PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pendidikan, administrasi itu dapat diartikan sebagai
aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dipilih administrasi sebagai aktivitas, bukan sebagai individu, agar
konsisten dengan istilah administrasi dengan administrator sebagai
pelaksananya dan supervisi dengan supervisor sebagai pelaksananya.
Kepala sekolah misalnya bisa berperan sebagai administrator dalam
mengemban mis atasan, sebagai manajer dalam memadukan sumber-
sumber pendidikan, dan sebagai supervisor dalam membina guru-guru
pada proses belajar mengajar.
Administrasi pendidikan bisa dilihat sebagai sebuah sistem.
Dengan demikian, kita dapat melihat bagian-bagian system itu serta
interaksinya satu sama lain. Bagia-bagian itu sering disebut dengan
komponen. Dengan melihat komponen-komponen yang saling berkaitan
maka dapat diketahui kekurangan-kekuranganya. Untuk selanjutnya,
ditetapkan sebuah langkah untuk memperbaiki komponen tersebut dan
mengembangkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi Administrasi organisasi pendidikan?
2. Bagaimana hubungan antara organisasi dan pendidikan?
3. Bagaimana peranan Administrasi dalam organisasi pendidikan?
4. Problematika organisasi pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Administrasi organisasi pendidikan
2. Mengetahui hubungan antara organisasi dengan pendidikan
3. Mengetahui perananan administrasi dalam organisasi pendidikan
4. Mengetahui problematika organisasi pendidikan
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
Pendapat lain mengenai administrasi dikemukan oleh Sondang P. Siagian
mengemukakan “Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua
orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya” (Filsafat Administrasi, 1994:3).
2. Pengertian organisasi
a. Organisasi oleh Griffin (2002) adalah sekelompok orang bekerja sama dalam
struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu.
b. Organisasi oleh Gibson dan Donnely (1996:70) adalah institusi yang
memberi nafas pada kehidupan struktur organisasi dan memungkinkan
masyarakat mengejarkan tujuan yang tidak bisa dicapai oleh individu-
individu secara sendiri-sendiri.
c. Organisasi menurut Griffiths (1959) sebagai kumpulan orang yang
melaksanakan fungsi yang berbeda tapi saling berhubungan dan
dikoodinasikan agar sebuah tugas lebih dapat diselesaikan.
d. Organisasi oleh Etzioni (1985) sebagai satu kesatuan sosial atau
pengelompokan manusia yang dibentuk secara sengaja dan adanya ikatan
12
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan unit sosial atau pengelompokan
3
manusia yang sengaja dibentuk dengan penuh pertimbangan dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan tertentu.
e. Organisasi menurut Koont dan Donnel (1986) adalah pembinaan hubungan
wewenang dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang struktural, baik
secara vertikal maupun horizontal diantara posisi-posisi yang telah diserahi
tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
3. Pengertian Pendidikan
Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris
disebut dengan education, dalam bahasa latin pendidikan disebut
dengan educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E dan Duco dimana
kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit banyak,
sedangkan Duco berarti perkembangan atau sedang berkembang. Secara
Etimologi pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri
sendiri dan kekuatan individu. Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia,
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.
Adapun pengertian pendidikan menurut para ahli:
a. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia): Menurut Ki
Hajar Dewantara bahwa pengertian pendidikan adalah tuntutan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun
4
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya.
b. Ahmad D. Marimba: Pengertian pendidikan menurut Ahmad D. Marimba
adalah bimbingan atau bimbingan secara sadar oleh pendidik terdapat
perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya
keperibadian yang utama.
c. H.H.Horne: Pengertian pendidikan menurut Horne bahwa pendidikan adalah
alat dimana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya dalam
mempengaruhi diri sendiri serta menjaga idealismenya.
d. Martinus Jan Langeveld: Pengertian pendidikan menurut Martinus Jan
Langeveld bahwa pengertian pendidikan adalah upaya menolong anak untuk
dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung
jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam
membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
e. Gunning dan Kohnstamm: Pengertian pendidikan menurut Gunning dan
Kohnstamm adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah pembentukan
dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani.
5
3
serta fasilitas ke seluruh organisasi. Hubungan antara orang-orang ditetapkan
agar dalam mencapai tujuan-tujuan itu diperoleh penyesuaian tindak dan langkah.
Apabila kegiatan menyusun dan mengatur itu sendiri, maka hasilnya kita disebut
organisasi, yakni mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan. Jadi mengorganisasi sebagai fungsi
administrasi dapat disimpulkan sebagai kegiatan menyusun struktur dan
membentuk hubungan agar memperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan
bersama.
Di lingkungan sistem pendidikan kata organisasi umumnya, dipakai
dalam hubungan dengan orang, pekerjaan, maksud, keterangan, disusun menjadi
personil pimpinan, pengawas, pengajar, staf ahli, karyawan tata usaha dan lain-
lain. murid diorganisasi menjadi sekolah, kelompok tingkat tahun pengajaran dan
kelas, badan, lembaga, biro, bagian, seksi, dan kantor adalah bagian-bagian di
dalam organisasi pendidikan yang melukiskan pekerjaan mengatur personil,
keuangan, alat perlengkapan serta tugas dan kewajiban yang diperlukan
penyelenggara sekolah-sekolah. Kurikulum, daftar pelajaran, kalender sekolah,
dan peraturan sekolah melukiskan organisasi kegiatan bersusun yang diatur lebih
dahulu untuk mencapai maksud-maksud tertentu. Buku inventaris, daftar absensi,
daftar kelas, laporan, daftar riwayat hidup personil, dan daftar buku perpustakaan
adalah organisasi fakta, data dan keterangan untuk memajukan usaha bersama
antara pemimpin, guru, murid dan orang lain yang berkepentingan dengan
sekolah.
Mengorganisasi merupakan salah satu fungsi pokok dalam proses
administrasi. Tanpa pengaruh menggabungkan dan mempersatukan inti fungsi-
fungsi perencanaan, direksi, komunikasi dan sebagainya tidak akan dapat
membawa manajemen kepada tingkat yang sempurna. Prinsip menggabungkan
dan mempersatukan ini dipergunakan bilamana saja kita berbuat dengan sengaja
3
http://aepcitystudio.blogpot.com/2014/09/aministrasi-dan-organisasi-
pendidikan.
6
dan bertujuan. Berpikir, pada asasnya, adalah mengorganisasi fakta dan pikiran
dengan maksud untuk berbuat sesuatu. Bila seseorang sedang mengatur tugas
personil, menyusun daftar pelajaran, dan sedang mengatur manajemen kelas, ia
sebenarnya sedang mengerjakan proses organisasi.
7
Adapun peran dan proses administrasi organisasi dan pendidikan, yaitu
sebagai berikut:
1. Peran Administrasi dalam Organisasi
Lembaga pendidikan diharapkan dapat mengawali dan mempengaruhi
berbagai tuntutan atau aktifitas rutin dan birokrasi, namun lebih dari itu lembaga
pendidikan harus dapat berusaha keras dalam merancanakan kegiatan-kegiatan,
mengimplementasikan dan mengendalikan segenap operasional kelembagaan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
Organisasi merupakan sebagai sebuah struktur hubungan antar manusia
dan antar kelompok tentu saja memiliki nilai-nilai tertentu yang menjadi kode
etik atau pola perilku anggota organisasi yang bersangkutan, betapapun kecilnya
organisasi bersangkutan. Salah satu nilai etika yang secara umum berlaku bagi
setiap anggota organisasi jenis apapun adalah apa yang dirimuskan “ menjaga
nama baik organisasi”. Berdasarkan nilai tersebut setiap anggota organisasi
apapun harus mampu bersikap dan berperilaku yang mendukung terjaga nama
baik organisasinya.
Tujuan utamanya bukanlah lagi sukses bersama atau pengembangan
organisasi itu sendiri melainkan kesuksesan untuk individu saja. Jadi penting
sekali adanya pengawasan pada setiap anggota organisasi dan hal ini hanya bisa
dilakukan oleh administrator atau orang yang mengerjakan administrasi.
Dalam konsep ini penulis menilai bahwa dalam proses pelaksanaan suatu
bentuk organisasi bukan saja menjaga nama baik organisasi, bahkan jika
memungkinkan harus meningkatkan nama baik organisasi.
Kekuatan nilai-nilai yang tersembunyi berupa Kemampuan untuk
menyempurnakan atau memperbaiki semua aspek administrasi menjadi lebih baik
dalam upaya menghadapi tantangan. Kekuatan tersembunyi tersebut dapat
menjadi kenyataan apabila:
a. Tujuan dirinci menjadi perilaku yang berarti bahwa tindakan yang bermutu.
b. Tindakan bermutu tersebut dikembangkan, dipertahankan dan dibina terus-
menerus sehingga menjadi budaya.
8
c. Tindakan administrasi harus dapat mengukur perilaku kerja dan
menyelesaikan pekerjaa.
d. Kepemimpinan berasaskan pada keteladanan pembinaan dan pelatihan.
Untuk meningkatkan kualitas produk suatu organisasi sangat perlu
profesionalitas anggota arganisasi itu sendiri, karena bila tidak sesuai dengan skill
dan kemampuannya maka tujuan organisasi itu tidak akan tercapai dengan
maksimal.
9
lembaga pendidikan itu sendiri, situasi persaingan, situasi pasar dan pengguna
lulusan.
10
C. Struktur Administrasi Organisasi dan Pendidikan
1. Pola-pola hubungan yang dasar ditentukan atau diminta oleh mereka yang
diserahi kekuasaan. Pola-pola lain dikembangkan oleh para anggota
organisasi sendiri sambil menjalankan pekerjaan mereka. Hubungan-
hubungan yang sudah ditetapkan disebut struktur formal, hubungan-
hubungan yang nampaknya baru saja berkembang disebut struktur informal.
Perbedaan ini, walaupun bermanfaat bagi analisa, adalah suatu
4
http://aepcitystudio.blogpot.com/2014/09/aministrasi-dan-organisasi-
pendidikan.
11
penyederhanaan yang berlebihan, mengingat hampir semua hubungan yang
ditetapkan itu mengembangkan unsur-unsur informal, dan hubungan-
hubungan informal itu sering tergabung ke dalam struktur formal. Dengan
mengikuti perbedaan ini kemudian muncul cara populer untuk
menggolongkan organisasi-organisasi sebagai struktur yang dimilikinya.
Pembedaan ini, seperti juga halnya dengan pembedaan yang terdahulu,
sebenarnya terlalu ekstrim, karena barang kali tak mungkin untuk
menemukan suatu organisasi yang sepenuhnya formal atau sepenuhnya
informal. Seperti dikatakan oleh Barnard “organisasi informal terdapat di
dalam semua organisasi formal; yang terakhir adalah esensial bagi ketertiban
dan kemantapan dalam bertindak, yang terlebih dahulu esensial bagi daya
hidup. Ini adalah tahap-tahap reaktif yang timbal balik daripada kerjasama
dan mereka itu saling bergantung.
Contoh struktur administrasi organanisasi dalam sekolah:
1. Kepala sekolah
d. Mengembangkan SDM
12
j. Mengesahkan perubahan kebijakan mutu organisasi
2. Komite sekolah
13
4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
5.Guru
14
g. Memperhatikan hasil ulangan EBTA, EBTANAS, dan mengisi daftar
nilai siswa.
6.Siswa
15
menggambarkan ternyata daerah-daerah tidak memiliki sistem manajemen guru,
rekruitmen dan pembinaan kepala sekolah yang memadai.5
3. Kejelasan yang tidak memadai dalam hal pembagian urusan antara pemerintah
pusat, daerah provinsi, daerah kabupaten/ kota
4. Belum ada ketegasan mengenai kapasitas SDM ditingkat kabupaten/ kota dan
satuan pendidikan.
16
desain organisasinya sentralistik yaitu ditandai dengan (1). sempitnya ruang gerak
organisasi urusan pendidikan pada tiap tingkat; (2). infleksibilitas anggaran yaitu
proses pembiyaan yang kaku dan tidak ada jaminan dana dialokasikan dengan
benar berasaskan kebutuhan penyelenggaraan program dan kegiatan sekolah dan
tidak ada pemerataan; (3). kompleksitas keorganisasian yaitu manajemen
pendidikan yang terpecah-pecah dan tidak ada evaluasi secara regular terhadap ke
butuhan rill diperlukan; (4). peranan eksekutif sangat dominan, sementara
peranan legislatif di provinsi dan kabupaten/ kota tidak tampak (kontrol
pemerintah pusat yang kaku). Model manajemen yang demikian ini
mengakibatkan pembinaan dan pengawasan
17
BAB 3
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengorganisasi merupakan salah satu fungsi pokok dalam proses
administrasi. Tanpa pengaruh menggabungkan dan mempersatukan inti fungsi-
fungsi perencanaan, direksi, komunikasi dan sebagainya tidak akan dapat
membawa manajemen kepada tingkat yang sempurna. Prinsip menggabungkan
dan mempersatukan ini dipergunakan bilamana saja kita berbuat dengan sengaja
dan bertujuan. Berpikir, pada asasnya, adalah mengorganisasi fakta dan pikiran
dengan maksud untuk berbuat sesuatu. Bila seseorang sedang mengatur tugas
personil, menyusun daftar pelajaran, dan sedang mengatur manajemen kelas, ia
sebenarnya sedang mengerjakan proses organisasi.
B. Saran
Hendaknya suatu organisasi atau pendidikan menerapkan sistem
administrasi yang baik sehingga tercapainya suatu tujuan yang bersifat efektif,
kreatif, dan inovatif.
Administrasi seharusnya tidak hanya di terapkan di organisasi atau
pendidikan saja, tetapi di bidang bidang lainnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
http:// aepcitystudio.blogpot.com/2014/09/aministrasi-dan-organisasi-pendidikan.
http://Teukuaziz.blogspot.com/2013/06/administrasi-pendidikan-organisasi.
http://mghzakuisairi.worpress.com/2011/05/23/ Kepemimpinan-Administrasi-
Organisasi-Pendidikan.
19