Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Konsep diri adalah suatu penilaian subyektif individu terhadap dirinya; perasaan
sadar/tidak sadar dan persepsi terhadap fungsi, peran dan tubuh. Perkembangan dan
pengelolaan konsep diri dimulai pada usia muda dan terus berlangsung sepanjang masa
kehidupan. Dilaporkan ada kecenderungan bahwa pria memiliki harga diri lebih tinggi
dibanding wanita (Birndof et al dalam Potter & Perry, 2010). Data menunjukkan bahwa
rasa diri sering mempengaruhi secara negatif pada masa usia lanjut karena intensitas
emosional dan perubahan fisik berhubungan dengan penuaan (Robins et al dalam Potter
& Perry, 2010).

Teori kehilangan secara konstan mengakui respons dari individu. Teori kehilangan
menggambarkan bagaimana individu beradaptasi dengan kehilangan dan memahami
kematian dari orang terdekat (Kubler-Ross dalam Potter & Perry, 2010). Salah satu
peristiwa kehilangan yang mempengaruhi konsep diri : harga diri adalah Amputasi.
Peristiwa amputasi yang terjadi dari tahun ke tahun membuat orang yang bersangkutan
menjadi kurang percaya diri. Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan
adalah konsep diri. Konsep diri (self concept) merupakan suatu bagian yang penting
dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat
yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari
makhluk hidup lainnya.

Setiap manusia pasti akan mengalami perkembangan ke arah yang lebih sempurna. Salah
satu tahap perkembangan dalam kehidupan manusia adalah masa remaja. Masa remaja
merupakan masa transisi dari anak-anak kedewasa, biasanya pada masa ini dipersepsikan
sebagai masa yang penuh badai dan tekanan. Usia remaja merupakan saat pengenalan
atau pertemuan identitas diri dan pengembangan diri. Pandangan tentang diri sendiri yang
sudah berkembang pada masa kanak-kanak makin menguat pada masa remaja. Hal ini
seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman hidup atas dasar kenyataan-kenyataan
yang dialami. Semua itu membuat remaja bisa menilai dirinya sendiri baik, dan juga
sebaliknya kurang baik.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Definisi konsep diri ?
2. Kompenen konsep diri ?
3. Jenis-jenis konsep diri ?
4. Perkembangan konsep diri ?
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri ?
6. Gangguan konsep diri ?
7. Proses terjadinya gangguan konsep diri ?
8. Pencegahan terhadap gangguan konsep diri ?
9. Peran perawat dalam gangguan konsep diri ?
10. Asuhan keperawatan umum pada gangguan konsep diri ?

1.3 Tujuan makalah


1. Mahasiswa/i mampu memhami dan menjelaskan definisi dari konsep diri dan
komponen dari konsep diri
2. Mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan jenis-jenis konsep diri dan
perkembangannya
3. Mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
gangguan konsep diri
4. Mahasiswa/i mampu menjelaskan apa itu gangguan konsep diri dan proses terjadi
gangguan konsep diri
5. Mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan pencegahan terhadap gangguan
konsep diri
6. Mahasiswa/i mampu memahami asuhan keperawatan secara umum pada gangguan
konsep diri

1.4 Manfaat makalah


Karya tulis ini diharapkan bisa menambah referensi dan informasi dalam bidang kesehatan,
khususnya bagi mahasiswa/i Universitas Bhakti Kencana Bandung dan dapat dijadikan
tambahan ke perpustakaan dalam pengembangan karya tulis selanjutnya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Konsep Diri
Konsep diri adalah suatu penilaian subyektif individu terhadap dirinya; perasaan sadar/ tidak
sadar dan persepsi terhadap fungsi, peran dan tubuh. Adapun menurut beberapa ahli yang
menjelaskan konsep diri adalah :

Rochman Natawidjaya (1979), Menurut Rochman Natawidjaya pengertian konsep diri


adalah persepsi individu mengenai dirinya sendiri, kemampuan dan ketidakmampuannya,
tabiat-tabiatnya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain.

James F. Calhoun (1995), Menurut James F Calhoun pengertian Konsep diri adalah
gambaran mental individu yang terdiri dari pengetahuan tentang dirinya sendiri, pengharapan
diri, dan penilaian terhadap diri sendiri.

Stuart & Sundeen (2005), Menurut Stuart & Sundeen pengertian konsep diri adalah semua
pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya
sendiri dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.

2.2 Komponen Konsep Diri

Konsep diri terdiri dari beberapa komponen, diantaranya:

1) Citra Tubuh

Citra tubuh atau gambaran diri adalah sikap individu terhadap dirinya (fisik) baik disadari
maupun tidak disadari. Komponen ini mencakup persepsi masa lalu dan/atau sekarang
mengenai ukuran dan bentuk tubuh serta potensinya.

2) Ideal Diri

Ideal diri merupakan persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya berperilaku


berdasarkan standar pribadi dan terkait dengan cita-cita. Pembentukan ideal diri mulai terjadi
sejak masa anak-anak dan dipengaruhi oleh orang-orang yang dekat dengan dirinya.

3
3) Harga Diri

Harga diri merupakan persepsi individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis
seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Komponen konsep diri yang
satu ini mulai terbentuk sejak kecil karena adanya penerimaan dan perhatian dari sekitarnya.

4) Peran diri

Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan
fungsi individu diberbagai kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana
seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terilih atau dipilh
oleh individu (Stuart, 2007).

5) Identitas diri

Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan
penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan
yang utuh (Stuart, 2007). Pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, keimbangan, konsistensi dan keunikan individu. Seseorang yang
mempunyai perasaan identitas yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang
lain, unik dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (respek
terhadap diri sendiri), kemampuan dan penguasaan diri. Seseorang yang mandiri dapat
mengatur dan menerima dirinya.

2.3 Jenis-jenis Konsep Diri


Secara umum jenis konsep diri ada dua macam, diantaranya adalah:
a) Konsep Diri Positif
Orang yang memiliki konsep diri positif akan lebih mudah beradaptasi dengan
banyak situasi. Ia memandang hal-hal buruk memiliki hikmah dan bukan sebagai
akhir dari segalanya. Orang seperti ini biasanya lebih percaya diri, optimis dan
selalu berpikir ada yang bisa dipecahkan.

Ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri positif adalah:

1. Menganggap orang lain sama dengan dirinya


2. Punya keyakinan mampu mengatasi bermacam masalah

4
3. Bisa menerima pujian tanpa merasa malu
4. Punya kesadaran bahwa orang lain punya perasaan, keinginan, dan perilaku yang
belum tentu diterima semua anggota masyarakat
5. Keinginan dan kemampuan dalam memperbaiki diri sendiri

b) Konsep Diri Negatif


Orang-orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung lebih pesimistik dan sulit
melihat kesempatan dalam kesulitan. Bahkan, mereka merasa kalah sebelum
mencoba. Jika pun gagal, orang-orang seperti ini akan menyalahkan keadaan, orang
lain atau diri sendiri.

Ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri negatif adalah:

1. Merasa pesimis setiap kali menghadapi persaingan


2. Sangat sensitif terhadap kritikan
3. Responsi terhadap pujian
4. Cenderung bersikap hiperkritis
5. Punya perasaan tidak disenangi oleh orang lain

2.4 Perkembangan Konsep Diri

1. Usia 0-1 tahun:


Trust
Berhubungan dengan lingkungan

2. Usia 1-3 tahun


belajar dan mengontrol bahasa
Mulai beraktifitas mandiri dan otonomi
Menyukai diri sendiri
Menyukai tubuh sendiri

3. Usia 3-6 tahun:


Berinisiatif
Mengenal gender
Meningkatkan kesadaran diri
Meningkatan kemempuan bahasa
5
4. Usia 6-12 tahun:
berhubungan dengan kelompok sebaya
Tumbuh harga dir dengan kemampuan baru yang dimiliki
Menyadari kekurangan dan kelebihan

5. Usia 12-20 tahun:


menerima perubahan2 tubuh
Eksplorasi tujuan dan masa depan
Merasa positif pada diri sendiri
Memahami hal-hal terkait seksualitas

6. Usia 20-40 tahun :


hubungan yang intim dengan pasangan, keluarga dan orang orang terepenting
Stabil
Positif pada diri sendiri

7. Usia 40-60 tahun:


dapat menerima kemunduran
Mencapai tujuan hidup
Menunjukkan proses penuaan

8. Usia 60 tahun ke atas


perasaan posistif, menemukan makna hidup
Melihat kepada kelanjutan keturunannya

2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Masalah yang terjadi pada manusia sebagian besar berakar pada cara pandangnya terhadap
diri sendiri. Pemahaman ini kerap berakar dari pikiran negatif baik pada diri sendiri, seperti
merasa inferior, tidak berguna, tidak cantik dan berbagai kritik pada diri sendiri yang justru
membangun problematika. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang
selain pola asuh orang tua, diantaranya:

6
1. Kegagalan, disadari atau tidak kegagalan yang terjadi secara terus menerus akan
memberikan pertanyaan besar pada kemampuan diri sendiri yang berujung pada
anggapan lemah dan tidak berguna.
2. Depresi, ketika seseorang dilanda depresi, ia akan cenderung memikirkan hal yang
negatif.
3. Overthinking, bersikap overthinking sangatlah tidak baik karena bisa mengarah ke
pikiran yang buruk, terlebih pada penilaian diri sendiri. Seseorang cenderung menilai
diri sendiri ke arah yang negatif sehingga overthinking harus segera dihentikan.

2.6 Gangguan Konsep Diri

Gangguan konsep diri merupakan suatu kondisi dimana individu mengalami atau berisiko
mengalami kondisi perubahan perasaan pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang negatif
(Carpenito, 2001). Gangguan konsep diri yang sering terjadi meliputi pada :

1. Gangguan pada gambaran diri


2. Gangguan pada ideal diri
3. Gangguan pada penampilan peran
4. Gangguan pada identitas diri
5. Gangguan pada harga diri.

2.7 Proses Terjadinya Gangguan Konsep Diri

Gangguan konsep diri ditandai dengan masalah sosial dan ketidakmampuan untuk melakukan
dengan penyesuaian diri (maladjustment). Gangguan konsep diri adalah penilaian pribadi
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri
(Stuart and Sundeen, 1991). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan gangguan
konsep diri

yang rendah atau gangguan konsep diri yang tinggi. Jika seseorang sering gagal , maka
cenderung gangguan konsep diri rendah. Gangguan konsep diri diperoleh dari diri sendiri dan
orang lain. Gangguan konsep diri bergantung pada kasih sayang dan penerimaan. Biasanya
gangguan konsep diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil
riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan gangguan konsep diri rendah.

7
2.8 Pencegahan Terhadap Gangguan Konsep Diri

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan konsep diri, diantaranya
yaitu :

1. Ubah yang buruk menjadi baik

Hanya ada sedikit situasi yang benar benar bagus atau benar benar buruk. Mencari hal baik
dalam situasi yang membingungkan akan membantu membuat pengalaman buruk terkesan
tidak terlalu parah. Jika akan mendapati diri sendiri mulai memikirkan pikiran buruk, segera
hentikan dan pertimbangkan suatu aspek baik.

2. Mulailah hari sobat dengan memikirkan 5 hal baik

Tidak perlu hal hal yang melambung tinggi atau ambisius. Bisa jadi itu berupa hal sederhana
seperti aroma secangkir kopi atau alunan lagu favorit sobat. Memikirkan berbagai hal
tersebut dan mengucapkannya keras keras berarti sobat memulai setiap hari dengan fokus
pada hal baik. Ini akan menjadi hal yang menyemangati sisa hari sobat sehingga hal buruk
akan sukar berkembang

3. Nikmati hari

Kendati mungkin sobat sibuk, hal hal kecil bisa membuat sobat tetap bersemangat tinggi dan
memberi sedikit alasan bagi pikiran sobat untuk terseret pada kebiasaan kebiasaan buruk.
Hindari memikirkan segala sesuatu terlalu serius. Bersikaplah rileks, tertawa, dan tersenyum.
Manfaatkan kesempatan untuk bersosialisasi dan kelilingi diri sobat dengan orang orang
yang memberi dukungan baik.

4. Kendalikan lingkungan

sobat bukannya tidak berdaya terhadap pikiran pikiran sobat. Jika sobat tidak bahagia
dengan sesuatu, ubahlah. Bermain musik, memakai baju berlapis sedemikian rupa sehingga
sobat tidak terlalu hangat atau terlalu dingin, dan menyesuaikan lampu adalah beberapa cara
sobat bisa memberdayakan diri untuk mengatasi rasa tak berdaya yang diasosiasikan dengan
stres.

8
5. Longgarkan kepenatan dan bersantailah di petang hari

Cari tempat yang tenang dan nyaman, lalu sisihkan waktu untuk bersantai. Secara mental
tinjau hari sobat dan identifikasi lima hal yang sobat alami. Ucapkan satu hal baik keras
keras atau tulis dalam sebuah catatan.

2.9 Peran Perawat Dalam Gangguan Konsep Diri

a. Peran perawat membantu dalam proses penyembuhan klien


Peran perawat terhadap penerimaan kepada klien juga mempengaruhi klien dengan stressor
konsep diri untuk menerima perubahan yang dialami oleh klien. Klien yang mengalami
gangguan atau perubahan konsep diri tentu akan memandang perawat sebagai partner mereka
untuk menuju proses pengembalian kepercayaaan diri atau konsep diri.

b. Perawat akan membantu klien untuk meningkatkan kemampuan stresor


Dalam mengatasi stresor yang datang dan memberi pengetahuan terhadap klien tentang cara
mengatasi stesor yang datang serta cara mengatasinya.

c. Perawat sebagai pengkaji serta mengklarifikasi


Beberapa hal yang berkaitan dengan klien yaitu perasaan perawat sendiri mengenai kesehatan
dan penyakit, bagaimana perawat bereaksi terhadap stres, komunikasi nonverbal klien dengan
keluarga, nilai dan harapan pribadi yang ditunjukkan oleh klien serta melakukan pendekatan
kepada klien (Potter dan Perry, 2005). Dalam proses mengkaji konsep diri, perawat
membutuhkan data yang aktual. Pengkajian keperawatan mencakup pertimbangan berbagai
hal tentang perilaku klien.

2.10 Asuhan Keperawatan Secara Umum


Topik :
Nn. V 19 tahun adalah mahasiswa semester 2 program SI ilmu keperawatan di sebuah PTN di
Jawa Timur. Selama satu semester nn. V beberapa kali tidak mengikuti kuliah dan praktikum,
sehingga hasil studi swmwster 1 Nn. V kurang memuaskan. Orang tuanya kecewa sekali
dengan prestasi belajar anaknya, tetapi mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa. Setiap kali di
ingatkan kan tentang kuliah Nn. V selalu mengancam untuk berhenti kuliah.

9
Pembahasan :
1. Pengkajian
Pengkajian terhadap masalah konsep diri adalah presepsi diri atau pola konsep diri,
pola berhubungan atau peran , pola reproduksi, koping terhadap stres, sertanya adanya
nilai keyakinan dan tanda-tanda ke arah perubahan fisik, seperti : kecemasan,
ketakutan, rasa marah, dan rasa bersalah.
a. Citra tubuh
Didalam citra tubuh dalam pengkajian gangguan konsep diri adalah :
- Berat badan
- Tinggi badan
- Bentuk badan
- Tanda-tanda pertumbuhan sekunder
b. Ideal diri
Didalam ideal diri untuk pengkajian yang perlu dikembangkan ialah:
- Cita-cita pasien
- Harapan pasien
- Identifikasi pada orang tua
- Aspirasi pasien
- Nilai-nilai yang ingin dicapai
c. Harga diri
Didalam harga diri, dalam pengkajian yang perlu dikembangkan ialah :
- Percaya diri
- Penghargaan dari orang lain
d. Peran
Dalam peran, dalam pengkajian yang perlu dikembangkan ialah :
- Minat dan bakat
- Aktualisasi diri
e. Identitas
Dalam identitas, untuk pengkajian yang perlu dikembangkan ialah :
- Nama pasien
- Usia pasien
- Agama pasien
- Jenis kelamin

10
- Status pasien

2. Diagnosa yang muncul pada topik


a) Ketidakefektifan koping berhubungan dengan gangguan
konsep diri (harga diri rendah) karena harapan diri yang
tidak realitas
b) Kehilangan harapan berhubungan dengan gangguan konsep
diri ( ideal diri ) karena harapan orang tua yang tidak
realistis.

3. Intervensi
1. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan gangguan konsep diri ( harga diri
rendah ) karena harapan diri yang tidak realistis.
Tujuan : klien dapat meningkatkan harga diri yang realistis dan dapat
menunjukkann bahwa ia dapat menyelesaikan masalah.
- Peningkatan koping
- Memberikan konseling
- Memberikan waktu untuk meluapkan emosi
- Meningkatkan peran
- Melaukan peningkatan harga diri

Rasional :

- Kebiasaan dan psikologis respon stres berbeda-beda dan


menunjukkan peningkatan ketidak efektifan koping
- Penilaian yang akurat dapat memfasilitasi pencarian strategi koping
yang sesuai. Pasien yang memiliki status kesehatan yang berubah-
ubah bukan berarti kesulitan koping yang dialami oasien menjadi
satu-satunya penyebabnya
- Keberhasilan penyesuai disebabkan oleh koping yang dialami
sebelumnya berhasil
- Klien yang mengalami gangguan beradaptasi koping bisa
membutuhkan sumber tambahan : kemampuan koping sebelumnya
dapat mencukupi kebutuhan yang ada

11
- Klien dapat di dukung dengan strategi yang sudah disiapkan seperti
perawatan di rumah sakit, dan konseling spritual.
2. Kehilangan harapan berhubungan dengan konsep diri ( ideal diri ) karena harapan
orang tua tidak realistis.
Tujuan : dapat berpilaku sesuai dengan ideal diri yang diharapkan
- Mengkaji peran penyakit dalam kehilangan harapan pasien
- Mengkaji penampilan secara fisik
- Mengkaji selera, latihan dan pola tidur
- Mengkaji dukungan lingkungan sosial

Rasional :

- Tingkat dari fungsi fisik, daya tahan untuk beraktifitas , perawatan


yang akan berkontribusi unruk kehilangan harapan
- Kehilangan harapan klien memungkinkan tidak mempunyai energi
atau ketertarikan untuk menjalankan aktifitas
- Untuk mengubah perilaku yang menyimpang dari standar normal
- Klien dapat di dukung dengan strategi yang sudah disiapkan seperti
perawatan dirumah sakit dan konseling spiritual.

12
BAB III
Pertanyaan step II
1. Apa intervensi pada Anoreksia Nervosa ?
2. Bagaimana peran perawat supaya harga diri pasien meningkat ?
3. Bagaimana peran perawat sebagai konselor pada gangguan anoreksia ?
4. Apa diagnosa keperawatan pada kasus ?
5. Bagaimana peran perawat kepada keluarga ?
6. Bagaimana komter pada pasien Anoeksia Nervosa ?
7. Bagaimana patofisiologis Anoreksia?
8. Bagaimana peran keluarga untuk mengatasi pasien pada kasus ?

Jawaban
1. Membantu pasien untuk menemukan penerimaan diri
Memperkuat kekuatan pribadi yang mengidentifikasi pasien
Memberikan pengalaman yang meningkatkan otonomi pasien
Membantu dalam menetapkan tujuan yang realistis untuk mencapai harga diri yang
lebih tinggi
Dorong pasien untuk mengevaluasi perilaku sendiri
tingkat Monitor diri dari waktu ke waktu
Membuat pernyataan positif tentang pasien
Mampu mengungkapkan penerimaan diri
Penerimaan diri -dalam keterbatasan
Pemeliharaan kontak mata
Komunikasi terbuka
Tentukan status gizi pasien dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan gizi
Ajarkan pasien tentang kebutuhan gizi
Membantu pasien dalam menentukan pedoman atau piramida makanan yang paling
cocok dalam memenuhi kebutuhan dan preferensi gizi
Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
gizi
2. Memberikan terapi kognitif dan psikoedukasi, mensuport klien dan beritahu klien
untuk lebih mendekatkan diri kepada sang Pencipta dan mengikuti pengajian.
Menggali hal positif pada pasien.

13
3. Perawat harus lebih peka, tidak membeda-bedakan status, empati meberikan perhatian
dan kasih saying tepatnya menggunakan cara selfcare.
4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan body image
Penurunan citra tubuh berhubungan dengan Anoreksia
Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Kelaianan body image berhubungan dengan psikososial
Ketidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan indeks yang tidak adekuat
5. Memberikan penkes kepada keluarga
6. Dengarkan dengan penuh perhatian , menunjukan penerimaan , mengulangi ucapan
klien dengan komter dengan kata-kata sendiri , klarifikasi , mefokuskan masalah,
menyatakan hal observasi meringkas
7. Hasil penelitian mensugestikan bahwa sebagian orang punya kecenderungan ke arah
anorexia, lalu sesuatu memicu tingkah laku mereka yang kemudian menjadi self-
reinforcing. Faktor keturunan, biologis, psychologis, dan sosial, semuanya berperan
(Soetjiningsih, 2010).
8. Memotivasi anak agar percaya diri , tidak dianjurkan diet tetapi harus mengatur pola
makan , memberikan perhatian khusus, jangan membandingkan anak dengan orang
lain , mensuport.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide,
pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan
orang lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk memahami konsep diri terlebih
dahulu harus menanamkan dalam dirinya sendiri sebelum melayani klien, sebab keadaan
yang dialami klien bisa saja mempengaruhi konsep dirinya, disinilah peran penting perawat
selain memenuhi kebutuhan dasar fisiknya yaitu membantu klien untuk memulihkan kembali
konsep dirinya.

Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan intenal idividual,
citra diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang menjadi suatu tujuan, ideal diri
menjadi suatu harapan, dan peran atau posisi di dalam masyarakat.Untuk membangun konsep
diri kita harus belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan pikiran positif, memperbaiki
hubungan interpersonal ke yang lebih baik, sikap aktif yang positif, dan menjaga
keseimbangan hidup. Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam
memahami konsep diri, kita menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat
beradaptasi dengan lingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.

3.2 Saran
Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, menambah ilmu
pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca khususnya bagi mahasiswa keperawatan,
namun penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.

15

Anda mungkin juga menyukai