FTIR Kelompok 2
FTIR Kelompok 2
PENDAHULUAN
Karakterisasi material merupakan suatu hal yang penting dalam dunia maerial. untuk
mengetahui secara kulitatif maupun kuantitatif keadaaan dari suatu material perlu dilakukan
karakterisasi. Metode FTIR merupakan salah satu bentuk karakterisasi material yang
melibatkan sinar Inframerah dimana prisma atau kisi digunakan untuk mendispersikan sinar
inframerah melalui metode fourier transform. Mahasiswa perlu paham akan metode tersebut
mulai dari prinsip kerja hingga metodolgi pengujian.
Dalam suatu bahan polimer sangatlah perlu untuk diketahui ikatan-ikatan apa saja
yang terkandung di dalamnya agar karakteristik dan kualitas dari polimer tersebut dapat
diketahui. Senyawa kimia tertentu (hasil sintesa atau alami) mempunyai kemampuan
menyerap radiasi elektromagnetik dalam daerah spectrum inframerah. Absorpsi radiasi IR
pada material tertentu berkaitan dengan fenomena bergetarnya molekul atau atom. Metode
Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang
belum diketahui, karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut. Dalam
pengujiannya metode FTIR memerlukan sampel yang ukurannya relatif kecil serta mudah
dipreparasi.
I.2 Tujuan
Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) adalah sama
dengan Spektrofotometer Infra Red dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan
pada sistim optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran
dari Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah dari persamaan gelombang yang
dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari
Perancis.
1. The source: energi IR yang dipancarkan dari sebuah benda hitam menyala. Balok ini
melewati melalui logam yang mengontrol jumlah energi yang diberikan kepada sampel.
3. Sampel : sinar memasuki kompartemen sampel dimana diteruskan melalui cermin dari
permukaan sampel yang tergantung pada jenis analisis.
4. Detector : sinar akhirnya lolos ke detector untuk pengukuran akhir. Detector ini digunakan
khusus dirancang untuk mengukur sinar interfrogram khusus. Detektor yang digunakan
dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah Tetra Glycerine Sulphate
(disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat MCT). Detektor MCT lebih
banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu
memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih
cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang
diterima dari radiasi infra merah.
5. Computer : sinyal diukur secara digital dan dikirim kekomputer untuk diolah oleh Fourier
Transformation berada. Spektrum disajikan untuk interpretasi lebih lanjut.
Skema cara kerja FTIR
Ketika suatu radiasi gelombang elektromagnetik mengenai suatu materi, akan terjadi suatu
interaksi yang berupa penyerapan energi (absorbsi) oleh atom-atom atau molekul-molekul
dari materi tersebut. Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang mengamati
interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang
gelombang 0.75 – 1.000 μm atau pada bilangan gelombang 13.000 – 10 cm-1. Metode
spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang meliputi teknik serapan (absorption),
teknik emisi (emission), teknik fluoresensi (fluorescence). Komponen medan listrik yang
banyak berperan dalam spektroskopi umumnya hanya komponen medan listrik seperti dalam
fenomena transmisi, pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Penyerapan gelombang
elektromagnetik dapat menyebabkan terjadinya eksitasi tingkat-tingkat energi dalam molekul.
Dapat berupa eksitasi elektronik, vibrasi, atau rotasi. Penemuan infra merah ditemukan
pertama kali oleh William Herschel pada tahun 1800. Penelitian selanjutnya diteruskan oleh
Young, Beer, Lambert dan Julius melakukan berbagai penelitian dengan menggunakan
spektroskopi inframerah. Pada tahun 1892 Julius menemukan dan membuktikan adanya
hubungan antara struktur molekul dengan inframerah dengan ditemukannya gugus metil
dalam suatu molekul akan memberikan serapan karakteristik yang tidak dipengaruhi oleh
susunan molekulnya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya energi yang diserap oleh ikatan pada
gugus fungsi adalah:
Keterangan :
Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang (Tabel 1), sinar inframerah dibagi atas
tiga daerah yaitu:
II.3 Polistirena
Polistirena adalah sebuah polimer dengan monomer stirena, sebuah hidrokarbon cair
yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya
bersifat termoplastik padat, dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong
senyawa aromatik.
Susunan kimiawi dari polistiren adalah hidrokarbon rantai panjang dengan setiap karbon
lain yang terhubung ke kelompok fenil (nama yang diberikan kepada cincin
aromatik benzena , ketika terikat untuk substituen karbon kompleks). rumus kimia's
Polystyrene adalah (C 8 H 8) n,itu berisi unsur-unsur kimia karbon dan hidrogen
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Start
menyiapkan sampel
ukuran 4x1 cm
End
- Styrofoam
- FTIR
ANALISIS DATA
Material : Styrofoam
Hasil FTIR
Grafik di atas merupakan grafik yang didapat setelah melakukan pengujian FTIR
terhadap sampel Styrofoam. dapat dibaca bahwa pada grafik ada gambar yang diplot dalam
koordinat cartesian dengan sumbu x menunjukkan wave length dan sumbu ya berupa
transmitance. gambar tersebut yang selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis hasil uji.
Data-data pendukung yang ada dibawahnya merupakan data pendukung dari komputer yang
muncul saat uji FTIR telah dilakukan dan berisi tentang hasil yang didapat setelah
pengamatan pada sampel uji. Berikut akan dibahas lebih rinci lagi.
Dengan mencocokkan wavelength yang muncul pada hasil uji FTIR dengan tabel spektra IR,
maka didapatkanlah hasil sebagai berikut yang tertera dalam tabel di bawah ini.
Berdasarkan hasil spektrum IR yang dihasilkan, gugus fungsi yang terdapat pada
senyawa polistirena adalah sebagai berikut:
5. 2363.03 -
7. 1491.73
8. 1451.08 Alkana
9. 1369.06 Alkana, Senyawa Nitro NO2
12. 1027.30
Dengan melihat tabel standar FTIR, didapatkan hasil seperti yang tertera di tabel di
atas. Dari hasil tersebut ada lima peak yang menonjol dibanding peak yang lain. Kelima peak
yang dimaksud adalah peak dengan wave number 2948,97/cm , 2865,84/cm, 2837,41/cm,
1452,02/cm, dan 1375,05/cm dan untuk wave number tersebut teridentifikasi sebagai ikatan
C-H stretch, C-H stretch, C-H overlap, CH3 twist, dan CH3 wag.
Sterch, twist, overlap, dan wag merupakan keterangan jenis vibrasi yang ada pada
ikatan tersebut. Jenis-jenis vibrasi adalah sebagai berikut :
Pada vibrasi ini atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya
sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan tidak
berubah.Terdapat dua macam vibrasi regangan, yaitu:
a. Regangan simetri
b. Regangan asimetri
2. Vibrasi bending
Vibrasi bending adalah pergerakan atom yang menyebabkan perubahan sudut ikatan antara
dua ikatan atau pergerakan dari sekolompok atom terhadap atom lainnya. Vibrasi bengkokan
ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
a. Vibrasi rocking, bergerak mengayun asimetri tetapi masih dalam bidang datar
b. Vibrasi scissorin, dimana atom-atom yang terikat pada atom pusat bergerak saling
mendekat dan menjauh satu sama lain sehingga sudutnya berubah-ubah.
c. Vibrasi wagging, atom-atom bergerak keluar molekul, bolak-balik.
d. Vibrasi twisting, atom-atom yang terikat pada molekul yang diam berotasi disekitar
ikatannya.
Dari hasil FTIR juga didapatkan hasil gambar seperti dibawah ini
KESIMPULAN