Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS DAN PENGGUNAAN LAPORAN KEUANGAN

PT. Aneka Tambang Tbk.


Weekly Report 10
Credit Analysis

Oleh:
Shanna B Hassan 1406612395
Aloysius Raditya Widjojo 1306438822

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS INDONESIA
2019
Credit Analysis

Risiko kredit adalah risiko bahwa ANTAM akan mengalami kerugian yang ditimbulkan
oleh pelanggan atau pihak ketiga yang gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Tidak ada
konsentrasi risiko kredit yang signifikan. ANTAM mengelola dan mengendalikan risiko kredit
dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk masing-masing pelanggan
dan memantau risiko terkait dengan batasan-batasan tersebut.

ANTAM yakin akan kemampuannya untuk terus mengendalikan dan mempertahankan


eksposur yang minimal terhadap risiko kredit mengingat ANTAM memiliki kebijakan yang jelas
dalam pemilihan pelanggan, perjanjian yang mengikat secara hukum untuk transaksi penjualan
komoditas mineral, dan secara historis mempunyai piutang usaha bermasalah yang rendah.
Kebijakan umum ANTAM untuk penjualan komoditas mineral kepada pelanggan yang sudah ada
dan pelanggan baru adalah memilih pelanggan dengan kondisi keuangan yang kuat dan reputasi
yang baik.

Eksposur maksimum atas risiko kredit untuk ANTAM adalah sebesar nilai tercatat dari
aset keuangan yang tertera pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Tahun 2016
PEFINDO menegaskan peringkat “idBBB +” untuk PT Aneka Tambang Tbk dan obligasi
PEFINDO telah menegaskan peringkat “idBBB +” untuk Perusahaan Perusahaan (Persero)
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan Obligasi Berkelanjutan I / 2011. Prospek untuk peringkat
perusahaan adalah “stabil” meskipun rasio keuangannya lebih lemah selama paruh pertama 2017
karena kami memperkirakan arus kas yang lebih tinggi dan peningkatan profitabilitas dari ekspor
bijih nikel yang dilanjutkan, yang dapat mengurangi beban pada profil kreditnya, cakupan bunga
di tertentu.
Obligor dengan peringkat idBBB memiliki kapasitas yang memadai untuk memenuhi komitmen
keuangan jangka panjangnya dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya. Namun, kondisi
ekonomi yang buruk atau keadaan yang berubah lebih cenderung menyebabkan kapasitas obligor
yang melemah untuk memenuhi komitmen keuangannya.
Tanda Tambah (+) pada peringkat tertentu menunjukkan bahwa peringkat tersebut relatif kuat
dalam masing-masing kategori peringkat.
Peringkat tersebut, dalam pandangan kami, terus mencerminkan jumlah sumber daya dan
cadangan ANTM yang cukup besar dari produk-produk utamanya, operasi penambangannya yang
terintegrasi secara vertikal, dan beragam produk penambangannya. Namun peringkat tersebut
masih dibatasi oleh leverage keuangan yang agresif, langkah-langkah perlindungan arus kas yang
lemah, dan eksposurnya terhadap harga komoditas yang berfluktuasi.
Kami dapat menaikkan peringkat jika ANTM dapat secara signifikan meningkatkan proteksi arus
kas dan langkah-langkah struktur permodalan sebagaimana tercermin dari rasio utang terhadap
EBITDA di bawah 5,0x secara berkelanjutan, didukung oleh langkah-langkah efisiensi
berkelanjutan untuk mempertahankan posisi biaya kas rendah, aliran kas lebih tinggi generasi dari
penjualan bijih nikel, serta harga nikel yang berkelanjutan dan menguntungkan. Sebaliknya, kami
dapat menurunkan peringkat jika profil keuangan ANTM, baik struktur permodalan maupun
langkah-langkah perlindungan arus kas, memburuk sebagai akibat dari harga komoditas yang lebih
rendah dari perkiraan, khususnya nikel, kenaikan harga bahan bakar, yang dapat meningkatkan
posisi biaya kasnya, dan jika gagal memenuhi target volume penjualan produknya. Peringkat
tersebut juga dapat berada di bawah tekanan jika ANTM mengeluarkan utang yang lebih tinggi
dari yang diproyeksikan dan gagal menyelesaikan proyek ekspansi sesuai jadwal. Kami juga dapat
menurunkan peringkat jika evaluasi investasi ANTM di PT Indonesia Chemical Alumina (ICA),
yang mengoperasikan pabrik alumina di Tayan, Kalimantan Barat, berdampak negatif terhadap
keuangannya.
Didirikan pada Juli 1968, ANTM adalah perusahaan tambang milik negara di Indonesia yang
memproduksi bijih nikel dan feronikel, emas, bauksit, dan batubara. Pada 30 Juni 2017, ANTM
dimiliki 65% oleh Pemerintah Indonesia, dan sisanya dimiliki oleh publik (35%).

Tahun 2017
PEFINDO menurunkan peringkat dari Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka
Tambang Tbk dan obligasi menjadi “idBBB+” dari “idA-”, outlook direvisi menjadi stabil
PEFINDO menurunkan peringkat Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk.
(ANTM) dan obligasi PUB I/2011 Perusahaan menjadi “idBBB+” dari “idA-”. Penurunan
peringkat tersebut terutama disebabkan oleh rendahnya harga jual nikel diluar ekspektasi kami
secara berkelanjutan, walaupun biaya tunai yang saat ini lebih rendah, sehingga menekan
profitablitas Perusahaan yang sudah melemah akibat dari larangan ekspor bijih mineral, ditengah
tingkat utang Perusahaan yang tinggi untuk membiayai proyek hilirisasi. Kondisi ini
mengakibatkan kredit metrik utama Perusahaan tidak lagi berada di dalam kisaran kategori
peringkat A. Outlook untuk peringkat Perusahaan direvisi menjadi “stabil” dari “negatif” karena
penurunan peringkat sudah memperhitungkan rasio gearing bersih ANTM yang membaik per 30
Juni 2016 setelah proses rights issue serta revaluasi aset berupa tanah, dan juga ekspektasi kami
bahwa profitabilitas Perusahaan akan membaik dalam beberapa kwartal mendatang, walaupun
tidak kembali kepada tingkat profitabilitas sebelum pelarangan ekspor, yang didorong oleh biaya
tunai Perusahaan yang lebih rendah di segmen nikel dengan beroperasinya proyek perluasan pabrik
feronikel Pomalaa (P3FP), dan berkurangnya tekanan atas arus kas dari penjualan bijih nikel ke
pasar domestik. Kami juga mengantisipasi kemungkinan ANTM untuk dapat kembali mengekspor
bijih nikel kadar rendah, yang tidak dapat diproses oleh smelter dalam negeri, menyusul rencana
pemerintah untuk relaksasi larangan ekspor bijih mineral. Jika diterapkan, relaksasi tersebut dapat
meningkatkan arus kas dan profitabilitas ANTM mengingat ekspor atas bijih nikel kadar rendah
tersebut dapat memberikan marjin yang relatif lebih tinggi daripada bila dijual di dalam negeri.
Obligor dengan peringkat idBBB memiliki kemampuan yang memadai dibanding obligor
Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangannya. Walau demikian, kemampuan obligor
lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi.
Tanda tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata
kategori yang bersangkutan.
Peringkat mencerminkan sumber daya produk utama yang besar, kegiatan operasional yang
terintegrasi secara vertikal, dan produk Perusahaan yang beragam. Namun, peringkat dibatasi oleh
tingkat leverage keuangan yang agresif untuk mendanai proyek ekspansi, proteksi arus kas
Perusahaan yang sangat lemah, dan risiko fluktuasi atas harga komoditas.
PEFINDO dapat menaikkan peringkat jika ANTM secara signifikan dapat meningkatkan proteksi
arus kas dan struktur permodalan secara berkelanjutan, didukung oleh langkah-langkah efisiensi
yang dilakukan oleh Perusahaan secara berkelanjutan dan arus kas yang lebih tinggi dari penjualan
bijih nikel, disertai dengan pemulihan yang signifikan atas harga nikel. Di sisi lain, kami dapat
menurunkan peringkat jika profil keuangan Perusahaan, baik struktur permodalan maupun
proteksi arus kas, memburuk akibat harga komoditas yang lebih rendah dari yang diproyeksikan,
terutama nikel, serta bila terjadi kenaikan atas harga minyak yang dapat meningkatkan biaya tunai
Perusahaan, dan jika Perusahaan gagal memenuhi target volume penjualan dari produk-
produknya. Peringkat juga bisa berada di bawah tekanan jika posisi utang ANTM lebih tinggi dari
proyeksi dan gagal menyelesaikan proyek ekspansi sesuai jadwal.
Didirikan pada bulan Juli 1968, Perusahaan adalah perusahaan tambang milik negara di Indonesia
yang menghasilkan bijih nikel dan feronikel (FeNi), emas, bauksit, dan batubara. Pada tanggal 30
Juni 2016, pemegang saham Perusahaan terdiri dari Pemerintah Indonesia (65%) dan publik
(35%).
Distress Prediction
Model untuk prediksi marabahaya
Beberapa model untuk memprediksi kesulitan telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Salah
satu model yang lebih populer dan kuat adalah model Z-score Altman:

PT Aneka Tambang (Persero) Tbk mendapatkan hasil Z-score of 2.20, dikategorikan


sebagai perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan yang tidak begitu besar dan masih
memiliki peluang terselamatkan sehingga perusahaan ini berada di grey area.

Anda mungkin juga menyukai