Anda di halaman 1dari 4

BAHAYA-BAHAYA POTENSIAL DIRUMAH SAKIT

MENURUT KEPMENKES RI NO.1087/MENKES/SK/VIII/2010

BAHAYA FISIK DIANTARANYA: RADIASI PENGION, RADIASI NON-


PENGION, SUHU PANAS, SUHU DINGIN, BISING, GETARAN,
PENCAHAYAAN
BAHAYA DIANTARANYA: ETHYLENE OXIDE, FORMALDEHYDE,
KIMIA GLUTARALDEHYDE, ETHER, HALOTHANE, ETRANE,
MERCURY, CHLORINE
BAHAYA DIANTARANYA VIRUS (MISAL: HEPATITIS B, HEPATITIS C,
BIOLOGI INFLUENZA, HIV), BAKTERI (MISAL: S.SAPHROPHYTICUS,
BACILLUS SP, PORIONIBACTERIUM SP, H.INFLUENZAE,
S.PNEUMONIAE, N. MENINGITIDIS, B.STREPTOCOCCUS,
PSEUDOMONAS), JAMUR (MISAL: CANDIDA) DAN PARASIT
(MISAL: S.SCABIEI)
BAHAYA CARA KERJA YANG SALAH, DIANTARANYA POSISI KERJA
ERGONOMI STATIS, ANGKAT ANGKUT PASIEN, MEMBUNGKUK,
MENARIK, MENDORONG.
BAHAYA DIANTARANYA KERJA SHIFT, STRESS BEBAN KERJA,
PSIKOSOSIAL HUBUNGAN KERJA, POST TRAUMATIC.
BAHAYA DIANTARANYA TERJEPIT, TERPOTONG, TERPUKUL,
MEKANIK TERGULUNG, TERSAYAT, TERTUSUK BENDA TAJAM.
BAHAYA DIANTARANYA SENGATAN LISTRIK, HUBUNGAN ARUS
LISTRIK PENDEK, KEBAKARAN, PETIR, LISTRIK STATIS
KECELAKAA DIANTARANYA KECELAKAAN BENDA TAJAM
N
LIMBAH RS DIANTARANYA LIMBAH MEDIS (JARUM SUNTIK, VIAL
OBAT, NANAH, DARAH) LIMBAH NON MEDIS, LIMBAH
CAIRAN TUBUH MANUSIA (MISAL:DROPET, LIUR, SPUTUM)

RISIKO YANG ADA DIRUMAH SAKIT


Pekerja rumah sakit memiliki risiko kerja yang lebih tinggi dibanding pekerja industri
lain sehingga bahaya resiko tersebut harus dikendalikan. Selain itu, hal ini harus diketahui
bersama sebagai bentuk tindakan preventif untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu yang
tidak kita inginkan.

Berikut merupakan penjelasan mengenai sistem pengendalian bahaya dan resiko rumah sakit
yang harus dilakukan di rumah sakit (Modul Pelatihan Dasar Wajib Pengendalian Risiko
Bahaya di Rumah Sakit) :

1. Risiko bahaya fisik

 Risiko bahaya mekanik

Risiko yang paling sering terjadi adalah tertusuk jarum, terpeleset ataupun menabrak
dinding/pintu kaca. Pengendalian yang harus dilakukan antara lain : penggunaan safety box
limbah tajam, kebijakan dilarang menutup kembali jarum bekas, pemasangan keramik anti
licin pada koridor dan lantai yang miring, pemasangan rambu “awas licin”, pemasangan kaca
film dan stiker pada dinding/pintu kaca agar lebih kelihatan.

 Risiko bahaya radiasi

Risiko ini terdapat di ruang radiologi, radio therapy, kedokteran nuklir dan beberapa kamar
operasi yang memiliki x-ray. Pengendalian yang harus dilakukan antara lain : pemasangan
rambu peringatan bahaya radiasi, pengecekan tingkat paparan radiasi secara berkala dan
pemantauan paparan radiasi.

 Risiko bahaya kebisingan

Risiko ini terdapat pada ruang boiler, generator listrik dan ruang chiller. Pengendalian yang
harus dilakukan antara lain : substitusi peralatan melalui alat-alat baru dengan intensitas
kebisingan yang lebih rendah, penggunaan pelindung telinga dan pemantauan tingkat
kebisingan secara berkala oleh sanitasi.

 Risiko bahaya pencahayaan

Risiko bahaya pencahayaan ini seperti di kamar operasi dan laboratorium. Pengendalian yang
harus dilakukan adalah pemantauan tingkat pencahayaan secara berkala oleh sanitasi dan
hasil pemantauan dilaporkan ke petugas teknisi untuk tindak lanjut ruangan yang tingkat
pencahayaannya tidak memenuhi persyaratan.
 Risiko bahaya listrik

Risiko bahaya listrik terdiri dari konsleting dan kesetrum. Pengendalian yang harus dilakukan
adalah adanya kebijakan penggunaan peralatan listrik harus memenuhi SNI, serta dilakukan
pengecekan secara rutin baik fungsi dan kelayakan peralatan listrik di rumah sakit.

2. Risiko bahaya biologi

Risiko bahaya biologi yang paling banyak adalah akibat kuman patogen dari pasien yang
ditularkan melalui darah, cairan tubuh, dan udara. Pengendalian yang harus dilakukan adalah
melalui sanitasi dan harus didukung dengan housekeeping yang baik dari seluruh karyawan
dan penghuni rumah sakit.

3. Risiko bahaya kimia

Risiko ini terdapat pada bahan-bahan kimia golongan berbahaya dan beracun. Pengendalian
yang harus dilakukan adalah dengan identifikasi bahan-bahan B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun), pelabelan standar, penyimpanan standar, penyiapan MSDS (Material Safety Data
Sheet) atau lembar data keselamatan bahan, penyiapan P3K, serta pelatihan teknis bagi
petugas pengelola B3. Selain itu pembuangan limbah B3 cair harus dipastikan melalui
saluran air kotor yang akan masuk ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

4. Risiko bahaya fisiologi

Risiko ini terdapat pada sebagian besar kegiatan di rumah sakit berupa kegiatan angkat
angkut, posisi duduk, ketidaksesuaian antara peralatan kerja dan ukuran fisik pekerja. Risiko
ini misalnya terjadi pada pekerjaan angkat dan angkut baik pasien maupun barang. Selain itu
pemilihan sarana dan prasarana rumah sakit juga harus mempertimbangan faktor fisiologi,
terutama peralatan yang dibeli dari negara lain yang secara fisik terdapat perbedaan ukuran
badan. Pengendalian yang harus dilakukan yaitu melalui melakukan gerak tubuh secara rutin.

5. Risiko bahaya psikologi

Risiko bahaya psikologi dapat terjadi di seluruh rumah sakit berupa ketidakharmonisan
hubungan antar manusia didalam rumah sakit, baik sesama staff, staff dengan pasien, maupun
staff dengan pimpinan. Risiko psikologi akan memberikan pengaruh pada perilaku atau
semangat kerja petugas sehingga produktivitas akan menurun. Upaya pengendalian yang
dilakukan untuk risiko ini adalah dengan mengadakan pertemuan antar satuan kerja, antar
staff, dan pimpinan pada acara-acara bersama yang bertujuan agar terjalin komunikasi dengan
baik. Sehingga secara psikologi hal ini berdampak baik pada proses pengakraban, dengan
harapan risiko bahaya psikologi dapat ditekan seminimal mungkin.
Pengenalan potensi bahaya dan resiko di rumah sakit diharapkan pekerja, pengunjung,
pasien dan masyarakat sekitar lingkungan rumah sakit mampu mengidentifikasi risiko bahaya
dan mengetahui upaya pengendalian risiko bahaya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai