Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ISO SEKTOR KESEHATAN

AUDIT INTERNAL

Oleh :
Kelompok 3
Silvya Ramadayani 1611211013
Dwi Gusti Adi Ningrum 1611211017
Siska Ramadhani 1611211025
Aulia Rizki Giovany 1611211049
Reissa Nanda Fitria 1611212006
Cut Annisa Barmah 1611212036
Krisna Octaviani 1711216042

Dosen Pengampu :
Kamal Kasra S.K.M, MQIH

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini dengan judul “ Audit Internal”.

Selanjutnya shalawat beserta salam kami sampaikan kepada junjungan


umat muslim sedunia, yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
umatnya dari zaman jahiliyah hingga zaman berilmu yang dapat kita rasakan
seperti saat sekarang ini.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen
mata kuliah dari Bapak Kamal Kasra S.K.M, MQIH. Dalam penulisan makalah
ini, kami banyak mengalami rintangan, tantangan, dan hambatan. Namun hal itu
dapat dilalui berkat petunjuk dari Allah SWT serta pihak lain yang ikut
membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Kamal Kasra S.K.M, MQIH dan semua rekan kelompok 3
yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan makalah ini.

Padang, 10 April 2019

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1 Pengertian Audit Internal ......................................................................... 3
2.2 Fungsi Audit Internal ................................................................................ 4
2.3 Tujuan Audit Internal ............................................................................... 4
2.4 Persyaratan Audit Internal ........................................................................ 5
2.5 Ruang Lingkup Audit Internal ................................................................. 5
2.6 Langkah-Langkah dalam Pelaksanaan Audit Internal ISO 9001 ............. 6
2.7 Fokus pada perbaikan proses untuk mendapatkan hasil maksimal dari
Internal Audit ...................................................................................................... 8
2.8 Pedoman Audit Internal di FKTP ............................................................. 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15
3.2 Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Audit internal adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibuat
perusahaan dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi berbagai kegiatan
yang dilaksanakan perusahaan. Sedangkan tujuan dilaksanakannya audit internal
adalah untuk memperbaiki kinerja perusahaan dengan cara membantu karyawan
perusahaan agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.
Audit internal akan melakukan penilaian dengan tujuan untuk menguji dan
mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi
sehubungan dengan kegiatan yang akan diperiksa (Tugiman, 2006:11).
Peranan audit internal pada saat ini sangat diperlukan di berbagai institusi,
tidak terkecuali untuk pengawasan sehari-hari atas perusahaan dapat
dilaksanakan secara lebih intensif dan efektif tanpa mengurangi
tanggungjawabnya (Gusnardi, 2008).
Pada aspek non akademik kedudukan audit internal sebagai supporting
activity seperti keuangan, asset, organisasi dan sumberdaya manusia dan
kemahasiswaan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pencapaian
tujuan perguruan tinggi sehingga memerlukan perhatian yang tinggi pula. Pada
saat ini biaya pendidikan di Indonesia sudah semakin tinggi terlebih institusi
swasta. Semakin tinggi biaya pendidikan ditingkat perguruan tinggi
menyebabkan biaya yang dikelola perguruan tinggi menjadi tidak sedikit. Untuk
itu akan rawan sekali terjadinya fraud, baik itu penyalahgunaan asset (Asset
Misappropriation) karena jumlah asset yang ada dilingkungan perguruan tinggi
cukup banyak, fraud dalam penerimaan biaya pendidikan mahasiswa, biaya
marketing atau biaya praktik mahasiswa yang cukup tinggi juga bisa menjadi
celah atau jalan untuk melakukan fraud. Pengawasan yang lebih ketat perlu
dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya perilaku penyimpangan melalui
pengendalian internal (internal control system). (Meikhati and Rahayu 2015).
Dalam menyelenggarakan kegiatan berbagai usaha, salah satu tantangan

1
yang dihadapi perusahaan adalah bagaimana untuk meningkatkan efektivitas,
efisiensi, dan ekonomisasi perusahaan. Tantangan ini selalu ada karena
manajemen perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai tujuan
perusahaan, tetapi manajemen harus menghadapi situasi kelangkaan sumber
daya. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat perencanaan yang tepat dalam
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki dalam mendukung operasional yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan audit internal ?
2. Apa fungsi dari audit internal ?
3. Apa tujuan dari audit internal ?
4. Apa persyaratan audit internal ?
5. Apa ruang lingkup dari audit internal ?
6. Apa langkah-langkah dalam pelaksanaan audit internal ISO 9001 ?
7. Bagaimana tentang fokus pada perbaikan proses untuk mendapatkan hasil
maksimal dari internal audit ?
8. Apa pedoman dari audit internal di FKTP ?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan audit internal.
2. Dapat mengetahui fungsi dari audit internal.
3. Dapat mengetahui tujuan dari audit internal.
4. Dapat mengetahui persyaratan audit internal.
5. Dapat mengetahui ruang lingkup dari audit internal.
6. Dapat mengetahuai langkah-langkah dalam pelaksanaan audit internal ISO
9001.
7. Dapat mengetahui tentang fokus pada perbaikan proses untuk
mendapatkan hasil maksimal dari internal audit.
8. Dapat mengetahui pedoman dari audit internal di FKTP.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Audit Internal


a. Mulyadi (2002)
Internal Audit adalah pelaksana audit/auditor yang menjalankan tugas
di dalam perusahaan untuk mengetahui sejauh mana prosedur dan kebijakan
yang telah dibentuk sebelumnya dipatuhi, menetapkan apakah pengelolaan
akan aset organisasi/perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik, menetapkan
seberapa efektif dan efisien dari prosedur kegiatan organisasi/perusahaan,
serta menilai keefektivitasan informasi yang diproduksi oleh tiap unit di dalam
organisasi/perusahaan.

b. Lawrence B. Sawyer
Pada buku berjudul “Internal Audit Sawyer” dikemukakan bahwa
pengertian audit internal menjabarkan tentang ruang lingkup audit internal
modern yang lebih luas.
Arti internal audit adalah proses penilaian yang dilaksanakan secara
berurutan dan bersifat obyektif yang dilaksanakan oleh auditor internal kepada
aktivitas operasional dan kontrol yang berbeda di dalam organisasi. Audit
internal dilaksanakan untuk menetapkan apakah :
1. Informasi mengenai finansial dan operasional perusahaan sudah tepat dan
dapat dipercaya.
2. Kemungkinan hambatan yang akan dihadapi perusahaan telag diketahui
dan diminimalisasi.
3. Peraturan bagi eksternal perusahaan dan kebijakan di internal dapat
diteirma dan dipatuhi.
4. Aktivitas operasional sudah memuaskan.
5. Penggunaan sumber daya perusahaan dipakai secara efektif dan efisien.
6. Tujuan organisasi/perusahaan diraih secara efektif. Hal ini didiskusikan
dengan pihak manajemen dan memberikan bantuan berupa saran kepada
anggota untuk menjalankan tugas seefektif mungkin.
c. Hiro Tugiman

3
Definisi Audit internal adalah fungsi penilaian secara independen di
dalam organisasi untuk mengetes dan melakukan evaluasi terhadap
kegiatan/program yang dijalankan.
Tujuan Audit Internal menurut Ikatan Auditor Internal “Insititute Of
Internal Auditors – IIA” Yang Dikutip Messier “2005”. Mendefinisikan
bahwa internal audit ialah kegiatan yang independen dan objectif beserta
konsultasi yang disusun untuk meningkatkan nilai dan opersional
organisasi/perusahaan. Internal audit dapat mendukung organisasi/perusahaan
dalam pencapaian tujuannya dengan cara pendekatan yang terstruktur dan
disiplin, pendekatan internal audit tersebut dilakukan dengan cara evaluasi dan
meningkatkan keefektifan manajemen resiko, controlling dan proses tata
kelola.

2.2 Fungsi Audit Internal


Sawyer (2005) mengemukakan bahwa internal audit memiliki
berbagai fungsi diantaranya :

a. Pengawasan pada seluruh aktivitas yang sulit ditangani oleh pimpinan


puncak.
b. Pengidentifikasian dan minimalisasi resiko.
c. Report Validation kepada manajer.
d. Mendukung dan membantu manajemen pada bidang-bidang teknis.
e. Membanti proses decision making.
f. Menganalisis masa mendatang (bukan untuk hal yang telah terjadi).
g. Membantu manajer dalam mengelola perusahaan.

2.3 Tujuan Audit Internal


1. Melihat kekurangan sistem manajemen mutu
2. Mengevaluasi kekurangan untuk tindakan koreksi
3. Menilai kesiapan untuk audit eksternal
4. Mendorong pemeliharaan dan perbaikan dari pelaksanaan sistem mutu

4
5. Membantu anggota organisasi agar dapat menjalankan tugas dengan efektif.
Dalam aktivitas internal audit berusaha melakukan analisis dan memberikan
berbagai saran dan penilaian. Proses pemeriksaan audit meliputi pengawasan
yang efektif dengan cost yang normal.
6. Membantu manajemen perusahaan menjalankan tugas melalui analisa,
penilaian, dan pemberian saran dan masukan mengenai kegiatan/program
(yang masuk dalam pemeriksaan).

2.4 Persyaratan Audit Internal


Audit Internal yang ditunjuk harus :

a. Independen, yaitu tidak mengaudit area kerjanya sendiri


b. Kompeten, yaitu auditor yang telah mengikuti pelatihan audit internal
serta memahami tahapan pelaksanaan aduit internal sesuai prosedur audit
internal yang telah ditetapkan.

2.5 Ruang Lingkup Audit Internal


Guy dkk mengemukakan ruang lingkup internal audit yang telah
dialih bahasakan oleh Paul A. Rajoe. Pada penjelasannya ruang lingkup
internal audit adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis keefektifan (Reliabilitas & Integrasi) informasi finansial dan


operasional serta alat yang dipakai untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengelompokan, dan melaporkan informasi tersebut.
2. Melakukan pengamatan terhadap sistem yang ada dalam rangka
memastikan adanya kesesuaian antara kegiatan/aktivitas/program yang
dijalankan organisasi dengan kebijakan, peraturan, prosedur, hukum,
rencana yang berdampak signifikan pada kegiatan organisasi.
3. Mengamati berbagai metode yang dipakai dalam menjaga aset/harta
perusahaan. Apabila dibutuhkan maka akan melakukan verifikasi terhadap
harta-harta tersebut.
4. Memberi penilaian terhadap efektifitas dan keekonomisan dalam
pemakaian sumber daya.

5
5. Melakukan pengamatan terhadap kegiatan operasional atau program
organisasi/perusahaan apakah hasil yang diperoleh konsisten dan sesuai
dengan tujuan dan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya.

2.6 Langkah-Langkah dalam Pelaksanaan Audit Internal ISO 9001


Banyak perusahaan melihat proses Internal Audit sebagai bentuk
kejahatan yang diperlukan yang mereka butuhkan untuk bertahan dalam
registrasi ISO 9001. Paling-paling, mereka pikir itu adalah usaha duplikat dari
registrar, tidak menyadari bahwa Internal Audit bisa jauh lebih efektif karena
terlihat pada proses yang lebih sering dan lebih mendalam daripada registrar
memiliki waktu untuk. Paling buruk, Auditor Internal dilihat sebagai
semacam kekuatan internal polisi bahwa yang terbaik adalah untuk
melindungi diri terhadap dengan menyembunyikan data penting atau
langsung menyesatkan dengan informasi palsu.
Langkah-langkah dalam Audit internal sebagai pemilik proses,
proses Internal Audit dapat menjadi cara terbaik untuk mendapatkan
pandangan dari orang luar, yang dapat secara langsung melihat proses Anda
dan membantu mengidentifikasi area mana saja yang diperlukan perbaikan,
atau membantu Anda merampingkan proses untuk berjalan lebih baik, lebih
cepat atau lebih efisien. Berikut adalah lima langkah utama dalam proses
Audit Internal dan bagaimana langkah-langkah tersebut dapat digunakan oleh
pemilik proses internal dalam meningkatkan proses mereka.
a. Perencanaan Jadwal Audit.
Bagian terpenting dari suatu proses Audit yang baik adalah
memiliki Jadwal Audit yang tersedia untuk membiarkan semua
orang tahu kapan setiap proses akan diaudit selama siklus yang
akan datang (biasanya jadwal tahunan). Jika Anda tidak memiliki
rencana audit dan melakukan audit secara mendadak, hal itu seperti
memberikan kesan bahwa manajemen “sudah tidak percaya lagi
dengan karyawannya.” Dengan menerbitkan jadwal audit, kesan
yang disampaikan adalah bahwa auditor datang untuk membantu
pemilik proses untuk melakukan perbaikan. Hal ini dapat

6
memungkinkan pemilik proses untuk menyelesaikan perbaikannya
sebelum audit dilakukan, sehingga mereka mendapat informasi
berharga tentang hasil pelaksanaan perbaikan yang telah mereka
lakukan, atau meminta auditor untuk fokus membantu
mengumpulkan informasi untuk melakukan perencanaan
improvement di area lainnya.
b. Perencanaan Proses Audit.
Langkah pertama dalam perencanaan audit adalah
mengkonfirmasi dengan pemilik proses kapan audit akan
dilakukan. Rencana diatas lebih kepada pedoman seberapa sering
proses akan diaudit dan kapan kira-kira akan dilakukan, tetapi
dengan mengkonfirmasi memungkinkan auditor dan pemilik proses
untuk berkolaborasi dalam menentukan waktu terbaik dan secara
bersama-sama meninjau proses yang ada. Auditor dapat meninjau
hasil audit sebelumnya dan melihat apakah ada tindak lanjut yang
diperlukan pada komentar atau masalah yang sebelumnya
ditemukan, dan ketika pemilik proses dapat mengidentifikasi
daerah yang perlu perbaikan maka auditor dapat melihat dan
membantu pemilik proses untuk mengidentifikasi informasi yang
diperlukan. Sebuah rencana audit yang baik dapat memastikan
bahwa pemilik proses akan mendapatkan nilai tambah dari proses
audit yang dilakukan.
c. Melakukan Audit.
Audit dimulai dengan pertemuan auditor dan pemilik
proses untuk memastikan bahwa rencana audit selesai dan siap.
Maka ada banyak jalan bagi auditor untuk mengumpulkan
informasi selama audit: meninjau catatan, berbicara dengan
karyawan, menganalisis data dari proses kunci atau bahkan
mengamati proses secara langsung. Fokus dari kegiatan ini adalah
untuk mengumpulkan bukti bahwa proses ini berfungsi seperti
yang direncanakan dalam SMM, dan efektif dalam menghasilkan
output yang dibutuhkan. Salah satu hal yang paling berharga yang

7
auditor dapat lakukan untuk pemilik proses, tidak hanya untuk
mengidentifikasi area-area yang tidak berfungsi dengan baik, tetapi
juga untuk menunjukkan proses mana saja yang dapat berfungsi
lebih baik jika dilakukan perubahan.
d. Pelaporan Audit.
Pertemuan penutupan dengan pemilik proses adalah suatu
keharusan untuk memastikan bahwa aliran informasi tidak
tertunda. Pemilik proses ingin tahu apakah ada kelemahan yang
perlu ditangani, dan juga untuk mengetahui jika ada proses yang
bisa di Improve. Ini harus diikuti dengan catatan tertulis sesegera
mungkin untuk memberikan informasi dalam format yang lebih
permanen untuk membuat tindak lanjut dari informasi tersebut.
Dengan mengidentifikasi tidak hanya area-area yang tidak sesuai
dengan proses, tetapi juga area positif dan area yang memiliki
potensi untuk improvement, pemilik proses akan mendapatkan nilai
tambah yang lebih baik dari Internal Audit yang dilakukan, dengan
melakukan perbaikan proses dari informasi tersebut.
e. Tindak lanjut atas Masalah atau Perbaikan yang ditemukan.
Seperti banyak standar manajemen mutu, tindak lanjut
merupakan salah satu langkah penting. Jika masalah telah
ditemukan dan tindakan lanjut perbaikan telah dilakukan, lalu
memastikan bahwa temuan tersebut telah diperbaiki dan
itumerupakan kunci dari perbaikan. Jika improvement telah selesai
dilakukan, kemudian proses berikutnya adalah melihat berapa
banyak proses telah meningkat dari sebelumnya.

2.7 Fokus pada perbaikan proses untuk mendapatkan hasil maksimal dari
Internal Audit
Dengan menggunakan proses Internal Audit untuk fokus pada membantu
untuk meningkatkan proses, dan bukan hanya untuk menjaga kepatuhan,
perusahaan dapat melihat nilai lebih dari audit. perbaikan proses adalah
salah satu elemen kunci dari sebuah Sistem Manajemen Mutu ISO9001, dan
harus menjadi salah satu motivator utama dari perusahaan yang ingin

8
menerapkan dan memelihara SMM yang baik. Proses perbaikan tidak hanya
membantu dengan efisiensi, tetapi menghemat waktu.

2.8 Pedoman Audit Internal di FKTP


A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Untuk menilai kinerja pelayanan di Puskesmas dan Klinik perlu
dilakukan audit internal. Dengan adanya audit internal akan dapat
diidentifikasi kesenjangan kinerja yang menjadi masukan untuk
melakukan perbaikan dan penyempurnaan baik pada sistem
pelayanan maupun sistem manajemen.
Audit internal dilakukan oleh tim audit internal yang dibentuk
oleh Kepala Puskesmas/Klinik dengan berdasarkan pada standar
kinerja dan standar akreditasi yang digunakan.
2. Tujuan Audit
Pada dasarnya audit merupakan instrumen bagi manajemen untuk
membantu mencapai visi, misi dan tujuan organisasi dengan cara
mendapatkan data dan informasi faktual dan signifikan berupa
data, hasil analisa, penilaian, rekomendasi auditor sebagai dasar
pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan
atau perubahan.
3. Defenisi Audit
Audit merupakan kegiatan mengumpulkan informasi faktual
dan signifikan melalui interaksi secara sistematis (pemeriksaan,
pengukuran dan penilaian yang berujung pada penarikan
kesimpulan), objektif dan terdokumentasi yang berorientasi pada
azas penggalian nilai atau manfaat dengan cara membandingkan
antar standar yang telah disepakati bersama dengan apa yang
dilaksanakan/diterapkan di lapangan.
Audit merupakan proses yang sistematis, mandiri, dan
terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan menilai secara
objektif untuk menentukan sejauh mana kriteria audit telah
dipenuhi.

9
Kriteria audit adalah kriteria yang digunakan untuk melakukan
audit berdasarkan standar yang digunakan dalam penilaian audit.

B. Audit Internal
Dikenal ada dua jenis audit, yaitu: audit eksternal dan audit
internal. Audit eksternal adalah penilaian yang dilakukan oleh pihak di
luar organisasi menggunakan standar tertentu. Akreditasi
Puskesmas/Klinik merupakan salah bentuk audit ekternal yang dilakukan
berdasarkan standar akreditasi oleh Komisi Akreditasi Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. Audit internal adalah suatu proses penilaian yang
dilakukan di dalam suatu organisasi oleh auditor internal yang juga adalah
karyawan yang bekerja pada organisasi tersebut, untuk kepentingan
internal organisasi tersebut.
1. Essensi Audit
Untuk mencapai tujuan dan memperoleh manfaat tersebut, maka
audit perlu dilaksanakan dengan pendekatan sebagai berikut:
a. Proses interaktif
b. Kegiatan sistematis: direncanakan, dikoordinasikan,
dilaksanakan dan dikendalikan secara efisien
c. Dilakukan dengan azas manfaat
d. Dilakukan secara objektif
e. Berpijak pada fakta dan kebenaran
f. Melibatkan proses analisis/evaluasi/penilaian/pengujian
g. Bermuara pada pengambilan keputusan
h. Dilaksanakan berdasar azas/standar/kriteria tertentu
i. Merupakan kegiatan berulang
j. Menghasilkan laporan

2. Aktifitas Audit
Proses pelaksanaan audit terdiri dari kegiatan untuk: Memastikan
(konfirmasi dan verifikasi ); Menilai ( mengevaluasi dan
mengukur); dan Merekomendasi (memberikan saran/masukan).

10
Ketiga kegiatan ini umumnya dilakukan oleh auditor dengan cara:
a. Telaah dokumen
b. Observasi
c. Meminta penjelasan dari auditee (yang di-audit)
d. Meminta peragaan dilakukan oleh auditee
e. Membandingkan kenyataan dengan standar/kriteria
f. Meminta bukti atas suatu kegiatan/transaksi
g. Pemeriksaan secara fisik terhadap fasilitas
h. Pemeriksaan silang (cross-check)
i. Mengakses catatan yang disimpan auditee
j. Mewawancarai audit
k. Menyampaikan angket survey
l. Menganalisis data

C. Merencanakan dan Melaksanakan Audit Internal


1. Tahapan Audit Internal
Audit Internal dilaksanakan mengikuti empat tahapan sebagai
berikut:
Tahap I : Penyusunan rencana audit: menentukan unit-unit kerja
yang akan diaudit, tujuan audit, jadualan audit, dan
menyiapkan instrumen audit
Dalam menerencanakan audit harus ditetapkan
1. Tujuan audit: untuk melakukan penilaian kinerja
dibandingkan dengan standar tertentu.
2. Lingkup audit: menjelaskan unit kerja yang akan
diaudit
3. Objek audit: menjelaskan apa saja yang akan diaudit
4. Alokasi waktu: menjelaskan berapa lama audit akan
dilakukan dan penjadualannya
5. Metoda audit: metoda yang akan digunakan pada
saat melakukan audit

11
6. Persiapan audit: persiapan auditor, penetapkan
kriteria audit, dan penyusunan instrumen audit.

Tahap II : Tahap pengumpulan data dengan menggunakan


instrumen audit yang disusun berdasarkan standar
tertentu (misalnya standar akreditasi, standar/pedoman
program, standar pelayanan minimal, standar/indikator
kinerja) untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap
standar tersebut.
Pengumpulan data pada pelaksanakan audit dilakukan dengan
berbagai metoda, antara lain adalah:
i. Mengamati proses pelaksanakan kegiatan
ii. Meminta penjelasan kepada auditee
iii. Meminta peragaan oleh auditee
iv. Memeriksa dan menelaah dokumen
v. Memeriksa dengan menggunakan instrumen daftar tilik
vi. Mencari bukti-bukti
vii. Melakukan pemeriksaan silang
viii. Mewawancarai auditee
ix. Mencari informasi dari sumber luar
x. Menganalisis data dan informasi
xi. Menarik Kesimpulan

Tahap III : Tahap analisis data audit, perumusan masalah,


prioritas masalah, dan rencana tindak lanjut audit.

Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan fakta


yang diperoleh pada waktu proses pengumpulan data
dengan kriteria audit yang telah ditetapkan. Bila ditemukan
kesenjangan antara fakta dengan kriteria audit, maka
auditor bersama auditee melakukan analisis lebih lanjut
untuk mengenal penyebab timbulnya kesenjangan.

12
Tahap IV: Tahap pelaporan dan diseminasi hasil audit.
Hasil audit internal harus dilaporkan kepada Kepala
Puskesmas/Klinik dan kepada unit yang diaudit. Hasil audit
juga dilaporkan pada saat rapat tinjauan manajemen untuk
melaporkan hasil audit, tindak lanjut yang telah dilakukan,
kendala dalam perbaikan sehingga dapat memperoleh
dukungan manajemen dalam upaya perbaikan kinerja
maupun perbaikan sistem manajemen/pelayanan.
2. Pelaporan
Hasil audit perlu dilaporkan kepada pucuk pimpinan dan kepada
unit yang diaudit. Dalam laporan audit harus memuat:
a) Latar belakang dilakukan audit: menjelaskan mengapa
perlu dilakukan audit
b) Tujuan audit: menjelaskan tujuan dilaksanakan audit
c) Lingkup audit: menjelaskan unit yang diaudit
d) Objek audit: menjelaskan apa saja yang diaudit
e) Standar/Kriteria yang digunakan untuk melakukan audit
f) Auditor: menjelaskan siapa yang melaksanakan kegiatan
audit
g) Proses audit: menjelaskan metoda, proses pelaksanaan audit
dan jadual pelaksanaan audit
h) Hasil dan analisis hasil audit: menjelaskan temuan audit
dan analisis mengapa terjadi kesenjangan terhadap
standar/kriteria yang ditetapkan
i) Rekomendasi dan batas waktu penyelesaian yang disepakati
oleh auditee: berdasarkan hasil audit, auditor diwajibkan
untuk memberikan rekomendasi perbaikan dengan adanya
kesepatan dari pihak auditee untuk menyelesaikannya.

3. Tindak Lanjut Audit

13
Berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh auditor internal
berdasarkan hasil audit internal, unit kerja yang diaudit wajib
melakukan tindak lanjut terhadap temuan audit dalam bentuk
upaya-upaya perbaikan.
Setelah memperoleh laporan hasil audit, auditee harus
mempelajari laporan audit tersebut, untuk kemudian menyusun
rencana perbaikan. Rencana perbaikan disusun dengan batas waktu
yang jelas, sehingga pelaksanaan perbaikan dapat dikerjakan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan atau disepakati bersama
dengan auditor.
Pada saat pelaksanaan kegiatan perbaikan, auditor dapat
melakukan monitoring kegiatan-kegiatan tindak lanjut yang
dilakukan oleh auditee dan memberikan arahan atau bimbingan
jika diperlukan.
Hasil perbaikan wajib dilaporkan oleh auditee kepada pucuk
pimpinan dan disampaikan tembusan kepada auditor internal.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Audit Internal adalah pelaksana audit/auditor yang menjalankan tugas di
dalam perusahaan untuk mengetahui sejauh mana prosedur dan kebijakan yang
telah dibentuk sebelumnya dipatuhi, menetapkan apakah pengelolaan akan aset
organisasi/perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik, menetapkan seberapa
efektif dan efisien dari prosedur kegiatan organisasi/perusahaan, serta menilai
keefektivitasan informasi yang diproduksi oleh tiap unit di dalam
organisasi/perusahaan. Persyaratan audit internal yaitu independen dan kompeten.

Tujuan Audit Internal :

a. Melihat kekurangan sistem manajemen mutu


b. Mengevaluasi kekurangan untuk tindakan koreksi
c. Menilai kesiapan untuk audit eksternal
d. Mendorong pemeliharaan dan perbaikan dari pelaksanaan sistem mutu
e. Membantu anggota organisasi agar dapat menjalankan tugas dengan efektif
f. Membantu manajemen perusahaan menjalankan tugas melalui analisa,
penilaian, dan pemberian saran dan masukan mengenai kegiatan/program
(yang masuk dalam pemeriksaan).

3.2 Saran
Melalui makalah ini diharapkan kepada pembaca dan penulis untuk
memahami tentang audit internal. Selain untuk meningkatkan pemahaman yakni
sebagai upaya meningkatkan displin ilmu yang lebih kompeten, berjiwa
pengetahuan dan selalu berfikir kritis terhadap ilmu tersebut dan peduli terhadap
lingkungan masyarakat.

Dan diharapkan setelah mengetahui ini, kita selaku calon auditor dapat
memahami seluk beluk permasalahan apa yang menjadi objek auditnya.
Memahami cara mengidentifikasi, mengolah, hingga menyampaikan hasil audit
tanpa bahasa yang ambigu atau tidak jelas. Sebuah integritas atau kejujuran tentu

15
sangat diperlukan dalam hal ini. Selain integritas, Ketelitian dan Keandalan sangat
di junjung tinggi demi sebuah Profesionalitas seorang auditor.

16
DAFTAR PUSTAKA
Nazief. 2014. Langkah Praktis Melakukan Audit Internal Perusahaan di
https://zahiraccounting.com/id/blog/langkah-praktis-melakukan-audit-
internal-perusahaan/ di akses pada 09 April 2019

Dosen Pendidikan 2. 2019. Audit Internal di


https://www.dosenpendidikan.com/pengertian-audit-internal-menurut-para-
ahli/ di akses pada 09 April 2019

Agoes, sukrisno. 2013, edisi ke empat, “Auditing”. Salemba Empat : Jakarta

http://changekonsultan.com/konsultan-iso-integrasi/persyaratan-pelaksanaan
audit-internal/ diakses pada tanggal 18 April pada pukul 14.20 WIB.
https://www.academia.edu/7518337/AUDIT_INTERNAL_SISTEM_MANAJEM
EN_MUTU_ISO_9001_2008
https://qmc.binus.ac.id/2016/12/29/langkah-langkah-dalam-pelaksanaan-audit-
internal-iso-9001/

17

Anda mungkin juga menyukai