Anda di halaman 1dari 2

Nama : Pitri Soraya

NIM : 03071181621069
Mata Kuliah : Regulasi Batubara & GMB
Pengajar : Budhi Setiawan, S.T, M.T, Ph.D.

ANALISA KETAATAN PNBP PERUSAHAAN MINERAL& BATUBARA


Analisa Ketaatan PNBP dilakukan untuk mengetahui tingkat ketaatan perusahaan
batubara dalam melakukan penyetoran iuran kepada kas negara. Berikut ini 10 nama
perusahaan yang dipakai, antara lain: Bara Sukses Jaya Makmur, Bara Utama Jaya, Barakat
Usaha Bersama, Bari Puryanto, Barito Prima Coal, Baruna Bara Kaltim, Basindo Karya
Utama, Batanghari Energy Prima, dan Batualam Jaya mandiri dimana kesepuluhnya
merupakan perusahaan yang bergerakan dalam bidang batubara. Berikut tabel dan grafik
perbandingan Perencanaan PNBP dari perusahaan-perusahaan tersebut yang semuanya
memiliki nilai realisasi 0.

Grafik 1. Perencanaan PNPB 10 PERUSAHAAN MINERAL & BATUBARA


250,000,000 Bara Sukses
Jaya Makmur

Bara Utama
Jaya
200,000,000
Barakat Usaha
Bersama

Barasentosa
Lestari
150,000,000
Bari Puryanto

Barito Prima
100,000,000 Coal

Baruna Bara
Kaltim

Basindo Karya
50,000,000
Utama

Batanghari
Energy Prima

0 Batualam Jaya
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Mandiri
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi adanya perubahan dana
perencanaan PNBP yang berarti juga terjadi perubahan kegiatan yang meliputi eksplorasi,
produksi, operasi sehingga terjadi peningkatan iuran tetap di suatu perusahaan, misalnya
perusahaan Bara Sukses Jaya Makmur. Namun ada juga grafik yang menujukkan keadaan
stabil dimana nilainya tidak berubah dari tahun ke tahun, seperti perusahaan Barasentosa
Lestari dimana nila perencanaannya 0.
Kepmen ESDM No.1923 Tahun 2018 menyatakan bahwa jika perusahaan tertentu
tidak membayar iuran tetap PNBP terutang hingga melewati batas awaktu pembayaran
berdasarkan PP No.9 Tahun 2018 Pasal 41 ayat 5 maka akan dikenakan sanksi administrasi
berupa denda sebesar Rp 10.000.000,00 dan bila pelaporan realisasi mengenai pembayaran
berdasarkan PP No.9 Tahun 2018 Pasal 42 ayat 4 maka akan dikenakan sanksi administratif
berup denda sebesar Rp 1.000.000,00.
Dilihat dari 10 data perusahaan, tidak ada satu pun perusahaan yang memiliki nilai
realisasi PNBP sehingga dapat dikatakan bahwa 10 perusahaan tersebut tidak taat aturan
PNBP. Berdasarkan pedoman pembayaran/penyetoranPNBP pemegang IUP, IUPK, KK, atau
PKP2B tersebutdapat dicabut IUP/IUPKnya jika tidak melakukan verfikasi oleh surveyor
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sumber:
Dashboard Minerba RI 2018: modi.minerba.esdm.go.id
KepMen ESDM No.1823 Tahun 2018
PP No. 9 Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai