Anda di halaman 1dari 6

Nurminha : Prevalensi Hasil Uji Saring HbsAg dan Anti HCV pada Darah Donor Di Unit Darah Donor

(UDD

Prevalensi Hasil Uji Saring HbsAg dan Anti HCV pada Darah Donor Di
Unit Darah Donor (UDD) RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu
Tahun 2012-2014
Nurminha
Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Abstrak

Pendonor darah adalah orang yang menyumbangkan darah atau komponennya kepada pasien untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Untuk mendapatkan darah yang siap ditransfusikan diperlukan
upaya-upaya, mulai dari penggalangan masyarakat agar rela menyumbangkan sebagian darahnya, Masyarakat
yang menjadi pendonor perlu dilakukan pemeriksaan uji saring untuk menghindari resiko bagi pendonor atau
penerima. Salah satu cara yang dilakukan untuk menghindari resiko bagi pendonor darah atau penerima adalah
melalui pemeriksaan screening darah terhadap Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) adalah uji
screening terhadap penyakit Hepatitis B untuk mendeteksi antigen permukaan Hepatitis B (HBsAg) untuk
meminimalkan penyebaran terhadap Hepatitis B dan anti-HCV untuk meminimalkan penyebaran terhadap
Hepatitis C. Penelitian ini bersifat deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
HBsAg dan anti-HCV reaktif pada darah donor di Unit Donor Darah (UDD) RSUD Pringsewu Kabupaten
Pringsewu. Analisa data menggunakan univariat. Hasil penelitian didapatkan calon pendonor darah di UDD
RSUD Pringsewu uji saring HBsAg reaktif yaitu pada tahun 2012 didapatkan persentase 1,00%, ditahun 2013
dengan persentase 1,08 %, dan ditahun 2014 dengan persentase 1,05 %. Dan didapatkan pula uji saring anti-
HCV reaktif yaitu pada tahun 2012 didapatkan persentase 0,19 %, ditahun 2013 dengan persentase 0,20 %, dan
ditahun 2014 dengan persentase 0,10 %.

Kata Kunci : Pendonor darah, Uji saring, Hepatitis B, Hepatitis C

The Prevalence of HBsAg and anti-HCV Screening in Blood Donors


At Blood Donor Unit (BDU) Pringsewu Hospital District Pringsewu
Year 2012-2014
Abstract

Blood donors are those who donate blood or its components to the patient for healing purposes and health
recovery. One way to avoid the risk for blood donor or recipient is through examination of blood screening
against Transmitted Infection Through Blood Transfusion (IMLTD) and one of them is a test screening for
hepatitis B to detect surface antigen Hepatitis B (HBsAg) to minimize the spread of the hepatitis B and anti-
HCV and to minimize the spread of the hepatitis C. the aim of this study was to determine whether there HBsAg
and anti-HCV reactive blood donors at the blood donor Unit (UDD) Pringsewu Hospital District Pringsewu. This
type of research is descriptive. Has been done taking the test data HBsAg and anti-HCV in hospitals UDD
Pringsewu with imunokromatografi method. Results of research conducted on prospective donors of blood in
hospitals Pringsewu UDD screened for HBsAg reactive which in 2012 obtained a percentage of 1.00%, in 2013
with a percentage of 1.08%, and in the year 2014, with the percentage of 1 ,05%. And found also screened for
anti-HCV reactive which in 2012 obtained the percentage of 0.19%, in 2013 with a percentage of 0.20%, and in
the year 2014, with a percentage of 0.10%.

Keywords: blood donors, screening tests, Hepatitis B, Hepatitis C

Korespondensi : Nurminha, Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Jl. Soekarno-Hatta
No.1 Bandar Lampung, mobile 0821850633737, e-mail nurminha31@yahoo.com

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016 527


Nurminha : Prevalensi Hasil Uji Saring HbsAg dan Anti HCV pada Darah Donor Di Unit Darah Donor (UDD

Pendahuluan pendonor darah dan mendapat persetujuan dari


pendonor darah yang bersangkutan, dan
Transfusi darah adalah upaya kesehatan pendonor darah harus diberi informasi terlebih
yang terdiri dari serangkaian kegiatan mulai dahulu mengenai risiko pengambilan darah dan
dari pengerahan dan pelestarian donor, hasil pemeriksaan darahnya. (Keputusan
pengamanan, pengolahan darah dan tindakan Presiden RI, 2011).
medis pemberian darah kepada resipien untuk Berdasarkan hasil penelitian Devita di
tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan UTD PMI Kota Semarang tahun 2012
kesehatan. (Adisasmito, W, 2008) didapatkan IMLTD reaktif terdiri dari: HBsAg
Unit transfusi darah adalah fasilitas reaktif: 3198 (54,9%); Sifilis reaktif : 1138
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan (19,5%); HCV reaktif: 821 (14,1%) dan HIV
pendonor darah, penyediaan donor, dan reaktif 673(11,5%). Sampel HBsAg reaktif
pendistribusian darah (Permenkes, 2014). paling banyak tahun 2008: 833 (26%) dan
Sedangkan donor darah adalah orang yang paling sedikit tahun 2012: 544 (17%). Sifilis
menyumbangkan darahnya untuk maksud dan reaktif paling banyak tahun 2011: 298 (26,2%)
tujuan transfusi. Dan resipien adalah orang dan paling sedikit tahun 2008: 115 (10,1%).
yang menerima darah atau komponennya HCV reaktif paling banyak tahun 2008 : 237
melalui tindakan medis. (Adisasmito, W 2008). (28,9%) dan paling sedikit tahun 2012 : 126
Pendonor darah adalah orang yang (15,3%). HIV reaktif paling banyak pada tahun
menyumbangkan darah atau komponennya 2009 : 285 (42,3%) dan paling sedikit tahun
kepada pasien untuk tujuan penyembuhan 2011 : 77 (11,4%).
penyakit dan pemulihan kesehatan (Permenkes, Berdasarkan Pusat Data dan Informasi
2014). Banyak orang yang beranggapan bahwa Kemenkes RI( 2014) bahwa calon pendonor
dirinya sehat saat ini dapat menjadi donor darah darah yang telah dilakukan uji saring khususnya
yang potensial, walaupun demikian penyakit HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) diperoleh
yang baru saja sembuh atau penyakit di masa hasil positif pada tahun 2012 yaitu 1,57% dan
lalu dapat membatalkan pendonoran. Untuk di tahun 2013 1,64%, dalam hal ini mengalami
melindungi baik donor dan resipien dari peningkatan sebesar 0,07%.
kemungkinan buruk, maka donor harus dalam Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD
keadaan sehat dan sukarela tidak dibayar, Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan
karena pembayaran dapat mendorong unit pelayanan di rumah sakit milik pemerintah
penyembunyian riwayat kesehatan atau pola daerah yang diselenggarakan oleh Pemerintah
tingkah seseorang. Sebelum darah diberikan Daerah tingkat Kabupaten/Kota. UTD RSUD
kepada penerima (resipien) langkah pertama Pringsewu Kabupaten Pringsewu ini tidak
yang paling penting dalam mempertahankan memiliki pendonor tetap, namun untuk
pasokan darah yang aman adalah berupa proses penyediaan stok darah, UTD RSUD Pringsewu
seleksi ketat darah prospektif dan langkah bekerjasama baik dengan perguruan tinggi (PT),
kedua adalah penggunaan uji saring. organisasi - organisasi di Pringsewu dengan
Uji saring darah atau uji skrining menggelar kegiatan donor darah yang
bertujuan untuk mencegah penularan penyakit didapatkan pendonor darah sukarela dari
meliputi pencegahan penularan penyakit HIV- kegiatan tersebut. Stok darah tersebut juga
AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C, dan Sifilis didapat pula dari kegiatan berkeliling dengan
(Keputusan Presidan RI, 2011). menggunakan mobil UTD RSUD Pringsewu.
Syarat-syarat menjadi calon pendonor Di UTD RSUD Pringsewu menyediakan 500
darah antara lain, usia 17 sampai dengan 50 hingga 600 kantong darah darah tiap bulannya.
tahun, berat badan minimal 45 kg, tekanan Apabila stok darah kosong, darah dapat
darah sistole 100 – 160 mmHg dan diastole 60 diperoleh dari donor pengganti yaitu dari
– 100 mmHg, kadar haemoglobin lebih dari keluarga dari resipien itu sendiri.
12,5 g/ dL, jarak pendonoran darah tidak Berdasarkan hasil pemeriksaan uji saring
kurang dari 8 minggu (maksimal 5 kali dalam 1 pada 2009 lalu di UTD RSUD Pringsewu, dari
tahun). Tidak mempunyai penyakit jantung, 2.805 pemeriksaan uji saring ditemukan 143
paru-paru, hati, ginjal, kencing manis, penyakit sampel darah yang bermasalah, terdiri dari 53
darah hemofili dan gangguan pembekuan darah, sampel darah terinfeksi Hepatitis B, 14 sampel
epilepsi, kanker atau penyakit kronis (UTD darah terinfeksi Hepatitis C, 3 sampel darah
RSUD Pringsewu, 2013). terinfeksi HIV, serta 16 sampel darah terinfeksi
Setiap pengambilan darah harus Shypilis (Humas Pemkab Pringsewu, 2010).
didahului dengan pemeriksaan kesehatan Dengan demikian, ini merupakan gambaran

528 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016


Nurminha : Prevalensi Hasil Uji Saring HbsAg dan Anti HCV pada Darah Donor Di Unit Darah Donor (UDD

yang penting sebelum darah ditransfusikan 2014 di UDD RSUD Pringsewu


kepada resipien dilakukan uji saring terlebih kabupaten Pringsewu didapatkan hasil yang
dahulu. tercantum sebagai berikut :
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana Prevalensi hasil uji saring 70
HBsAg dan Anti HCV pada calon darah donor 66
70
di Unit Donor Darah (UDD) RSUD Pringsewu 60
Kabupaten Pringsewu tahun 2012-2014. 47
50
Jumlah Reaktif
40
HBsAg
Metode 30 Persentase
20
Metode penelitian ini adalah deskriptif. 10 1,05%
1,00% 1,08%
Variabel penelitian adalah darah pendonor di
0
Unit Donor Darah (UDD) RSUD Pringsewu
tahun2012 tahun 2013 tahun 2014
dengan pengambilan data rekam medic hasil
skrinning Hepatittis B uji HBsAg dan uji Anti
HCV. Populasi pada penelitian ini adalah Gambar 1. Grafik Batang Hasil Pemeriksaan
seluruh calon pendonor di Unit Transfusi Darah HBsAg Reaktif Di UDD RSUD Pringsewu
RSUD Pringsewu. Sampel penelitian ini calon tahun 2012 - 2014
pendonor yang darahnya diperiksa skrining tes
HBsAg dan anti HCV di Unit Transfusi Darah Dari grafik tersebut didapatkan hasil uji
RSUD Pringsewu pada bulan Januari 2012 – saring HBsAg reaktif pada calon darah donor
Desember 2014. Penelitian ini dilaksanakan di pada tahun 2012 yaitu 1,00 % , ditahun 2013
Unit Transfusi Darah RSUD Pringsewu dan dengan persentase 1,08 %, tahun 2014 dengan
waktu penelitian pada bulan April –Juni 2015. persentase 1,05 %. Dari grafik tersebut
Pemeriksaan uji saring HBsAg dan anti HCV didapatkan hasil uji saring anti HCV reaktif
menggunakan metode Imunokromatografi. pada darah calon pendonor pada tahun 2012
Pengumpulan data dilakukan dengan lembar yaitu 0,19 % , ditahun 2013 dengan persentase
observasi atau cek list. Pengolahan data 0,20 %, tahun 2014 dengan persentase 0,10 %.
menggunakan univariat untuk melihat distribusi
frekuensi dan mendeskripsikan karakteristik
dari setiap variabel penelitian, yaitu hasil 12
pemeriksaan skrining test HBsAg dan Anti 12
HCV dan darah calon pendonor darah.
10 9
Pemeriksaan tersebut disajikan dalam bentuk
tabel, dari tabel tersebut kemudian dibuat grafik 8 7
batang.
6 Jumlah Reaktif HCV

4 persentase %
Hasil Penelitian
2 0,19% 0,20% 0,10%
Data dari hasil pemeriksaan uji saring
0
HBsAg dan anti HCV metode
tahun tahun tahun
imunokromatografi pada tahun 2012 hingga 2012 2013 2014

Tabel 1. Persentase hasil pemeriksaan uji saring


HBsAg dan anti HCV di UTD RSUD Pringsewu
Gambar 2. Grafik Batang Hasil Pemeriksaan HCV
Kabupaten Pringsewu tahun 2012 – 2014
reaktif di UDD RSUDPringsewu Kabupaten
Jumlah Pers
Pringsewu tahun 2012-2014
Jumlah Persen
Jumlah Reaktif en
No Tahun Reaktif tase
Donor Anti tase
HBsAg (%)
HCV (%)
1 2012 4674 47 1,00 9 0,19
2 2013 6098 66 1,08 12 0,20
3 2014 6680 70 1,05 7 0,10

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016 529


Nurminha : Prevalensi Hasil Uji Saring HbsAg dan Anti HCV pada Darah Donor Di Unit Darah Donor (UDD

Tabel 2. Jumlah donor darah sukarela dan donor Darah (UDD) RSUD Pringsewu Kabupaten
darah pengganti di UDD RSUD Pringsewu Pringsewu adalah Imunokromatografi, dengan
Kabupaten Pringsewu pada tahun 2012-2014 memiliki keuntungan kecepatan dan
kesederhanaan dalam melakukan pemeriksaan,
No. Tahun Donor Donor Total serta memiliki tingkat spesifisitas yang tinggi
Pengganti Sukarela Donor dan kekurangan metode ini tidak dapat
1. 2012 3788 731 4519 mendeteksi virus pada tahap awal dan tingkat
2. 2013 5252 666 5918 sensititifitas yang rendah.
3. 2014 5358 1155 6513 Didapatkan hasil uji saring HBsAg pada
darah calon darah donor di UDD RSUD
Pringsewu pada tahun 2012 hingga 2014, yaitu
pada tahun 2012 dengan persentase 1,00 %,
6000 5252 5358
tahun 2013 dengan persentase 1,08 % dan tahun
5000 2014 dengan persentase 1,05 % dari tabel
3788 persentase hasil uji saring HBsAg tahun 2012
4000
hingga tahun 2014 mengalami peningkatan dari
3000
tahun 2012 ke tahun 2013 dengan persentase
2000 1155 Donor pengganti 0,08 % dan di tahun 2013 ke tahun 2014
731 666
1000
mengalami penurunan0,03 %.
Donor Sukarela Didapatkan pula hasil uji saring anti-
0
HCV pada darah calon darah donor di UDD
tahun tahun tahun
2012 2013 2014 RSUD Pringsewu pada tahun 2012 hingga
tahun 2014 , yaitu ditahun 2012 dengan
persentase 0,19 %, tahun 2013 dengan
Gambar 3. Grafik Jumlah Pendonor Darah Sukarela persentase 0,20 % dan tahun 2014 dengan
dan Pendonor Darah Pengganti di UDD RSUD persentase 0,10 %. Dari tabel persentase hasil
Pringsewu Kabupaten Pringsewu uji saring anti-HCV mengalami fluktuasi dari
Tahun 2012 – 2014
tahun 2012 hingga tahun 2013 mengalami
kenaikan dengan persentase 0,01 % dan ditahun
2013 hingga tahun 2014 mengalami penurunan
Dari data diatas didapatkan jumlah total
dengan persentase 0,1 %.
donor pengganti dan donor sukarela dari tahun Dari data tersebut pendonor darah
2012 hingga tahun 2014 yaitu pada tahun 2012
pengganti jumlahnya lebih banyak
didapatkan total donor sebanyak 4.519, pada
dibandingkan dengan donor sukarela, dalam hal
tahun 2013 didapatkan total donor sebanyak
ini donor pengganti lebih mendominasi dalam
5.918, dan di tahun 2014 didapatkan total donor
memenuhi stok darah di Unit Darah Darah
6.513. Dengan rata-rata total donor dari tahun (UDD) Pringsewu Kabupaten Pringsewu
2012 hingga tahun 2014 yaitu 5.650.
dengan rata-rata donor pengganti dari tahun
2012 hingga tahun 2014 yaitu 4799 dengan
Tabel 3. Data jumlah Pendonor Berdasarkan jumlah donor tertinggi di tahun 2014 yaitu
Golongan Umurdi UDD RSUD Pringsewu
5.358 dan donor terendah pada tahun 2012 yaitu
Tahun 2010-2014
3788, didapatkan pula rata-rata donor sukarela
dari tahun 2012 hingga tahun 2014 yaitu 850
Golongan Tahun Tahun Tahun dengan jumlah donor tertinggi di tahun 2014
Umur 2012 2013 2014 yaitu 1155 dan donor terendah pada tahun 2012
17-30 tahun 2023 2603 2938 yaitu 666.
31-40 tahun 1599 2291 2391 Dari data jumlah pendonor berdasarkan
41-50 tahun 867 993 1165 golongan umur menunjukkan bahwa setiap
51-60 tahun 26 31 19 tahunnya pendonor terbanyak berasal dari
>60 tahun 0 0 0 golongan umur 17-30 tahun. Pendonor
Jumlah 4515 5918 6513 terbanyak pada golongan umur 17-30 tahun, 31-
40 tahun, maupun 41-50 tahun adalah di tahun
2014. Pendonor pada golongan umur 17- 30
Pembahasan tahun, 31-40 tahun dan 41-50 tahun mengalami
peningkatan setiap tahunnya, sedangkan
Pada penelitian ini metode pemeriksaan pendonor terendah pada golongan umur 51-60
yang digunakan dalam uji saring di Unit Donor

530 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016


Nurminha : Prevalensi Hasil Uji Saring HbsAg dan Anti HCV pada Darah Donor Di Unit Darah Donor (UDD

tahun terdapat pada tahun 2014 yaitu 19 Pringsewu. 2) Persentase jumlah uji saring
pendonor. HBsAg yang reaktif pada calon pendonor darah
Salah satu penyelenggaraan pelayanan di UDD RSUD Pringsewu mengalami
transfusi darah di UDD yaitu rekrutmen peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013
pendonor yang terdiri atas pengerahan donor dengan persentase 0,08 % dan mengalami
dan pelestarian pendonor darah sukarela. penurunan di tahun 2013 ke tahun 2014 dengan
Pengerahan donor salah satu kegiatannya yaitu persentase 0,03 %. 3) Persentase jumlah uji
mengumpulkan, mengerahkan masyarakat dari saring anti-HCV yang reaktif pada calon
kelompok resiko rendah agar bersedia menjadi pendonor darah dari tahun 2012 hingga tahun
pendonor sukarela (PerMenKes R1 no 83, 2014 mengalami fluktuasi pada tahun 2012 ke
2007). tahun 2013 mengalami kenaikan 0,01 % dan
Mendapatkan darah dari pendonor ditahun 2013 hingga ke tahun 1014 mengalami
sukarela terbilang langkah aman, karena penurunan dengan persentase 0,1 %. Serta
pendonor darah sukarela termasuk dalam diketahuinya jumlah pendonor pengganti lebih
kelompok donor beresiko rendah. Darah dari banyak dibandingkan donor sukarela dari tahun
pendonor sukarela biasanya akan menjaga 2012 hingga tahun 2014. Saran adalah untuk
kesehatan tubuhnya dengan baik, sehingga bisa masyarakat yang menjadi donor sukarela
disebutkan kondisi darahnya pun akan tetap atau menjadi donor pengganti hendaknya
baik. melakukan uji saring HBsAg dan anti HCV
Uji saring darah ini dilakukan untuk
terlebuh dahulu. Dan untuk Unit Donor
mengetahui kondisi darah jika terdapat adanya
virus-virus penyakit berbahaya pada darah yang
Darah RSUD Pringsewu dapat
bisa ditularkan lewat transfusi darah seperti melaksanakan penyuluhan bekerjasama
Hepatitis B (HBsAg), Hepatitis C uji (anti- dengan Puskesmas dan Institusi Pendidikan
HCV), HIV, dan Sifilis. untuk penggalangan donor darah sukarela.
Apabila terdeteksi HBsAg reaktif dan
Anti-HCV reaktif pada darah calon pendonor,
maka darah yang didonorkan tersebut tidak Daftar Pustaka
akan digunakan untuk transfusi segera
dimusnahkan untuk menghindari Infeksi 1. Adisasmito, Wiku. 2008. Rancangan
Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) Peraturan Pemerintah tentang Pelayan
terhadap hepatitis B dan Hepatitis C. Meskipun Darah. Fakultas Kesehatan
transmisi Hepatitis B dan Hepatitis C melalui Masyarakat. Universitas Indonesia.
transfusi darah sudah diminimalisir dengan Jakarta.
tindakan screening HBsAg dan anti- HCV pada
darah pendonor namun, angka kejadian
hepatitis B dan Hepatitis C masih tinggi. 2. Asih,Yasmin (ed), 1995. Petunjuk
Hal ini terkait dengan cara penularan Penting Transfusi (ABC of
virus Hepatitis B dan Hepatitis C dapat melalui tranfussion), Jakarta: EGC. 68
kulit disebabkan parenteral (tusukan yang jelas) Halaman .
atau tusukan yang tidak jelas, selaput lendir,
secara vertikal, atau dengan cara penularan lain
(Soemarjo Soewigno, 2008). Oleh karena itu uji 3. Devita, Muchlas, Rini. (2012). Insiden
saring atau uji screening pada calon darah Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah
donor sangatlah penting agar darah yang di UTD PMI Kota Semarang. Medical
didonorkan kepada resipien aman dari virus Hospitalia.
Hepatitis B dan Hepatitis C sehingga, resiko
terjadinya Hepatitis B dan C pasca transfusi
dapat dihindari dan uji saring sangat bermanfaat 4. Humas Pemkab Pringsewu, 2010. PP
selain pendonor mengetahui kondisi No.18/1980 Dan Kepmenkes No.423
kesehatannya dengan baik, uji saring ini juga Disosialisasikan. Tersedia
dapat menghindari penyebaran virus Hepatitis http://humaspemkabpringsewu.blogspo
B dan Hepatitis C melalui transfusi darah. t.com/2010_04_22_archive.html
Simpulan pada penelitian ini adalah 1) diakses pada 30 Januari 2015
Terdapat uji saring HBsAg dan anti-HCV yang
reaktif pada calon pendonor di Unit Transfusi 5. Keputusan Presiden RI. 2011.
Darah (UDD) RSUD Pringsewu kabupaten Peraturan Pemerintah RI Nomor 7

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016 531


Nurminha : Prevalensi Hasil Uji Saring HbsAg dan Anti HCV pada Darah Donor Di Unit Darah Donor (UDD

tahun 2011 Tentang Pelayanan Darah:


Jakarta.

6. Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pusat


Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan. Jakarta Selatan.

7. Peraturan Menteri Kesehatan. 2014.


Peraturan Menteri KesehatanUnit
Transfusi Darah , Bank Darah Rumah
Sakit, dan Jejaring Pelayanan
Transfusi Darah no 83 tahun 2014:
Jakarta.

8. Soemorharjo, Soewignjo, Gunawan,


Stephanus. 2008. Hepatitis B Edisi 2.
Jakarta : EGC : 98 Halaman.

9. Unit Transfusi Darah RSUD


Pringsewu. 2013. Instruksi Kerja
Seleksi Donor dan Syarat Donor
Darah .

532 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai