Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keaktifan, kegiatan-
kegiatan, kesibukan atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian
dalam tiap suatu organisasi atau lembaga (Dep. Pendidikan dan Kebudayaan, 2005
: 23). Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan, atau kesibukan
yang dilakukan manusia. Berarti atau tidaknya kegiatan tersebut tergantung pada
individu tersebut. Menurut Samuel Soeitoe dalam bukunya Psikologi Pendidikan II
mengatakan bahwa aktivitas tidak hanya sekedar kegiatan, tetapi aktivitas
dipandang sebagai usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan (Samuel, 1982: 52).
Dalam beraktivitas, manusia seringkali mengalami luka pada beberapa bagian
tubuh akibat kecerobohan atau pun ketidaksengajaan dalam melakukan sesuatu.
Luka adalah suatu keadaan hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh
yang dapat disebabkan trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan (R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong,
2005). Luka merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang
disebabkan kontak dengan sumber panas (seperti bahan kimia, air panas, api,
radiasi, dan listrik), hasil tindakan medis, maupun perubahan kondisi fisiologis.
Berdasarkan jenisnya, luka dibagi menjadi luka robek (laserasi), luka akibat
gesekan (abrasi), luka akibat tarikan (avulsi), luka tembus (penetrasi), luka gigitan,
luka bakar, dan pembedahan. Luka menyebabkan bagian dalam tubuh menjadi
terpapar dengan bagian luar tubuh. Apabila dibiarkan dan tidak diobati, maka dapat
menimbulkan infeksi yang membahayakan bagi tubuh. Oleh karena itu, diperlukan
tindakan segera dalam penyembuhan luka.
Penyembuhan luka adalah proses yang sangat penting dalam kehidupan
manusia sehingga perlu mendapatkan perhatian yang baik dan terus-menerus agar
penyembuhan dapat berlangsung dengan baik dan ideal (Lastianny, 2002). Berbagai
usaha untuk mempercepat proses penyembuhan luka sering dilakukan dalam bentuk
sistemik dan lokal. Diperlukan suatu proses penyembuhan luka yang cepat untuk
segera memperbaiki struktur jaringan sehingga fungsi dari jaringan tersebut dapat
normal kembali. Sebenarnya penyembuhan luka dapat terjadi secara cepat jika
berada dalam kondisi yang normal, tetapi penyembuhan luka akan mengalami
hambatan apabila mengalami berbagai macam gangguan dan komplikasi seperti

1
infeksi dan insufisiensi vaskular pada luka tersebut (Ismardianita, 2003).
Penyembuhan yang diharapkan berada dalam batas ideal apabila suatu
penyembuhan luka sempurna dengan regenerasi yang cepat. Penyembuhan
sempurna terkadang sulit terjadi karena proses penyembuhan sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor lokal dan sistemik. Penyembuhan luka dapat dihambat oleh
beberapa faktor, antara lain: infeksi, diet, usia, defisiensi vitamin C, penyakit
sistemik seperti diabetes mellitus dan anemia, suplai darah dan oksigen yang tidak
adekuat, stress emosional dan pergerakan jaringan, malnutrisi, ketidakseimbangan
elektrolit, serta dapat dihambat oleh konsumsi steroid jangka panjang. (Tambayong,
2000; Sudiono, 2003). Masyarakat luas biasanya menggunakan obat-obatan yang
beredar di pasaran untuk menyembuhkan luka.
Obat untuk menyembuhkan luka yang biasa digunakan dan dikenal luas oleh
masyarakat adalah povidone iodine. Povidone iodine adalah obat luar yang
berfungsi sebagai antiseptik, yang umumnya digunakan untuk membersihkan serta
membunuh bakteri, jamur, dan virus pada daerah kulit, termasuk kulit yang yang
terdapat luka, misalnya karena cedera atau tersayat pisau (dr. Tjin Willy, 2018).
Seperti yang kita ketahui, iodin mempunyai sifat antiseptik (membunuh kuman)
baik bakteri gram positif maupun negatif. Akan tetapi iodin bersifat iritatif dan lebih
toksik bila masuk ke pembuluh darah. Dalam penggunaannya iodin harus
diencerkan terlebih dahulu, hal ini karena iodin dalam konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan iritasi kulit. Selain itu iodin dalam penggunaan yang berlebihan dapat
menghambat proses granulasi luka. Dalam perawatan luka secara umum biasanya
menggunakan iodin 10%. (Siswandono, 2004). Povidone iodine dapat
menimbulkan efek samping yang cukup berbahaya. Efek samping yang mungkin
bisa ditimbulkan akibat pemakaian povidone iodine adalah berupa rasa panas,
kemerahan hingga bengkak, dan iritasi lokal di daerah yang diobati. Penggunaan
pada daerah yang luas berpotensi mengganggu hormon tiroid.
Sebelumnya masyarakat sudah mengenal dan menggunakan bahan alam
sebagai alternatif dalam menyembuhkan luka. Hal ini dikarenakan bahan alam
sangat mudah didapatkan dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang cukup banyak.
Salah satu bahan alam yang sering digunakan adalah getah kamboja (Plumeria
acuminate, W.T.Ait). Tanaman kamboja merupakan jenis tumbuhan berbunga yang
berasal dari Amerika Tengah dan Afrika (Criley, 1989). Tanaman kamboja
mengandung senyawa agoniadin, plemierid, asam plumerat, lipeol, dan asam

2
serotinat, plumierid merupakan suatu zat pahit beracun. Getah kamboja memiliki
kandungan fulvoplumierin yang dapat berguna sebagai antibiotik dengan dosis
yang tepat. Zat ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri sehingga
dapat mencegah terjadinya infeksi pada luka. Tentunya dengan adanya bahan alami
ini, maka akan sangat bermanfaat dalam penyembuhan luka karena tidak memiliki
efek samping yang berbahaya bagi manusia.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti
perbedaan kemampuan getah kamboja dan povidone iodine dalam menutup luka
sebagai antiseptik dalam menyembuhkan luka dengan judul : “ Perbandingan
Kecepatan Penutupan Luka akibat Pemberian Getah Kamboja (Plumeria
acuminate, W.T.Ait) dengan Povidone Iodine. “
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah perbandingan kecepatan penutupan luka akibat pemberian
getah kamboja (Plumeria acuminate, W.T.Ait) dengan povidone iodine?
2. Manakah yang lebih efektif antara getah kamboja (Plumeria acuminate,
W.T.Ait) dengan povidone iodine ketika digunakan dalam penyembuhan
luka?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penlitian ini terkait dengan rumusan masalah diatas
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui perbandingan kecepatan penut penutupan luka akibat
pemberian getah kamboja (Plumeria acuminate, W.T.Ait) dengan povidone
iodine.
2. Untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara getah kamboja
(Plumeria acuminate, W.T.Ait) dengan povidone iodine ketika digunakan
dalam penyembuhan luka.
1.4. Manfaat
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, diharapkan penelitian dapat memberi
manfaat bagi pihak yang berkepentingan yaitu:
1. Bagi penulis, yaitu menambah wawasan dan pengetahuan penulis.

3
2. Bagi masyarakat umum, yaitu memberi kontribusi informasi tentang
pemanfaatan getah kamboja (Plumeria acuminate, W.T.Ait) dan povidone
iodine dalam penyembuhan luka.
3. Bagi pemerintah, yaitu memberi bahan informasi sebagai rujukan untuk
mengangkat pemanfaatan getah kamboja (Plumeria acuminate, W.T.Ait)
dan povidone iodine dalam penyembuhan luka.

Anda mungkin juga menyukai