Latar Belakang
sistem kekebalan tubuh dan Aquired Imune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan
kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang sifatnya diperoleh
bukan bawaan. HIV dalam tubuh manusia berada di sel darah putih tertentu yaitu sel T4 yang
terdapat pada cairan tubuh dan hubungan seksual merupakan jalur utama penularan
HIV/AIDS yang paling umum ditemukan (Kusmiran, 2011: 130). Penyakit HIV/AIDS
merupakn bagian dari penyakit kelamin karena dapat ditularkan melalui hubungan seksual
(kelamin), tetapi tidak selalu ditularkan melalui jalur hubungan seksual. Kasus HIV/AIDS pada
pecandu narkotik karena disebabkan sebagai besar pecandu narkotik juga melakukan seks
kedalam sistem peredaran darah memalui luka terbuka, sariawan, jarum suntik atau luka
yang diakibatkan pada hubungan seksual yang kadang tidak disadari oleh penderita ataupun
pasangannya. Virus HIV kemudian kontak dengan sel darah putih, selaput virus pecah dan
RNA nya keluar dan gen virus HIV masuk ke dalam inti sel yang dapat menimbulkan dua
kemungkinan yang pertama virus tetap tidur dan tidak kehilangan gejala aktif atau
kemungkinan yang kedua virus membiak dalam sel limfosit, sel limposit akan mati sehingga
kekebalan tubuh akan menurun (Saifuddin dan Rachimhadhi, 2006: 557).
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik
suka sama suka atau dalam dunia prostitusi.Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum
remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang
bukan pasangannya. Biasanyanya dilakukan dengan orang yang bukan pasangannya.
Biasanya dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatasi
kejenuhan. Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko yang sangat besar
yang diantaranya adalah terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit
menular seksual lainnya.
1
Indonsesia merupakan negara yang mengalami epidemi yang berkembang paling
cepat diasia. Walaupun prevalensi HIV diantara orang dewasa secara umum masih rendah,
seperti pengguna narkoba dan pekerja seks komersial (Dirjen pengendalian Penyakit dan
usia 20-29 tahun tersebut mengimplikasikan bahwa terjadi transmisi dan penularan virus HIV
pada kurun waktu 5-10 tahun sebelumnya.
Hasil Survei Terpadu Biologis Perilaku (STBPI) menunjukan hal yang semakin
memperihatinkan. Prevalensi HIV rata-rata pada kelompok wanita pekerja seks komersial
adalah 7,8% sedangkan pada kelompok pengguna narkoba adalah 52,4%, artinya 1 diantara
2 penggunaan narkoba adalah positif HIV pada kelompok waria adalah 32,4% dan pria
berisiko tinggi (pelanggan pekerja seks) adalah 7,8% (Dirgen Pengendalian Penyakit dan
pranikah dan 33,8 diantaranya mengaku pernah berhubungan dan lebih dari satu pasangan.
Penelitian di Bandung tahun 2011 menunjukan dar pelajar SMP, 20,53 persen pernah
melakukan ciuman bibir, 7,6 persen melakukan ciuman dalam, dan 4,9 persen pernah
berhungan seksual. Dari aspek medis, menurut Dr. Budi Martino L, Sp.OG, seks bebas
memiliki banyak konsekwensi misalnya, penyakit menular seksual, (PMS), maka tidak
heranlah persentasi tertinggi penderita HIV/AIDS adalah kelompok umur 20-29 tahun.
masyarakat dapat memperoleh berbagai informasi mulai dari cara penularan, cara
pencegahan, cara pengobatan, layanan konseling serta testing HIV. Memalui pelayanan ini
diharapkan penderita HIV/AIDS dapat hidurp prduktif di samping sebagai salah satu upaya
pencegahan penularan HIV/AIDS melalui konseling (BLUD RS Dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya)
2
Berdasarkan studi pendahuluan yang menulis lakukan pada tanggal 22-25 juni 2013 di
poliklinik VCT BLUD RS Dr. Doris Syvanus Palangka Raya tercatat ada 48 pasien
yangdinyatakan positif HIV/AIDS yang menjalani pengobatan rutin dan 28 pasien yang masih
dengan berganti-ganti pasangan dan pengguna napza dan sebanyak 1 orang tidak pernah
tidak pernah melakukan seks bebas. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 9 orang yang di
curigai menderita HIV/AIDS hanya satu orang yang tidak melakukan seks bebas dan
menggunakan napza.
Berdasarkan fakta-fakta dan studi pendahuluan yang telah penelitian lakukan, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang keterkaitan antara seks bebas dan penggunaan
napza dan judul yang peneliti tetapkan adalah “Hubungan Seks Bebas dan Penggunaan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) dengan kejadian HIV/AIDS di Poliklinik VCT
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
C. MANFAAT PENULISAN
4
A. Konsep Dasar Penyakit HIV-AIDS
1. Definisi HIV-AIDS
AIDS atau sindrom kehilangan kekebalan tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit
yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Akibat
kehilangan kekebalan tubuh, pendrita AIDS mudah terkena berbagai jenis inveksi bakteri,
jamur,parasite dan virus tertentu yang bersifat oportunistik. Selain penderita AIDS sering kai
menderita keganasan khususnya sarcoma Kaposi dan limvoma yang hanya menyerang otak.
Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam family lenti virus. Retrovirus
mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu untuk membentuk virus
DNA dan dikenali selama periode inkubasi yang pajang. Seperti retrovirus yang lain, HIV
menginfeksi tubuh dengan periode inkubasi yang panjang (klinik-laten), dan terutama yang
menyebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV menyebabkan beberapa kerusakan
sistem imun dan menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan menggunakan DNA dari
CD4+ dan limfosit untuk mereplikasi diri. Dalam proses itu, virus tersebut menghancurkan
CD4+ dan limfosit.
Secara struktural, morfologi bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi
pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA.
HIV mempunyai 3 gen yang merupakan komponen fungsional dan struktural. Tiga gen
tersebut, yaitu gag, pol dan env. Gag berarti group antigen, pol memiliki polymerase, dan
env adalah kepanjangan dari envelope (Hoffman, Rockhstorh, Kamps, 2006). Gen gag
mengode protein inti. Gen pol mengode enzim reverse transcriptase, protease, itegrasi. Gen
env mengode komponen struktural HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen lain yang
ada dan juga penting dalam replikasi virus, yaitu rev, nef, vpu, dan vpr.
5
2. Anatomi dan Fisiologi HIV-AIDS
A. Imunitas
B.
1. Kekhususan
Tidak seperti mekanisme seperti respon peradangan dan aksi fagosit makrofag,
yang dipicu oleh berbagai macam ancaman, sebuah respon imundiarahkan terhadap
2. Daya ingat
Tidak seperti mekanisme pertahanan umum, sebuah respon imun terhadap antigen
khusus biasanya akan menghasilkan daya ingat imunologis terhadap antigen tersebut.
Ini berarti bahwa respon imun terhadap paparan berikutnya pada antigen yang sama
umumnya lebih cepat dan lebih kuat.
3. Toleransi
Berbagai sel sistem imun bersifat agresif dan berpotensi sangat merusak. Kontrol
terhadap aktivitas mereka penting untuk perlindungan jaringan tubuh yang sehat. Saat
sel-sel imun mengalir mengelilingi tubuh, mereka mengecek protein penanda pada
membran-membran sel. Sel-sel tubuh yang sehat menampilkan penanda “diri” dan
diabaikan oleh sel-sel imun yang berpatroli. Namun sel-sel yang bukan termasuk
selnya, seperti sel kanker atau patogen, memiliki pola penanda yang berbeda, yang
B. Limfosit
Limfosit menyusun 20-30% sel-sel darah putih yang beredar tetapi pada suatu saat
banyak dari mereka ditemukan di dalam jaringan limfatik dan jaringan lain daripada di
dalam jaringan darah. Mereka meliputi sel-sel pembunuh alami terlibat dalam
pengamatan imunologis, sel-T (yang paling banyak) dan sel-B.
Sel-T dan sel-B bertanggung jawab terhadap kekebalan (pertahanan khusus). Untuk
setiap jutaan antigen yang mungkin dijumpai selama hidup, terdapat sel-T dan sel-B yang
sesuai yang diprogramkan untuk merespon tentang antigen itu. Oleh karena itu, terdapat
6
sangat banyak jumlah sel-T dan sel-B yang berada di dalam tubuh, masing-masing
1. Limfosit T
Limfosit T diaktifkan oleh kelenjar timus yang terletak di antara jantung dan
sternum. Hormon timosin, dihasilkan oleh timus, bertanggung jawab untuk
meningkatkan proses, yang menyebabkan proses limfosit T yang benar-benar
terdiferesiansi, matur, dan fungsional. Penting untuk dipahami bahwa telah diprogram
hanya untuk menenali satu jenis antigen, jadi saat terpapar oleh antigen selanjutnya,
tubuh tidak akan bereaksi dengan antigen lain, betapapun bahayanya antigen
tersebut. Dengan demikian, limfosit T yang dibuat, misalnya untuk mengenali virus
cacar air tidak akan bereaksi terhadap virus campak, sel kanker, atau bakteri
tuberkulosis. Limfosit T membiarkan immunitas diperantarai sel.
2. Limfosit B
limfosit T terpapar antigennya untuk pertama kali, limfosit T menjadi tersensitisasi. Jika
antigen berasal dari luar tubuh, antigen perlu ditampilkan pada permukaan sel penampil
antigen. Sel penampil antigen yaitu makrofag, merupakan bagian pertahanan non-
spesifik karena makrofag menelan dan mencerna antigen tanpa membeda-bedakan,
namun juga berpartisipasi dalam respons imun. Setelah makrofag mencerna antigen,
makrofag membawa sebagian besar sisa antigen didalam membran selnya dan
menampilkannya pada permukaannya (Gambar 13.2). Dalam perjalanannya disekitar
tubuh, makrofag tetap menampilkan sisa antigen, makrofag akhirnya terpapar dengan
limfositT yangbekerja spesifik pada antigen tertentu.
Jika antigenmerupakan sel tubuh yang abnormal, seperti sel kanker, sel ini juga akan
tampil sebagai materi asing pada membran selnya yang akan menstimulasi pembelahan
dan proliferasi limfosit T (ekspansi klonal). Empat jenis limfosit T khusus adalah sebagai
berikut.
7
1. Sel T sistotoksik
Sel ini secara langsung menon-aktifkan sel yang membawa antigen. Sel ini
melekatkan diri pada sel target dan melepaskan toksin yang sangat kuat dan efektif
karena kedua sel ini sangat berdekatan. Peran utama limfosit T sitotoksik adalah
menghancurkan sel tubuh yang abnormal, misal sel yang terinfeksi dan sel kanker.
2. Sel T helper
Sel ini penting untuk memperbaiki fungsi bukan hanya imunitas diperantarai sel
paling umum, fungsi utamanya meliputi: produksi zat kimia khusus yang disebut
sitokin (misal interleukin dan interferon yang menunjang serta meningkatkan limfosit T
sitotoksik juga makrofag) dan bekerja sama dengan limfosit B menghasilkan antibodi;
3. Sel T supresor
Sel ini bekerja sebagai “rem”, menghentikan limfosit T dan B yang aktif. Sel ini
membatasi efek yang kuat dan berpotensi membahayakan respons imun.
4. Sel T memori
Sel yang hidup lama ini bertahan hidup setelah ancaman dinetralkan dan
memberikan imunitas diperantarai sel dengan berespons secara cepat terhadap
http://www.thedominican.net/2014/06/aids-control-in-the-caribbean.html
8
D. Imunitas Diperantarai Antibodi (Hurmonal)
mengenal dan berikatan dengan antigen tanpa harus diperkenalkan oleh sel penampil
antigen, Setelah antigen dideteksi dan berikatan dengan limfosit B, dengan bantuan
limfosit T helper, limfosit B membesar dan mulai membelah. Limfosit B memproduksi dua
jenis sel fungsional yang berbeda, yaitu sel plasma dan sel memori B.
1. Sel plasma
Sel ini menyekresikan antibody ke darah.Antibodi dibawa oleh jaringan,sementara
limfosit B sendiri tetap berada di dalam jaringan limfoid.Hidup sel plasma tidak lebih
lama dari 1 hari dan menghasilkan hanya 1 jenis antibody yang bekerja untuk antigen
tertentu saja yang awalnya berikatan dengan limfosit B.Antibodi bekerja dan berikatan
dengan antigen,menamakan antigen tersebut sebagai target untuk sel pertahanan
IgA Ditemukan pda secret tubuh seperti ASI dan saliva,serta mencegah
lebih dalam.
IgM Dihasilkan dalam jumlah besar saat respons primer dan merupakan
9
2. Sel B memori
Seperti sel T memori,sel ini tetap berada dalam tubuh untuk waktu lama setelah
episode awal saat pertama kali terpapar antigen,dan dengan cepat berespons
terhadap pemaparan antigen yang sama berikutnya dengan menstimulasi produksi sel
plasma penyekresi antibodi.Saling ketergantungan antara kedua sistem imun.
2. Imunitas Didapat
Repons imun terdapat suatau antigen setelah paparan pertama (imunisasi primer)
disebut sebagai respns awal. Paparan kedua dan selanjutnya menimbulkan respons
sekunder.
a. Repons utama
sel-B. kadar antibodi mulai turun ketika infeksi sudah dibersihkan, tetapi jika sistem
imun telah merespons dengan baik, kadar antibodi akan memiliki FF yang
menghasulkan populasi sel-B dengan daya ingat yang panjang, membuat individu
kebal terhadap infeksi berikutnya.
b. Respons kedua
Pada paparran selanjutnya terhadap antigen yang sama, repons imun lebih
cepat dan 10-15 kali lebih kuat, karena daya ingat sel-B yang dihasilkan setelah
dan menghasilkan antibodinya sendiri, limfosit diaktivasi, dan sel memori yang
sebagai berikut:
1) Mengalami penyakit
Selama perjalanan penyakit, Limfosit B berkembang menjadi sel plasma
yang menghasilkan antibodi dalam jumlah yang cukup untuk mengatasi infeksi.
Setelah pulih, sel B memori tetap mampu menghasilkan lebih banyak sel plasma
10
yang meghasilkan antibodi spesifik, memberikan imunitas untuk infeksi yang
Kadang infeksi mikroba tidak cukup berat untuk menunjukan gejala klinis
penyakit, tetapi menstimulasi sel B memori yang cukup untuk menciptakan
imunitas. Pada kasus lain, infeksi subklinis dapat sangat ringan untuk
menstimulasi respons yang adekuatagar imunitas terjadi.
toksinyang dinon-aktifkan (toksoid). Vaksin dan toksoid tetap memiliki sifat antigen
Jenis imunitas ini diproleh sebelum lahir melalui antibodi yang menembus
plasenta ke janin dan pada bayi melalui ASI. Berbagai antibodi diberikan,
bergantung pada imunitas aktif ibu. Limfosit bayi tidak distimulasi dan imunitas
berumur pendek.
f. Imunitas pasif didapat secara buatan
Pada jenis imunitas ini, antibodi siap saji, didalam serummanusia atau hewan,
diinjeksikanke resipien. Sumber antibodi didapat berasal dari seorang individu yang
telah sembuh dari infeksi atau hewan (biasanya kuda) yang telah diimunisasi aktif
Imunitas didapat
Aktif Pasif
HIV ialah retrovirus yang disebut lymphadenopathy associated virus (LAV) atau human
T-cell leukemia virus 111 (HTLV-111) yang juga disebut human T-cell lymphotrophic virus
(retrovirus). LAV ditemukan oleh Montagnier dkk, pada tahun 1983 di Prancis, sedangkan
HTLV -111 ditemukan oleh Gallo di Amerika Serikat pada tahun berikutnya. Virus yang sama
ini ternyata banyak ditemukan di Afrika Tengah.sebuah penelitian pada 200 monyet hijau
Afrika, 70% dalam darahnya mengandung virus tersebut tanpa menimbulkan penyakit. Nama
lain virus tersebut ialah HIV
HIV terdiri atas HIV-1 dan HIV-2 terbanyak Karena HIV-1 terdiri atas dua untaian RNA
dalam inti protein yang dilindungi envelop lipid asal sel hospes. Virus AIDS bersifat
limpotropik khas dan mempunyai kemampuan untuk merusak sel darah putih spesifik yag
disebut limfosit T-helper atau limfosit pembawa factor T4 (CD4). Virus ini dapat
mengakibatkan penurunan jumlah limfosit T-helper secara progresif dan menimbulkan
imunodefisiensi, yang selanjutnya terjadi infeksi sekunder atau oportunistik oleh kuman,
Sekali virus AIDS menginfeksi seseorang, virus tersebut akan berada dalam tubuh
korban dalam seumur hidup. Badan penderita akan mengadakan reaksi terhadap infasiv virus
dengan jalan membentuk antibody spesifik, yaitu antibody HIV yang agaknya tidak dapat
menetralisasi virus tersebut dengan cara yang biasa sehingga penderita tetap akan
merupakan individu yang infektif dan merupakan bahaya yang dapat menularkan virusnya
pada orang lain disekelilingnya. Kebanyakan orang yang terinfeksi oelh virus AIDS hanya
sedikit yang menderita sakit atau sama sekali tidak sakit akan tetapi pada beberapa orang
perjalanan sakit dapat berlangsung dan berkembang menjadi AIDS yang full-bown.
cairan vagina, penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan
tersebut masuk ke aliran darah (PELKESI, 1995). Selama brhubugan juga dapat teadi lesi
12
mikro pada dinding vagina, dubur dan mulut yang dapat menjadi jalan HIV untuk masuk
tato, memotong rambut, dan sebagainya dapat menularkan HIV karena alat tersebut
mungkin dipakai tanpa disterilkan terlebih dahulu.
f. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Jarum suntk yang digunakan di fasilitas kesehatan maupun yang digunakan oleh
pengguna narkoba sangat berpotensi menularkan HIV. Selain jarum suntik, para
serumah dengan penderita HIV/AIDS, gigitan nyamuk, dan hubungan sosial yang lain.
2. Patofisiologi
HIV adalah virus RNA yang dilapisi struktur dasar dengan lapisan luar terdiri dari lemak
dan glikoprotein sedangkan bagian dalam inti terdiri dari duan untaian rantai RNA tunggal
yang mengikat bersama-sama berasal dari protein 24 (p24). Bagian membrane luar HIV
terdiri dari elemen struktur spesifik yang berperan penting dalm menginfeksi dan
perkembangan proses penyakit itu yang paling penting dari HIV yaitu virus dilapisi
glikoprpotein 120 (gp120), yang digunakan untuk interaksi virus dengan sel reseptor tubuh
13
termasuk limfosit CD4+, makrofag dan monosit. Virus HIV menginfeksi tubuh melalui 8 tahap
yaitu :
kompleks yang berfungsi sebagai reseptor. Virus HIV mengikat 2 jenis reseptor sel
tubuh yaitu reseptor CD4++ dan kemokin reseptor seperti CXCR4 (CXC
dimulai dengan melampirkan virus melalui gp120 dengan membrane sel sehingga virus
b. Memasuki sel
Setelah virus masuk ke dalam tubuh, inti virus dan RNA masuk ke dalam sel, dengan
tujuan untuk membuat kembali material genetic virus, melapisi RNA atau melarutkan
Perubahan material genetic virus RNA menjadi DNA terjadi melalui dikeluarkan
enzim reverse transcription yang oleh virus HIV. Enzim reverser transcription membawa
urutan rantai RNA virus yang masuk kedalam sel dan mentranscripsi urutan menjadi
pelengkap urutan DNA ynag berguna untuk membuat protein virus dan menyalin RNA
Selama tahap ini, DNA virus secara acak masuk ke dalam DNA sel manusia dengan
mengunakan enzim integrase yang terdapat dalam virus. Setelah DNA yang di
intergrasikan ke dalam material genetic menjadi fase laten sampai beberapa tahap.
Pada saat aktivasi sel yang terinfeksi, DNA virus ditranskri brsama dengan DNA ke
dalam messeger RNA (mRNA). Kode mRNA berfungsi untuk memproduksi protein dan
enzim virus. RNA virus yang baru juga menyediakan matrial genetic untuk generasi virus
berikutnya. Setelah diproduksi, mRNA virus ditransportasikan keluar nucleus dan
Menerjemahkan atau tranlasi mRNA virus dari hasil produksi urutan polipepida.
Masing-masing dari mRNA sesuai dengan protein atau enzim yang disiapkan untuk
14
g. Pertumbuhan virus dalam sel tubuh
Dalam tahap ini virus membentuk partikel virus baru yang dibuat dari protein virus
(gp120 dan gp41) dan enzim. Polipeptida dipecah menjadi partikel kecil oleh enzim
proptease dan mengambil protein membrane sel tubuh yang mengandung virus untuk
membentuk virus baru sehingga CD4++ limfosit menjadi rusak dan fungsinya menurun
sehingga terjadi penurunan kekebalan tubuh dan virus semakin banyak diproduksi.
h. Maturasi
Tahap terahir dari siklus hidup virus HIV adalah maturasi. Maturasi dibutuhkan agar
virus menjadi menular. Setelah tumbuh dari sel tubuh manusia, enzim protease dalam
partikel virus baru menjadi aktif dan memecahkan polipeptida ke dalam subunit
fungsional yang sesuai atau protein dan enzim. Proses tahapan ini menghasilkan
3. Manifestasi Klinis
https://kelompokhiv.wordpress.com/foto-foto-dan-tanda-dan-gejala-penyakit-hiv-aids/
15
Gejala dini yang sering dijumpai berupa ekstantem, malaise, demam yang menyerupai
flu biasa. Sebelum tes serologi positif, gejala dini lainnya berupa penurunan berat badan
lebih dari 10%dari berat badan semula, keringat malam, diare kronis, kelelahan,
limfadenopati. Beberapa ahli klinik telah membagi beberapa fase inveksi HIV, yaitu :
gejala yang mirip influenza atau terjadi pembengkakan kelenjar getah bening.
b. Presisten generalized limphadenopati
Terjadi pembengkakan kelenjar limfe di leher, ketiak, inguinal, dan keringat pada
waktu malam atau kehilangan berat badan tanpa penyebab yang jelas dan sariawan
terjadi berbagai jenis infeksi yang seharusnya dapat dicegah oleh kekebalan tubuh.
Disini penderita menunjukan gejala lemah, lesu, demam, diare, yang tidak dapat
dijelaskan penyebabnya dan berlangsung lama, kadang-kadang lebih dari satu tahun,
Pada fase ini sistem kekebalan tubuh sudah rusak, penderita sangat rentan terhadap
opurtunistik, dan gangguan pada sistem saraf pusat sehingga penderita pikun sebelum
saatnya. Jarang penderita bertahan lebih dari 3-4 tahun, biasanya meninggal sebelum
waktunya.
4. Masalah Keperawatan
16
Batasan Karakteristik:
Definisi : kesendirian yang dialai oleh individu dan dianggap timbul karena orang lain
1) Ingin sendirian
3) Menarik diri
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik (mis., gaya gesek,tekanan,
imobilitas fisik)
Batasan karakteristik :
17
d. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (mis., anemia, kehamilan, penyakit)
Domain 4. Aktifitas/istirahat
Kelas 3. Keseimbangan energy
Keletihan
Definisi : keletihan terus menerus dan penurunan kapasitas untuk kerja fisik dan mental
pada tingkat yang lazim
Batasan karakteristik :
1) Gangguan konsentrasi
2) Kelelahan
3) Kurang energy
Domain 4. Aktivitas/istirahat
Kelas 4. Respon kardiovaskular/pulmonal
Intoleransi aktifitas
dilakukan
Batasan Karakteristik :
1) Dispnea setelah beraktivitas
2) Keletihan
Diare
Definisi : Pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk.
18
Batasan karakteristik :
1. Ansietas
2. Nyeri abdomen
3. Malabsorpsi
4. Iritasi gastrointestinal
5. Ada dorongan untuk defekasi
Domain 2. Nutrisi
Kelas 5. Hidrasi
Kekurangan volume cairan
Batasan Karakteristik:
1) Kelemahan
3) Haus
4) Kulit kering
5) Peningkatan suhu tubuh
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Konfirmasi diagnosis dilakukan dengan uji antibody terhadap antigen virus structural.
Hasil postif palsu dan negative palsu jarang terjadi.
b. Untuk penularan ventrikal (antibodi HIV positif) dan serokonversi (antibodi HIV negatif),
dengan serologi tidak berguna dan RNA HIV harus diperiksa. Diagnosis berdasarkan pada
amflikasi asam nukleat.
c. Untuk memantau progesi penyakit, viral load (VL) dan hitung CD4 diperiksa secara teratur
(setiap 8-12 minggu). Pemeriksaan VL sebelum pengobatan menentukan kecepatan
19
penurunan CD4, dan pemeriksaan paska pengobatan (didefinisikan sebagai VL <50
d. ELISA (enzyim liked immunosorbent assay) adalah metode yang digunakan menegakkan
diagnosis HIV dengansensitivitasnya yang tinggi, yaitu sebesar 98,1-100%. Biasanya tes ini
memberikan hasil positif 2-3 bulan setelah infeksi.
e. Western blod adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan
sensitivitasnya yang tinggi, yaitu sebesar 99,6-100%.pemeriksaan cukup sulit, mahal, dan
membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
f. PCR (polymerase chain reaction),digunakan untuk :
1) Tes HIV pada bayi, karena zat antiaternal masih ada pada bayi yang dapat
menghambat pemeriksaan secara serologis. Seorang ibu yang menderita HIV akan
membentuk zat kekebalan untuk melawan penyakit tersebut. Zat kekebalan itulah
yang diturunkan pada bayi memlalui plasenta yang akan mengaburkan hasil
2) Menetapkan status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok resiko tinggu.
6. Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan untuk AIDS. Jadi perlu dilakukan pencegahan human
immudeficiency virus (HIV) untuk mencegah terpajannya, dapat dilakukan dengan :
a. Melakukan abstiensi seks atau melakukan hubungan kelamin dengan pasangan yang
tidak terinfeksi.
b. Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir yang tidak
terlindungi.
c. Menggunakan pelindungan jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas statusnya
HIV-nya.
20
1. Pengendalian infeksi opurtunistik, bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan
a. Didanosine
b. Ribavirin
c. Diedoxycytidine
4. Vaksin dan rekonstruksii virus. Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agens
imun.
6. Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat
replikasi HIV.
21
C. Manajemen Asuhan Keperawatan HIV-AIDS
1. Pengkajian
2) Usia
3) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus).
b. Sosial
1) Ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi untuk
c. Aktivitas/Istirahat
1) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
3) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi
toxoplasma.
4) Mudah lelah,
6) Malaise
7) Perubahan TD postural
1) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringanlainnya,
2) Disfagia
3) turgor kulit buruk
6) dan edema.
7) Pusing
10) apatis
22
e. Integritas ego.
1) Alopesia
2) Lesi cacat
7) Menangis.
8) Feses encer
9) diare pekat yang sering
23
2. Intervensi Keperawatan
NANDA NOC NIC
Perilaku kesehatan cenderung berisiko Keparahan ketagihan zat Perawatan Penggunaan Zat
berhubungan dengan status sosio- Definisi: Terlarang: Putus Obat
ekonomi rendah dibuktikan dengan Keparahan tanda dan gejala putus dari Definisi :
kecanduan obat, rokok atau alcohol Perawatan pada pasien yang
Batasan Karakteristik : Setelah dilakukan tindakan, diharapkan mengalami detoksifikasi obat
1. Gagal melakukan tindakan klien mampu untuk memenuhi
mencegah masalah kesehatan indicator sebagai berikut: Aktivitas-aktivitas :
2. Gagal mencapai pengendalian 1. Monitor intake dan output
optimal 1. Perilaku mencari zat [4] 2. Monitor gejala-gejala putus zat
3. Tidak menerima perubahan status 2. Diare [4] (mis., fatigue, gangguan sensori,
kesehatan 3. Demam [4] iritabilitas, kekerasan, depresi,
4. Kelelahan [4] serangan panic, mencari obat,
5. Kelemahan [4] insomnia, agitasi, nyeri oto,
6. Kadar alcohol dalam darah [4] perubahan selera makan,
7. Tremor [4] menguap, kelemahan, sakit
kepala, hidung berair, pupil
Keterangan: dilatasi, menggigil, cemas,
[1] : Berat berkeringat, nausea, muntah,
[2] : Cukup berat tremor, psikosis dan ataksis)
[3] : Sedang 3. Berikan nutrisi adekuat (mis.,
[4] : Ringan memberikan cairan secara
[5] : Tidak ada berkala dan intake makanan yang
tinggi kalori
Kepercayaan Mengenai Kesehatan: 4. Dorong pasien untuk
Ancaman yang Dirasakan berpartisipasi dalam dukungan
Definisi: tindak lanjut (mis., terapi
Keyakinan pribadi bahwa masalah kelompok sebaya, konseling
kesehatan yang mengancam individu maupun konseling
merupakan hal yang serius dan keluarga, serta program-program
memiliiki potensi konsekuensi negative edukasi terkait pemulihan
terhadap gaya hidup. terhadap zat terlarang)
Setelah dilakukan tindakan, diharapkan 5. Tawarkan bantuan dukungan
klien mampu untuk memenuhi (mis., penyediaan makanan dan
indicator sebagai berikut: tempat tinggal, psikoterapi
terstruktur)
1. Merasakan ancaman kesehatan [4]
2. Merasakan kerentanan terhadap 6. Instruksiskan pasien dan keluarga
masalah kesehatan yang progresif akan proses penggunaan dan
[4] ketergantungan zat.
3. Kekhawatiran mengenai penyakit
atau cedera [4] Pendidikan kesehatan
4. Kekhawatiran mengenai potensi Definisi :
komplikasi [4] Mengembangkan dan menyediakan
5. Merasakan keparahan penyakit atau instruksi dan pengalaman belajar
cedera [3] untuk memfasilitasi prilaku adaptasi
6. Merasakan keparahan komplikasi yang disengaja yangberkondusif bagi
[4] kesehatan pada individu, keluarga,
7. Merasakan ancaman atau kelompok atau komunitas.
ketidaknyamanan dan penyakit atau
cedera [4]
8. Merasakan ancaman kematian [4]
24
Keterangan: Aktivitas-aktivitas :
[1] : Sangat lemah 1. Tentukan pengetahuan
[2] : Lemah kesehatan dan gaya hidup
[3] : Sedang perilaku saat ini pada individu,
[4] : Kuat keluarga, atau kelompok
[5] : Sangat kuat. sasaran.
2. Bantu individu, keluarga, dan
masyarakat untuk memperjelas
keyakinan dan nilai-nilai
kesehatan.
3. Rumuskan tujuan dalam
program pendidikan kesehatan
[tersebut].
4. Tekankan manfaat kesehatan
positif yang langsung atau
[manfaat] jangka pendek yang
bias diterima oleh perilaku gaya
hidup positif dari pada
[menekankan pada] manfaat
jangka panjang atau efek
negative dan ketidakpatuhan.
5. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk menolak
perilaku yang tidak sehat atau
berisiko dari pada memberikan
saran untuk menghindari atau
mengubah perilaku.
6. Berikan diskusi kelompok dan
bermain peran untuk
mempengaruhi keyakinan
terhadap kesehatan, sikap dan
nilai-nilai.
7. Libatkan individu, keluarga, dan
kelompok dalam perencaan dan
rencana implementasi gaya
hidup atau modifikasi perilaku
kesehatan.
8. Manfaatkan sistem dukungan
social dan keluarga untuk
meningkatkan efektifitas gaya
hidup atau modifikasi perilaku
kesehatan.
9. Tekankan pentingnya pola
makan yang sehat, tidur,
berolahraga, dan lain-lain bagi
individu, keluarga dan kelompok
yang meneladani nilai dan
perilaku ini dari orang
lain,terutama pada anak-anak.
25
Aktivitas-aktivitas :
1. Identifikasi hambatan untuk
merubah perilaku
2. Berikan informasi mengenai
perilaku yang diinginkan
3. Bantu undividu untuk
berkomitmen terhadap rencana
tindakan untuk merubah
perilaku
4. Berikan lingkungan yang
mendukung perilaku yang
diinginkan untuk mempelajari
pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk
berperilaku.
5. Berikan contoh/tunjukkan
perilaku yang diinginkan
6. Libatkan dalam bermain peran
untuk melatih perilaku
Isolasi sosial berhubungan dengan Adaptasi terhadap disabilitas fisik Menghadirkan diri
kesehatan dibuktikan dengan Definisi : Definis :
Tindakan personal untuk beradaptasi Berada bersama seseorang baik
Batasan karakteristik : terhadap tantangan terkait dengan secara fisik maupun psikologi pada
1. Ingin sendiri funsi yang signifikan akibat terjadinya saat seseorang membutuhkan
2. Kesendirian yang ditentukan oleh disabilitas fisik. [kehadiran orang lain]
orang lain
3. Perasaan berbeda dengan orang Setelah dilakukan tindakan, diharapkan Aktivitas-aktivitas
lain klien mampu untuk memenuhi 1. Tunjukan perilaku menerima
indicator sebagai berikut: 2. Bina rasa percaya dan
penghargaan positif
1. Beradaptasi terhadap keterbatasan 3. Sentuh pasien dalam rangka
secara fungsional [4] mengekspresikan kepedulian
2. Menggunakan strategi untuk dengan cara yang tepat
mengurangi stress yang 4. Beri jarak bagi pasien dan
berhubungan dnegan disabilitas [4] keluarga sesuai dengan
3. Identifikasi cara-cara untuk kebutuhan [mereka]
meningkatkan rasa kendali diri [4] 5. Bantu pasien untuk menyadari
4. Mengidentifikasi rencana untuk bahwa anda siap membantu
memenuhi aktifitas hidup haria [4] tapi tidak mendorong
ketergantungan tingkah laku
Keterangan : 6. Temani pasien dengan tujuan
[1] : tidak pernah dilakukan untuk mendukung keamanan
[2] : jarang dilakukan dan menurunkan rasa takut
[3] : kadang-kadang dilakukan [pasien].
[4] : sering dilakukan
[5] : dilakuakn secara konsisten Peningkatan sistem dukungan
Definisi :
Tingkat rasa takut Fasilitasi dukungan bagi pasien oleh
Definisi : keluarga, teman-teman dan
Keparahan rasa takut yang diwujudkan, masyarakat
ketegangan atau ketidaknyamanan
yang muncul dari sumber yang tidak Aktivitas-aktivitas :
bias diidentifikasi 1. Identifikasi tingkat dukungan
keluarga, dukungan keuangan,
Setelah dilakukan tindakan, diharapkan dan sumber daya lainnya
klien mampu untuk memenuhi
indicator sebagai berikut:
26
1. Distress [4] 2. Monitor situasi keluarga saat ini
2. Kekurangan kepercayaan diri [4] dan jaringan dekungan [yang
3. Kekhawatiran berlebihan [4] ada]
3. Anjurkan hubungan dengan
Keterangan : orang-orang yang memiliki
[1] : Berat minat dan tujuan yang sama
[2] : Cukup berat 4. Sediakan layanan dengan sikap
[3] : Sedang peduli dan mendukung libatkan
[4] : Ringan keluarga, dan orang terdekat,
[5] : Tidak ada dan teman-teman dalam
perawatan dan perencanaan
5. Identifikasi sumber daya yang
tersedia terkait dengan
dukungan pemberi perawatan
Aktivitas-aktivitas :
1. Berikan lingkungan yang
terapeutik dengan memastikan
[lingkungan] yang hangat, santai,
tertutup dan [berdasarkan]
pengalaman individu.
2. Bantu pasien menerima
kebutuhan [pasien] terkait
dengan kondisi
ketergantungannya
3. Dorong pasien untuk melakukan
aktivitas, sehari-hari sampai batas
kemampuan [pasien]
27
Posisi tubuh : berinisiatif sendiri Peningkatan latihan
Definisi : Definisi :
Tindakan personal untuk merubah Memfasilitasi aktifitas secara teratur
posisi tubuh sendiri secara mandiei untuk meningkatkan atau
dengan atau tanpa alat bantu mempertahankan kesehatan dan
tingkat kebugaran
Setelah dilakukan tindakan, diharapkan
klien mampu untuk memenuhi Aktivitas-aktivitas :
indicator sebagai berikut: 1. Dukung individu untuk memulai
atau melanjutkan latihan
1. Bergerak dengan posisi berbaring 2. Lakukan latihan bersama individu,
ke posisi berdiri [4] jika diperlukan
2. Bergerak Dari satu sisi kesisi lain 3. Instruksikan individu terkait
sambil berbaring [4] dengan tipe aktivitas fisik yang
3. Bergerak dari depan kebelakang sesuai dengan derajat kesehatan,
sambil berbaring [4] kolaborasi dengan dokter dan
4. Bergerak dari belakang ke depan atau ahli terapi fisik
sambil berbaring [4] 4. Intruksikan individu yang
mengharuskan berhenti atau
Keterangan : mngubah program latihan
[1] : Sangat terganggu
[2] : Banyak terganggu Pengaturan posisi
[3] : Cukup terganggu Definisi :
[4] : Sedikit terganggu Menempatkan pasien atau bagian
[5] : Tidak terganggu tubuh tertentu dengan sengajan
untuk menuingkatkan kesejahteraan
fungsi fisiologis dan psikologis.
Aktivitas-aktivitas :
1. Berikan matras yang lembut
2. Dorong pasien untuk terlibat
dalam perubahan posisi
3. Minimalisir gesekan dan cedera
ketika memposisikan dan
membelikan tubuh pasien
4. Jangan memposisikan [pasien]
dengan penegakkan pada luka
28
Keletihan berhubungan dengan Kelelahan: efek yang mengganggu Peningkatan latihan
kelesuan fisiologis (mis., anemia, Definisi : Definisi :
kehamilan, penyakit) dibuktikan Keparahan efek gangguan yang Memfasilitasi aktivitas fisik secara
dengan diamati atau dilaporkan dari kelelahan teratur untuk meningkatkan atau
kronis terhadap fungsi sehari-hari mempertahankan kesehatan dan
Batasan karakteristik : tingkat kebugaran.
1. Gangguan konsentrasi Setelah dilakukan tindakan
2. Kelelahan keperawatan, diharapkan kelelahan: Aktivitas-aktivitas :
3. Kurang energy efek yang mengganggu mencapai 1. Hargai keyakinan individu terkait
4. Peningkatan keluhan fisik kriteria hasil sebagai berikut: fisik
5. Tidak mampu mempertahankan 2. Gali hambatan untuk melakkan
aktivitas fisik pada tingkat yang 1. Gangguan dengan aktivitas sehari- latihan
biasanya hari [4] 3. Dukung individu untuk memulai
6. Tidak mampu mempertahankan 2. Gangguan pada rutinitas [4] atau melanjutkan latihan
rutinitas yang biasanya 3. Nafsu makan menurun [4] 4. Lakukan latihan bersama individu,
4. Perubahan status nutrisi [4] jika diperlukan
5. Gangguan aktivitas fisik [4] 5. Libatkan keluarga/orang yang
6. Pesimis tentang status kesehatan memberikan perawatan dalam
saat ini [4] merencanakan dan meningkatkan
program latihan.
Keterangan : 6. Informasikan individu mengenai
[1] : Berat manfaat kesehatan dan efek
[2] : Cukup berat fisiologis latihan.
[3] : Sedang
[4] : Ringan Pengurangan kecemasan
[5] : Tidak ada Definisi :
Mengurangi tekanan, ketakutan,
Status kesehatan pribadi firasat, maupun ketidaknyamanan
Definisi : terkait dengan sumber-sumber
Keseluruhan fungsi fisik, psikologis, bahaya yang tidak teridentifikasi.
sosial dan spiritual dari orang dewasa
usia 18 tahun atau lebih Aktivitas-aktivitas :
1. Gunakan pendekatan yang
Setelah dilakukan tindakan tenang dan meyakinkan
keperawatan, diharapkan status 2. Nyatakan dengan jelas harapan
kesehatan pribadi mencapai kriteria terhadap perilaku klien
hasil sebagai berikut: 3. Pahami situasi krisis yang terjadi
dari perspektif klien
1. Kebugaran fisik [4] 4. Berada di sisi klien untuk
2. Tingkat energi [4] meningkatkan rasa aman dan
3. Tingkat kenyamanan [4] mengurangi ketakutan
4. Berat badan [4] 5. Berikan aktivitas yang bergantian
5. Status nutrisi [4] bertujuan untuk mengurangi
6. Hubungan sosial [4] tekanan
6. Bantu klien mengidentifikasi
Keterangan : situasi yang memicu kecemasan
[1] : Sangat terganggu
[2] : Banyak terganggu Peningkatan sistem dukungan
[3] : Cukup terganggu Definisi :
[4] : Sedikit terganggu Fasilitasi dukungan bagi pasien oleh
[5] : Tidak terganggu keluarga, teman-teman dan
masyarakat
Aktivitas-aktivitas :
1. Identifikasi respon psikologis
terhadap situasi dan ketersediaan
sistem dukungan
29
Kebugaran fisik 2. Identifikasi tingkat dukungan
Definisi : keluarga, dukungan keuangan,
Kinerja kegiatan fisik dengan tenaga dan sumber daya lainnya.
3. Anjurkan hubungan dengan
Setelah dilakukan tindakan orang-orang yang memiliki minat
keperawatan, diharapkan kebugaran dan tujuan yang sama
fisik mencapai kriteria hasil sebagai 4. Libatkan keluarga, orang
berikut: terdekat, dan teman-teman
dalam perawatan dan
2. Kekuatan otot [4] perencanaan
3. Ketahanan otot [4] 5. Identifikasi sumber daya yang
4. Kinerja aktivitas fisik [4] tersedia terkait dengan dukungan
5. Fungsi kardiovaskuler [4] pemberian perawatan.
6. Fungsi pernafasan [4]
7. Kebugaran aerobik [4]
8. Indeks masa tubuh [4]
Keterangan :
[1] : Sangat terganggu
[2] : Banyak terganggu
[3] : Cukup terganggu
[4] : Sedikit terganggu
[5] : Tidak terganggu
Aktivitas-aktivitas:
1. Kelelahan [4]
1. Kolaborasikan dengan fisioterapis
2. Kelesuan [4]
dalam mengembangkan
3. Kehilangan selera makan [4]
peningkatan mekanika tubuh,
4. Gangguan konsentrasi [4]
sesuai indikasi
5. Penurunan motivasi [4]
2. Kaji kesadaran pasien tentang
6. Gejala sindrom kelelahan kronis/
abnormalitas muskuloskeletalnya
Post exetional malaise [4]
dan efek yang mungkin akan
timbul pada jaringan otot dan
Keterangan :
postur
[1] : Berat
3. Bantu untuk mendemonstrasikan
[2] : Cukup berat
posisi tidur yang tepat
[3] : Sedang
4. Gunakan prinsip mekanika tubuh
[4] : Ringan
ketika menangani pasien dan
[5] : Tidak ada
memindahkan peralatan
5. Monitor perbaikan postur
1. Kegiatan sehari-hari (ADL) [4]
(tubuh)/mekanika tubuh pasien
2. Performa gaya hidup [4]
6. Berikan informasi tentang
3. Kesadaran [4]
kemungkinan posisi penyebab
4. Saturasi oksigen [4]
nyeri otot atau sendi.
5. Fungsi imun [4]
6. Metabolisme [4]
30
Keterangan :
[1] : Sangat terganggu
[2] : Banyak terganggu
[3] : Cukup terganggu
[4] : Sedikit terganggu
[5] : Tidak terganggu
Keterangan :
[1] : Sangat terganggu
[2] : Banyak terganggu
[3] : Cukup terganggu
[4] : Sedikit terganggu
[5] : Tidak terganggu
1. Stamina [4]
2. Daya tahan [4]
3. Kekuatan cengkeraman tangan [4]
4. Bentuk tonus [4]
5. Penyembuhan jaringan [4]
6. Resistensi infeksi [4]
31
Keterangan : Manajemen obat
[1] : Sangat menyimpang dari rentang Definisi :
normal Fasilitasi penggunaan dan efektifitas
[2] : Banyak menyimpang dari rentang resep yang aman serta penggunaan
normal obat bebas
[3] : Cukup menyimpang dari rentang
normal Aktivitas-akivitas:
[4] : Sedikit menyimpang dari rentang 1. Tentukan obat apa yang
normal diperlukan, dan kelola menurut
[5] : Tidak menyimpang dari rentang resep dan/atau protokol
normal 2. Monitor efek samping obat
3. Kaji ulang pasien dan/atau
keluarga secara berkala
mengenai jenis dan jumlah obat
yang dikonsumsi
4. Monitor respon terhadap
perubahan pengobatan dengan
cara yang tepat
5. Berikan pasien dan anggota
keluarga mengenai informasi
tertulis dan visual untuk
meningkatkan pemahaman diri
mengenai pemberian obat yang
tepat
6. Tentukan dampak penggunaan
obat pada gaya hidup pasien
Dukungan spiritual
Definisi :
Membantu klien untuk merasakan
keseimbangan dan hubungan
dengan kekuatan yang lebih besar
Aktivitas-aktivitas:
1. Gunakan komunikasi terapeutik
dalam membangun hubungan
daling percaya dan caring
2. Dorong individu untuk meninjau
ulang masa lalu dan berfokus
pada kejadian dan hubungan
yang memberikan dukungan dan
kekuatan spiritual
3. Berikan privasi dan waktu-waktu
yang tenang untuk
(dilakukannya) kegiatan spiritual
4. Dengarkan perasaan klien
5. Tunjukkan empati terhadap
ekspresi perasaan klien
6. Pastikan pada individu bahwa
perawat selalu ada untuk
mendukung individu melewati
masa yang menyakitkan
7. Terbuka pada perasaan individu
terkait dengan penyakit dan
kematian
32
Diare berhubungan dengan Manajemen Diri : Penyakit Kronik Perawatan Pengguna Zat Terlarang
penyalahgunaan zat dibuktikan Definisi : Definisi :
dengan Tindakan seseorang untuk mengelola Perawatan bagi klien dan anggota
penyakit kronis, pengobatannya dan keluarga yang menunjukkan disfungsi
Batasan karakteristik : untuk mencegah perkembangan akibat penyalahgunaan maupun
1. Ansietas penyakit dan komplikasinya. ketergantungan zat terlarang.
2. Nyeri abdomen
3. Malabsorpsi Setelah dilakukan tindakan, diharapkan Aktivitas-aktivitas :
4. Iritasi gastrointestinal klien mampu untuk memenuhi 1. Instruksikan pada pasien
5. Ada dorongan untuk defekasi indicator sebagai berikut: mengenai gejala atau perilaku
yang meningkatkan kemungkinan
1. Menerima diagnosa [4] kambuh (misalnya, kelelahan,
2. Mencari informasi tentang penyakit depresi, ketidak jujuran, dan
[4] kepuasan).
3. Memantau tanda dan gejala 2. Bantu pasien dalam
penyakit [4] mengembangkan diri,
4. Memantau tanda dan gejala mendorong upaya positif dan
komplikasi [4] motivasi
5. Melaporkan tanda dan gejala [4] 3. Pantau penggunaan narkoba
6. Memantau efek terapi obat [4] selama pengobatan (misalnya,
7. Memantau efek samping obat [4] skrining urin dan analisis napas).
8. Mencegah kebiasaan yang 4. Identifikasi dan atasi pola
potensial meningkatkan penyakit hubungan disfungsional dalam
[4] hubungan social pasien keluarga
9. Menyesuaikan kehidupan rutin atau lainnya (misalnya, saling
untuk mengoptimalkan kesehatan ketergantungan dan
[4] memungkinkan).
10. Menggunakan strategi untuk 5. Koordinasikandan fasilitasi
mengontrol nyeri [4] strategi konfrontasi kelompok
11. Menyeimbangkan aktivitas dan untuk mengatasi penggunaan
istirahat [4] dan pertahanan peran bermain
12. Menggunakan sumber informasi dalam penggunaan zat (misalnya,
yang terpercaya [4] penolakan).
13. Menggunakan sumber-sumber 6. Bangun program multidisiplin
yang ada di komunitas [4] dengan baik (misalnya, terapi
rawat jalan jangka pendek,
Keterangan : program detoksifikasi, perawatan
[1] : Tidak pernah menunjukkan dirumah berbasis komunitas).
[2] : Jarang menunjukkan 7. Instruksikan klien maupun
[3] : Kadang-kadang menunjukkan keluarga mengenai obat-obatan
[4] : Sering menunjukkan yang digunakan selama
[5] : Secara konsisten menunjukkan perawatan.
8. Informasikan klien bahwa
Respon Pengobatan frekuensi dan volume
Definisi : penyalahgunaan zat terlarang
Efek yang terapeutik dan merugikan bias mengakibatkan disfungsi
dari peresepan obat yang bervariasi antara satu orang
dengan orang lain.
Setelah dilakukan tindakan, diharapkan 9. Pantau penyakit menular
klien mampu untuk memenuhi (misalnya, HIV-AIDS, hepatitis B
indicator sebagai berikut: dan C, dan TBC), mengobati dan
memberikan bantuan untuk
1. Interaksi pengobatan [4] memodivikasi perilaku.
2. Interaksi pengobata [4]
33
Keterangan : Manajemen Diare
[1] : Berat Definisi :
[2] : Cukup berat Manajemen dan penyembuhan diare
[3] : Sedang
[4] : Ringan Aktivitas-aktivitas :
[5] : Tidak ada 1. Tentukan riwayat diare
2. Evaluasi profil pengobatan
1. Efek terapeutik yang diharapkan [4] terhadap adanya efek samping
2. Perubahan gejala yang diharapkan pada gastrointestinal
[4] 3. Instruksikan pasien atau anggota
3. Perubahan kimia darah yang keluarga untuk mencatat warna,
diharapkan [4] volume, frekuensi, dan
konsistensi tinja.
Keterangan : 4. Identifikasi factor yang bias
[1] : Sangat terganggu menyebabkan diare (misalnya,
[2] : Banyak terganggu mediaksi, bakteri, dan pemberian
[3] : Cukup terganggu makanan lewat selang).
[4] : Sedikit terganggu 5. Instruksikan pasien untuk
[5] : Tidak terganggu memberitahu staf setiap kali
mengalami episode diare.
Manajemen Lingkungan
Definisi :
Manipulasi lingkungan pasien untuk
kepentingan terapi, daya tarik
sensorik, dan kesejahteraan
psikologis.
Aktivita-aktivita:
1. Identifikasi kebutuhan
keselamatan pasien berdasarkan
fungsi fisk, dan kognitif serta
riwayat perilaku di masa lalu.
2. Damping pasien selama tidak ada
kegiatan bangsal, dengan tepat.
3. Sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien, jika
suhu tubuh berubah.
Kekurangan volume cairan Integritas jaringan: Kulit & Membran Manajemen cairan
berhubungan dengan kehilangan Mukosa Definisi :
cairan aktif dibuktikan dengan Definisi : Meningkatkan keseimbangan cairan
Keutuhan struktur dan fungsi fisiologis dan pencegahan komplikasi yang
Batasan Karakteristik : kulit dan selaput lender secara normal. dihasilkan dari tingkat cairan tidak
1. Kelemahan normal atau tidak diinginkan.
2. Membrane mukosa kering Setelah dilakukan tindakan, diharapkan
3. Penurunan berat badan tiba-tiba klien mampu untuk memenuhi Aktivitas-aktivitas :
4. Penurunan tekanan darah indicator sebagai berikut: 1. Monitor status hidrasi (misalnya,
5. Penurunan tekanan nadi membrane mukosa lembab,
6. Penurunan turgor kulit 1. Suhu kulit [4] denyut nadi adekuat, dan
7. Peningkatan suhu tubuh 2. Hidrasi [4] tekanan darah ortostastik).
3. Perfusi jaringan [4] 2. Monitoer hasil laboratorium yang
4. Integritas kulit [4] relevan dengna retensi cairan
(misalnya, peningkatan berat
jenis, peningkatan BUN,
penurunan hematocrit, dan
peningkatan kadar osmoslalitas
urin).
34
Keterangan : 3. monitor tanda-tanda vital pasien.
[1] : Sangat terganggu 4. Monitor berat badan pasien
[2] : Banyak terganggu sebelum dan setelah dialysis.
[3] : Cukup terganggu 5. Tawarkan makanan ringan
[4] : Sedikit terganggu (misalnya, minuman ringan dan
[5] : Tidak terganggu buah-buahan segar/jus buah).
6. Konsultsikan dengan dokter jika
1. Wajah pucat [4] tanda-tanda dan gejala kelebihan
2. Lesi mukosa membrane [4] volume cairan menetap atau
memburuk.
Keterangan :
[1] : Berat Manajemen Nutrisi
[2] : Cukup berat Definisi :
[3] : Sedang Menyediakan dan meningkatkan
[4] : Ringan intake nutrisi yang seimbang.
[5] : Tidak ada
Aktivitas-aktivitas :
Hidrasi 1. Tentukan status gizi pasien dan
Definisi : kemampuan [pasien] untuk
[ketersediaan] Air yang cukup dalam memenuhi kebutuhan gizi.
kompetemen intraseluler dan 2. Tentukan apa yang menjadi
ekstraseluler tubuh preferensi makanan bagi pasien
3. Tentukan jumlah kalori dan jenis
Setelah dilakukan tindakan, diharapkan nutrisi yang dibutuhkan untuk
klien mampu untuk memenuhi memenuhi persyaratan gizi
indicator sebagai berikut: 4. Monitor kalori dan asupan
makanan
1. Intake cairan [4] 5. Anjurkan pasien untuk memantau
2. Output urin [4] kalori dan intake makanan
(misalnya, buku harian makanan)
Keterangan : 6. Tawrkanmakanan ringan yang
[1] : Sangat terganggu padat gizi
[2] : Besarly compromised 7. Monitor kecenderungan kenaikan
[3] : Cukup terganggu dan penurunan berat badan
[4] : Sedikit terganggu
[5] : Tidak terganggu Monitor Tanda-Tanda Vital
Definisi :
1. Penuruna tekanan darah [4] Pengumpalan dan analisis data
2. Diare [4] kardiovaskular, pernapasan, dan suhu
3. Peningkatan suhu tubuh [4] tubuh untuk menentukan dan
4. Kehilangan berat badan [4] mencegah komplikasi.
5. peningkatan hematocrit [4]
Aktivitas-aktivitas :
Keterangan : 1. Identifikasi kemungkinan
[1] : Berat penyebab perubahan tanda-
[2] : Cukup berat tanda vital
[3] : Sedang 2. Monitor warna kulit, suhu dan
[4] : Ringan kelembaban
[5] : Tidak ada 3. Monitor tekanan darah, denyut
nadi dan 1. pernapasan sebelum,
selama, dan setelah beraktivitas
dengan tepat.
4. Monitor tekanan darah, suhu,
nadi dan status pernafasan
dengan tepat.
5. Monitor tekanan nadi yang
melebar atau menyempit
35
A. KESIMPULAN
Human immunodeficiciency virus (HIV) merupakan virus yang dapa melemahkan sistem
kekebalan tubuh dan Aquired Imune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang sifatnya diperoleh bukan bawaan. Penyakit
HIV/AIDS merupakn bagian dari penyakit kelamin karena dapat ditularkan melalui hubungan
seksual (kelamin), tetapi tidak selalu ditularkan melalui jalur hubungan seksual. Cara penularan
yaitu bila cairan yaitu dari seseorang yang sudah terinfeksi HIV masuk kedalam sistem peredaran
darah memalui luka terbuka, sariawan, jarum suntik atau luka yang diakibatkan pada hubungan
seksual yang kadang tidak disadari oleh penderita ataupun pasangannya. Virus HIV kemudian
kontak dengan sel darah putih, selaput virus pecah dan RNA nya keluar dan gen virus HIV masuk
ke dalam inti sel yang dapat menimbulkan dua kemungkinan yang pertama virus tetap tidur dan
tidak kehilangan gejala aktif atau kemungkinan yang kedua virus membiak dalam sel limfosit, sel
B. SARAN
36
Daftar Pustaka
Springhouse Corporation (2011). Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan, ed. 2.
individualizing client care across the life span, 9th ed. Philadelphia: FA Davis.
Kuswiyanto,S.Si., M.Kes (2016). Buku Ajar Virologi untuk Analis Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Anne Waugh & Allison Grant, 2014. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi, Edisi 12. Singapore : Elsevier
T. Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru, Budi Anna Keliat, Monica Ester, 2015. Diagnosis
Keperawatan Definisi & Klasisfikasi 2015-2017, Edisi 10. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
37