Anda di halaman 1dari 8

Artikel Dewatering

Dewatering adalah proses penurunan muka air tanah selama Konstruksi


berlangsung selain itu juga diperuntukkan pencegahan kelongsoran akibat adanya
aliran tanah pada galian atau bisa dipaparkan sebagai proses pemisahan antara
cairan dengan padatan.

Proses dewatering tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi harus secara bertahap,
yaitu dengan jalan :

1. Thickening

Yaitu merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang


mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam
suatu pulp sehingga solid factor yang dicapai sama dengan satu (% solid =
50%)

Konsentrat yang berlumpur dimasukkan kedalam bejana bulat. bagian


yang pekat akan mengendap kebawah disebur underflow sedangkan bagian
yang encer akan mengalir dibagian atas disebut overflow . kedua produk ini
dikeluarkan secara terus menerus.

Alat yang digunakan adalah :

a. Rake thickener

b. Deep cone thickener

c. Free flow thickener

2. Filtrasi
Adalah merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan jalan
menyaring (dengan filter) sehingga didapat solid factor sama dengan empat
(% solid = 100%).

Dari proses pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka yang
pekat dari proses pengentalan akan dimasukkan ke penapis yang sisertai
dengan pengipasan, sehingga jumlah air yang terhisap akan banyak. dengan
demikin akan dapat dipisahkan padatan dari airnya.

alat yang digunakan adalah :

1. Vacuum (suction) filters yang terdiri dari:

+ Intermitten, misalnya moore leaf filter.

+ Continuous ada beberapa tipe yaitu :

- Bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter,


Dorrco filter.

- Bentuk cakram (disk type) berputar , contohnya : American


filter.

- Berbentuk lembaran berputar (revolving leef type) contonya :


Oliver filter.

- Bentuk meja (desk type) misalnya : Caldecott sand table filter.

2. Pressure filter, misalnya :

+ Merrill plate and frame filter

+ Kelly pressure filter

+ Burt revolving filter.

3. Drying

Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan jalan pemanasan,


sehingga padatan itu betul-betul bebas dari cairan atau kering (% solid =
100%). frying adalah proses untuk membuang seluruh kandungan air dari
padatan yang berasal dari konsentrat dengan cara penguapan
(evaporization/evaporation).

alat yang digunakan adalah :

1. Hearth type drying/air dried/air baked, pengeringan yang dilakukan


dengan bantuan sinar matahari.

2. Shaft drier, dibagi 2 yaitu :

Tower drier : material yang basah dijatuhkan didalam saluran


vertikal yang dialinri oleh udara panas (80-100oC).

Rotary drier : material yang basah dialiri kedalam silinder panjang


yang berputarpada posisi agak miring dan dialiri udara panas dari
arah yang berlawanan.

3. Film type drier (atmospheric drum drier) : silinder bajah yang


didalamnya dialiri uap air (steam).

4. Spray drier : material yang halus dan basah disemburkan kedalam


ruangan yang panas. material yang kering akan terkumpul dibagian
bawah ruangan.

Tujuan diadakannya proses dewatering antara lain adalah untuk:

1. Mencegah rembesan

2. Memperbaiki kestabilan tanah

3. Mencegah pengembungan tanah

4. Memperbaiki karakteristik dan kompaksi tanah terutama dasar

5. Pengeringan lubang galian

6. Mengurangi tekanan lateral


Selain itu, terdapat faktor penentu dalam pemilihan dewatering antara lain:

1. Sifat tanah

2. Air tanah

3. Ukuran dan dalam galian

4. Daya dukung tanah

5. Kedalam dan tipe pondasi

6. Design dan fungsi dari struktur

7. Rencana pekerjaan

Keuntungan dan kerugian dilakukannya proses Dewatering:

Keuntungan :

1. Muka air tanah turun

2. Longsor kurang

3. Lereng lebih curam

4. Tekan tanah berkurang

Kerugian :

1. Mata air sekeliling turun

2. Permukaan tanah turun


Jenis dewatering dilihat dari waktu dan kegunaannya dapat dikelompokkan
menjadi :

1. Dewatering sementara

2. Dewatering tetap/sementara

Metode dewatering

1. Metode pemompaan terbuka

2. Metode alur dangkal

3. Metode predrainase

4. Metode cut off

5. Metode osmose elektries

Jenis -jenis settling pond (kolam pengendapan)

Perkiraan
Rencana
Jenis Material Umur biaya
Jenis Kolam Pemeliharaan
No Yang Rencana Topografi area pembuatan
Pengendap dan Perkiraan
Diendapkan Kolam kolam
Biayanya
pengendap
1 Kolam Partikel Umur Kapal Keruk Kontur sedang- $3 - $4 untuk
Bendung Mandiri Pendek ($1M biaya tajam tiap 1m3
dan Umur kapital + $6 tiap kapasitas
Panjang 1m3 sedimen tampungan
yang dibuang) sedimen
2 Kolam Gali Partikel Umur Kapal Keruk Kontur landai $6 - $8 untuk
Mandiri dan Pendek ($1M biaya tiap 1m3
Partikel Flok dan Umur kapital + $6 tiap kapasitas
Panjang 1m3 sedimen tampungan
yang dibuang) & sedimen
Excavator ($15 -
$25 untuk tiap
1m3 sedimen
yang dibuang)
3 Kolam Partikel Flok Umur Excavator ($15 - Kontur landai $5 - $7 untuk
Meander Pendek $25 untuk tiap tiap 1m3
dan Umur 1m3 sedimen kapasitas
Panjang yang dibuang) tampungan
sedimen
4 Kolam dan Partikel Umur Kapal Keruk Kontur sedang- $3 - $8 untuk
Alat Penetral Mandiri dan Pendek ($1M biaya tajam tiap 1m3
Air Partikel Flok dan Umur kapital + $6 tiap kapasitas
Panjang 1m3 sedimen tampungan
yang dibuang) & sediment +
Excavator ($15 - $700K untuk
$25 untuk tiap mesin
1m3 sedimen penetral air
yang dibuang) (Neutramill)

Kolam pengendapan untuk daerah penambangan, adalah kolam yang


dibuat untuk menampung dan mengendapkan air limpasan yang berasal dari
daerah penambangan maupun daerah sekitar penambangan. Nantinya air tersebut
akan dibuang menuju tempat penampungan air umum seperti sungai maupun
danau.
Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan lumpur-lumpur, atau
material padatan yang bercampur dengan air limpasan yang disebabkan adanya
aktivitas penambangan maupun karena erosi. Disamping tempat pengendapan,
kolam pengendapan juga dapat berfungsi sebagai tempat pengontrol kualitas dari
air yang akan dialirkan keluar kolam pengendapan, baik itu kandungan
materialnya, tingkat keasaman ataupun kandungan material lain yang dapat
membahayakan lingkungan.

a. Bentuk kolam pengendapan


Bentuk kolam pengendapan biasanya hanya digambarkan secara sederhana, yaitu
berupa kolam berbentuk empat persegi panjang, tetapi sebenarnya bentuk tersebut
dapat bermacam-macam, disesuaikan dengan keperluan dan keadaan lapangannya.
Ada 4 zona penting pada kolam pengendapan yang terbentuk karena proses
pengendapan material padatan, dapat dilihat pada Gambar 2.4. Keempat zona
tersebut adalah :
1. Zona masukan (Inlet), adalah tempat masuknya aliran air berlumpur kedalam
kolam pengendapan.
2. Zona pengendapan (Settlement zone), adalah tempat partikel akan mengendap,
material padatan di sini akan mengalami proses pengendapan di sepanjang
saluran masing-masing cek dam.
3. Zona endapan lumpur (Sediment zone), adalah tempat dimana partikel padatan
dalam cairan mengalami sedimentasi dan terkumpul pada bagian bawah
saluran pengendap.
4. Zona keluaran (Outlet), adalah tempat keluarnya buangan cairan yang relatif
bersih, zona ini terletak pada akhir saluran.

Gambar 2.4.
Zona – Zona pada Kolam Pengendapan

b. Perhitungan prosentase pengendapan


Untuk menentukan luas kolam pengendapan dapat dihitung berdasarkan hal-
hal sebagai berikut :
1. Diameter partikel padatan yang keluar dari kolam pengendapan tidak boleh
lebih dari 9 x 10-6 m, karena akan menyebabkan pendangkalan dan kekeruhan
sungai.
2. Kekentalan air.
3. Partikel dalam lumpur adalah material yang sejenis.
4. Kecepatan pengendapan material.
5. Perbandingan cairan padatan diketahui.

Gambar 2.5.
Aliran Air pada Kolam Pengendapan
Keterangan pada gambar :
b = lebar kolam pengendapan (m)
Vh = kecepatan mendatar partikel (m/s)
Vt = kecepatan pengendapan (m/s)
H = kedalaman kolam pengendapan (m)
P = panjang kolam pengendapan (m)

c. Penentuan letak kolam pengendapan


Dalam menentukan letak kolam pengendapan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain :
1. Diluar area penambangan.
2. Dekat dengan sarana penyaliran.
3. Tidak mengganggu kegiatan penambangan.
4. Terdapat pada daerah yang rendah, dengan memperhatikan keadaan topografi
daerah penambangan.

Anda mungkin juga menyukai