Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pendidikan, administrasi itu dapat diartikan sebagai
aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dipilih administrasi sebagai aktivitas, bukan sebagai individu, agar
konsisten dengan istilah administrasi dengan administrator sebagai
pelaksananya dan supervisi dengan supervisor sebagai pelaksananya.
Kepala sekolah misalnya bisa berperan sebagai administrator dalam
mengemban mis atasan, sebagai manajer dalam memadukan sumber-
sumber pendidikan, dan sebagai supervisor dalam membina guru-guru
pada proses belajar mengajar.
Administrasi pendidikan bisa dilihat sebagai sebuah sistem.
Dengan demikian, kita dapat melihat bagian-bagian system itu serta
interaksinya satu sama lain. Bagia-bagian itu sering disebut dengan
komponen. Dengan melihat komponen-komponen yang saling berkaitan
maka dapat diketahui kekurangan-kekuranganya. Untuk selanjutnya,
ditetapkan sebuah langkah untuk memperbaiki komponen tersebut dan
mengembangkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi Administrasi organisasi pendidikan?
2. Bagaimana hubungan antara organisasi dan pendidikan?
3. Bagaimana peranan Administrasi dalam organisasi pendidikan?
4. Problematika organisasi pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Administrasi organisasi pendidikan
2. Mengetahui hubungan antara organisasi dengan pendidikan
3. Mengetahui perananan administrasi dalam organisasi pendidikan
4. Mengetahui problematika organisasi pendidikan

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Administrasi Organisasi Pendidikan


1. Pengertian Administrasi
Istilah administrsi berasal dari kata latin yaitu “Ad + Ministrare” yang
mempunyai pengertian dalam bahasa Indonesia : membantu, melayani, dan atau
memenuhi. (kata sifatnya Administrativus, dan kata bendanya Administratio
). Yang dalam bahasa inggris disebut “Administration” artinya “To Serve” yaitu
melayani dengan sebaik-baiknya. (Aneka Sari Ilmu Administrasi, 1980:4)
Pengertian Administrasi dapat dibedakan menjadi 2 pengertian, yaitu :
a. Administrasi dalam arti sempit. Menurut Soewarno Handayaningrat
mengatakan “Administrasi secara sempit berasal dari kata Administratie
(bahasa Belanda) yaitu meliputi kegiatan cata-mencatat, surat-menyurat,
pembukuan ringan, keti-mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat
teknis ketatausahaan”(1988:2). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan
administrasi dalam arti sempit merupakan kegiatan ketatausahaan yang
meliputi kegiatan catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan dan
pengarsipan surat serta hal-hal lainnya yang dimaksudkan untuk
menyediakan informasi serta mempermudah memperoleh informasi kembali
jika dibutuhkan.
b. Administrasi dalam arti luas. Menurut The Liang Gie mengatakan
“Administrasi secara luas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu”(1980:9). Administrasi secara luas dapat disimpulkan pada dasarnya
semua mengandung unsur pokok yang sama yaitu adanya kegiatan tertentu,
adanya manusia yang melakukan kerjasama serta mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.

2
Pendapat lain mengenai administrasi dikemukan oleh Sondang P. Siagian
mengemukakan “Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua
orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya” (Filsafat Administrasi, 1994:3).

2. Pengertian organisasi

Organisasi adalah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk


bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya
memanfaatkan suatu sumber daya tertentu misalnya lingkungan, cara atau
metode, material, mesin, uang, dan beberapa sumberdaya lain dalam rangka
mencapai tujuan organisasi tersebut. Orang orang yang terkumpul dalam sebuah
organisasi sepakat untuk mencapai tujuan tertentu melalui sumber daya secara
sistematis dan rasional yang terkendali dan adanya pemimpin organisasi yang
akan memimpin operasional organisasi dengan terencana.

Adapun pengertian menurut para ahli:

a. Organisasi oleh Griffin (2002) adalah sekelompok orang bekerja sama dalam
struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu.
b. Organisasi oleh Gibson dan Donnely (1996:70) adalah institusi yang
memberi nafas pada kehidupan struktur organisasi dan memungkinkan
masyarakat mengejarkan tujuan yang tidak bisa dicapai oleh individu-
individu secara sendiri-sendiri.
c. Organisasi menurut Griffiths (1959) sebagai kumpulan orang yang
melaksanakan fungsi yang berbeda tapi saling berhubungan dan
dikoodinasikan agar sebuah tugas lebih dapat diselesaikan.
d. Organisasi oleh Etzioni (1985) sebagai satu kesatuan sosial atau
pengelompokan manusia yang dibentuk secara sengaja dan adanya ikatan
12
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan unit sosial atau pengelompokan

1 Syaiful Sagala, Memahami Organisasi Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013

3
manusia yang sengaja dibentuk dengan penuh pertimbangan dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan tertentu.
e. Organisasi menurut Koont dan Donnel (1986) adalah pembinaan hubungan
wewenang dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang struktural, baik
secara vertikal maupun horizontal diantara posisi-posisi yang telah diserahi
tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Adapun dalil yang menjelaskan tentang berorganisasi dalam surah al-shaff


ayat 4 yang artinaya”sesungguhnya allah menyukai orang yang berperang
dijalannya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh” maksud dari dalil tersebut adalah menyuruh
masuk dalam sebuah barisan (organisasi) supaya terdapat keteraturan untuk
mencapai tujuan.

3. Pengertian Pendidikan
Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris
disebut dengan education, dalam bahasa latin pendidikan disebut
dengan educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E dan Duco dimana
kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit banyak,
sedangkan Duco berarti perkembangan atau sedang berkembang. Secara
Etimologi pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri
sendiri dan kekuatan individu. Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia,
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.
Adapun pengertian pendidikan menurut para ahli:
a. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia): Menurut Ki
Hajar Dewantara bahwa pengertian pendidikan adalah tuntutan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun

4
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya.
b. Ahmad D. Marimba: Pengertian pendidikan menurut Ahmad D. Marimba
adalah bimbingan atau bimbingan secara sadar oleh pendidik terdapat
perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya
keperibadian yang utama.
c. H.H.Horne: Pengertian pendidikan menurut Horne bahwa pendidikan adalah
alat dimana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya dalam
mempengaruhi diri sendiri serta menjaga idealismenya.
d. Martinus Jan Langeveld: Pengertian pendidikan menurut Martinus Jan
Langeveld bahwa pengertian pendidikan adalah upaya menolong anak untuk
dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung
jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam
membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
e. Gunning dan Kohnstamm: Pengertian pendidikan menurut Gunning dan
Kohnstamm adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah pembentukan
dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani.

Adapun dalil mengenai pendidikan di dalam surah Al-Kahfi ayat 66 yang


berarti “Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu aupaya kamu
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah di ajarkan
kepadamu”

4. Pengertian Administrasi Organisasi Pendidikan


Sistem pendidikan seperti badan, jabatan, dinas, dan lembaga-lembaga
pemerintah lainnya didirikan oleh undang-undang. Akan tetapi, supaya sistem
pendidikan itu menjadi kenyataan, ia harus diciptakan dulu oleh administrasi.
Kegiatannya pada permulaan sekali meliputi: membangun hierarki jabatan-
jabatan dengan orang-orang, dan menyebarkan pekerjaan, maksud dan tujuan

5
3
serta fasilitas ke seluruh organisasi. Hubungan antara orang-orang ditetapkan
agar dalam mencapai tujuan-tujuan itu diperoleh penyesuaian tindak dan langkah.
Apabila kegiatan menyusun dan mengatur itu sendiri, maka hasilnya kita disebut
organisasi, yakni mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan. Jadi mengorganisasi sebagai fungsi
administrasi dapat disimpulkan sebagai kegiatan menyusun struktur dan
membentuk hubungan agar memperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan
bersama.
Di lingkungan sistem pendidikan kata organisasi umumnya, dipakai
dalam hubungan dengan orang, pekerjaan, maksud, keterangan, disusun menjadi
personil pimpinan, pengawas, pengajar, staf ahli, karyawan tata usaha dan lain-
lain. murid diorganisasi menjadi sekolah, kelompok tingkat tahun pengajaran dan
kelas, badan, lembaga, biro, bagian, seksi, dan kantor adalah bagian-bagian di
dalam organisasi pendidikan yang melukiskan pekerjaan mengatur personil,
keuangan, alat perlengkapan serta tugas dan kewajiban yang diperlukan
penyelenggara sekolah-sekolah. Kurikulum, daftar pelajaran, kalender sekolah,
dan peraturan sekolah melukiskan organisasi kegiatan bersusun yang diatur lebih
dahulu untuk mencapai maksud-maksud tertentu. Buku inventaris, daftar absensi,
daftar kelas, laporan, daftar riwayat hidup personil, dan daftar buku perpustakaan
adalah organisasi fakta, data dan keterangan untuk memajukan usaha bersama
antara pemimpin, guru, murid dan orang lain yang berkepentingan dengan
sekolah.
Mengorganisasi merupakan salah satu fungsi pokok dalam proses
administrasi. Tanpa pengaruh menggabungkan dan mempersatukan inti fungsi-
fungsi perencanaan, direksi, komunikasi dan sebagainya tidak akan dapat
membawa manajemen kepada tingkat yang sempurna. Prinsip menggabungkan
dan mempersatukan ini dipergunakan bilamana saja kita berbuat dengan sengaja

3
http://aepcitystudio.blogpot.com/2014/09/aministrasi-dan-organisasi-
pendidikan.

6
dan bertujuan. Berpikir, pada asasnya, adalah mengorganisasi fakta dan pikiran
dengan maksud untuk berbuat sesuatu. Bila seseorang sedang mengatur tugas
personil, menyusun daftar pelajaran, dan sedang mengatur manajemen kelas, ia
sebenarnya sedang mengerjakan proses organisasi.

B. Hubungan Administrasi dan Organisasi Pendidikan


Hubungan erat antara administrasi dengan organisasi telah menyebabkan
beberapa penulis menghindari untuk membuat pembedaan dan tugas diantara
kedua. Daftar yang berisi prinsip-prinsip sering dibuat yang menyatakan secara
tidak langsung bahwa organisasi mencakup administrasi. Dua ide dasar berikut
dapat mengungkapkan hubungan antara kedua konsep itu.
Organisasi mengacu kepada suatu institusi sosial-pabrik, sekolah,
persatuan sepak bola yang dibangun sedemikian rupa sehingga para anggotanya
memahami hubungan mereka dengan anggota-anggota lain dan dapat
menyumbangkan bakat-bakat mereka untuk melaksanakan tugas-tugas institusi.
Ia pada dasarnya tersusun dari hubungan-hubungan pribadi yang timbal balik dari
personil. Beberapa hubungan memiliki aspek-aspek yang sudah ditentukan atau
formal dan diperlukan oleh tuntunan-tuntunan kondisi pekerjaan. Beberapa
hubungan dari orang ke orang itu membentuk struktur dari organisasi. Hubungan-
hubungan itu dipakai selaku mata rantai komunikasi buat katrol, koordinasi dan
pengembangan.
Administrasi hanyalah salah satu dari bidang-bidang khusus di dalam
organisasi, ia bukan lapisan atas daripada organisasi, juga tidak terpisah dari
padanya. Administrasi, sementara ia bagian organisasi adalah bagian yang
berkewajiban untuk menciptakan, mengembangkan, menguasai dan
mengkoordinasinya. Administrasi dalam hubungan dengan organisasi, karenanya,
bisa digolongkan sebagai seni dan ilmu tentang koordinasi di dalam organisasi.
Untuk mencapai usaha koordinasi yang dikehendaki itu, proses-proses
administrasi diperlukan.

7
Adapun peran dan proses administrasi organisasi dan pendidikan, yaitu
sebagai berikut:
1. Peran Administrasi dalam Organisasi
Lembaga pendidikan diharapkan dapat mengawali dan mempengaruhi
berbagai tuntutan atau aktifitas rutin dan birokrasi, namun lebih dari itu lembaga
pendidikan harus dapat berusaha keras dalam merancanakan kegiatan-kegiatan,
mengimplementasikan dan mengendalikan segenap operasional kelembagaan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
Organisasi merupakan sebagai sebuah struktur hubungan antar manusia
dan antar kelompok tentu saja memiliki nilai-nilai tertentu yang menjadi kode
etik atau pola perilku anggota organisasi yang bersangkutan, betapapun kecilnya
organisasi bersangkutan. Salah satu nilai etika yang secara umum berlaku bagi
setiap anggota organisasi jenis apapun adalah apa yang dirimuskan “ menjaga
nama baik organisasi”. Berdasarkan nilai tersebut setiap anggota organisasi
apapun harus mampu bersikap dan berperilaku yang mendukung terjaga nama
baik organisasinya.
Tujuan utamanya bukanlah lagi sukses bersama atau pengembangan
organisasi itu sendiri melainkan kesuksesan untuk individu saja. Jadi penting
sekali adanya pengawasan pada setiap anggota organisasi dan hal ini hanya bisa
dilakukan oleh administrator atau orang yang mengerjakan administrasi.
Dalam konsep ini penulis menilai bahwa dalam proses pelaksanaan suatu
bentuk organisasi bukan saja menjaga nama baik organisasi, bahkan jika
memungkinkan harus meningkatkan nama baik organisasi.
Kekuatan nilai-nilai yang tersembunyi berupa Kemampuan untuk
menyempurnakan atau memperbaiki semua aspek administrasi menjadi lebih baik
dalam upaya menghadapi tantangan. Kekuatan tersembunyi tersebut dapat
menjadi kenyataan apabila:

a. Tujuan dirinci menjadi perilaku yang berarti bahwa tindakan yang bermutu.
b. Tindakan bermutu tersebut dikembangkan, dipertahankan dan dibina terus-
menerus sehingga menjadi budaya.

8
c. Tindakan administrasi harus dapat mengukur perilaku kerja dan
menyelesaikan pekerjaa.
d. Kepemimpinan berasaskan pada keteladanan pembinaan dan pelatihan.
Untuk meningkatkan kualitas produk suatu organisasi sangat perlu
profesionalitas anggota arganisasi itu sendiri, karena bila tidak sesuai dengan skill
dan kemampuannya maka tujuan organisasi itu tidak akan tercapai dengan
maksimal.

Rasullullah SAW bersabda: letakkalah sesuatu pada tempatnya. Merujuk


pada hadits tersebut, maka kita perlu meninjau ulang kriteria organisasi yang kita
kenal selama ini, yang terkadang membentuk suatu bentuk organisasi “family
company” dan ”family Goeverment”. Bisa diperkirakan bahwa ada dua
kemungkinan yang terjadi apabila dua bentuk organisasi yang disebutkan diatas
terbentuk yaitu bisa menghasilkan.

Aplikasinya, menjadikan organisasi startagis merupakan proses


menghasilkan strategi dan memperbaikinya sesuai dengan keperluan.
Pengutamaan strategi sebagai rencana besar organisasi untuk mengatasi tantangan
saat ini, dan sekaligus mencapai keberhasilan misi organisasi dimasa-masa yang
akan datang, dan apabila dalam suatu organisasi bisa menerapkan administrasi
strategi maka kemungkinan besar organisasi tersebut akan bisa meningkatkan
daya saing untuk meraih keberhasilan.

2. Proses Administrasi Pendidikan


Sistem administrasi pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal
persekolahan hanyalah sebagian dari tangggung jawab kepala sekolah sebagai
manajer pendidikan. Setiap pengelolaan pendidikan harus mampu mengamati dan
merespon segenap tantangan yang dimunculkan oleh lingkungan eksternal baik
yang dekat maupun yang jauh. Lingkungan eksternal mempunyai pengaruh
langsung pada operasional lembaga pendidikan., seperti berbagi potensi dan
keadaan dalam bidang pendidikan yang menjadi konsentrasi usaha sekolah atau

9
lembaga pendidikan itu sendiri, situasi persaingan, situasi pasar dan pengguna
lulusan.

Proses administrasi pendidikan diperlukan berbagai pendekatan untuk


mencapai tujuan, salah satu pendekatan yaitu pendekatan terpadu. Konsep
pendekatan administrasi terpadu ialah suatu pendekatan yang dilandasi oleh
norma dan keadaan yang berlaku, menelaah ke masa silam dan berorientasi ke
masa depan secara cermat dan terpadu dalam berbagai dimensi. Pendekatan
terpadu melibatkan dimensi serta optimalisasi fungsi koordinasi,dan
pelaksanaannya ditunjang dengan konsep manajemen partisipatif. Konsep
manajemen partispasif, mempunyai dimensi konteks, tujuan dan lingkungan. Hal
itu dikembangkan menjadi suatu proses dalam administrasi pendidikan terpadu
yang intinya ada keterlibatan semua pihak yang terkait dalam organisasi
pendidikan.

Kesemuanya berpengaruh pada penentuan strategi yang diperkirakan


mendukung sekolah atau lembaga pendidikan dalam mencapai tujuannya.
Lingkungan ekternal lain yang juga berpengaruh terhadap penyelenggaraan
sistem pendidikan adalah keadaan sosial ekonomi, politik, keamanan nasional,
perkembangn teknologi, dan bahkan tantangan global pada umumnya.

Semua faktor yang penulis sebutkan di atas perlu di antisipasi, dipantau,


dinilai dan sisertakan sedemikian rupa kedalam proses pengambilan keputusan
para pengelolaan pendidikan. Para pengambilan keputusan sering kali terpaksa
mengalahkan tuntutan kegiatan intern lembaga pendididkan demi melayani
berbagai macam kepentingan baik tuntutan dinas yang berupa birokrasi maupun
kepentingan pribadi tanpa mempertimbangkan kebutuhan eksternal lembaga
pendidiakn yang terus berubah sehingga proses pengambilan kebijakan dan
keputusan seringkali tidak sempurna dalam menghasilkan keputusan-keputusan
strategis.

10
C. Struktur Administrasi Organisasi dan Pendidikan

Struktur Organisasi Setiap organisasi terdiri atas dua bagian yang


berhubungan secara integral. Yang pertama tersusun dari kelompok-kelompok
kerja yang melakukan kegiatan-kegiatan untuk mana organisasi itu dibangun.
Dalam suatu sekolah ini meliputi para guru, para konselor, dan personil lain yang
bekerja langsung dengan para siswa. Bagian yang lainnya tersusun dari
administrasi dan stafnya yang memimpin, mengawasi dan melayani kelompok-
kelompok kerja itu. 4 Dalam suatu organisasi produksi, seperti sebuah pabrik,
perbedaannya sungguh tajam. Dalam pendidikan tinggi, sekolah, rumah sakit,
dimana personil profesional memiliki otonomi yang berkadar tinggi dan dimana
orang-orang yang sama melakukan kedua jenis fungsi itu, perbedaan ini,
walaupun penting, kurang jelas dan sering terabaikan dan membingungkan.
Semua organisasi memiliki identitas yang berkenaan dengan lokasi dan
waktu, para langganan yang dilayani, tugas-tugas yang harus diselesaikan dan
proses-proses yang harus dimulai dan dipelihara. Para anggota organisasi harus
mengatur pekerjaan mereka sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan terutama
oleh keempat kondisi ini. Cara-cara dengan mana ini dilaksanakan menciptakan
kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan teratur yang tetap, yang menjadi ciri
khas setiap organisasi. Yang menyediakan pola hubungan-hubungan dari orang-
orang di dalam organisasi itu ialah strukturnya.

1. Pola-pola hubungan yang dasar ditentukan atau diminta oleh mereka yang
diserahi kekuasaan. Pola-pola lain dikembangkan oleh para anggota
organisasi sendiri sambil menjalankan pekerjaan mereka. Hubungan-
hubungan yang sudah ditetapkan disebut struktur formal, hubungan-
hubungan yang nampaknya baru saja berkembang disebut struktur informal.
Perbedaan ini, walaupun bermanfaat bagi analisa, adalah suatu

4
http://aepcitystudio.blogpot.com/2014/09/aministrasi-dan-organisasi-
pendidikan.

11
penyederhanaan yang berlebihan, mengingat hampir semua hubungan yang
ditetapkan itu mengembangkan unsur-unsur informal, dan hubungan-
hubungan informal itu sering tergabung ke dalam struktur formal. Dengan
mengikuti perbedaan ini kemudian muncul cara populer untuk
menggolongkan organisasi-organisasi sebagai struktur yang dimilikinya.
Pembedaan ini, seperti juga halnya dengan pembedaan yang terdahulu,
sebenarnya terlalu ekstrim, karena barang kali tak mungkin untuk
menemukan suatu organisasi yang sepenuhnya formal atau sepenuhnya
informal. Seperti dikatakan oleh Barnard “organisasi informal terdapat di
dalam semua organisasi formal; yang terakhir adalah esensial bagi ketertiban
dan kemantapan dalam bertindak, yang terlebih dahulu esensial bagi daya
hidup. Ini adalah tahap-tahap reaktif yang timbal balik daripada kerjasama
dan mereka itu saling bergantung.
Contoh struktur administrasi organanisasi dalam sekolah:

1. Kepala sekolah

a. Wewenang dan Tanggung Jawab, antara lain :

b. Menjaga terlaksananya dan ketercapaian program kerja sekolah

c. Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan Pembelajaran


Kurikulum/Program

d. Mengembangkan SDM

e. Melakukan pengawasan dan supervisi tenaga pendidik dan kependidikan

f. Melakukan hubungan kerjasama dengan pihak luar

g. Merencanakan, mengelola dan mempertanggung jawabkan keuangan

h. Mengangkat dan menetapkan personal struktur organisasi

i. Menetapkan Program Kerja Sekolah

12
j. Mengesahkan perubahan kebijakan mutu organisasi

k. Melegalisasi dokumen organisasi

l. Memutuskan mutasi siswa

m. Mengusulkan promosi dan mutasi pendidik dan tenaga kependidikan

n. Menerbitkan dokumen yang dikeluarkan sekolah

o. Memberi pembinaan warga sekolah

p. Memberi penghargaan dan sanksi

q. Memberi penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan

2. Komite sekolah

a. Wewenang dan Tangung jawab, antara lain:

b. Memberikan masukan terhadap kebijakan mutu pendidikan

c. Mengawasi kebijakan sekolah.

3. Kepala Tata usaha

Wewenang dan tanggung jawab tata usaha, antara lain :

a. Menyusun dan melaksanakan program tata usaha sekolah.

b. Menyusun dan melaksanakan kegiatan keuangan sekolah.

c. Mengurus administrasi kepegawaian.

d. Mengurus administrasi kesiswaan.

e. Menyusun administrasi perlengkapan sekolah.

f. Menyusun dan menyajikan data statistik sekolah.

g. Menyusun administrasi lainnya.

13
4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

a. Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

b. Menyusun program kerja bidang Kurikulum/Program

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan Kurikulum/Program

d. Memantau pelaksanaan Pembelajaran

e. Menyelenggarakan rapat koordinasi Kurikulum

f. Mengkoordinasikan pengelolaan perpustakaan

g. Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran

h. Menyusun kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran

i. Melaporkan hasil pelaksanaan Pembelajaran

5.Guru

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

a. Mengetahui tugas pokoknya sendiri yaitu memberikan pelajaran sesuai


dengan bidang studi

b. Mengevaluasi hasil pekerjaannya.

c. Mewakili kepala sekolah dan orang tua siswa di kelas.

d. Mengetahui tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dan memeriksa


hasil tugas itu untuk dinilai.

e. Memperhatikan kelakuan dan kerajinan siswa sebagai bahan laporan


kepada kepala sekolah, wali kelas, dan guru BP.

f. Memecahkan masalah-masalah pelajaran yang dihadapi siswa untuk


memberikan bimbingan pelajaran kepada siswa yang cerdas, siswa yang
kurang cerdas, dan siswa yang membandel.

14
g. Memperhatikan hasil ulangan EBTA, EBTANAS, dan mengisi daftar
nilai siswa.

h. Melaporkan kepada kepala sekolah tentang hasil kerjanya.

6.Siswa

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

a. Menuntut ilmu sebaik-baiknya

b. Mempertanggung jawabkan hasil pembelajarannya

c. Mematuhi peraturan yang sudah di tetapkan oleh pihak sekolah

D. Problematika Organisasi Pendidikan

Sebelum impelentasi kebijakan desentralisasi pemerintahan otonomi


daerah, pengadministrasian dan manajemen pendidikan indonesia berada pada
empat tingkat pusat diurus oleh departemen pendidikan nasional, depertemen
agama, dan depertemen lainnya yang mengurus pendidikan.

Petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pusat


selama inilah yang mewarnai manajemen sekolah. Tingkat provinsi(kantor
wilayah departemen pendidikan nasional dan dinas P dan K tingkat 1 serta kantor
wilayah depertemen agama) mereka ini mempunyai otoritas memberi perintah
pada unit organisasinya di kabupaten/kota. Tingkat kabupaten dan kota (kantor
depertemen pendidikan dan dinas P dan K tingkat ll) yang mengendalikan
sekolah secara administratif. Kemudian tingkat satuan pendidikan (sekolah)
menyelenggarakan layanan dalam kelas.

Secara faktual problematika manajemen pendidikan antara lain tampak


pada perlengkapan pendidikan yang disediakan selalu tidak sesuai dengan
kebutuhan atau permintaan sekolah (kualitas,kuantitas dan relevansi), promosi
jabatan guru belum jelas (tidak ada perbedaan yang memadai dalam hal prestasi
antara guru yang kreatif, enovatif, rajin dengan guru yang sebaliknya). hal ini

15
menggambarkan ternyata daerah-daerah tidak memiliki sistem manajemen guru,
rekruitmen dan pembinaan kepala sekolah yang memadai.5

Dalam hal mutu dan relevansi pendidikan permasalahan yang menonjol


adalah:

1. Belum ada audit keterampilan pengelolaan pendidikan pada dinas pendidikan


secara universal (seluruh daerah, bukan hanyasampel) pada tingkat daerah
meliputi seluruh fungsi-fungsi yang mungkin mesti dilakukan pada tingkat itu
dibawah model desentralisasi pendidikan yang rasional.

2. Sistem informasi khususnya yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan


masih terpencar dan belum akurat.

3. Kejelasan yang tidak memadai dalam hal pembagian urusan antara pemerintah
pusat, daerah provinsi, daerah kabupaten/ kota

4. Belum ada ketegasan mengenai kapasitas SDM ditingkat kabupaten/ kota dan
satuan pendidikan.

5. Peran serta masyarakat belum optimal.

6. Tingkat pendidikan masyarakat masih banyak yang rendah.

7. Dinamika struktur penduduk belum terakomodasi.

8. Kesenjangan tingkat pendidikan.

9. Fasilitas pendidikan dan dukungan perlengkapan pembelajaran belum


memadai.

10. Kualitas pengelolaan pendidikan rendah.

Dari berbagai problematika manajemen pendidikan tersebut


menggambarkan bahwa, proses manajemen pendidikan di indonesia menunjukan

5 Syaiful Sagala , Memahami Organisasi Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013

16
desain organisasinya sentralistik yaitu ditandai dengan (1). sempitnya ruang gerak
organisasi urusan pendidikan pada tiap tingkat; (2). infleksibilitas anggaran yaitu
proses pembiyaan yang kaku dan tidak ada jaminan dana dialokasikan dengan
benar berasaskan kebutuhan penyelenggaraan program dan kegiatan sekolah dan
tidak ada pemerataan; (3). kompleksitas keorganisasian yaitu manajemen
pendidikan yang terpecah-pecah dan tidak ada evaluasi secara regular terhadap ke
butuhan rill diperlukan; (4). peranan eksekutif sangat dominan, sementara
peranan legislatif di provinsi dan kabupaten/ kota tidak tampak (kontrol
pemerintah pusat yang kaku). Model manajemen yang demikian ini
mengakibatkan pembinaan dan pengawasan

Administrasi dan edukatif tidak jelas, pembinaan cenderung dalam bentuk


peningkatan disiplin yang kaku, bukan mengedepankan kualiatas profesional,
sehingga persoalan-persoalan pada tingkatan satuan pendidikan kurang
terakomodasikan.

17
BAB 3

TANGGAPAN PENULIS MENGENAI MATERI

Menurut kami sebagai penulis, administrasi organisasi pendidikan adalah


suatu kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan agar memperoleh
kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama dalam suatu pendidikan.
Administrasi itu sangatlah penting di dalam suatu organisasi maupun
pendidikan. Karena itulah antara administrasi organisasi pendidikan itu saling
berhubungan dan berkaitan erat. Contohnya seperti di sekolah dan universitas.

BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengorganisasi merupakan salah satu fungsi pokok dalam proses
administrasi. Tanpa pengaruh menggabungkan dan mempersatukan inti fungsi-
fungsi perencanaan, direksi, komunikasi dan sebagainya tidak akan dapat
membawa manajemen kepada tingkat yang sempurna. Prinsip menggabungkan
dan mempersatukan ini dipergunakan bilamana saja kita berbuat dengan sengaja
dan bertujuan. Berpikir, pada asasnya, adalah mengorganisasi fakta dan pikiran
dengan maksud untuk berbuat sesuatu. Bila seseorang sedang mengatur tugas
personil, menyusun daftar pelajaran, dan sedang mengatur manajemen kelas, ia
sebenarnya sedang mengerjakan proses organisasi.
B. Saran
Hendaknya suatu organisasi atau pendidikan menerapkan sistem
administrasi yang baik sehingga tercapainya suatu tujuan yang bersifat efektif,
kreatif, dan inovatif.
Administrasi seharusnya tidak hanya di terapkan di organisasi atau
pendidikan saja, tetapi di bidang bidang lainnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sagala, Saiful. 2013. Memahami Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Pidarta, Made.1985. Pemikiran Tentang Suvervisi Pendidikan. Jakarta: bse

http:// aepcitystudio.blogpot.com/2014/09/aministrasi-dan-organisasi-pendidikan.

http://Teukuaziz.blogspot.com/2013/06/administrasi-pendidikan-organisasi.

http://mghzakuisairi.worpress.com/2011/05/23/ Kepemimpinan-Administrasi-
Organisasi-Pendidikan.

19

Anda mungkin juga menyukai