Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA KOMPUTASI


ANALISIS BUTANA

Oleh:
Muhammad Ahan Kurniawan
15/383301/PA/16961

Rabu, 6 Maret 2019


Asisten Pembimbing: Wahyu Dita Saputri

LABORATORIUM KIMIA KOMPUTASI


DEPARATEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
ANALISIS BUTANA

I. TUJUAN
Minimsasi energi konformasi butana dengan menggunakan medan
gaya (Force Field) MM+
II. LATAR BELAKANG
Salah satu penelitian teoritis adalah penelitian dengan metode kimia
komputasi. Pemodelan dan simulasi molekul merupakan bagian dari
perhitungan dengan metode kimia komputasi. Pemodelan molekul dengan
metode kimia komputasi tersebut berbasiskan kimia teoritik (mekanika
kuantum dan mekanika statistik) dan diarahkan untuk mengatasi
keterbatasan eksperimen di laboraturium.
Pada percoban ini akan digunakan pemodelan komputasi untuk
memperoleh nilai energi minimum dari berbagai konformasi butana dengan
mengguanakan HyperChem yang dapat menggabungkan perhitungan-
perhitungan mekanika molekuler.

III. DASAR TEORI


HyperChem adalah program simulasi dan pemodelan molekular
untuk melakukan perhitungan kimia kompleks. hyperChem menyediakan
fasilitas sebagai berikut: 1) menggambar suatu molekul dan pemodelan
model tiga dimensi (3D), 2) struktur bangun protein dan asam nukleat dari
residu standar. 3) penentuan efek isotop dalam perhitungan analisis vibrasi
dengan metoda semi empirik dan ab intio. 4) grafik dari hasil perhitungan
kimia. 5) perhitungan mekanika molekular dan mekanika kuantum (dengan
metode semi empiris dan ab intio). Disamping itu tersedia pula data base
dan program simulasi Montecarlo dan molecular dynamics (MD).
HyperChem menyediakan beberapa metode perhitungan, yaitu:
1. MM+, AMBER, BIO+, dan OPLS force fields untuk perhitungan-
perhitungan (mekanika molekuler).
2. Extended Huckel, CNDO, INDO, MINDO3, MNDO, AMI, PM3,
ZINDO/1
3. ZINDO/S semi empiris, dan ab intio perhitungan (quantum
mechanics).
HyperChem dapat menggabungkan perhitungan-perhitungan mekanika
molekuler dengan semi empiris atau ab intio mekanika kuantum untuk
system molekuler (Pranowo, 2011).
Salah satu perhitungan yang dapat di lakukan adalah minimisasi
energi dengan melakukan optimasi. Optimasi secara umum adalah
pencarian nilai terbaik dari yang tersedia dari beberapa fungsi yang
diberikan pada suatu konteks. Dapat dikatakan optimal mengacu pada
pemilihan elemen terbaik dari beberapa set alternatif yang tersedia. Dalam
kasus yang paling sederhana, dapat diartikan sebagai pemecahan masalah
dengan cara untuk meminimalkan atau memaksimalkan fungsi dengan
sistematis memilih nilai-nilai variabel integer atau real dari dalam set yang
diperbolehkan (Warde, 2004).
Butana adalah senyawa alkana dengan rumus molekul
C4H10yang mempunyai 2 isomer (2 struktur) yaitu n-butana dengan rumus
struktur CH3-CH2-CH2-CH3, dan isobutana (atau 2 metil propana) dengan
rumus struktur CH3-CH(CH3-CH3). Keduanya merupakan gas tak
berwarna, dapat dicairkan dan mudah terbakar. Butana ditemukan di alam
sebagai komponen dalam minyak bumi gas alam. Butana digunakan
sebagai bahan bakar. Selain itu senyawa n-butana digunakan sebagai bahan
mentah pada industry karet sintetik disamping sebagai bahan pendingin
dan propelan aerosol. Butana memiliki titik leleh = -138,4ºC; titik didih= -
0,5 ºC ; massa jenis = 0,60g/cm3 (pada 10ºC) untuk n-butana dan titik leleh
= -159,4 ºC; titik didih = -11,7 ºC; massa jenis = 0,55g/cm3 (pada 10ºC)
untuk isobutana. (Martha,2015.hal:5)

IV. PROSEDUR KERJA


1. Pemilihan Medan Gaya
Memilih medan gaya mekanika molecular yang tersedia pada
programHyperChem. Medan gaya berisi jenis atom dan parameter
yang harusditandakan pada molekul sebelum kita menjalankan
perhitungan mekanikamolecular dengan mimilih MM+.
2. Menggambar butane
Mengatur default element pada atom karbon dan pilih
modeldraw .Kemudian atur level pilihan padaatoms .Yakinkan
bahwaExplicitHydrogens dalam keadaan tidak aktif (pada
menuBuild ). Gambarkanstruktur 2D dengan mengeklik dan menggeser
sedemikian hingga keempatkarbon terhubungkan. Kemudian pilih
pengaturan Bond Torsion padamenuBuild dan aturBond Torsion pada
0o dan tekanOK (lakukan dengan perlakuan yang sama pada sudut
60o,120o,180o,240o,300o). Kemudian R-klik pada medan yang kosong
dan klik double selection dan HyperChem akan menentukan struktur
baru denganBond Torsion sesuai yang telahditentukan.
3. Optimasi Struktur
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu memilih modeCompute
kemudian pilihSingle Point . Perhitungan dimulai dan informasi terkait
akan munculdi baris status. Setelah beberapa detik, program akan
selesai. Catat energydengan melakukan perhitungansingle point pada
struktur yang telahtergambar. Kemudian optimasi dilanjutkan dengan
memilihCompute dankemduianGeometry Optimization dan catat
energy teroptimasi dan sudutikat tetrahedral teroptimasi.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1 HASIL
Tabel 1 Hasil pengukuran λ maksimum
Konformasi Butana
Sudut Energi single Sudut Energi Sudut
dihedral point dihedral teroptimasi dihedral
teroptimasi
0 18,82 0 6,90 -1,10
60 8,33 60 3,04 64,04
120 8,73 120 5,52 118,99
180 4,95 180 2,17 180
240 8,72 -120 5,52 -118,99
300 8,33 -60 3,03 -64,04

V.2 PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui minimisasi energi konformasi butana
dengan menggunakan medan gaya (Force Field) MM+. Pada percobaan ini
dilakukan perhitungan energi sebelum dan sesudah optimasi geometri struktur
butana dengan variasi sudut torsi. Pada perhitungan energi single point atau energi
awal dihasilkan energi yang lebih besar dibandingkan dengan perhitungan energi
setelah optimasi geometri. Hal tersebut dikarenakan perhitungan energi setelah
optimasi geometri dilakukan secara iteratif yang dimana perhitungan ini sesuai
dengan struktur yang paling stabil.
Secara teoritis Ada dua energi minimal yang bisa ditemukan pada
berbagai konformasi butana yaitu bentukgauche dan anti yang mana keduanya
staggered dan tidak memiliki torsionalstrain. Dari keduanya, bentuk anti
merupakan bentuk yang paling minimumenerginya sebab pada bentuk gauche
terdapat sterik dari sedikit interaksi antarkedua gugus metil. Pada tingkat energi
rendah, molekul butana berada dalam bentuk konformasi anti, dan dalam bentuk
konformasi eklips metil pada tingkat energi tinggi.
Dari hasil percobaan yang dilakukan dihasilkan nilai sudut dihedral dari
masing-masing konformasi butana. Hasil yang diperoleh ini terdapat perbedaan
antara sudut dihedral pada perhitungan energi single pointdan energi geometry
optimizastion. Pada perhitungan energi single pointsudut dihedral yang diperoleh
adalah sama dengan sudut dihedral dari strukrut yang dibuat. Hal ini disebabkan
oleh perhitungan energi singlepointyang hanya menghitung energi pada keadaan
awal saja bukan sebenarnya atau keadaan paling stabil sehingga nilai sudut
dihedralnya akan sama saja dengan nilai awal sudut dihedral yang diberikan.
Sedangkan untuk perhitungan energi geometry optimizastion, tolakan antar
elektron yang ada pada atom hidrogen akan mempengaruhi sehingga molekul
butana akan mencari keadaan stabilnya dengan meminimisasi terjadinya tolakan
tersebut.

Gambar 1. nilai energi eksperimen dari konformasi butana


(McMurry, 2012)
Dari data Tabel 1 dibuat grafik sebagai mana ditunjukan oleh gambar 2. Jika
dilihat bentuk grafiknya maka dapat disimpulkan bahwa bentuknya sama, yaitu
naik turun. Akan tetapi grafik untuk energi teroptimasi, energi antar sudutnya
tidak terlalu jauh sehingga puncak yang terbentuk tidak terlalu tinggi.
Sedangkan pada diagram grafik menggunakan data energi eksperimental, selisih
energi antar sudutnya cukup jauh sehingga menghasilkan puncak yang cukuptinggi
daripada data grafik diatasnya.
a

b
c

Gambar 2. Diagram sudut dihedral (a)single point (b)optimasi geometri


(c)eksperimen

0 DERAJAT 60 DERAJAT 120 DERAJAT

180 Derajat 300 DERAJAT

Gambar 3. Konformasi Butana


Dari gambar diatas dan data Tabel 1. dapat dibuktikan bahwa konformasi
butane pada sudut dihedral 180 derajat adalah struktur yang paling stabil. Hal
ini dibuktikan dengan cara dibandingkan denga energi eksperimennya yang
bernilai sangat rendah sehingga struktur tersebut adalah struktur yang paling stabil.
Dari gambardiatas dapat dilihat bahwa konformasi butana yang memiliki energi
maksimum adalah konformasi sudut 0 derajat dan konformasi yang memiliki
energi minimum adalah 180 derajat. Dari data diatas bahwa perbedaan yang
cukup signifikan terdapat pada konformasi butana 0 derajat yang disebabkan
oleh metode perhitungan yang digunakan yaitu molecular mechanics yang dimana
dalam metode ini hanya berdasarkan pada interaksi antar atomyang didasarkan pada
mekanika klasik dengan parameter database struktur yang diperoleh secara
eksperimen dan mekanika kuantum sehingga nilai yang didapat berbeda jauh dari
yang seharusnya.

Gambar 4. Diagram energi 2-metil butana (a)single point (b)eksperimen


Ditunjukan energi geometry optimization pada Gambar 4. untuk 2-metilbutana
yang hanya ada tiga yaitu pada sudut dihedral (00,600,1800) sebesar 4.4
kkal/mol, (2000,3000) sebesar 3.6 kkal/mol dan (3000) sebesar 6.3 kkal/mol.
Perbedaan perhitungan energi 2-metilbutana dengan butane menandakan bahwa
adanya gugus lain seperti metil akan membuat konformasinya akan menjadi
sedikit disebakan oleh pengaruh sterik oleh keberdaan gugus metil.

VI. KESIMPULAN
Dari percobaan analisis energi konformasi pada struktur buatana
menggunakan medan gaya MM+ didapatkan sudut dihedral 180 derajat
memiliki energi yang paling rendah dan menghasilkan struktur butana yang paling
stabil.
VII. DAFTAR PUSTAKA
McMurry, J., 2012, Organic Chemistry8thedition, Cengage Learning,
Belmont
Pranowo, H. D., 2011, Pengantar Kimia Komputasi, Penerbit Lubuk Agung,
Bandung.
Warde, S., 2004, Molecular Modeling simulation of Surface, Online
Tutorial, Cambridge.
LAMPIRAN

180

0 DERAJAT
60 DERAJAT

120 DERAJAT
300 DERAJAT

Anda mungkin juga menyukai