(PT Mustika Ratu Tbk.) a. Profil Mustika Ratu PT Mustika Ratu Tbk. (Perseroan) didirikan pada tanggal 14 Maret 1978 yang merupakan perusahaan kosmetik dan Jamu Modern tradisional ternama di Indonesia. Berdiri pertama kali dengan nama PT Mustika Ratu. Kegiatan usaha Perseroan dimulai pada tahun 1978. Di awali dengan home industry yang didirikan oleh Ibu BRA Mooryati Soedibyo pada tahun 1975 yang dimulai dari dalam garasi kediamannya. Usaha tersebut semakin lama semakin berkembang menjadi sebuah Perseroan. Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, secara resmi Perseroan mulai mengoperasikan pabriknya pada tanggal 8 April 1981, dimana berlokasi di jalan Raya Bogor KM 26,4 Ciracas, Jakarta Timur. Perseroan mendapatkan persetujuan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal serta melakukan penawaran umum perdana dan mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek Indonesia mulai pada tahun 1995. Demi menjaga standar mutu, terhitung sejak tahun 1996 Perseroan telah mendapatkan sertifikat ISO 14001 dan ISO 9002. Kemudian pada tahun 2009 Perseroan menerapkan standar international 9001 (versi terbaru dari ISO 9001:2008) tentang sistem Manajemen lingkungan. Selain itu Perseroan telah memperoleh sertifikat Good Manufacturing Process (GMP) pada tahun 2004, sertifikat Halal untuk produk teh tahun 2010 dan sertifikat Halal untuk produk jamu tahun 2011. Perseroan senantiasa menjalankan bisnis dengan berpegang pada filosofi budaya ketimuran dan nilai-nilai utama Perseroan yaitu Integrity, Professionalism, dan Entrepreneurship. Visi dan Misi Visi Menjadikan Warisan tradisi keluarga leluhur sebagai basis industri perawatan kesehatan kebugaran dan kecantikan penampilan paripurna (Holistic Wellness) melalui proses modernisasi teknologi berkelanjutan namun secara hakiki tetap mengandalkan tumbuhtumbuhan yang berasal dari alam. Misi Falsafah kesehatan, kebugaran dan kecantikan, penampilan paripurna (holistic wellness) yang telah lama ditinggalkan masyarakat luas, digali kembali oleh seorang Puteri Keraton sebagai royal heritage untuk dibagikan kepada dunia sebagai karunia Tuhan dalam bentuk ilmu pengetahuan yang harus dipertahankan dan dilestarikan. b. Registrasi Kosmetika 1) Izin Produksi Kosmetika Izin produksi adalah izin yang harus dimiliki oleh pabrik kosmetika untuk melakukan kegiatan pembuatan kosmetika. Izin produksi diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika. Izin produksi kosmetika berlaku selama 5 (lima) tahun yang dapat diperpanjang. Izin produksi kosmetika itu sendiri diberikan sesuai dengan bentuk dan jenis sediaan kosmetika yang akan dibuat. Izin produksi dibedakan atas 2 golongan sebagai berikut: o Golongan A yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang dapat membuat semua bentuk dan jenis sediaan kosmetika; o Golongan B yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang dapat membuat bentuk dan jenis sediaan kosmetika tertentu dengan menggunakan teknologi sederhana. Perbedaan anatara izin produksi golongan A dan golongan B Persyaratan Golongan A Golongan B Penanggung jawab Apoteker Minimal tenaga teknis kefarmasian Bentuk sediaan Semua bentuk sediaan Bentuk sediaan tertentu
Fasilitas Harus memiliki laboratorium Fasilitas produksi sederhana
sesuai produk yang akan dibuat
Tekhnologi Canggih Sederhana
Peraturan Wajib menerapkan CPKB Higiene sanitasi dan dokumentasi
sesuai CPKB Alur Izin Produksi : Izin produksi diberikan oleh Direktur Jenderal. Permohonan izin produksi diajukan oleh pemohon kepada Direktur Jendral dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Dinas, dan Kepala Balai setempat. Kepala Dinas setempat melakukan evaluasi terhadap pemenuhan persyaratan administratif Kepala Balai setempat melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan/pemenuhan CPKB untuk izin produksi industri kosmetika Golongan A dan kesiapan pemenuhan higiene sanitasi dan dokumentasi sesuai CPKB untuk izin produksi industri kosmetika Golongan B. Kepala Dinas setempat wajib menyampaikan rekomendasi kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan Kepala Balai setempat wajib menyampaikan analisis hasil pemeriksaan kepada Kepala Badan dengan tembusan kepada Kepala Dinas dan Direktur Jenderal Kepala Badan memberikan rekomendasi kepada Direktur Jenderal Apabila dalam 30 (tigapuluh) hari kerja setelah tembusan surat permohonan diterima oleh Kepala Balai dan Kepala Dinas setempat, tidak dilakukan pemeriksaan/evaluasi, pemohon dapat membuat surat pernyataan siap berproduksi Kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Dinas setempat dan Kepala Balai setempat Direktur Jenderal menyetujui, menunda atau menolak Izin Produksi Setiap perubahan golongan, penambahan bentuk dan jenis sediaan, pindah alamat/pindah lokasi, perubahan nama direktur/pengurus, penanggung jawab, alamat di lokasi yang sama, atau nama industri harus dilakukan perubahan izin produksi. Izin Produksi dapat dicabut apabila : Atas permohonan sendiri; Izin usaha industri atau tanda daftar industri habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang; Izin produksi habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang; Tidak berproduksi dalam jangka waktu 2 (dua) tahun berturut turut; atau Tidak memenuhi standar dan persyaratan untuk memproduksi kosmetika. 2) Notifikasi Kosmetika Kosmetika yang akan diedarkan di wilayah Indonesia harus dilakukan notifikasi kepada Kepala Badan. Notifikasi berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan jika jangka waktu tersebut berakhir maka harus memperbaharui notifikasi. Kosmetika yang dinotifikasi harus dibuat dengan menerapkan CPKB dan memenuhi persyaratan teknis. Persyaratan teknis meliputi persyaratan keamanan, bahan, penandaan, dan klaim. Pemohon adalah : Industri kosmetika yang berada di wilayah Indonesia yang telah memiliki izin produksi; Importir kosmetika yang mempunyai Angka Pengenal Impor (API) dan surat penunjukkan keagenan dari produsen negara asal; dan/atau Usaha perorangan/badan usaha yang melakukan kontrak produksi dengan industri kosmetika yang telah memiliki izin produksi. Alur pengajuan Notifikasi : Pemohon Notifikasi mendaftarkan diri ke kepala BPOM Pemohon mengisi template notifikasi http://www.pom.go.id Pemohon akan mendapatkan user ID dan Password Pemohon mengajukan permohonan notifikasi dengan mengisi template http://www.pom.go.id Template Notifikasi yang sudah diisi lengkap dapat disimpan (save) dan/atau dikirim (submit) secara elektronik.Pemohon menerima surat bayar melalui email Pemohon mencetak surat bayar dan membayar melalui bank yang ditentukan Pemohon menyerahkan surat bayar asli paling lambat 10 hari setelah tanggal surat perintah bayar Bukti pembayaran diverivikasi Pemohon akan diberikan ID produk untuk selanjutnya di verivikasi Dalam 14 hari akan diberikan nomor notifikasi Kepala Badan dapat menolak permohonan notifikasi apabila: Pemohon tidak memenuhi persyaratan seperti tidak menerapkan CPKB, dan persyaratan teknis (keamanan, bahan, penandaan, dan klaim). Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kosmetika. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM RI No 34 tahun 2013 Notifikasi menjadi batal atau dapat dibatalkan, apabila: o Izin produksi kosmetika, izin usaha industri, tanda daftar industri, Surat Izin Usaha Perdagangan, dan/atau Angka Pengenal lmportir (API) sudah tidak berlaku; o Berdasarkan evaluasi, kosmetika yang telah beredar tidak memenuhi persyaratan teknis (keamanan, kemanfaatan, mutu, penandaan dan klaim); o Atas permintaan pemohon notifikasi; o Perjanjian kerjasama antara pemohon dengan perusahaan pemberi lisensi/industri penerima kontrak produksi, atau surat penunjukkan keagenan dari produsen negara asal sudah berakhir dan tidak diperbaharui; o Kosmetika yang telah beredar tidak sesuai dengan data dan/atau dokumen yang disampaikan pada saat permohonan notifikasi; o Pemohon notifikasi tidak memproduksi, atau mengimpor dan mengedarkan kosmetika dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah dinotifikasi; atau o Terjadi sengketa dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Daftar Pustaka Kepala BPOM. 2010. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk.03.1.23.12.10.11983 Tahun 2010 Tentang Kriteria Dan Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika. Tersedia secara online di https://notifkos.pom.go.id/bpom- notifikasi/document_peraturan/HK.03.1.23.12.10.11983%20TAHUN%202010%2 0tentang%20Kriteria%20dan%20Tata%20Cara%20Pengajuan%20Notifikasi%20K osmetika.pdf [diakses secara online pada tanggal 01 Agustus 2018]. Kepala BPOM. 2013. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2013 Perubahan Kriteria Dan Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika. Tersedia secara online di https://notifkos.pom.go.id/bpom- notifikasi/document_peraturan/PerKBPOM%20No%2034%20Tahun%202013%20 Tentang%20Perubahan%20Kriteria%20dan%20Tata%20Cara%20Pengajuan%20N otifikasi%20Kosmetika_Nett.pdf. [diakses secara online pada tanggal 01 Agustus 2018]. Menteri Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1175/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Izin Produksi Kosmetika. Tersedia secara online di http://jdih.pom.go.id/showpdf.php?u=TU7BqKqrhD3Y%2Fu%2Bdk2N%2F0CY% 2BBT%2FJAG%2B9nY1tWrOMN%2Fk%3D [diakses secara online pada tanggal 01 Agustus 2018]. Mustika Ratu. 2016. Laporan Tahunan (Annual Report 2016). Tersedia secara online di http://www.mustika-ratu.co.id/annualreport/anrep16.pdf [diakses secara online pada tanggal 01 Agustus 2018].