Anda di halaman 1dari 7

Nama : Supardi Fahmi

NIM : 3161111043
M. Kuliah : Kapita Selekta Kewarganegaaraan
Jurusan : Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan
Angkatan : 2016/ Sem. 6
Judul Skripsi : Perilaku Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Presiden
& Wakil Presiden Tahun 2019 Di Kecamatan Bambel
Kabupaten Aceh Tenggara
KUTIPAN
Adapun kutipan (citation) yang dapat penulis ambil dalam penulisan
skripsi antara lain:
1. Perilaku Politik
Perilaku politik (political behavior) adalah perilaku yang di lakukan
oleh seseorang secara individual atau secara kelompok guna memenuhi hak dan
kewajibannya sebagai insan politik. Seorang individu/ kelompok di wajibkan
oleh Negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna melakukan perilaku
politik.
Menurut Elly M. Setiadi & Usman Kollip (2013: 19) adapun contoh
perilaku politik sebagai berikut:
1. Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat atau pemimpin
2. Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengkuti suatu partai
politik atau parpol, mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau
lembaga swadaya masyarakat.
3. Memiliki andil atau ikut serta terlibat dalam pesta politik
4. Mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas.
5. Memiliki hak untuk menjadi ketua atau pimpinan politik.
6. Memiliki kewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai
insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah di susun secara
baik oleh undang-undang dasar perundangan hokum yang berlaku.
Dalam setiap situasi dan hubungan kekuasaan terdapat 3 unsur
yang terlibat di dalamnya, yaitu: (1) tujuan dari kekuasaan tersebut; (2)
cara penggunaan sumber-sumber pengaruh; dan (3) hasil penggunaan
sumber-sumber pengaruh.

1
Adapun ciri-ciri kekuasaan yang merupakan penjabaran dari ketiga
unsur tersebut di antaranya:
1. Kekuasaan adalah hubungan antar manusia (interaksi social)
2. Pemegang kekuasaan memengaruhi pihak lain
3. Pemegang kekuasaan bias seorang individu, sekelompok orang,
sekelompok social, sekelompok budaya atau bias juga pemerintah.
4. Sasaran kekuasaan (yang di pengaruhi) bisa berupa individu,
kelompok atau pemerintah.
5. Seseorang yang mempunyai sumber-sumber kekuasaan belum tentu
mempunyai kekuasaan. Hal itu tergantung pada penggunaan
sumber-sumber tersebut.
6. Penggunaan sumber-sumber mungkin melibatkan paksaan,
konsensus atau kombinasi.
7. Suatu perspektif moral, apakah tujuan kekuasaan yang hendak di
capai itu baik atau buruk?
8. Hasil penggunaan sumber-sumber itu bisa menguntungkan seluruh
masyarkat atau bisa juga hanya menguntungkan sekelompok kecil
masyarakat, tergantung pada ada tidaknya distribusi (pembagian)
kekuasaan yang relatif merata dalam masyarakat.
9. Pada umumnya kekuasaan ada yang bersifat politis yang kekuasaan
yang mempunyai makna bahwa bahwa sumber-sumber itu
digunakan dan di laksanakan untuk masyarakat umum. Ada pula
bentuk kekuasaan yang bersifat pribadi yang cenderung di gunakan
untuk kepentingan sebagian kecil masyarakat.
10. Kekuasaan yang berspek politik adalah penggunaan sumber-sumber
untuk memengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan
politik.

Berdasarkan konsep tersebut, maka dapat ketahui bahwa


penggunaan kekuasaan selalu identik dengan kekerasaaan dan
pemaksaan.
2. Pemilih Pemula
Pemilih pemula adalah pemilih yang baru pertama kali akan melakukan
penggunaan hak pilihnya. Pemilih pemula terdiri dari masyarakat yang telah
memenuhi syarat untuk memilih. Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki
untuk menjadikan seseorang dapat memilih adalah: (1) Umur sudah 17 tahun;
(2) Sudah / pernah kawin; dan (3) Purnawirawan/Sudah tidak lagi menjadi
anggota TNI / Kepolisian.

2
Pengertian pemilih pemula menurut UU No. 10 tahun 2008 dalam Bab
IV pasal 19 ayat 1 dan 2 serta pasal 20 menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan pemilih pemula adalah warga Indonesia yang pada hari pemilihan atau
pemungutan suara adalah Warga Negara Indonesia yang sudah genap berusia
17 tahun dan atau lebih atau sudah/pernah kawin yang mempunyai hak pilih,
dan sebelumnya belum termasuk pemilih karena ketentuan Undang-undang
Pemilu.
Pemilih pemula mayoritas memiliki rentang usia 17-21 tahun, kecuali
karena telah menikah. Dan mayoritas pemilih pemula adalah pelajar (SMA),
mahasiswa dan perkerja muda. Pemilih pemula merupakan pemilih yang sangat
potensial dalam perolehan suara pada Pemilu. Perilaku pemilih pemula
memiliki karakteristik yang biasanya masih labil dan apatis, pengetahuan
politiknya kurang, cenderung mengikuti kelompok sepermainan dan mereka
baru belajar politik khususnya dalam pemilihan umum. Ruang-ruang tempat di
mana mereka belajar politik biasanya tidak jauh dari ruang yang dianggap
memberikan rasa kenyamanan dalam diri mereka.
Menurut pasal 1 ayat (22) UU No 10 Tahun 2008, pemilih adalah warga
Negara Indonesia yang telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih
atau sudah/pernah kawin, kemudian pasal 19 ayat (1 dan 2) UU No 10 Tahun
2008 menerangkan bahwa pemilih yang mempunyai hak memilih adalah warga
Negara Indonesia yang di daftar oleh penyelenggara Pemilu dalam
daftar pemilih dan pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh
belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin.

3
REVIEW
Dari kutipan diatas penulis dapat menjelaskan secara terperinci kembali
bahwa dari kutipan tersebut perilaku politik berusaha untuk mendefinisikan,
mengukur dan menjelaskan pengaruh terhadap pandangan politik seseorang
guna memenuhi hak dan kewajibannya selaku insan politik.
Penulis menganggap bahwa pandangan seseorang tersebut sangat di
perlukan dalam melaksanakan hak dan kewajiban sebagai insan politik apakah
perilaku mereka dalam melaksanakan hak kewajibannya di pengaruhi oleh
pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis maupun rasional yang nantinya
akan penulis lanjutkan pada penulisan selanjutnya yaitu skripsi.
Dari buku yang di dapatkan oleh penulis, contoh-contoh perilaku politik
yang disampaikan sangat spesifik yaitu ikut melakukan pemilihan wakil rakyat
salah satu contohnya adalah pemilihan lembaga legislatef yaitu pemilihan DPR
(Dewan Perwakilan Rakyat). Selanjutnya adalah mengikuti partai politik,
memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan politik berdasarkan UU yang
telah ditetapkan sebagaimana di jelaskan pada kutipan tersebut serta ikut serta
dalam pesta politik.
Di dalam perilaku politik tersebut hubungan kekuasaan memiliki 3
unsur yang saling berkaitan serta ciri ciri kekuasaan yang bisa berdampak pada
perilaku politik. Contohnya adalah pemegang kekuasaan mempengaruhi pihak
lain, ini adalah salah satu perilaku politik yang di lakukan insan politik dalam
memenuhi hak dan kewajibannya, sehingga andil insan politik dalam
memenuhi hak dan kewajibannya memiliki hubungan yang nyata. Apakah itu
bisa berdampak terhadap perilaku politik atau tidak.
Selanjutnya adalah pemilih pemula, dari kutipan jurnal dan UU yang di
ambil penulis dapat memberikan penjelasan bahwa pemilih pemula adalah
warga Negara yang di datftar oleh penyelenggara pemilu dalam daftar pemilih
dan baru mengikuti pemilih (memberikan suara) pertama kali sejak pemilu
diselenggarakan dengan rentang usia 17-21 tahun.

4
Peranan pemilih pemula cukup penting dalam kontestasi politik
terutama dalam pemilian karean dari seluruh pemilih, pemilih pemula memiliki
andi 20% berdasarkan jurnal yang penulis baca, dengan demikian jumlah
pemilih pemula sangatlah besar, sehingga hak warga Negara dalam
menggunakan hak pilihnya janganlah sampai tidak berarti akibat dari
kesalahan-kesalahan yang tidak diharapkan, misalnya jangan sampai sudah
memiliki hak pilih tidak dapat menggunakan hak pilihnya karena tidak terdaftar
atau juga masih banyak kesalahan dalam menggunakan hak pilihnya.

DAFTAR REFERENSI
Setiadi Elly M, Kolip Usman. 2013. Pengantar Sosiologi Politik. Bandung :
Kencana Prenada Media Group.
Raoda Nor, dkk. 2015. Perilaku Politik Pemilih Pemula Dalam Pelaksanaan
Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden 2014 di Desa Kanaungan
Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Jurnal Ilmu Pemerintahan.
Vol 5 No. 1 April 2015. Hal. 96
Wikipedia. 2017. Teori Perilaku Politik. [Internet]. Tersedia di:
https//id.m.wikipedia.org/wiki/Teori_Perilaku_Politik

5
GAMBAR

6
7

Anda mungkin juga menyukai