Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING DI

SEKOLAH DASAR
(Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling di SD)
Dosen Pengampu :
Drs. Akhmad Mile, M.Pd & Andi Wahyu Irawan, M.Pd

Disusun oleh :

KELOMPOK VI BK B 2017

1. Abdul Rahman Widdal Qoyim 1705095045


2. Karlina Rudini 1705095054
3. Siti Nurul Lutfiyati 1705095060
4. Agustina Marina Magas 1705095065

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media merupakan perantara atau segala sesuatu yang digunakan sebagai


menyalurkan pesan atau informasi yang membantu sesoranng mengetahui dan
memahami pesan atau informasi yang disampaikan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan seseorang. Sedangkan Media Bimbingan
Konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan
inti dari layanan Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik dalam rangka
membantu mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

Dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar, media sangat


diperlukan guna membantu konselor dalam melaksanakan kegiatan layanan.
Mengingat karakeristik siswa Sekolah Dasar cenderung masih ingin selalu bermain,
tidak bisa diam, dan mudah bosan, sehingga media yang kreatif dapat membuat
fokus siswa tertuju pada informais yang disampaikan. Penggunaan media dirasa
penting karena siswa akan merasa lebih senang dan tidak cepat bosan jika layanan
bimbingan dan konseling menggunakan dibandingkan harus mendengarkan nasihat
ataupun ceramah dari guru BK. Hal ini disebabkan karena di dalam media terdapat
berbagai macam gambar, suara, dan video yang lebih menarik bagi siswa. Selain itu
media juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa sehingga penggunaan
media ini lebih efektif dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling.
Mengingat banyaknya media yang dapat digunakan dalam penyelenggaraan BK di
Sekolah Dasar, maka penulis mengambil judul makalah “Penerapan Media BK di
Sekolah Dasar”.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Media Bimbingan Konseling ?

2. Apa saja Jenis-jenis Media Bimbingan Konseling ?

3. Bagaimana Penerapan Media dalam Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Media Bimbingan Konseling.

2. Untuk mengetahui Jenis-jenis Media Bimbingan Konseling.

3. Untuk mengetahui Penerapan Media dalam Bimbingan Konseling di


Sekolah Dasar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Bimbingan Konseling

. Menurut Arsyad (2002) mengatakan bahwa media (bentuk jamak dari


kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang
secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟.Oleh karena itu,
media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim
ke penerima pesan. Menurut Mochamad Nursalim (2015) Media Bimbingan
dan Konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa/ konseli untuk memahami diri,
mengarahkan diri, mengambil keputusan serta memecahkan masalah yang
dihadapi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media merupakan perantara atau segala


sesuatu yang digunakan sebagai menyalurkan pesan atau informasi yang
membantu sesoranng mengetahui dan memahami pesan atau informasi yang
disampaikan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan seseorang. Sedangkan Media Bimbingan Konseling adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan inti dari layanan
Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik dalam rangka membantu
mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

B. Jenis-jenis Media Bimbingan Konseling

Media dalam Bimbingan Konseling terdpat beberapa jenis yaitu,

1. Kelompok Media Grafis, Bahan Cetak dan Gambar Diam

3
2. Media Audio

3. Kelompok Media Film (Motion Picture)

4. Kelompok Multimedia

Implementasi penggunaan media dalam Layanan Bimbingan dan Konseling


dapat membantu konselor dalam melaksanakan berbagai layanan. Contoh
implementasi nya sebagai berikut :

1. Media untuk menyampaikan informasi Selebaran, leaflet, booklet, dan


papan bimbingan

2. Media sebagai alat ( pengumpul data dan penyimpan data) a) Media


Pengumpul data seperti: angket, pedoman wawancara, lembaran observasi
berupa anekdo record, daftar cek, skala penilaian, mekanikal device, camera,
tape, daftar cek masalah, lembar isian pilihan teman (semua dapat dibuat
sendiri kecuali mekanikal device, camera, tape). b) Media penyimpan data
seperti: kartu pribadi, buku pribadi, map, disket, folder, filing cabinet,
almari, rak dll

3. Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information a) Media


auditif: radio, tape b) Media visual : gambar, foto, tranparansi, lukisan, dll
c) Media audio visual : film yang ada suaranya.

4. Media sebagai alat menyampaikan laporan Berupa laporan kegiatan BK.


Laporan bisa mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan. Dengan
demikian Media BK dapat berperan di dalam pelaksanaan kegiatan program
layanan bimbingan dan konseling sebagai alat bantu dalam
melaksanakan berbagai kegiatan bimbingan dan juga kegiatan konseling
individu maupun konseling kelompok.

Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan dengan


tujuan layanan dan isi layanan. Hal ini bermaksud bahwa penggunaan media dalam
layanan bimbingan dan konseling harus melihat kepada tujuan penggunaannya dan
memiliki nilai dalam mengoptimalkan layanan yang diberikan kepada siswa dengan
memperhatikan juga kemampuan memahami siswa.

4
C. Penerapan Media dalam Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar.

1. Media Gambar

Hamalik yang dikutip dalam Yuswanti (n.d:1994), menjelaskan bahwa


media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam
bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam
seperti lukisan, potret, side, film, strip, opaque proyektor. Media gambar sendiri
memiliki kegunaan untuk menggambarkan seperti apa pesan yang ingin
disampaikan sehingga mudah dipahami oleh siswa, Serta melatih cara berpikir
siswa melalui gambar konkret yang ditampilkan. kekurangan dari media gambar,
terkadang gambar yang ditampilakan dapat disalah artikan oleh siswa, sehingga
itu memengaruhi keefektifan dalam penggunaannya.

Salah satu Penerapan dalam Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah


Dasar adalah dalam Layanan Bimbingan Klasikal. Penggunaan media gambar
sebagai bagian dari media visual sudah banyak digunakan dalam layanan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Contohnya penggunaan media
komik sebagai media penyampain layanan informasi mengenai motivais belajar.

2. Media Buku Cerita Bergambar

Menurut Huck, dkk. (dalam Nugriyantoro, 2015 :153), buku bergambar


menunjuk pada pengertian buku yang menyampaikan pesan lewat dua cara,
yaitu lewat ilustrasi dan tulisan. Ilustrasi dan tulisan yang sama-sama
dimaksudkan untuk menyampaikan. Daya tangkap dan imajinasi siswa Sekolah
Dasar terhadap narasi teks masih terbatas, maka dari itu diperlukan bantuan
gambar yang salling berkaitan dengan narasi teks , sehingga siswa mudah
memahami pesan atau informasi yang disampaikan, serta melatih imajinasi
siswa terhadap pesan yang disampaikan.

Dalam lingkup sekolah dasar dapat digunakan sebagai media konseling


individual di kalangan kelas rendah (1,2,3) namun tidak menutup kemungkinan
dapat digunakan juga untuk kelas tinggi (4,5,6) tergantung kemampuan dan
kebutuhan anak. Tujuan dari penggunaan buku/cerita diantaranya yaitu

5
konseli dapat menguasai masalah dan peristiwa, mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah dan penambilan keputusan, meningkatkan keterampilan
komunikasi serta mengembangkan wawasan.

3. Media Boneka

Boneka tangan dan mainan kain digunakan untuk membuat anak-anak


dapat menciptakan drama yang memberikan cara tidak langsung bagi anak-anak
berhubungan dengan isu yang sulit bagi anak untuk dimiliki secara personal.
Dalam drama, anak-anak dapat memproyeksikan keyakinan, perilaku, dan
kepribadian orang penting dalam hidup anak pada boneka dan mainan. Boneka
dan mainan memberikan ruang aman untuk mengekspresikan fantasi terkait
dengan interaksi dengan orang lain.Jadi boneka merupakan bahan perbandingan.
Boneka dijadikan media pembelajaran dengan cara dimainkan dengan
sandiwara boneka. Cara bermain boneka tangan dengan menggerakkan ibu jari
dan telunjuk. Boneka tangan biasanya kecil dan tidak memerlukan alat bantu
yang lain. Dalam penerapannya dalam layanan Bimbingan Konseling di
Sekolah Dasar, digunakan untuk layanan Konseling Individual dengan metode
Play Theraphy.

4. Media Kolase, Konstruksi dan Pasir

a) Kolase

Kolase adalah karya aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan


teknik melukis(lukisan tangan) dengan menempel bahan-bahan tertentu.
Disebutkan juga bahwa kolase menuntut kreativitas dan ide yang lebih
sulit dibanding dengan pembuatan karya seni rupa yang lain, karena di
dalam pembuatan kolase dituntut untuk memiliki, mencari, dan
menemukan bahan yang khusus dan cocok untuk membuat kolase,
kemudian bagaimana cara memadukan antara bahan yang satu dengan
bahan yang lainnya. Melukis bagi anak-anak melibatkan fantasi yang
merupakan hal yang tak ternilai. Hal ini membuat anak-anak dapat
melepaskan emosi yang diterima secara sosial, seperti rasa benci, marah,
dan mengekspresikan rahasia dan keinginan. Selain itu, aktivitas melukis
memiliki nilai tambahan karena tekstur dan sifat mengalirnya cat, sehingga

6
hal ini lebih menguatkan bagi anak-anak untuk berhubungan dengan emosi.
Anak terlihat mampu menampilkan perasaannya dengan lebih mudah
melalui lukisan daripada gambar. Penerapannya dalam layanan BK di
Sekolah Dasar diterapkan pada layanan Konseling Individual maupun
Kelompok.

b) Konstruksi

Konstruksi merupakan salah satu media konseling dengan menggunakan


objek atau bahan yang dapat dibentuk menjadi pahatan tiga dimensi.
Kegiatan membuat konstruksi atau memahat bermanfaat bagi anak-anak
yang bersifat canggung atau yang hanya memiliki sedikit keberhasilan
dalam hidup. Ketika anak-anak membuat pahatan, konselor dapat
mengamati respons anak-anak terhadap kegagalan, keberhasilan,
pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan penyelesaian tugas. Jadi
penerapan media konstruksi misalnya lego, balok kayu dan sebagainya.

c) Pasir

Bak pasir sebagai media konseling anak yang bertujuan untuk


memberikan anak kebebasan dalam menggunakan simbol sebagai media
bercerita. Dengan ini anak dapat membawa pengalaman masa lalu, serta
saat ini dan mengeksplorasi kemungkinan masa depan . dalam bak pasir.
Konselor duduk dan mengamati simbol yang dibuat anak yang selanjutnya
digunakan untuk memberikan umpan berupa pertanyaan pada waktu yang
tepat sehingga konselor mendapatkan informasi yang bermanfaat. Dari
simbol-simbol yang tergambar oleh anak , kemudian konselor analis, dan
dapat menanyakan kepada anak maksud dari simbol atau gambar yang
terdapat dipasi tersebut.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi yang sudah kami paparkan, terdapat beberapa kesimpulan yaitu, Media
Bimbingan Konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dan inti dari layanan Bimbingan dan Konseling kepada
peserta didik dalam rangka membantu mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki
oleh peserta didik. Jenis-jenis media BK yaitu, media grafis, bahann cetak dan gambar
diam, kemudian media proyeksi diam, media audio, media film, media objek dan media
interaktif. Penggunaan media dirasa penting karena siswa akan merasa lebih senang dan
tidak cepat bosan jika layanan bimbingan dan konseling menggunakan dibandingkan
harus mendengarkan nasihat ataupun ceramah dari guru BK. Media gambar, buku cerita
bergambar, media boneka tangan, media kolase, konstruksi dan bak pasir dapat
diterapkan dalam play theraphy di konseling individual maupun kelompok. Serta
beberapa dapat digunakan dalam bimbingan. Tergantung kebutuhan dan kemampuan
siswa yang menjadi klien.

B. Saran

Dalam pelaksanaan layanan Bimbingan Konseling di sekolah dasar, sebaiknya


Konselor memperhatikan dalam pemilihan dan penggunaan media yang tepat sesuai
dengan karakteristik siswa SD sesuai usiamya. Perlu diperhatikan juga dengan tujuan
penyampaian informasi atau pesan tersebut harus selaras dengan media yang digunakan.
Dengan begitu dapat berlangsung proses layanan Bimbingan Konseling yang efektif.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aminudin, Mayong Tetra Wira.,dan Uswatun Kasanah. 2017. Kreatifitas Media


Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengatasi Perilaku Vandalisme.Prosiding
Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling.Vol 1 No 1:(205-206)

Chrisyarani,Denna Delawanti.2018. Pengembangan Media Boneka Tangan Dengan


Metode Bercerita Untuk Siswa Kelas V SDN Sudimoro 2 Kabupaten Malang.
Jurnal Bidang Pendidikan Dasar. Vol 2 No 1.

Devi,Fratnya Puspita.2014.Peningkatan Kreativitas Melalui Kegiatan Kolase Pada Anak


Kelompok B2 di TK ABA Keirngan Kecamatan Turi Kabupaten Sleman.

Ibda Fatimah.2005.Perkembangan Kognitif : Teori Jean Piaget. Intelektualita.Vol 3 No.1

Izzaty, Rita EKa, Budi Astuti dan Nur Cholimah.2017.Model Konseling Anak Usia DIni.
Rosda Karya.

Nurgiyantoro, B. (2005), sastra anak pengantar pemahaman dunia anak

Nurihsan,Achmad Juntika.2014.Bimbingan Konseling Dalam Berbagai Latar


Kehidupan.Bandung: PT Refika Aditama.

Prasetiawan,Hardi. 2017. Media Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling.Urecol


Proceeding.Vol 5.

Susanto,M.2002.Kreasi Kolase,Montaze Mozaik Sederhana.Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai