Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) banyak menarik perhatian


dalam ilmu obstetrik dan sejauh ini merupakan penyebab dari satu pertiga
kelahiran prematur. Sedikitnya 60% kasus terjadi pada usia kehamilan yang
aterm, walaupun terjadi dalam usia kehamilan yang aterm, namun masih juga
menyebabkan berbagai komplikasi yang tidak terduga 19
Terdapat suatu klasifikasi yang membedakan KPSW menjadi dua menurut
usia kehamilan yaitu preterm premature rupture of membranes (PPROM) yaitu
pecahnya ketuban sebelum minggu ke 37 kehamilan dan premature rupture of
membrane (PROM) yaitu pecahnya ketuban pada minggu 37 kehamilan atau
lebih. 2,6
Kejadian KPSW berkisar antara 5-10% dari semua kehamilan. 70% kasus
KPSW terjadi pada kehamilan aterm. 7
Pada masa aterm, 8-10% wanita hamil mengalami PROM,2,5 mereka
memiliki risiko yang tinggi untuk terjadinya infeksi intrauterin apabila waktu
antara pecahnya selaput sampai dengan persalinan membutuhkan waktu yang
lama. PPROM terjadi pada 1% wanita hamil dan berhubungan dengan angka
5
persalinan prematur yang tinggi, yaitu 30-40% dari semua kelahiran prematur
2,5
dan menjadi penyebab utama kelahiran prematur dilaporkan bahwa 85% dari
morbiditas dan mortalitas neonatal disebabkan karena kelahiran prematur.
PPROM menyebabkan komplikasi pada 3% kehamilan dan terjadi pada 150.000
kehamilan di Amerika Serikat. Apabila PPROM terjadi sangat dini dan jauh dari
masa kelahiran, risiko morbiditas dan mortalitas tinggi pada janin dan ibunya. 2
Infeksi, incompetent cervix, trauma, peregangan yang berlebih
(polihidramnion dan gemeli) dengan adanya tekanan dan coitus dapat dianggap
sebagai penyebab dari terjadinya KPSW 1,8,9 17,20
Faktor resiko antara lain riwayatPPROM sebelumnya, perdarahan pada
trimester pertama atau kedua kehamilan, operasi pada serviks, pendeknya
serviks,distensi berlebih dari uterus, penyakit jaringan ikat (Leisch-Nyhan),
merokok, trauma, kelainan janin, amniosentesis, keadaan sosial ekonomi rendah,
body mass index ibu rendah, infeksi menular seksual dan infeksi saluran
kemih.2,4,9,10,11,12,13,14,15
Mekanisme dalam KPSW adalah gabungan antara peregangan dari selaput
dengan pertumbuhan uterus dan tegangan bertahap yang diakibatkan kontraksi
uterus normal, serta gerakan dari janin mungkin menyebabkan selaput ketuban
melemah. Perubahan biokimia yang signifikan juga mempengaruhi selaput
ketuban menjelang usia kehamilan aterm, termasuk turunnya substansi kolagen5
Diagnosis ketuban pecah dini ditegakkan apabila usia kehamilan lebih dari
20 minggu dan keluarnya cairan amnion dari vagina, pemeriksaan mikroskopis
terlihat adanya gambaran daun pakis (ferning appearance), lanugo dan verniks
kaseosa. Cairan amnion bersifat alkalis yang ditentukan dengan pemeriksaan
menggunakan kertas nitrazin dan kertas lakmus 2,6,20
Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi, partus preterm, prolaps tali
pusat, abrubsio plasenta, fetal distress, deformitas janin, hipoplasia paru janin dan
kematian janin/neonatus.dan distosia 4.
Penanganan umumnya tergantung usia kehamilan saat KPSW terjadi dan
adanya indikasi lain, dapat berupa penanganan secara konservatif maupun aktif.
Pemilihan penanganan ini berbeda-beda di masing-masing institusi dan
penanganan apapun yang dipilih perlu dipikirkan risiko prematuritas dan infeksi
yang akan terjadi1,6,20

Anda mungkin juga menyukai