan berbagai pihak. Namun masih banyak ditemukan kasus di Indonesia jika
independesin hakim masih sangat bermasalah. Masih banyak hakim-hakim Indonesia yang rentan
terhadap suap dari beberapa pihak.

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 10


6. Mentalitas Praktisi Hukum yang Lemah

Masalah lainnya adalah lemahnya praktisi hukum yang menjalankannya, seperti jaksa, hakim,
pengacara, bahkan polisi. Jika praktisi hukum yang ada masih. memiliki mentalitas yang lemah
maka tentu saja akan menyulitkan proses hukum yang sedang berlangsung. Sehingga harapan untuk
hukum yang adil bagi rakyat hanyalah sebatas impian semata. Sebagai masalah lain adalah adanya
oknum-oknum penegakan hukum yang justru menyalahgunakan wewenang mereka sebagai penegak
hukum yang seharusnya melindungin masyarakat sipil tidak memandang status sosial

3.2 Identifikasi Masalah Penegakan Hukum karena Kemajuan IPTEK

Seiring dengan kemajuan budaya dan IPTEK, perilaku manusia di dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara justru semakin kompleks dan bahkan multikompleks. Lebih-lebih dalam era globalisasi abad
ke-21 ini, semakin canggihnya pelanggaran hukum dilakukan baik secara peralatan maupun modus
operandi. Pelanggaran hukum yang dilakukan bukan saja berdimensi nasional tetapi sudah tansnasional.
Beberapa contoh masalah pengakan hukum terkait dengan perkembangan IPTEK antara lain :

1. Berkembangnya berbagai pelanggaran hukum karena penyalahgunaan IPTEK

Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka berbagai pelanggaran hukum pun ikut
berkembang mengikuti perkembangan zaman. Beberapa contoh pelanggaran hukum tersebut antara lain
seperti plagiarism yang semakin mudah dan marak, pembajakan software, hacking, pornografi, dan
kejahatan cyber yang sekarang sering kita jumpai di social media seperti body shamming, bullying,
pencemaran nama baik, penipuan berkedok kompetisi online, dan lain sebagainya.

2. Sarana prasarana teknologi yang terkadang kurang memadai untuk melakukan tindakan
penegakan hukum

Semakin canggihnya suatu pelanggaran hukum, untuk menindaknya pun pihak penegak hukum
harus juga canggih. Namun pada kenyataannya terkadang dibutuhkan waktu lama oleh pihak penegak
hukum dikarenakan sarana prasarana kurang memadai.

3. Interverensi masyarakat terhadap suatu kasus hukum melalui social media menyebabkan
penegak hukum kurang netral.

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 11


Maraknya penggunaan media sosial di masyarakt Indonesia menjadikan Indonesia sebagai salah satu
Negara berpengaruh di dunia maya. Pemanfaatan media sosial yang baik dapat menuntut ke dampak
yang baik begitupula sebaiknya. Namun penggunaan media sosial yang terkadang kurang diimbangi
dengan pengetahuan yang cukup membuat masyarakat Indonesia di dunia maya sering mempercayai
berita hoax atau terpancing dengan berbagai hasutan yang tersebar di dunia maya tanpa adanya
pencarian kebenaran terlebih dahulu. Terkadang hal ini pada beberapa kasus membuat penegak hokum
kesulitan menegakkan hokum dengan seadilnya karena adanya interverensi dari netizen baik secara
verbal maupun aksi.

3.3 Identifikasi Masalah Penegakan Hukum terkait Tuntutan Global

Globalisasi yang terjadi karena berbagai faktor turut mempengaruhi perkembangan dari suatu bangsa.
Meskipun membawa dampak positif bagi negara-negara di dunia, tidak terkecuali negara Indonesia,
namun di lain pihak juga membawa dampak negatif di berbagai bidang, salah satunya bidang hukum.
Titik singgung antara hukum dan globalisasi sebagai suatu gejala sosial yang tak bisa dihindarkan
meliputi berbagai aspek dan meluas ke seluruh wilayah dunia. Pada saat globalisasi sudah diterima oleh
masyarakat, maka ia pun kemudian berubah menjadi hukum yang mengikat masyarakat tersebut.

Perubahan yang sangat cepat di dalam kehidupan masyarakat akibat globalisasi dan perubahan
sosial, dapat menimbulkan ketegangan dan keresahan sosial (Social unrest and social tention), hukum
dituduh Pengaruh Globalisasi Terhadap Subtansi Dan Penegakan Hukum (Edi Setiadi) 453 ketinggalan
jaman, tidak memenuhi rasa keadilan, penegak hukum dianggap tidak profesional, adresat norma
dianggap tidak sadar hukum, lembaga peradilan didakwa tidak dapat menggali nilai-nilai dalam
masyarakat, diskresi muncul secara tidak terkendali, DPR dilecehkan, Hakim didakwa
menyalahgunakan kebebasan dan sebagainya.

Penegakan hukum yang dapat menjamin kepastian hukum, ketertiban dan perlindungan hukum
pada jaman modern dan globalisasi ini ini hanya dapat terlaksana apabila pelbagai dimensi kehidupan
hukum selalu menjaga keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara moralitas sosial, moralitas
kelembagaan dan moralitas sipil yang didasarkan oleh nilai-nilai aktual di dalam masyarakat beradab,
baik nasional maupun internasional.

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 12


Dalam era globalisasi orang tidak mungkin lagi hanya mengoperasionalkan nilai-nilai domestik, sebagai
contoh dalam hal tren kejahatan internasional, kejahatan hak asasi manusia, dan trend baru yaitu dimensi
perlindungan korban kejahatan (victim dimention) Dimensi baru ini tidak hanya menimbulkan gerakan
untuk lebih memperhatikan korban dalam access to justice, tetapi muncul gerakan yang menumbuhkan
apa yang disebut restorative justice yang menempatkan peradilan pada posisi sebagai mediator.

3.4 Contoh Studi Kasus Permasalahan Penegakan Hukum di Indonesia

Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi pada sub-bab sebelumnya, berikut terdapat beberapa
contoh kasus mengenai permasalahan penegakan hukum yang terjadi di Indonesia

1. Kasus Nenek Minah

Seorang nenek warga Banyumas, Jawa Tengah, divonis oleh majelis hakim dengan hukuman 1 bulan
15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan tanpa menjalani kurungan tahanan. Nenek bernama
Minah tersebut didakwa mencuri tiga buah kakao (cokelat) di perkebunan milik persuhaan PT Rumpun
Sari Antan pada tahun 2009 lalu. Nenek Minah mengaku mengambil 3 buah kakao seharga Rp 2.000
untuk dijadikan benih, namun pihak PT Rumpun Asri Antan mengatakan buah kakao yang diambil
tersebut seharga Rp 30 ribu. Pada persidangan tersebut, nenek tujuh orang anak dan belasan cucu ini
hadir tanpa didampingi kuasa hukum, nenek Minah juga tak kuasa membendung air matanya karena
ketakutan. Bahkan hakim pun menangis saat membacakan putusan tersebut.

2. Korupsi Hakim MK Patrialis Akbar

Operasi penindakan KPK di awal tahun 2017 membuat publik terhenyak. Sekali lagi, Hakim
Mahkamah Konstitusi terjerat kasus korupsi, di tengah harapan yang tinggi pada MK sebagai pengawal
konstitusi. Kali ini Patrialis Akbar yang menjadi pesakitan, setelah sebelumnya hakim konstitusi Akil
Mochtar juga ditangkap KPK 2013 silam. Patrialis diduga menerima menerima suap terkait permohonan
uji materi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pada Juli
2017, perkara yang menjerat Patrialis disidangkan. Ia didakwa menerima hadiah berupa uang sejumlah
USD 20 ribu, uang USD 20 ribu, USD 20 ribu, uang USD 10 ribu, dan Rp 4 juta. Selain itu, mantan
politis PAN itu disebut menerima janji pemberian uang sebesar Rp 2 miliar. Dalam dakwaan, Jaksa
KPK menilai Patrialis menerima suap agar mempengaruhi putusan uji materi perkara nomor 129/PUU-

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 13


XII/2015. Pada 4 September 2017, Patrialis divonis bersalah. Hakim menilainya terbukti melakukan
tindak pidana korupsi. Patrialis divonis 8 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider 3 bulan
kurungan. Ia sendiri menerima putusan dan tidak mengajukan banding.

3. Kasus Rizieq Shihab

Tokoh FPI, Rizieq Shihab, terjerat beberapa kasus sepanjang 2017. Ia menjadi tersangka dugaan
penghinaan Pancasila. Namun, ada satu kasus yang paling menjadi sorotan, yakni percakapan bernuansa
mesum yang melibatkan dirinya dan Firza Husein. Polisi bergerak menangani kasus chat seks itu. Alih-
alih menangkap penyebar, polisi justru menetapkan Rizieq dan Firza dalam kasus tersebut. Polisi
berdalih kesulitan melacak pemilik dan pembuat akun baladacintarizieq.com, yang menyebarkan konten
porno. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, hingga saat
ini proses penyidikan kasus tersebut masih berlanjut. Polisi masih melakukan pemberkasan.

Penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya melayangkan surat panggilan terhadap Rizieq sebagai
saksi dalam kasus chat seks ini. Namun beberapa saat setelah surat dikirim, Rizieq dan keluarganya
terbang ke Tanah Suci dengan alasan ibadah umrah pada akhir April 2017. Polisi kembali melayangkan
surat panggilan kedua untuk Rizieq pada 8 Mei 2017. Pentolan FPI itu dijadwalkan diperiksa sebagai
saksi pada 10 Mei 2017. Namun posisi Rizieq yang masih berada di luar negeri membuat dirinya tidak
bisa memenuhi panggilan penyidik. Rizieq sempat diancam bakal dijemput paksa lantaran dua kali tak
mengindahkan panggilan pemeriksaan oleh penyidik. Hingga akhirnya, polisi meningkatkan status
hukum Rizieq. Dia ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pornografi berupa chat seks diduga
dengan Firza pada Senin 29 Mei 2017 malam. Penetapan tersangka terhadap Rizieq dilakukan setelah
Firza lebih dulu berstatus tersangka pada Selasa 16 Mei 2017. Penetapan tersangka dilakukan melalui
gelar perkara setelah penyidik beberapa kali memeriksa Firza dan saksi-saksi lainnya. Tidak ada
penahanan meski keduanya telah berstatus tersangka. Rizieq sendiri hingga saat ini masih berada di luar
negeri. Rizieq sempat tinggal di Malaysia beberapa hari untuk keperluan studi sebelum akhirnya
kembali ke Arab Saudi lagi.

4. Kasus Susu Formula Berbakteri

Kasus bermula pada 15 Februari 2008 IPB memuat di website mereka tentang adanya susu yang
tercemar bakteri itu Enterobacter Sakazakii. Namun, pemerintah tidak membuka nama-nama merek susu
tersebut. Lantas, salah seorang masyarakat, David Tobing, menggugat pemerintah atas sikap diam

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 14


tersebut. Pada 26 April 2010, Mahkamah Agung (MA) memerintahkan Menkes cs mengumumkan ke
publik nama-nama merek susu formula berbakteri tersebut. Bukannya mematuhi perintah MA, Menkes
cs selalu berkelit. Meski kasus ini juga telah masuk ke parleman, hingga saat ini Menkes cs tetap
bungkam.

5. Kasus Kriminalisasi Pemulung

PN Jakpus pada 3 Mei 2010 memvonis bebas Chairul Saleh seorang pemulung yang dituduh
memiliki ganja seberat 1,6 gram. Pria 38 tahun ini dipaksa mengakui memiliki ganja oleh sejumlah
oknum polisi ini. Orang nomor 1 di tubuh Polri waktu itu, Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri
pun turun tangan untuk menindaklanjuti kasus dugaan rekayasa ini. Dia langsung menelpon Kapolda
Metro Jaya Irjen Wahyono untuk meminta kepastian adanya rekayasa tersebut. Dalam sidang disiplin
Propam Polres Jakpus menjatuhkan hukuman kepada 4 polisi yang terlibat dalam rekayasa kasus
kepemilikan ganja terhadap pemulung Chairul Saleh ini. Kanit Narkoba Polsek Kemayoran Aiptu
Suyanto didemosi sedangkan penyidik Brigadir Rusli ditunda kenaikan pangkatnya selama 1 tahun.
Kemudian Aiptu Ahmad Riyanto ditunda kenaikan pangkat selama satu tahun, serta dimutasi secara
demosi. Dan untuk Brigadir Dicky ditempatkan ke tempat khusus selama 7 hari.

6. Kasus Kendaraan Parkir Hilang

Kini, masyarakat tidak perlu takut kehilangan kendarannya diparkiran. Kalau hilang, gugat pengelola
parkir ke pengadilan. Sebab, salah satu hakim agung Andi Samsan Nganro memenangkan perkara mobil
hilang di tempat parkir, saat dia menjadi hakim di PN Jakpus. "Klausul-klausul baku dalam karcis parkir
adalah perjanjian yang berat sebelah alias sepihak. Perjanjian semacam itu adalah batal demi hukum"
kata Andi dalam amar putusannya.

7. Kasus Kebakaran Hutan di Riau yang dianggap tidak merusak lingkungan

Hakim Pengadilan Negeri Pelalawan memvonis bebas Manajer Operasional PT Langgam Inti
Hibrido Frans Katihokang atas perkara kebakaran hutan dan lahan. Hakim menilai Frans tidak terbukti
bersalah atas kasus kebakaran hutan dan lahan seluas 533 hektar dalam area konsesi perusahaan kelapa
sawit tersebut sebagaimana dakwaan Kejaksaan Negeri Pelalawan.

Putusan bebas terhadap Frans Katihokang mematahkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum Novika yang
meminta majelis hakim menghukum terdakwa dengan pidana kurungan selama 2 tahun serta denda Rp 1

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 15


miliar atau subsider enam bulan penjara. Jaksa mendakwa Frans karena dianggap lalai menjalankan
tugasnya sebagai pimpinan di perusahaan sehingga mengakibatkan terjadinya kebakaran lahan yang
membuat kerusakan lingkungan dengan melanggar Pasal 99 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Namun, tuntutan jaksa tidak terbukti
dipersidangan. Terkait dakwaan jaksa tentang pelanggaran Pasal 14 tahun 2001 tentang pengendalian
kerusakan dan pencegahan lingkungan. Di mana perusahaan disebut tidak memiliki sarana dan prasarana
pemadam api yang lengkap sesuai dengan luas lahan konsesinya. Menurut hakim, tuduhan jaksa tidak
terbukti. Saat dilakukan peninjauan lapangan, menurut hakim I Dewa, hakim menilai terdakwa telah
melakukan misi pengendalian kerusakan lingkungan. Perusahaan telah memiliki menara api sebagai
pencegahan dini kebakaran lahan dilengkapi radio komunikasi, kendaraan patroli dan memiliki kantor
yang selalu ditunggu karyawan.

3.5 Analisa Dampak Banyaknya Masalah Penegakan Hukum di Indonesia

Banyaknya masalah penegakan hukum di Indonesia menimbulkan berbagai dampak. Secara umum
contoh dampak tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap hukum

Masyarakat berependapat hukum banyak merugikan mereka, terlebih lagi soal materi sehingga
mereka berusaha untuk menghindarinya. Karena mereka percaya bahwa uanglah yang berbicara, dan
dapat meringankan hukuman mereka, fakta-fakta yang ada diputar balikan dengan materi yang siap
diberikan untuk penegak hukum. Kasus-kasus korupsi di Indonesia tidak terselesaikan secara tuntas
karena para petinggi Negara yang terlibat di dalamnya mempermainkan hukum dengan menyuap sana
sini agar kasus ini tidak terungkap, akibatnya kepercayaan masayarakatpun pudar.

2. Penyelesaian konflik dengan tindak kekerasan

Penyelesaian konflik dengan kekerasan contohnya ialah pencuri ayam yang dipukuli warga, pencuri
sandal yang dihakimi warga. Konflik yang terjadi di sekelompok masyarakat di Indonesia banyak yang
diselesaikan dengan kekerasan, seperti kasus tawuran antar pelajar, tawuran antar suku yang
memperebutkan wilayah, atau ada salah satu suku yang tersakiti sehingga dibalas degan kekerasan.
Mereka tidak mengindahkan peraturan-peraturan kepemerintahan, dengan masalah secara geografis,

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 16


mereka. Ini membuktikan masayarakat Indonesia yang tidak tertib hukum, seharusnya masalah seperti
maling sandal atau ayam dapat ditangani oleh pihak yang yang berwajib, bukan dihakimi secara
seenakanya, bahkan dapat menghilangkan nyawa seseorang.

3. Pemanfaatan Inkonsistensi penegakan hukum untuk kepentingan pribadi

Dari beberapa kasus di Indonesia, banyak warga Negara Indonesia yang memanfaatkan inkonsistensi
penegakan hukum untuk kepentingan pribadi. Contohnya ialah pengacara yang menyuap polisi ataupun
hakim untuk meringankan terdakwa, sedangkan polisi dan hakim yang seharusnya bisa menjadi
penengah bagi kedua belah pihak yang sedang terlibat kasus hukum bisa jadi lebih condong pada
banayknya materi yang diberikan oleh salah satu pihak yang sedang terlibat dalam kasus hukum tersebut.

4. Penggunaan tekanan asing dalam proses peradilan

Dalam hal ini kita dapat mengambil contoh perusakan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu
perusahaan asing yang membuka usahanya di Indonesia, mereka akan minta bantuan dari negaranya
untuk melakukan upaya pendekatan kepada Indonesia, agar mereka tidak mendapatkan hukuman yang
berat, atau dicabut izin memproduksinya di Indonesia

3.6 Analisa Solusi untuk Pemecahan Masalah Penegakan Hukum di Indonesia

Setelah penjabaran mengenai identifikasi masalah penegakan hukum di Indonesia serta dampak yang
ditimbukan karena banyaknya masalah penegakan hukum di Indonesia, berikut beberapa solusi yang
dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut dan menghindari dampak-dampak yang telah
dipaparkan sebelumnya. Beberapa solusi tersebut antara lain :

1. Sikap serta tindakan para sarjana hukum untuk lebih memperluas cakrawalanya dalam memahami
atau menganalisis masalah-masalah yang terjadi sekarang ini. Di sini dibutuhkan sebuah pandangan
kritis akan makna atau arti penting penegakan hukum yang sebenarnya. Selain itu dibutuhkan ilmu-
ilmu sosial lainnya seperti sosiologi dalam mengidentifikasi masalah-masalah sosial serta penegakan
hukum yang ada dalam masyarakat agar dalam pembuatan hukum ke depannya dapat menjadikan
kekurangan atau kegagalan di masa lalu sebagai bahan pembelajaran.

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 17


2. Didalam rangka penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan agar lebih
memperhatikan rasa keadilan pada masyarakat dan kepentingan nasional sehingga mendorong
adanya kesadaran hukum masyarakat untuk mematuhinya.
3. Penegak hukum seharusnya berjalan tidak semata melihat fakta, tapi menimbang serta melihat latar
belakang peristiwa, alasan terjadinya kejadian, unsur kemanusiaan dan juga menimbang rasa
keadilan dalam memberikan keputusan. Hakim diwajibkan mencari dan menemukan kebenaran
materil yang menyangkut nilai-nilai keadilan yang harus diwujudkan dalam peradilan pidana.
Namun demikian, hakikat tugas hakim itu sendiri memang seharusnya mencari dan menemukan
kebenaran materil untuk mewujudkan keadilan materiil. Dengan ini diharapkan tidak ada keputusan
yang kontroversial dan memberikan keputusan yang seadil-adilnya sehigga yang terjadi pada nenek
minah tidak terjadi lagi.
4. Hukum seharusnya ditegakkan berdasarkan rasa keadilan yang tinggi , tidak dalam bentuknya yang
paling kaku, arogan, hitam putih. Karena hukum yang ditegakkan yang hanya berdasarkan konteks
hitam putih belaka hanya akan menghasilkan putusan-putusan yang kontoversial dan tidak
memenuhi rasa keadilan yang sebenarnya.
5. Hakim sebagai pemberi putusan seharusnya tidak menjadi corong undang-undang yang hanya
mengikuti peraturan perundang-undangan semata tanpa memperdulikan rasa keadilan. Tapi hakim
seharusnya mengikuti perundang-undangan dengan mementingkan rasa keadilan yang seadil-adilnya.
Sehingga keputusannya dapat memenuhi rasa keadilan yang sebenarnya.
6. Meningkatkan pembinaan integritas, kemampuan atau ketrampilan dan ketertiban serta kesadaran
hukum dari pelaksana penegak hukum tentang tugas dan tanggungjawabnya. Dalam melaksanakan
tugasnya penegak hukum benar-benar melaksanakan asas persamaan hak di dalam hukum bagi
setiap anggota masyarakat.
7. Memberikan pendidikan dan penyuluhan hukum baik formal maupun informal secara
berkesinambungan kepada masyarakat tentang pentingnya penegakan hukum sehingga masyarakat
sadar hukum dan menaati peraturan yang berlaku.
8. Turut andilnya pihak – pihak terkait yaitu Kepolisian, Kejaksaan, dan Kehakiman dalam
pensosialisasian hukum ke masyarakat awam yang tidak mengerti hukum itu akan sangat membantu,
bahwa hukum menurut pandangan mereka adalah suatu pembelajaran untuk menuju masyarakat
yang lebih tertib dan taat hukum.

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 18


9. Menyediakan bantuan hukum bagi si miskin dan buta hukum. Melaksanakan asas proses yang tepat,
cepat dan biaya ringan di semua tingkat peradilan. Seringkali hukum hanya memihak ke satu pihak
saja yang memiliki kuasa lebih atau kekayaan lebih.
10. Pemberian sanksi yang tegas kepada aparat penegak hukum yang tidak menjalankan tugas dengan
semestinya.
11. Adanya penghargaan bagi jaksa dan hakim berprestasi yang memberikan terobosan – terobosan
dalam penegakan hukum diIndonesia. Dengan adanya penghargaan ini diharapkan setiap jaksa
maupun hakim berlomba untuk memberikan terobosan yang bermanfaat bagi penegakan hukum
diIndonesia.
12. Menyusun program jangka panjang untuk membina generasi muda untuk sadar akan hukum dan
peran serta msyarakat dalam penegakan hukum. Program jangka panjang yang perlu dilakukan yakni
penerapan pendidikan karakter dalam setiap tingkatan pendidikan. Untuk mengetahui tingkat
keefektifan program tersebut dalam membangun atau menguatkan mental anak bangsa ditengah
penurunan kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia tidak semudah membalikkan telapak
tangan. Namun perlu kita pupuk dulu agar nantinya generasi-generasi penerus bangsa tidak salah
langkah dalam mengambil setiap keputusan. Program ini juga mempunyai implikasi positif terhadap
penegakan hukum yang dijalankan di Indonesia karena para penegak hukum telah dibekali
pembangunan karakter yang akan melahirkan atau menciptakan manusia Indonesia yang unggul.
13. Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana penunjang penegakan hukum sesuai dengan
perkembangan jaman dan perkembangan masalah-masalah hukum yang terjadi. Seperti peningkatan
kualitas sarana dan prasarana untuk polisi cyber, dll.
14. Penambahan wawasan para penegak hukum agar tidak ketinggalan dengan cepatnya proses
globalisasi yang terjadi di masa ini.

Beberapa solusi yang dijabarkan diatas hanyalah beberapa contoh pemecahan yang dapat dilakukan
atas masalah-masalah penegakan hukum yang terjadi di Indonesia. Masih banyak yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut demi tercapainya Negara Indonesia yang aman dan tertib
hukum.

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 19


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Masalah penegakan hukum di Indonesia merupakan masalah yang sangat serius dan akan terus
berkembang jika unsur di dalam system hukum itu sendiri tidak ada perubahan. Karakter bangsa
Indonesia yang kurang baik merupakan aktor utama dari segala ketidaksesuaian pelaksanaan hukum di
negari ini. Perlu ditekankan sekali lagi, walaupun tidak semua penegakan hukum di Indonesia tidak
semuanya buruk, Namun keburukan penegakan ini seakan menutupi segala keselaran hukum yang
berjalan di mata masyarakat. Begitu banyak kasus-kasus hukum yang silih berganti dalam kurun waktu
relatif singkat, bahkan bersamaan kejadiaannya. Perlu ada perubahan yang sebenarnya, karena
permasalahan hukum ini merupakan permasalahan dasar suatu negara, bagaimana masyarakat bisa
terjamin keamanannya atau bagaimana masyarakat bisa merasakan keadilan yang sebenarnya, hukumlah
yang mengatur semua itu, dan perlu digaris-bawahi bahwa hukum sebanarnya telah sesuai dengan
kehidupan masyarakat, tetapi pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan baik pribadi maupun
kelompok merupakan penggagas segala kebobrokan hukum di negeri ini.

Beberapa pasalah penegakan hukum itu disebabkan berbagai faktor seperti faktor internal yaitu
misalnya pengak hukum itu sendiri, sistem hukum itu sendiri, ataupun kurangnya sarana pendukung dari
penegakan hukum tersebut. Selain faktor internal, maslaah penegakan hukum disebabkan juga faktor
dari luar seperti pengaruh perkembangan IPTEK, tuntutan global, dan faktor lainnya.

Banyaknya masalah penegakan hukum yang terjadi memberika dampak antara lain seperti
kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap hukum, penyelesaian konflik dengan tindak kekerasan,
pemanfaatan inkonsistensi hukum untuk kepentingan pribadi, dan penggunaan tekanan asing dalam
proses peradilan.

Untuk mencegah dampak-dampak tersebut, masalah-masalah penegakan hukum yang terjadi di


Indonesi perlu adanya upaya penanggulangan dengan beberapa solusi seperti peningkatan kesadaran
masyarakat mengenai pentinganya peran masyarakat pada proses penegakan hukum, peningkatan
kesadaran aparat penegak hukum mengenai tanggungjawab dan integritas sebagai penegak hukum untuk

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 20


berlaku seadil-adilnya tanpa adanya interverensi dari pihak ketiga, pemberian sanksi terhadap aparat
penegak hukum yang menyalahgunakan wewenangnya, peningkatan fasilitas sarana-prasarana
penunjang penegakan hukum, dan berbagai solusi lainnya guna terselesaikannya masalah penegakan
hukum agar tercapainya Negara Indonesia yang aman dan tertib hukum

4.2 Kritik dan Saran

Kritik dan saran sangat saya harapkan dalam makalah ini, segala kekurangan yang ada dalam
makalah ini mungkin karena kelalaian atau ketidaktahuan saya dalam penyusunannya. Segala hal yang
tidak relevan, kekurangan dalam pengetikan atau bahkan ketidakjelasan dalam makalah ini merupakan
proses saya dalam memperlajari bidang studi ini dan diharapkan saya yang menulis ataupun bagi
pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini.

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 21


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chalim, Munsharif. 2011. Pengaruh Perkembangan Iptek terhadap Permasalahan HAKI.
Semarang : Jurnal Dinamika Hukum Vol. 11

Aryanto, Agung. 2016. Problematika Penegakan Hukum di Indonesia. Yogyakarta : Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer Amikom.

Hanitidjo Soemitro, Ronny. 1990. Ilmu Hukum dan Perkembangan Teknologi di dalam Masyarakat.
Semarang : Universitas Diponegoro.

Iskandar. 2002. Hukum dalam Era Globalisasi dan Pengaruhnya terhadap Pembangunan Ekonomi dan
Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup. Bengkulu : Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

Yani, Virda. Penegakan Hukum di Indonesia. Di akses dari


https://www.academia.edu/12114512/Makalah_penegakan_hukum_indonesia. Diakses 5 Desember
2018.

http://dicilala.blogspot.com/2012/03/masalah-penegakan-hukum-di-indonesia.html diakses 5 Desember


2018.

https://eriprima.wordpress.com/2012/07/03/problematika-penegakan-hukum-di-indonesia/ diakses 5
Desember 2018

https://nitupai.wordpress.com/2012/05/05/perkembangan-dan-penyalahgunaan-iptek/ diakses 8
Desember 2018

https://justiceinmanyrooms.wordpress.com/2012/02/10/mengatasi-masalah-penegakan-hukum-di-
indonesia/ diakses 10 Desember 2018

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (2018) | 22

Anda mungkin juga menyukai