Anda di halaman 1dari 3

Resume Topik 4

Korelasi Produk Momen dan Korelasi Tata Jenjang


Bias Damiasa – S2 PKJ 2018 NIM 180551855008

A. Korelasi Produk Momen


Korelasi produk momen atau product moment adalah teknik korelasi yang dikembangkan
oleh Karl Pearson. Sugiyono (2007) menjelaskan bahwa korelasi product moment digunakan
untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua
variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut
adalah sama.
Koefisien korelasi untuk populasi diberi simbol rho (ρ), dan untuk sampel diberi simbol
r, sedangkan untuk korelasi ganda menggunakan simbol R. Berikut adalah rumus paling
sederhana untuk menghitung koefisien korelasi.
Σ𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
√Σ𝑥 2 𝑦 2

Rumus kedua berikut digunakan apabila digunakan sekaligus untuk menghitung persamaan
regresi.
𝑛 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − (∑ 𝑥𝑖 )((∑ 𝑦𝑖 ))
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑛 ∑ 𝑥𝑖 2 − (𝑥𝑖 )2 ) (𝑛 ∑ 𝑦𝑖 2 − (𝑦𝑖 )2 ))
Dimana:
rxy = Korelasi antara variabel x dengan y
x = 𝑥𝑖 − 𝑥̅
y = 𝑦𝑖 − 𝑦̅

Untuk mengetahui signifikansi dari koefisien korelasi hasil perhitungan (dapat


digeneralisasi), digunakan r tabel dengan taraf kesalahan tertentu sebagai pembanding. Jika
harga r hitung lebih besar dari harga r tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan
yang dapat diambil adalah ada hubungan positif antara dua variabel yang diuji sehingga dapat
digeneralisasi pada populasi dimana sampel diambil atau data dapat mencerminkan keadaan
populasi.
Selain menggunakan tabel, signifikansi koefisien korelasi juga dapat dihitung dengan uji
t, dengan rumus sebagai berikut.
𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2
Harga t hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan harga t tabel dengan taraf
kesalahan tertentu. Jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak, yang artinya terdapat
hubungan yang positif antara dua variabel.
Untuk memberikan penafsiran terhadap nilai koefisien korelasi yang diperoleh, digunakan
pedoman yang tertera pada tabel berikut.

Tabel 1 Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi (Sumber: Sugiyono, 2007:231)

B. Korelasi Tata Jenjang


Pada korelasi product moment, data yang dikorelasikan adalah data interval atau rasio
serta masing-masing variabel membentuk distribusi normal. Sedangkan, untuk korelasi data
ordinal dimana kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal, korelasi yang
digunakan adalah korelasi tata jenjang atau korelasi Spearman’s Rank.
Kustianto dan Badrudin (1994) mengemukakan beberapa keuntungan dari penggunaan
data yang diurutkan dalam analisis hubungan, di antaranya:
a) Cara perhitungan untuk hubungan data yang diurutkan dinamakan Koefisien Korelasi
Jenjang dan diberi simbol rk, relatif mudah
b) Keterbatasan dari sampel yang diambil dari populasi mungkin tidak berdistribusi normal
atau mungkin tidak mempunyai distribusi, dapat dihindari
c) Data yang diurutkan mungkin didapat dari barisan yang sulit untuk dihitung dengan
perhitungan yang pasti
Karena teknik korelasi ini bekerja dengan data ordinal, maka data tersebut harus diubah
menjadi data ordinal terlebih dahulu. Sedangkan, rumus untuk menghitung korelasi tata
jenjang dijabarkan sebagai berikut:
6 ∑ 𝑏𝑖 2
𝜌 =1−
𝑛(𝑛2 − 1)
Dimana:
ρ = koefisien korelasi tata jenjang atau Spearman’s Rank

Nilai korelasi tata jenjang berada di rentang -1 s.d. 1. Jika nilainya adalah 0, artinya
tidak ada korelasi antara variabel independen dan dependen. Nilai +1 menunjukkan adanya
hubunga positif antara kedua variabel. Sedangkan, nilai -1 menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara dua variabel.

Daftar Rujukan
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Kustianto, Bambang dan Rudy Badrudin. 1994. Statistika I (Deskriptif). Jakarta: Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai