Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini sudah semakin marak praktek medis berbasis bukti (EBM) atau
praktik berbasis bukti. Pada prinsipnya, hal itu adalah pendekatan yang mencoba
untuk menggunakan bukti-bukti ilmiah terbaik saat ini yang diperoleh dari
penelitian ilmiah dalam membuat keputusan klinis tentang suatu pengobatan.
Tentu saja, tidak semua informasi dari jurnal ilmiah dapat menjadi
pengetahuan yang dapat dipercaya kebenarannya dan cocok sebagai pedoman
dalam praktek klinis. Sebagai tenaga kesehatan, kita harus mampu menilai
informasi, terutama tentang kejelasan, akurasi, presisi, kehandalan, relevansi dan
bukti-bukti pendukung lainnya termasuk argumentasi untuk membuat kesimpulan,
kedalaman, keluasan, dan mempertimbangkan kebenaran.
Metode penilaian informasi harus dilakukan secara sistematis untuk
memberikan kesimpulan yang baik, yang merupakan jenis terbaik dari informasi.
Ini mencakup penilaian dari berbagai sumber informasi serta menilai kesimpulan
dengan memberikan bukti-bukti pendukung. Salah satu metode adalah penilaian
kritis. Dengan melakukan penilaian kritis, kita diharapkan untuk dapat
mengevaluasi hasil, validitas dan nilai publikasi artikel ilmiah sistematis. Naskah
ini akan membahas tentang penilaian kritis dan fokus pada penilaian dari artikel uji
klinis dalam jurnal ilmiah.
Telaah kritis atau critical appraisal adalah cara atau metode untuk
mengkritisi secara ilmiah terhadap penulisan ilmiah. Telaah kritis menjadi suatu
keharusan bagi seorang klinisi untuk menerapkan pengetahuan baru dalam praktek
sehari-hari. Telaah kritis digunakan untuk menilai validitas (kebenaran) dan
kegunaan dari suatu artikel atau jurnal ilmiah. Telaah Kritis merupakan bagian dari
Evidence-Based Medicine.
EBM merupakan praktik kedokteran klinis yang memadukan bukti terbaik
yang ada, keterampilan klinis, dan nilai-nilai pasien. EBM bertujuan membantu
klinisi agar pelayanan medis memberikan hasil klinis yang optimal kepada pasien.

1
Penggunaan bukti ilmiah dari riset terbaik memungkinkan pengambilan
keputusan klinis yang lebih efektif, bisa diandalkan, aman, dan cost-effective.
Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian, tujuan, hasil Critical
Appraisal, serta langkah-langkah yang diperlukan dalam critical appraisal agar
kiranya dapat mempermudah dalam melakukan telaah kritis jurnal.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah,
antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan telaah kritis jurnal (Critical Appraisal)?
2. Apa saja fungsi telaah kritis?
3. Evaluasi apa saja dalam melakukan telaah kritis?
4. Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dalam melakukan telaah kritis?
5. Apa langkah-langkah yang dilakukan dalam telaah kritis?
6. Mengapa perlu dilakukan telaah kritis?
7. Hal apa yang menajdi penilaian dalam telaah kritis?

1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, beberapa tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu telaah kritis jurnal (Critical Appraisal).
2. Untuk mengetahui fungsi telaah kritis.
3. Untuk mengetahui evaluasi dalam melakukan telaah kritis.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam melakukan telaah kritis.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam telaah kritis.
6. Untuk mengetahui pentingnya dilakukan telaah kritis.
7. Untuk mengetahui hal yang menajdi penilaian dalam telaah kritis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Definisi Telaah Kritis


Criticals appraisal adalah proses sistematis untuk menguji validitas, hasil,
dan relevansi dari sebuah bukti ilmiah (hasil penelitian) sebelum digunakan untuk
mengambil keputusan. Telaah kritis merupakan bagian penting dari evidence-based
medicine karena dapat menjembatani jurang antara hasil riset dengan aplikasi
praktis.
Critical appraisal adalah telaah kritis dimana para klinisi mampu menilai
secara efisien apakah suatu literatur kedokteran dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan klinis dan mampu menilai metodologi penelitian yang digunakan dalam
penelitian tertentu sehingga dapat diputuskan apakah hasil penelitian tersebut dapat
diterima atau tidak.
Critical appraisal merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (Evidence
Based Medicine) diartikan sebagai suatu proses evaluasi secara cermat dan
sistematis suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan
kegunaannya dalam praktik klinis. Komponen utama yang dinilai dalam critical
appraisal adalah validity, importancy, dan applicability. Tingkat kepercayaan hasil
suatu penelitian sangat bergantung dari desain penelitian dimana uji klinis
menempati urutan tertinggi. Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu
penelitian dimulai dari komponen pendahuluan, metodologi, hasil dan diskusi.
Masing-masing komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam
menentukan apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai
referensi. Kemaknaan secara statistik yang didapat hendaknya juga dibandingkan
dengan kemaknaan secara klinis.
Criticals appraisal menjadi suatu keharusan bagi seorang klinisi (ex. Dokter,
Bidan) untuk menerapkan pengetahuan baru dalam praktek sehari-hari. Criticals
appraisal digunakan untuk menilai validitas (kebenaran) dan kegunaan dari suatu
artikel atau jurnal ilmiah.

3
II.2. Fungsi Telaah Kritis
Fungsi dari telaah kritis adalah sebagai berikut :
1. Secara sistematik mengevaluasi literature ilmiah.
2. Dapat memilih literature yang akan diambil.
3. Memutuskan artikel manakah yang akan mempengaruhi penelitian yang
akan dilakukan.
4. Memisahkan penghalang antara peneliti dengan hasil penelitian.
5. Mendukung perkembangan dari Evidence Based Practice (EBP).

II.3. Kelebihan dan Kekurangan Telaah Kritis


Kelebihan Telaah Kritis
1. Merupakan metode yang sistematis untuk menilai hasil, validitas, dan
kegunaan dari publikasi artikel ilmiah.
2. Jalan untuk mengurangi jurang antara riset dengan praktis.
3. Mendorong penilaian objektif tentang kegunaan sebuah informasi ilmiah.
4. Telaah kritis merupakan keterampilan yang tidak sulit dikuasai dan
dikembangkan.

Kekurangan Kritis Jurnal


1. Membutuhkan banyak waktu, terutama pada awal.
2. Tidak selalu memberikan jawaban yang mudah.
3. Mengurangi semangat, terutama bila akses terhadap hasil penelitian yang
baik pada bidang tertentu sangat terbatas.

II.4. Pentingnya Telaah Kritis


Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan telaah kritis. Telah lama
dimaklumi bahwa laporan hasil penelitian tidak selalu dapat dipercaya, meskipun
dilakukan oleh kelompok peneliti yang andal atau sudah diterbitkan di jurnal
yang peer-reviewed. Cukup banyak contoh yang memperlihatkan bahwa laporan
penelitian dalam jurnal terkenal pun dapat mempunyai kesalahan metodologis yang
berdampak pada kesimpulannya.

4
Telah kritis juga diperlukan karena hasil penelitian tidak selalu relevan
dengan praktik. Bila kita hanya melihat judul atau bahkan abstrak, nampaknya hasil
penelitian tersebut relevan. Namun bila ditelaah lebih mendalam, tidak jarang
ternyata laporan tersebut tidak relevan dengan kita sebagai profesional.
Akhirnya agar dapat diperoleh pengetahuan yang meningkatkan kemampuan
klinis kita, perlu dilakukan kerangka kerja yang sistematis untuk menilai hasil
penelitian. Pekerjaan profesional tenaga medis adalah menyangkut kesehatan,
bahkan kehidupan pasien. Karenanya dalam menambah ilmu yang senantiasa
berkembang, tidak layak bila dilakukan secara sepintas dengan membaca abstrak
atau hasil penelitian saja, tanpa mengetahui bagaimana hasil tersebut diperoleh.

II.5. Menelaah Komponen pada Jurnal


Ketika akan menulis jurnal tertentu, harus mengikuti tata cara penulisan yang
ditentukan. Tapi pada umumnya tiap jurnal memiliki urutan yang sama. Urutan
jurnal pada umumnya :
1. Judul
Judul jurnal harus memenuhi beberapa komponen yaitu :
- Tidak terlalu panjang atau terlalu pendek.
- Menggambarkan topik utama penelitian.
- Menarik minat untuk membaca.
- Menggunakan bahasa baku.

2. Nama Penulis
Sebaiknya penulis memberikan penjelasan dimana ia bekerja atau
universitas tempat kuliahnya dan alamat korespondensi, terutama alamat email,
karena jika penelitiannya menarik dan membutuhkan masukan atau ingin
menanyakan sesuatu akan lebih mudah untuk menghubungi penulis.

3. Abstraksi

5
Abstrak yang baik adalah abstrak yang mengandung komponen IMRAD
(Introduction, Methods, Result dan Discussion), serta penulisannya harus jelas
dan sesingkat mungkin.

4. Pendahuluan
Pendahuluan sebuah jurnal biasanya berisi alasan penelitian (berupa
angka-angka yang menunjukkan besaran masalah), teori yang mendasari
penelitian (apakah ada kesenjangan antara teori dengan praktek), tujuan
penelitian (tujuan umum dan khusus, atau beberapa penelitian hanya menuliskan
tujuan umumnya saja).

5. Metodelogi Penelitian
Bagian ini berisi metode penelitian apa yang digunakan, lokasi dan waktu
penelitian, populasi, sampel dan besar sampel, variabel-variabel yang diteliti,
teknik pengolahan data, rencana pengolahan dan analisis data. Pada bagian ini
kita harus bisa menilai apakah metode yang digunakan tepat untuk menjawab
tujuan penelitian? Siapa populasinya? Apakah metode samplingnya tepat? Siapa
saja yang bisa menjadi sampel? Pengolahan data yang digunakan apakah sesuai
dengan metode penelitian?

6. Hasil
Hasil penelitian memuat tabel dan grafik hasil penelitian, penjelasan hasil
berupa kalimat, dan memuat interval kepercayaan serta semua hasil penting yang
bisa menjawab tujuan penelitian. Pada bagian ini kalau kita yakin bahwa
penelitian ini baik dan memenuhi komponen VIA, maka hasil penelitian bisa
diambil sebagai bahan referensi, baik untuk pendahuluan atau pembahasan
dalam tugas akhir.

7. Diskusi, Kesimpulan dan Saran


Pada bagian diskusi, biasanya peneliti menyampaikan keterbatasan
penelitiannya baik secara tersirat atau tersurat, jika ada keterbatasan lihat

6
bagaimana analisis penulis terhadap masalah tersebut dan kita nilai sendiri,
apakah keterbatasan tersebut memberi pengaruh besar pada hasil penelitian. Dan
lihat juga apakah peneliti sudah menghubungkan hasil penelitiannya dengan
teori dan hasil penelitian sebelumnya.
Pada bagian kesimpulan, peneliti menuliskan semua hasil penting
penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Pada bagian saran peneliti
menuliskan saran yang relevan dengan hasil penelitian dan diharapkan saran
yang dituliskan adalah saran yang applicable (dapat diterapkan).

III.6. Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan


Secara formal, penilaian kritis (critical appraisal) perlu dilakukan terhadap
kualitas bukti-bukti yang dilaporkan oleh artikel riset pada sebuah jurnal. Penilaian
kritis ini meliputi penilaian tentang validitas (validity), kepentingan (importance),
dan kemampuan penerapan (applicability) yang disingkat dengan “VIA”.
a. Validity (Validitas)
Ada beberapa hal yang harus dilihat dalam menentukan validitas penelitian,
yaitu :
- Validitas Seleksi, artinya subjek yang diteliti harus benar-benar memenuhi
kriteria. Contoh : penelitian tentang prematuritas dan kadar elastase serviks,
artinya yang menjadi subjek adalah pasien yang memenuhi kriteria prematur
masuk kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi, dan lihat juga
apakah penulis menentukan kriteria inklusi dan eksklusinya dengan benar
serta perhatikan teori yang digunakan.

- Validitas Informasi, peneliti harus menjelaskan prosedur pengambilan data


yang dilakukan, semakin jelas peneliti mengungkapkan cara pengukurannya
semakin mudah kita menentukan validitas informasinya. Contoh : penelitian
prematuritas dan kadar elastase serviks, lihat bagaimana cara penulis
mengambil apusan serviks? Siapa yang mengambil apusannya? Alat apa yang
dipakai untuk mengukur kadarnya? Jadi intinya validitas informasi ini
memudahkan kita menentukan kebenaran data peneltian ini, Jika ada

7
informasi yang tidak dijelaskan secara rinci oleh penulis, maka pembaca
harus menilai sendiri apakah kekurangan itu bisa diterima atau tidak.

- Validitas Pengontrolan Perancu, berbagai faktor perancu atau confounding


factor kalau tidak dikendalikan bisa mempengaruhi hasil penelitian sehingga
hasil penelitiannya menjadi bias. Untuk mengontrol variabel perancu ini bisa
dilakukan dengan matching atau dengan statistik. Peneliti harus
menyampaikan apa variabel perancunya dan bagaimana cara penulis
mengendalikannya. Lihat lagi teori, apakah ada variabel perancu yang belum
dia kendalikan?

- Validitas Analisis, pada bagian ini lihat apakah metode analisis yang dipakai
penulis sesuai dengan tujuan penelitiannya, bagaimana interval
kepercayaannya, nilai P nya. Validitas analisis juga berkaitan dengan
bagaimana penulis menginterpretasi hasil analisisnya.

- Validitas Eksterna, jumlah sampel penelitian menentukan apakah penelitian


ini dapat digeneralisasi atau tidak, semakin besar sampelnya semakin baik
hasilnya. Suatu penelitian dikatakan memiliki validitas eksternanya baik jika
sampelnya cukup dan diambil secara random. Besar sampel minimal itu
tergantung dari jenis penelitiannya.

- Selain validitas - validitas, harus dilihat di bagian pembahasan atau diskusi,


apakah ada penjelasan yang logis (dari referensi yang dipercaya) tentang
hasil penelitian dan apakah hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian sebelumnya. Semakin konsisten hasil penelitian, maka kita akan
semakin percaya bahwa ada hubungan kausal (sebab akibat) yang kuat antara
variable-variabel yang diteliti.

8
b. Importantcy (Kepentingan)
Lihat apakah penelitian ini memiliki kontribusi besar terhadap
perkembangan ilmu. Intinya apakah penelitian ini penting apa tidak. Untuk apa
meneliti jika hasilnya tidak bisa memberikan "sesuatu".

c. Applicability (Penerapan)
Penelitian yang applicable adalah penelitian yang dapat diterapkan di
tempat pembaca. Semakin applicable penelitian, maka akan semakin baik.
Applicability bisa dilihat dengan mempertimbangkan faktor ketersediaan alat
dan bahan, tenaga medis, biaya, agama, sosial dan budaya yang berlaku.

III.7. Hal-Hal Dinilai pada Telaah Kritis


1. Deskripsi Umum
 Desain.
 Populasi target, terjangkau, sampel.
 Cara pemilihan sampel.
 Variabel bebas.
 Variabel tergantung.

2. Validitas Interna, Hubungan Non-Kasual


 Bias
 Chance
 Confounding

3. Validitas Interna, Hubungan Kausal


 Hubungan waktu
 Asosiasi kuat
 Hubungan dosis
 Hasil konsisten
 Hubungan bersifat spesifik

9
 Koherensi
 Hasil biologically plausible

4. Validitas Eksterna
 Hasil dapat diterapkan pada subjek terpilih.
 Hasil dapat diterapkan pada populasi terjangkau.
 Hasil dapat diterapkan pada populasi yang lebih luas.

BAB III

KESIMPULAN

10
III.1. Kesimpulan
- Criticals appraisal atau telaah kritis adalah cara atau metode untuk
mengkritisi secara ilmiah terhadap penulisan ilmiah.
- Langkah – langkah dalam Critical Apraisal dapat disingkat dengan “VIA”
(Validity, Important, Applicability)
- Critical appraisal dapat berfungsi sebagai cara untuk mengevaluasi literatur
ilmiah secara sistematik, dapat membantu dalam memilih literatur yang
diperlukan, memutuskan artikel manakah yang akan mempengaruhi
penelitian yang akan dilakukan, memisahkan penghalang antara peneliti
dengan hasil penelitian dan mendukung perkembangan dari Evidence Based
Medicine (EBM).

III.2. Saran
Berdasarkan penjelasan mengenai telaah kritis jurnal, diharapkan setiap
penjelasan dapat diterapkan dalam melakukaan telaah terhadap suatu jurnal
penelitian. Hal ini diharapkan akan didapatkannya informasi yang penting dan
diperlukan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan,

DAFTAR PUSTAKA

11
Budiarto, E. (2003). Uji Diagnostik. Metodologi Penelitian Kedokteran , 184-195.
Jakarta ; ECG.
Mukhtar, Z. (2011). Uji Diagnostik. Dalam Z. Mukhtar, T. S. Haryuna, E. Effendy,
A. Y. Rambe, Betty, & D. Zahara, Desain Penelitian Klinis dan Statistika
Kedokteran (hal. 97-106). Medan: USU Press.
Murti B, Prof, dr, MPH, MSc, PhD (2011). Makalah “Pengantar Evidence-Based”. Ilmu
Kesehatan Masyarakat : Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret.
Pusponegoro, H.D., Wirya, I..G.N.W., Pudjiadi, A.H., Bisanto, J., Zulkarnain, S.Z.
(2011). Uji Diagnostik. Dalam S. Sastroasmoro, Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis (hal. 193-216). Jakarta: Sagung Seto.
Sastroasmoro S. Telaah Kritis Jurnal Kedokteran. Dalam Buku Teknik Menulis dan
Telaah Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran. Editor Siti Setiati dkk. Pusat Penerbitan
IPD FKUI, Jakarta 2007, hal 41.

12

Anda mungkin juga menyukai