Anda di halaman 1dari 57

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang .......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................................. 1
BAB II Pembahasan ................................................................................................... 3
2.1 Klasifikasi Bahan Material3
1. Logam .......................................................................................... 3
2. Keramik.......................................................................................... 17
3. Polimer ........................................................................................... 26
4. Komposit ........................................................................................ 31
5. Semi Konduktor ............................................................................. 44
6. Biomaterial ..................................................................................... 51
BAB III Kesimpulan .................................................................................................. 54
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 55

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dewasa ini, perkembangan teknologi yang tinggi telah membawa banyak perubahan bagi
kehidupan kita, khususnya dalam bidang industri. Segala bentukindustri kini telah terlihat dimana-
mana. Industri telah menjadi suatu hal yang dibutuhkan Negara untuk mempertahankan
ekonominya.
Industri yang ada pada dewasa ini tentu akan sangat bergantung kepada bahan-bahan material
yang ada guna menunjang proses produksi berjalan dengan lancar. Untuk itu, pengetahuan tentang
bahan-bahan material sangatlah penting untuk diketahui dan dipelajari guna meningkatkan kualitas
dari industri tersebut serta meningkatkan sumber daya manusia yang ada.
Bahan-bahan material yang sering digunakan oleh industri mestilah harus sesuai dengan apa
yang dibutuhkan. Oleh karenanya maka makalah ini dibuat agar kita dapat mengetahui bahan-
bahan material yang ada sampai dengan dewasa ini.
Pada dasarnya para ahli telah membuat pengklafisikasian mengenai bahan-bahan tersebut ddan
pada makalah ini kami membahas tentang bahan-bahan tersebut, sesuai dengan
pengklafisikasiannya. Oleh karena itu kami membuat makalah yang berjudul KLASIFIKASI
MATERIAL BAHAN untuk memberitahu kepada pembaca tentang pemaparan yang diuraikan
diatas.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apakah jenis-jenis material yang biasa digunakan dalam industri ?
2. Bagaimana sifat-sifat dari jenis-jenis material tersebut ?
3. Bagaimana pengaplikasian material-material tersebut dalam kehiduan ?
4. Apa manfaat material-material tersebut dalam kehidupan ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis material yang ada dalam industri
2. Untuk mengetahui sifat-sifat dari setiap jenis material
3. Untuk mengetahui penggunaan bahan-bahan material dalam kehidupan
4. Untuk mengetahui manfaat bahan material tersebut dalam kehidupan

1.4 Sistematika Penulisan


Pada BAB I PENDAHULUAN berisi tentang gambaran umum makalah mulai dari latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
Pada BAB II PEMBAHASAN berisi tentang pemaparan dan penjelasan dari perumusan
masalah yang akan berisi tentang definisi dari jenis-jenis material, sifat-sifat dan jenis dari
setiap material, penggunaan bahan-bahan material dalam kehidupan serta manfaat dari bahan
material tersebut dalam kehidupan.
1
Pada BAB III KESIMPULAN berisi tentang kesimpulan yang diambil berdasarkan BAB
II PEMBAHASAN.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Bahan Material

1. LOGAM
1.1 Definisi Logam
Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur karbon
dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai 2 sifat yang
berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur dengan bermacam logam lainnya. Logam
adalah elemen kerak bumi (mineral) yang terbentuk secara alami. Jumlah logam
diperkirakan 4% dari kerak bumi. Logam dalam bidang keteknisian adalah besi. Biasanya
dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan, pipa-pipa, alat-alat pabrik dan sebagainya.
Contoh dari logam yang sudah memiliki sifat-sifat penggunaan teknis tertentu dan
dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup adalah besi, tembaga, seng, timah, timbel nikel,
aluminium, magnesium. Kemudian tampil logam-logam lain bagi penggunaan khusus dan
paduan, seperti emas, perak, platina, iridium, wolfram, tantal, molybdenum, titanium,
vokalt, anti monium (metaloid), khrom, vanadium, beryllium, dan lain-lain.

1.2 Struktur Logam


Karakteristik logam ini dipelajari dari struktur elektronnya atau dengan kata lain dari
pemahaman struktur atom-atom yang membentuknya. Berikut ini karakteristik dari
struktur logam murni. Ion logam berukuran relatif kecil, dengan diameter sekitar 0,25 nm.
Ion-ion sejenis di dlam logam padat murni tertumpuk bersama secara teratur, dan sebagian
besar logam tertumpuk secara kolektif ion-ion menempati volume minimum. Logam
umumnya berbentuk kristal dan penumpukan ionnya tertutup atau terbuka. Susunan
atomnya dapat ditentukan dan dinyatakan berdasarkan bentuk struktur selnya. Selain itu,
karena ikatan metalik tidak bergantung pada arah. Contoh, baja yang memiliki butiran yang
kasar cenderung kurang tangguh dibandingkan dengan baja yang memiliki butiran yang
halus. Besar butir ini dapat dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses pembuatan,
akan tetapi setelah menjadi baja, pengendalian dilakukan dengan proses perlakuan panas.
Tidak semua baja mengalami pertumbuhan butir yang berarti setelah pemanasan diatas
daerah kritis, beberapa jenis baja dapat dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi tanpa
mengalami perubahan ukuran butirnya. Hal ini merupakan karakteristik baja karbon
sedang, suhu pengkasarannya tidak tetap dan dapat berubah-ubah, tergantung pada
pengerjaan panas atau dingin sebelumnya.

a. Struktur Kristal
Logam seperti bahan lainnya, terdiri dari susunan atom-atom. Untuk lebih
memudahkan pengertian, maka dapat dikatakan bahwa atom-atom dalam kristal logam
tersusun secara teratur dan susunan atom-atom tersebut menentukan struktur kristal dari
logam. Susunan dari atom-atom tersebut disebut cell unit.
3
Kebanyakan bahan logam mempunyai tiga struktur kristal:

 kubus berpusat muka (face-centered cubic).


 kubus berpusat badan (body-centered cubic).
 heksagonal tumpukan padat (hexagonal close-packed).

Pada temperatur kamar, besi atau baja memiliki bentuk struktur BCC (Body Centered
Cubic). Dalam hal ini cell unit dari atom-atom disusun sebagai sebuah kubus dengan atom-
atom menempati kedelapan dari sudut kubus dan satu atom berada di pusat kubus. Pada
temperatur yang tinggi, besi atau baja memiliki bentuk struktur FCC (Face Centered
Cubic). Dalam hal ini, cell unit adalah sebuah kubus dengan atom-atom menempati
kedelapan dari sudut kubus dan atom lainnya berada pada pusat masing-masing dari enam
keenam bidang kubus. Disamping berbentuk kubus, cell unit lainnya dapat berupa HCP
(Hexagonal Close Packed), seperti halnya pada logam seng. Dalam hal ini atom-atom
menempati kedua belas sudut, atom lain menempati dua sisi dan ketiga atom lagi
menempati tengah.

b. Struktur Mikro
Struktur mikro logam merupakan penggabungan dari satu atau lebih struktur kristal.
Pada umumnya logam terdiri dari banyak kristal (majemuk), walaupun ada diantaranya
hanya terdiri dari satu kristal saja (tunggal). Tetapi logam dengan kristal majemuk
memungkinkan pengembangan berbagai sifat-sifat yang dapat memperluas ruang lingkup
pemakaiannya. Dalam logam, kristal sering disebut sebagai butiran. Batas pemisah antara
dua kristal pemisah antara dua kristal disebut batas butir (Grain Boundary).
Baja dengan butiran yang kasar cenderung kurang tangguh, namun baja jenis ini lebih
mudah untuk permesinan dan mempunyai kemampuan pengerasan yang lebih baik. Untuk
baja yang berbutir halus, disamping lebih tangguh juga lebih ulet dibandingkan dengan
yang berbutir kasar.
Besar butir dapat dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses pembuatan, akan
tetapi setelah menjadi baja, pengendalian dilakukan dengan proses perlakuan panas. Tidak
semua baja mengalami pertumbuhan butir yang berarti setelah pemanasan diatas daerah
kritis, beberapa jenis baja dapat dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi tanpa mengalami
perubahan ukuran butirnya. Hal ini merupakan karakteristik baja karbon sedang, suhu
pengkasarannya tidak tetap dan dapat berubah-ubah, tergantung pada pengerjaan panas
atau dingin sebelumnya.
1.3 Sifat-sifat Logam
Logam adalah suatu unsur yang mempunyai sifat-sifat seperti : kuat, liat, keras,
mengkilat, dan penghantar listrik dan panas. Sifat-sifat metal pada umumnya dapat
digolongkan atas :

4
1.3.1 Sifat-sifat Ekstraktif/kimia (Chemical Properties)
Meliputi ciri-ciri dari komposisi kimia dan pengaruh unsur terhadap metal (logam).
Beberapa contoh sifat kimia adalah
 segregasi dan ketahanan korosi.
Logam seprti baja memiliki nilai ketahanan terhadap korosi yang baik,
karena memiliki kandungan karbon. Pada suhu kamar logam berwujud padat kecuali
raksa (berwujud cair).
 Titik leleh dan titik didih
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi
karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu
dengan logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi pada
lautan elektron, dan pada susunan atom-atomnya.
Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh dan
titik didih yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron
untuk dikontribusikan pada ikatan – tetapi ada hal lain yang menyababkan hal ini
terjadi:

 Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun dengan tidak efektif (terkoordinasi


8), karena itu tidak terbentuk ikatan yang banyak seperti kebanyakan logam.
 Unsur-unsur golongan 1 memiliki ukuran atom yang rekatif besar (berarti
bahwa inti jauh dari elektron yang terdelokalisasi) yang juga menyebabkan
lemahnya ikatan.
1.3.2 Sifat –sifat mekanik (Mechanical Properties)
Yang disebut sifat mekanik ialah sifat bahan bilamana dipengaruhi gaya dari luar,
yaitu : kekuatan tarik, kuat bengkok, kekerasan, kuat pukul, kuat geser, dan lain-lain.
Sering pula dimasukkan sifat teknologi dari material ialah mampu mesin, mampu cor
dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan lebih detail .
 Sifat dapat ditempa dan sifat dapat diregang
Logam digambarkan sebagai sesuatu yang dapat ditempa (dapat dipipihkan
menjadi bentuk lembaran) dan dapat diregang (dapat ditarik menjadi kawat). Hal
ini karena kemampuan atom-atom logam untuk menggelimpang antara atom yang
satu dengan atom yang lain menjadi posisi yang baru tanpa memutuskan ikatan
logam.
 Kekerasan logam
Penggelimpangan lapisan atom antara yang satu dengan yang lain ini
dihalangi oleh batas butiran karena baris atom tidak tersusun sebagai mana
mestinya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak batas butiran (butiran-butiran
kristal lebih kecil), menyebabkan logam lebih keras. Untuk mengimbangi hal ini,
karena batas butiran merupakan suatu daerah dimana atom-atom tidak berkaitan
dengan baik satu sama lain, logam cenderung retak pada batas butiran. Kenaikan

5
jumlah batas butiran tidak hanya membuat logam menjadi semakin kuat, tetapi juga
membuat logam menjadi rapuh.
 Pengontrolan ukuran butiran kristal
Jika kamu memiliki bagian logam yang murni, kamu dapat mengontrol
ukuran butiran kristal melalui perlakuan panas atau melalui pengerjaan
logam.Pemanasan logam cenderung untuk mengocok atom-atom logam menjadi
susunan yang lebih rapi – penurunan jumlah batas butiran, dan juga membuat logam
lebih lunak. Pembantingan logam ketika logam tersebut mendingin cenderung
untuk memhasilkan butirn yang kecil. Pendinginan membuat logam menjadi keras.
Untuk memperbaiki kinerja ini, kamu dapat memanaskannya lagi.
Kita juga dapat memutuskan susunan yang atom teratur melalui penyisipan
atom yang memiliki ukuran sedikit berbeda pada struktur logam. Alloy seperti
kuningan (campuran tembaga dan seng) lebih keras dibandingkan logam asalnya
karena ketidakteraturan struktur membantu pencegahan barisan atom tergelincir
satu sama lain.
1.3.3 Sifat – sifat Fisik (Physical Properties)
Sifat fisik adalah sifat bahan karena mengalami peristiwa fisika, seperti adanya
pengaruh panas dan listrik. yaitu berat jenis, daya hantar listrik dan panas, sifat magnet
dan struktur mikro logam. lebih jelas berikut akan dijelaskan lebih detail .
 Daya hantar listrik
Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi bebas bergerak
di seluruh bagian struktur tiga dimensi. Elektron-elektron tersebut dapat melintasi
batas butiran kristal. Meskipun susunan logam dapat terganggu pada batas butiran
kristal, selama atom saling bersentuhan satu sama lain, ikatan logam masih tetap
ada Cairan logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini menunjukkan bahwa
meskipun atom logam bebas bergerak, elektron yang terdelokalisasi masih
memiliki daya yang tersisa sampai logam mendidih.
 Daya hantar panas
Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh
elektron sebagai akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini memnyebabkan
elektron bergerak lebih cepat). Energi panas ditransferkan melintasi logam yang
diam melalui elektron yang bergerak.

 Sifat Tekhnologi
Sifat pengerjaan logam adalah sifat suatu bahan yang timbul dalam proses
pengolahannya.sifat itu harus diketahui lebih dahulu sebelum pengolahan bahan
dilakukan. Pengujian yang dilakukan antara lain pengujiian mampu las, mampu
mesin, mampu cor, dan mampu keras. Logam merupakan bahan yang baik untuk
diaplikasikan dalam teknologi, karena logam memiliki struktur yang kuat dan tidak
mudah patah.

6
1.4 Jenis-jenis Logam
Logam adalah unsur yang jumlahnya paling banyak di bumi ini. Jenis-jenis logam
logam memiliki sifat dan kegunaanya masing-masing. Sampai saat ini, terdapat 65 logam
yang terbentuk secara alami di bumi, namun hanya sedikit yang bisa dimanfaatkan dengan
cara yang benar. Logam-logam yang dapat dimanfaatkan ini hanya mencapai 20 buah, baik
yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari aloi( campuran dari dua buah logam atau
lebih dan zat lainnya). Aloi ini dibuat untuk membuat logam yang memiliki sifat berbeda
dari sebelumnya, agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Jika sobat semakin penasaran
dengan macam-macam logam dan kegunaanya, mari simak yang satu ini, yang akan
membahas tentang ke-20 logam yang dapat dimanfaatkan tadi dan ditambah dengan 5 jenis
aloi yang paling sering kita jumpai.
1) Alumunium
Alumunium adalah logam dengan warna putih keperak-perakan yang
memiliki sifat sangat ringan dan tahan terhadap korosi(karat). Logam ini berasal
dari bijihnya, bauksit, dengan proses elektrolisis. Alumunium digunakan dalam
kabel-kabel listrik lintas udara, pesawat terbang, kapal, mobil, kaleg minuman, dan
foil dapur (pembungkus makanan).
2) Baja
Baja merupakan salah satu aloi yang sangat sering kita dengar dan kita
jumpai namanya. Baja memiliki perang yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, kenapa demikian? Karena Baja merupakan aloi besi dan karbon yang
merupakan satu dari sedikit bahan terpenting dalam industri, seperti yang kita
ketahui, bisang industri ini mempengaruhi dunia secara global. Baja memiliki sifat
tahan karat, dan kegunaanya yang sangat penting adalah untuk bidang industri
ruang angkasa.
3) Besi
Besi merupakan logam yang memiliki warna abu-abu keputih-putihan.
Logam ini dihasilkan terutama dari peleburan biji hematit dalam tanur sembur.
Kegunaanya adalah diapakai untuk bangunan dan bidang teknik, juga dapat
dimanfaatkan untuk membuat aloi baja.
4) Emas
Tentu sobat semua sudah tidak asing lagi dengan logam yang satu ini. Unsur
logam emas memiliki sifat yang lunak, dan memiliki warna kuning terang yang
digunakan untuk perhiasan dan alat-alat elektronik. Tentunya emas tidak mudah
didapat di pasaran, karena memiliki harga yang sangat tinggi dan terus meningkat.
5) Kalium
Kalium adalah logam ringan dengan warna keperakan, juga memiliki sifat
sangat reaktif. Senyawa-senyawa kalium digunakan dalam pupuk kimia dan untuk
pembuatan kaca.
6) Kalsium
7
Logam ini memiliki putih keperak-perakan, sifatnya yang mudah dibentuk
sesuai dengan tempat ditemukannya, yaitu di dalam batu kapur dan kapur. Dalam
makhluk hidup juga terdapat logam yang satu ini, salah satunya di tulang gigi
hewan. Pemanfaatan logam ini biasanya untuk membuat semen dan baja kualitas
tinggi.
7) Kuningan
Kuningan merupakan sebuah aloi yang terbuat dari tembaga dan seng.
Pemanfaatanya sangat banyak terjadi di bumi ini, yaitu untuk, barang-barang
hiasan, sekrup, alat-alat musik, dan paku-paku kecil.
8) Kupronikel
Merupakan aloi yang terbuat dari tembaga dan nikel yang digunakan untuk
membuat uang logam berwarna perak.
9) Kromium
Kromium adalah logam yang memiliki warna abu-abu, dan mempunyai sifat
yang keras. Sering digunakan untuk membuat baja tahan karat dan melapisi logam-
logam lain untuk melindunginya dan memberi penampikan mengkilap yang
memantul.
10) Magnesium
Logam yang rigan berwarna perak keputih-putihan yang bila terbakar
menghasilkan nyala api putih terang, logam ini digunakan dalam suar
penyelamatan dan kembang api dalam aloi-aloi ringan.
11) Natrium
Natrium merupakan sebuah logam yang sangat reaktif. Memiliki sifat lunak
dan berwarna putih keperakan logam ini terdapat dalam garam dapur dan
digunakan untuk lampu jalanan dan dalam industri kimia.
12) Perak
Perak adalah suatu logam yang mudah dibentuk, berwarna putih abu-abu
yang merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Logam ini
digunakan untuk membuat perhiasan, peralatan perak ,dan film fotografi.
13) Perunggu
Merupakan sebuah aloi dari tembaga dan timah yang dikenal sejak jaman
kuno. Aloi ini memilii sifat tahan korosi dan mudah dibentuk. Dibanyak negara
perunggu dimanfaatkan untuk membuat uang logam yang bernilai rendah.
14) Platina
Logam berwarna putih keperakan, yang mudah dibentuk, digunakan untuk
membuat perhiasan, barang elektronik, dan sebagai katalisator.
15) Plutonium
Logam radioaktif yang dihasilkan dengan cara membombardir uranium
dalam reaktor nuklir dan digunakan dalam senjata nuklir.

16) Raksa
8
Raksa merupakan logam berbentuk cairan yang berat. Logam cair ini
memiliki warna putih keperakan , dan juga beracun. Digunakan dalam termometer,
tapal gigi dan digunakan dalam beberapa bahan peledak.
17) Seng
Suatu logam putih kebiruan yang diambil dari mineral seng blende (sfarelit).
Logam ini digunakan untuk melapisi besi agar tidak berkarat (disebut galvanisasi).
Logam ini juga digunakan di baterai-baterai listrik tertentu dan dalam aloi-aloi
seperti kuningan.
18) Solder

Suat aloi dari timah dan timbal yang memiliki titik lebur yang rendah dan
digunakan untuk menyambungkan kabel-kabel dalam barang-barang elektronik.

19) Tembaga
Logam yang mudah dibentuk, berwarna kemerah-merahan yang digunakan
untuk membuat kabel listrik, tangki air panas, dan aloi kuningan, perunggu, dan
kupronikel.
20) Timah
Suatu logam yang lunak, mudah dibentuk, berwarna putih keperakan.
Logam ini digunakan untuk menyepuh baja, guna menghentikan korosi dan dalam
aloi perunggu, pewter (logam campuran timah dan timbal), dan solder.
21) Timbal
Logam berat berwarna biru keputih-putihan ,mudah dibentuk dan beracaun,
diambil dari mineral galena dan digunakan dalam baterai, atap, dan perisai radiasi
dari sinar X.
22) Titanium
Suatu logam yang kuat, berwarna putih, dan mudah dibentuk. Logam ini
sangat tahan terhadap korosi dan digunakan untuk aloi-aloi dalam pesawat luar
angkasa, pesawat terbang, dan kerangka sepeda.
23) Uranium
Suattu logam putih keperakan, radioaktif yang digunakan sebagai sumber
tenaga nuklir dan juga senjata nuklir.
24) Vanadium
Suatu logam yang keras, putih beracun, yang digunakan untuk
meningkatkan kekerasan aloi-aloi baja. Sebuah senyawa vanadium digunakan
sebagai katalisator untuk pembuatan asam sulfat.
25) Wolfram
Suatu logam yang keras, berwarna abu-abu keputihan. Logam ini digunakan
dalam filamen lampu, dalam barang-barang elektronik, dan dalam aloi-aloi baja
untuk membuat alat-alat pemotong bertepi tajam.

9
1.5 Teknik Pembuatan
Ada beberapa proses pembentukan logam dari bahan setengah jadi menjadi produk
jadi yang dapat kita temui sehari-hari . proses pembentukan ini dapat dilakukan pada
hampir seluruh material logam , termasuk baja. Klasifikasi peroses pembentukan logam
seperti dijelaskan dibawah ini.

1.5.1 Proses deformasi


Proses deformasi adalah proses pembentukan bahan logam, seperti penempaan ,
ekstruksi, pengerolan, penekanan (deep drawing), dan penarikan kawat (wire drawing).
Proses ini melibatkan tegangan yang besar, dimana tegangan tersebut harus melebihi
tegangan luluh material yang sedang diproses. Semua material logam yang akan
mengalami proses pembentukan harus memiliki keuletan tinggi , sehingga tidak retak atau
pecah pada saat proses berlangsung.
Berikut ini adalah dua macam proses pembentukan
a) Proses pembentukan dingin (cold forming) , jika proses dilakukan pada suhu kamar.
b) Proses pembentukan panas (hot forming) , jika proses dilakukan pada suhu tinggi ,
diatas suhu rekristalisasi .

Pada proses pembentukan panas-oleh karena adanya bantuan dari suhu , logam
dapat dideformasi lebih besar , dan tegangan yang diperlukan relatif lebih rendah jika
dibandingkan dengan tegangan yang diperlukan pada proses pembentukan dingin. Namun
demikian , lapisan oksida(kerak) dipermukaan logam yang diproses mudah terbentuk pada
proses pembentukan panas. Sebaliknya permukaan logam yang diproses tetap mulus pada
prosess pembentukan dingin , walaupun derajat deformasinya lebih rendah , dan sifat
mekanis logam mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

1.5.2 Pengecoran
Pengecoran adalah proses fibrikasi logam, dimana logam dicairkan dan kemudian
dituangkan kedalam cetakan yang memiliki bentuk sesuai desain. Pengecoran umumnya
dilakukan untuk membuat komponen-komponen yang besar dan memiliki bentuk yang
rumit, serta pada material yang memiliki keuletan yang sangat rendah, seperti besi tuang.
Secara umum proses pengecoran relatif lebih ekonomis jika dibandingkan dengan proses
pembentukan. Ada beberapa teknik pengecoran logam: a. Pengecoran pasir , cetakan
terbuat dari pasir

 Pengecoran bertekanan (die casting), logam cair dimasukkan dengan menggunakan


tekanan kedalam cetakan dan pembekuan terjadi dalam kondisi bertekanan.
 investment casting atau lost wax casting + lubang cetakan terbuat dari plastik (wax)
yang kemudian dipanaskan hingga meleleh , meninggalkan lubang cetakan sesuai
bentuk yang diinginkan. Teknik investment casting ini digunakan untuk mengecor
peralatan yang memerlukan tingkat presisi yang tinggi, seperti perhiasan , mahkota
gigi (dental crown), sudut turbin dan lain-lain.
10
1.5.3 Proses pembentukan lain
Salah satu proses pembentukan lain adalah metalurgi serbuk. Metalurgi serbuk
dikenal juga sebagai P/M atau powder metalurgi. Pada proses ini, material logam dibuat
menjadi serbuk melalui berbagai teknik. Kemudian serbuk ini dikompaksi (ditekan)
kedalam suatu cetakan yang memiliki bentuk sesuai dengan desian yang diinginkan.
Tekanan harus dibuat sedemikian rupa sehingga serbuk dapat menyatu dan memiliki
kekuatan yang cukup untuk menahan bentuknya jika dikeluarkan dari cetakan. Serbuk yang
telah dikompaksi dan memiliki bentuk tertentu disebut bekalan (green). Bekalan kemidian
dipanaskan agar terjadi difusi antar serbuk logam, sehingga menyatu dan memiliki
kekuatan yang tinggi. Sebuah komponen dibuat melalui proses metalurgi serbuk umumnya
karena

a. Didesain untuk memiliki kandungan porositas tertentu dengan mempertahankan


densitas yang tinggi seperti material padat
b. Dibuat dari material paduan logam yang unsur-unsurnya memiliki kelarutan
terbatas sehingga tidak dapat dipadu melalui proses pengecoran , contohnya Al-Ti
c. Dibuat dari material logam yang memiliki titik lebur yang sangat tinggi
d. Memiliki bentuk yang sangat kecil dan rumit

Dari refrensi yang berbeda proses pembentukan logam dapat dilakukan dengan cara
Pengolahan ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Paduan

Paduan adalah proses pencampuran dua logam atau lebih, untuk memperoleh sifat-
sifat yang lebih baik dari bahan hasil paduan. Dengan memadukan dua bahan atau lebih
maka dimungkinkan didapat logam paduan yang kuat. Tembaga dan timah adalah logam
lemah, sedangkan perunggu; paduan dari tembaga dan timah adalah bahan yang kuat.
Begitu juga paduan aluminium dengan tembaga akan menghasilkan paduan duralumin
yang relatif lebih kuat. Besi murni adalah bahan yang empuk, sedangkan zat arang adalah
rapuh, sedangkan paduan antara besi murni dengan zat arang (karbon) disebut baja. Baja
adalah bahan logam yang sangat keras dan liat.
2. Pengolahan Panas
Dengan pengolahan panas, akan didapatkan sifat-sifat yang lebih baik dari bahan.
Contohnya dengan memanaskan baja dengan cepat sekitar 800oC dan kemudian
mendinginkannya dalam minyak atau air, baja akan menjadi lebih. Istilah lain dari
pengolahan panas ini disebut juga dengan “menyepuh panas”. Pengolahan panas lain
adalah antara lain memurnikan, menkarbonkan, menitrasikan dan memijarkan.

3. Penguatan

11
Pengokohan terjadi pada tiap perubahan bentuk dalam keadaan dingin. Contoh-
contoh bentuk perubahan bentuk dalam keadaan dingin adalah menempa dingin, mencanai
dingin dan menarik dingin.
4. Ditempa dan dicanai

Proses ini menggunakan palu-tempa atau dengan menggunakan canai. Produk yang
dihasilkan disebut dengan logam tempa dan logam canai. Logam yang ditempa dan logam
yang dicanai disebut juga logam remas.Logam yang ditempa masuk ke pasaran dalam
bentuk benda tempa dan logam yang dicanai antara lain dalam bentuk pelat, batang, profil
dan pipa.
5. Dituang

Proses penuangan adalah proses memasukan logam cair ke dalam cetakan tertentu.
Berbagai produk akhir yang bentuk akhirnya sedemikian rumit, maka proses
pembuatannya lebih baik dengan proses penuangan. Proses penuangan banyak kita jumpai
pada pembuatan bak verseneling engine mobil, piston, dan berbagai produk akhir yang
bentuknya sangat rumit.

1.6 Aplikasi dan Manfaat Penggunan Logam


a. Baja (steel)
Baja adalah logam paduan antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana besi sebagai
unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja
kurang dari 1,4% berat sesuai grade-nya. Dalam proses pembuatan baja akan terdapat
unsur-unsur lain selain karbon yang akan tertinggal dalam baja seperti mangan (Mn),
silikon (Si), Kromium (Cr), vanadium (V), dan unsur lainnya. Dalam hal aplikasi, baja
sering digunakan sebagai bahan baku untuk alat-alat perkakas, alat-alat pertanian,
komponen-komponen otomotif, kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain. Menurut ASM
handbook vol 1:139 (1993), baja dapat diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimianya
seperti kadar karbon dan paduan yang digunakan. Berikut merupakan klasifikasi baja
berdasarkan komposisi kimianya :

b. Baja Karbon (Carbon Steel)


Baja paduan rendah terdiri dari dari besi dan karbon. Karbon merupakan unsur
pengeras besi yang efektif dan murah. Oleh karena itu, pada umumnya sebagian besar
baja hanya mengandung karbon dengan sedikit unsur paduan lainnya. Perbedaan
persentase kandungan karbon dalam campuran logam baja menjadi salah satu
pengklasifikasian baja. Berdasarkan kandungan karbon, baja paduan rendah dibagi
menjadi tiga macam, yaitu:

c. Baja karbon rendah (Low Carbon Steel)

12
Baja karbon rendah adalah baja yang mengandung karbon kurang dari 0,25%
C, serta struktur mikronya terdiri atas ferit dan perlit. Dibandingkan dengan jenis baja
lainnya, baja karbon rendah merupakan jenis baja yang diproduksi dalam jumlah
terbesar. Baja kabon rendah merupakan baja yang paling murah diproduksi diantara
semua karbon, midah dimachining dan dilas, serta keuletan dan ketangguhannya
sangat tinggi tetapi kekerasannya rendah dan tahan aus. Sehingga pada
penggunaannya, baja jenis ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan
komponen bodi mobil, struktur bangunan, pipa gedung, jembatan, kaleng, pagar, dan
lain-lain.
d. Baja karbon menengah (Medium Carbon Steel)
Baja karbon menengah adalah baja yang mengandung karbon 0,25% C-0,6%
C. Baja karbon menengah memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan baja karbon
rendah, kekuatan tarik dan batas regang yang tinggi, tidak mudah dibentuk oleh mesin,
lebih sulit dilakukan untuk pengelasan, dan dapat dikeraskan (quenching) dengan baik.
Baja ini lebih kuat daripada baja karbon rendah, tetapi memiliki keuletan dan
ketangguhan yang lebih rendah, serta dapat diberi perlakuan panas untuk
meningkatkan kekuatannya. Baja karbon menengah banyak digunakan untuk poros,
rel kereta api, roda gigi, pegas, baut, komponen mesin yang membutuhkan kekuatan
tinggi, dan lain-lain.
e. Baja karbon tinggi (High Carbon Steel)
Baja karbon tinggi adalah baja yang mengandung karbon 0,6% C-1,4% C dan
memiliki tahan panas yang tinggi, kekerasan tinggi, namun keuletannya lebih rendah.
Biji karbon tinggi memiliki kuat tarik paling tinggi dan banyak digunakan untuk
material tools. Salah satu aplikasi dari baja ini adalah dalam pembuatan kawat baja
dan kabel baja. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung didalam baja maka baja
karbon ini digunakan dalam pembuatan pegas dan alat-alat perkakas seperti palu,
gergaji atau pahat potong. Selain itu, baja jenis ini banyak digunakan untuk keperluan
industri lain seperti pembuatan kikir, pisau, mata gergaji, cetakan, pisau, dan pegas.

Contoh aplikasi dalam industri

13
Gambar 1 Cup Brushes Knot

(untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan logam yang sudah sangat
berat dan awet dalam pemakaian)

Gambar 2 Pisau Zig Zag

Pisau ini banyak di gunakan pada industri farmasi

f. Baja Paduan (Alloy Steel)


Menurut Amanto, 1999, baja paduan didefinisikan sebagai suatu baja yang
dicampur dengan satu atau lebih unsur campuran seperti nikel, mangan, molibdenum,
kromium, vanadium, dan wolfram yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja
yang dikehendaki seperti sifat kekuatan, kekerasan, dan keuletannya. Paduan dari
beberapa unsur yang berbeda memberikan sifat khas pada baja. Misalnya baja yang
dipadu dengan Ni dan Cr akan menghasilkan baja yang mempunyai sifat keras dan
ulet. Berdasarkan kadar paduannya baja paduan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
14
 Baja paduan rendah (Low Alloy Steel)
Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya
kurang dari 2,5% wt misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.

 Baja paduan menengah (Medium Alloy Steel)


Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya
2,5%-10% wt misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.

 Baja paduan tinggi (High Alloy Steel)


Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya
lebih dari 10% wt misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.

Menurut Amstead, 1993 secara umumnya, baja paduan memiliki sifat yang unggul
daripada baja karbon biasa, diantaranya:

1. Keuletan yang tinggi tanpa pengurangan kekuatan tarik.


2. Tahan terhadap korosi dan keausan yang tergantung dari jenis paduannya.
3. Tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti bahwa sifat fisisnya tidak banyak
berubah.
4. Memiliki butiran halus dan homogen.
Contoh aplikasi dalam industri

Gambar 3 Resistance Temperature Detector

(untuk menentukan nilai atau besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan


elemen sensitif dari kawat platina, tembaga, atau nikel murni, yang memberikan nilai
tahanan yang terbatas untuk masing-masing temperatur didalam kisaran suhunya)

15
Gambar 4 Mesin Ekstrak Vacuum Evaporator Multi Effect

(untuk pennang proses Ekstraksi dan pengkonsentrasian cairan dalam farmasi, kimia,
makanan, susu produk industri, terutama yang berlaku untuk berkonsentrasi obat termal
di bawah system vakum dan suhu rendah)

g. Besi Cor (cast iron)


Besi cor merupakan paduan Besi-Karbon dengan kandungan C 3-4,5%. Paduan ini
memiliki sifat mampu cor yang sangat baik namun memiliki elongasi yang relatif rendah.
Oleh karenanya proses pengerjaan bahan ini tidak dapat dilakukan melalui proses
pembentukan, melainkan melalui proses pemotongan (pemesinan) maupun
pengecoran.Dari warna patahan, dapat dibedakan 3 jenis besi cor yaitu Besi Cor Putih yang
terdiri dari struktur ledeburit (coran keras), struktur campuran antara perlit dengan
ledeburit yang disebut Besi Cor Meliert dan struktur perlit dan atau ferit serta ledeburit
masih terdapat sejumlah unsur karbon dalam bentuk koloni grafit yang disebut Besi Cor
Kelabu. Jenis dari ketiga besi cor tersebut sangat tergantung dari kandungan dan komposisi
antara C dan Si serta laju pendinginannya, dimana laju pendinginan yang tinggi akan
menghasilkan struktur besi cor putih sedangkan laju pendinginan yang lambat akan
menghasilkan pembekuan kelabu. Contoh material berbahan cast iron :

Gambar 5 Cast Iron Centrifugal Pump

16
(Pompa yang biasa digunakan pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang
digunakan dalam fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur
produksi sebelum diolah/dipasarkan)

2. KERAMIK
2.1 Definisi
Keramik merupakan perpaduan antara elemen logam dan logam, kebanyakan
oksida nitride dan karbida. Bahan-bahan yang termasuk keramik adalah clay mineral,
semen dan kaca, kerammik bukan penghatar dan panas yang baikdan lebih kuat/tahan
terhadap suhu tunggi. Difat mekanisnya keras tetapi rapuh.
Dalam Kristal yang rumit, berbagai macam atom berperan dan ikatannya
merupakan ikatan campuran dalam banyak hal. Struktur Kristal demikian dapat dimengerti
apabila mengingat bahwa Kristal tersusun oleh kombinasi dari polyhedron koordinasi,
dimana satuan kecil dari kation dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu contoh adalah
silikat yang merupakan bahan baku penting bagi keramik.

2.2 Struktur Material Keramik


Keramik jenis ini mempunyai sifat mekanik yang baik. Antara bahan yang
termasuk di dalam golongan ini ialah alumina, silikon karbida, silikon nitrida,
komposite dan bahan yang di lapisi dengan keramik. Bahan ini sangat potensi di
gunakan di dalam mesin diesel sebagai piston dan ruang pra pembakaran, turbo charge
dan turbin gas. Ia di gunakan juga sebagai bahan penyekat ruang pembakaran bersuhu
tinggi dan mata pahat potong logam (Cutting tool).

Keramik alumina adalah sebutan yang di gunakan bagi semua bahan yang
kandungan utamanya terdiri daripada 85% alumina. Keramik alumina dihasilkan
melalui proses penekanan panas ataupun proses sinter. Bahan ini di gunakan dalam
bidang teknik karena sifatnya yang keras (± 25 Gpa), suhu lebur tinggi (2025oC) dan

17
konduksi elektrik yang rendah (±10-11 Ohm-1m-1). Walau bagaimanapun, keramik
alumina tidak tahan terhadap kejutan therma, karena kekonduksian thermanya yang
rendah (39wm-1k pada range temperature 0-1200oC).

Zirkonia tulen tidak stabil karena ia boleh berubah pada tiga fasa: monoklinik
Þ Tetragon Þ Cubic, jika di panaskan daripada suhu kamar kepada titik leburnya
2770oC. Transformasi ini di susuli dengan perubahan volume sebanyak ± 5%. Yang
mengakibatkan bahan tersebut menjadi retak. Untuk mengatasi masalah ini, zirkonia
biasanya di stabilkan dengan penambahan 5 -10% bahan penambah seperti Y2O3, CaO
atau MgO. Bahan ini digunakan sebagai kepala piston, pelapis klep, cetakan gigi dan
tulang palsu.
Keramik karbida yang lain adalah boron karbida, tungsten karbida dan sebagainya.

Keramik silikon nitrida di hasilkan secara penekanan panas, proses sintenring


dan tindak balas terikat pada temperatur antara 1200-1700oC. Oleh karena teknik
penghasilannya berbeda-beda, maka kekuatannya bernilai antara 300 hingga 700 Mpa,
bergantung kepada teknik yang di gunakan. Keramik nitrida yang lain antaranya
ialah:SiAlON, Boron Nitrida, Aluminium Nitrida dan Titanium Nitrida.
Bahan-bahan tersebut di atas merupakan bahan utama dalam teknologi keramik.
Walaupun bahan tersebut memiliki ke istimewaan dalam aspek kekuatan mekanik di
bandingkan dengan logam dan alloy, tetapi ia bersifat rapuh dan mudah pecah/patah.
Untuk mengurangkan kerapuhan dan disamping memperbaiki sifat yang lain, bahan
tersebut di campurkan dengan komposit. Contoh komposit antara lain: Si3N4-SiC,
Al2O3-TiC dan ZrO2 – Al2O3. di samping itu terdapat juga komposit keramik logam
dan komposit keramik polimer yang masing-masing di kenal sebagai cermet dan
cermers.

2.3 Sifat-sifat Material Keramik


a. Sifat Mekanik
Keramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi. Selain itu
keramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi.
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah
tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Di dalam keramik, karena kombinasi
dari ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah bergeser.

Faktor rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat.Dalam
padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang
bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putusyang
dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang
amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan
18
putus kemungkinan besar terjadi. Kekuatan tekan penting untuk keramik yang
digunakan untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih
besar dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-
pretekan dalam keadaan tertekan

b. Sifat Termal
Sifat termal bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansitermal, dan
konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk
mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan olehpadatan antara
lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatantersebut.

Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan.
Jadigetaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat
maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak
padakisi kristalnya.

Sebagian besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada
temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat bertahan
dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang besar dan tiba-tiba
dapat melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada perubahan temperatur
tersebutlah yang dapat membuat keramik pecah.

c. Sifat elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai
solator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat dipolarisasi dan digunakan
ebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron bila energi ambangnya
dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru,
yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini di bawah
suhu kritisnya memiliki hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai
piezoelektrik dapat menghasilkan respons listrik akibat tekanan mekanik atau
sebaliknya.

Elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi,sehingga sebagian


besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan
dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal juga akanmempromosikan elektron
ke pita konduksi, sehingga dalam keramik, konduktivitasmeningkat (hambatan
menurun) dengan kenaikan suhu.

Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini
merupakan bagian bahan “canggih” yang sering digunakan sebagai sensor.
Dalambahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan
menginduksipolarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut mengubah
tekananmekanis menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik digunakan untuk
19
tranduser,yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya.Dalam bahan keramik, muatan
listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat diubah-ubah dengan
merubah komposisi, dan merupakan dasar banyakaplikasi komersial, dari sensor zat
kimia sampai generator daya listrik skala besar.Salah satu teknologi yang paling
prominen adalah sel bahan bakar.

d. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi,
ataudipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya,
danbiasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang
transparan, seperti gelas,mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelasterfrosted,
disebut bahan translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.Dua
mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalahpolarisasi
elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalahdistorsi awan
elektron atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi,sebagian energi
dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan Jenis-jenis Material Keramik.
e. Sifat kimia
Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia dari
permukaan keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel, zeolit,
dsb, mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan pengabsorb. Kalau
oksida logam dipanaskan pada kira-kira 500 C, permukaannya menjadi bersifat asam
atau bersifat basa. Alumina g , zeolit, lempung asam atau S 2O 2 – TiO 2 demikian
juga berbagai oksida biner dipakai sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik
dari titik bersifat asam dan basa pada permukaan.
f. Sifat fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen dengan
material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan keramik
biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian keramik yang ringan mungkin dapat
sekeras logam yang berat. Keramik yang keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa
keramik yang paling keras adalah berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua
dalam bentuk kristal kubusnya. Aluminum oksida dan silikon karbida biasa digunakan
untuk memotong, menggiling, menghaluskan dan menghaluskan material-material
keras lain.
Prinsip keramik dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

 Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan
alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah
belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri
(refractory).

 Keramik halus
20
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik,
advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang
dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida
logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas,
semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004)

2.4 Aplikasi dan Manfaat Material Keramik

A. Komponen Dapur/Oven (furnace)

– Refraktori padat - Isulator

- Refraktori cor - Penanganan logam cair

- Elemen pemanas - Perkakas oven

B. Komponen Mesin Otomotif

– Busi - Sil pompa

– Katup - Rotor turbocharger

C. Komponen Gas Turbin

– Ruang Bakar - Sudu-sudu turbin

-Pemindah panas

D. Penahan Panas

– Dinding pesawat ulang alik – Isolator panas

– Lapisan penahan panas - Bahan tahan api

E. Komponen tahan aus

– Alat-alat potong - Penempa (die)

– Kran (nozzle) - Sil dan plunyer pompa

– Lining dan alat Miling – Abrasif

– Pelumas padat - Alat ukur standar


21
F. Keramik Tangguh

– benang (fiber) - Whisker (fiber)

– Peralatan golf - Lempengan tahan peluru

– Bantalan - pisau dan gunting

G. Keramik Optik

– benang optik - Lensa

– Laser - Alumina translusen

– Dioda - Keramik luminesen

H. Pelapis Keramik

– Tahan aus - Tahan korosi

– Penghalang panas - Dielektrik

– Pelumas - Katalis

I. Keramik Elektromagnetik

– Elemen magnet - Kapasitor

– Resistor - IC substrat

– Sensor oksigen – Sel bahan bakar

– Pompa oksigen – Superkonduktor

– Elektroda - Varistor

– Pizoelektrik – Isulator

– Termistor – Semikonduktor

– Konduktor ion

J. Keramik Bangunan

22
– Atap - lantai

– Kaca jendela – Semen dan Beton

– Gelas keramik - Terakota

– Gerabah - Batu bata

K. Biokeramik

– Pengganti tulang - Pengganti gigi

– Katup jantung - Porselin gigi

L. Saringan dan Selaput Keramik

– Selaput pemisah cairan - Selaput pemisah gas

– Saringan logam cair

M. Keramik Nuklir

– Bahan bakar nuklir - Moderator

- Pelindung - Kapsul gelas

– Pembungkus bahan bakar nuklir

2.5 Teknik Pembuatan Material Keramik


a. Pembubukan
Bahan-bahan dasar keramik umumnya berbentuk bubukan. Bahan dasar
tersebut dapat diperoleh dengan metode konvensional atau non konvensional.
Metode konvensional misalnya kalsinasi; yaitu menguraikan suatu bahan padatan
menjadi beberapa bagian yang lebih sederhana; Milling yaitu menggiling atau
menghaluskan bahan; mixing yaitu mencampurkan beberapa bahan menjadi satu
bahan. Sedangkan metode nonkonvensional misalnya teknik larutan sepaerti
metode sol-gel, metode fase uap, atau dekomposisi garam. Dalam proses
pembubukan tersebut , seringkali harus ditambahkan bahan penstabil agar suhu
dapat diturunkan atatu bahan organik yang berfungsi sebagai pengikat atau pelunak
bubukan sehingga mudah dibentuk.
b. Pembentukan
23
Metode pembentukan ini bermacam-macam, misalnya metode pres isostatik
dan aksial; metode cetak lepas, yaitu dicetak hingga kering lalu dilepas; metode
cetak balut yaitu bahn dibiarkan tetap berada daalm cetakn atau cetak injeksi yaitu
bahan dimasukan ke dalam cetakan dengan cara diinjeksikan ke dalamnya.

c. Penekanan
Penekanan atau disebut juga kompaksi dilaukan untuk membentuk serbuk
keramik menjadi suatu bentuk padatan berupa pelet mentah. Pelet mentah adalah
serbuk yang telah menjadi bentuk padat tetapi belum disinter. Prosedur dasar
penekanan dibagi menjadi 3 yaitu:
Uniaxial

Serbuk dibentuk dalam cetakan logam dengan penekanan satu arah.


Penenkanan ini dapat memproduksi banyak pelet dan tidak mahal dibanding metode
lain. Berdasarka cara kerjanya, penekanan ini dibagi menjadi 3 yaitu : single action
uniaxial pressing, double action uniaxial pressing, dan uniaxial pressing with a
floating mould or die.

 Isostatik : Penekanan serbuk dilakukan dengan menggunakan cairan.


 Hot pressing : Penekanan dilakukan secar simultan denga perlakuan panas
pada serbuk.

d. Sintering
Sintering adalah metode pemanasan yang dilakukan terhadap suatu material (
biaasnya dalam bentuk serbuk) pada suhu dibawah titik lelehnya sehingga menjadi
bentuk padatan . Serbuk berubah menjadi padatan karena pada suhu tersebut
partikel-partikel akan saling melekat. Setelah disintering bentuk porositas berubah
cenderung berbrntuk bola. Selain itu semakin lama dipanaskan bentuk pori akan
semakin kecil. Karena itu ukuran sampel yang telah disinter akan semakin kecil
juga.

Sintering terbagi menjadi 2 jenis, yaitu berdassarkan ada tidaknya fase cair
selama proses sintering. Sintering yang terjadi disertai adanya fase cair disebut
sintering fase cair, dan sintering yang terjadi tanpa fase cair disebut sintering padat.

Tahap sintering dilakukan untuk memadat kompakan bahan, yang sudah


dicetak dan dikeringkan dengan suhu tinggi.

e. Anneling dan Aging


Anealing adalah proses pemanasan yang lebih rendah dari sebelumnya. Dengan
maksud agar parameter dan sifat yang diinginkan mencapai optimum. Sedangkan
aging adalah proses pendinginan selama beberapa waktu tertentu.

24
f. Tahap akhir
Pada tahap ini, bahan keramik dikenakan berbagai perlakuan akhir sehingga
sipa dipalikasika sesuai dengan sifat bahan yang diinginkan. Perlakuan tersebut
misalnya mengasah, memoles, memberi lapisan logam, memberi mantel untuk
perlindungan dan lain-lain.
Secara bagan proses pembuatan bahan keramik adalah :
Proses pembubukan atau penghalusan –> Pembentukan –> Pengeringan —>
sintering –> anealing dan aging –> Aplikasi akhir.

3. POLIMER
3.1 Definisi
Polimer atau plastik ialah rangkaian atom yang panjang dan berulang-ulang dan
dihasilkan dari sambungan beberapa molekul lain yang dinamakan monomer. Monomer-
monomer ini mungkin serupa, atau mungkin juga mempunyai satu atau lebih kumpulan
kimia yang diganti.
Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak
abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus
ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta
ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa
Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun,
sementara di India hanya 2kg/orang/tahun.
3.2 Struktur Material Polimer
3.2.1 Struktur Kimia Polimer
a. Identitas Monomer (Monomer Identity)
Identitas polimer yang terdiri dari monomer-monomer adalah sifat utama danyang
penting dari polimer. Tatanama polimer biasanya berdasarkan pada tipe monomer yang
menyusun polimer. Polimer yang terdiri dari hanya satu jenis monomer disebut
homopolimer, contohnya yaitu Poly(styrene) yang terdiri dari monomer-monomer
styrene. Sedangkan polimer yang terdiri dari campuran beberapa monomerdisebut
kopolimer, contohnya yaitu Etilen Vinil Asetat yang terdiri atas lebih dari satu macam
monomer. Molekul polimer yang mengandung sub-unit yang dapat diionisasi disebut
sebagai polyelectrolyte. Polyelectrolyte yang mengandung subunit yang fraksi
ionisasinya rendah disebut ionomer.
b. Chain Linearity
Bentuk paling sederhana dari molekul polimer adalah rantai lurus atau disebut juga
sebagai polimer linear yang terdiri dari satu rantai utama. Fleksibilitas dari rantai
polimer yang tidak bercabang di pengaruhi oleh persistence length (sifat dasar mekanis
yang mengukur kekakuan dari polimer panjang). Molekul polimer bercabang disusun
dari rantai utama dengan satu atau lebih cabang. Beberapa tipe khusus dari polimer
bercabang adalah star polymers, comb polymers, dan brush polymers. Jika polimer
25
mengandung rantai cabang yang komposisinya berbeda dengan rantai utama maka dia
disebut grafted polymer. Cross-link menunjukkan dimana titik percabangan dimulai.
c. Linear Polymer
Polimer linear tersusun atas satu rantai panjang yang kontinu, tanpa adanya
percabangan dari rantai tersebut.
d. Branched Polymer
Branched polymer terdiri atas satu rantai utama yang mempunyai rantai molekul
lebih kecil sebagai cabang. Sebuah struktur rantai bercabang cendrung menurunkan
tingkat kristanilitas ( cristanility ) dan kepadatan ( density ) polymer tersebut. Susunan
geometrik dari ikatan bukan merupakan penyebab bervariasinya stuktur polymer.
Branched polymer terbentuk ketika terdapat rantai cabang yang menempel pada rantai
utama.
Terdapat berbagai jenis branched polymer yang dapat terbentuk. Salah satunya
yang dinamakan dengan star-branching. Star-branching terbentuk ketika polimerisasi
dimulai dengan single monomer dan mempunyai cabang radial keluar. Polymer dengan
tingkat kecabangan yang tinggi disebut dendrimers. Sering kali pada molekul ini, tiap
cabangnya mempunyai cabang lagi. Ini menyebabkan keseluruhan molekulnya
mempunyai bentuk spherical.
e. Cross-Linking
Cross-linking dalam polymer terjadi ketika ikatan valensi primer terbentuk antara
moleku-molekul rantai polymer yang terpisah. Selain ikatan dimana monomer
membentuk rantai polymer, ikatan polymer yang lain terbentuk diantara polymer
tetangganya. Ikatan ini dapat terbentuk secara langsung diantara rantai tetangganya, atau
dua rantai dapat terikat menjadi rantai yang lain. Walupun tidak sekuat ikatan pada
rantai, cross-links mempunyai peran yang sangat pentin pada polymer. Polymer
mempunyai ikatan cross-links yang banyak mempunyai “memory.” Ketika polymer
diregangkan, ikatan cross-links mencegah rantai untuk berpisah. Ikatan ini memperkuat,
namun ketika tegangan dihilangkan maka struktur akan kembali ke bentuk semula dan
objek pun demikian.
f. Ukuran Rantai (Chain Size)
Sifat jenuh polimer sangat bergantung pada ukuran dari rantai polimer. Seperti
kebanyakan molekul, ukuran molekul polimer dapat digambarkan melalui berat molekul
Pada polimer, berat molekul dapat digambarkan oleh derajat polimerisasi, yaitu jumlah
monomer yang membentuk polimer. Untuk polimer sintetik, berat molekul digambarkan
dengan statistik untuk menjelaskan distribusi berat molekul pada sampel. Hal ini karena
hampir semua proses industri memproduksi distribusi ukuran rantai polimer. Contoh
dari perhitungan statistic adalah number average molecular weight dan weight average
molecular weight. Perbandingan dari kedua nilai tersebut disebut polydispersity index,
biasanya digunakan untuk menggambarkan “ketebalan” dari berat molekul. Ruang yang
ditempati oleh molekul polimer secara umum digambarkan oleh radius of gyration.

a. Sifat-sifat Material Polimer


Sifat-sifat bahan polimer
26
a. Mampu dicetak dengan baik
b. Produk yang ringan dan kuat dapat dibentuk
c. Banyak diantara polimer bersifat isolasi listrik yang baik
d. Baik sekali dalam ketahanan air dan ketahanan zat kimia
e. Produk yang sifatnya berbeda dapat dibuat tegantung cara pembuatannya
f. Umumnya polimer lebih murah
g. Kurang tahan terhadap panas
h. Kekerasan permukaan yang sangat kurang
i. Kurang tahan terhada[ pelarut
j. Mudah termuati listrik secara elektro satatic
k. Beberapa bahan tahan abrasi atau punya koefisien gesek kecil
Plastik dapat digolongkan berdasarkan:

1) Sifat fisikanya
 Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi
dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS,
polikarbonat (PC)
 Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi.
Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh:
resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida
2) Kinerja dan penggunaanya
Plastik komoditas

 sifat mekanik tidak terlalu bagus


 tidak tahan panas
 Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
 Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman
Plastik teknik

 Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C


 Sifat mekanik bagus
 Contohnya: PA, POM, PC, PBT
 Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik
Plastik teknik khusus

 Temperatur operasi di atas 150 °C


 Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)
 Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
 Aplikasi: komponen pesawat
3) Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
27
 5 ~ 11 Cair (bensin)
 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
4) Berdasarkan sumbernya
a. Polimer alami
 Kayu
 kulit binatang
 kapas
 karet alam
 rambut

Polimer Monomer Polimerisasi Contoh b.


No
1. Pati/amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian, akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu, Kapas
3. Protein Asam amino Kondensasi Susu, daging, telur, wol,
sutera
4. Asam nukleat Nukleotida Kondensasi Molekul DNA dan RNA (sel)
5. Karet alam Isoprena Adisi Getah pohon karet
Polimer sintetis:
 Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
 Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
 Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari
selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga
kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)
c. Polimer Semi Sintetik

Polimer Semi Sintetik yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam dan bahan
kimia seperti serat rayon dan selulosa nitrat.

b. Jenis-jenis Material Polimer

No Polimer Monomer Terdapat pada


1. Polietena Etena Kantung, kabel plastik
2. Polipropena Propena Tali, karung, botol plastik
3. PVC Vinil klorida Pipa paralon, pelapis
lantai
4. Polivinil alcohol Vinil alcohol Bak air

28
5. Teflon Tetrafluoroetena Wajan atau panci anti
lengket
6. Dakron Metil tereftalat dan etilena glikol Pipa rekam magnetik, kain
atau tekstil (wol sintetis)
7. Nilon Asam adipat dan heksametilena Tekstil
diamin
8. Polibutadiena Butadiena Ban motor
9. Poliester Ester dan etilena glikol Ban mobil
10. Melamin Fenol formaldehida Piring dan gelas melamin
11. Epoksi resin Metoksi benzena dan alcohol Penyalut cat (cat epoksi)
sekunder
 PP (Polypropylene), bahan Plastik yang digunakan untuk dipakai pada packing
makanan kering / snack.
 PE (Poly Ethylene), bahan plastik yang digunakan sebagai packing minuman atau
barang-cairan.
 OPP (Oriented Polystyrene), sangat bening, kurang tahan panas.
 HDPE (High Density Polyethylene), bahan plastik yang bewarna putih susu atau putih
bersih.
 Karet bahan adalah karet yang berupa karet gelang bersifat transparan, kuat dan elastis.
 LDPE (Low Density Polyethylene), bahan plastik yang digunakan untuk pelapis
kaleng.
 PET (Polyethylene Terephthalate) adalah polimer jernih dan kuat dengan sifat-sifat
penahan gas dan kelembaban.
 Polystyrene (PS) bersifat berubah bentuk & berbunyi.
 Plastik Cor adalah bahan plastik yang biasa dipergunakan untuk pengecoran bangunan.
 PVC (Poly Vinly Chlorine), bahan plastik yang dipergunakan untuk packing botol
minyak, daging, pipa air dan jendela plastik.
 Lunchbox Polystyrene, bahan plastik yang digunakan untuk packing makanan ringan,
nasi, dll.

c. Aplikasi dan Manfaat Polimer

Aplikasi Polimer
1. Polimer komersial (commodity polymers).Polimer ini dihasilkan di negara
berkembang, harganya murah dan banyak dipakai dalam kehidupan sehari hari,
Contohnya yaitu:
Polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena (PS), polivinilklorida(PVC),
melamin formaldehid.
2. Polimer teknik (engineering polymers). Polimer ini sebagian dihasilkan di negara
berkembang dan sebagian lagi di negaramaju. Polimer ini cukup mahal dan
canggih dengan sifat mekanik yang unggul
29
dan daya tahan yang lebih baik. Polimer ini banyak dipakai dalam bidang
transportasi (mobil, truk, kapal udara), bahan bangunan (pipa ledeng),
barang- barang listrik dan elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin-mesin
industri dan barang-barang konsumsi. Contohnya: Nylon, polikarbonat,
polisulfon, poliester.
3. Polimer fungsional (functional polymers). Polimer ini dihasilkan
dan dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk tujuankhusus dengan
produksinya dalam skala kecil. Contohnya yaitu: kevlar, nomex, textura, polimer
penghantar arus dan foton, polimer pekacahaya, membran, biopolimer.

Aplikasi Dalam Bidang Industri


Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan,
mereka adalah polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene
terephthalate, polystyrene, dan polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari seluruh
polimer dan plastik yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Masing-masing dari polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan ketahanan


panas, cahaya, dan kimia.

3.6 Teknik Pembuatan

PROSES MANUFAKTUR PLASTIK


a. Injection molding

Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang
berpemanas diinjeksikan ke dalam cetakan.
b. Ekstrusi

Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang
berpemanas secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan
penampang yang kontinyu.
c. Thermoforming
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.
d. Blow molding
Biji plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang
berpemanas secara kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian ditiup
di dalam cetakan.

30
4. KOMPOSIT
4.1 Definisi
Material komposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi antara dua atau
lebih material pembentuknya melalui pencampuran yang tidak homogen, dimana sifat mekanik
dari masing-masing material pembentuknya berbeda. Material komposit memiliki sifat mekanik
yang lebih bagus dari pada logam, memiliki kekuatan bisa diatur yang tinggi (tailorability),
memiliki kekuatan lelah (fatigue) yang baik, memiliki kekuatan jenis (strength/weight) dan
kekakuan jenis (modulus Young/density) yang lebih tinggi daripada logam, tahan korosi,
memiliki sifat isolator panas dan suara, serta dapat dijadikan sebagai penghambat listrik yang
baik, dan dapat juga digunakan untuk menambal kerusakan akibat pembebanan dan korosi
(Sirait, 2010).

4.2 Struktur Komposit

Komponen komposit dapat berupa profil tunggal (rolled) atau profil susun (built up)
baik yang diisi dengan beton (infilled concrete), dibalut dengan beton bertulang (encased by
reinforced concrete) maupun dihubungkan dengan pelat beton bertulang.

Sistem struktur komposit terbentuk dengan adanya interaksi antara komponen-


komponen struktur baja dan beton yang masing-masing karakteristik dasar materialnya
dimanfaatkan secara optimal.

4.3 Sifat-sifat Komposit


Bahan komposit memiliki banyak keunggulan, diantaranya berat yang lebih ringan,
kekuatan dan kekuatan yang lebih tinggi, tahan korosi dan memiliki biaya perakitan yang lebih
murah karena berkurangnya jumlah komponen dan baut-baut penyambung. Kekuatan tarik dari
komposit serat karbon lebih tinggi daripada semua paduan logam. Semua itu menghasilkan
berat pesawat yang lebih ringan, daya angkut yang lebih besar, hemat bahan bakar dan jarak
tempuh yang lebih jauh.

Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh komposit adalah:


1. Kekuatan (Strength)
2. Kekokohan (Stiffness)
3. Tahan Korosi (Corrosion Resistance)
4. Tahan Keausan (Wear Resistance)
5. Menarik (Attractiveness)
6. Masalah Berat (Weight)
7. Unsur Kelelahan (Fatigue Life)
8. Ketahanan Temperatur (Temperature Depended)

31
9. Konduktivitas Termal (Thermal Behavior Conductivity)
10. Isolasi Panas (Thermal Isolation)
11. Isolasi Akustik (Acoustic Isolation)
Sifat-sifat Mekanik Komposit:
1. Sifat mikromekanik: yaitu mempelajari komposit sebagai bahan yang inhomogenis,
menelaah interaksi antara filler (isian)dengan matrix khususnya kerekatan antara filler dan
matrix.
2. Sifat makromekanik: yaitu mempelajari sifat makro komposit sebagai bahan yang
homogen yang dapat menerima aksi dari luar.
Ada tiga faktor yang menentukan sifat-sifat dari material komposit, yaitu:

1. Material pembentuk. Sifat-sifat intrinsik material pembentuk memegang peranan yang


sangat penting terhadap pengaruh sifat kompositnya.
2. Susunan struktural komponen. Dimana bentuk serta orientasi dan ukuran tiaptiap
komponen penyusun struktur dan distribusinya merupakan faktor penting yang
memberi kontribusi dalam penampilan komposit secara keseluruhan.
3. Interaksi antar komponen. Karena komposit merupakan campuran atau kombinasi
komponen-komponen yang berbeda baik dalam hal bahannya maupun bentuknya,
maka sifat kombinasi yang diperoleh pasti akan berbeda (Sirait, 2010).

Secara umum material komposit tersusun dari dua komponen utama, yaitu:

1) matrik (bahan pengikat). Gibson (1984) mengatakan bahwa matrik dalam struktur
komposit bisa berasal dari bahan polimer, logam, maupun keramik. Matrik secara
umum berfungsi mengikat serat menjadi satu struktur komposit.
2) filler (bahan pengisi). Filler adalah bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan
komposit, biasanya berupa serat atau serbuk.

4.4 Jenis-jenis Komposit


Bahan komposit memiliki banyak keunggulan, diantaranya berat yang lebih ringan,
kekuatan dan kekuatan yang lebih tinggi, tahan korosi dan memiliki biaya perakitan yang
lebih murah karena berkurangnya jumlah komponen dan baut-baut penyambung. Kekuatan
tarik dari komposit serat karbon lebih tinggi daripada semua paduan logam. Semua itu
menghasilkan berat pesawat yang lebih ringan, daya angkut yang lebih besar,
hematKlasifikasi Komposit
Berdasarkan Matriks yang digunakan

 MMC : Metal Matriks Composite (menggunakan matriks logam)


 CMC : Ceramic Matriks Composite (menggunakan matriks ceramic)
 PMC : Polymer Matriks Composite (menggunakan matriks polymer)

32
PMC (Polymer Matriks Composite) merupakan matriks yang paling umum digunakan
pada material komposit. Karena memiliki sifat yang lebih tahan karat, korosi dan lebih ringan.
Matriks polymer terbagi 2 yaitu termoset dan termoplastikPerbedaannya polymer termoset
tidak dapat didaur ulang sedangkan termoplastik dapat didaur ulang sehingga lebih banyak
digunakan belakangan ini. Jenis2 termoplastik yang biasa digunakan : polypropylene (PP),
polystryrene (PS), polyethylene (PE), dll. Berikut lambang dari masing2 jenis polymer.

Gambar 6 Jenis-jenis Polimer

Berdasarkan strukturnya :
Particulate Composite Materials (komposit partikel) merupakan jenis Komposit yang
menggunakan partikel/butiran sebagai filler (pengisi). Partikel berupa logam atau non logam
dapat digunakan sebagai filler. Fibrous Composite Materials (komposit serat) terdiri dari dua
komponen penyusun yaitu matriks dan serat. Structural Composite Materials (komposit
berlapis) terdiri dari sekurang-kurangnya dua material berbeda yang direkatkan bersama-sama.
Proses pelapisan dilakukan dengan mengkombinasikan aspek terbaik dari masing-masing
lapisan untuk memperoleh bahan yang berguna.

Gambar 7 Struktur Komposit

33
4.5 Teknik Pembuatan
4.5.1 Metoda Pembuatan Komposit
Secara Garis besar metoda pembuatan material komposit terdiri dari atas dua
cara,yaitu :

· Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)


· Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)
1. Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)
a) Contact Molding/ Hand Lay Up
Hand lay-up adalah metoda yang paling sederhana dan merupakan proses
dengan metode terbuka dari proses fabrikasi komposit.Adapun proses dari
pembuatan dengan metoda ini adalah dengan cara menuangkan resin dengan tangan
kedalam serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian memberi takanan
sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut dilakukan
berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan tercapai. Pada proses ini resin
langsung berkontak dengan udara dan biasanya proses pencetakan dilakukan pada
temperatur kamar.
Kelebihan penggunaan metoda ini:
o Mudah dilakukan
o Cocok di gunakan untuk komponen yang besar
o Volumenya rendah
Pada metoda hand lay up ini resin yang paling banyak di gunakan adalah
polyester dan epoxies. Aplikasi dari pembuatan produk komposit menggunakan
hand lay up ini biasanya di gunakan pada material atau komponen yang sangat
besar, seperti pembuatan kapal, bodi kendaraan, bilah turbin angin, bak
mandi,perahu.
b) Vacuum Bag
Proses vacuum bag merupakan penyempurnaan dari hand lay-up,
penggunaan dari proses vakum ini adalah untuk menghilangkan udara terperangkap
dan kelebihan resin..
Pada proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap udara yang ada
dalam wadah tempat diletakkannya komposit yang akan dilakukan proses
pencetakan. Dengan divakumkan udara dalam wadah maka udara yang ada diluar

34
penutup plastic akan menekan kearah dalam. Hal ini akan menyebabkan udara yang
terperangkap dalam specimen komposit akan dapat diminimalkan.
Dibandingkan dengan hand lay-up, metode vakum memberikan penguatan
konsentrasi yang lebih tinggi, adhesi yang lebih baik antara lapisan, dan kontrol
yang lebih resin / rasio kaca.
c) Pressure Bag
Pressure bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag, namun cara
ini tidak memakai pompa vakum tetapi menggunakan udara atau uap bertekanan
yang dimasukkan malalui suatu wadah elastis Wadah elastis ini yang akan
berkontak pada komposit yang akan dilakukan proses. Biasanya tekanan basar
tekanan yang di berikan pada proses ini adalah sebesar 30 sampai 50 psi.
d) Spray-Up
Spray-up merupakan metode cetakan terbuka yang dapat menghasilkan
bagian-bagian yang lebih kompleks ekonomis dari hand lay-up.
Proses spray-up dilakukan dengan cara penyemprotan serat (fibre) yang
telah melewati tempat pemotongan (chopper). Sementara resin yang telah dicampur
dengan katalis juga disemprotkan secara bersamaan Wadah tempat pencetakan
spray- up telah disiapkan sebelumnya. Setelah itu proses selanjutnya adalah dengan
embiarkannya mengeras pada kondisi atsmosfer standar.
e) Filament Winding
Fiber tipe roving atau single strand dilewatkan melalui wadah yang berisi
resin, kemudian fiber tersebut akan diputar sekeliling mandrel yang sedang
bergerak dua arah, arah radial dan arah tangensial. Proses ini dilakukan berulang,
sehingga cara ini didapatkan lapisan serat dan fiber sesuai dengan yang diinginkan.
Resin termoseting yang biasa di gunakan pada proses ini adalah poliester, vinil
ester, epoxies, dan fenolat.
Proses ini terutama digunakan untuk komponen belah berlubang, umumnya
bulat atau oval, seperti pipa dan tangki. Serat TOWS dilewatkan melalui mandi
resin sebelum ke Mandrel dalam berbagai orientasi, dikendalikan oleh mekanisme
serat, dan tingkat rotasi mandrel tersebut. Adapun aplikasi dari proses filament
winding ini digunakan untuk menghasilkan bejana tekan, motor roket, tank, tongkat
golf dan pipa.
2. Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)
a) Proses Cetakan Tekan (Compression Molding)
Proses cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai penekannya. Fiber yang
telah dicampur dengan resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan, kemudian

35
dilakukan penekanan dan pemanasan. Resin termoset khas yang digunakan dalam
proses cetak tekan ini adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.
b). Injection Molding
Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan
atau pelapisan tekanan tinggi. Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga cetakan
bagian atas, kondisi temperature dijaga supaya tetap dapat mencairkan resin. Resin
cair beserta fiber akan mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi dilakukan oleh
mandrel ke arah nozel menuju cetakan.
Pada proses ini resin polimer reaktif yang di gunakan seperti poliol,
isosianat, poliuretan, dan poliamida menyediakan siklus pencetakan cepat cocok
untuk aplikasi otomotif dan furnitur. Aplikasi secara umum meliputi bumper
otomotif, komponen fender dan panel, alat rumah, dan komponen mebel.
c). Continuous Pultrusion
Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian secara
kontinu dilewatkan ke cetakan pra cetak dan diawetkan (cure), kemdian dilakukan
pengerolan sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Atau juga bisa di sebut sebagai
penarikan serat dari suatu jaring atau creel melalui bak resin, kemudian dilewatkan
pada cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari cetakan tersebut ialah mengontrol
kandungan resin, melengkapi pengisian serat, dan mengeraskan bahan menjadi
bentuk akhir setelah melewati cetakan.
4.6 Aplikasi dan Manfaatnya Penggunaan Komposit

1. Komponen pesawat terbang


Demikian pula halnya dengan pesawat terbang. Bahan komposit banyak
menggantikan peran logam. Di sini diperlihatkan sayap pesawat Boeing A-320 yang
seluruhnya terbuat dari material tekstil komposit. Bahannya sendiri tidak jauh-jauh
berupa kain dari serat karbon yang diberi resin penguat. Juga sangat menarik adalah
satu pesawat mini yang seluruh body-nya terbuat dari material tekstil komposit.
Komposit digunakan untuk mereduksi berat dari pesawat untuk meningkatkan
kecepatan dan daya tahan. Pertama kali digunakan tahun 1969 pada pesawat tempur
jenis F-14 pada bagian horizontal stabilizer. Pada pesawat komersil, komposit mulai
digunakan tahun 1980an pada pesawat airbus A310. Penggunaan bahan komposit pada
bagian vertical stabilizer pada pesawat ini, lebih ringan hingga 400kg dibandingkan
dengan bahan aluminum. Pada boing 777, 10% dari berat strukturnya berasal dari fiber-
reinforced epoxy dan 50% dari aluminum alloy. Fiber-reinforced polymer juga
digunakan pada baling-baling dari helikopter, yang jauh lebih ringan dari aluminum
dan juga lebih mampu menahan getaran dari baling-baling.

36
Gambar 8 Pesawat Terbang

2. Komponen pesawat luar angkasa


Komposit untuk bagian pembangkit listrik tenaga surya pada pesawat luar angkasa
terbuat dari panel lapis serat karbon-epoksi yang sangat ringan (ultra-low weight)
dengan sifat kekakuan yang tinggi yang dibutuhkan untuk menahan tekanan akibat
getaran selama peluncuran ke luar angkasa. Pada umumnya, fiber-reinforced polymer
digunakan untuk komponen-komponen kecil, seperti solar array, antena, optical
platform. Carbon fiber-reinforced epoxy tube digunakan untuk membangun rangka
struktur dari low earth orbit satelite. Struktur ini mendukung untuk optical bench, solar
array panel, antenna reflector dan modul-modul lainnya.

Gambar 9 Pesawat Luar Angkasa

3. Helmet
Helm yang berbahan serat komposit ini telah mendapat aproval untuk digunakan pada
lintasan balap. Visor helm yang terbuat dari serat komposit ini anti gores, anti retak,
tahan benturan dan anti kabut. Bagian dagunya dapat diangkat untuk mengubah
tampilan helm ini menjadi Half-Face.

37
Gambar 10 Helmet berbahan komposit

4. Komponen mesin
Di bidang otomatisasi dan permesinan kita juga bisa melihat banyak bagian-bagian
mesin atau lengan pada robot yang biasanya menggunakan material logam namun kini
digantikan dengan material teksil komposit. Bisa dibayangkan dari mulai bagian yang
besar di mesin seperti batang dan poros yang membutuhkan kekuatan tinggi sampai
yang kecil seperti baut, mur, dan sebagainya kini terbuat dari tekstil komposit.

Gambar 11 Robot (kiri) dan Pegangan Pedang (kanan)

5. Komponen kereta
Produk berbasis komposit yang digunakan untuk komponen kereta api yaitu pada
prototipe panel gerbong kereta api yang tahan api, dibuat dari pengembangan komposit
geopolimer serat gelas polyester limbah fly ash. Dari bahan yang sama juga bisa dibuat
komponen dashboard kereta diesel, panel interior, dan pintu kereta api. euntungan
penggunaan komposit antara lain kekuatan dan kekakuannya tinggi, tahan korosi, lebih
awet, dan mudah dibentuk.

38
Gambar 12 Kereta Listrik

6. Komponen kapal layar


Glass fiber-reinforced polyester pada umumnya digunakan untuk bermacam tipe
dari kapal. Carbon fiber-reinforced epoxy biasanya hanya digunakan untuk keperluan
racing boat/balap.

Gambar 13 Struktur Kapal Layar

7. Komponen kapal selam


Komposit akan menggantikan penggunaan paduan nikel, alumunium, perunggu
yang selama ini digunakan sebagai bahan pada komponen – komponen vital kapal
selam, misalanya pada katup selubung kapal selam. Paduan nikel, alumunium,
perunggu digunakan pertama kali pada aplikasi kapal selam pada sekitar tahun 1960-
an, setelah material paduan ini menunjukkan kekuatan, ketangguhan, dan ketahan
terhadap impak (pembebanan secara tiba – tiba/benturan) yang lebih baik dibandingkan
pada material logam yang sebelumnya digunakan sebagai standar bahan persenjataan.
Kelebihan paling utama dari paduaan nikel – alumunium – perunggu ini adalah ketahan
korosi yang lebih baik. Aplikasi material logam yang mengalami kontak secara
langsung dengan air laut, Anda akan membutuhkan banyak tenaga dan biaya untuk
melakukan pengecekan terhadap korosi/karat. Terdapat kamapuan yang lebih baik
dalam hal penghematan biaya perawatan dari material komposit karena material ini
memiliki hubungan yang lebih baik dengan lingkungan air laut.

39
Gambar 14 Kapal Selam

8. Infratruktur industry migas


Sejak 1980an, komposit mulai dikenal di industri minyak dan gas setelah sebuah
panel anti-api untuk heli-deck dibangun memakai komposit serat gelas (glass-fiber
reinforced-plastics). Berikut beberapa aplikasi material komposit di industri minyak
dan gas:
- Pipeline : Komposit untuk pipeline biasanya terbuat dari komposit serat gelas atau
komposit hibrid untuk mengalirkan aqueous fluid dan gas alam
- Rigid riser : Komposit serat gelas, serat karbon atau komposit hibrid digunakan untuk
menggantikan baja dalam membangun riser.
- Tension leg platforms : TLP, yang dipancangkan ke dasar laut, adalah bagian yang
sensitif dari platform terhadap kedalaman laut. Tendon baja kurang diminati karena
terlalu berat dan resonansi yang berkenaan dengan elastisitas tendon masih terjadi. Hal
itu bisa diatasi menggunakan tendon serat karbon yang ringan namun kuat.

Gambar 15 Komposit pada alat pabrik

40
9. Komponen Sepeda

Gambar 16 Keranka Sepeda berbahan komposit

10. Komponen mobil


Pada bidang otomotif, misalnya, dipamerkan setidaknya dua mobil balap F-1 dan
motor balap sungguhan dari dua anjungan yang berbeda. Sungguh menarik. Ternyata
nyaris semua bagian body-nya terbuat dari material tekstil komposit. Bahan kain tekstil
yang digunakan terbuat dari kombinasi benang dari serat karbon lalu diberikan resin
penguat. Ada body yang permukaannya agak tipis, nampaknya ia dibuat cukup dengan
teknik pertenunan biasa atau perajutan multiaxial dan ada pula yang agak tebal. Kalau
kita perhatikan nampaknya ia tergolong dalam spacer fabric yang bisa dibuat dengan
teknik perajutan double needle atau pertenunan dan sandwich composites. Begitu juga
kalau kita melihat berbagai mobil dan truk dari berbagai pabrikan akan terlihat
bagaimana tekstil komposit kini benar-benar banyak menggantikan peran material
logam. Kelebihan material tekstil komposit terutama kekuatannya yang lebih tinggi,
ringan dan tidak berkarat.

Gambar 17 Mobil F1 berbahan komposit

41
11. Olahraga: Stick Golf, Raket tenis, alat fitness, Sepatu olahraga

Gambar 18 Barang-barang berbahan komposit

12. Industri Pertahanan: Peluru

Gambar 19 Peluru dan pistol

13. Konstruksi: Jembatan, Terowongan, Rumah


Penguat dengan serat fiber sangat berpotensi untuk menggantikan beton dan baja
pada jembatan, bangunan dan berbagai infrastruktur lainnya.Hal ini dikarenakan
material komposit ini lebih tahan terhadap korosi ,mempunyai daya tahan lebih lama
dan rendah biaya perawatan.Begitupun pada bidang bangunan dan konstruksi kita
melihat bagaimana sebuah kanal yang biasanya terbuat dari material logam kini
digantikan dengan material tekstil komposit. Dinding yang biasanya terdiri dari
sekumpulan pasir, batu dan semen atau jendela yang terbuat dari plastik kini digantikan
dengan material tekstil komposit. Kelebihan tambahan dari material komposit ini yaitu

42
sifat insulasi panasnya (heat insulating) yang lebih baik daripada bahan plastik, dan
memiliki kontur yang juga menarik. Bisa dibayangkan kain dengan berbagai anyaman
misalnya polos, keper, satin, dan sebagainya dilapisi resin penguat dengan berbagai
variasi sentuhan warna yang bisa memberikan tekstur yang tidak bisa didapatkan dari
bahan lainnya. Aplikasi tekstil pada bangunan yang kemudian dikenal dengan istilah
tekstil beton ikut menambah khazanah wilayah aplikasi tekstil komposit.

Gambar 20 Konstruksi Jembatan

14. Kesehatan: Kaki palsu


Pemanfaatannya sebagai bahan komposit yang ramah lingkungan berpotensi
menggantikan logam dan plastic, salah satunya komposit dari alam. Belakangan ini
bahan rami yang telah diolah menjadi epoksi terbukti layak berdasarkan pengujian
untuk digunakan sebagai tabung gas dan kaki palsu. Kaki palsu dari bahan rami, lebih
lembut sehingga nyaman dipakai.

Gambar 21 Alat bantu pada kaki

5. Semikonduktor
43
5.1 Definisi
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan
setengah penghantar listrik. Suatu semikonduktor bersifat sebagai insulator jika tidak
diberi arus listrik dengan cara dan besaran arus tertentu, namun pada temperatur, arus
tertentu, tatacara tertentu dan persyaratan kerja semikonduktor berfungsi sebagai
konduktor, misal sebagai penguat arus, penguat tegangan dan penguat daya. Untuk
menggunakan suatu semikonduktor supaya bisa berfungsi harus tahu spefikasi dan karakter
semikonduktor itu, jika tidak memenuhi syarat operasinya maka akan tidak berfungsi dan
rusak. Bahan semikonduktor yang sering digunakan adalah silikon, germanium, dan
gallium arsenide.

5.2 Struktur Semikonduktor


Silikon dan germanium adalah bahan yang biasanya dipakai sebagai bahan semi
konduktor. Kedua bahan tersebut terdapat dalam kolom ke empat dari sistem periodik
unsur-unsur kimia. Pada material ini, lapisan terluar elektron-elektron yang sering juga
disebut lapisan valensi (menurut model atom Bohr), terdiri dari empat elektron yang
memungkinkan suatu hablur atau kristal murni untuk membentuk ikatan-ikatan kovalen
yang kuat.
Pada struktur atom silikon murni terdapat tiga lapisan yaitu lapisan dalam
mempunyai dua elektron, lapisan tengah mempunyai delapan elektron, dan lapisan luar
mempunyai empat elektron. Sedangkan pada struktur atom germanium murni, terdapat
empat lapisan masing-masing mengandung dua, delapan, delapan belas, dan empat
elektron.
Ikatan kovalen yang terjadi adalah sangat kuat sekali, sehingga akan diperlukan
energi yang cukup besar untuk membebaskan sebuah elektron dari ikatannya. Dapat
dikatakan bahwa pada temperatur kamar, bahan semi konduktor murni mempunyai tahanan
listrik yang sangat tinggi, oleh karena itu merupakan bahan isolator. Tahanan jenis bahan
semi konduktor akan turun dengan naiknya temperatur.
Untuk mempersiapkan bahan semi konduktor murni, misalnya digunakan sebagai
transistor atau penyearah (rectifier), perlu dilakukan rekayasa (engineering)
sehingga energi dari elektron-elektron pada lapisan valensi bertambah. Hal ini dapat
dilakukan dengan suatu proses yang biasanya disebut doping, dimana bahan semi
konduktor dicampur dengan bahan lain.

5.3 Sifat-sifat Semikonduktor


a. Semi konduktor Intrinsik (bahan semi konduktor murni)

Jenis bahan semi konduktor intrinsik umumnya mempunyai valensi empat dan ikatan
dalam kristalnya adalah ikatan kovalen, hal ini dapat dimengerti karena elektron valensi
pada kulit terluar dipakai bersama-sama.
44
Pada bahan semi konduktor intrinsik, hantaran listrik yang terjadi disebabkan oleh
mengalirnya elektron karena panas. Apabila temperatur naik, maka akan terjadi random
thermis sehingga akan ada elektron yang terbebas dari ikatan atomnya (elektron pada kulit
terluarnya). Dengan terlepasnya elektron ini, maka terjadilah kekosongan elektron yang
sering disebut “hole”. Hole ini mempunyai sifat seperti partikel-pertikel yang dapat
menghantarkan arus listrik karena dapat berpindah-pindah, dan dianggap sebagai partikel
yang bermuatan positif sebesar muatan elektron. Gerakan hole ini menyebabkan gerakan
elektron yang terikat.
Sifat-sifat semi konduktor intrinsik:
Jumlah elektron bebas sama dengan hole
Hantaran arus disebabkan oleh elektron bebas dan hole
Arah pergerakan hole sama dengan arah polaritas medan listrik E dan
berlawanan arah dengan pergerakan elektron
Umur rata-ratanya adalah antara 100-1000 detik atau lebih. Umur rata-rata dari
sepasang elektron-hole (electron-hole pair) adalah jumlah waktu saat tertutupnya
pasangan elektron-hole sampai bertemunya elektron bebas dengan hole. Adapun
yang mengisi hole pada umumnya adalah elektron yang terikat dilapisan sebelah
bawahnya.
2. Semi konduktor Ekstrinsik (semi konduktor tidak murni)
Jenis bahan semi konduktor ekstrinsik didapat dengan jalan mengadakan doping antara
bahan semi konduktor intrinsik dengan bahan yang valensinya berada dibawah atau di atas
bahan intrinsik tersebut.

5.4 Jenis-jenis Semikonduktor


1. Semi konduktor intrinsik
Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum mengalami penyisipan
oleh atom akseptor atau atom donor. Pada suhu tinggi elektron valensi dapat berpindah
menuju pita konduksi, dengan menciptakan hole pada pita valensi. Pengahantar listrik

pada semikonduktor adalah elektron dan hole.


Gb. struktur pita untuk (a). bahan isolator (b). bahan semikonduktor
(c). bahan isolator

2. Semikonduktor Ekstrinsik
45
Semikondutor ekstrinsik merupakan semikonduktor yang memperoleh pengotoran
atau penyuntikan (doping) oleh atom asing.

5.5 Aplikasi dan Manfaat Material Komposit


A. Sel Surya (Solar Cell)
Solar cell terdiri dari dua semikonduktor yaitu:

1. Semikonduktor tipe-p. yang dibuat dari semikonduktor silikon yang dikotori dengan
boron.

2. Semikonduktor tipe-n, yang diperoleh dari semikonduktor silikon yang dikotori


dengan arsen.
Dua semikonduktor tersebut disambung seperti pada gambar berikut:

46
Sebelum kedua semikonduktor tersebut disambung, jumlah hole pada pita valensi
semikonduktor tipe-p lebih banyak dibanding jumlah hole pada pita valensi semikonduktor tipe-
n, sebaliknya jumlah elektron pada pita konduksi semikonduktor tipe-n lebih banyak dibanding
jumlah elektron pada pita konduksi semikonduktor tipe-p. setelah keduanya disambungkan maka:

 Pada pita valensi akan terjadi aliran hole dari semikonduktor tipe-p ke semikonduktor tipe-
n dan sebaliknya, serta aliran elektron dari semikonduktor tipe-n ke semikonduktor tipe-p
dan sebaliknya sampai terjadi kesetimbangan.
 Pada pita konduksi akan terjadi aliran elektron dari semikonduktor tipe-n ke semikonduktor
tipe-p dan sebaliknya sampai terjadi kesetimbangan.

Pada keadaan setimbang jumlah hole yang bergerak dari pita valensi semikonduktor tipe-
p ke semikonduktor tipe-n sama dengan jumlah hole yang bergerak ke arah yang berlawanan.
Demikian juga halnya dengan jumlah elektron yang mengalir dari semikonduktor tipe-n ke
semikonduktor tipe-p dan sebaliknya. Akibatnya dua proses tersebut maka pada semikonduktor
tipe-n akan berkembang muatan positif dan pada semikonduktor tipe-p akan berkembang muatan
negatif. Dengan kata lain antara kedua bagian tersebut timbul potensial listrik.
Pada sel surya semikonduktor tipe-p dibuat lebih tipis dibanding semikonduktor tipe-n.
Pada pengoperasian sel suria, bagian yang dikenakan sianr matahari adalah semikonduktor tipe-p.

Pada waktu sel surya terkena sinar matahari maka elektron-elektron pada semikonduktor
tipe-p mendapatkan tambahan energi termal. Elektron-elektron tersebut dapat melewati
sambungan p-n (p-n junction) dan memasuki semikonduktor tipe-n. Apabila daya gerak elektron-
elektron tersebut cukup besar maka mereka akan melewati kawat penghantar (menuju ke
semikonduktor tipe-p kembali) sehingga arus listrik yang energinya dapat langsung dimanfaatkan
47
atau disimpan dalam baterai. Jadi fungsi dari sel suria adalah merubah energi cahaya matahari
menjadi energi listrik.
B. Penyearah (rectifer) atau Dioda

Penyearah hanya membolehkan arus listrik dari sumber luar mengalir melaluinya pada satu
arah. Sehingga dapat digunakan untuk mengubah arus bolak balik (alternating current = AC)
menjadi arus searah (direc current = DC).
Penyearah terdiri dari semikonduktor tipe-p dan semikonduktor tipe-n yang dihubungkan
oleh sambungan p-n (p-n jucktion) seperti pada gambar.

Semikonduktor tipe-p yang disambungkan dengan semikonduktor tipe-n tersebut


membentuk suatu diode. Semikonduktor tipe-p dapat dianggap kelebihan hole sedangkan
semikonduktor tipe-n dapat dianggap kelebihan elektron. Simbol umum dioda adalah seperti yang
tertera pada gambar.

Apabila pada semikonduktor tipe-p diberi potensial positif (kutub positif dari sumber)
sedangkan pada semikonduktor tipe-n diberi potensial negatif, maka hole pada semikonduktor
tipe-p akan bergerak menuju sambungan p-n dan elektron-elektron pada semikonduktor tipe-n

akan bergerak menuju sambungan p-n seperti yang ditunjukan pada gambar.

Pada sambungan p-n hole dan elektron akan saling memusnahkan (saling meniadakan/
saling menetralkan). Aliran hole dan elektron ini akan terus berlangsung selama potensial tetap
dihubungkan. Aliran inilah yang menyebabkan arus listrik dapat mengalir atau menyebabkan
terbentuknya arus listrik.
Apabila semikonduktor tipe-p dihubungkan dengan potensial negatif sedangkan pada
semikonduktor tipe-n diberi potensial positif, maka hole pada semikonduktor tipe-p akan bergerak
48
menjauhi sambungan p-n dan elektron pada pada semikonduktor tipe-n akan bergerak menjauhi
sambungan p-n seperti yang ditunjukan pada gambar birikut. Karena tidak hole dan elektron
elektron yang saling meniadakan maka tidak ada arus listrik yang menalir atau tidak terjadi arus
listrik.
Berikut adalah beberapa jenis dioda

1) Dioda biasa. Di buat dari silikon yang telah diberi pengotor dan dan germanium. Prinsip
kerjanya seperti pada penjelasan di atas.
2) Dioda cahaya. Dioda cahaya merupakan dioda yang pada sambungan p-n (p-n jucktion)
dapat memancarkan cahaya. Misalnya LED.
3) Dioda foto. Dioda foto merupakan jenis dioda yang berfunsi mendeteksi cahaya kemudian
mengubahnya menjadi energi listrik. Jenis cahaya yang dapat di deteksi yakni infra merah,
cahaya tampak, ultra ungu sampai sinar-x.
4) Dioda laser. Dioda laser disingkat juga LD atau ILD. Sambungan p-n dioda laser
menyerupai sambungan p-n pada dioda cahaya.
5) Dioda zener. Dioda zener prinsip kerjanya seperti dioda biasa tetapi arus listrik dapat
mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas atau
mencapai tegangan rusak semikonduktor.

C. LED
LED (Light Emitting Diode atau Light Emitting Device) merupakan salah satu diode
semikonduktor yang dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar cahaya monokromatis yang
tidak koheren dengan rentang panjang gelombang yang sempit ketika diberi tegangan maju. LED
dan bagian-bagiannya disajikan pada Gambar.

Arus maju yaitu arus dimana potensial positif (kutub positif (anoda) sumber arus)
disambungkan pada bagian positif dari LED dan potensial negatif (kutub negatif sumber arus)
dishubungkan pada bagian negatif (katoda) dari LED (lihat gambar 1). Sedangkan cahaya
monokromatis tidak koheren yaitu cahaya dengan rentang panjang gelombang artinya walaupun
sebagai cahaya monokromatis tetapi masih memiliki rentang panjang gelombang (lihat tabel).
Untuk membedakan anoda dan katoda dapat dilihat dari kaki atau tangkai LED, yang bertangkai

49
panjang merupakan anoda (kutub negatif) sedangkan yang lebih pendek merupakan katoda (kutup
positif).

Bila dibanding lampu pijar LED memiliki keunggulan bila dibanding lampu pijar
diantaranya:

1) Dengan arus yang rendah cahaya yang dihasilkan lebih banyak dibanding dibanding lampu
pijar.
2) Tidak mudah rusak sebab dirancang dalam bentuk padat, sedangkan lampu neon atau
lampu pijar rapuh dan mudah rusak.
3) Waktu pemakaian lebih lama karena tidak ada filamen yang terbakar. Dimana penambahan
gas seperti CO2 atau pengaturan tekanan tidak diperlukan.
4) Cahaya yang dihasilkan lebih terfokus ke satu arah sehingga dalam hal-hal tertentu hal ini
sangat menguntungkan.

6. Biomaterial
6.1 Definisi
Biomaterial adalah bidang yang menggunakan ilmu dari berbagai disiplin ilmu
yang membutuhkan pengetahuan dan pemahaman mendasar dari sifat-sifat material pada
umumnya, dan interaksi dari material dengan lingkungan biologis. Bidang biomaterial
didesain untuk memberikan pemahaman dan pengajaran di bidang fisika, kimia dan biologi
dari material, dan juga dengan berbagai bidang dari teknik secara umum seperti
matematika, kemasyarakatan, dan ilmu sosial. Sebagai tambahan, mahasiswa yang
berurusan dengan bidang ini harus mencapai pemahaman yang mendalam dan berusaha
untuk memperoleh pengalaman pada penelitian biomaterial. Ketika pemahaman
mahasiswa mengenai prinsip dasar dari ilmu material teraplikasikan, pemahaman penuh
dari biomaterial dan aplikasinya dengan lingkungan biologis juga membutuhkan derajat
yang lebih tinggi dari spesialisasi ilmu yang ada.

Bidang biomaterial mengarah pada ilmu material dan bidang ilmu biologi serta
kimia. Material buatan manusia meningkat sesuai dengan penggunaan aplikasinya seperti
pada drug-delivery dan terapi gen (gene therapy), perancah untuk rekayasa jaringan (tissue
engineering), penggantian bagian tubuh (body replacement), serta alat biomedis dan bedah.
Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan tingkat kehidupan
yang lebih baik.

6.2 Jenis-jenis Biomaterial


i. BIOMATERIAL SINTETIK
Kebanyakan biomaterial sintetik yang digunakan untuk implantasi adalah material
umum yang sudah lazim digunakan oleh para insiyur dan ahli material. Pada umumnya,
material ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu : logam, keramik, polimer dan
komposit.
50
ii. BIOMATERIAL ALAM
Beberapa material yang diperoleh dari binatang atau tumbuhan ada pula yang
penggunaannya sebagai biomaterial yang layak digunakan secara luas. Keuntungan pada
penggunaan material alam untuk implantasi adalah material ini hampir sama dengan
material yang ada pada tubuh. Menyikapi hal ini, maka terdapat bidang lain yang cukup
berkembang dan baik untuk dipahami yaitu bidang biomimetics. Material alam biasanya
tidak memberikan adanya bahaya racun yang sering dijumpai pada material sintetik. Dan
juga, material ini dapat membawa protein spesifik yang terikat didalamnya dan sinyal
biokimia lainnya yang mungkin dapat membantu proses penyembuhan, pemulihan dan
integrasi dari jaringan (tissue). Selain itu, material alam dapat juga digunakan untuk
mengatasi masalah immunogenicity.
Masalah lain yang berkaitan dengan material ini adalah kecenderungannya untuk
berubah sifat atau terdekomposisi pada temperatur dibawah titik lelehnya. Hal ini tentu
akan membatasi proses fabrikasinya menjadi material implantasi menjadi beragam bentuk
dan ukuran. Contoh dari material alam adalah kolagen, yang hanya terdapat dalam bentuk
serat, mempunyai struktur triple-helix, dan merupakan protein yang sangat banyak terdapat
pada binatang diseluruh dunia. Sebagai contoh, hampir 50 % protein pada kulit sapi adalah
kolagen. Hal tersebut membentuk komponen yang signifikan dari jaringan penghubung
seperti tulang, tendon, ligament dan kulit. Terdapat kurang lebih sepuluh jenis berbeda dari
kolagen dalam tubuh, yaitu :
 Tipe I ditemukan terutama pada kulit, tulang dan tendon
 Tipe II ditemukan pada tulang rawan arteri pada tulang sendi dan
 Tipe III merupakan unsur utama dari pembuluh darah.
Kolagen sudah banyak dipelajari untuk digunakan sebagai biomaterial. Material
implantasi ini biasanya dalam bentuk sponge yang tidak memiliki kekuatan mekanik atau
kekakuan yang signifikan. Material ini sangat menjanjikan sebagai perancah untuk
pertumbuhan jaringan-baru (neotissue growth) dan tersedia juga sebagai produk untuk
penyembuh luka. Injectable collagen (kolagen yang disuntikkan atau dimasukkan ke dalam
tubuh) sangat banyak digunakan untuk proses augmentasi (penambah) atau pembangun
dari jaringan dermal (dermal tissue) untuk bahan kosmetik. Material alam lain yang ditinjau
masih dalam tahap pertimbangan, termasuk karang, chitin (dari serangga dan binatang
berkulit keras seperti udang, kepiting dan lain-lain), keratin (dari rambut), dan selulosa
(dari tumbuhan).
6.3 Sifat-sifat Biomaterial
Material yang ideal atau kombinasi material tersebut harus menunjukkan sifat-sifat
seperti berikut :

 Komposisi kimia yang cocok untuk menghindari reaksi merugikan yang terjadi
 pada jaringan tubuh;
 Ketahanan yang baik terhadap degradasi (contoh : ketahanan korosi untuk
 logam atau ketahanan dari degradasi biologis pada polimer) ;
51
 Ketahanan yang baik untuk mempertahankan siklus daya tahan pembebanan
 dengan tulang sendi ;
 Modulus yang rendah untuk meminimalisasi bone resorption ;
 Ketahanan pemakaian yang tinggi untuk meminimalisasi wear-debris
 generation

6.4 Aplikasi dan Manfaatnya Bahan Biomaterial


BIOMATERIAL DI BIDANG KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI

Biomaterial berkenaan dengan aspek bidang material dari peralatan medis. Seorang
ilmuwan biomaterial berurusan dengan sifat kimia dan fisika dari material dan
kecocokannya untuk perangkat khusus. Hal tersebut berkaitan dengan bagaimana sifat ini
berubah dengan lingkungan biologis dan bagaimana material mempengaruhi tubuh.
Pembelajaran mengenai keterkaitan tersebut sangat penting untuk dipelajari dan sangat
berkembang pesat saat ini.

Biomaterial memperbaiki kualitas hidup sekaligus menyelamatkan nyawa banyak


orang tiap tahunnya. Area aplikasi dari biomaterial ini sangat luas dan meliputi beberapa
bagian seperti joint dan limb replacement, arteri dan kulit buatan, lensa kontak dan gigi
buatan. Permintaan akan material ini meningkat dari para manula dengan harapan kualitas
hidup yang tinggi. Komunitas biomaterial menghasilkan dan meningkatkan material
implantasi dan tekniknya untuk memenuhi permintaan ini, tetapi juga dapat membantu
perlakuan dari pasien muda dimana sifat yang ini diperlukan dan sangat banyak diminati.

Akibat dari kemajuan teknologi ini adalah meningkatnya tingkat peraturan dan
ancaman dari perkara hukum mengenai keterkaitannya terhadap material implantasi pada
tubuh manusia, dan diatur dalam perundang-undangan. Untuk menindaklanjuti hal ini
maka sangat sesuai dilakukan investigasi metoda yang dapat dipercaya dari karakterisasi
material dan interaksinya.

a. Endodontic instrumen b. Dental proteheses

52
Bahan biomaterial lain yang banyak digunakan dibidang kedokteran gigi, sebagai contoh
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

53
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat :

1) Komponen material diklasifikasikan menjadi 6 jenis, yaitu logam, keramik,


polimer, komposit, semikonduktor, dan biomaterial.
2) Masing-masing dari komponen material mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari
setiap jenisnya.
3) Komponen material dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai
bidang, khususnya dalam bidang industri.
4) Komponen-komponen material tersebut mempunyai manfaat yang berbeda-beda
dalam kehidupan sehari-hari.

54
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi shaleh,Irfan, Amd. Pengetahuan Dasar Teknik Mesin.Martapura.2008
Hart, Craine.2003.Kimia Organik.Erlangga,Jakarta
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-polimer/pengantar- polimer/ pengertian-
polimer/. Diakses tanggal 14 Juni 2013 jam 21.10

Malcolm, P.S., 2001. Polymer Chemistry : An Introduction, diindonesiakan oleh Lis Sopyan,
cetakan pertama, PT Pradnya Paramita : Jakarta

Fried, J.R., 1995. Polymer Science and Technology. Prentice Hall PTR : New Jersey

Mark, J.E. 1992. Inorganic Polymers. Prentice-Hall International, Inc. : New Jersey

Odian, G. 1991. Principles of Polymerization. 3rd edition, John Wiley & Sons, Inc : New York

Van Krevelen, D.W., 1990. Properties of Polymers. Elsevier Science B.V : Amsterdam

Sperling, L.H., 1986. Introduction to Physical Polymer Science. John Wiley & Sons, Inc : New
York

Billmeyer, F.W., 1984. TextBook of Polymer Science. 3rd edition, Joh Willey & Sons Inc : New
York

McCaffery, E.L., 1970. Laboratory Preparation for Macromolecular Chemistry. McGraw-Hill


Book Company : New Yorkoplok

Boylestad and Nashelsky. (1992). Electronic Devices and Circuit Theory,


5th ed. Engelwood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc.

Floyd, T. (1991). Electric Circuits Fundamentals. New York: Merrill


Publishing Co.

Herman DS. (1996). Elektronika: Teori dan Penerapan. Yogyakarta: FPTK


IKIP Yogyakarta.

Malvino, A.P. (1993). Electronic Principles 5th Edition. Singapore:


McGraw-Hill, Inc.

Milman & Halkias. (1972). Integrated Electronics: Analog and Digital


Circuits and Systems. Tokyo: McGraw-Hill, Inc.

Savant, Roden, and Carpenter. (1987). Electronic Circuit Design: An


Engineering Approach. Menlo Park, CA: The
Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc.

Stephen, F. (1990). Integrated devices: discrete and integrated.

55
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc.
http://www.ideaonline.co.id/iDEA/Peralatan-dan-bahan-bangunan/Artikel/Produk-
finishing/Material-Kayu-untuk-Kamar-Mandi-Mungkinkah
http://fariable.blogspot.com/2010/09/gabus-eps-sebagai-bahan-dinding.html
http://www.kesimpulan.com/2009/09/material-komposit-serat-rami.html
http://aeroblog.wordpress.com/category/material-pesawat/
http://catatankuliah.hendragalus.com/material-komposit/
http://id.wikipedia.org/wiki/Material_komposit
http://areyouengineer.blogspot.com/2009/05/material-komposit-untuk-kapal-selam.html
http://migas-indonesia.com/aplikasi-material-komposit-di-industri-migas/
http://thinktextiles.blogspot.com/2009/04/international-jec-composites-show-24-26.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31073/3/Chapter%20II.pdf

De Garmo, Paul. E. et al. (1997). Material dan Process in Manufacturing. New York 10002, Mac
Millan Publishing Company 866 Third Avenue, New York.
Ichinose, N.1987.Introduction to Fine Cceramics: Application in Engineering.Chichester:
Ismail Ab.Rahman. 1995.Pengenalan Sains Seramik.Penerbit Universiti Sains Malaysia
Kingery, W.D., Bowen, H.K and Uhlamann,.D.R. 1976. Introduction to Ceramics.
Second Edition. New York: John Wiley.
Kingon, A.I and Peterson, A.W. (1988). Developments in Engineering Ceramics. Current
Issues in Engineering Ceramic Development.
Mohd.Azrone Sarabatin. (2000). USM Cipta Tulang Seramik. Berita harian, Pendidikan.
Van Vlack, H.Lawrence. (1991).Seramik Fizik Untuk Jurutera. Dewan Bahasa dan
Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia Kuala Lumpur dan Penerbit Universiti Sains
Malaysia Pulau Pinang.
Wills, R.R. (1990). Ceramic Engine Valves. Ceramic Materials for Engines.
Wan Zaharah Wan Mohamad dan Ismail Ahmad. (1994).Seramik: Penggunaan
dan Prospek Masa Hadapan. Isu-isu Semasa Sains dan Teknology. Persatuan Ahli-Ahli
sains Malaysia (Malaysia Scientific Association). 14 lorong utara-A, P.O.BOX 48, 46700
Petaling Jaya, Malaysia.
Zainal Abidin Ahmad. (1999). Proses Pembuatan Jilid I. Penerbit Universiti Teknologi Malaysia
80990 Skudai. Johor Darul Takzim. Malaysia
http://sobronlubis.blogspot.com/2013/05/penggunaan-bahan-keramik-dalam-bidang.html
http://fiqrotul.wordpress.com/2011/12/14/karakteristik-struktur-dan-sifat-keramik/

56

Anda mungkin juga menyukai