Judul
Refleks Pupil Dan Bintik Buta Pada Mamalia
IV. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperoleh hipotesis dalam
percobaan ini yaitu:
1. Adanya pengaruh intensitas cahaya yang masuk terhadap diameter ukuran
pupil.
2. Adanya pengaruh akomodasi mata (letak jauh dan dekatnya benda) terhadap
diameter ukuran pupil.
3. Adanya pengaruh jarak benda terhadap bayangan yang jatuh pada bintik buta.
Hipotesis di atas juga dapat dituliskam dalam bentuk kalimat hipotesis
sebagai berikut:
1. Refleks pupil terhadap intensitas cahaya.
Ho : Tidak ada pengaruh intensitas cahaya yang masuk terhadap diameter
ukuran pupil.
Ha : Ada pengaruh intensitas cahaya yang masuk terhadap diameter ukuran
pupil.
2. Refleks pupil terhadap akomodasi mata.
Ho : Tidak ada pengaruh akomodasi mata (letak jauh dan dekatnya benda)
terhadap diameter ukuran pupil.
Ha : Ada pengaruh akomodasi mata (letak jauh dan dekatnya benda) terhadap
diameter ukuran pupil.
3. Bintik buta
Ho : Tidak ada pengaruh jarak benda terhadap bayangannya yang jatuh pada
bintik buta.
Ha : Ada pengaruh jarak benda terhadap bayangannya yang jatuh pada bintik
buta.
V. Dasar Teori
1. Mata
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan sekitar
untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan dari luar tubuh dapat
ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang disebut indera. Kelima alat
indera itu meliputi mata, hidung, telinga, kulit, dan lidah. Normalnya setiap orang
memiliki lima / panca indera yang berfungsi baik untuk menangkap rangsangan
sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan
insting kita. Orang yang cacat indera masih bisa hidup namun tidak bisa menikmati
hidup layaknya manusia normal. Apabila dibagi ke dalam kelompok reseptor, maka
alat indera dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yakni:
1. Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat
kimia yaitu indera pembau (hidung) dan indera pengecap (lidah).
2. Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan
gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan
indera pendengaran (telinga).
3. Fotoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan
cahaya seperti indera penglihatan atau mata.
VI. Variabel
Variabel Kontrol : Subjek uji, Jarak Posisi Antar Uang Logam.
Variabel Manipulasi : intensitas cahaya, jarak benda, perubahan jarak (besar
dan kecil) antar uang logam.
Variabel Respon : refleks pupil, jarak bayangan benda yang jatuh tepat
pada bintik buta.
Analisis
Berdasarkan data hasil praktikum dapat diketahui bahwa diameter pupil mata
pada saat keadaan gelap membesar yang diuji oleh 6 praktikan. Sedangkan pada
keadaan terang, diameter pupil mata akan mengecil yang diuji oleh 6 praktikan. Pada
uji refleks pupil terhadap akomodasi mata, diameter pupil dapat diketahui saat
praktikan diminta melihat benda-benda yang letaknya jauh yaitu membesar.
Sedangkan diameter pupil yang dihasilkan saat praktikan diminta melihat benda-
benda yang letaknya dekat yaitu cenderung mengecil. Pada uji bintik buta jumlah
koin yang diubah jarak antar mata uang logam 0,5 cm didapatkan rata-rata hasil mata
kanan 7,9 cm, jarak antar mata uang logam 0,8 cm didapatkan rata-rata hasil mata
kanan 9,7 cm, jarak antar mata uang logam 1,1 cm didapatkan rata-rata hasil mata
kanan 11,8 cm. Sedangkan jarak antar mata uang logam 0,5 cm didapatkan rata-rata
hasil mata kiri 8 cm, jarak antar mata uang logam 0,8 cm didapatkan rata-rata hasil
mata kiri 10,3 cm, jarak antar mata uang logam 1,1 cm didapatkan rata-rata hasil
mata kiri 12,7 cm.
Pembahasan
Berdasarkan data hasil praktikum Refleks Pupil Dan Bintik Buta Pada Mamalia
dapat diketahui bahwa ada pengaruh intensitas cahaya yang masuk terhadap diameter
ukuran pupil, akomodasi mata, dan jarak benda terhadap bayangannya yang jatuh
pada bintik buta.
Pada keadaan intensitas cahaya rendah (gelap), pupil akan membesar yang diuji
oleh 6 praktikan. Sedangkan pada keadaan intensitas cahaya tinggi (terang), pupil
akan mengecil yang diuji oleh 6 praktikan. Keterkaitan intensitas cahaya dengan
memperbesar atau mengecilnya pupil mata sesuai dengan fungsi dari pupil itu sendiri.
Menurut Reza (2009) Pupil berperan sebagai penentu kuantitas cahaya yang masuk
ke bagian mata. Pupil bentuknya selalu berubah-ubah, tidak tetap. Tergantung dari
kuantitas cahaya yang masuk ke mata. Pada uji refleks pupil terhadap akomodasi
mata dihasilkan data bahwa pada saat praktikan diminta melihat benda-benda yang
jauh letaknya, ukuran diameter pupilnya akan membesar, sedangkan pada diameter
pupil yang dihasilkan saat praktikan diminta melihat benda-benda yang dekat
letaknya yaitu mengecil. Keterkaitan refleks pupil tersebut dengan akomodasi mata
sesuai dengan peran pupil. Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium
tegang dan menarik lensa, sehingga lensa berbentuk memipih. Ketika berkontraksi,
garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur
dan lensa meningkat kelengkungannya (semakin cembung). Pada mata normal, otot
siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot siliaris akan
berkontraksi sehingga lensa menjadi lebih cembung pada penglihatan dekat. Otot
siliaris dikontrol oleh sistem saraf otonom. Serat-serat saraf simpatis menginduksi
relaksasi otot siliaris pada penglihatan jauh, sementara sistem parasimpatis
menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat (Sherwood, 2001).
Pada uji bintik buta jumlah koin yang diubah jaraknya antar mata uang logam
0,5 cm didapatkan rata-rata hasil mata kanan 7,9 cm, jarak antar mata uang logam
0,8 cm didapatkan rata-rata hasil mata kanan 9,7 cm, jarak antar mata uang logam
1,1 cm didapatkan rata-rata hasil mata kanan 11,8 cm. Sedangkan jarak antar mata
uang logam 0,5 cm didapatkan rata-rata hasil mata kiri 8 cm, jarak antar mata uang
logam 0,8 cm didapatkan rata-rata hasil mata kiri 10,3 cm, jarak antar mata uang
logam 1,1 cm didapatkan rata-rata hasil mata kiri 12,7 cm.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jarak antar koin mempengaruhi
jumlah koin yang terlihat. Keterkaitan antara jarak koin dengan jumlah koin yang
terlihat dipengaruhi oleh adanya bintik buta. Jika tidak ada impuls yang diteruskan ke
saraf optik. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu benda jatuh di bagian bintik
kuning pada retina, maka benda dapat terlihat. Pada umumnya jarak bintik buta mata
kanan dan mata kiri hampir sama untuk kebanyakan orang. Menurut Raharjo (2017)
Benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta suatu mata, bayangannya tidak akan
jatuh pada bintik buta mata sebelahnya. Orang tidak memperoleh kesan penglihatan
dari bayangan yang jatuh pada tempat yang tidak mengandung sel batang dan sel
kerucut.
XI. Diskusi
a. Apakah ada pengaruh cahaya pada diameter pupil praktikan?
Jawab: Ya, ada. Pada keadaan intensitas cahaya rendah (gelap), pupil akan
membesar dengan rata-rata 7 mm yang diuji oleh 18 praktikan. Sedangkan
pada keadaan intensitas cahaya tinggi (terang), pupil akan mengecil dengan
rata-rata 3 cm.
b. Apakah ada perbedaan diameter pupil praktikan saat melihat bendah jauh dan
dekat?
Jawab: Ya, ada. Pada saat praktikan diminta melihat benda-benda yang jauh
letaknya, ukuran diameter pupilnya akan membesar dengan rata-rata 7 mm.
Sedangkan rata-rata diameter pupil yang dihasilkan saat praktikan diminta
melihat benda-benda yang dekat letaknya yaitu 4 cm.
c. Berapa jarak bayangan benda yang jatuh tepat pada bintik buta?
Jawab: pada mata kanan, rata-rata bayangan benda jatuh pada bintik buta
pada jarak 11 cm. Sedangkan pada mata kiri, rata-rata bayangan benda jatuh
pada bintik buta pada jarak 11 cm. Semakin bertambah jarak pada tiap koin,
maka jarak bayangan yang jatuh pada bintik buta juga akan semakin besar.
Akan tetapi, pada umumnya jarak bintik buta mata kanan dan mata kiri
hampir sama untuk kebanyakan orang.
XII.Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diatas, dapat disimpulkan bahwa;
1. Ada pengaruh intensitas cahaya yang masuk ke mata maka ukuran pupil akan
semakin mengecil dan sebaliknya, apabila cahaya yang masuk ke mata kurang
atau dalam kondisi gelap maka ukuran pupil akan semakin membesar.
2. Ada pengaruh akomodasi mata terhadap refleks pupil. Ukuran pupil akan
mengecil jika melihat benda dengan posisi yang dekat dari mata dan ukuran
pupil akan membesar jika melihat benda dengan posisi yang jauh dari mata.
3. Ada pengaruh jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta, semakin
jauh jarak antar benda maka peluang jatuh di bintik buta semakin kecil,
sehingga peluang terlihatnya benda semakin sedikit dan semakin dekat jarak
antar benda maka peluang jatuh di bintik buta semakin besar, sehingga peluang
terlihatnya benda semakin banyak.
XIII. Daftar Pustaka
Bickley, L.S., and Szilagyi, P.G. 2006. Physical Examination and History
Taking, 9th ed. Lippincott Williams & Wilkins .Philadelphia.
Campell, Neil A. Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell, 2004. Biologi
Edisi ke 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Haeny, Noer. 2009. Analisis Faktor Risiko Keluhan Subjektif Kelelahan Mata
pada Radar Controller di PT. Angkasa Pura II (Persero) Cabang
Utama Bandar Soekarno-Hatta, Tangerang Tahun 2009. Skripsi.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Khaw, P. T., Shah, P., dan Elkington, A. R. 2004. Fundamental of Human
Physiology. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
Porth C. M. 2005. Pathophysiology Concepts of altered health states (7th ed.).
Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
Raharjo, dkk. 2017. Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan
Kode MK 3044214034/3084214029. Surabaya: Biologi UNESA.
Reza, Iredho Fani. 2009. Laporan Praktikum Psikologi Faal. Palembang:
Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah.
Saladin, K.S., 2003. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and
Function. 3rd ed. New York: McGraw-Hill.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Wangko, Sunny. 2013. Histofisiologi Retina. Jurnal Biomedik (JBM). Vol:
5 (3). Hal: 1-6.
LAMPIRAN