Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................... i

Daftar Isi ..................................................................................... ii

BAB I: Pendahuluan................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................... 1

B.Tujuan............................................................................. 1

BAB II : Tinjauan Teoritis

A. Struktur Fungsi sel........................................................... 2

1. Pengertian ............................................................... 2

2. Struktur sel.............................................................. 2

3. Berbagai macam bentuk dan fungsi sel hewan .............................................. 5

B. Struktur fungsi jaringan..................................................... 6

1. Pengertian............................................................... 6

2. Macam – macam jaringan .................................................... 6


1. Jaringan Epitel
2. Jaringan pengikat
3. Jaringan Otot
4. Jaringan Syaraf

BAB III : Penutup

A. Kesimpulan ............................................................ 10

B. Saran............................................................... ...... 10

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembuatan makalah didasarkan pada berbagai macam pendapat para ahli


diantaranya MaxShultze ,Robert Hooke, Hanstein, Felix Durjadin, Johanes
Purkinje, Matthias Schleiden, Robert Browndan Rudolf Virchow.Makalah ini berisi tentang
Struktur fungsi sel dan struktur fungsi jaringan.
Makalah ini dibuat supaya penulis lebih memahami tentang Struktur fungsi sel dan
struktur fungsi jaringan.Maka dari itu penulis berharap ,Penulis dan pembaca dapat
membedakan berbagai macam teori yang akan kami bahas,diantaranya teori-teori Struktur
fungsi sel dari para ahli dan buku biologi .
Selain itu penulis juga berharap makalah ini dapat berguna bagi penulis dan
pembaca dalam mempelajari dan memahami bab-bab ini .

B. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk membahas tentang Struktur fungsi sel dan struktur fungsi
jaringan yang diungkapkan melalui teori-teori tentang Struktur fungsi sel dan struktur fungsi
jaringan. menjelaskan semua teori-teori tentang Struktur fungsi sel dan struktur fungsi
jaringan yakni dilihat dari biologi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.STRUKTUR FUNGSI SEL

1. Pengertian Sel

Sel berasal dari kata latin cella yang berarti ruangan kecil. ukuran sel bermacam-
macam dan bentuk sel juga bermacam-macam . meskipun ukuran sel sangat kecil, strukturnya
sangat rumit dan masing-masing bagian sel memiliki fungsi khusus. misalnya, mitokondria
yang terdapat di dalam sel berfungsi sebagai penghasil energy, sedangkan lisosom berfungsi
sebagai pencerna.
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan.
sel disebut sebagai unit terkecil karena sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang
lebih kecilyang berdiri sendiri. sel dapat melakukan proses kehidupan seperti melakukan
respirasi, perombakan, penyusunan, reproduksi melalui pembelahan sel, dan terhadap
rangsangan. sel disebut satuan struktural makhluk hidup. sel juga disebut sebagai satuan
fungsional makhluk hidup. perkembangbiakan dilakukan melalui pembelahan sel, pembelahan
sel dilakukan baik oleh organisme bersel satu mengadakan pembelahan secara langsung
sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami pembelahan secara mitosis.
sel mengandung materi genetic,yaitu materi penentun sifat-sifat makhluk hidup. dengan
adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya.

Gambar 1.1 Sel


2. Struktur Sel

Berikut ini gambar struktur sel hewan beserta bagian-bagiannya:

Keterangan:

1. Nukleolus
2. Inti sel
3. Ribosom
4. Vesikel
5. Retikulum Endoplasma Kasar
6. Golgi
7. Sitokleton
8. Retikulum Endoplasma Halus
9. Mitokondria
10. Vakuola
11. Sitoplasma
12. Lisosom
13. Sentrosom
14. Plasma Membran

Fungsi, Struktur, Gambar Organel Sel Hewan

1. Organel Sel Hewan #Membran Sel


Membran sel yaitu bagian paling luar dari sel yang membungkus sel yang tersusun atas protein
(lipoprotein) dan lenak (lipid). Membran sel mengatur masuknya mineral dan nutrisi ke dalam
dan keluar sel.Fungsi Membran Sel:

 Sebagai pelindung sel


 Mengatur keluar masuk nutrisi dan mineral
 Menerima rangsangan dari luar
 Tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia

2. Organel Sel Hewan #Sitoplasma

Sitoplasma ialah cairan sel atau zat seperti gel. Bagian cair di dalam sel ini mempunyai 2 bentuk
yaitu Fase Sol (padat) dan Fase Gel (cair). Khusus untuk cairan yang terletak di nukleus disebut
Nukleoplasma.

Sitoplasma terdiri atas protein dan air. Jika konsentrasi air rendah akan menjadi padat dan
lembek, biasa disebut dengan gel. Dan ketika konsentrasi air tinggi maka akan encer, biasa
disebut sol. Sitoplasma tersusun oleh 90% air, sehingga berfungsi sebagai pelarut.

Fungsi Sitoplasma:

 Tempat berlangsungnya metabolisme sel


 Sumber bahan kimia sel

3. Organel Sel Hewan #Retikulum Endoplasma


Retikulum Endoplasma atau biasa disingkat dengan RE merupakan organel sel terbesar setelah
mitokondria. Dimana RE membentuk rangkaian interkoneksi rata terowongan, mempunyai
bentuk seperti benang-benang jala.

Terdapat 2 macam RE yaitu RE Kasar dan RE Halus. Retikulum Endoplasma kasar memiliki
tanggung jawab memegang protein yang terbentuk di robosom. Retikulum endoplasma kasar
ditempeli oleh ribosom sedangkan Retikulum endoplasma halus tidak ditempeli ribosom.

Fungsi Retikulum Endoplasma:

 Sebagai tempat pengangkut sintesis steroit dan lemak


 Tempat untuk menyimpan fospolipid, steroid, dan glikolipid.
 Membantu detoksifikasi sel-sel berbahaya di dalam sel (REh)
 Sintesis protein (REk)

4. Organel Sel Hewan #Mitokondria

Mitokondria merupakan organel sel terbesar yang merupakan mesin sel. Mempunyai bentuk
yang mirip dengan cerutu dimana mempunyai dua lapisan membran yang berlekuk-lekuk yang
dinamakan kritas. Oksigen dan glukosa bekerja sama dalam pembentukan energi (ATP) yang
dibutuhkan untuk metabolisme dan aktivitas seluler dalam organel sehingga mitokondria
mempunyai julukan The Power House karena bisa menghasilkan energi.

Mitokondria dalam bentuk tunggul disebut dengan mitokondrion, mitokondrion ialah organel
yang merubah energi kimia menjadi energi lain.
Fungsi Mitokondria:

 Penghasil energi dalam bentuk ATP


 Respirasi selular

5. Organel Sel Hewan #Mikrofilamen

Mikrofilamen merupakan sel yang terbentuk dari protein aktin dan miosin. Mikrofilamen
mempunyai bentuk mirip dengan mikrotubulus tetapi mikrofilamen mempunyai diameter lebih
kecil dan lebih lembut. Mikrofilamen berfungsi berperan dalam pergerakan sel, eksositosis dan
endositosis.

6. Organel Sel Hewan #Peroksisom (Badan Mikro)

Peroksisom merupakan kentong kecil yang berisi enzim katalase yang berfungsi menguraikan
peroksida (H2O2) yang merupakan sisa dari metabolisme yang bersifat toksik menjadi air dan
oksigen yang berbahaya bagi sel. Peroksisom banyak ditemui di ginjal dan sel hati.

Fungsi Peroksisom:

 Menguraikan perokida (H2O2) dari sisa-sisa metabolisme toksik


 Perubahan lemak menjadi karbohidrat
7. Organel Sel Hewan #Ribosom

Ribosom merupakan organel yang padat serta kecil dengan ukuran diameter 20nm yang terdiri
dari 65% RNA ribosom (rNA) dan 35% protein ribosom (RNP). Terdiri dari dua sub unit yaitu
sub unit besar dan sub unit kecil.

Fungsi ribosom: Tempat berlangsungnya proses fotosintesis.

8. Organel Sel Hewan #Mikrotubulus

Mikrotubulus merupakan organel sel yang terletak di dalam sitoplasma yang ditemui di sel
eukariot dan memiliki bentuk silindris panjang berangga dengan diameter 12 nm dan diameter
luar 25 nm. Terdiri dari molekul yang berbentuk bulat protein globurat yang disebut tubulin.

Pada kondisi tertentu tubulin akan spontan membentuk silindris panjang berongga.
Mikrotubulus mempunyai sifat kaku.
Fungsi Mikrotubulus:

 Melindungi sel
 Memberi bentuk sel
 Berperan dalam pembentukan flagela, silia dan sentriol

9. Organel Sel Hewan #Badan Golgi


Badan golgi atau kompleks golgi atau aparatus golgi merupakan organel yang bisa ditemui di
semua sel eukariotik dan terdapat di fungsi ekskresi seperti ginjal. Mempunyai bentuk layaknya
kantung pipih yang berukuran kecil hingga besar dan terikat oleh membran.

Setiap sel hewan umumnya mempunyai 10 – 20 aparatus golgi. Dan jika Anda ingin tahu, nama
organel sel ini diambil dari orang pertama yang menggambarkan organel ini dalam sel yaitu
Camillo Golgi asal Italia.

Fungsi Badan Golgi:

 Membentuk vesikula (kantung) untuk ekskresi


 Membentuk lisosom
 Memproses protein
 Membentuk membran plasma

10. Organel Sel Hewan #Nukleus

Nukleus merupakan inti dari sel yang mengendalikan juga mengatur aktivitas sel baik dari
metabolisme sampai pembelahan sel. Nukleus ditwmui pada sel eukariotik dan mengandung
materi genetik yaitu DNA (Asam Deoksiribonukleat) dan kromosom. DNA terdiri dari
nukleotida yang membantu dalam pembentukan protein pada proses translasi dan
transkripsi.Nukleus terdiri dari bagian seperti

 Membran inti (karioteka)


 Nukleoplasma (Kariolimfa)
 Kromoson/Kromatin
 Nukleolus
Nukleolus adalah daerah yang terletak di dalam inti sel (nukleus) yang berperan dalam
pembentukan protein menggunakan asam ribonukleat (RNA)

Membran nuklir merupakan selubung pelindung berpori yang menutupi inti, memungkinkan
masuknya zat dan ini merupakan salah satu ciri khas organel sel hewan.

Membran inti merupakan struktur utama nukleus yang membungkus keseluruhan organel dan
memisahkan sitoplasma dengan daerah inti. Mempunyai sifat tak permeabel dengan sebagian
besar molekul membuat nukleus membutuhkan pori inti, mengakibatkan nukleus bisa melewati
membran.

Fungsi Membran Inti

 Pelindung inti sel (Nukleus)


 Tempat pertukaran zat antara materi inti dan sitoplasma

Nukleoplasma merupakan cairan padat yang terletak di dalam inti sel (nukleus) yang
mengandung serat kromatin, yang padat dan berfungsi membentuk kromosom serta gen yang
mengangkut informasi genetik alias turun-temurun.

Fungsi Nukleus

 Untuk menjaga integritas gen-gen


 Mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen
 Menyimpan informasi genetik
 Tempat terjadinya replikasi
 Mengendalikan proses metabolisme dalam sel

3. Berbagai macam bentuk sel hewan

Ukuran dan bentuk sel di dalam tubuh organisme multiseluler ternyata dapat bervariasi.
Pada manusia diameter rata-rata dari sel-selnya berkisar antara :t: IO pm (mikron) atau 0,01
mm. Suatu sel bakteria berdiameter :t 0,4 pm, sedangkan sel saraf dari seekor hewan yang besar
dapat mencapai panjang lebih dari I meter, meskipun diameternya relatif kecil. Sel telur (Ova)
pada umumnya berukuran lebih besar dari pada sel tubuh. Bentukbentuk sel di dalam tubuh
juga terdapat variasi yang tidak terbatas walaupun bentuk umumnya adalah spheris. Hal ini
kelihatannya ada hubungannya antara bentuk sel dengan fungsi-fungsi khusus dari sel yang
bersangkutan. Berbagai variasi bentuk sel misalnya: pipih seperti lempeng, misalnya pada kulit
manusia, memanjang misaln: a pada sel-sel otot, ini berkaitan dengan fungsmya sebagai alat
gerak aktif , bikonkaf dan berbentuk discus, misalnya pada sel-sel darah. Sedang bentuk yang
sangat memanjang pada sel-sel saraf adalah berkaitan dengan fungsinya sebagai penghantar
impuls. Sei-sel sensoris mempunyai bentuk-bentuk khusus, hal ini berkaitan dengan mngsinya
sebagai perubah rangsang fisis dan kemudian menjadi impuls saraf. Sedangkan bentuk-bentuk
khusus sel-sel pada permukaan dalam saluran pencernaan dan saluran ginjal adalah berkaitan
dengan fungsinya untuk absorpsi metabolit. Kemudian bentuk spesifik sel makrofag dan sel
darah putih (leukosit) karena keduanya berfungsi dalam pencernaan intrasel.

Pengertian Jaringan Hewan


Jaringan adalah kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk
membentuk suatu organ. Jenis jaringan yang umumnya dimiliki oleh vertebrata dan manusia
ada empat macam, yaitu jarinan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Berdasarkan jumlah lapisan embrionya, hewan dibagi menjadi:
1. Hewan diploblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas lapis.
Contoh: Coelenterata, tidak mempunyai mesoderm.
2. Hewan triploblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas 3 lapis.
Contoh: cacing tanah, siput, Arthropoda, dan Chordata.

2.2 Jaringan Epitel


Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi seluruh permukaan tubuh. Jaringan epitel
membatasi antara organ-organ tubuh dengan rongga tubuh. Jaringan yang melapisi lapisan luar
tubuh disebut epithelium. Jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh disebut mesotelium.
Jaringan epitel yang membatasi organ dalam tubuh disebut endothelium.
Ciri-ciri jaringan epitel sebagai berikut :
Ä Melaksanakan fungsi absorpsi dan proteksi atau sebagai kelenjar.
Ä Sel-sel epitel terikat oleh zat pengikat(semen) sehingga hamper tidak ada ruangan antarsel.
Ä Sel-sel epitel melekat pada lamina basalis yang berfungsi mengkat jaringan dengan jaringan
dengan bagian yang ada di bawahnya.
Jaringan epitel dapat dogolongkan menjadi beberapa kelompok.
a. Berdasarkan Bentuk dan Jumlah Lapisan Sel
Berdasarkan bentuknya, jaringan epitel dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu epitel pipih, epitel batang (silinder), dan epitel kubus. Berdasarkan jumlah lapisannya,
jaringan epitel dapat dibedakan menjadi :
· Epitel Simpleks (satu lapis sel)
· Epitel berlapis ( beberapa lapisan sel)
1. Epitel Silindris Berlapis
Epitel silindris berlapis tersusun atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk silinder. Epitel
silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring. Jaringan
ini berperan dalam proses sekresi. Biasanya, jaringan ini berada pada lapisan paling luar.
2. Epitel Pipih Berlapis
Epitel pipih berlapis tersusun atas beberapa lapis sel-sel pipih. Sel-sel epitel pipih memiliki
sitoplasma yang jernih dan inti sel berbentuk bulat. Jaringan ini di antaranya terdapat pada
rongga mulut, rongga hidung, Dan kerongkongan. Sesuai dengan jumlah lapisannya yang
banyak, jaringan ini berperan sebagai pelindung, misalnya terhadap gesekan.
3. Epitel Kubus Selapis
Jaringan ini tersusun atas selapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus selapis di antaranya
terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal. Struktur
jaringan ini sangat sesuai untuk proses absorpsi dan sekresi.
4. Epitel Kubus Berlapis
Jaringan ini tersusun atas beberapa lapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus berlapis terdapat
pada mulut, kerongkongan, dan kelenjar keringat pada kulit. Sesuai dengan strukturnya,
jaringan ini berperan sebagai pelindung dari gesekan.
5. Epitel Silindris Selapis
Epitel silindris selapis tersusun atas sel-sel berbentuk silinder. Pada jaringan ini, biasanya
terdapat sel-sel goblet. Sel goblet berfungsi dalam menghasilkan lendir (mucus) yang berperan
dalam mempermudah penyerapan makanan (absorpsi). Biasanya, jaringan ini terdapat pada
usus halus dan saluran pencernaan lainnya.
6. Epitel Silindris Berlapis
Epitel silindris berlapis tersusun atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk silinder. Epitel
silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring. Jaringan
ini berperan dalam proses sekresi. Biasanya, jaringan ini berada pada lapisan paling luar.
7. Epitel Silindris Berlapis Semu Bersilia
Epitel silindris berlapis semu bersilia tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel tidak sejajar
sehingga seolah-olah epitel tersebut terdiri atas banyak lapisan. Pada jaringan ini terdapat silia
yang berfungsi menggerakkan partikel yang berada di atasnya. Misalnya, kotoran atau debu
tidak akan masuk ke dalam paru-paru karena digerakkan oleh silia pada sel-sel saluran
pernapasan. Jaringan ini terdapat pada saluran pernapasan, rongga hidung, dan saluran telur
(tuba Fallopi).
8. Epitel Transisi
Epitel transisi terdiri atas berlapis-lapis sel. Akan tetapi, sel-sel penyusun jaringan ini selalu
berubah bentuknya. Pada keadaan tegang, sel-sel tersebut berbentuk lebih pipih dan panjang.
Adapun pada keadaan normal (relaksasi), sel-selnya berbentuk bulat dan besar. Jaringan ini
banyak terdapat di kandung kemih, saluran ureter dan
ginjal.
9. Epitel Kelenjar
Epitel kelenjar tersusun atas, beberapa jaringan epitel yang memiliki peran dalam penyerapan
(absorpsi) dan menyekresikan senyawa kimia. Misalnya, sel-sel epitel yang terdapat pada
rongga (lumen) dari rongga pencernaan memiliki kemampuan untuk menyekresikan mucus.
Mucus tersebut berfungsi menjaga kelembapan permukaan organ pencernaan.

b. Berdasarkan Struktur dan Fungsi


1. Epitel kelenjar, berfungsi dalam pembuatan, penyimpanan, dan sekresi zat-zat kimia.
a. Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran untuk
menyalurkan hasil sekresinya.
b. Kelenjar endokrin merupakn kelenjar yang tidak memiliki saluran pengeluatan(kelenjar
buntu).
2. Epitel penutup, berfungsi melapisi permukaan tubuh dan jaringan.

2.3 Jaringan Ikat


Jaringan pengikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm (lapisan tengah
embrio). Selain menjadi jaringan pengikat (darah, tulang rawan, tulang, dan lemak), mesenkim
juga menjadi jaringan lain berupa otot, pembuluh darah, beberapa kelenjar, dan epitelium.
Letak sel-sel jaringan pengikat tidak berhimpitan rapat (berpencar-pencar), jika berhubungan
hanya pada ujung-ujung protoplasmanya.Jaringan pengikat mempunyai beberapa fungsi, yaitu
untuk melekatkan suatu jaringan dengan jaringan lain, membungkus organ-organ, mengisi
rongga di antara organ-organ, dan menghasilkan imunitas.
a. Komponen Jaringan Pengikat
1. Matriks
Matriks tersusun oleh serabut-serabut dan bahan dasar. Serabut dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut retikular.
1. Serabut Kolagen
Serabut kolagen mempunyai daya elastisitas rendah, daya regang sangat tinggi, berwarna putih,
dan bentuknya berupa berkas-berkas beragam. Serabut kolagen terdapat pada tendon
(penghubung otot dengan tulang) dan jaringan pengikat longgar.
2. Serabut Elastin
Serabut elastin mempunyai elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih tipis dari serabut kolagen,
dan bentuknya seperti bangunan bercabang-cabang dan tebal. Serabut elastin tersusun oleh
protein dan mukopolisakarida.
3. Serabut Retikular
Serabut retikular mempunyai daya elastisitas rendah. Hampir sama dengan serabut kolagen,
tetapi ukurannya lebih kecil. Serabut ini berperan menghubungkan antara jaringan pengikat
dengan jaringan lainnya.
2. Bahan Dasar
Bahan dasar penyusun matriks berupa bahan homogen setengah cair yang terdiri dari
mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Matriks bersifat lentur jika asam hialuronatnya
tinggi dan akan bersifat kaku jika mukopolisakaridanya tinggi.

b. Sel-Sel Jaringan Pengikat


Beberapa jenis sel yang tertanam dalam matriks sebagai berikut.
1. Fibroblast
Fibroblast berfungsi mensintesis dan mensekresikan protein pada serabut.
2. Makrofag
Makrofag berfungsi dalam pinositosis dan fagositosis.
3. Sel Tiang (Sel Mast)
Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin.
4. Sel Lemak
Sel lemak berfungsi menyimpan lemak.
5. Berbagai Jenis Sel Darah Putih
Sel darah putih berfungsi melawan pathogen (berupa bakteri, virus, atau Protozoa) yang
menimbulkan penyakit.
b. Macam-Macam Jaringan Pengikat
1. Jaringan Pengikat Biasa
Jaringan pengikat biasa dibedakan menjadi jaringan pengikat longgar dan jaringan pengikat
padat.
a) Jaringan Pengikat Longgar
Jaringan ini mempunyai cirri-ciri utama yaitu susunan serat-seratnya yang longgar. Matriksnya
berupa cairan lendir (mucus). Pada matriks terdapat berkas serabut kolagen yang fleksibel,
tetapi tidak elastis. Jaringan pengikat longgar terdapat di sekitar pembuluh darah, saraf, dan
sekitar organ tubuh.
b) Jaringan Pengikat Padat
Jaringan ini mempunyai struktur serat-serat terutama kolagen yang padat. Jaringan pengikat
padat dibedakan menjadi jaringan-jaringan pengikat padat teratur dan tidak teratur. Jaringan
pengikat padat teratur misalnya pada tendon. Sementara itu, jaringan pengikat padat tidak
teratur misalnya di lapisan bawah kulit.
2. Jaringan Pengikat dengan Sifat Khusus
Jaringan pengikat dengan sifat khusus terdiri atas jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan
tulang keras, serta darah dan limfa.
a) Jaringan Tulang Rawan
Sel tulang rawan disebut kondrosit. Jaringan tulang rawan (kartilago) terdiri atas kartilago
hialin, kartilago fibrosa, dan kartilago elastis.

(1) Kartilago Hialin


Kartilago hialin mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna putih kebiru-biruan, dan
tembus cahaya. Kartilago hialin terdapat pada ujung tulang keras, cakram epifisis, persendian,
dan saluran pernapasan (dari hidung sampai dengan bronkus). Kartilago hialin berfungsi untuk
memberi kekuatan, menyokong rangka embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa,
dan membantu pergerakan persendian.
(2) Kartilago Fibrosa
Kartilago fibrosa mengandung serabut kolagen yang padat dan kasar sehingga matriksnya
berwarna gelap dan keruh. Kartilago fibrosa terdapat pada ruas-ruas tulang belakang, simfisis
pubis, dan persendian. Kartilago fibrosa berfungsi untuk menyokong dan melindungi bagian di
dalamnya
(3) Kartilago Elastis
Kartilago elastis mengandung serabut elastis dan serabut kolagen. Matriksnya berwarna keruh
kekuning-kuningan. Kartilago ini lebih elastis dari kartilago yang lain sehingga mudah pulih
posisinya. Kartilago ini terdapat di epiglotis, daun telinga, dan bronkiolus. Kartilago elastis
berfungsi untuk memberi fleksibilitas dan sebagai penyokong.
b) Jaringan Tulang Keras(Osteon)
Sel tulang disebut osteosit yang dibentuk oleh osteoblast. Antara osteosit yang satu dengan
yang lain dihubungkan oleh kanalikuli. Matriks osteoblast mengandung kalsium fosfat yang
memperkeras matriks sehingga tulang lebih keras daripada tulang rawan. Pada tulang keras
atau kompak, sel-sel tulang tersusun membentuk sebuah sistem yang disebut sistem Havers.
Bagian tengah sistem Havers terdapat saluran disebut saluran Havers yang berisi pembuluh
darah, pembuluh limfa, dan saraf. Di antara dua saluran Havers dihubungkan oleh saluran
Volkman. Di sekeliling sistem Havers terdapat lapisan tulang yang disebut lamela. Pada
lamela-lamela inilah terdapat osteosit (sel-sel tulang) yang menempati lakuna (rongga) yang
tersusun secara konsentris.
c) Jaringan Darah
Darah merupakan jaringan pengikat. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri, vena, dan
kapiler. Jaringan darah terdiri atas substansi cair dan substansi padat.
Substansi cair disebut plasma darah, sedangkan substansi padat berupa sel-sel darah. Ada tiga
tipe sel darah, yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit
(keping-keping darah).
Darah mempunyai beberapa fungsi berikut.
(1) Mengangkut sari makanan, O2, dan hormon ke sel-sel tubuh.
(2) Mengangkut zat sisa dan CO2 dari sel-sel tubuh.
(3) Mengatur suhu badan.
(4) Leukosit dapat berfungsi untuk melawan penyakit.
(5) Menutup luka dengan pembekuan darah.
(d) Jaringan Limfa (Jaringan Getah Bening)
Limfa merupakan suatu cairan yang dikumpulkan dari berbagai jaringan dan kembali ke aliran
darah. Komponen selular berupa limfosit dan granulosit (neutrofil, eosinofil, dan basofil).
Fungsi limfa adalah mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, dan zat-zat lain dari jaringan
ke sistem peredaran
2.4 Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Jaringan ini berfungsi melakukan pergerakan pada
berbagai bagian tubuh. Jaringan otot dapat berkontraksi karena di dalamnya terdapat serabut
kontraktil yang disebut miofibril. Jaringan otot dapat dibagi menjadi jaringan otot polos, otot
lurik (seran lintang), dan otot jantung.
a. Otot Polos
Otot polos mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya
meruncing. Dalam setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan
bentuknya pipih. Misalnya pada pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pencernaan,
kandung kemih, dan saluran pernapasan. Otot polos berfungsi memberi gerakan di luar
kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan.
b. Otot Lurik
Sel atau serabut otot lurik berbentuk silindris atau serabut panjang. Otot lurik bekerja di bawah
kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari
sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot lurik
disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada rangka tubuh, misalnya pada bisep dan
trisep. Otot lurik berfungsi sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan
kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan tubuh.
c. Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Setiap sel otot jantung mempunyai satu
atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma. Otot jantung bekerja di luar kehendak (otot
tidak sadar)dan selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung
berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. Ciri khas otot
jantung adalah mempunyai diskus interkalaris.

2.5 Jaringan Saraf


Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf ini mempunyai struktur
bercabang-cabang ke berbagai bagian tubuh untuk mengatur aktivitasnya. Neuron mendapat
suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron terdiri atas bagian-
bagian berikut.
a. Badan sel saraf yang mengandung inti sel dan neuroplasma.
b. Neurit atau akson atau cabang panjang, berfungsi membawa impuls meninggalkan badan
sel saraf.
c. Dendrit atau cabang pendek, berfungsi membawa impuls ke badan sel saraf.

Akson dikelilingi oleh sel penyokong yang disebut sel Schwann. Akson diselubungi oleh
selaput yang dinamakan neurilema. Bagian akson yang tidak tertutup oleh selubung mielin
dinamakan nodus Ranvier. Titik pertemuan antara terminal akson yang satu dengan neuron
yang lain disebut sinapsis. Titik pertemuan (sinapsis) ini berfungsi meneruskan rangsang ke sel
saraf yang lain dengan cara mengeluarkan bahan kimia yang disebut neurotransmiter.
Berdasarkan cara memindahkan rangsang dan posisi yang ditempati, neuron dibedakan
menjadi tiga sebagai berikut.
a. Neuron Afferent (Neuron Sensorik)
Neuron afferent menyampaikan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) kepada
sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
b. Neuron Intermedier (Interneuron)
Neuron intermedier menyampaikan impuls dari neuron sensorik atau dari neuron intermedier
yang lain ke neuron motorik.
c. Neuron Efferent (Neuron Motorik)
Neuron efferent menyampaikan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan
melakukan respon.
Badan sel saraf terletak di pusat saraf dan ganglion. Ganglion adalah kumpulan badan
sel saraf yang letaknya tertentu, misalnya di kiri-kanan sumsum tulang belakang. Sel saraf
mempunyai beberapa fungsi berikut.
a. Merespon perubahan lingkungan (iritabilitas).
b. Membawa impuls-impuls saraf (pesan) ke pusat saraf maupun sebaliknya (konduktivitas).
c. Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah atau menghindar.
A. Kesimpulan

Sel pertama sekali ditemukan Ilmuwan Inggris, Robert Hooke (1665) dengan meneliti
sayatan gabus di bawah mikroskop yang terdiri dari ruangan-ruangan yang dibatasi oleh
dinding disebut sel. Pada tahun 1839, seorang biolog Perancis, Felix Durjadin menemukan isi
penyusun dalam rongga sel disebut sarcode. Johanes Purkinje (1789-1869) mengadakan
perubahan nama sarcode menjadi protoplasma. Theodore Schwann (1801-1881), seorang
pakar zoologi Jerman dan Mathias Schleiden (1804-1881), pakar botani Jerman
mengemukakan bahwa tubuh hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel. Robert Brown (1831),
seorang biolog Skotlandia menemukan inti (nukleus).
Max Schultze (1825-1874), seorang pakar anatomi mengemukakan protoplasma
merupakan dasar fisik kehidupan. Rudolf Virchow mengatakan sel berasal dari sel “Omnis
Cellula Cellula”.Sel dibedakan atas beberapa bentuk, diantaranya berdasarkan keadaan inti
sel (sel eukariotik dan prokariotik), berdasarkan keadaan kromosom dan fungsinya (sel
somatik dan reproduktif), berdasarkan sifatnya (bagian hidup dan bagian yang mati).
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Struktur sel dan fungsi-
fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi
yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki
kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular
sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi
yang sangat rapi.
Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi
untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai
jaringan maupun organ.sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem saraf, juga
dilakukan oleh sistem endokrin,atau bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem
endokrin mengontrol aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi
secara fungsional yang demikian luar biasa, sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin sering
dianggap menyusun sistem neuroendokrin.
DAFTAR PUSTAKA

Alberts B. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan


(GBPP) Mata Pelajaran Biologi. Depdikbud, Jakarta.

Kirei. 2008. Fisiologi Hewan. http://wikimedia.commons [ 13 Oktober 2010 ]

Yunus, A. 2009. Komunikasi Antar Sel. http://askar.perikanan.umi.com/. [ 13 Oktober 2010 ]

Curtis, Helena ,Bernes , N.Sue.1989.Biology ,fifth edition.Worth Publishers,Inc

Stone ,David ,1997.Biodiversity of Indonesia .tien Wah Press,Singapore.

Solomon et. Al.1993,Biology ,3rd ed. Saunders-College Publishing ,fort Worth.

Anda mungkin juga menyukai