id
Abstrak--Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi penentuan alat kontrasepsi berbasis
web dengan menggunakan metode Topsis. alat kontrasepsi merupakan alat yang dapat mencegah
bertemunya sperma dan ovum, sehingga tidak terjadi pembuahan yang mengakibatkan kehamilan, peran
tenaga medis sangatlah penting untuk memberikan konseling dan analisa mengenai alat kontrasepsi
agar dapat memberi rekomendasi yang tepat bagi akseptor. Namun beberapa kasus yang terjadi adanya
kesalahan dalam analisis sehingga tenaga medis memberikan rekomendasi alat kontrosepsi yang tidak
cocok kepada akseptor, mengakibatkan beberapa efek samping seperti terjadinya pembuahan pada saat
pemakaian alat kontrasepsi sampai kemungkinan terjadinya komplikasi. Metode TOPSIS (Technique For
others Preferences by Similarity to Ideal Solution) dipilih karena model pendukung keputusan ini akan
menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki dan memiliki
konsep dimana alternatif yang terpilih merupakan alternatif terbaik. Dengan dibangunnya aplikasi
rekomendasi penentuan alat kontrasepsi diharapkan dapat membantu tenaga medis di Puskesmas II
Purwokerto Utara untuk memberi solusi dalam kendala pemilihan alat kontrasepsi bagi akseptor sesuai
kebutuhan dengan kondisi tubuh masing-masing individu.
Kata Kunci: SPK, TOPSIS, Alat Kontrasepsi,
atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) metode yang dapat digunakan untuk membantu
dengan 1.513 (46,03%) kejadian kegagalan, dalam proses pengambilan keputusan.
diikuti oleh implan dengan 1.189 (36,17%) Pengambilan keputusan dilakukan dengan
kejadian kegagalan. Sementara untuk komplikasi pendekatan sistematis terhadap permasalahan
berat, dari total 2.548 kejadian komplikasi berat melalui proses pengumpulan data informasi serta
1.358 (53,3%) terjadi pada metode implan, diikuti ditambah dengan faktor-faktor yang perlu
oleh IUD dengan 1.025 (40,23%) kejadian. Baik dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
pada kejadian kegagalan maupun komplikasi [6].
berat, paling sedikit pada MOP karena jumlah Alasan menggunakan metode TOPSIS atau
peserta KB yang menggunakan metode ini Technique For others Preferences by Similarity to
memang paling sedikit [4]. Ideal Solution karena model pendukung
Berdasarkan informasi dari Koordinator keputusan ini akan menguraikan masalah multi
KIA/KB di Puskesmas II Purwokerto Utara faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi
disebutkan bahwa pemilihan alat kontrasepsi suatu hirarki dan memiliki konsep dimana
secara efektif harus didasari dengan konseling alternatif yang terpilih merupakan alternatif
yang dilakukan dengan proses pemberian terbaik. Diharapkan dengan menggunakan
informasi obyektif, dan lengkap dengan tujuan metode perhitungan tersebut, hasil akhir dari
untuk meningkatkan keberhasilan lebih lama serta proses seleksi penentuan alat kontrasepsi lebih
mencerminkan baiknya kualitas pelayanan yang selektif, cepat dan akurat terhadap calon akseptor
diberikan. Pemilihan alat kontrasepsi di baru yang akan melakukan pemasangan alat
Puskesmas II Purwokerto Utara sendiri masih kontrasepsi didasarkan pada nilai-nilai kriteria dan
dilakukan dengan berdasarkan hasil analisis dari alternatif yang sudah ditentutkan.
Bidan dan pertimbangan dari akseptor. Analisis Sistem yang dibuat berdasarkan teori SPK
dan pertimbangan sebenarnya kurang efektif dengan pemodelan metode TOPSIS ini
karena terkadang memiliki resiko terjadinya dikembangkan oleh Kwangsun Yoon dan Hwang
kesalahan dalam menentukan metode alat Cin Lai pada tahun 1980. TOPSIS menggunakan
kontrasepsi yang berdampak terjadinya prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus
kegagalan seperti pembuahan yang masih terjadi mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif
atau potensi terjadinya komplikasi berat setelah dan jarak terpanjang (terjauh) dari solusi ideal
tindakan dilakukan. Maka dari itu dalam memilih negatif dari sudut pandang geometris dengan
suatu metode, akseptor harus menimbang menggunakan jarak Euclidean (jarak antara dua
berbagai faktor, termasuk status kesehatan titik) untuk menentukan kedekatan relatif dari
mereka, efek samping yang potensial terjadi, dan suatu alternatif dengan suatu optimal [7].
konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak
diinginkan. Karena setiap metode memiliki 2.1 Konsep Penelitian
kelebihan dan kekurangan masing-masing, Konsep penelitian merupakan langkah kerja
dengan demikian meskipun telah yang relevan yang bertujuan untuk
mempertimbangkan untung rugi semua menyelesaikan masalah. Berdasarkan pada
kontrasepsi yang tersedia tetap saja terdapat latar belakang yang sudah diuraikan dan guna
kesulitan untuk mengontrol fertilitas atau membantu dalam penyusunan penelitian ini,
kehamilan secara aman, efektif, dengan metode maka perlu adanya susunan kerangka kerja
yang dapat diterima oleh kondisi tubuh setiap (framework) yang jelas tahapan-tahapannya.
individu. Sehingga disini sistem pendukung Kerangka kerja ini merupakan langkah-langkah
keputusan dapat menjadi salah satu cara untuk yang akan dilakukan dalam penyelesaian
membantu mengatasi permasalahan tersebut. masalah yang akan dibahas.
Dari data yang disebutkan diatas menunjukkan Adapun kerangka kerja dalam penelitian ini
banyaknya jenis atau metode alat kontrasepsi, terlihat seperti pada gambar 1.
dibutuhkan analisis yang tepat untuk memberikan
rekomendasi kepada pengguna, salah satunya
dengan membuat sebuah sistem [5].
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau
Decision Support System (DSS) adalah bagian
dari sistem informasi berbasis komputer yang
dipakai untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi atau
perusahaan. SPK juga dapat dikatakan sebagai
sistem komputer yang mengolah data menjadi
informasi untuk mengambil keputusan dari
masalah semi terstruktur yang spesifik. Banyak
4. Kesimpulan
Menarik kesimpulan merupakan langkah terakhir
dari kegiatan penelitian, dimana peneliti
mengambil konklusi dari hasil penelitian dan
pembuatan aplikasi. Apakah penelitian yang
dilakukan sudah bisa memberikan solusi terhadap
permasalahan yang dirumuskan diawal.
4.2. Desain
a. Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) dapat digunakan untuk
mempresentasikan sebuah sistem atau perangkat
lunak pada beberapa level abstarksi. DFD dapat
dibagi menjadi beberapa level yang lebih detail
untuk mempresentasikan aliran informasi atau
fungsi yang lebih detail. Berikut adalah rancangan
DFD dari sistem pendukung keputusan pemilihan
alat kontrasepsi yang dibuat :
5) Halaman Alternatif
faktor fungsional [10]. Tujuan utama black box [4] Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar.
testing yaitu pada fungsi (function), operasi From
(operation), tampilan luar program (external :http://www.depkes.go.id/resources/downloa
interface) dan penyampaian data serta informasi. d/general/Hasil%20Riskesdas%202013
(a) Implementasi Pengujian
[5] Wahyudi, R., Utami, E., & Arief, M. R. (2016).
Tabel 3. Pengujian Menggunakan Metode Sistem Pakar E-Tourism Pada Dinas
Blackbox Pariwisata D.I.Y Menggunakan Metode
No Kelas Uji Butir Uji Hasil
Forward Chaining, 17(2), 67–75.
Validasi Data Sesuai
1. Login
Login
[6] Kamaludin, Asep. 2012 Sistem Pendukung
Tambah Data Sesuai
Pengolahan Keputusan Dalam Pemilihan Alternatif Alat
Ubah Data
2. Data Kontrasepsi Menggunakan Simple Additive
Ubah Data Sesuai
Akseptor Weighting. Teknik Informatika Uin Sgd
Ubah Data Sesuai
Bandung.
Pengolahan Tambah Data Sesuai
3.
Data Kriteria
[7] Tahyudin, Imam. 2014. Sistem Pendukung
Ubah Data Sesuai Keputusan (SPK) Konsep Dasar dan
Hapus Data Sesuai Penerapannya dan Data Mining. Banyumas.
Pengolahan Tambah Data Sesuai Zahira Media Publisher.
4. Data
Alternatif [8] S, Rosa Shalahuddin. 2014. Rekayasa
Ubah Data Sesuai Perangkat Lunak Terstruktur Dan
Pengolahan
5. Hapus Data Sesuai Berorientasi Objek. Bandung. Informatika
Data Admin
Ubah Data Sesuai Bandung.