Anda di halaman 1dari 11

Pancasial Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu dan Perkembangan

Ilmu Kedokteran

Disusun oleh: Ima Suryani


Dosen pengampu : Aditya Rolasmi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

0
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Aditya Rolasmi selaku
Dosen mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai Pancasila sebagai dasar pengembangan
ilmu dan perkembangan ilmu kedokteran. Semoga makalah ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah
disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna.

Palembang, 18 november 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Bab I Pendahuluan 3
Latar Belakang 3
Rumusan masalah 3
Tujuan 4
Bab II Pembahasan 4
Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu 4
Perkembangan ilmu kedokteran dari dulu sampai sekarang 6
Bab III Penutup 8
Kesimpulan 8
Saran 8
Daftar Pustaka 9

2
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada awalnya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia relative


masih sederhana dan belum berkembang. Namun,seiring dengan berjalannya
waktu, ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang pesat karena
ditemukannya banyak teori dan teknologi. Era globalisasi menuntut adanya
berbagai perubahan. Demikian juga bangsa Indonesia pada saat ini terjadi
perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari luar maupun
dari dalam negeri. Kesemuanya di atas memerlukan kemampuan warga
Negara yang mempunyai bekal ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Setiap bangsa selalu mengimpikan
terwujudnya masyarakat madani. Salah satu hal penting yang menopang
terwujudnya masyarakat madani adalah kehidupan masyarakat yang maju dan
moderen. Pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan merupakan salah
satu syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju dan
moderen. Salah satu ilmu yang mengalami banyak perkembangan adalah ilmu
kedoteran.
Kedokteran adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang dan
cara-cara penyembuhannya. Ilmu kedokteran adalah cabang penyakit ilmu
kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia
dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan
pengobatan pada penyakit dan cedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang
sistem tubuh manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari
pengetahuan tersebut. Dari dulu ilmu kedokteran sudah berkembang dengan
alat-alat yang sederhana sampai sekarang yang hamper mencapai sempurna.
Perkembangan pesat ilmu saat ini berbanding lurus dengan sikap kritis
dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa disekitarnya.
Namun,perkembangan pesat ilmu pada saat ini justru menimbulkan gejala
penurunan derajat manusia. Produk yang dihasilkan oleh manusia , baik teori
maupun materi, menjadi lebih bernilai dari ada pengagasnya. Oleh karena itu,
penerapan nilai-nilai pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan di
Indonesia harus diperkuat agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada
pengembangan ilmu yang semakin jauh dari nilai-nilai ketuhanan,
kemnausiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, Rumusan masalah yang akan dibahas


antar lain :
 Apa yang dimaksud dengan ilmu ?
 Bagaimana pentingnya pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu
pengetahuan ?
 Bagaimana perkembangan ilmu kedokteran dari dulu sampai
sekarang?

3
3. Tujuan
 Untuk memahami dan mengetahui makna ilmu
 Untuk memahami pentingnya pancasila sebagai dasar pengembangan
ilmu pengetahuan
 Untuk mengetahui perkembangan ilmu kedokteran dari dulu sampai
sekarang

BAB II PEMBAHASAN

1. Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan (science is the


process which makes knowledge). Ilmu bukan sekadar pengetahuan
(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-
teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat,
ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya.
Pengertian pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat
mengacu pada beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu
pengetahuan yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.kedua, bahwa nilai-nilai
pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan ilmu di
Indonesia, artinya mampu mengendalikan ilmu agar tidak keluar dari cara
berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Nilai-nilai pancasila sebagai
faktor internal mengandaikan bahwa sejak awal pengembangan ilmu sudah
harus melibatkan nilai-nilai pancasila. Namun,keterlibatan nilai-nilai
pancasila ada dalam posisi tarik ulur, artinya ilmuwan dapat
mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk dilibatkan.
Ilmu terus berkembang, aturan main seharusnya terus mengawal dan
membayangi agar tidak terjadi kesenjangan antara pengembangan ilmu dan
aturan main.Pengembangan ilmu harus berakar dari budaya dan ideologi
bangsa Indonesia sendiri sebagai proses indegenisasi ilmu mengandaikan
bahwa pancasila bukan hanya sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, tetapi
sudah menjadi paradigma ilmu yang berkembang di Indonesia. Kehadiran
ilmu pengetahuan di sekitar kita ibarat pisau bermata dua, di satu sisi ilmu
memberikan kemudahan untuk memecahkan berbagai persoalan hidup dan
kehidupan yang dihadapi, tetapi di pihak lain dapat membunuh,bahkan
memusnahkan peradaban umat manusia. Contoh yang pernah terjadi adalah
ketika bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang
Dunia Kedua. Dampaknya tidak hanya dirasakan warga Jepang pada waktu
itu, tetapi menimbulkan traumatik yang berkepanjangan pada generasi
berikut, bahkan menyentuh nilai kemanusiaan secara universal. Nilai
kemanusiaan bukan milik individu atau sekelompok orang atau bangsa
semata, tetapi milik bersama umat manusia.
Oleh karena itu, beberapa alasan pancasila diperlukan sebagai dasar
nilai pengembangan iptek dalam kehidupan bangsa Indonesia meliputi hal-hal
sebagai berikut. Pertama, penjabaran sila-sila pancasila sebagai dasar nilai

4
pengembangan ilmu dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan
mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara berpikir dan
bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Artinya,penggunaan benda-
benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini telah
menggantikan peran nilai-nilai luhur yang diyakini dapat menciptakan
kepribadian manusiaIndonesia yang memiliki sifat sosial, humanis, dan
religius. Selain itu,sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan sifat
individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler. Kedua,
nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah
mulai digantikan dengan gaya hidup global,seperti: sikap bersahaja digantikan
dengan gaya hidup bermewah-mewah, konsumerisme; solidaritas sosial
digantikan dengan semangat individualistis; musyawarah untuk mufakat
digantikan dengan voting, dan seterusnya.
Di perguruan tinggi, Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
baru mulai dirasakan sebagai kebutuhan yang mendesak sekitar 1980-an,
terutama di perguruan tinggi yang mencetak kaum intelektual. Salah satu
perguruan tinggi di Indonesia yang membicarakan hal tersebut adalah
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada 15 Oktober 1987,Universitas
Gadjah Mada menyelenggarakan seminar dengan tema Pancasila sebagai
Orientasi Pengembangan Ilmu bekerja sama dengan Harian Kedaulatan
Rakyat. Dalam sambutannya,Rektor Universitas Gadjah Mada pada waktu itu,
Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, S.H.menegaskan bahwa seminar dengan
tema Pancasila sebagai orientasi Pengembangan Ilmu
Penjabaran sila-sila pancasila ke dalam sistem etika ilmiah
dikemukakan Jacob sebagai berikut.Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
melengkapi ilmu pengetahuan dengan menciptakan perimbangan antara yang
irasional dan rasional, antara rasa dan akal.Sila pertama ini,menempatkan
manusia dalam alam semesta sebagai bagiannya, bukan sebagai pusat dan
tuan, serta menuntut tanggung jawab sosial dan intergenerasional dari
ilmuwan dan teknologi. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberi
arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan.Ilmu pengetahuan dikembalikan
pada fungsinya semula,yaitu untuk kemanusiaan.Sila Persatuan Indonesia
melengkapi universalis medan internasionalisme dalam sila-sila yang lain
sehingga supra sistem tidak mengabaikan sistem dan subsistem di bawahnya.
Aspek universal dan lokal harus dapat hidup secara harmonis dengan tidak
saling merugikan. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mengimbangi
autodinamika iptek, serta mencegah teknologi berevolusi sendiri dengan
leluasa. Percobaan, penerapan, dan penyebaran ilmu pengetahuan harus
mencerminkan semangat demokratis dan perwakilan rakyat harus dapat
memusyawarahkannya sejak dari kebijakan penelitian sampai ke penerapan
massal hasil-hasilnya. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
menekankan ketiga keadilan Aristoteles (distributif, legalis, dan komutatif)
dalam pengembangan, pengajaran, penerapan iptek. Keadilan sosial juga
menjaga keseimbangan antara individu dan masyarakat. Contoh penerapan
Pancasila sebagai etika ilmiah,antara lain hormat terhadap hayat (penerapan
sila I); Persetujuan sukarela untuk eksperimen dengan penerangan yang cukup
dan benar tentang guna dan akibatnya (II & IV); Tanggung jawab sosial ilmu

5
pengetahuan dan teknologi harus lebih penting daripada pemecahan persoalan
ilmiah (sila II dan V); Pelestarian lingkungan melewati generasi (sila I, II, V).

2. Perkembangan ilmu kedokteran dari dulu sampai sekarang

Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan dalam masyarakat awal


menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal dan hewan untuk tindakan
pengobatan. Ini sesuai dengan kepercayaan magis mereka yakni animisme,
sihir, dan dewa-dewi. Masyarakat animisme percaya bahwa benda mati pun
memiliki roh atau mempunyai hubungan dengan roh leluhur. Ilmu kedokteran
berkembang dari tahun-ketahun, masa-ke masa, dan zaman ke zaman.

Pada Zaman Pra-Sejarah

Penyakit merupakan masalah yang tidak dapat dihindari oleh manusia.


Sakit/cacat adalah tantangan setiap peradaban. Strategi untuk memberi kepada
hidup dan mati serta penderitaan. Ribuan tahun yang lalu fungsi
penyembuhan menempati posisi utama. Pada saat itu penduduk sedikit,
tempat tinggal terisolasi, mobilitas rendah. Hal ini dianggap dapat melindungi
diri dari penyakit. Namun pada kenyataannya kekurangan nutrisi, kehidupan
berpindah-pindah dan gangguan dari hewan buruan kemungkinan penyebab
utama kematian.
Pengobatan di zaman ini itu berdasarkan empiris, jamu, pembalut
luka, pembatasan makanan. Praktek ini berdasarkan pada uji coba teknik dan
resep yang sangat bermanfaat disebar- luaskan dari mulut ke mulut dan dari
generasi ke generasi sebagai bagian dari adat istiadat. Di lain pihak penyakit
yang datang tiba-tiba dan serius dianggap sebagai kekuatan supranatural,
sebagai hukuman serta menimbulkan rasa takut dan kecemasan.
Masyarakat pada zaman ini masih mempercayai dukun untuk
menyembuhkan penyakit mereka. Mereka memilih dukun untuk melindungi
masyarakat dari gangguan mahkluk halus, menjelaskan penyebab dan
mengidentifikasi unsur penyakit, menghilangkan atau menetralisir efek
penderita.

Pada Zaman Kuno

Andreas Vesalius
Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat
terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia,
dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni

6
pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan
penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang ada–terhadap berbagai hal
yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan
penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru
seperti Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap
teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen, Hippokrates, dan
Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan
gereja dalam masyarakat pada masa itu.

Galen
Di Mesir dan Mesopotamia terlihat sebagai pengobatan yang bersifat
transisi, berorientasi kepada kekuatan ilmu gaib dan agama. Untuk pertama
kalinya ilmu klinik dan terapi dipertahankan, disebarluaskan dan diabadikan
lewat tulisan. Dikenal ada sumhu (terpelajar) penyembuhan biasa + wabu
(pendeta).
Penulisan ilmu kedokteran di India dimulai pada zaman Vedic 1500-
1800 S.M. berisi nyanyian yang disebut Atharta Veda, kemudian berkembang
ke sistem yang lebih rasional disebut Ayur Veda yang tujuannya ke arah
kesempurnaan moral. Kedokteran Hindu Kuno dikumpulkan dalam buku
Caraka. Kesehatan dilihat dari keseimbangan elemen dalam tubuh (Dhatus),
Mental sehat (Prasana). Bila tidak seimbang menimbulkan sakit. Tridhoshas –
Dhatus (angin, air empedu, phlegm).
Sejarah pengobatan Cina dimulai pada zaman kerajaan Shang (1763-
1123 S.M.). Sakit: hukuman dari nenek moyang. Wu adalah orang yang
memiliki keahlian menghilangkan penyakit. Kedokteran Cina dimulai pada
Dinasti Han yang ditandai dengan tulisan Huang Ti Nei Ching. Prinsipnya
keseimbangan dua prinsip berdasarkan alam yaitu Ying dan Yang dan skema
pertukaran energi yang kompleks.

Avicenna
Ilmu Kedokteran Yunani muncul pada abad ke-5 S.M. Pengobatan
berorientasi pada Ilmu gaib dan keagamaan. Seorang peramal atau iatromatis
menggunakan ilustrasi masa depan dengan menggunakan jimat. Hipocrates
menulis 50 risalah menekankan faktor ekologis, ilmu epidemik laporan harian
pasien. Rejim yaitu pentingnya diet dan gaya hidup. Prognosis ialah
memprediksi evolusi penyakit. Kesehatan merupakan keseimbangan 4
(empat) Humoral yaitu darah, flegma, kuning empedu dan empedu hitam.
Penyakit timbul apabila kehilangan keseimbangan. Tujuan dokter
memperbaiki keserasian di antara Humor melalui: penggunaan makanan,
latihan gerak dan obat yang diracik. Pendekatan tersebut bersifat konservatif.
Kedokteran Yunani mendapat reputasi, meminta biaya atas jasa mereka,
menetralkan posisi sosial, pelatihan kedokteran melalui magang. Sebelum
Abad ke-5 S.M. mulai dikenal istilah anatomi. Orang Romawi menggunakan
ukuran kesehatan masyarakat yang terkait: penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, dan perbaikan kebersihan pribadi.
Di Roma seorang dokter Romawi abad ke-1 SM mengelompokkan
kedokteran menjadi tiga bagian: Diet, Farmasi dan Bedah. Penyakit infeksi

7
pengobatannya dilakukan dengan cara istirahat dan pembatasan makanan.
Obat-obatan digunakan untuk memperbaiki keseimbangan.

Akhir Abad Pertengahan

William Harvey
Ilmu kedokteran yang seperti dipraktekkan pada masa kini
berkembang pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh
William Harvey, abad ke-17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-
Martin Charcot, Claude Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran
"ilmiah" (di mana semua hasil-hasilnya telah diujicobakan) menggantikan
tradisi awal kedokteran Barat, herbalisme, humorlasime Yunani dan semua
teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania
Raya dan Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler,
Harvey Cushing).

Rudolf Carl Virchow


Obat-obat asli atau jamu-jamu di Indonesia merupakan unsur penting
dalam kehidupan masyarakat dan sampai sekarang masih digunakan di
samping obat- obat super modern; penjual jamu gendong tidak hanya terdapat
di desa-desa, tetapi banyak terlihat di kota metropolitan rnengedarkan obat
minuman secara eceran; mereka berjalan kaki dari rumah ke rurnah dengan
membawa bakul penuh dengan botol-botol yang cukup banyak jumlahnya.
Selain penjual jamu gendong tersebut terdapat ahli-ahli patah tulang, ahli-ahli
pijat dan toko-toko obat tradisional baik yang menjual obat-obat asli
Indonesia, obat-obat asli Cina maupun asli India. Sehubungan dengan
kekayaan akan obat-obat tradisional tersebut, maka Departemen Kesehatan
mempunyai suatu Direktorat khusus untuk pengawasan, penelitian dan
pengembangan obat-obat tradisional.

Sir William Osler


Dalam jaman penjajahan Belanda ilmu kedokteran dari Eropa dibawa
ke Indonesia oleh dokter-dokter yang didatangkan untuk melayani kesatuan-
kesatuan militer Belanda dan dipergunakan pula untuk pegawai-pegawai sipil
mereka. Kekhawatiran tentang penjalaran penyakit cacar yang sangat
berbahaya mendesak Belanda untuk mendidik tenaga pembantu untuk
melaksanakan vaksinasi cacar, yakni "vaccinateur" atau juru-cacar. Menurut
sejarah pendidikan dokter, yang pertama dididik dalam apa yang disebut
"dokter djawa school" atau sekolah dokter jawa adalah "vaccinateur".
Vaccinateur tersebut diberi pendidikan sederhana untuk pengobatan orang
sakit, sehingga ia dapat pula berfungsi sebagai "dokter jawa".

Abad 20-21

Kini, ilmu genetika telah mempengaruhi ilmu kedokteran. Hal ini


dimulai dengan ditemukannya gen penyebab berbagai penyakit akibat
kelainan genetik, dan perkembangan teknik biologi molekuler. Ilmu
herbalisme berkembang menjadi farmakologi. Masa modern benar-benar

8
dimulai dengan penemuan Heinrich Hermann Robert Koch bahwa penyakit
disebarkan melalui bakteria (sekitar tahun 1880), yang kemudian disusul
penemuan antibiotik (sekitar tahun 1900-an). Antibiotik yang pertama kali
ditemukan adalah obat Sulfa, yang diturunkan dari anilina. Penanganan
terhadap penyakit infeksi berhasil menurunkan tingkat infeksi pada
masyarakat Barat. Oleh karena itu dimulailah industri obat.
Sistem ilmu kedokteran yang paling berkembang selain sistem
Barat adalah tradisi Ayurveda dari India dan pengobatan tradisional
Tionghoa. Berbagai tradisi perawatan kesehatan non konvensional juga
dikembangkan di dunia Barat yang berbeda dari ilmu kedokteran pada
umumnya. Di berbagai tempat, sistem kedokteran Barat seringkali
dipraktikkan bersama-sama dengan sistem kedokteran tradisional setempat
atau sistem kedokteran lainnya, meskipun juga dianggap saling bersaing atau
bahkan bertentangan.
Ilmu kedokteran umumnya dianggap memiliki berbagai cabang
spesialis, dari pediatri (ilmu kesehatan anak), ginekologi (ilmu penyakit pada
wanita), neurologi (ilmu penyakit saraf), hingga melingkupi bidang lainnya
seperti kedokteran olahraga, dan kesehatan masyarakat. Kedokteran veteriner
atau yang lazim disebut kedokteran hewan adalah praktik kesehatan yang
dikhususkan untuk spesies hewan dan merupakan ilmu kedokteran lainnya
selain untuk manusia.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum


sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang
ilmu tertentu. Maksud dari pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu
adalah dari sekian banyak fungsi pancasila , pancasila juga digunakn sebagai
acuan dari ilmu yang semakin hari semakin komplek yang mencakup nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Perkembangan
ilmu kedokteran dari dulu sampai sekarang mengalami banyak perubahan
yang mengikuti perubahan zaman dan pengetahuan manusia.

Saran

Makalah ini dibuat untuk memberikan informasi mengenai pancasila


sebagai dasar pengembangan ilmu dan perkembangan ilmu kedokteran dari
dulu sampai sekarang, Saran dari karya tulis ini adalah:
 Lebih memahami dan mengamalkan nilia-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari
 Lebih mengkaji dan memahami bagaimana perkembangn ilmu
kedokteran dari dulu agar lebih memahami bagaimana pentingnya
ilmu tentang kesehatan

9
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan


Tinggi. 2013. Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta:
Departeman Pendidikan Nasional Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.

Prawirohardjo, Soeroso, dkk. 1987. Pancasila sebagai Orientasi Pengembangan


Ilmu. Yogyakarta: Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat.

Riyanto, Astim. 2009. Makalah Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi


(Tinjauan Yuridis) yang dipresentasikan dalam Workshop Pengkajian Penerapan
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi bertempat di Hotel
Ambhara Jakarta.

https://id.scribd.com/doc/287046323/Makalah-Pancasila-Sebagai-Dasar-
Nilai-Pengembangan-Ilmu (diakses pada tanggal 12 november 2016 ukul
20.15 wib)

http://adisucipto.web.id/artikel/sejarah-ilmu-kedokteran-dan-pengobatan-di-
dunia-12149.html (diakses pada tanggal 12 november 2016 ukul 20.33 wib)

http://labsky2012.blogspot.co.id/2012/09/tugas-5-perkembangan-ilmu-
kedokteran.html (diakses pada tanggal 13 november 2016 ukul 21.00 wib)

10

Anda mungkin juga menyukai