DI SUSUN OLEH :
ALFIAH AZKALIKA
NIM.P.14002
ALFIA H AZKALIKA
NI M.P.14002
i
ii
Motto :
Sebuah tindakan adalah dasar dari sebuah keberhasilan, maka lakukan yang
terbaik disertai doa
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien yang Mengalami
Gagal Jantung Kongestif dengan Ketidakefektifan Pola Nafas di Ruang Aster 5
RSUD Dr. Moewardi”
1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba
ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat membina ilmu
di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku sekretaris Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
4. Sutiyo Dani Saputro, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus
sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan
masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Anissa Cindy Nurul Afni, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku dosen penguji yang
telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,
inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi
sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
sertailmu yang bermanfaat.
vii
7. Semua pihak rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta yang telah memberikan
lahan untuk melakukan sebuah penelitian mengenai kasus Gagal Jantung
Kongestif.
8. Purwanti, S.Kep, selaku pembimbing klinik yang membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
9. Tn. M dan Tn. S, selaku responden yang telah memberikan informasi
penyakit Gagal Jantung Kongestif yang dialami.
10. Kedua orang tuaku, keluarga besarku, dan orang terkasih yang selalu menjadi
inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
11. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
12. Aniswara Cahya Pratama, Reva Indriyani dan Ira Boneta yang selalu
memberikan masukan dan semangat dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME.................................................................ii
MOTTO.............................................................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................iv
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI..........................................................v
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................vi
KATA PENGANTAR....................................................................................................vii
DAFTAR ISI....................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................xii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Batasan Masalah................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................................5
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum.........................................................................................5
1.4.2 Tujuan Khusus........................................................................................5
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis.....................................................................................6
1.5.2 Manfaat Praktis......................................................................................7
ix
2.1.5 Patofisiologi ................................................................................. 13
2.1.6 Pathway ........................................................................................ 16
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang ............................................................... 17
2.1.8 Penatalaksanaan ........................................................................... 18
2.1.9 Komplikasi ................................................................................... 20
2.2 Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian .................................................................................... 21
2.2.2 Pemeriksaan Fisik ........................................................................ 24
2.2.3 Diagnosa Keperawatan ................................................................ 26
2.2.4 Rencana Keperawatan .................................................................. 27
2.2.5 Implementasi ................................................................................ 32
2.2.6 Evaluasi ........................................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN
x
4.1.5Perencanaan Keperawatan ........................................................... 51
4.1.6Implementasi Keperawatan .......................................................... 54
4.1.7Evaluasi ........................................................................................ 62
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengkajian ................................................................................................ 66
5.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................ 69
5.3 Intervensi Keperawatan ............................................................................ 70
5.4 Implementasi Keperawatan ...................................................................... 71
5.5 Evaluasi .................................................................................................... 73
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
ketika seorang pasien memiliki tanda gejala seperti: nafas pendek yang
kaki serta adanya bukti obyektif dari gangguan struktur atau fungsi
saat ini banyak diteliti dan dihubungkan dengan gaya hidup seseorang.
yang besar dan tetap stabil selama beberapa decade terakhir, yaitu >650.000
jantung yang paling sering adalah usia lanjut 75% pasien yang dirawat
1
2
dengan usia dan mempunyai nilai lebih besar 6-10% pada usia lebih dari
(Depkes, 2013). Data yang diperoleh dari rekam medik RSUD Dr.
(terjadi apabila aliran darah dari ekstremitas meningkat aliran balik vena
yang cukup dikarenakan dengan kualitas tidur yang baik akan memperbaiki
sel-sel otot jantung. Gangguan tidur pada penderita gagal jantung sangat
tidur seseorang yang dapat digambarkan dengan lama waktu tidur dan
keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur maupun saat bangun tidur seperti
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
1.5.1 Teoritis
RSUD Dr.Moewardi.
1.5.2 Praktis
1. Bagi Pasien
3. Bagi Perawat
Dr.Moewardi
5. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi (hudak &
9
10
2.1.2 Etiologi
sebagai berikut:
2. Aterosklerosis koroner
5. Penyakit jantung lain, gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit
6. Faktor sistemik
2.1.3 Klasifikasi
hipertrofi.
(Kasron, 2012)
kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru, sehingga
13
a. Dispnea
b. Batuk
c. Mudah lelah
d. Insomnia
e. Kelemahan
2.1.5 Patofisiologi
curah jantung normal. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis
setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu perload (jumlah
yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan panjang
tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara
dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut
2014).
16
2.1.6 Pathway
Disfungsi Miokard Beban Tekanan Beban Sistolik Peningkatan Kebutuhan Beban Volume
(AMI) Miokarditis Berlebih Berlebih Metabolisme Berlebih
↓ ↓ ↓
Kontraktilitas Beban Systole Perload
Menurun Meningkat Meningkat
↓
Kontraktilitas
Menurun
↓
Hambatan
Pengosongan
Ventrikel
↓
COP Menurun
↓ Gagal Jantung
Beban Jantung
Meningkat Kanan
CHF
Gagal Pompa Ventrikel Kiri Penurunan Curah Jantung Gagal Pompa Ventrikel Kanan
1. Ekokardiografi
dan fungsi ventrikel kiri. Dimensi ventrikel kiri pada akhir diastolik dan
2. Rontgen Dada
3. Elektrokardiografi
jantung iskemik.
kanan.
Trombolitik.
2.1.8 Penatalaksanaan
farmakologi :
1. Medis
Terapi Farmakologi :
a. Glikosida jantung
b. Terapi diuretik
c. Terapi vasodilator
diturunkan.
2. Keperawatan
Terapi Nonfarmakologis:
menghilangkan edema.
c. Membatasi cairan
f. Menghindari alkohol
g. Manajemen stres
seumur hidup.
2.1.9 Komplikasi
1. Shock Kadiogenik
2. Edema paru-paru
yang muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk faktor apa pun
(Ardiansyah, 2012)
1. Syok Kardiogenik
4. Toksisitas Digitalis
1. Pengkajian
pengetahuan.
2. Keluhan utama
a. Dispnea
b. Kelemahan Fisik
c. Edema sistemik
pasien pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Catat jika
ada efek samping yang terjadi di masa lalu. Selain itu, tanyakan
pula sekiranya ada alergi terhadap suatu jenis obat dan tanyakan
5. Riwayat keluarga
pada orang tua yang timbul pada usia muda merupakan faktor resiko
6. Psikososial
atau kebingungan.
24
1. B1 (Breathing)
pulmonal akut.
2. B2 (Blood)
a. Inspeksi
pengisian kardiac.
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
3. B3 (Brain)
4. B4 (Bladder)
5. B5 (Bowel)
6. B6 (Bone)
a. Kulit dingin
b. Mudah lelah
sekuncup.
membran alveolar-kapiler.
oksigen.
natrium.
jantung.
(Ardiansyah,2012)
Perencanaan yang tertulis dengan baik akan memberi petunjuk dari arti
bagi semua yang terlibat dalam asuhan keperawatan pasien. Rencana ini
sekuncup
jantung efektif
Kriteria hasil :
membran alveolar-kapiler
Kriteria Hasil :
adekuat
Kriteria Hasil :
oksigen
Kriteria Hasil :
nadi, dan RR
dilakukan
natrium
dan pengeluaran
31
Kriteria hasil :
curah jantung
sirkulasi efektif
Kriteria hasil :
berkurang
Kriteria Hasil :
pengalaman nyeri
2.2.5 Implementasi
2.2.6 Evaluasi
(Setiadi, 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
Dr. Moewardi. Studi kasus pada intinya adalah meneliti kehidupan satu
informasi kualitatif sebagai pencari dari batasan yang dibuat oleh penulis.
1.3. Partisipan
34
35
data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan,
RSUD Dr. Moewardi. Metode Pengumpulan data yang digunakan ada tiga
yaitu:
1. Wawancara
dahulu, riwayat penyakit kelurga dll) sumber data dari pasien, keluarga,
auskultasi.
3. Studi dokumentasi
3.7.4 Kesimpulan
4.1 Hasil
Umum Daerah Dr. Moewardi pada 22 Mei 2017 – 3 Juni 2017. Data yang
telah diambil yaitu dari data 2 pasien yang mempunyai diagnosa medis
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas pasien
38
39
2. Riwayat Penyakit
= laki-laki = laki-laki
= perempuan = perempuan
= pasien = pasien
3. Pengkajian Fokus
Blood Denyut nadi teraba lemah, Tekanan Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi
Darah : 140/90 mmHg, Nadi : : 88 x/menit, akral teraba hangat,
75x/menit akral teraba dingin, konjungtiva merah muda, pulsasi
pulsasi reguler, JVP 5+2 cmH2O, ireguler, JVP 5+2 cmH2O, capilary
capilary refile kurang dari 2 detik. refile kurang dari 2 detik.
Bladder Output urine 500 cc/ 9 jam, warna Output urine 800cc/9jam, warna
kuning pucat, pasien terpasang kuning pucat, pasien terpasang
Dower Cateter. Dower Cateter.
Bone Kulit terasa hangat, tidak ada Kulit terasa hangat, tidak ada
perubahan bentuk tulang, kekuatan perubahan tulang, kekuatan otot
otot ekstremitas atas dan bawah ekstremitas atas dan bawah normal.
normal
42
4.4
Pasien mengatakan ingin sembuh dan Pasien mengatakan ingin sembuh dan
cepat pulang. cepat pulang.
Makan 3x sehari dengan nasi, sayur, Makan 3x sehari dengan nasi, lauk
lauk, air putih, teh. 1 porsi habis pauk, air putih, teh. 1 porsi habis
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Selama sakit : Selama sakit :
Antropometri : Antropometri :
BB: 45 kg, TB: 160 cm, IMT: 17,57 BB: 50 kg, TB: 165 cm, IMT: 21,95
kg/m2 kg/m2
Biocemical: Biocemical:
Hematokrit: 37%, Hemoglobin: 11,4 g Hematokrit: 46%, Hemoglobin: 15,1 g
/dl /dl
Clinical Sign: Clinical Sign:
Makan 3x sehari dengan bubur, lauk Makan 3x sehari dengan bubur, lauk
pauk, buah, snack, teh. 1/3 porsi habis, pauk, buah, snack, teh. 1/2 porsi
nafsu makan menurun habis,nafsu makan menurun
43
Pasien dalam aktivitas sehari – hari Pasien dalam aktivitas sehari – hari
sebagian dibantu oleh istri dan anaknya semua dibantu oleh keluarga yang
selama perawatan di RSDM. menunggu atau oleh istri.
Pasien mengatakan tidur 6 jam dan Pasien mengatakan tidur nyenyak, tidur
tidur siang 1 jam. Pasien sering pada malam gari 5 jam dan siang hari 2
terbangun pada malam hari karena jam.
sesak nafas.
44
5. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan/penampilan
umum
a. Kesadaran Composmentis Composmentis
b. Tanda-tanda vital 140/90 mmHg 130/80 mmHg
• Tekanan darah
• Nadi
Frekuensi 75 x/menit 88 x/menit
Irama Tidak teratur Tidak teratur
Kekuatan Lemah Kuat
• Pernafasan 36 x/menit 28 x/menit
• Suhu 36,50C 36,60C
2. Kepala Mesocepal Mesocepal
Bentuk kepala
Kulit kepala Bersih Bersih
Rambut Warna putih, lurus Warna hitam sedikit putih, lurus
3. Muka
5. Dada (Thorax) Dada simetris kanan kiri, Dada simetris, tidak ada jejas.
• Paru-Paru
retraksi dada dalam. Vokal premitus kanan dan kiri
Inspeksi Vokal premitus kanan kiri
Palpasi sama sama, ekspansi paru kanan kiri
Pekak pada lobus 3 sama.
Pekak, tidak ada penumpukan
Perkusi Vesikuler / tidak ada suara cairan.
Vesikuler / tidak ada suara
Auskultasi tambahan tambahan
Ictus cordis tampak di ICS 5 Ictus cordis tak tampak
• Jantung
Inspeksi Ictus cordis teraba di ICS 5 Ictus cordis tak kuat angkat
Palpasi Batas atas : ICS 2 mid Batas atas : ICS 2 mid klafikula
Perkusi klafikula sinistra sinistra
Batas kanan : ICS 5-6 mid Batas kanan : ICS 5-6 mid
sternum sternum
Batas kiri : sternum dextra Batas kiri : ICS dextra
Batas bawah : ICS 6-7 mid Batas bawah : ICS 6-7 mid
klavikula klavikula
S1 S2 intensitas normal S1 S2 intensitas normal reguler
Auskultasi Tidak ada luka atau jejas Tidak ada luka atau jejas
6. Abdomen
Inspeksi Bising usus 12 x/menit Bising usus 16 x/menit
Auskultasi Kuadran 1 dan 2 redup, 3 Kuadran 1 dan 2 redup, 3 dan 4
Perkusi dan 4 tympani tympani
Ada nyeri tekan pada Tidak ada nyeri tekan
Palpasi kuadran 3 Kebersihan terjaga, terpasang
b. Bawah
Kekuatan otot Normal, tidak ada edema Normal, tidak ada edema
kanan/ kiri
Rom kanan/kiri Kurang dari 2 detik Kurang dari 2 detik
Capilary refile Tidak ada Tidak ada
Perubahan bentuk Dingin Hangat
tulang
Perabaan akral
48
Penulis menguraikan hasil pemeriksaan diagnostik pasien pada tabel 4.6 Tabel
4.6 Hasil Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan fisik Pasien 1 Pasien 2
Sinus rythem 90 bpm LAD Sinus rythem 79 bpm
normoaxis, VES
Elektrokardiografi LVH Cornell, Q patologis quardrigemim poor V4-
V2-V5, ST Elevasi V2-V5 V5.
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan Interpretasi
Pasien 1 ( tanggal 23 Mei 2017)
HEMATOLOGI
RUTIN
Hemoglobin 11.4 g/dl 13.5 – 17.5 Normal
Hematokrit 37 % 33 – 45 Normal
Leukosit 6.6 Ribu/Ul 4.5 – 11.0 Normal
Trombosit 195 Ribu/Ul 150 – 450 Normal
Eritrosit 4.12 Juta/Ul 4.50 – 5.90 Normal
INDEX
ERITROSIT
MCV 88.7 /um 80.0 – 96.0 Normal
MCH 27.7 Pg 28.0 – 33.0 Rendah
MCHC 31.2 g/dl 33.0 – 36.0 Rendah
RDW 15.2 % 11.6 – 14.6 Normal
MPV 10.2 Fl 7.2 – 11.1 Normal
PDW 16 % 25 – 65 Rendah
HITUNG
JENIS
Eosinofil 0.40 % 0.00 – 4.00 Tinggi
Basofil 0.10 % 0.00 – 2.00 Tinggi
Netrofil 85.70 % 55.00 – 80.00 Tinggi
Limfosit 7.80 % 22.00 – 44.00 Rendah
Monosit 6.00 % 0.00 – 7.00 Normal
Golongan A
Darah
HEMOSTASIS
PT 16.2 Detik 10.0 – 15.0 Tinggi
APTT 35.6 Detik 20.0 – 40.0 Normal
INR 1.400
49
Pasien 1
pernafasan (00032)
Pasien 1
Pasien 2
mmhg
Nadi: 10 -100x/menit
Respirasi rate : 16 – 24
x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
No.Dx Jam Implementasi Respon pasien Jam Implementasi Respon pasien Jam Implementasi Repon pasien
Dx 2 13.00 Memonitor S: Pasien 09.05 Memonitor S: Pasien 09.05 Memonitor S: pasien
status mengatakan sesak adanya mengatakan nafas status megatakan
pernafasan nafas. dyspnea terasa sedikit lega. pernafasan sesak nafas
O: Pasien tampak O: Respirasirate : berkurang.
O: Pasien
terengah-engah, 28 x/menit,
pasien terpasang terpasang O2 tampak sedikit
O2 nasal kanul 3 nasal kanul 3 liter rileks dan masih
liter per menit. 09.20 Memonitor per menit. terpasanag O2
nasal kanul 3
13.15 Memonitor S:Pasien toleransi S: Pasien liter per menit.
adanya mengatakan nafas aktivitas mengatakan
dyspnea terasa sesak. pasien bersedia dan 09.10 Memonitor S: pasien
O: Respirasi rate merasa sesak adanya dyspnea mengatakan
nafas saat nafas sudah
: 36 x/ menit, beraktivitas berat terasa lega.
terpasang O2 O: Pasien tampak O: Respirasi
nasal kanul 3 liter
per menit. nafas tersengal- rate: 26 x/menit,
13.20 Menjelaskan sengal dan terlihat masih terpasang
S: Pasien kelelahan. O2 nasal kanul 3
pada pasien mengatakan liter per menit.
tujuan dari bersedia. Memastikan Mendorong
pemberian O2 O: Pasien tampak 09.30 S: - 10.00 S: Pasien
mengerti tujuan tingkat aktivitas lebih mengatakan
55
tamopak
kooperatif dan
ingin tahu.
Pasien 2
tamopak
kooperatif dan
ingin tahu.
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan pada
pasien dengan gagal jantung kongestif di Bangsal Aster 5 RSUD Dr. Moewardi.
Pembahasan pada bab ini berisi tentang perbandingan antara tinjauan pustaka
dengan tinjauan kasus yang disajikan untuk membahas tujuan khusus pada
pasien Tn. M dan pasien Tn. S. Setiap temuan perbedaan diuraikan dengan
5.1 Pengkajian
pada riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan sesak nafas, perut terasa
perih dan badan terasa lemas. Hasil tanda-tanda vital: Tekanan Darah : 140/90
0
mmHg, Nadi : 75 x/menit, Respirasi rate : 36 x/menit, Suhu : 36 C, pasien
terpasang O2 nasal kanul 3 liter per menit dan pada pasien 2 keluhan utama
sesak nafas pada riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan nyeri dada pada
sebelah kanan, sesak nafas saat melakukan aktivitas berat, mual dan nafsu
0
x/menit, Respirasirate: 28 x/menit, Suhu : 36,6 C, pasien terpasang O2 nasal
kanul 3 liter per menit.Secara umum, keluhan utama pada kasus gagal jantung
kongestif adalah sesak nafas. Sesak nafas pada pasien ini sesuai dengan tanda
dan gejala pasien gagal jantung kongestif yang terjadi karena ventrikel kiri
66
menyebabkan penimbunan cairan di paru-paru yang dapat menurunkan
tampak di ICS 5, Palpasi Ictus cordis teraba di ICS 5, Perkusi Batas atas :
ICS 2 mid klafikula sinistra Batas kanan : ICS 5-6 mid sternum Batas kiri :
intensitas normal. Pasien 2 Inspeksi Ictus cordis tak tampak, Palpasi Ictus
cordis tak kuat angkat, Perkusi Batas atas : ICS 2 mid klafikula sinistra
Batas kanan : ICS 5-6 mid sternum Batas kiri : ICS dextra Batas bawah :
Pemeriksaan Abdomen pada pasien 1 Inspeksi Tidak ada luka atau jejas,
tympani, Palpasi ada nyeri tekan pada kuadran 3. Pasien 2 Inspeksi Tidak
ada luka atau jejas, Auskultasi Bising usus 16 x/menit, Perkusi Kuadran 1
penyakit atau infeksi paru yang menyebabkan atau memperberat sesak nafas
Sinus rythem 90 bpm LAD LVH Cornell, Q patologis V2-V5, ST Elevasi V2-
dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung, EKG ini merupakan rekaman
badan. Menurut (Danes, 2010) secara umum hasil EKG pasien gagal
dan intraventrikel, adanya iskemia, hipertrofi ventrikel kanan dan kiri, serta
Pola aktivitas dan latihan, pasien 1 pola aktivitas dan latihan selama
sakit pasien mengatakan sebagian aktivitas mulai dari makan, minum dan
lain-lain dibantu keluarga, pada pasien 2 pola aktivitas dan latihan selama
sakit pasien mengatakan semua aktivitas mulai dari makan, minum dan lain-
lain dibantu keluarga. Pasien gagal jantung kongestif NYHA III ditandai
nafas. Hal ini sesuai dengan teori menunjukkan bahwa penyakit gagal
Ketidakefektifan pola nafas adalah inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak
2015-2017).
aman dan nyaman, sosial, harga diri, aktualisasi diri. Ketidakefektifan pola
baik akan memberi petunjuk dari arti pada asuhan keperawatan, karena
0
tentang pentingnya tidur posisi 45 untuk memberikan pengetahuan kepada
per menit untuk meningkatkan ventilasi dan asupan oksigen yang cukup untuk
0
diharapkan ketidakefektifan pola nafas dapat teratasi, posisi 45 untuk
H2O. Dengan retensi tersebut maka akan terjadi peningkatan preload (beban
awal) dan afterload (beban akhir) yang akhirnya menambah sesak napas
pemantauan tanda-tanda vital dan respirasi rate selama 3x dalam sehari pada
0
pasien 1 maupun 2. Mempertahankan konsistensi posisi 45 tersebut dilakukan
Perry, 2010).
pasien 1 dan pasien 2 anatara lain monitoring aliran oksigen, pantau tanda –
0
450, pertahankan posisi pasien, edukasi tentang pentingnya tidur posisi 45 ,
kesulitan pernafasan tidak dapat diatasi dan tanda-tanda vital pada pasien 1
0
tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 98x/menit, suhu: 36 C, untuk respirasi
rate masih cukup tinggi yaitu 26 x/menit. Pada kasus pasien 1 sudah dilakukan
posisi 45 derajat selama 3x24 jam hal ini berbeda dengan teori yang seharusnya
sudut posisi 45 derajat dapat membuat pasien menjadi rileks, tapi pada pasien 1
bisa untuk rileks dan tidak begitu sesak nafas ketika diberikan posisi supinasi
atau tidur terlentang yang dilakukan oleh (Van Bredore) menyebutkan bahwa
oleh (Duward) juga menyatakan bahwa dengan posisi tidur 15° sampai 30°
perubahan tanda vital terutama laju respirasi pasien. Pengaturan posisi tidur
0
darah: 120/80 mmHg, nadi: 82x/menit, suhu: 36 C, untuk respirasi rate
menjadi normal yaitu 24 x/menit. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada
berpengaruh besar terhadap perubahan tanda vital (tekanan darah, nadi dan
0
dilakukan tindakan posisi 45 di dapatkan hasil yang berbeda, karena pada
pasien 1 pada respirasi rate masih tinggi dan pasien 2 sudah dalam batas
normal. Hal ini sedikit berbeda dengan teori karena pada teori tidak
5.5 Evaluasi
0
140/90 mmHg, Nadi : 75 x/menit, Respirasi rate : 36 x/menit, Suhu : 36 C,
0
tindakan posisi 45 evaluasi hari terakhir yang didapatkan pasien
mengatakan sesak nafas berkurang saat istirahat dan bertambah berat saat
beraktivitas. Hasil pengukuran tanda-tanda vital: Tekanan Darah: 120/80
0
mmHg, Nadi: 98 x/menit, suhu: 36 C, Respirasi rate: 26 x/menit, pasien
0
posisi pasien, edukasi tentang pentingnya tidur posisi 45 , kolaborasi
pasien mengatakan nyeri dada pada sebelah kanan, sesak nafas saat
melakukan aktivitas berat, mual dan nafsu makan turun. Tanda-tanda vital:
Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Respirasirate: 28 x/menit,
0
Suhu : 36,6 C, pasien terpasang O2 nasal kanul 3 liter per menit. Setelah
0
dilakukan tindakan posisi 45 evaluasi hari terakhir yang didapatkan pasien
menit. Masalah teratasi pantau tanda- tanda vital, pertahankan posisi pasien,
0
edukasi tentang pentingnya tidur posisi 45 , kolaborasi pemberian O2 nasal
kanul 3 liter per menit dan hentikan intervensi.
Posisi ini untuk mempertahanklan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
pernafasan pasien (Uliyah dan Hidayat, 2008). Posisi sudut 45 derajat adalah
ventrikel serta mempermudah eliminasi fekal dan berkemih, dalam posisi ini
tempat tidur ditinggikan 45 derajat dan lutut klien sedikit ditinggikan agar tidak
0
x/menit setelah diberikan posisi 45 Respirasi rate menjadi 26 x/menit
sehingga pasien 1 masih merasa sesak nafas. Pada pasien 2 terlihat efektif
0
sebelum diberikan tindakan posisi 45 Respirasi rate 28 x/menit setelah
0
diberikan posisi 45 menjadi 24 x/menit. Pasien 1 masih merasa sesak nafas
karena pembesaran jantung lebih luas daripada pasien 2 dan adanya infeksi
paru pada pasien 1.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
pasien 1 dan pasien 2 dengan gagal jantung kongestif di ruang Aster 5 RSUD
Dr. Moewardi selama tiga hari kelolaan dengan menerapkan aplikasi riset
keperawatan pengaruh sudut posisi tidur terhadap tanda vital pada pasien
6.1.1 Pengkajian
sesak nafas. Riwayat penyakit sekarang pada tanggal 23 Mei 2017 pasien 1
dengan keluhan sesak nafas, perut terasa perih dan badan terasa lemas,
pada pasien 2 dengan keluhan nyeri dada pada sebelah kanan, sesak nafas
6.1.2 Diagnosa
6.1.3 Intervensi
76
77
pada pasien 1 dan pasien 2 yaitu monitoring aliran oksigen, pantau tanda –
0
45 , pertahankan posisi pasien, edukasi tentang pentingnya tidur posisi
0
45 , kolaborasi pemberian O2 nasal kanul 3 liter per menit.
0
diberikan selama 30 menit untuk melihat keefektifan posisi 45 dalam
6.1.4 Implementasi
0
pertahankan posisi pasien, edukasi tentang pentingnya tidur posisi 45 ,
nafas agar tanda-tanda vital pada pasien gagal jantung kongestif dalam
6.1.5 Evaluasi
0
x/menit, Suhu: 36 C, Respirasi rate: 26 x/menit, pasien terpasang O 2
0
pasien, edukasi tentang pentingnya tidur posisi 45 , kolaborasi
0
Darah : 120/80 mmHg, Nadi : 82 x/menit, Suhu : 36 C, Respirasi rate :
79
0
tentang pentingnya tidur posisi 45 , kolaborasi pemberian O2 nasal
0
x/menit, Suhu: 36,5 C, Respirasi rate 36 x/menit, pasien terpasang O 2
nasal kanul 3 liter per menit, menggunakan alat bantu nafas. Setelah
dalam respirasi rate masih tinggi dengan hasil Tekanan Darah: 120/80
0
mmHg, Nadi: 98 x/menit, Suhu: 36 C, Respirasi rate: 26 x/menit,
setelah diberikan sudut posisi 45 derajat, tanda vital dan pernafasan pasien
derajat tanda vital dan respirasi rate pasien 2 dengan hasil Tekanan Darah:
0
130/80 mmHg, Nadi: 88 x/menit, suhu: 36,6 C, Respirasi rate: 28 x/menit,
6.2 Saran
kesembuhan pasien.
Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Edisi 8.Sounders: Elsevier Philadelphia.
Danes VR, Domenighetti AA, Curl CL, Favaloro JM, Proietto J, Delbridge
LMD. 2010.Targeted GLUT-4 deficiency in the heart induces
cardiomyocyte hypertrophy and impaired contractility linked with
+
CA2 and proton fluxdysregulation. J Mol Cell Cardiol.
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.
PotterA Patricia & Perry A Griffin. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Konsep Proses dan Praktik, Alih Bahasa Renata Komalasari, Edisi 4
Volume 2. Jakarta: EGC.
Potter A Patricia & Perry A Griffin. 2010. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan. Konsep Proses dan Praktik, Alih Bahasa dr. Adrina
Ferderika Nggie , Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Potter A Patricia & Perry A Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan
: Konsep Proses dan Praktek. Alih bahasa : Renata,K., dkk., vol : 2.
Jakarta : EGC.
Sudoyo, W., A., Setiyohadi, B., Alwi, I., et al, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Wijaya Andra Sefari & Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah
.Yogyakarta: Nuha Medika.
Yancy, C.W., Jessup, M., Bozkurt, B., Butler, J.,Casey, D.E., Drazner, M.H., et
al. 2013.ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure A
Report of the American College of Cardiology Foundation/American
Heart Association Task Force on Practice Guidelines, Circulation.
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat pendidikan :
1. TK AL HUDA SURAKARTA
4. SMAN 2 SURAKARTA
Riwayat pekerjaan :-
Riwayat organisasi :-
Publikasi :-