Anda di halaman 1dari 31

PADA PEKERJAAN CAPITAL DREDGING

Oleh
Juris Mahendra
PENGERUKAN
Pengerukan merupakan bagian dari ilmu Sipil, yang memiliki pengertian
pemindahan material dari dasar bawah air dengan menggunakan peralatan
keruk atau setiap kegiatan yang merubah konfigurasi dasar atau kedalaman
perairan seperti laut, sungai, danau, pantai ataupun daratan sehingga mencapai
elevasi tertentu dengan menggunakan peralatan kapal keruk.

Secara teknis, pengerukan itu adalah merelokasi sedimen bawah air untuk
pembangunnan dan pemeliharaan saluran air, tanggul dan prasarana
transportasi laut, serta untuk perbaikan tanah atau reklamasi. Jadi pada
gilirannya nanti, pengerukan itu juga menopang pembangunan dan
pengembangan sosial, ekonomi dan restorasi lingkungan. Pekerjaan
pengerukan itu sendiri untuk pembangunan yang berkelanjutan, seperti proyek-
proyek infrastruktur yang menggunakan pendekatan holistik, artinya pekerjaan
tersebut tidak dapat dipisahkan dengan pekerjaan lainnya dan merupakan satu-
kesatuan yang utuh serta saling keterkaitan.
PEMANFAATAN PENGERUKAN
1. Pemanfaatan Material Yang Dikeruk
Material hasil kerukan, dimanfaatkan sebagai hasil Tambang, seperti pasir
Timah, Emas, Batubara dan lain-lain. Material hasil kerukan, dimanfaatkan
sebagai bahan baku untuk reklamasi/timbunan daerah basah, sehingga
menjadi daerah yang siap dibangun. Seperti pembangunan lahan kawasan
industri, perumahan dan perbaikan pantai.

2. Pemanfaatan Lokasi Yang Dikeruk


Untuk lalu-lintas air, suplai air, pengendalian banjir ataupun untuk
mendirikan konstruksi pada tanah yang kurang baik daya dukungnya.
Pemanfaatan ini dapat dibagi atas 2 jenis pekerjaan, yaitu :
• Capital dredging (Pengerukan Baru)
Mengeruk pada daerah yang belum pernah dikeruk, dan biasanya
kondisi materialnya solid.
• Maintenance Dredging
Pengerukan jenis ini dilaksanakan secara rutin atau berkala, sesuai
dengan kebutuhan penggunaan area tersebut. Biasanya material yang
dikeruk merupakan material hasil sedimentasi.
PROSES PENGERUKAN

1. Memotong material
2. Mengambil material yang dipotong
3. Mengangkut Material
4. Membuang Material

Mengangkut Material melalui :


1. Kapal Keruk
2. Alat bantu

Membuang material :
1. Ke Laut
2. Ke Pantai

Proses di atas :
1. Hidrolika (erosi, discharge, dll)
2. Mekanikal (Cutter, conveyor belt, dll)

Proses tersebut tergantung dari Jenis Kapal keruk


KAPAL KERUK

• Hydraulical/mechanical dredgers (CSD)

• Hydraulical dredgers (TSHD)

• Mechanical dredgers (Backhoe, Grab)

• Environmental dredgers
(Water Injection Dredger)
CUTTER SUCTION DREDGER

Ukuran Kapal berdasarkan Total Install Power

Ukuran
Mega : >23.000 Kw
Heavy Duty : 13.000-23.000 Kw
Large : 9.000 – 13.000 Kw
Mid Size : 3.000 – 9.000 Kw
Small : <3.000 Kw
KARAKTERISTIK CSD
Hampir semua jenis material dapat dikeruk, dari yang lunak sampai
yang keras
Kapal dengan posisi Station, sehingga pergerakan terbatas dan sensitif
terhadap Gelombang
Beberapa ukuran CSD Self Propelled, sehingga mempermudah untuk
Mobilisasi
Kapal keruk yang bisa memotong materialnya dan menghisap material
untuk dibuang. Kapal ini dapat mengeruk berbagai macam material dan
pada kedalaman yang bervariasi. Seluruh alur pelayaran yang menuju
pelabuhan di Indonesia dibuat dengan menggunakan kapal keruk jenis
ini. Terutama pelabuhan yang berposisi di daerah sungai/pedalaman.

Dalam beroperasinya kapal ini menggunakan spud dan whinch jangkar.


Cukup komplek dalam pengoperasiannya, karena pembuangan
material melalui pipa.Kapal keruk ini memiliki ukuran berdasarkan
diameter pipa hisapnya, karena menggambarkan juga kapasitas dan
daya kapal itu sendiri. Kapal ini dioperasikan pada seluruh perairan
seperti di sungai, danau, reservoir dan laut.
Design kedalaman – 10,5 m LWS, dan material dibuang ke lokasi Zona 2 dan
Zona 3 untuk Lapangan Penumpukan/Container Yard.
Volume ±1.600.00M3
CSD - PARTS
BAGIAN TERPENTING PADA CSD

CUTTER DRIVE CUTTER HEAD

DREDGING PUMP WHINCH


CUTTERHEAD
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
• Karakteristik Tanah
• Daya/Power pada Cutter
• Daya Winches (max. power and velocity)
• Ketebalam material yang dikeruk
• Kedalaman Dredging (ladder angle, spuds, cavitation)
• Jarak pumping (pump- and pump drive characteristics)

Material Stiff Clay di Cutterhead


Material Lengket dan menutupi
Cutterhead
KARAKTERISTIK TANAH

1. Besaran Butiran/Diameter Material


2. Density/Berat Isi
3. Plastisitas
4. N-Value/Kekerasan Material
1. BESARAN BUTIRAN
Untuk menghitung tinggi kehilangan (H) dengan menggunakan rumus dasar :
E x V2
H=
2xg
dimana, V = Kecepatan aliran (m/det)
g = Gravitasi bumi (9,8 m/det2)
E = Koefisien, tergantung bentuk,lokasi/titik pipa.

TABEL KECEPATAN MATERIAL DIDALAM


PIPA
"SUPER DRAGON®" Model
Series 4170 ᴓ27”
2. DENSITY
Kapasitas mengeruk Cutter Suction Dredger.
Q=qxExN
dimana, Q = kapasitas mengeruk (m3/jam)
q = standar kapasitas mengeruk (m3/jam)
E = koefisien operasi lapangan (0,72-1 ,44)
perhitungan produksi Kapal Keruk Bor tanpa grafik atau dengan
menghitung tenaga pompa dengan rumus :

P=

dimana, P = Tenaga pompa (PK)


W = Berat jenis tanab dasar (t/m3) Density
Q = Debit pompa (m3/jam)
H = Total tinggi penghisapan (m)
n = Efisiensi pompa (0,5 - 0,6).
Density semakin besar maka diperlukan daya (PH) yang lebih BESAR
HEADLOSS PADA CUTTER SUCTION DREDGER
TABEL KOEFISIEN TANAH PADA HEADLOSS DI PIPA

3. SPT/N-VALUE
Semaki tinggi maka N-Value, maka semakin besar Daya Pompa (PH) yang
digunakan untuk memotong material. Jika N-Value tinggi dan memotong
dengan CSD biasa, maka mengakibatkan produktifitasnya menjadi rendah
dan waktu menjadi lebih Lama
. Jenis Kapal Keruk Dan Jenis Tanah
4. PLASTISITAS
Material dengan Plastisitas yang tinggi, sehingga akan membuat material
menempel pada Cutter Head. Cutter Head kesulitan memotong material.
Material yang menempel harus dibersihkan, sehingga membutuhkan
waktu yang lama untuk pembersihan. Sehingga waktu efektif per-harinya
menjadi lebih rendah.

Waktu kerja CSD (kapal baru) menurut Ciria selama 168 jam/minggu.
Waktu ini termasuk waktu untuk memindahkan posisi/olah gerak
(4jam/hari), dan perawatan rutin peralatan keruk (2jam/hari).

Waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan Cutter Head dari material


selama 3-5 jam/hari
Dengan Jenis Tanah yang lebih keras (N-
value), diameter lebih besar (grain size),
density lebih besar (δ) dan sifat plastik
lebih besar dari pada yang direncanakan,
mengakibatkan :
1. Produksi CSD menurun;
2. Waktu menjadi lebih lama;
3. Keausan alat menjadi lebih cepat
Panjang Pipa
±1000m
PERBANDINGAN
PRODUKSI

1590m3/jam

580m3/ja
m
“SUPER DRAGON® Model Series 4170 ᴓ27”
Ellicot (kondisi alat BARU)

Panjang pipa 1000meter, produksi dengan


jenis material:
 Fine sand : 1.590m3/jam
 Gravel : 580m3/jam
 Prosentasepencapaian Produksi : 36%
dari material Fine sand
Head Loss yang paling besar terjadi pada panjangnya pipa, dan
salah satu pengaruhnya adalah Koefisen material tanah.

Dengan prosentase Lumpur 15%, Koefisiennya


adalah :
 Lumpur Lunak = 1.15
 Pasir Kasar = 1.53
 Prosentase perubahan = 25%
Jam kerja : 168jam/minggu (24jam/hari)
Jam kerja maintenance dan positioning : 6
jam/hari
Jam kerja efektif : 18jam/hari
Waktu pembersihan Cutterhead : 3-5jam
(rata-rata 4jam/hari)
Jam kerja real : 14jam/hari
Kehilangan akibat pembersihan
Cutterhead : 22%
The Cutter head, pump housing and pipelines operate in harsh conditions; they suffer
important wear and tear. As a result, the various components which together make the
Cutter head, pump housing and pipelines, need regular maintenance or replacement
(DAMEN Dredging Equipment)

Ke-Ausan alat akibat dari perubahan MATERIAL (Lunak


menjadi Keras). Besaran prosentase Wear & Tear :
 Material Lunak : 5%
 Material Keras : 10%

 Perbedaan dan perubahan : 5%

Anda mungkin juga menyukai