Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hani Juita Sari

NIM : 160103106

Kelas : 6D

TENAGA KEPENDIDIKAN DAN KUALIFIKASINYA FORMAL DAN


NON FORMAL

A. Pengertian Tenaga Kependidikan Formal dan Non Formal


Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Hal ini sesuai
dengan yang termaktub di dalam UU Sisdiknas (Undang-undang RI Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Sedangkan pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan. Tenaga kependidikan sebagaimana termaktub di dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 pasal 3 ayat 1, terdiri atas tenaga pendidik,
pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembnagan
di bidang pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar penguji.
Pasal lain yang mengatur tentang tenaga kependidikan adalah Pasal 140
Ayat 1 (RPP, Bab XII/2005). Di dalam pasal tersebut disebutkan bahwa tenaga
kependidikan mencakup pimpinan satuan pendidikan, penilik satuan
pendidikan nonformal, pengawas satuan pendidikan formal, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga lapangan
pendidikan, tenaga administrasi, psikolog, pekerja sosial, terapis, tenaga
kebersihan sekolah, dan sebutan lain untuk petugas sejenis yang bekerja pada
satuan pendidikan (Hasbulloh, 2006:45).
Tenaga kependidikan secara umum dapat diartikan sebagai anggota
masyarakat yang memiliki wawasan pendidikan (memahami falsafah dan ilmu
pengetahuan) dan mengabdikan dirinya di dalam lembaga atau organisasi
pendidikan dan melaksanakan kegiatan atau penyelenggaraan pendidikan baik
mikro maupun makro.
Tenaga kependidikan non formal adalah anggota masyarakat yang dalam
hal ini dapat dikatakan sebagai tenaga kerja yang mengelola dan menangani
pendidikan non formal yang bertugas merencanakan dan menyelenggarakan
proses pembelajaran. Tenaga kependidikan non formal terdiri dari pamong
belajar, penilik, tutor kesetaraan, dan pengelola PKBM.

B. Kualifikasi Tenaga Kependidikan Formal dan Non Formal


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualifikasi adalah suatu
pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian tertentu untuk melakukan
sesuatu (menduduki jabatan, dsb). Kualifikasi tenaga kependidikan baik formal
amupun non formal adalah sebagai berikut:
1. Kualifikasi tenaga pendidik (dalam hal ini yang dimaksud adalah guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya), antara lain seperti
yang termaktub di dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasioanl, bab XI pasal 42, yaitu:
1) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan unutk mewujudkan tujuan pendidikan
Nasional.
2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
dihasilkan oleh perguruan tinggi terakreditasi.
3) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik tersebut diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah.
Sejalan dengan Undang-undang Sisdiknas tersebut dalam Undang-undang
RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan dalam bab
IV bagian kesatu pasal 8 dijelaskan bahwa:
Pasal 8: Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal 9 dijelaskan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau
program diploma empat.
2. Kualifikasi tenaga administrasi
1) Kepala tenaga administrasi SD/MI/SDLB
Berpendidikan minimal lulusan SMK atau sederajat, program studi
yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah minimal empat tahun.
2) Kepala tenaga administrasi SMP/MTs/SMPLB
Berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat, program studi
yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah minimal empat tahun.
3) Kepala tenaga administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB
Berpendidikan S1 program studi yyang relevan dengan pengalaman
kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal empat
tahun, atau D3 dan sederajat, program studi yang relevan, dengan
pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah
minimal 8 tahun.
3. Kualifikasi kepala sekolah
1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat ((D4)
kependidikan/non kependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi.
2) Pada waktu diangkat menjadi kepala sekolah, berusia setinggi-
tingginya 56 tahun.
3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya lima tahun
menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-
kanak/Raudatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya tiga tahun di TK/RA.
4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan non PNS disertakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan
oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
4. Kualifikasi pengawas satuan pendidikan
1) Memiliki pangkat minimal penata golongan ruang III/c
2) Berusia maksimal 50 tahun sejak diangkat menjadi pengawas satuan
pendidikan
3) Pernah menyandang predikat guru atau kepala sekolah berprestasi
4) Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan
5) Menempuh pendidikan profesi pengawas
5. Kualifikasi tenaga perpustakaan
1) Pustakawan harus mampu berbahasa sesuai dengan masanya
2) Pustakawan harus mampu menguasai teori-teori konsep diri
3) Menguasai teori dan konsep komunikasi interpersonal
4) Memiliki sikap ramah, terampil, bertanggung jawab, daya tanggap
yang cukup, peduli
5) Memahami psikologi pengunjung dan pemustaka
6. Kualifikasi tenaga laboratorium
1) Kepala laboratorium sekolah/madrasah
a. Jalur guru
a) Pendidikan minimal sarjana (S1)
b) Berpengalaman minimal tiga tahun sebagai pengelola
praktikum
c) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah
b. Jalur laboran/teknisi
a) Pendidikan minimal diploma tiga (D3)
b) Berpengalaman minimal lima tahun sebagai laboran atau
teknisi
c) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.

2) Teknisi laboratorium sekolah/madrasah


a. Minimal lulusan diploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan
laboratorium yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
ditetapkan oleh pemerintah
b. Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah/madrasah dari
peguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.
3) Laboran sekolah/madrasah
a. Minimal lulusan diploma satu (D1) yang relevan dengan jenis
laboratorium, yang diselengarakan oleh perguruan tinggi yang
ditetapkan oleh pemerintah
b. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madarasah dari perguruan
tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Aliyyah, Rusi Rusmiati. 2018. Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.


Jakarta Selatan: Polimedia Publishing

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan: Dalam Upaya Peningkatan


Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: CV Pustaka Setia

Hendrowati, Tri Yuni. 2015. Profesi Kependidikan. Aura Publishing.

Siswantari. 2011. Kompetensi Pendidik dan tenaga Kependidikan pada Pendidikan


Non Formal. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 17(5): 540

Sunhaji. 2014. Kualitas Sumber Daya Manusia: Kualifikasi, Kompetensi, dan


Sertifikasi Guru. Jurnal Kependidikan. 2(1): 145

Anda mungkin juga menyukai