Anda di halaman 1dari 7

Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 10 No 3 - 2018 speed.web.

id

Penerapan TOPSIS Pada Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Alat Kontrasepsi


(Studi Kasus Puskesmas II Purwokerto Utara)
1 2*
Nina Verina , Rizki Wahyudi
1
Sistem Informasi, STMIK Amikom Purwokerto
2
Teknik Informastika, STMIK Amikom Purwokerto
1 2
ninaverina@gmail.com , rizkiw@amikompurwokerto.ac.id

Abstrak--Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi penentuan alat kontrasepsi berbasis
web dengan menggunakan metode Topsis. alat kontrasepsi merupakan alat yang dapat mencegah
bertemunya sperma dan ovum, sehingga tidak terjadi pembuahan yang mengakibatkan kehamilan, peran
tenaga medis sangatlah penting untuk memberikan konseling dan analisa mengenai alat kontrasepsi
agar dapat memberi rekomendasi yang tepat bagi akseptor. Namun beberapa kasus yang terjadi adanya
kesalahan dalam analisis sehingga tenaga medis memberikan rekomendasi alat kontrosepsi yang tidak
cocok kepada akseptor, mengakibatkan beberapa efek samping seperti terjadinya pembuahan pada saat
pemakaian alat kontrasepsi sampai kemungkinan terjadinya komplikasi. Metode TOPSIS (Technique For
others Preferences by Similarity to Ideal Solution) dipilih karena model pendukung keputusan ini akan
menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki dan memiliki
konsep dimana alternatif yang terpilih merupakan alternatif terbaik. Dengan dibangunnya aplikasi
rekomendasi penentuan alat kontrasepsi diharapkan dapat membantu tenaga medis di Puskesmas II
Purwokerto Utara untuk memberi solusi dalam kendala pemilihan alat kontrasepsi bagi akseptor sesuai
kebutuhan dengan kondisi tubuh masing-masing individu.
Kata Kunci: SPK, TOPSIS, Alat Kontrasepsi,

Abstract--This research aims to provide recommendations on the determination of web-based


contraceptives using Topsis method. contraception is a tool that can prevent the meeting of sperm and
ovum, so there is no conception that resulted in pregnancy, the role of medical personnel is very
important to provide counseling and analysis of contraceptives in order to provide appropriate
recommendations for acceptors. However, some cases of errors in the analysis so that medical personnel
provide recommendations contraceptives that are not suitable to acceptors, resulting in some side effects
such as the occurrence of conception at the time of use of contraception until the possibility of
complications. The TOPSIS (Optical Solution) method of TOPSIS is chosen because this decision
support model will describe complex multi-factor or multi-criteria problems into a hierarchy and have
concepts where the chosen alternative is the best alternative. With the construction of application of
recommendation determination of contraception tool is expected to assist medical personnel at
Puskesmas II Purwokerto Utara to give solution in constraint election of contraception for acceptor as
needed with condition of body of each individual.
Keywords: DSS, TOPSIS, Contraception,

1. Pendahuluan luas dan cara pemilihan yang tepat untuk


Badan Keluarga Berencana Nasional sangat menentukannya. Terlebih untuk Pasangan Usia
aktif dalam mempromosikan penggunaan Subur (PUS) yang masih rendah terhadap
kontrasepsi untuk menciptakan kesadaran bahwa pengetahuan KB dan kesehatan reproduksi
keluarga besar tidaklah sesuai. Tetapi pada sehingga dapat terjadi kehamilan yang tidak
kenyataannya, lebih dari 15% dari perempuan diinginkan [3]. Selain Pasangan Usia Subur, ada
berusia 20-24 di indonesia pada tahun 2013 pula yang sudah pernah melakukan KB namun
sudah memiliki dua anak. Selain ukuran keluarga mengalami kegagalan dan memilih ganti cara
kecil, promosi penundaan anak pertama untuk karena mengalami kehamilan ketika masih
mengurangi lonjakan penduduk sangat penting menggunakan kontrasepsi.
[1]. Data Riskedas 2013 menunjukan bahwa pada
Beberapa alat kontrasepsi seperti pil, kondom, wanita usia 15-49 tahun dengan status kawin
AKDR, (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) / IUD sebesar 59,3% menggunakan metode KB modern
(Spiral), suntik, implan, dan kontrasepsi mantap (implan, MOW, MOP, IUD, kondom, suntik, pil)
[2]. Dari jenis metode atau alat kontrasepsi 0,4% menggunakan metode KB tradisional
tersebut memiliki kelebihan dan efek samping (menyusui/MAL, pantang berkala/kalender,
yang tidak semuanya sesuai dengan setiap senggama terputus, lainnya) 24,7% pernah
individu. Banyak sekali pemilihan alat kontrasepsi melakukan KB, dan 15,5% tidak pernah
yang berdasarkan coba-coba atau mengikuti melakukan KB. Selama tahun 2013, BKKBN
saran dari teman yang kurang paham tentang mencatat ada 3.287 kegagalan pada KB. Jumlah
kontrasepsi. Sehingga perlu pengetahuan yang terbesar terjadi pada metode kontrasepsi IUD
ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) - 2088-0162 (CDROM) 1
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 10 No 3 - 2018 speed.web.id

atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) metode yang dapat digunakan untuk membantu
dengan 1.513 (46,03%) kejadian kegagalan, dalam proses pengambilan keputusan.
diikuti oleh implan dengan 1.189 (36,17%) Pengambilan keputusan dilakukan dengan
kejadian kegagalan. Sementara untuk komplikasi pendekatan sistematis terhadap permasalahan
berat, dari total 2.548 kejadian komplikasi berat melalui proses pengumpulan data informasi serta
1.358 (53,3%) terjadi pada metode implan, diikuti ditambah dengan faktor-faktor yang perlu
oleh IUD dengan 1.025 (40,23%) kejadian. Baik dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
pada kejadian kegagalan maupun komplikasi [6].
berat, paling sedikit pada MOP karena jumlah Alasan menggunakan metode TOPSIS atau
peserta KB yang menggunakan metode ini Technique For others Preferences by Similarity to
memang paling sedikit [4]. Ideal Solution karena model pendukung
Berdasarkan informasi dari Koordinator keputusan ini akan menguraikan masalah multi
KIA/KB di Puskesmas II Purwokerto Utara faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi
disebutkan bahwa pemilihan alat kontrasepsi suatu hirarki dan memiliki konsep dimana
secara efektif harus didasari dengan konseling alternatif yang terpilih merupakan alternatif
yang dilakukan dengan proses pemberian terbaik. Diharapkan dengan menggunakan
informasi obyektif, dan lengkap dengan tujuan metode perhitungan tersebut, hasil akhir dari
untuk meningkatkan keberhasilan lebih lama serta proses seleksi penentuan alat kontrasepsi lebih
mencerminkan baiknya kualitas pelayanan yang selektif, cepat dan akurat terhadap calon akseptor
diberikan. Pemilihan alat kontrasepsi di baru yang akan melakukan pemasangan alat
Puskesmas II Purwokerto Utara sendiri masih kontrasepsi didasarkan pada nilai-nilai kriteria dan
dilakukan dengan berdasarkan hasil analisis dari alternatif yang sudah ditentutkan.
Bidan dan pertimbangan dari akseptor. Analisis Sistem yang dibuat berdasarkan teori SPK
dan pertimbangan sebenarnya kurang efektif dengan pemodelan metode TOPSIS ini
karena terkadang memiliki resiko terjadinya dikembangkan oleh Kwangsun Yoon dan Hwang
kesalahan dalam menentukan metode alat Cin Lai pada tahun 1980. TOPSIS menggunakan
kontrasepsi yang berdampak terjadinya prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus
kegagalan seperti pembuahan yang masih terjadi mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif
atau potensi terjadinya komplikasi berat setelah dan jarak terpanjang (terjauh) dari solusi ideal
tindakan dilakukan. Maka dari itu dalam memilih negatif dari sudut pandang geometris dengan
suatu metode, akseptor harus menimbang menggunakan jarak Euclidean (jarak antara dua
berbagai faktor, termasuk status kesehatan titik) untuk menentukan kedekatan relatif dari
mereka, efek samping yang potensial terjadi, dan suatu alternatif dengan suatu optimal [7].
konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak
diinginkan. Karena setiap metode memiliki 2.1 Konsep Penelitian
kelebihan dan kekurangan masing-masing, Konsep penelitian merupakan langkah kerja
dengan demikian meskipun telah yang relevan yang bertujuan untuk
mempertimbangkan untung rugi semua menyelesaikan masalah. Berdasarkan pada
kontrasepsi yang tersedia tetap saja terdapat latar belakang yang sudah diuraikan dan guna
kesulitan untuk mengontrol fertilitas atau membantu dalam penyusunan penelitian ini,
kehamilan secara aman, efektif, dengan metode maka perlu adanya susunan kerangka kerja
yang dapat diterima oleh kondisi tubuh setiap (framework) yang jelas tahapan-tahapannya.
individu. Sehingga disini sistem pendukung Kerangka kerja ini merupakan langkah-langkah
keputusan dapat menjadi salah satu cara untuk yang akan dilakukan dalam penyelesaian
membantu mengatasi permasalahan tersebut. masalah yang akan dibahas.
Dari data yang disebutkan diatas menunjukkan Adapun kerangka kerja dalam penelitian ini
banyaknya jenis atau metode alat kontrasepsi, terlihat seperti pada gambar 1.
dibutuhkan analisis yang tepat untuk memberikan
rekomendasi kepada pengguna, salah satunya
dengan membuat sebuah sistem [5].
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau
Decision Support System (DSS) adalah bagian
dari sistem informasi berbasis komputer yang
dipakai untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi atau
perusahaan. SPK juga dapat dikatakan sebagai
sistem komputer yang mengolah data menjadi
informasi untuk mengambil keputusan dari
masalah semi terstruktur yang spesifik. Banyak

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) - 2088-0162 (CDROM) 2


Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 10 No 3 - 2018 speed.web.id

4. Kesimpulan
Menarik kesimpulan merupakan langkah terakhir
dari kegiatan penelitian, dimana peneliti
mengambil konklusi dari hasil penelitian dan
pembuatan aplikasi. Apakah penelitian yang
dilakukan sudah bisa memberikan solusi terhadap
permasalahan yang dirumuskan diawal.

2.2. Metode Pengembangan Sistem

Gambar 1. Konsep Penelitian Gambar 2. Ilustrasi Model Waterfall [8].

Pada Gambar 1. Konsep Penelitian diperlihatkan Berdasarkan Gambar 2. Dijelaskan tahapan


tahapan penelitian sebagai berikut: pengembangan sistem sebagai berikut:
a. Analsis
1. Identifikasi Masalah Analisis sistem dilakukan untuk mengidentifikasi
a. Studi Pendahuluan dan megevaluasi permasalahan-permasalahan
Sebelum melakukan penelitian sesungguhnya dan kebutuhan yang diharapkan oleh user. Dalam
peneliti mengadakan suatu studi pendahuluan tahap ini peneliti menganalisis kebutuhan
untuk menjajaki kemungkinan diteruskannya perangkat lunak berbasis website yang dapat
pekerjaan meneliti. Studi pendahuluan juga membantu dalam proses.
dimaksudkan untuk mencari informasi yang
diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi b. Desain
jelas kedudukannya. Desain perangkat lunak adalah proses multi
b. Merumuskan Masalah langkah yang fokus pada desain pembuatan
Setelah menjadi jelas masalah yang akan diteliti, program perangkat lunak termasuk struktur data,
maka peneliti harus merumuskan masalahnya arsitektur perangkat lunak, representasi
sehingga jelas dari mana harus mulai, kemana antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini
harus pergi dan dengan apa. mentranlasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap
c. Membuat Desain Penelitian analisis menjadi program pada tahap selanjutnya.
Desain penelitian berisikan pengetahuan Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada
algoritma, metode, produk (sistem), model dan tahap ini juga perlu di dokumentasikan.
lain sebagainya. Dalam penelitian salah satu hal Dalam tahap perancangan / desain, peneliti
yang penting adalah membuat desain penelitian. melakukan perancangan database dan desain
form yang nantinya akan diaplikasikan ke dalam
2. Pengumpulan Data sistem yang akan dibuat.
Mengumpulkan data adalah pekerjaan yang
sukar, karena apabila diperoleh data yang salah, 3. Pengodean
tentu saja kesimpulannya pun salah pula, dan Desain harus ditranslasikan ke dalam program
hasil penelitiannya menjadi palsu. perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program berbasis website yang sesuai dengan
beberapa metode pengumpulan data seperti: desain yang telah dibuat dalam tahap desain
studi pustaka, wawancara, observasi, sebelumnya.
dokumentasi dan kuesioner. Pada uji kuesioner
penulis menggunakan google form sebagai media 4. Pengujian
pengujiannya. Metode pengujian yang digunakan untuk menguji
sistem ini yaitu alpha dan beta test untuk
3. Pembuatan Aplikasi menangkap kesalahan yang hanya dapat
Pada tahap pembuatan aplikasi ini, aplikasi dibuat ditemukan oleh pemakai akhir.
menggunakan metode pegembangan sistem (a) Pengujian alpha
Waterfall yang terdiri dari beberapa tahapmulai Pengujian alpha dilakukan pada sisi
dari analisis, desain, pengodean, dan pengujian. pengembang, Pengujian Perangkat Lunak
ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) - 2088-0162 (CDROM) 3
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 10 No 3 - 2018 speed.web.id

menggunakan Blackbox Pengujian fokus pada Kriteria terdiri dari :


perangkat lunak secara dari segi logik dan C1 = Usia
fungsional dan memastikan bahwa semua bagian C2 = Tekanan Darah
sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir C3 = Berat Badan
kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang C4 = Jumlah Anak
dihasilkan sesuai yang diinginkan. C5 = Riwayat Penyakit
Blackbox testing (pengujian kotak hitam) yaitu C6 = Masa Laktasi
menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi
fungsional tanpa menguji desain dan kode Tingkat kepentingan setiap kriteria dinilai dengan
program. 1 sampai 5, yaitu
(b) Pengujian beta 1 = sangat rendah
Pengujian beta adalah pengujian yang dilakukan 2 = rendah
pada satu atau lebih pelanggan oleh pemakai 3 = cukup
akhir perangkat lunak. Tidak seperti pengujian 4 = tinggi
alpha, pengembang tidak ada sehingga pengujian 5 = sangat tinggi
beta merupakan sebuah aplikasi live dari
perangkat lunak di dalam suatu lingkungan yang Tabel 1.
tidak dapat dikontrol oleh pengembang. Alter Kriteria
Pelanggan merekam semua masalah real atau natif C1 C2 C3 C4 C5 C6
imajinery yang mereka temui, selama pengujian
A1 54 99 69 3 2 9
beta dan melaporkannya kepada pengembang
dalam interval yang reguler. A2 34 86 56 0 1 14
Pengujian beta akan dilakukan dengan metode A3 24 124 61 1 3 14
kuesioner yang akan diisi oleh user atau A4 41 140 68 1 3 22
pengguna aplikasi. Kuesioner ini digunakan ntuk A5 34 110 59 1 1 11
menilai sejauh mana aplikasi itu berjalan sesuai
A6 27 118 48 1 1 11
dengan fungsi atau kegunaannya, yang disajikan
dengan beberapa point pertanyaan terkait fungsi A7 50 111 54 2 0 12
atau usability aplikasi tersebut.
Kuesioner sendiri menggunakan metode webqual, a) Menentukan Ranking setiap alternatif
metode kuesioner webqual adalah salah satu
metode yang digunakan untuk mengevaluasi
pengujian websiteyang dilakukan oleh responden
atau user, metode webqualterdiri dari tiga √∑
tahapan yaitu Usability, Information Quality, dan
Interaction Quality, namun dari tiga tahapan b) Matriks keputusan ternormalisasi terbobot
peneliti hanya memakai tahapan usabilitysebagai
bahan kuesioner karena sesuai dengan penelitian yij = wi rji
yang dibuat.
Tabel 2
4. Hasil dan Pembahasan Solusi Ideal Positif Solusi Ideal Negatif
a. Perhitungan Manual TOPSIS (MAX) (MIN)
Untuk menguji perhitungan penelitian ini +
y1 = 2.608482
-
y1 = 1.159325
menggunakan 7 langkah alternatif sesuai dengan +
y2 = 1.395988
-
y2 = 0.857535
kriteria yang telah ditentukan dengan perhitungan + -
y3 = 1.747570 y3 = 1.215701
matematika menggunakan metode TOPSIS + -
y4 = 1.455213 y4 = 0
secara manual untuk mencocokan data dengan + -
y5 = 0 y5 = 3
aplikasi yang telah dibuat, dengan sebagai berikut + -
: y6 = 0.736759 y6 = 1.800967
Alternatif terdiri dari :
A1 = Suntik c) Jarak Antara Nilai Terbobot Setiap Alternatif
A2 = PIL Solusi Ideal Positif
A3 = IUD
A4 = Implant √∑
A5 = Kondom
A6 = MOP
A7 = MOW
Hasil Perhitungan solusi ideal positif :
D1=2.041356

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) - 2088-0162 (CDROM) 4


Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 10 No 3 - 2018 speed.web.id

D2=2.148692 a) Data Alternatif


D3=3.503608 Data alternatif berisi tentang jenis-jenis alternatif
D4=3.386547 alat kontrasepsi yang boleh digunakan, disertai
D5=1.747847 dengan penjelasan definisi, kelebihan dan
D6=2.001201 kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi
D7=0.748925 b) Data Kriteria
Data kriteria berisi tentang kriteria-kriteria yang
Solusi Ideal Negatif digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pemilihan alternatif alat kontrasepsi. Penilaian
kriteria disesuaikan dengan kondisi pengguna
1) Kebutuhan Antarmuka
√∑ a) Antarmuka Login
Dalam antarmuka login akan disajikan menu
inputan username dan password serta tombol
Hasil Perhitungan solusi ideal positif : login untuk mendapatkan hak akses admin
D1=2.562393 b) Antarmuka password
D2=2.168705 Halaman antarmuka password digunakan untuk
D3=0.957165 melakukan perubahan paswword admin
D4=1.206716 c) Antarmuka hasil ranking untuk menampilkan
D5=2.326884 hasil perhitungan dengan menggunakan metode
D6=2.273539 Topsis
D7=3.509025 Antarmuka hasil ranking hanya menampilkan data
dari hasil analisa SPK menggunakan Topsis.
d) Kedekatan Setiap Alternatif Terhadap Solusi Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk Ranking
Ideal sesuai dengan data Alternatif dengan Topsis.

4.2. Desain
a. Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) dapat digunakan untuk
mempresentasikan sebuah sistem atau perangkat
lunak pada beberapa level abstarksi. DFD dapat
dibagi menjadi beberapa level yang lebih detail
untuk mempresentasikan aliran informasi atau
fungsi yang lebih detail. Berikut adalah rancangan
DFD dari sistem pendukung keputusan pemilihan
alat kontrasepsi yang dibuat :

1) Data Flow Diagram (DFD) Level 0

Hasil Perangkingan berdasarkan nilai tertinggi


V7
Gambar 3. DFD Level 0
V5
V1
Dalam data flow diagram level 0 terdiri dari tiga
V6 atribut dengan keterangan sebagai berikut :
V2 Atribut admin mempunyai hak akses penuh pada
V4 sistem, yang berhak menjadi admin adalah
V3 Petugas kesehatan KIA/KB pada Puskesmas II
Purwokerto Utara, admin dapat melakukan proses
4.1. Analisis input data akseptor,. Ketika seluruh data sudah
Analisis yang mengarah kepada kebutuhan tersimpan dalam database maka sistem dapat
perangkat lunak yang akan dibuat [9]. diantaranya menghasilkan laporan data-data tersebut.
adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan Fungsional
1. Kebutuhan Masukan (Input)
ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) - 2088-0162 (CDROM) 5
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 10 No 3 - 2018 speed.web.id

2) Data Flow Diagram(DFD) Level 1 Gambar 6. Menunjukkan halaman kriteria, jika


ingin menambahkan data kriteria admin diminta
untuk mengisi data kriteria, refresh untuk
memperbarui, tambah untuk menambahkan data
kriteria sedangkan cetak untuk mencetak data
kriteria.

5) Halaman Alternatif

Gambar 4. DFD Level 1

Proses-proses yang terlihat dalah data flow


diagram level 1 adalah sebagai berikut :
1. Pada proses 1.1 adalah proses olah data login Gambar 7. Halaman Alternatif
dengan data store admin
2. Pada proses 1.2 adalah proses olah data Gambar 4.27 Menunjukkan halaman Alternatif,
Pasien dengan nama data store yang digunakan jika ingin menambahkan data kriteria admin
adalah tabel Pasien. diminta untuk mengisi data Alternatif, refresh
3. Pada proses 1.3 adalah proses olah data untuk memperbarui, tambah untuk menambahkan
Kriteria dengan nama data store yang digunakan data Alternatif sedangkan cetak untuk mencetak
adalah Kriteria data Alternatif.
4. Pada proses 1.4 adalah proses olah data
Alternatif dengan nama data store yang 6) Desain Halaman Hasil Perhitungan
digunakan adalah Alternatif

3) Desain Halaman Pasien

Gambar 5. Halaman Pasien

Gambar 5. Menunjukkan halaman akseptor, Gambar 8. Halaman Hasil Perhitungan


admin diminta untuk mengisi data akseptor,
tambah untuk menambah data akseptor, refresh Gambar 8. Menunjukkan halaman Hasil
untuk memperbarui, cetak untuk mencetak data Perhitungan, admin hanya dapat melihat hasil
akseptor, pada data akseptor program secara perhitungan dengan menggunakan metode
otomatis akan melakukan perhitungan secara Topsis.
terkomputerisasi sesuai dengan rumus metode
Topsis. 7) Pengujian
Setelah selesai dalam implementasi interface
4) Desain Halaman Menu Kriteria dan pembuatan kode program (pengodean) maka
tahapan selanjutnya adalah pengujian sistem.
Pengujian sistem bertujuan untuk meminimalisir
kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan [9].
Pengujian sistem yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah menggunakan metode black box
testing. Black box testing merupakan strategi
Gambar 6. Halaman Menu Kriteria pengujian dimana hanya memfokuskan kepada
ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) - 2088-0162 (CDROM) 6
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 10 No 3 - 2018 speed.web.id

faktor fungsional [10]. Tujuan utama black box [4] Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar.
testing yaitu pada fungsi (function), operasi From
(operation), tampilan luar program (external :http://www.depkes.go.id/resources/downloa
interface) dan penyampaian data serta informasi. d/general/Hasil%20Riskesdas%202013
(a) Implementasi Pengujian
[5] Wahyudi, R., Utami, E., & Arief, M. R. (2016).
Tabel 3. Pengujian Menggunakan Metode Sistem Pakar E-Tourism Pada Dinas
Blackbox Pariwisata D.I.Y Menggunakan Metode
No Kelas Uji Butir Uji Hasil
Forward Chaining, 17(2), 67–75.
Validasi Data Sesuai
1. Login
Login
[6] Kamaludin, Asep. 2012 Sistem Pendukung
Tambah Data Sesuai
Pengolahan Keputusan Dalam Pemilihan Alternatif Alat
Ubah Data
2. Data Kontrasepsi Menggunakan Simple Additive
Ubah Data Sesuai
Akseptor Weighting. Teknik Informatika Uin Sgd
Ubah Data Sesuai
Bandung.
Pengolahan Tambah Data Sesuai
3.
Data Kriteria
[7] Tahyudin, Imam. 2014. Sistem Pendukung
Ubah Data Sesuai Keputusan (SPK) Konsep Dasar dan
Hapus Data Sesuai Penerapannya dan Data Mining. Banyumas.
Pengolahan Tambah Data Sesuai Zahira Media Publisher.
4. Data
Alternatif [8] S, Rosa Shalahuddin. 2014. Rekayasa
Ubah Data Sesuai Perangkat Lunak Terstruktur Dan
Pengolahan
5. Hapus Data Sesuai Berorientasi Objek. Bandung. Informatika
Data Admin
Ubah Data Sesuai Bandung.

5. Kesimpulan [9] Lutfi, A. A., & Wahyudi, R. (2017). Aplikasi


Tracer Study Berbasis Website Responsive
Aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan
Pada Fakultas Pertanian Universitas Jendral
alat kontrasepsi ini dapat membantu tenaga
kesehatan / bidan di Puskesmas II Purwokerto Soedirman. Majalah Ilmiah INTI (Informasi
Utara agar dapat mengetahui alat kontrasepsi Dan Teknologi Ilmiah), 13, 125–132.
yang paling efektif berdasarkan kondisi dan
kebutuhan akseptor KB. Dari hasil pengujian [10] Wahyudi, R., Utami, E., & Arief, M. R. (2016).
sistem yang telah dilakukan menggunakan black Sistem Pakar E-Tourism Pada Dinas
box testing didapatkan hasil bahwa sistem yang Pariwisata D.I.Y Menggunakan Metode
dibangun secara fungsionalitas mengeluarkan Forward Chaining, 17(2), 67–75.
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Saran
untuk penelitian selanjutnya dapat [11] Wahyudi, R., & Aristantia, A. D. (2017).
membandingkan dengan metode lain dan dapat Aplikasi Pengolahan Data Pelanggaran
menambah jenis alternatif alat kontrasepsi Siswa Pada SMK Yayasan Pendidikan
Teknologi 1 Purbalinggau Terintegrasi
Daftar Pustaka
Dengan SMS Gateway. Telematika, 10(2),
[1] BKKBN, 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di 62–75.
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
From : http://www.bkkbn.go.id/

[2] BKKBN. 2016. Laju Pertumbuhan Penduduk


4 Juta Per Tahun. From :
http://www.bkkbn.go.id/

[3] Maftukhah, Siti., Rusito. 2015. Sistem


Pendukung Keputusan Pemilihan Alat
Kontrasepsi Berbasis Web Menggunakan
Metode Simple Additive Weighting (SAW).
Jurnal Ebisnis Vol.8 No.1.

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) - 2088-0162 (CDROM) 7

Anda mungkin juga menyukai