Anda di halaman 1dari 18

KB / KONTRASEPSI

A. Latar Belakang
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan kapan ingin mendapatkan anak dan berapa jumlahnya. Bila
kita memutuskan untuk menunggu mendapatkan keturunan, maka kita
biasa memili beberapa cara untuk menunda kehamilan dengan memakai
kontrasepsi (Manuaba, 2002).
Menurut WHO (2011) keberhasilan program Kb dapat dilihat dari
rendahnya fertilitas/Total Fertility Rate (TFR) sebagaimana di Negara
Asia Tenggara seperti ; Laos 4,7%, Kamboja 4,0%, Filipina 3,7%,
Thailand 1,7%, di Negara maju dan Negara lain. Tujuan umum keluarga
berencana adalah untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan
sosial-ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya (Mochtar, 2002)
Ketersediaan dan akses informasi dan pelayanan KB, dapat
mencegah kehamilan yang tidak di inginkan. Jika semua perempuan
mempunyai akses terhadap kontrasepsi yang aman dan efektif,
diperkirakan kematian ibu menurun hingga 50% termasuk menurunnya
resiko kesehatan reproduksi yang terkait dengan kehamilan , persalinan
dan aborsi tidak aman (widyastutu, 2009) Pembangunan kependudukan
dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting dalam
mencapai pembangunan berkelanjutan.
Hal ini diselenggarakan melalui kuantitas penduduk dan
peningkatan kualitas insani dan sumber daya manusia karakteristik
pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan
penduduk, keluarga berencana, dan dengan cara pengembangan kualitas
penduduk, melalui perwujudan keluarga kecil berkualitas (Depkes RI,
2005).
B. Definisi
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee
1997: keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur
interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga (Suratun, 2008).
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008).
Keluarga Berencana menurut WHO (dalam Hartanto, 2003: 26-27)
adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
Mendapatkan objektif-objektif tertentu, Menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, Mengatur
interval di antara kehamilan, Mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami-isteri, Menentukan jumlah anak dalam
keluarga.

C. Manfaat dan Tuajuan KB


a. Manfat KB
1. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak makanan bagi setiap
anak.
2. Ibu dan anak akan lebih sehat, karena kehamilan yang penuh resiko
akan dihindari.
3. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak waktu bagi keluarga.
4. Menunggu kehamilan bisa memberi kesempatan kepada wanita muda
dan pria untuk menuelesaikan pendidikan.
5. Membantu menikmati hubungan suami istri, dan mencegah kehamilan
yang tidak direncanakan.

b. Tujuan KB
Habibah (2012) mengatakan gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi
memiliki tujuan:
1. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk
dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini
tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau
TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,00 per wanita.
Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan
mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam
serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan
penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini
diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan
bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur,
sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung. 14
2. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda
kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah
kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila
dirasakan anak telah cukup.
3. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah
menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai
keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga
bahagia.
4. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau
pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan
akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi
dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.
5. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas,
keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat,
tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan, dan produktif dari
segi ekonomi.

D. Memilih cara KB
1. Cara hambatan yang menghambat kehamilan dengan cara menghambat
bertemunya sel terlur wanita dengan sperma pria.
2. Cara hormonal yang menunda kehamilan dengan cara mencegah indung
telur untuk melepaskan sel telur, membuat sel sperma sukar untuk
bertemu sel telur, dan menjaga agar dinding rahim tidak bisa menjadi
lahan kehamilan
3. IUD yaitu alat dalam rahim yang menghambat pembuahan sel sperma
dengan sel telur.
4. Cara alami yang membantu wanita untuk mengetahui kapan waktu yang
subur, sehingga dia tidak melakukan hubungan intim pada waktu
tersebut.
5. Cara permanen ini merupakan tidakan operasi yang menghentikan
kesempatan bagi pria dan wanita bisa mempunyai anak.

E. Jenis-jenis KB
1. KB Implan
a. Pengertian Implant
Implant adalah kontrasepsi yang menggunakan lenovorgestrel
(LNG) sebagai bahan aktifnya. Implant terdiri atas enam kapsul ,
masing-masing berdiameter 2,4 mm dan panjang 34 mm. Tiap
kapsul mengandung 36 mg LNG. Keenam kapsul melepaskan 80
mcg LNG setiap hari selama 6-18 bulan pertama yang selanjutnya
menurun sampai 30 mcg dan akan terus berlangsung sampai paling
sedikit lima tahun (Mubarak, 2009).
Alat kontrasepsi implant (AKBK) atau implant adalah alat
kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit. Preparat yang terdapat
saat ini adalah implant dengan dangang “ NORPLANT”. Implan 7
terdiri dari 6 batang, 4 batang bahkan 1 batang kapsul silastik,
dimana setiap kabsulnya berisi lenovorgesrel sebanyak 36 mg
(Suratun, 2008).

b. Jenis-jenis Kb implant Menurut saifuddin (2006), jenis kontrasepsi


implant antara lain : Norplan, Implanon, Jadena, Indoplant.
1) Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan
36 mg lenovorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2) Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang
kirakira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 8 mg 3
ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
3) Jedena, dan indoplant, terdiri dari 2 batang yang di isi dengan
75 mg lenovorgestrel dengan lama kerjanya 3 tahun. Jenis lain
dari implant adalah jadelle dan implanon yang sudah banyak di
pasarkan di eropa. Jadelle adalah implant 2 batang yang
melepaskan lenovorgestrel (sekitar 35mg/hari hingga 18
bulan), memiliki profil farmakologis dan klinis identik dengan
norplant. Keuntungan pertama dari jadelle adalah pemasangan
lebih mudah di bendingkan norplant. Implanon adalah system 1
batang yang melepaskan lenovorgestrel dengan dosis yang
bertahap, yaitu 60-70 mg/hari pada bulan pertama pemasangan,
sampai 25-30 mg/hari pada akhir tahun ketiga. Implant ini 8
muda dalam pemasangan maupun pengeluaran, serta memiliki
profil farmakologis dan klinis yang sangat baik (suratun, 2008).

Keuntungan Menurut Saufuddin (2006), keuntungan kontrasepsi


implant adalah daya guna tinnggi, perlindungan jangka panjang
(sampai 5 tahun), mengembalikan tingkat kesuburan yang cepat
setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas
dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan senggama,
tidak mengganggu Asi, klien hanya perlu 10 kembali ke klinik bila
ada keluhan, dapat di cabut setiap saatsesuai dengan kebutuhan.
Kerugian Implant Menurut Winkjosastro (2005), kerugian implant
antara lain inersi dan pengeluaran harus di lakukan oleh tenaga
terlati, petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk inersi
dan penyakitan implant, lebih mahal, sering timbul perubahan pola
haid, akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya
sendiri beberapa orang wanita mingkin segan untuk menggunakan
karena kurang mengenalnya, implant kadang-kadang dapat terlihat
oleh orang.

2. KB AKDR
a. Pengertian AKDR
AKDR merupakan suatu alat yang dimasukan kedalam rahim yang
bentuknya macam-macam, terdiri dari plantic (polyethylene). Ada
yang terlilit tembaga (Cu) adapula yang tidak, adapula yang terlilit
tembaga bercampur perak (Ag)Selain itu adapula yang
dibatangkannya berisi hrmon progesteron. Alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) adalah cara pencegahan kehamilan yang sangat
efektif, aman dan reversiber bagi 11 wanita rertentu, terutama yang
tida terjangkit PMS dan sudah pernah melahirkan. AKDR adalah
suatu alat plastik atau logam kecil yang di masukan ke uterus
melalui kanalis servikalis (Wulansari, 2006)
b. Jenis-jenis AKDR Menurut Suratun (2008) adapun jenis-jenis
AKDR yang beredar yaitu :
1) IUD generasi pertama, disebut Lippes Iiop, berbentuk spiral
atau huruf S ganda, tersebut dari plantic (poye-thline).
2) IUD generasi kedua
a) Cu T 200 B, berbentuk T yang batangnya terlilit tembaga
(Cu) dengan kandungan tembaga
b) Cu 7 berbentuk angka 7 yang batangnya terlilit tembaga
c) ML Cu 250 berbentuk 3/3 lingkaran elips yang bergerigi
yang batangnya diilit tembaga
3) AUD generasi ketiga
a) Cu T 308 A, berbentuk huruf T dengan lilitan tembaga
yang lebih banyak dan perak
b) ML Cu 375 batangnya dililit tembaga berlapis perak
c) Nova Tcu 200 A, batang dan lengannya dililit tembaga 12
4) IUD generasi keempat Ginefix, merupakan AKDR tanpa
rangka, terdiri dari benang polipropilen monofilament dengan
enam butir tembaga.
c. Keuntungan AKDR Menurut Saifiddin (2003) keuntungan AKDR
adalah sebagai kontrasepsi efektifitas tinggi. Sangat efektif A 0,6-
0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan
dalam 125-170 kehamilan), AKDR sangat efektif segara setelah
pemasangan, tidak mempengaruhi hubungan seksual, tidak ada
efek sampng hormonal dengan Cu AKDR (Cu T- 308A), tidak
mempengaruhi kualitas dan volum Asi, dapat di pasang segera
setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi), sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat,
dapat digunakan sampai menipouse (1 tahun atau lebih haid
terakhir), tidak ada interaksi dengan obat-obat dan
membantumencegah kehamilan ektopik.
d. Kerugian AKDR Menurut Saifuddin (2003) efek samping yang
umum terjadi adalah perubahan siklus (umimnya pada tiga bulan
pertama dan akan berkurang setelah tiga bulan), haid lebih lama
dan banyank, pendarahan antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
Komplikasi lain yaitu merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari
setelah pemasangan, pendarahan berat waktu haid, tidak mencegah
IMS termasuk HIV/AIDS, harus memeriksa benang dari waktu ke
waktu, tidak mencegah terjadinyakehamilan ektopik karena fungsi
AKDR mencega kehamilan normal.
e. Efek samping AKDR adalah Pendarahan, keputihan, ekspulsi,
nyeri pada waktu pemasangan, infeksi, translokasi(pindahnya
AKDR dari tempat seharusnya.
3. KB Pil
a. Pengertian Kb
Pil kb adalah pil atau tablet yang berisi zat yang berguna untuk
mencegah terlepasnya sel telur wanita dari indung telur, dengan
cara pil harus di minum oleh wanita setiap hari satu tablet, tidak
boleh lupa, keuntungannya apabila diminum secara teratur dapat
mencegah kehamilan, dan kelemahannya apabila lupa diminum
maka kehamilan dapat terjadi, dapat terjadi bercak perdarahan di
luar haid, bertambah gemuk, pusing-pusing, muntah-muntah dan
lain-lain (BKKBN, 2003).
b. Jenis Kontrasepsi Pil
1) Pil KB/Kontrasepsi Oral Tipe Kombinasi Terdiri dari 21-22 pil
Kb/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen
dan progestin dosis kecil, untuk penggunaan satu siklus. Pil
Kb/kontrasepsi oral pertama mulai pada hari pertama
perdarahan haid, selantnyasetiap hari diminum 1 pil selama 21-
22 hari.
2) Pil KB/Kontrasepsi Oral Tipe Sekuensial 15 Terdiri dari 14-15
pil Kb/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil
berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara
penggunaannyasama dengan tipe kombinasi. Efektivitsnys
sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan halhal yang
tidak diinginkan.
3) Pil KB/Kontrasepsi Oral Tipe Pil Mini Hanya berisi derivat
progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari
21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe
kombinasi.
4) Pil KB/Kontrasepsi ral Tipe Pil Pasca senggama (morning after
pil) Berisi dietilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam
waktu kurang dari 72 jam pasca senggama, selama 5 hari
berturut-turut (Hartanto,2004).
5) Pil Kontrasepsi Darurat Berbeda dengan pil kombinasi dan pil
mini, pil kontrasepsi darurat tidak diminum secara teratur. Pil
ini hanya diminum setelah melakukan hubungan seksual tanpa
perlindungan. Pil ini sama sekali bukan untuk menggugurkan
tetapi hanya mencegah pertemuan sel telur dan sperma
sehingga tidak terjadi pembuahan.
c. Keuntungan Pil Menurut Hartanto (2004) keuntungan pil untuk
wanita yang menderita penyakit tromboembolik dan juga cocok
untuk wanita dengan keluahan efek samping yang di sebabkan oleh
estrogen (sakit kepala, hipertensi, nyeri tungkai bawah, closma,
berat badan bertamba dan rasa mual) pada alat kontrasepsi suntik
karena pil tidak mengandung estrogen sehingga :
1) Sangat efektif bila dipakai dengan benar
2) Tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami istri
3) Mestruasi (haid) menjadi teratur, lebih sedikit dan lebih singkat
waktunya, juga mengurangi rasa nyeri haid.
4) Dapat dipakai selama diinginkan, tidak harus beristirahat dulu
5) Dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduksi
6) Dapat dipakai oleh wanita yang belum pernah hamil
7) Dapat dihentikan pemakaiannya dengan muda dan kapan saja
8) Kesuburan akan segera kembali setelah pemakaian pil
dihentikan
d. Kerugian Pil 17 Kerugian pil dari penelitian-penelitian terbukti,
meskipun pil jarang menimbulkan efek samping dan jarang
mempengaruhi metabolisme dibandingkan suntikan kombinasi, pil
juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang perlu mendapat
perhatian seperti pil kurang efektif dalam mencega kehamilan
dibandingkan dengan suntikan kombinasi karena tidak
mengandung estrogen, pil menamba insiden dari perdarahan kerja,
pil seperti IUD kurang efektif dalam mencega kehamilan ektopik
dibandingkan dengan mencegah kehamilan Intrauterin, dan lupa
minum 1-2 tablet pil, atau kegagalan dalam absorpsi pil oleh sebab
muntah atau diare, sudah cukup untuk meniadakan proteksi kontra
septifnya (BKKBN,2003).

4. Kontrasepsi Suntikan
a. Pengertian kontrasepsi suntik Kontrasepsi suntikan adalah cara
kontrasepsi bagi wanita yang di berikan melalui suntikan berupa
hormon progesteron. Kontrasepsi suntikan mengandung hormon
sintetik (Anonymous, 2008).
b. Jenis Kontrasepsi Suntikan
1) Jenis kontrasepsi suntikan satu bulan Menurut Jhon (2002)
Jenis kontrasepsi satu bulan yaitu Cyclofem medrokdi
progesteron asetat, mengandung 50 mg dan komponen
estrogen,
2) Jenis kontrasepsi suntikan tiga bulan Menurut Bari (2003) jenis
kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu
Depo Medrokdiprogeteron Asetat (DMPA), mengandung 150
mg DMPA yang diberikan 3 bulan dengan cara disuntik
intramuskular (di daera bokong), Depo Noretisteron Enantat
(Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg noretindron
enantat diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intramuskular.
c. Keuntungan penggunaan alat kontrasepsi suntikan Menurut
Hartanto (2004) keuntungan menggunakan alat kontrasepsi
suntikan adalah tidak perlu minum pil setiap hari atau mengukur
suhu badan basal setiap hari, tidak perlu membeli atau menyimpan
persediaan, kontraspsi suntikan dapat di hentikan setelah 3 bulan
dengan 19 cara tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant
harus di keluarkan oleh orang lain.
d. Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi suntikan Menurut
Bari (2003) keterbatasan alat kontrasepsi suntikan adalah
perdarahan yang tidak menentu, terjadinya amenorho ( tidak datang
bulan) atau berkepanjangan, klien sangat bergantung pada tempat
sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan), tidak
dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut, tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus atau infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus (HIV), terlambatnya kembali kesuburan
bukan karenan terjadinya kerusakan/kelainan pada organ genetalia,
melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari
deponya (tempat suntikan), terjadinya perubahan pada lipid serum
pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan
kepadatan tulang (densitas), pada penggunaan jangka panjang
dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido,
gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nevorsitas, jerawat,
terlambatnya kembali kesuburan setela penghentian pemakaian.

5. KB Vasektomi
a. Pengertian vasektomi Vasektomi adalah prosedur klinik untuk
menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan
oklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma terhadap dan
proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (Saifuddin,
2002). Vasektomi dilakukan dengan cara pemotongan Vas
Deferens sehingga saluran transportasi sperma terhambat dan
proses penyatuan dengan ovum tidak bekerja. Seorang pria yang
sudah divasektomi, volume air maninya sekitar 0,15 cc yang
tertahan tidak ikut keluar bersama ejakulasi karena scrotum yang
mengalirkannya sudah dibikin buntu. Sperma yang sudah dibentuk
tidak akan dikeluarkan oleh tubuh, tetapi diserap & dihancurkan
oleh tubuh (Agnesa, 2012).
Vasektomi adalah tindakan memotong saluran sperma yang
menghubungkan buah zakar dengan kantong sperma, sehingga
tidak dijumpai lagi bibit dalam ejakulat seorang pria (Wikipedia,
2012)
b. Jenis-jenis Vasektomi
1) Vasektomi Metode Standar (Insisi Skrotum) Vasektomi ini
dimulai dengan melakukan anestesi/bius lokal ke daerah
pertengahan skrotum. Kemudian dilakukan sayatan 1- 2cm
diatasnya. Bila saluran sudah tampak maka saluran akan
dipotong, lalu kedua ujungnya akan diikat. Hal sama akan
dilakukan pada saluran sperma satunya. Kemudian luka ditutup
dengan penjahitan (Agnesa, 2012).
2) Vasektomi Tanpa Pisau (VTP atau No-scalpel Vasectomy)
Vasektomi Tanpa Pisau merupakan penyederhanaan dan
penyempurnaan teknik vasektomi yang diharapkan dapat
memperkecil komplikasi dan mempermudah
permasyarakatannya terutama untuk orang yang takut pisau
operasi. Waktu yang diperlukan untuk tindakan VTP paling
cepat adalah 4 menit dan paling lambat 16 menit. Pada
kelompok akseptor VTP tidak ditemukan komplikasi pasca
tindakan, sedangkan pada kelompok akseptor Vasektomi
Metode standar ditemukan 1 kejadian infeksi luka operasi.
Metode VTP dalam hal kemudahan lebih baik, sedangkan
dalam hal keamanan dan efektivitasnya tidak berbeda dengan
metode vasektomi standar. (Dachlan I, dan Sungsang R,1999).
3) Vasektomi Semi Permanen Vasektomi Semi Permanen yakni
vas deferen yang diikat dan bisa dibuka kembali untuk
berfungsi secara normal kembali dan tergantung dengan lama
tidaknya pengikatan vas deferen, karena semakin lama
vasektomi diikat, maka keberhasilan semakin kecil, sebab vas
deferen yang sudah lama tidak dilewati sperma akan
menganggap sperma adalah benda asing dan akan
menghancurkan benda asing (Agnesa, 2012).
c. Keuntungan Dan Kerugian Menurut Hartanto (2002) keuntungan
Kontap-Pria (Vasektomi) adalah efektif, Aman, morbiditas rendah
dan hamper tidak ada mortalitas, sederhana, cepat, hanya
memerlukan waktu 5-10 menit, menyenangkan bagi akseptor
karena memerlukan anestesi local saja, biaya rendah, secara
cultural, sangat dianjurkan di Negara-negara dimana wanita merasa
malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter
wanita dan para medis wanita.
d. Efek Samping dan Komplikasi
1) Komplikasi minor; Echymosis, terjadi pada 2-65%
Penyebabnya: pecahnya pembuluh darah kecil subkutan
sehingga terjadi pembesaran darah dibawah kulit. Tidak
memerlukan terapi dan akan hilang sendiri dalam 1-2 minggu
post-operatif, pembengkakan (0,8-67 %), rasa sakit/ rasa tidak
enak (Hartanto, 2002).
2) Komplikasi mayor; Hematoma, Insidens: < 1%, terjadi
pembentukan massa bekuan darah dalam kantung scrotum yang
berasal dari pembuluh darah yang pecah, penceghan :
hemostosis yang baik selama operasi, pengobatan hematoma
kecil : kompres es, istirahat beberapa hari, hematoma besar :
membuka kembali scrotum, ikat pembuluh darah dan lakukan
drainase.

6. KB Kondom
a. Pengertian Kondom Kondom merupakan selubung atau sarung
karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks
(karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari
karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya
berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau
mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah
ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan
efektivitasnya (misalnya penambahan spermicidal) maupun sebagai
aksesoris aktivitas seksual (Saifuddin, 2006). Kondom dalam
berbagai jenis bentuk telah digunakan sejak beberapa abad yang
lalu. Kondom berfungsi sebagai barrier yang 25 membungkus
penis untuk melindungi dari penyakit yang telah digunakan sejak
1350 sebelum masehi dan digunakan untuk mencegah kehamilan
sekitar abad ke-16 (Lubis, 2008).

b. Jenis-jenis Kondom
1) Kondom Pria Kondom pria merupakan selubung/sarung karet
tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat penampungan
air mani yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga
tidak tercurah pada vagina. Bentuknya ada dua macam, yaitu
polos dan berputing. Bentuk berputing ada kelebihannya yaitu
untuk menampung sperma setelah ejakulasi. Cara kerja
kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan sperma atau
mencegah spermatozoa mencapai saluran genital (Saifiddin,
2003)
2) Kondom Wanita Kondom untuk wanita adalah suatu sarung
polyurethane dengan panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm
yang ujungnya terbuka melekat ke suatu cincin polyurethane
lentur. Cincin polyurethane ini berfungsi sebagai alat untuk
memasang dan melekatkan kondom di vagina. Kondom wanita
mengandung 26 pelumas berbahan dasar silikon dan tidak
memerlukan pelumas spermisida serta hanya sekali pakai.
Efektivitas dari penggunaan kondom ini menunjukkan sama
dengan efektivitas dari penggunaan diafragma (Saifuddin,
2006).
c. Efek samping Pada umumnya saat menggunakan kondom, pemakai
kondom dan pasangannya tidak akan mengalami efek samping.
Namun pada beberapa kasus terutama yang alergi terhadap latex,
bisa menimbulkan iritasi. Apalagi jika latex kondomnya ditambahi
dengan bahan spermicidal, maka nyeri yang timbul akan semakin
parah. Guna menghindari reaksi alergi ini, maka sebaiknya
memakai kondom dari bahan polyurethane atau kondom natural
skin serta tidak memakai bahan spermicidal (Kusmarjadi, 2009).
d. Keuntungan Kondom antara lain tidak memngganggu produksi
kelancaran Asi, tidak mengganggu kesehatan klien, tidak
mempunyai pengaruh sistemi, murah dan dapat dibeli secara
umum, tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan
khusus, Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi
lainnya harus ditunda, dapat mencegah PMS (Saifuddin, 2002).

7. KB Tubektomi
a. Pengertian Tubektomi Kata tubektomi berasal dari tuba dan ektomi
yaitu tuba adalah saluran telur wanita sedangkan ektomi adalah
membuang atau mengangkat. Tubektomi adalah prosedur bedah
untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan
secara permanen. Tubektomi adalah metode kontrasepsi permanen
dimana saluran tuba di potong sehingga sel telur tidak bisa masuk
ke dalam rahim (Suratun, 2008).
b. Jenis-jenisnya Minilaporotomi adalah sayatan kecil sekitar 3 cm di
daerah perut bawah (suprapblik) atau subumbilikal (pada lingkar
pusat bawah). Laparoskopi (sayatan besar) (Suratun, 2008).
c. Keuntungan Efektif apabila kehamilan akan menjadi risiko
kesehatan yang serius(0,5 kehamilan per 100 perempuan selama
tahun pertama penggunaan), tidak mempengaruhi proses menyusui
(breastfeeding), tidak bergantung pada faktor senggama, baik bagi
klien, pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi
lokaldalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon
ovarium, tidak ada efek samping dalam jangka panjang Tidak ada
perubahan) (Saifuddin, 2002)
d. Kerugian Kerugiannya bila pikiran anda beruba dan ingin punyak
anak lagi, peluang anda sangat kecil. Oleh karena itu
pertimbangkan baik-baik bila anda akan menjalani oprasi ini,
jangan memutuskan jika anda sedang kalut dan krisis. Bila anda
memiliki keraguan, diskusikan dengan dokter atau pasangan anda
(Mubarak, 2009).
e. Efek samping dari alat kontrasepsi tersebut antara lain alergi
anastesi, infeksi atau abses pada luka, perforasi rahim, perlukaan
kandung kemih, perlukaan usus, perdarahan mesosalping
(Mubarak, 2009).

8. Metode KB Kalender
Metode ini diperkenalkan pertamakali oleh orang Jepang bernama
Kyusaku Ogino dan Herman Knaus dari Jerman pada tahun 1931. Cara ini
kamudian terkenal dengan cara Ogino-Knaus. Pada prinsipnya, kehamilan
seorang wanita hanya bisa terjadi selama beberapa hari saja dalam setiap
siklus haidnya. Hari-hari itu disebut masa subur (fase ovulasi) yang
dimulai 48 jam sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam sesudah ovulasi.
Sebelum dan sesudah waktu itu, wanita berada pada masa tidak subur dan
memiliki kemungkinana tidak terjadi kehamilan apabila melakukan
hubungan seksual. Metode ini menggunakan perhitungan mundur secara
matematis untuk menentukan kapan masa subur (fase ovulasi). Menurut
pernyataan Majelis Lembaga Fikih Islami, metode kontrasepsi dengan
prinsip pantang seksual dibolehkan.

9. Metode Suhu Basal Badan


Suhu basal badan adalah suhu dasar badan, yaitu suhu saat sedang
istirahat dan tidak mempunyai banyak tekanan. Perubahan suhu basal
badan wanita dalam satu siklus menstruasi akan membentuk pola tertentu
apabila dicatat dengan baik. Dalam keadaan normal (sebelum dan sesudah
ovulasi), suhu basal badan mengalami perubahan yang menetap dan
berulang. Dengan melakukan pencatatan suhu setiap hari, titik-titik itu bisa
dihubungkan hingga membentuk gambaran kurva atau grafik yang khas.
Dengan dasar inilah beberapa ahli memperoleh informasi untuk
mengetahui saat ovulasi bahkan untuk merencanakan jenis kelamin anak.
Prinsipnya, menjelang ovulasi maka suhu basal turun. Kurang dari
24 jam sesudah 18 ovulasi suhu badan naik lagi lebih tinggi daripada suhu
sebelum ovulasi dan tetap tinggi sampai terjadi haid. Metode ini
menggunakan prinsip pantang seksual untuk menghindari kahamilan.
Hukum syar’i-nya sesuai dengan hukum KB kalender dan para ulama
membolehkan.

10. Penyusuan
Tugas menyusui ternyata dapat menurunkan kesuburan wanita. Selama
proses menyusui, terdapat hormon prolaktin yang kadarnya meningkat
dengan isapan dan rangsangan pada puting. Hormon ini menekan ovulasi
sehingga wanita yang menyusui tidak mengalami haid (amenore
sekunder). Tetapi, sifatnya sangat sementara dan ovulasi bisa terjadi
kembali secara tiba-tiba
DAFTAR PUSTAKA

Burns, August, dkk.2000. Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang Kesehatan.


Yogyakarta: Andi

Hamilton, Persis Mary.1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: ECG

Manuaba, Ida Bagus Gde, (2001), Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin


Obstetri Ginekologi dan KB, EGC; Jakarta.

Pillitteri, Adele.2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC

Wiknjosastro, Hanifa ( 1997) Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga,Jakarta ; Yayasan Biana


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi


NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
EGC.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19183/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai