MAKALAH SOSIOLOGI
JUDUL :
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA INDONESIA DALAM
MULTIKULTURALISME
Oleh :
GRACELLA DJOPARI
XI IPS 4
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan
banyaknya etnis, suku, agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain,
masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat multikultural, masyarakat yang
anggotanya memiliki latar belakang budaya (cultural background) beragam.
Kemajemukan dan multikulturalitas mengisyaratkan adanya perbedaan. Bila
dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas menghasilkan energi
hebat. Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan dan
multikulturalitas bisa menimbulkan bencana dahsyat.
Nation and character building sebagai cita-cita membentuk kebudayaan
nasional sebagai wahana pemersatu bangsa cenderung belum terwujud. Malah akhir-
akhir ini semangat yang menjurus pada kesukubangsaan semakin bertambah besar
sepertinya semangat mengutamakan paham suku-bangsa lebih beradab dan maju
ketimbang suku-bangsa yang lainnya cenderung tumbuh. Padahal semangat
kesukubangsaan yang lebih mengutamakan kebesaran suku-bangsanya di tengah-
tengah negara yang multikultur ini tentunya tidak sejalan dengan paham kebangsaan
yang dikembangkan sejak negara ini berdiri. Pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara yang sarat dengan itikad menjaga, melindungi, mempersatukan dan
membangun bangsa untuk mampu meraih kemajuan adab, setara dengan bangsa-
bangsa maju lainnya di dunia seolah-olah menjadi barang usang yang sudah
ditinggalkan. Manifesto kultural Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan tekad untuk
membentuk kohesi sosial dan integrasi sosial, serta menyiratkan landasan
mutualisme (kebersamaan, dalam perasaan maupun perilaku) dan kerjasama yang
didasarkan atas kepentingan bersama dan perasaan kebersamaan, itu pun semakin
pudar. Padahal makna dari manifesto kultural itu adalah ternanamnya perasaan
saling memiliki dan menghargai sesama warganegara Indonesia, meski dengan latar
belakang etnik dan kebudayaan yang berbeda-beda.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Multikulturalisme di Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat
keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai
keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita
mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup
dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir
tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton),
maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki
makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat
mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.
Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu
kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat
diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu
tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu
membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap
masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi
ciri khas bagi masyarakat tersebut. Dari sinilah muncul istilah multikulturalisme.
Banyak definisi mengenai multikulturalisme, diantaranya multikulturalisme pada
dasarnya adalah pandangan dunia -yang kemudian dapat diterjemahkan dalam
berbagai kebijakan kebudayaan- yang menekankan tentang penerimaan terhadap
realitas keragaman, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahamni sebagai pandangan dunia yang
kemudian diwujudkan dalam “politics of recognition” (Azyumardi Azra, 2007).
Lawrence Belum mengungkapkan bahwa multikulturalisme mencakup suatu
pemahaman, penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang, serta penghormatan
dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Berbagai pengertian mengenai
multikulturalisme tersebut dapat ddisimpulkan bahwa inti dari multikulturalisme
adalah mengenai penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik
kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain. Setiap orang ditekankan untuk
saling menghargai dan menghormati setiap kebudayaan yang ada di masyarakat.
Apapun bentuk suatu kebudayaan harus dapat diterima oleh setiap orang tanpa
membeda-bedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.
Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan
akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.
Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau
tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari
masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu
sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat
banyak dan beraneka ragam.
Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan
masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu
kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam
pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya
multikulturalisme di masyarakat. Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena
Letak geografis Indonesia, perkawinan campur dan iklim.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang
mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan
yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
2. makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat
kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya.
3. Prinsip Bhineka Tunggal Ika, nasionalisme Indonesia, kebebasan bertanggung
jawab, wawasan nusantara dan prinsip untuk mewujudkan cita-cita pada era
reformasi.
4. Meningkatkan keadilan dan tidak membedabedakan antar suku bangsa.
5. Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal
dari buku atau kitab sutasoma karangan Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka
Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama,
ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang
sebangsa dan setanah air.
6. Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi
kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki
kualitas diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi
tantangan masa depan yang kian kompetitif.
7. bangsa Indonesia terdiri dari kolektifitas kelompok-kelompok masyarakat yang
bersifat majemuk. Dari segi etnitasnya terdapat 656 suku bangsa (Hidayat, 1997)
dengan tidak kurang dari 300 jenis bahasa-bahasa daerah, dan di Irian Jaya saja lebih
200 bahasa-bahasa sukubangsa (Koentjaraningrat,1993). Penduduknya sudah
mencapai 200 juta, yang menempatkan Indonesia pada urutan keempat dunia. Suatu
masyarakat yang multikultural tidak dapat disamakan dengan masyarakat yang
memiliki unit-unit kekerabatan yang bersifat segmenter, akan tetapi sekaligus juga
tidak dapat disamakan pula dengan masyarakat yang memiliki diferensiasi atau
spesialiasi yang tinggi.
8. multikultural bangsa sebagai sesuatu yang lebih dari hanya keragaman
kebudayaan. Masyarakat yang benar-benar bersifat plural hanyalah apabila ada
sesuatu keanekaragaman yang resmi (diakui) di dalam sistem dasar dari
kelembagaan-kelembagaan yang diwajibkan.
9. Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena Letak geografis Indonesia,
perkawinan campur dan iklim.
B. Saran
Indonesia memang suatu bangsa yang multicultural, bangsa yang berdiri dari
bebagai macam suku, budaya, ras dan berbagai bahasa. Namun hal tersebut tidak
menutup kemungkinan bagi kita sebagai bangsa indonesia untuk bersatu dan
berjuang untuk bangsa yang terdiri dari bermacam-macam kultur ini. Kita harus
bersatu agar duduk sama rendah dan berdiri sama dengan bangsa yang lain dan
bersama-sama, bergotong royong untuk mengangkat martabat bangsa Indonesia di
mata dunia.
DAFTAR PUSTAKA