Anda di halaman 1dari 3

A.

PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Sejarah tertua untuk pendudukan manusia dibenua Australia-new Guinea (
Sahul) merupakan bukti tidak langsung bahwa terdapat perjalanan laut oleh
manusia modern. Hal ini dibuktikan dengan pulau-pulau yang ada di utara dan
barat sahul, tidak terhubung langsung di daratan. Maka dari itu perlu
dilakukan adanya penyebrangan melalui jalur laut untuk kesana ( Birdsell,
1957). Dengan adanya teori yang dikluarkan oleh Birdsell tahun 1957,
publikasi tersebut mnejaid perhatian besar di bidang arkeologi Australasia,
yang mana secara khusus rute utama dari sunda ke sahul menjadi jalur yang
utama yang diteliti oleh arkeolog hingga saat ini. Namun masih ada
perdebatan hingga saat ini mengenai tidak adanya situs pendudukan manusia
modern diwallacea yang ditemukan mendahului situs yang ada di sahul.
Maka dari itu akan dilakukan penelitian menggunakansistem informasi
geofrafis ( SIG) dan data batimetri untuk meneliti rute yang paling mungkin
dugunakan oleh manusia modern untuk sampai disahul.
b. Tujuan
i. Mengetahui rute yang paling mungkin diguanakan oleh manusia
modern untuk sampai di sahul menggunakan sistem informasi
geografis ( SIG)
B. METODE PENELITIAN
a. Wilayah dan periode studi
Studi ini berfokus pada kepulauan wallacea, biogeografis pada wilaya
antara daratan Sunda ( Asia Tenggara), dan Sahul ( Australia dan
Nugini)
b. Batimetri Wallacea
General Bathymetric Chart of The Oceans 2014 adalah bagan
batimetrik yang paling akurat dan terperinci dari Wallacea hingga saat
ini, dan bagian ini yang digunakan untuk semua rekonstruksi
paleogeografis. Pada pengerjaan ini digunakan kurva consensus
relative dan juga tidak memasukan derajat ketidak pastian dalam
perhitungan yang dilakukan.
c. Rekonstruksi paleogeografik wallacea
Pemeriksaan paleogeografi wallacea pada 70ka dan 65 ka untuk
rekonstruksi digunakan data bathometric dari GEBCO14. Data
batimetrik nantinya akan disesuaikan untuk perubahan permukaan laut
dan rekonstruksi topografi pulai. Hal itu dikarenakan laju
pengangkatan memiliki dampak signifikan pada tingkatan laut yang
disesuaikan . Selajutnya dilakukan tes sensitivitas model tambahan,
yang dilakukan untuk menetukan efek variabilitas.
d. Memperluas model least-coast dari darat ke laut
Model least-coast untuk manusia modern, diungkapkan oleh Field dan
Lahr (2005) pada penyebaran manusia modern afrika yang berfokus
pada kemiringan dan variable jalur air untuk menghitung ruteyang
paling mungkin dari afrika ke sahul. Tiga variable terpisah
digabungkan untuk menghasilkan total permukaan untuk perjalanan
laut di wallacea pada 70 dan 65ka. Variabel pertama adalah jarak dari
pantai dengan asumsi bahwa kesulitan pelayaran meningkat, dan
tingkat keberhasilan menurun. Variabel kedua adalah intervisibilitas
dan yang ketiga adalah intervisibilitas absolut
e. Digitalisasi rute birdsell dengan analisis least-cost pathway dengan
ArcGIS
Terdapat tiga variable kunci saat Birdsell ( 1977) menggambar
kemungkinan rute dari sunda ke sahul, diantaranya adalah jarak antar
pulau, ketinggian pulau dan lebar pulau. Pada penelitian ini digunakan
5 variabel perjalanan pada periode 70 ka dan 65 ka, diantaranya adalah
biaya energy, jarak eksponensial, tingkat intervisibilitas, jarak laut.
Titik awal potensial, di tempatkan pada interval 200 km disepanjang
pantai timur benua sunda. ArcGIS 10.5.1 digunakan untuk
memodelkan jalur resistensi paling rendah diseluruh jalur antar sunda
dan sahul.
.
C. HASIL dan PEMBAHASAN

Dengan periode penyesuaian permukaan laut terendah dan tingkat


intervisibilitas terbesar di wallacea merupakan 65ka, maka rekonstruksi
paleogeografiks maka ditarik garis pantai sunda, kalimantan, selatan jawa,
bali dan kembali kebarat. Satu-satunya variasi lain dalam rute adalah sebelah
timur Sulawesi, jalan yang dilalui adala pulau peleng dan pulau sula. Pada
65ka least-cost model tidak memberikan opsi pada rute selatan yang disarakan
oleh birdsell. Pada 70 ka, permukaan laut secara signifkan lebih tinggi
dibandingkan dengan 65ka, mendorong garis pantai sunda kembali ke
Sumatra di selatan, dan meluas di garis pantai asia tenggara. Hasil dari mode
70ka, lebih signifikan dibandingkan dengan 65 ka, dimana pada jalur 70ka,
menunjukan adanya kemungkinan jalur sekunder, walaupun kemungkinan
rute yang lebih kecil. Pada dasarnya model jalur yang paling mungkin menuju
sahul sama dengan yang didapatkan pada model 65ka.

D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil yang ada dapat diperoleh kesimpulan :
i.Model Least-cost yang paling memungkinkan yang diambil oleh manusia
modern awal menuju sahul adalah menggunakan jalur utara melalui kepulauan
Wallacea dilihat dari model 65ka dan 75 ka yang menunjukan jalur utara adalah
jalur yang paling memungkinkan.

E. DAFTAR PUSTAKA
Kealy, S., Louys, J., dan O’Connor, S. 2018. Least-cost pathway models indicate
northern human dispersal from sunda to sahul. Jurnal of Human Evolution.
125 : 59-70.

Anda mungkin juga menyukai