Disusun Oleh:
MUHAMMAD RIDHO AULIA IRAWAN
NIM : 1804140092
1.Biografi
Aktivitas
Setelah meninggalkan posisinya sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, kini ia
aktif dalam komunitas Maarif Institute. Di samping itu, guru besar IKIP Yogyakarta
ini, juga rajin menulis, di samping menjadi pembicara dalam sejumlah seminar.
Sebagian besar tulisannya adalah masalah-masalah Islam, dan dipublikasikan di
sejumlah media cetak. Selain itu ia juga menuangkan pikirannya dalam bentuk buku.
Bukunya yang sudah terbit antara lain berjudul : Dinamika Islam dan Islam, Mengapa
Tidak?, kedua-duanya diterbitkan oleh Shalahuddin Press, 1984. Kemudian Islam dan
Masalah Kenegaraan, yang diterbitkan oleh LP3ES, 1985. Atas karya-karyanya, pada
tahun 2008 Syafii mendapatkan penghargaan Ramon Magsaysay dari pemerintah
Filipina.
Kini, dalam usia senjanya, Syafii Maarif tidak lagi memiliki kedudukan atau
jabatan formal, baik sebagai Ketua PP Muhammadiyah maupun sebagai PNS (dosen).
Namun, sebagai sosok intelektual muslim yang memiliki komitmen kebangsaan,
kritis, tegas, dan bersahaja, undangan sebagai pembicara dari berbagai kalangan dan
beragam latar belakang masih terus mengalir. Saat ini, ia bersama istrinya Ny. Hj.
Nurkhalifah dan anak semata wayangnya, Mohammad Hafiz, tetap menikmati hari-
harinya. Ia berharap di sisa akhir hidupnya, mampu menghasilkan karya besar tentang
Islam dan kemanusiaan, dan akan menjadi sumbangan besar bagi peradaban
manusia.1
2.Riwayat Pendidikan
3. Karya-karya
Pemikiran
Pola pemikiran Syafii Maarif banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran
Fazlur Rahman setelah mengalami “pencucian otak” melalui kuliah dan berbagai
diskusi bersama Fazlur Rahman di Universitas Chicago, Amerika Serikat. Aspek
pemikiran Syafii Maarif yang perlu diketengahkan dalam portal ini, adalah:
pemikirannya tentang Islam, hubungan Islam dan negara, toleransi inter dan antar
agama, posisi perempuan dalam politik, dan perkawinan monogami dan poligami.
3 Ahmad Syafii Maarif, Islam dan Masalah Kenegaraan: Studi tentang Percaturan dalam Konstituante,
(Jakarta: LP3ES, 1985), hal. 20
4 Ahmad Syafii Maarif, Islam: Kekuatan Doktrin dan Kegamangan Umat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1997), hal. 60-62
5 Ahmad Syafii Maarif, Islam dan Politik: Teori Belah Bambu Masa Demokrasi Ter pimpin (1959-1965),
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996), hal. 193.
basis teoretis yang kuat, pendapat seperti itu dalam waktu yang panjang akan berakhir
menjadi kerja bunuh diri.
Buya Ahmad Syafii Maarif menganggap bahwa semua aspek kehidupan tidak
dapat ditempatkan dalam kategori yang dikotomis, antara ibadah dan kerja sekuler.6
Dalam hal ini, ia sepakat dengan pandangan Ibnu Taimiyyah dalam kitab as-siyâsi as-
syar’iyyah yang mengemukakan bahwa negara (kekuasaan politik) merupakan
sesuatu yang penting bagi agama. Tanpa adanya negara, agama tidak akan tegak
dengan kukuh. Ibnu Taimiyyah menuturkan bahwa Allah mewajibkan amar ma’ruf
nahî munkar, jihad, keadilan, menegakkan hudûd, dan semua hal yang Allah
wajibkan. Hal itu tidak mungkin terealisasi dengan sempurna tanpa kekuatan dan
kekuasaan.7
Menariknya, sekalipun menyerukan pentingnya negara bagi Islam, tetapi
Buya Ahmad Syafii Maarif menolak tesis yang mengatakan bahwa Islam adalah dîn
dan daulâh. Sebagaimana telah penulis singgung di muka, tidak ditemukan landasan
yang kuat bahwa Islam adalah dîn dan daulâh, baik di dalam Al-Qur’ân, Hadis,
maupun Piagam Madinah. Apabila Islam merupakan dîn sekaligus daulâh, maka
secara otomatis menempatkan sejajar antara agama dengan negara. Dengan demikian
mereka yang meyakini Islam sebagai dîn sekaligus daulâh secara tidak sadar
menempatkan alat dengan risalah. Ia menilai tesis yang mengatakan bahwa Islam itu
agama sekaligus negara sebagai kekeliruan serius. Hal ini lantaran agama adalah
sesuatu yang immutable (tetap), sementara negara adalah sesuatu yang mutable
(berubah) sesuai dengan tuntutan ruang dan waktu. Dengan menempatkan negara
selevel dengan posisi negara berarti mereka mengagungkan negara sama halnya
dengan mengagungkan agama8 Inilah yang menjadi kekhawatiran Ahmad Syafii
Maarif.
Kesimpulan
Ahmad Syafii Maarif akrab dipanggil Syafii Maarif, dilahirkan di Sumpur
Kudus, Sumatera Barat, Indonesia, pada tanggal 31 Mei 1935 dari pasangan bapak
Marifah Rauf (1900-1955) dan ibu Fathiyah (1905-1937). Ia adalah anak bungsu dari
empat orang bersaudara.ia hidup dalam lingkungan keluarga Islam yang tekun
beribadah. Ia juga memiliki beberapa kegemaran, seperti:
1. olah raga tenis meja
2. bulu tangkis
3. catur
4. menonton sepak bola dan
5. menembak burung.
Dari Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh ahmad Syafii Maarif
dimulai dari di tingkat dasar yaitu Sekolah Rakyat (SR) dan Madrasah Ibtidaiyah
Sumpur Kudus kemudia tamat pada tahun 1947, kemudian masuk ke tingkat
menengah pertama Madrasah Muallimin di Balai Tangah, Lintau, Sumatera Barat
Pada Tahun 1950-1953. Setelah itu, ia pindah ke Yogyakarta untuk melanjutkan
pendidikan menengahnya di Mualimin Muhammadiyah Kemudian tamat Pada Tahun
1956. Setelah itu, ia meneruskan pendidikan ke Universitas Cokroaminoto, Solo, dan
meraih gelar sarjana muda pada jurusan Sejarah Budaya Pada Tahun 1964.Gelar
sarjana Sejarah ia peroleh di IKIP Yogyakarta Pada Tahun 1968. Untuk menekuni
ilmu sejarah, ia kemudian mengikuti program master di Departemen Sejarah
Universitas Ohio, Amerika Serikat dan berhasil mengantongi ijazah Master Pada
Tahun 1980.
Pola pemikiran Syafii Maarif banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran
Fazlur Rahman setelah mengalami “pencucian otak” melalui kuliah dan berbagai
diskusi bersama Fazlur Rahman di Universitas Chicago, Amerika Serikat. Aspek
pemikiran Syafii Maarif yang perlu diketengahkan dalam portal ini, adalah:
Saran
Saran Saya Terhadap Ahmad Syafi’i Ma’arif Dalam usia senjanya walaupun
beliau sudah tidak lagi memiliki kedudukan atau jabatan formal.Ada Kalanya Beliau
Terus Membuat Karya Tulis Lagi Untuk Menambah Wawasan Pembaca.Sehingga
Beliau harapkan di sisa akhir hidupnya, mampu menghasilkan karya besar tentang
Islam dan kemanusiaan, dan akan menjadi sumbangan besar bagi peradaban manusia
Pada Masa Sekarang Dan Masa Yang Akan Datang.
Penutup