Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Candida albicans merupakan flora normal rongga mulut, saluran
pencernaan dan vagina, jamur ini dapat berubah menjadi patogen jika
terjadi perubahan dalam diri pejamu. Perubahan yang terjadi pada pejamu
tersebut dapat bersifat lokal maupun sistemik. Lesi kandidiasis ini dapat
berkembang di setiap rongga mulut, tetapi lokasi yang paling sering adalah
mukosa bukal, lipatan mukosa bukal, orofaring dan lidah. Kandidiasis
kronis yang tidak segera dirawat dapat berkembang menjadi kandidiasis
leukoplakia yang bersifat pra ganas, dan kemudian mengakibatkan
karsinoma sel skuamosa. Selain itu, kandidiasis dapat berkembang
menjadi infeksi sistemik melalui aliran getah bening yang menyerang
organ vital seperti ginjal, paru-paru, otak dan dinding pembuluh darah
yang bersifat fatal.1
Berbagai metode dapat digunakan untuk mengisolasi Candida
rongga mulut, termasuk apusan, usapan polos, kultur imprint,
pengumpulan air liur, bilasan mulut terkonsentrasi, dan biopsi mukosa.
Dari yang telah disebutkan, bahwa metode bilasan mulut terkonsentrasi
merupakan salah satu teknik yang paling cocok untuk menentukan
konsentrasi kandida di rongga mulut. Akan tetapi, metode ini kurang
adekuat untuk mendeteksi letak infeksi kandida. Konsentrasi kandida di
bawah 600 CFU/mL dalam sampel bilasan terkonsentrasi telah dilaporkan
sebagai flora normal di mana orang-orang dengan konsentrasi kandida di
atas 2000-3000 CFU/mL merupakan predisposisi untuk infeksi kandida.
Akan tetapi, White melaporkan melalui penelitiannya bahwa jumlah
konsentrasi Kandida di atas 9000 CFU/mL dijumpai pada orang sehat dan
orang-orang dengan kandidiasis oral memiliki jumlah yang lebih tinggi.
Kandidiasis oral umumnya dialami oleh orang-orang dengan kondisi
defisiensi imun termasuk pasien HIV-positif dan AIDS,penerima

1
transplantasi organ, dan pasien kemoterapi. Sebenarnya, oral kandidiasis
merupakan tanda awal dari penyakit defisiensi imun yang berat. Akan
tetapi, sangat sulit untuk mendiagnosis kandidiasis oral dikarenakan tidak
adanya standar pemeriksaan mikrobiologis dan laboratorium berdasarkan
sampel dari rongga mulut.

Pada pembahasan jurnal berikut ini, peneliti meninjau hubungan


antara manifestasi oral yang timbul dengan metode yang berbeda-beda
untuk mendapatkan sampel dari rongga mulut untuk menentukan kriteria
mana yang dapat membantu membedakan kandidiasis oral dengan keadaan
adanya kandida secara fisiologis sebagai flora komensal.2

1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menentukan metode
pemeriksaan yang paling efektif dalam mendiagnosis kandidiasis oral dan
menjelaskan hubungan antara konsentrasi kandida dengan manifestasi
klinis yang timbul.

1.3. Manfaat
Manfaat yang bisa didapatkan dari penulisan makalah ini adalah
pembaca dapat mengetahui metode pemeriksaan yang paling efektif dalam
mendiagnosis kandidiasis oraldan menjelaskan hubungan antara
konsentrasi kandida dengan manifestasi klinis yang timbul.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kandidiasis Oral


Kandidiasis oral adalah salah satu infeksi fungal yang mengenai
mukosa oral. Lesi ini disebabkan oleh jamur Candida albicans. Candida
albicans adalah salah satu komponen dari mikroflora oral dan sekitar 30-
50% orang sebagai karier organisme ini.1

2.2 Etiologi Kandidiasis Oral


Terdapat lima tipe spesies kandida yang terdapat di kavitas oral,
diantaranya adalah: Candida albicans, Candida tropicalis, Candida krusei,
Candida parapsilosis, dan Candida guilliermondi. Dari kelima tipe
tersebut, Candida albicans adalah yang paling sering terdapat pada kavitas
oral. Candida albicans merupakan fungi yang menyebabkan infeksi
opurtunistik pada manusia. Salah satu kemampuan yang dari Candida
albicans adalah kemampuan untuk tumbuh dalam dua cara, reproduksi
dengan tunas, membentuk tunas elipsoid, dan bentuk hifa, yang dapat
meningkatkan misela baru atau bentuk seperti jamur.1

2.3 Faktor Predisposisi Kandidiasis Oral


Adapun faktor predisposisi yang mempengaruhi dari infeksi dari
kandidiasis oral yaitu:

2.3.1 Faktor Patogen


Jamur kandida mampu melakukan metabolisme glukosa dalam kondisi
aerobik maupun anaerobik. Selain itu jamur kandida mempunyai faktor-faktor
yang mempengaruhi adhesi terhadap dinding sel epitel seperti mannose, reseptor
C3d, mannoprotein dan Saccharin. Sifat hidrofobik dari jamur dan juga
kemampuan adhesi dengan fibronektin host juga berperan penting terhadap inisial
dari infeksi ini.3

3
2.3.2 Faktor Host
a. Faktor lokal
Fungsi kelenjar saliva yang terganggu dapat menjadi predisposisi dari
kandidiasis oral. Sekresi saliva menyebabkan lemahnya dan mengbersihkan
berbagai organisme dari mukosa. Pada saliva terdapat berbagai protein-protein
antimikrobial seperti laktoferin, sialoperoksidase, lisosim, dan antibodi
antikandida yang spesifik.4
Penggunaan obat-obatan seperti obat inhalasi steroid menunjukan
peningkatan resiko dari infeksi kandidiasis oral. Hal ini disebabkan tersupresinya
imunitas selular dan fagositosis.5
Penggunaan gigi palsu merupakan faktor predisposisi infeksi kandidiasis
oral. Penggunaan ini menyebabkan terbentuknya lingkungan mikro yang
memudahkan berkembangnya jamur kandida dalam keadaan PH rendah, oksigen
rendah, dan lingkungan anaerobik. Penggunaan ini pula meningkatkan
kemampuan adhesi dari jamur ini.6

b. Faktor sistemik
Penggunaan obat-obatan seperti antibiotik spektrum luas dapat
mempengaruhi flora lokal oral sehingga menciptakan lingkungan yang sesuai
untuk jamur kandida berproliferasi. Penghentian obat-obatan ini akan mengurangi
dari infeksi jamur kandida. Obat-obatan lain seperti agen antineoplastik yang
bersifat imunosupresi juga mempengaruhi dari perkembangan jamur kandida.7

2.4 Klasifikasi Kandidiasis Oral


Secara umum presentasi klinis dari kandidiasis oral terbagi atas lima
bentuk: kandidiasis pseudomembranosa, kandidiasis atropik, kandidiasis
hiperplastik, kandidiasis eritematosa atau keilitis angular.

4
2.4.1 Kandidiasis Pseudomembranosa

Kandidiasis pseudomembranosa secara umum diketahui sebagai thrush,


yang merupakan bentuk yang sering terdapat pada neonatus. Ini juga dapat terlihat
pada pasien yang menggunakan terapi kortikosteroid atau pada pasien dengan
imunosupresi. Kandidiasis pseudomembran memiliki presentasi dengan plak putih
yang multipel yang dapat dibersihkan. Plak putih tersebut merupakan kumpulan
dari hifa. Mukosa dapat terlihat eritema. Ketika gejala-gejala ringan pada jenis
kandidiasis ini pasien akan mengeluhkan adanya sensasi seperti tersengat ringan
atau kegagalan dalam pengecapan.8

2.4.2 Kandidiasis Atropik

5
Kandidiasis atropik ditandai dengan adanya kemerahan difus, sering
dengan mukosa yang relatif kering. Area kemerahan biasanya terdapat pada
mukosa yang berada dibawah pemakaian seperti gigi palsu. Hampir 26% pasien
dengan gigi palsu terdapat kandidiasis atropik.9

2.4.3 Kandidiasis Hiperplastik

Kandidiasis hiperplastik dikenal juga dengan leukoplakia kandida.


Kandidiasis hiperplastik ditandai dengan adanya plak putih yang tidak dapat
deibersihkan. Lesi harus disembuhkan dengan terapi antifungal secara rutin. 9

2.4.4 Kandidiasis Eritematosa

6
Banyak penyebab yang mendasari kandidiasis eritematosa. Lesi secara
klinis lesi timbul eritema. Lesi sering timbul pada lidah dah palatum. Berlainan
dengan bentuk kandidiasis pseudomembran, penderita kandidiasis eritematosa
tidak ditemui adanya plak-plak putih. Kandidiasisjenis ini disebabkan oleh
bermacam-macam faktor, yaitu: trauma, infeksi, pemakaian gigi tiruan yang terus
menerus, oral hygiene buruk, alergi,dan gangguan sistemik.10
Tampilan klinis yang terlihat pada kandidiasis ini yaitu daerah yang
eritema atau kemerahan dengan adanya sedikit perdarahan di daerah sekitar dasar
lesi. Hal ini sering dikaitkan terjadinya keluhan mulut kering pada pasien. Lesi ini
dapat terjadi dimana saja dalam rongga mulut, tetapi daerah yang paling sering
terkena adalah lidah, mukosa bukal, dan palatum. Kandidiasis eritematosa dapat
diklasifikasikan dalam tiga tipe, yaitu : 10
Tipe 1 : inflamasi sederhana terlokalisir atau pinpoint hiperemia.
Tipe 2 : eritematosa atau tipe sederhana yang umum eritema lebih tersebar
meliputi sebagian atau seluruh mukosa yang tertutup gigi tiruan,
Tipe 3 : tipe granular (inflamasi papila hiperplasia) umumnya meliputi bagian
tengah palatum durum dan alveolar ridge.

2.4.5 Keilitis Angular

7
Keilitis angular ditandai dengan pecah-pecah, mengelupas maupun lserasi
yang mengenai bagian sudut mulut. Gejala ini biasanya disertai dengan kombinasi
dari bentuk infeksi kandidiasis lainnya, seperti tipe erimatosa.10

2.5 Metode Isolasi pada Kandidiasis Oral


1. Metode pengapusan : Spesimen didapatkan dengan cara mengapuskan
permukaan dorsal lidah dengan menggunakan kapas pengapusan.
Pengapusan dilakukan sebanyak 5 kali dengan panjangnya±2cm.
Seterusnya, specimen diinokulasi secara langsung dalam CHROM agar
medium Candida.
2. Metode bilas : Setelah spesimen didapatkan dengan menggunakan
metode pengapusan, sampel bilas didapatkan dengan membilas rongga
mulut dengan 10mL cairan saline yang steril. Cairan saline dikumur
dalam rongga mulut sebelum ditampung dalam wadah yang steril. 100
mikroliter dari cairan yang ditampung akan diinokulasi di CHROM
agar medium Candida.
3. Metode concentrated rinse :rongga mulut dibilas dengan menggunakan
10mL cairan saline yang steril dansebanyak 7-10mL dari cairan tersebut
diambil. Cairan concentrated rinse disediakan dengan sentrifugasi
cairan tersebut dengankecepatan 2300 x gselama 20 menit. Setelah
supernatant dibuang, 500 mikroliter dari endapan tersebut
diinokulasikan ke dalam CHROM agar medium Kandida dalam
100mikroliter sampel. Koloni Kandida dihitung setelah diinkubasi pada
suhu 37 C selama 48 jam. Jika terlalu banyak koloni Kandida sehingga
tidak dapat terhitung, larutan candida tersebutdiencerkan 10 kali lipat.11

2.6. Hubungan Konsentrasi Candida sp. pada Beberapa Metode dengan


Manifestasi Oral.
Kandidiasis oral adalah infeksi oportunistik umum dari rongga mulut dan
disebabkan oleh ragi dari genus Candida, terutama Candida albicans. Hal ini
menyajikan secara klinis dalam berbagai bentuk, termasuk pseudomembran (akut

8
/ kronis), eritematosa (akut / kronis), seperti plak (kronis), dan nodular (kronis)
bentuk. Namun, spesies Candida sering diisolasi dari rongga mulut pada orang
sehat dari berbagai usia, dengan prevalensi dilaporkan sekitar 15-75%, dan karena
itu sulit untuk membedakan kandidiasis oral yang bersifat komensal dengan
pendeteksi mikrobiologi spesies Candida di rongga mulut. Selanjutnya,
kandidiasis oral sering didiagnosis berdasarkan temuan klinis, terlepas dari apakah
spesies Candida terdeteksi. Oleh karena itu, kriteria mikrobiologi tambahan yang
diperlukan untuk mendiagnosis infeksi Candida lisan dengan benar.11
Berbagai metode dapat digunakan untuk mengisolasi Candida dari rongga
mulut, termasuk smear, penyeka polos, kultur, penampungan air liur, bilasan
mulut terkonsentrasi, dan biopsi mukosa. Dari metode tersebut, metode bilas
mulut terkonsentrasi adalah salah satu teknik yang paling cocok untuk
menentukan konsentrasi Candida di rongga mulut. Namun, metode ini tidak
memadai untuk mendeteksi situs infeksi Candida. konsentrasi Candida di bawah
600 CFU / mL dalam sampel bilas terkonsentrasi telah dilaporkan untuk pasien
carrier yang sehat, sedangkan individu dengan konsentrasi Candida atas 2-3 × 103
CFU / mL cenderung untuk infeksi candida mulut. Namun, White et al.
melaporkan bahwa tingkat Candida hingga 9 × 103 CFU / mL didapati pada
kontrol yang sehat dan bahwa tingkatan Colony Forming Unit (CFU) terkadang
lebih tinggi dibandingkan tingkat konsentrasi yang telah ditetapkan pada pasien
dengan kandidiasis oral. 11
kandidiasis oral sering terjadi pada individu immunocompromised,
termasuk pasien HIV-positif dan AIDS, penerima transplantasi organ, dan pasien
yang menjalankan kemoterapi. Bahkan, penyakit ini sering merupakan tanda awal
beberapa penyakit imunodefisiensi, dan merupakan suatu tanda yang signifikansi
sebagai biomarker yang telah diakui dalam beberapa tahun terakhir. Namun, sulit
untuk benar-benar memastikan diagnosa kandidiasis mulut karena saat ini tidak
ada alat pemeriksaan mikrobiologi atau laboratorium standar yang berdasarkan
sampel dari rongga mulut tersedia. Dalam studi ini, kami meneliti hubungan
antara penemuan oral klinis dan metode perbedaan untuk mendapatkan sampel

9
dari rongga mulut untuk menentukan kriteria bisa membantu membedakan
kandidiasis oral dari kehadiran Candida di keadaan komensal. 11
Tiga metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Metode Swab: Materi diperoleh oleh swabbing permukaan dorsal lidah dengan
5 kali usapan (sekitar 2 cm) dengan kapas, dan kemudian usapan itu langsung
diinokulasi ke media CHROM agar.
2. Metode Bilas: Setelah sampel telah diperoleh dengan menggunakan metode
swab, sampel larutan kumur dikumpulkan dengan pembilasan mulut dengan 10
mL saline steril selama 5 detik sebelum dikumpulkan dalam wadah steril . 100 ml
larutan bilas diinokulasi ke media CHROM agar.
3. Metode bilas Terkonsentrasi: Rongga mulut dibilas dengan 10 ml saline steril,
kemudian 7 sampai 10 mL dikumpulkan sebagai sampel larutan bilas. larutan
bilas terkonsentrasi kemudian disiapkan dengan cara mensentrifugasi larutan pada
2300 × g selama 20 menit. Setelah supernatan dibuang, larutan nilas yang
terkonsentrat tersebut di letakkan pada butir-butir tabung reaksi lalu diresuspensi
dalam 500 mL, yang diinokulasi ke media CHROM agar di 100 aliquots uL.
Candida koloni kemudian dihitung setelah inkubasi pada 37 ° C selama 48 jam.
Jika ada terlalu banyak koloni Candida untuk dihitung, solusi Candida diencerkan
sepuluh kali lipat. 11
Hubungan antara jumlah Candida koloni (konsentrasi Candida) dan tanda-
tanda klinis kemudian ditentukan dengan menggunakan sampel yang diperoleh
melalui metode bilas terkonsentrasi. Tabel 1 menunjukkan tanda-tanda lisan klinis
yang digunakan dalam penelitian ini dan grading mereka. 11

10
Grade
Sign 0 1 2 3
Glossalgia - Slight Moderate Severe
Taste Disorder - Slight Moderate Severe
Dry Mouth - Slight Moderate Severe
Redness of Oral - Slight Moderate Severe
Mucose
Redness of - Slight Moderate Severe
Tounge
Coated Tounge - Slight Moderate Severe
Angular Cheilitis - Unilateral Bilateral
Ulceration - Slight Single
Residual Root - Slight Single
Denture - Unilateral Bilateral
Tabel 1. Tanda klinis oral dan grading
Dalam rangka membangun metode yang diperlukan sebelum seluruh
analisis, uji coba dilakukan pada 10 sampel pertama. Perhitungan koloni dari
pertama 10 pasien rawat jalan menggunakan spons, bilas, dan metode bilas
terkonsentrasi. median dan kisaran interkuartil adalah 23 CFU (kisaran
interkuartil, 3-96 CFU) / swab untuk metode swab, 56 CFU (kisaran interkuartil,
11-900 CFU) / 100 uL untuk metode bilas, dan 485 CFU (interkuartil kisaran,
210-6981 CFU) / 100 uL untuk metode bilas terkonsentrasi di 10 pasien rawat
jalan pertama. Pertama 10 pasien rawat jalan diuji menggunakan ketiga metode;
Namun, kami menggunakan metode bilas terkonsentrasi untuk ujian berikutnya
karena menghasilkan lebih Candida koloni. Hitungan median dari koloni Candida
diperoleh dengan menggunakan metode bilas terkonsentrasi secara signifikan
lebih tinggi dari yang diperoleh dengan menggunakan dua metode lainnya,
masing-masing (p <0,01, Wilcoxon signed-rank tes dengan uji Bonferroni).
Metode bilas terkonsentrasi adalah yang paling sensitif, karena bisa mendeteksi
spesies Candida ketika metode swab atau metode bilas tidak. Dengan demikian,

11
kita mengerti bahwa metode bilas terkonsentrasi sesuai untuk pemeriksaan
selanjutnya. 11
Hubungan antara tanda-tanda lisan klinis dan deteksi Candida
menggunakan metode swab dirangkum dalam Tabel 2 dibawah. Ketika Candida
dideteksi dengan menggunakan metode swab, sensitivitas coated tounge, mulut
kering, gigi tiruan, kemerahan lidah, dan akar residual adalah 41,8, 46,3, 40,3,
34,3, dan 29,9%, masing-masing, dan kekhususan kemerahan pada mukosa mulut,
cheilitis angular, sisa-sisa akar gigi, glossalgia, gangguan rasa, gigi tiruan, dan
ulserasi adalah 97,7, 99,2, 92,5, 94,0, 93,2, 88,0, dan 92,5%, masing-masing. Nilai
prediktif positif dari sisa akar gigi, kemerahan pada mukosa mulut, gigi tiruan,
glossalgia, mulut kering, dan gangguan rasa yang 66,7, 66,7, 62,8, 52,9, 54,4, dan
35,7%, masing-masing. 11
Sensitivitas, spesifisitas, dan nilai prediktif positif antara tanda-tanda klinis
dan deteksi Candida dengan metode swab
Clinical oral sign Sensitivity Specifity Positive
Glossgia 13,4% 94,0% 52,9%
Taste Disorder 7,5% 93,2% 35,7%
Dry Mouth 46,3% 80,5% 54,4%
Redness of Oral Mucosa 9,0% 97,7% 66,7%
Redness of the Tongue 34,3% 81,2% 47,9%
Coated Tounge 41,8% 68,4% 40,0%
Angular Cheilitis 3,0% 99,2% 66,7%
Ulceration 7,5% 92,5% 33,3%

Hubungan antara tanda-tanda klinis dan deteksi Candida menggunakan


metode bilas terkonsentrasi dirangkum dalam Tabel 3. Ketika Candida dideteksi
dengan menggunakan metode bilas terkonsentrasi, sensitivitas coated tongue,
mulut kering, gigi tiruan, kemerahan lidah, dan sisa akar gigi adalah 45,2, 42,3,
34,6, 29,8, dan 26,0%, masing-masing, dan spesifitas kemerahan mukosa mulut,

12
cheilitis angular, sisa akar gigi, glossalgia, gangguan rasa, gigi tiruan, dan ulserasi
adalah 99,0, 99,0, 96,9, 96,9, 95,8, 92,7, dan 91,7%, masing-masing. Nilai
prediktif positif dari akar sisa, kemerahan pada mukosa mulut, gigi tiruan,
glossalgia, mulut kering, dan gangguan rasa adalah 90,0, 88,9, 83,7, 82,4, 77,2,
dan 71,4%, masing-masing. 11
Sensitivitas, spesifisitas, dan nilai prediktif positif antara tanda-tanda klinis
dan deteksi Candida dengan metode oral rinses
Clinical oral sign Sensitivity Specifity Positive
Glossgia 13,5% 96,9% 82,4%
Taste Disorder 9,6% 95,8% 71,4%
Dry Mouth 42,3% 86,5% 77,2%
Redness of Oral Mucosa 7,7% 99,0% 88,9%
Redness of the Tongue 29,8% 82,3% 64,6%
Coated Tounge 45,2% 76,0% 67,1%
Angular Cheilitis 1,9% 99,0% 66,7%
Ulceration 6,7% 91,7% 46,7%

Perbedaan antara grade dan jumlah koloni kandida dari manifestasi klinis
yang diperoleh dengan menggunakan metode swab ditunjukkan pada Tabel 4.
jumlah tinggi Candida secara signifikan terkait dengan mulut kering. 11
Clinical oral sign Grade
0 1 2 3 P*
Glossalgia Mediana 0 1 0 6,5 0,068
(n) 183 9 6 2
Taste Median 0 0 0 116 0,0282
Disorder (n) 186 9 4 1
Dry Mouth Median 0 0,5 6 98 <0,001
(n) 143 36 20 1
Redness of Median 0 0 36,5 0 0,002

13
Oral (n) 152 40 8 0
Mucosa
Angular Median 0 58 3 NAb 0,402
Chilitis (n) 197 2 1 NA
Ulceration Median 0 0 0 NA 0,995
(n) 185 11 4 NA
Residual Median 0 6 5 NA <0,001
Root (n) 170 15 15 NA
Denture Median 0 0 5 NA <0,001
(n) 157 14 29 NA
*Kruskal-wallis test
a
Median dari jumlah candida per grade dalam manifestasi oral
b
NA not applicable
Dalam penelitian ini, spesies Candida terdeteksi di rongga mulut pada
pasien rawat jalan klinik gigi dengan frekuensi 52,0 dan 33,5% menggunakan
metode bilas terkonsentrasi dan metode swab, masing-masing. Oleh karena itu,
metode bilas terkonsentrasi lebih sensitif dibandingkan dengan metode swab
untuk mendeteksi spesies Candida di rongga mulut. Beberapa tanda-tanda klinis
oral (misalnya, coated tongue, mulut kering, gigi tiruan, kemerahan lidah, dan
akar residual) adalah prediktor yang relatif kuat untuk kandidiasis oral. Namun,
nilai-nilai prediksi positif dari akar sisa, kemerahan pada mukosa mulut, gigi
tiruan, glossalgia, mulut kering, dan gangguan rasa cukup tinggi, dan hanya tanda-
tanda klinis inilah yang sering dikaitkan dengan keberadaan spesies Candida. 11
Metode bilas terkonsentrasi lebih cocok untuk mendeteksi spesies Candida
di rongga mulut dibandingkan dengan metode swab. Namun, jumlah koloni dalam
sampel bilas terkonsentrasi lebih kecil dari nilai prediksi teoritis dari peningkatan
20 kali lipat dalam sampel bilas. Ini mungkin berhubungan dengan gaya
sentrifugal rendah 2300 × g. Selain itu, metode bilas terkonsentrasi menunjukkan
sensitivitas yang sama sebagai metode bilas ketika tingginya jumlah koloni hadir;
Namun, metode bilas terkonsentrasi lebih sensitif ketika hanya beberapa koloni
dapat diperoleh dari sampel. Untuk 10 pasien pertama rawat jalan yang diteliti

14
dalam penelitian ini, metode bilas terkonsentrasi menghasilkan lebih Candida
koloni daripada metode kenaikan standar, dan metode bilas terkonsentrasi pada
umumnya mungkin menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi untuk mendeteksi
Candida di rongga mulut dibandingkan dengan metode bilas standar; Oleh karena
itu, kami menggunakan hasil yang diperoleh melalui metode bilas terkonsentrasi
daripada metode bilas standar untuk perbandingan dalam penelitian ini. Beberapa
metode pengambilan sampel yang tersedia, termasuk cetakan, bilasan mulut,
penyeka, koleksi air liur seluruh, biopsi, dan pap, dan masing-masing metode
memiliki kelebihan dan kekurangan. Meskipun metode bilas terkonsentrasi tidak
mendeteksi situs lokal infeksi, memungkinkan kuantisasi mikroba lain selain
spesies Candida. Metode bilas terkonsentrasi juga mudah untuk melakukan dan
lebih sensitif dibandingkan dengan teknik kultur. Oleh karena itu, disarankan
bahwa metode bilas terkonsentrasi akan lebih penting dikerjakan dalam
penyelidikan masa depan untuk mendeteksi candidiasis oral. 11
Jumlah Candida mungkin sesuai dengan tingkat keparahan beberapa
temuan klinis. mulut kering diamati pada 44 dari 104 pasien yang terdeteksi
dengan metode bilas terkonsentrasi. Sensitivitas, spesifisitas, dan nilai-nilai
prediksi positif dari karakteristik ini adalah 42,3, 86,5, dan 77,2%, masing-
masing. Konsentrasi Candida diperoleh dengan menggunakan metode bilas
terkonsentrasi menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam tingkat keparahan
mulut kering, kemerahan lidah, akar sisa, dilapisi lidah, dan gigi tiruan. 11
Demikian pula, tidak adanya sejumlah tanda-tanda klinis (mukosa
kemerahan, cheilitis angular, sisa akar gigi, glossalgia, gangguan rasa, gigi tiruan,
dan ulserasi) adalah indikator kuat untuk ada atau tidak adanya Candida.
Demikian pula, konsentrasi rendah Candida mungkin tidak menyebabkan coated
tongue, mulut kering, gigi tiruan, kemerahan lidah, dan sisa akar gigi yang sering
diamati pada pasien rawat jalan dengan Candida di rongga mulut; memang,
konsentrasi Candida menunjukkan perbedaan yang signifikan antara tingkat
keparahan dari masing-masing tanda-tanda ini. 11
Gangguan rasa, kemerahan pada mukosa mulut, cheilitis angular, dan
ulserasi diamati dalam waktu kurang dari 10% dari pasien rawat jalan didiagnosis

15
dengan kandidiasis menggunakan metode bilas terkonsentrasi, dan glossalgia
tercatat di 13,5% dari pasien rawat jalan didiagnosis dengan kandidiasis
menggunakan bilas terkonsentrasi metode. Dalam kasus apapun, semua tanda
lisan klinis di atas kemungkinan besar terkait dengan penyakit mulut lainnya
daripada infeksi Candida. Konsentrasi kurang dari 90 CFU / 100 mL diperoleh
dengan metode bilas terkonsentrasi tidak dikaitkan dengan tanda-tanda oral
candidiasis pada pasien rawat jalan dan relawan. Para pasien menunjukkan angka
koloni Candida di bawah 90 CFU / 100 mL dalam metode bilas terkonsentrasi
mungkin telah dalam tahap sebelum kandidiasis jelas. 11

2.7 Rekomendasi Concentreted Rise Sampling Sebagai Metode Pilihan


dalam Isolasi Candida
Dalam mendiagnosis kandidiasis oral, setelah melakukan anamnesis dan
pemeriksaan klinis (intraoral dan ekstraoral), langkah selanjutnya adalah
melakukan pemeriksaan penunjang. Terdapat beberapa langkah dalam melakukan
pemeriksaan penunjang. Langkah-langkah tersebut disesuaikan dengan gambaran
klinis dan anamnesis pasien. Misalnya pada kasus hyperplastic candidiasis
disarankan melakukan pemeriksaan biopsi dibandingkan melakukan isolasi untuk
pemeriksaan kultur.12

16
Gambar. Alur diagnosis kandidiasis oral12

Dalam mengisolasi spesies kandida intraoral, dapat dilakukan beberapa


metode. Seperti yang telah dibahas sebelumnya metode tersebut adalah metode
apus (swab method), metode bilas (rinse method), dan metode bilas terkonsentrasi
(rinse concentration method), dan metode imprint. Setiap metode mempunyai
kekurangan dan kelebihan masing-masing. Metode apus tergolong lebih mudah
prosedurnya, dan tidak memerlukan keahlian yang terlalu khusus. Metode
concentrated rinse sampling prosedurnya lebih kompleks akan tetapi mempunyai
angka sensitivitas dan spesivisitas yang tinggi.13

17
Tabel Kelebihan dan kekurangan metode isolasi kandida13
Pada berbagai penelitian, metode concentrated rinse sampling
dianjurkan sebagai metode terpilih dalam mengisolasi kandida. Penelitian
Tooyama et, al tahun 2015 mengemukakan bahwa metode concentrated rinse
sampling menjadi metode terbaik dibandingkan metode yang lain . Terdapat
beberapa alasan mengapa concentrated rinse sampling menjadi metode yang
terbaik diantaranya :14
1. Secara kuantitas, dalam metode concentrated rinse sampling jumlah
kandida yang terisolasi lebih banyak dibandingkan metode lain
2. Hasil dari isolasi dengan menggunakan metode concentrated rinse
sampling lebih menggambarkan keterkaitan antara jumlah kandida yang
terisolasi dengan gambaran klinis yang ditunjukkan pasien
3. Concentrated rinse sampling mempunyai angka spesifisitas dan postive
predicitive value tertinggi dibandingkan metode lain.14

18
Tabel 2. Perbandingan nilai sensitifitas, spesifisitas, dan positive predictive value
dalam metode usapan dan metode concentrated rinse sampling.14

Berbagai penelitian lain yang berkaitan dengan kandidiasis oral banyak


menggunakan metode rinse concentrated sebagai metode isolasi kandida.
Penelitian Dwairi, et al tahun 2014 tentang perbandingan isolasi kandida antara
oral sample dengan fingertips, 50 pasien yang menjadi sampel diisolasi dengan
menggunakan metode concentrated rinse sampling.15 Penelitian lain yaitu Shilpa
et, al tahun 2016 mengenai keterkaitan antara kandidiasis oral dengan golongan
darah, menggunakan metode concentrated rinse sebagai metode isolasi. Hasil
penelitian menunjukkan dari 105 sampel, sekitar 39 sampel (37.14%) menderita
kandidiasis oral yang secara statistik signifikan untuk memenuhi kriteria
penelitian tersebut. 16

19
BAB 3
KESIMPULAN

20
DAFTAR PUSTAKA

1 Hakim, Lukmanul, Ramadhian, Ricky. Oral Candidiasis. Majority


2015;4(9):53-54.
2 Tooyama, Hiroaki, Matsumoto, Takehisa, Hayashi, Kiyonori, et al.
Candida Concentration Determined Following Concentrated Oral
Rinse Culture Reflect Clinical Oral Signs. BMC Oral Health 2015;
15(150):1-2.
3 Lehmann PF. Fungal structure and morphology. Medical Mycology .
1998;4:57–8.
4 Peterson DE. Oral candidiasis. Clin Geriatr Med. 1992; 8:513–27.
5 Garber GE. Treatment of oral candida mucositis infections. Drugs.
1994;47:734–40.
6 7. Epstein JB. Antifungal therapy in oropharyngeal mycotic infections.
Oral Surg Oral Med Oral Pathol 1990;69:32–41.
7 Epstein JB, Truelove EL, Izutzu KL. Oral candidiasis: pathogenesis
and host defense. Rev Infect Dis 1984;6:96–106.
8 Skoglund A, Sunzel B, Lerner UH.Comparison of three test methods
used for the diagnosis of candidiasis. Scand J Dent Res 1994;102(5):
295‐298.
9 Fenlon MR, Sherriff M. Prevalence of denture related stomatitis in
patients attending a dental teaching hospital for provision of
replacement complete dentures. J Ir Dent ssoc 1998;44(1):9‐10.
10 Herawati E. Kandidiasis rongga mulut, gambaran klinis, dan terapinya.
Bandung. FKG Unpad; 2008.
11 Toyama, et al. Candida concentrations determined following
concentrated oral rinse culture reflect clinical oral signs. BMC Oral
Health 2015;(15):150
12 Castellotte, L dan Soriano Y. Clinical and microbiological diagnosis of
oral candidiasis. J Clin Exp Dent. 2013;5(5):e279-86.

21
13 Raju S dan Rajappa S. Isolation and Identification of Candida from the
Oral Cavity: Review Article. ISRN Dentistry. 2011;4(7):1-7
14 Toyama, et al. Candida concentrations determined following
concentrated oral rinse culture reflect clinical oral signs. BMC Oral
Health 2015;(15):150
15 Dwairi, et al. Isolation of Candida Species from the Oral Cavity and
Fingertips of Complete and Partial Dentures Wearers. MedCrave 2014
; 1(3) : 1-6
16 Shilpa, et al. Association between Oral Candidiasis and ABO blood
types. Journal of Applied Dental and Medical Sciences. 2016 ; 2(1) :
30-37

22

Anda mungkin juga menyukai