Panas Reaksi
Panas Reaksi
KIMIA FISIKA
PANAS REAKSI
Senin, 05 Mei 2013
Kelompok 1
1. Agus Wahono (08.2011.1.01503)
2. Ilham Surya Abadi (08.2011.1.01520)
3. Siska Novitasari (08.2011.1.01526)
4. Risqi Imroatus .S. (08.2011.1.01529)
TEORI PERCOBAAN
Reaksi
Reaksi kimia dibedakan menjadi reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi kimia yang
melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia yang
menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Perubahan entalpi (ΔH) positif menunjukkan bahwa
dalam perubahan terdapat penyerapan kalor atau pelepasan kalor.
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr).
Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi
pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi endoterm dapat
dinyatakan:
ΔH = Hp- Hr > 0
Sebaliknya, pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan
berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu ,
perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔH = Hp- Hr < 0
Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau pada reaksi
tersebut dikeluarkan panas. Pada reaksi eksoterm harga ΔH = negatif ( – )
Contoh :
ΔH = -393.5 kJ
Pada reaksi terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi tersebut
dibutuhkan panas. Pada reaksi endoterm harga ΔH = positif ( + )
Contoh :
2
Kalorimetri
Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas, sebab itu lebih tepat
bila istilahnya disebut panas reaksi. Alat yang dipakai untuk mengukur panas reaksi disebut
kalorimeter (sebetulnya kalori meter, walaupun diketahui sekarang panas lebih sering
dinyatakan dalam joule daripada kalori). Ada beberapa macam bentuk dari alat ini, salah satu
dinamakan Kalorimeter Bomb yang diperlihatkan pada gambar diatas. Kalorimeter semacam
ini biasanya dipakai untuk mempelajari reaksi eksotermik, yang tak akan berjalan bila tidak
dipanaskan, misalnya reaksi pembakaran dari CH4 dengan O2 atau reaksi antara H2 dan O2.
Alatnya terdiri dari wadah yang terbuat dari baja yang kuat (bombnya) dimana pereaksi
ditempatkan. Bomb tersebut dimasukkan pada bak yang berisolasi dan diberi pengaduk serta
termometer. Suhu mula-mula dari bak diukur kemudian reaksi dijalankan dengan cara
menyalakan pemanas kawat kecil yang berada di dalam bomb. Panas yang dikeluarkan oleh
reaksi diabsorpsi oleh bomb dan bak menyebabkan temperatur alat naik. Dari perubahan suhu
dan kapasitas panas alat yang telah diukur maka jumlah panas yang diberikan oleh reaksi
dapat dihitung.
Sifat-sifat air yang memberikan definisi asal dari kalori adalah banyaknya perubahan
temperatur yang dialami air waktu mengambil atau melepaskan sejumlah panas. Istilah umum
untuk sifat ini disebut kapasitas panas yang didefinisikan sebagai jumlah panas yang
diperlukan untuk mengubah temperatur suatu benda sebesar 10C.
Sifat intensif berhubungan dengan kapasitas panas adalah kalor jenis (panas spesifik) yang
didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 g zat sebesar
10C. Untuk air, panas spesifiknya adalah 4,18 Jg-1C-1. Kebanyakan zat mempunyai panas
spesifik yang lebih kecil dari air. Misalnya besi, panas spesifiknya hanya 0,452 J g-1 0C-1.
Berarti lebih sedikit panas diperlukan untuk memanaskan besi 1 g sebesar 10C daripada air
atau juga dapat diartikan bahwa jumlah panas yang akan menaikkan suhu 1 g besi lebih besar
dari pada menaikkan suhu 1 g air.
Besarnya panas spesifik untuk air disebabkan karena adanya sedikit pengaruh dari laut
terhadap cuaca. Pada musim dingin air laut lebih lambat menjadi dingin dari daratan sehingga
udara yang bergerak dari laut ke darat lebih panas daripada udara dari darat ke laut. Demikian
juga dalam musim panas, air laut lebih lambat menjadi panas daripada daratan.
Rumus :
q = m.c. Δ’t
Keterangan :
3
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black.
Asas ini menjabarkan:
Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas memberi
kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda
panas
Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila
dipanaskan
Catatan :
SKEMA PERCOBAAN
A. Penentuan kapasitas panas kalorimetri
6
C. PENENTUAN PANAS REAKSI NETRALISASI
Tabel 3. Hasil Percobaan Penentuan Panas Reaksi Netralisasi
No. Konsentrasi (N) Suhu Awal (oC) Pencampuran
HCl NaOH HCl NaOH Waktu (detik) Suhu (oC)
10 35
20 36
30 – 40 38
1 1 32 35
1 50 - 80 43
90 – 150 45
160 – 300 44
10 – 20 34
30 – 40 35
0,5 0,5 30 31 40 - 50 36
2
60 38
70 -120 40
10 33
20 – 30 34
3 0,3 0,3 30 30
40 – 60 36
70 – 120 38
120 – 150 37
10 33
20 – 40 34
0,1 0,1 30 30
4 50 – 90 35
100 – 150 37
B. PANAS PELARUTAN
Table 4. Hasil Perhitungan Panas Pelarutan
Panas Pelarutan
No Massa NaOH (gr)
(KJ)
1 1.0193 13,665
2 2.0125 13,245
3 3.0218 12,578
4 5.0105 12,335
7
Panas Pelarutan (KJ)
14
14
Panas Pelarutan (KJ)
13
13
13 Panas Pelarutan
13
13
Linear (Panas
12 Pelarutan)
12
12
0 2 4 6 y = -0.3378x + 13.89
Massa NaOH(gr) R² = 0.8931
Dari grafik dan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa semakin besarnya massa NaOH maka
semakin kecil panas pelarutannya dan begitu juga sebaliknya. Sehingga massa NaOH
berbanding terbalik dengan panas pelarutannya.
Panas pelarutan yang terdapat pada tabel diatas bernilai positif (+). Hal ini menunjukkan
bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi endotermik, yaitu terjadi perpindahan panas dari
lingkungan ke sistem atau pada reaksi tersebut terjadi penyerapan panas sehingga nilai
panas pelarutannya positif (+).
Dari grafik panas pelarutan diatas menunjukkan hubungan antara massa NaOH dengan
panas pelarutannya sehingga didapatkan persamaan y = -0.337x + 13.89
Panas pelarutan dihitung pada tiap – tiap massa NaOH. Panas pelarutan tersebut dapat
dihitung menggunakan azaz black,
8
Grafik 2. Grafik panas reaksi penetralan (KJ/gmol) vs kosentrasi lart. NaOH dan lart. HCl
Dari grafik dan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa semakin kecil konsentrasi NaOH dan HCl
maka semakin besar panas reaksi netralisasinya dan begitu juga sebaliknya. Sehingga
konsentrasi NaOH dan HCl berbanding terbalik dengan panas reaksi netralisasinya.
Panas reaksi netralisasi yang terdapat pada tabel diatas bernilai positif (+). Hal ini
menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi endotermik, yaitu terjadi perpindahan
panas dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi tersebut terjadi penyerapan panas sehingga
nilai panas reaksi netralisasinya positif (+).
Dari grafik panas reaksi netralisasi diatas menunjukkan hubungan antara konsentrasi NaOH
dan HCl dengan panas reaksi netralisasinya sehingga didapatkan persamaan y = -166,53x +
160,05
Panas reaksi netralisasi dihitung pada tiap – tiap konsentrasi NaOH dan HCl. Panas reaksi
netralisasi tersebut dapat dihitung menggunakan azaz black,
KESIMPULAN
Dari percobaan panas reaksi ini dapat disimpulkan bahwa :
Kapasitas panas kalorimeter dihitung menggunakan neraca panas, sehingga nilai panas
kalorimeternya adalah 570,14 J
Semakin besar massa NaOH maka semakin kecil panas pelarutannya dan begitu juga
sebaliknya. Sehingga massa NaOH berbanding terbalik dengan panas pelarutannya. Dan
reaksi yang terjadi adalah reaksi endotermik sehingga nilai panas pelarutannya positif (+)
Semakin kecil konsentrasi NaOH dan HCl maka semakin besar panas reaksi netralisasinya
dan begitu juga sebaliknya. Sehingga konsentrasi NaOH dan HCl berbanding terbalik
dengan panas reaksi netralisasinya. Dan reaksi yang terjadi adalah reaksi endotermik
sehingga nilai panas reaksi netralisasinya positif (+)
9
DAFTAR PUSTAKA
Modul praktikum kimia fisika
Himmelblau,David M.”Basic Principles Calculations in Chemical 6th
editions”:Austin,Texas
Smith,J.M.Introduction of Chemical Engineering Termodynamics”.Mac Graw
Hill:Singapore.
Judjono Suwarno, dkk.2004.”LECTURE NOTEKIMIA FISIKA I ”.Jurusan Teknik
Kimia.Fakultas Teknologi Industri.Institut Teknologi Sepuluh November : Surabaya.
Geankoplis,Christie J.”Transport Processes and Unit Operations”.
APPENDIKS
MEMBUAT LARUTAN HCl 1 N SEBANYAK 100 ml
𝑛
𝑀=
𝑉
𝑛
1=
0,1
𝑛 = 0,1 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑛=
𝑀𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
0,1 =
36,5
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 3,65 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟𝐻𝐶𝑙 = 35%
100%
𝐻𝐶𝑙𝑦𝑎𝑛𝑔ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 = 3,65 ×
35%
1 𝑘𝑔
= 10,4 𝑔𝑟𝑎𝑚 × 1000 𝑔𝑟𝑎𝑚
0,0104 𝑘𝑔 1000 𝑚𝑙
= 𝑘𝑔 ×
1,19 ⁄𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 1 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 8,76 𝑚𝑙
10
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑛=
𝑀𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
0,1 =
40
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 4 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟𝑁𝑎𝑂𝐻 = 75%
100%
𝑁𝑎𝑂𝐻𝑦𝑎𝑛𝑔ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 = 4 ×
85%
= 4,705 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑇1
Cp air = ∫𝑇2 𝐶𝑝𝑑𝑇
333,15
= ∫303,15 𝐴 + 𝐵𝑇 + 𝐶𝑇 2 + 𝐷𝑇 3 𝑑𝑇
333,15
= ∫303,15 18,29 + 47,212 × 10−3 𝑇 − 133,88 × 10−5 𝑇 2 + 1314,2 × 10−9 𝑇 3 𝑑𝑇
= 2259 J/gmoloK = 125,52 J/goK
𝑇1
∫𝑇2 𝐶𝑝𝑑𝑇
Cp rata – rata = 𝑇2−𝑇1
125.52
= 30
= 4,184 J/goK
NERACA PANAS
Qterima = Qlepas
(aquades biasa + calorimeter) = (aquades panas)
((m1 × Cp)+ H) (T1 – Tx) + H= m2 × Cp × (T2– Tx)
(49,75 gram × 4,184 J/goC) (49 - 30) + H = 98,32 gram × 4,184 J/goC × (60 – 49)
3954,93 + H = 4525,07
H = 570,14 J
11
MENGHITUNG PANAS PELARUTAN
Massa NaOH = 1,0193 gram
Mr NaOH = 40 gr/gmol
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol NaOH =
𝑀𝑟
1,0193
=
40
= 0,0254 gmol
Volume H2O = 100 ml
Massa H2O = ρH2O × VH2O
= 0,99658 gr/ml × 100 ml
= 99,658 gram
Mr H2O = 18 gr/gmol
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol H2O =
𝑀𝑟
99,658
=
18
= 5,53656 mol
Massa larutan = massa NaOH + massa H2O
= 1,0193 + 99,658
= 100,6773 gram
Mol larutan = 5,5365 + 0,0254
= 5,5619 mol
𝑚𝑜𝑙𝑁𝑎𝑂𝐻
Fraksi mol NaOH =
𝑚𝑜𝑙𝑁𝑎𝑂𝐻+𝑚𝑜𝑙𝐻2 𝑂
0,0254
=
0,0254+5,53656
= 0,004566
𝑚𝑜𝑙𝐻2 𝑂
Fraksi mol H2O =
𝑚𝑜𝑙𝐻𝑎𝑂𝐻+𝑚𝑜𝑙𝐻2 𝑂
5,53656
=
0,0254+5,53656
= 0,99543
H NaOH pada suhu 30oC (303,15 K)
𝑇𝑁𝑎𝑂𝐻
H =∫𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝𝑑𝑇
303,15
= ∫298,15 𝐴 + 𝐵𝑇 + 𝐶𝑇 2 + 𝐷𝑇 −2 𝑑𝑇
303,15
=∫298,15 0,121 + 16,316 × 10−3 𝑇 + 0 + 1,948 × 105 𝑇 −2 𝑑𝑇
= 35,9085 J/gmol
= 35,9085 J/gmol x 0,0254 gmol = 0,912 J
12
Azas black :
303,15 303,15
(m × ∫298,15 𝐶𝑝𝑑𝑇)NaOH + (m × ∫298,15 𝐶𝑝𝑑𝑇)H2O + Hkalorimeter(303,15 – 298,15) +
305,15 305,15
∆Hpelarutan = m × ∫298,15 𝐶𝑝𝑑𝑇)NaOH + (m × ∫298,15 𝐶𝑝𝑑𝑇)H2O + Hkalorimeter(305,15 –
298,15)
13
H NaOH pada suhu 35oC (308,15 K)
𝑇𝑁𝑎𝑂𝐻
= ∫𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝𝑑𝑇
308,15
= ∫298,15 𝐴 + 𝐵𝑇 + 𝐶𝑇 2 + 𝐷𝑇 −2 𝑑𝑇
308,15
=∫298,15 0,121 + 16,316 × 10−3 𝑇 + 0 + 1,948 × 105 𝑇 −2 𝑑𝑇
= 22,5 J/gmol x 0,0667 gmol = 1,5 J
H HCl pada suhu 30oC (303,15 K)
𝑇𝐻𝐶𝑙
= ∫𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝𝑑𝑇
303,15
= ∫298,15 𝐴 + 𝐵𝑇 + 𝐶𝑇 2 + 𝐷𝑇 −2 𝑑𝑇
303,15
=∫298,15 3,156 + 0,625 × 10−3 𝑇 + 0 + 0,151 × 105 𝑇 −2 𝑑𝑇
= 17,5549 J/gmol x 0,14286 mol = 2,507 J
Azas black :
303,15 303,15 303,15
(m × ∫298,15 𝐶𝑝𝑑𝑇)NaOH + (m × ∫298,15 𝐶𝑝𝑑𝑇)HCl + (m × ∫298,15 𝐶𝑝𝑑𝑇)H2O +
305,15
Hkalorimeter(303,15 – 298,15) + ∆Hreaksi = m × ∫298,15 𝐶𝑝𝑑𝑇)NaOH + (m ×
303,15 305,15
∫298,15 𝐶𝑝𝑑𝑇)HCl + (m × ∫298,15 𝐶𝑝𝑑𝑇)H2O
(2,6667 x 1,5) + (5,21429 x 2,507) + ((570,14 x 5)) + ∆Hreaksi netralisasi = (2,6667 x 1,534)
+ (5,21429 x 2,58) + ((570,14 x 5)
14