AnnisaNurulHidayah 23116060 AnalisisSpasia

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN-3

ANALISIS DAN POINT


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS - GT3203

DISUSUN OLEH:
ANNISA NURUL HIDAYAH
23116060

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN
KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses analisis dengan ArcGIS adalah proses menggabungkan informasi
dari beberapa layer data yang berbeda dengan menggunakan operasi spatial
tertentu dimana kita memulai dari ide yang kita kembangkan dan
diaplikasikan dalam berbagai hal. Proses analisis untuk menjawab pertanyaan
yang terkait dengan ruang disebut juga analisis spatial. Analisis spatial ini
dilakukan dengan menggunakan analisis data vector, analisis data citra satelit
dan analisis data tabular yang ada.
Analisis spasial digunakan untuk proses yang melibatkan sejumlah
hitungan dan elevasi logika (matematis) yang dilakukan dalam rangka
mencari atau menemukan potensi hubungan antara pola-pola yang mungkin
terdapat di antara unsur-unsur geografis yang terkadung di dalam data digital
dengan batas-batas wilayah studi tertentu.
Pada laporan ini analisis spasial wilayah Padang Panjang Desa Mangga
dilakukan dengan menggunakan data ketinggian DEM, analisis spasial yang
dilakukan melupiti pembuatan kontur, aspect dan shope. Hal tersebut untuk
mengetahui bagaimana bentuk wilayah desa manga.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Menyajikan informasi yang mudah dipahami oleh pembaca
2. Menganalisis permukaan suatu wilayah dengan menggunakan data
yang berbeda
3. Mengetahui perbedaan hasil kontur, aspect, hillsad dan shope
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sistem Informasi Geografis


Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem mengintegrasikan
berbagai sumber daya fisik dan logika-logika perhitungan dan analisa yang
berhubungan dengan obyek-obyek yang terdapat di permukaan bumi. SIG
telah berbasiskan teknologi komputer berupa perangkat lunak yang mampu
mengerjakan proses pemasukan (input), penyimpanan, manipulasi,
menampilkan, dan mengeluarkan informasi geografis. Peta menjadi media
utama melakukan keseluruhan proses tadi, dan karena itu pula pekerjaan SIG
dapat disebut mewakili kondisi atau kejadian di dunia nyata.
Dalam SIG, dunia nyata direpresentasikan dalam layar komputer. Data-
data dalam SIG bersifat fleksibel dan hal ini yang menjadi keuntungan
dibandingkan ketika bekerja menggunakan peta konvensional (lembaran-
lembaran kertas). Peta yang tampil dalam SIG merupakan perpaduan data
antara gambar (image) dengan datadata tabulasi baik itu berupa angka
maupun teks. Tidak seperti data-data angka dan teks pada sistem informasi
pada umumnya, data-data dalam SIG adalah data yang sangat terkait dengan
kondisi gambar petanya. Perubahan dimensi dari obyek-obyek gambar pada
peta digital, mempengaruhi data-data yang terkandung di dalamnya.

Skema di atas memperlihatkan bagaimana integrasi antara data-data


tabulasi atau di dalam SIG lebih dikenal sebagai data atribut, dengan data-
data visual dari model vektor yang mewakili jalan (unsur garis), suatu tempat
(titik) dan area (poligon). Melihat dari perbandingan antara peta biasa dengan
peta yang terdapat di SIG (peta digital), cukup jelas bahwa keberadaan peta
digital lebih menguntungkan terutama dari segi pengolahan/pemanipulasian
gambar peta yang tidak membutuhkan pengulangan proses
pembuatan/menggambar peta (Aqli, 2008).
2.2 DEM (Digital Elevation Model)
DEM merupakan bentuk penyajian ketinggian permukaan bumi secara
digital. Dilihat dari distribusi titik yang mewakili bentuk permukaan bumi
dapat dibedakan dalam bentuk teratur, semi teratur, dan acak. Sedangkan
dilihat dari teknik pengumpulan datanya dapat dibedakan dalam pengukuran
secara langsung pada objek (terestris), pengukuran pada model objek
(fotogrametris), dan dari sumber data peta analog (digitasi).
Teknik pembentukan DEM selain dari Terestris, Fotogrametris,
dan Digitasi adalah dengan pengukuran pada model objek, dapat dilakukan
seandainya dari citra yang dimiliki bisa direkonstruksikan dalam bentuk
model stereo. Ini dapat diwujudkan jika tersedia sepasang citra yang
mencakup wilayah yang sama. Terdapat beberapa definisi tentang DEM,
yaitu : ƒ
a. “DEM adalah teknik penyimpanan data tentang topografi suatu terrain.
Suatu DEM merupakan penyajian koordinat (X, Y, H) dari titik-titik
secara digital, yang mewakili bentuk topografi suatu terrain.”
b. Digital Elevation Model (DEM) adalah representasi statistik permukaan
tanah yang kontinyu dari titik-titik yang diketahui koordinat X, Y, dan Z
nya pada suatu sistem koordinat tertentu.”
c. “DTM/DEM adalah suatu set pengukuran ketinggian dari titik-titik yang
tersebar di permukaan tanah. Digunakan untuk analisis topografi daerah
tersebut.”ƒ
“DEM adalah suatu basis data dengan koordinat X, Y, Z, digunakan untuk
merepresentasikan permukaan tanah secara digital.”

2.5 Analisis Spasial


Analisis spasial adalah sekumpulan teknik yang dapat digunakan dalam
pengolahan data SIG. Hasil analisis data spasial sangat bergantung pada
lokasi objek yang bersangkutan (yang sedang dianalisis). Analisis spasial juga
dapat diartikan sebagai teknik-teknik yang digunakan untuk meneliti dan
mengeksplorasi data dari perspektif keruangan. Semua teknik atau
pendekatan perhitungan matematis yang terkait dengan data keruangan
(spasial) dilakukan dengan fungsi analisis spasial tersebut.

a. Kontur (Contours)
Fungsi contour menghasilkan sebuah theme line. Nilai dari masing-
masing garis adalah semua lokasi yang bersebelahan dengan tinggi,
besaran atau konsentrasi nilai apapun yang sama pada theme grid
input. Fungsi ini tidak menghubungkan pusat-pusat sel melainkan
menginterpolasi sebuah garis yang menghubungkan lokasi-lokasi
dengan besaran yang sama. Garis-garis ini akan dihaluskan sehingga
sebuah surface contours yang realistik akan dihasilkan.
b. Fungsi aspect mencari arah dari penurunan yang paling tajam
(steepest down-slope direction) dari masingmasing sel ke sel-sel
tetangganya. Nilai output adalah arah aspect: ‘0’° adalah tepat ke
utara, ‘90’° adalah timur, dst. Beberapa aplikasi aspect:
• Cari semua slope yang menghadap ke selatan pada sebuah landscape
sebagai salah satu kriteria untuk mencari lokasi paling baik untuk
membangun sebuah rumah.
• Hitung iluminasi matahari untuk masing-masing lokasi pada lokasi
penelitian untuk menentukan keragamanhayati pada lokasi tersebut.
c. Fungsi slope menentukan slope atau laju perubahan maksimum dari
setiap sel dengan tetangganya. Fungsi ini menghasilkan theme slope
grid berupa nilai slope dalam persentasi (contoh: slope 10%) atau
dalam derajat (contoh: slope 45°). Beberapa aplikasi slope:
• Tunjukkan semua area datar yang cocok untuk lahan-lahan
pertanian/perkebunan.
• Tentukan area-area yang mempunyai risiko erosi paling
BAB III
LANGKAH KERJA
3.1 Alat dan Bahana
1. Data Shp
2. Data DEM
3. Citra Padang Panjang
4. Software ArcGIS

3.2 Langkah Kerja


Membuka ArcMap >> Membuka hasil digitasi pada praktikum sebelumnya

Membuat Toponimi Untuk Fasilitas Umum

1. Membuat Shp untuk titik /toponimi dengan cara membuka ArcCatalog >>
Buka folder Penyimpanan >> klik kanan > New > Shapefile >> mengatur
nama, jeniz, dan zona

2.
3. Memasukan Shp toponimi pada AarcMap >> Klik Editor >> start Editing

4. Memberi tanda point pada setiap tempat fasilitas umum berupa


peribadatan, pendidikan, perkantoran dan fasilitas umum lainnya
5. Mengubah isi atribut dengan klik editor >> stop Editing >> Klik kanan
pada layer shp toponimi >> Open Attribute Table >> Add Field (nama,
jenis dan sumber)
6. Beri nama untuk setiap point

7. Memumculkan nama pada hasil digitasi blok kolom nama >> Klik kanan
pada layer spb toponimi >> propertis >> pada Label Field (Nama) atur
margin dan jenis tulisan >> OK
8. Mengatur symbol sesuai dengan jenis toponimi/point >> klik kanan pada
layer shp toponimi >> klik kanan >> propertis >> Simbology>> Value
Field (Jenis) >> Add All Values >> OK

Pemotongan DEM

1. Klik Arctoolbox >> Data Management >> Raster processing Surface >
Clip (Pada input masukan DEM > Output Extent masukan Wilayah
administrasi J (Optional) > Output Raster Dataset (sesuai dengan
keinginan) >> Tunggu proses sampai selesai
Analisis Spasial

1. Klik Arctoolbox >> Spasial Analysis Tools >> Surface >> Conture >>
(Pada input masukan DEM clip) >> dengan interval kontur 0.5 >> OK

2. Klik Arctoolbox >> Spasial Analysis Tools >> slope >> Pada input
masukan DEM clip >> OK
3. Klik Arctoolbox >> Spasial Analysis Tools >> Aspect >> Pada input
masukan DEM clip >> OK
4. Klik Arctoolbox >> Spasial Analysis Tools >> Hillshhed >> Pada input
masukan DEM clip >> OK
BAB IV
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari hasil praktikum analisis spasial dan point adalah:
1. Pembuatan shp point untuk fasilitas umum bertujuan agar informasi yang
dapat mudah di pahami oleh pembaca
2. Pada analisis kontur menghasilkan informasi berupa garis yang memiliki
nilai dari masing-masing garis adalah semua lokasi yang bersebelahan
dengan tinggi.
3. Pada analisis aspect menghasilkan informasi berupa besarnya suatu
wilayah memantulkan kembali cahaya pada saat proses pengambilan data
4. Analis slope dan hillshde mengahsilkan infotmasi yang sama yaitu
informasi kemiringan

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Analisa Data Geospasial dan Non-Spasial
http://www.cifor.org/publications/pdf_files/Books/SIGeografis/SIG-part-
3.pdf

Aqli, Wafirul. 2004. Analisa Sistem Informasi Geografis untuk Identifikasi


Kawasan Permukiman Rawan Banjir di Bantaran Sungai. Jurnal Ilmiah
Penelitian LPPM. Universitas Muhammadiyah Jakarta
Nurdyawati, Sally Indah.2015. Spatial Analyst dalam Sistem Informasi
Geografis. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik
Universitas Diponogoro : Semarang.
https://www.slideshare.net/sallyindah/spatial-analyst-dalam-sistem-informasi-
geografis-surface-analyst
Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.
Bandung: Informatika.

http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/Analisis-Spasial.pdf

Anda mungkin juga menyukai