SAMSUL HIDAYATULLOH
3332170003
SS – 26
BAB I
METODOLOGI PENELITIAN
setelah itu melakukan perubahan pada Fs, pada sinyal s1sehingga bernilai
10,12,14,16,20,dan 30.
sound(x,Fs)
2. Setelah kita menjalankan program tersebut, kita meneliti apa yang kita
dapatkan? Kemudian selanjutnya kita mencoba rubah nilai f = 200, 300,
400, 500, 600, 700, 800, dan 900. Apa yang didapatkan? Bentuk suara yang
sama dengan frekuensi pembangkitan berbeda itulah yang seringkali disebut
orang sebagai efek aliasing. Stelah itu kita mencoba mencatat frekuensi 200
memiliki bunyi yang sama dengan frekuensi berapa ? Sehingga frekuensi
200 adalah alias dari frekuensi tsb.
a=sin(2*pi*440*t);
b=sin(2*pi*494*t);
c1=sin(2*pi*523*t);
nol = [zeros(size(t))];
nada1 = [c,e,c,e,f,g,g,nol,b,c1,b,c1,b,g,nol,nol];
nada2 = [c,e,c,e,f,g,g,nol,b,c1,b,c1,b,g,nol];
nada3 = [c,nol,e,nol,g,nol,f,f,g,f,e,c,f,e,c,nol];
nada4 = [c,nol,e,nol,g,nol,f,f,g,f,e,c,f,e,c];
lagu=[nada1,nada2,nada3,nada4];
sound(lagu,Fs)
BAB II
TUGAS
Pengaruh dari setiap angka yang diberikan akan menambahkan titik sesuai
jumlah yang kita masukan
2. Setelah anda menjalankan program tersebut apa yang anda dapatkan?
Selanjutnya coba anda rubah nilai f = 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, dan
7
900. Apa yang anda dapatkan? Bentuk suara yang sama dengan frekuensi
pembangkitan berbeda itulah yang seringkali disebut orang sebagai efek
aliasing. Coba anda catat frekuensi 200 memiliki bunyi yang sama dengan
frekuensi berapa ? Sehingga frekuensi 200 adalah alias dari frekuensi tsb.
Jawab:
3. Coba anda edit program anda diatas, dan anda lakukan perubahan pada nilai
frekuensi sampling Fs=16000, menjadi Fs =10000, 8000, 2000, 1000, 900,
800, 700, 600, dan 500. Apa yang anda dapatkan?
Jawab:
Perubahan yang didapatkan ada ketika nilai Fs nya 1000 samapi 1000 audio
maasih berbunyi tapi ketika 900 kebawah audio tidak berbunyi.
4. Ulangi lagi dengan merubah nilai Fs = 11025, 22050, dan 44100. Kalau
anda belum puas coba ganti Fs sesuka hati anda. Jangan lupa catat dan buat
analisa tentang fenomena yang terjadi dengan percobaan anda.
Jawab:
Pada saat kita mengulangi dengan nilai nilai diatas ternyata bunyi audio
akan semakin cepat ketika nilai Fs nya lebih besar.
8
BAB III
ANALISA
Fenomena aliasing proses sampling akan muncul pada sinyal hasil sampling
apabila proses frekuensi sinyal sampling tidak memenuhi criteria diatas.
Perhatikan sebuah sinyal sinusoida waktu diskrit yang memiliki bentuk persamaan
matematika seperti berikut:
x(n) = A sin(ωn +θ)
Dimana :
A = amplitudo sinyal
ω = frekuensi sudut
θ = fase awal sinyal
Frekuensi dalam sinyal waktu diskrit memiliki satuan radian per indek
sample, dan memiliki ekuivalensi dengan 2πf.
stem(t,s1)
axis([0 1 -1.2 1.2])
Fs=16;
t=(0:Fs-1)/Fs;
s2=sin(2*pi*t*2);
subplot(212)
stem(t,s2)
axis([0 1 -1.2 1.2])
Setelah membuat program kemudian kita run program tersebut , lalu akan
muncul hasil seperti gambar 3.3 dibawah ini.
Hasil diatas bisa kita lihat bahwa pada sinyal yang pertama terdapat 8 titik
sedangkan pada sinyal kedua terdapat 16 titik. Hal itu bisa terjadi karena didalam
program kita mengatur nilai Fs yang pertamanya adalah 8 dan Fs yang keduanya
adalah 16. Hasil akan berubah ketika kita mengganti nilai Fs nya karena nilai Fs
lah yang menentukan jumlah titik yang ada pada sinyal.
f=100; x=sin(2*pi*f*t);
sound(x,Fs)
Setelah membuat program kemudian kita run program tersebut , lalu akan
muncul hasil seperti gambar 3.4 dibawah ini.
Hasil yang didapat adalah suara audio yang terdengar seperti detak jantung
dan bisa kita lihat sinyal yang terbentuk seperti gambar diatas. Hal itu bisa terjadi
karena nilai f juga berpengaruh pada suara audio yang kita masukan. Hasil akan
berubah ketika kita mengganti nilai f nya karena nilai Fs lah yang menentukan
bunyi seperti apa yang dikeluarkan.
Bunyi yang dikeluarkan bisa saja sama antara angka yang satu dengan angka
yang lain seperti angka 200 dengan angka 100, bentuk suara yang sama tersebut
disebut sebagai efek aliasing.
e=sin(2*pi*330*t);
f=sin(2*pi*249*t);
g=sin(2*pi*392*t);
a=sin(2*pi*440*t);
b=sin(2*pi*494*t);
c1=sin(2*pi*523*t);
nol = [zeros(size(t))];
nada1 = [c,e,c,e,f,g,g,nol,b,c1,b,c1,b,g,nol,nol];
nada2 = [c,e,c,e,f,g,g,nol,b,c1,b,c1,b,g,nol];
nada3 = [c,nol,e,nol,g,nol,f,f,g,f,e,c,f,e,c,nol];
nada4 = [c,nol,e,nol,g,nol,f,f,g,f,e,c,f,e,c];
lagu=[nada1,nada2,nada3,nada4];
sound(lagu,Fs)
Setelah membuat program kemudian kita run program tersebut , lalu akan
muncul hasil seperti gambar 3.5 dibawah ini.
Hasil diatas bisa kita lihat bahwa ternyata kita bisa membuat suatu audio
sendiri dengan memanfaatkan kunci kunci nada yang telah disediakan. Hasil yang
didapatkan dipercobaan ini adalah nada lagu, nada lagu ini ketika kita masukan
nilai Fs yang berbeda maka bunyi nada nya pun akan berbeda, akan tetapi kalau
kita masukan nilai Fs nya dibawah 1000 maka nadanya tidak akan berbunyi
bahkan diprogram ada yang eror yang mengakibatkan gagalnya proses run nya.
Setelah membuat program kemudian kita run program tersebut , lalu akan
muncul hasil seperti gambar 3.6 dibawah ini.
Hasil yang didapatkan dipercobaan ini adalah nada lagu yang sama ketika
percobaan sebelumnya yang kita panggil setelah pada percobaan sebelumnya
membuat nada tersebut. Berbeda dari percobaan sebelumnya pada percobaan ini
nilai Fs yang kita masukkan adalah bermacam macam dan nilainya lebig besar
dari 1000 dan hasil yang didapatkan adalah nada laagu akan semakin cepat
temponya ketika kita masukkan nilai Fs yang lebih besar dan bunyi nada nya
pun akan berbeda tergantung kita masukin nilai Fsnya berapa.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan kita bisa tarik kesimpulan, yaitu:
1. Jumlah sample yaang kita masukkan tidak boleh kurang dari 1000, karena
akan menyebabkan program eror sehingga nada tidak akan bunyi dan juga
sample yang kita maasukkan akan mempengaruhi jumlah titik pada sinyal.
2. Pengaruh dari sample yang kita buat adalah jumlah titik yang ada pada
sinyal sama dengan jumlah nilai sample yang kita masukan dan bunyi nada
akan berubah ketika kita masukkan nilai sample yang berbeda karena
masing masing nilai sample miliki nada nya sendiri.
15
DAFTAR PUSTAKA