Anda di halaman 1dari 8

ISSN 2540-8321 URL:http.\\ojs.unud.co.id\index.

php\eum Volume 47 Nomor 1 Januari 2016

Gula darah tidak terkontrol sebagai faktor risiko gangguan fungsi


kognitif pada penderita diabetes melitus tipe 2 usia dewasa menengah

Bhaskoro Adi Widie Nugroho, I Made Oka Adnyana,


Dewa Putu Gede Purwa Samatra
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali
e-mail:medicina_fkudayana@yahoo.co.id

Abstrak
Diabetes melitus (DM) telah dihubungkan dengan kejadian gangguan fungsi kognitif (GFK).
Kontrol gula darah yang diukur dengan menggunakan kadar HbA1c telah dikaitkan dengan
perkembangan dan progresivitas dari komplikasi DM. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kadar gula darah tidak terkontrol (HbA1c >7%) merupakan faktor risiko GFK pada
penderita DM tipe 2 usia dewasa menengah. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
kasus kontrol. Sampel direkrut secara consecutive. Data dianalisis dengan uji Kai-kuadrat dan
regeresi logistik, dinyatakan dalam rasio odds (RO)(IK95%) dengan tingkat kemaknaan
(P)<0,05. Didapat jumlah penderita DM usia dewasa menengah yang memenuhi kriteria
penelitian untuk dilakukan pemeriksaan sebanyak 86 orang. Hasil analisis statistik mendapatkan
bahwa kadar gula darah tidak terkontrol berhubungan dengan kejadian GFK pada penderita DM
tipe 2 usia dewasa menengah [RO=3,69 (IK95% 1,416 sampai 9,622), P=0,008]. Disimpulkan
bahwa kadar gula darah yang tidak terkontrol merupakan faktor risiko terjadinya GFK pada
penderita DM tipe 2 usia dewasa menengah.[MEDICINA.2016;50(1):22-29]
Kata kunci: diabetes melitus, kadar gula darah tidak terkontrol. gangguan kognitif
Abstract
Diabetes mellitus has been associated with the incidence of impaired cognitive function. Blood
sugar control measured using HbA1c levels have been associated with the development and
progression of diabetes complications. The objective of this study was to determine if
uncontrolled blood sugar (HbA1c >7%) was a risk factor for cognitive impairment in middle-
aged adult patients with type 2-diabetes mellitus. This was a case-control study. Sample selected
by consecutive sampling. Data was analyzed by Chi-square and logisitic regression test and
expressed in odds ratio (OR)(95%CI), with significant level of P <0.05. The studi found 86
subject met the eligibility criteria. Statistical analysis showed that poorly controlled blood sugar
levels associated with impaired cognitive function events in middle-aged adult patients with
type 2-diabetes mellitus [OR=3.69 (95%CI 1.416 to 9.622), P= 0.008]. It was concluded that
poorly controlled blood sugar levels is a risk factor for the occurrence of impaired cognitive
function events in middle-aged adult patients with type 2-diabetes mellitus.
.[MEDICINA.2016;50(1):22-29]
Keywords: diabetes mellitus, uncontrolled blood glucose level, cognitive impairment
Pendahuluan pada tahun 2000 menjadi 21,4 juta pada
tahun 2030.1
D iabetes melitus
merupakan penyakit yang
banyak dijumpai di
(DM)

masyarakat.
Diabetes melitus dapat menyebabkan
berbagai macam komplikasi terutama
Berbagai penelitian menunjukkan bila tidak tertangani, seperti misalnya
adanya kecenderungan peningkatan penyakit ginjal, penglihatan kabur,
angka insidens dan prevalens DM di neuropati, dan penyakit pada sistem
berbagai penjuru dunia. Organisasi kardiovaskular.2,3 Selain itu, DM juga
Kesehatan Sedunia memprediksi dihubungkankan dengan kejadian
kenaikan jumlah penyandang DM gangguan fungsi kognitif (GFK),4
secara global dari 171 juta pada tahun sebagai faktor risiko mild cognitive
2000 menjadi 366 juta pada 2030, impairment (MCI) dan demensia.
sedangkan di Indonesia dari 8,4 juta Pasien dengan DM mempunyai

22
ISSN 2540-8321 URL:http.\\ojs.unud.co.id\index.php\eum Volume 47 Nomor 1 Januari 2016

kecenderungan lebih besar untuk kasus dan kelompok kontrol adalah 41


mengalami GFK dibandingkan orang.
dengan orang tanpa DM.2,5,6 Penelitian Diagnosis DM ditegakkan
EPIC-Norfolk melaporkan bahwa berdasarkan gejala klasik yaitu poliuri,
kontrol gula darah mempunyai polidipsi, penurunan berat badan; dan
hubungan dengan mortalitas pada pemeriksaan glukosa plasma sewaktu
semua kasus kardiovaskular seperti >200 mg/dL, atau adanya gejala klasik
penyakit jantung iskemik pada pria dan disertai pemeriksaan glukosa darah
wanita usia 45-79 tahun.7 Selain puasa >126 mg/dL. Untuk pemeriksaan
berhubungan dengan GFK,5,8 beberapa fungsi kognitif digunakan tes MoCA-
penelitian mendapatkan bahwa kontrol Ina yang menilai domain-domain
gula darah ternyata tidak berhubungan kognitif seperti atensi dan konsentrasi,
dengan GFK pada penderta DM.9,4 Atas orientasi, memori, bahasa, fungsi
dasar itu dilakukan penelitian ini yang eksekutif, kemampuan visuospasial,
bertujuan untuk membuktikan bahwa kalkulasi, dan pemikiran konseptual.
gula darah tidak terkontrol sebagai Kontrol gula darah ditentukan dengan
faktor risiko GFK pada penderita DM memeriksa kadar HbA1c dalam 3 bulan
tipe 2 usia dewasa menengah. terakhir, dan dikatakan tidak terkontrol
Bahan dan metode bila kadar HbA1c ≥7%. Kadar HbA1c
Penelitian ini menggunakan diperiksa memakai metode turbidimetri,
rancangan penelitian kasus-kontrol, alat automatic autoanalyzer (Cobas
dilakukan di Poliklinik Saraf dan Integra 400 Plus analyzer dari Roche).
Poliklinik Diabetes RSUP Sanglah dari Analisis bivariat yang digunakan
bulan Juli-Oktober 2014. Sampel adalah untuk mengetahui hubungan antara
semua penderita DM yang menjalani variabel bebas dengan variabel
pengobatan di Poliklinik Saraf dan tergantung adalah Chi-square,
Poliklinik Diabetes RSUP Sanglah sedangkan analisis multivariatnya
Denpasar yang memenuhi kriteria adalah regresi logistik. Tingkat
inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi kemaknaan yang ditetapkan adalah P
adalah penderita DM tipe 2 dengan atau <0,05, effect size dinyatakan dalam
tanpa GFK, usia 40-60 tahun, dan rasio odds (RO) dengan interval
bersedia diikutsertakan dalam penelitian kepercayaan (IK) 95%. Seluruh data
dengan menandatangani surat dianalisis dengan program SPSS 20 for
persetujuan (informed consent); windows. Penelitian ini telah dinyatakan
sedangkan kriteria eksklusi adalah laik etik oleh Komite Etika Fakultas
penderita DM tipe 2 dengan penyakit Kedokteran Universitas Udayana/
parkinson, pernah atau sedang Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
menderita stroke, trauma kepala, tumor Denpasar.
otak, infeksi susunan saraf pusat, Hasil
HIV/AIDS, epilepsi, depresi, gagal Jumlah penderita DM tipe 2 usia
jantung, gagal ginjal, subjek dengan dewasa muda yang memenuhi kriteria
gangguan penglihatan dan pendengaran penelitian sebanyak 86 orang. Subjek
yang berat dan yang tidak mampu yang mengalami GFK dikelompokkan
membaca dan menulis karena buta sebagai kasus, sedangkan subjek tanpa
huruf. Teknik pengambilan sampel yang GFK dikelompokkan sebagai kontrol,
digunakan adalah consecutive sampling. masing-masing sebanyak 43 orang.
Besar sampel minimal pada kelompok Karakteristik dasar subjek penelitian
disajikan pada Tabel 1.

23
ISSN 2540-8321 URL:http.\\ojs.unud.co.id\index.php\eum Volume 47 Nomor 1 Januari 2016

Tabel 1. Karakteristik dasar subjek penelitian


GFK (+) GFK (-)
Variabel
(N = 43) (N = 43)
Umur (tahun), median (min-maks) 50 (41-59) 50,5 (40-60)
Jenis kelamin, lelaki, n (%) 20 (46,5) 26 (60,5)
Pendidikan, n (%)
SD 17 (39,5) 6 (14)
SMP 5 (11,6) 2 (4,7)
SMA 11 (25,6) 22 (51,2)
Perguruan Tinggi 10 (23,3) 13 (30,2)
Pekerjaan, n (%)
PNS/TNI/Polri 12 (27,9) 12 (27,9)
Swasta 15 (34,9) 17 (39,5)
Petani/ Buruh 4 (9,3) 5 (11,6)
Lain-lain 12 (27,9) 9 (20,9)
Kadar HbA1c, median (min-maks) 8,52 (5,30-14,30) 6,79 (4,80-14,24)
Hubungan antara kadar gula risiko GFK dengan RO=3,53 (IK95%
darah dan faktor-faktor lain yang 1,445 sampai 8,619), P=0,005 dan
berpengaruh terhadap kejadian GFK RO=4,583 (IK95% 1,732 sampai
didapat bahwa kadar gula darah dan 12,132), P=0,002, berturut-turut (Tabel
tingkat pendidikan merupakan faktor 2).
Tabel 2. Hasil analisis bivariat beberapa faktor yang berhubungan dengan GFK
Faktor risiko
GFK (+) GFK (-) RO (IK 95%) P

Kadar gula darah


tidak terkontrol, n 3,53
30 (69,8) 17 (39,5) 0,005
(%) (1,445 sampai 8,619)

Lama menderita
DM ≥5 tahun 0,911
20 (46,5) 21 (48,8) 0,829
(0,391 sampai 2,124)
Tingkat
pendidikan 4,583
22 (51,2) 8 (18,6) 0,002
rendah, n (%) (1,732 sampai 12,132)

Hipertensi, n (%) 1,956


16 (37,2) 10 (23,3) 0,159
(0,764 sampai 5,004)
Dislipidemia 0,677
15 (34,9) 19 (44,2) 0,378
(0,284 sampai 1,614)
Hasil analisis multivariat darah maupun tingkat pendidikan
mendapatkan bahwa baik kadar gula merupakan faktor risiko GFK (Tabel
3).

24
ISSN 2540-8321 URL:http.\\ojs.unud.co.id\index.php\eum Volume 47 Nomor 1 Januari 2016

Tabel 3. Faktor risiko kejadian GFK

RO
Variabel P
(IK 95%)

3,69
Langkah 1 Kadar gula darah 0,008
(1,416 sampai 9,622)
4,78
Tingkat pendidikan 0,003
(1,712 sampai 13,348)
Konstanta 0,000
Diskusi
Tidak hanya populasi usia tua HbA1c berhubungan dengan komplikasi
saja yang kemungkinan mengalami mikrovaskular. Pada subjek dengan
GFK. Whitehall II Prospective Cohort kadar HbA1c 7%-7,9% dan >8%
Study melaporkan bahwa penurunan didapatkan peningkatan prevalens
fungsi kognitif sudah mulai terjadi pada retinopati ringan sebesar 9 dan 30 kali
usia pertengahan yaitu mulai 45 hingga (P<0,0001) dibandingkan dengan
49 tahun.10 Risiko terjadinya GFK pada subjek dengan kadar HbA1c <6,9%.14
usia dewasa menengah tersebut dapat Selain itu gula darah yang tidak
meningkat jika terdapat faktor terkontrol juga telah diduga
metabolik.11 Pada usia dewasa berkontribusi sebagai penyebab
menengah, penurunan fungsi kognitif terjadinya gangguan fungsi kognitif
pada penderita DM lebih besar daripada pada penderita DM. Pada penelitian ini
yang tidak menderita DM.6,11 Secara didapatkan bahwa kadar gula darah
global diperkirakan jumlah penderita tidak terkontrol pada penderita DM tipe
DM pada tahun 2010 sebesar 285 juta 2 usia dewasa menengah meningkatkan
orang, pada negara-negara yang sedang risiko terjadinya GFK dibandingkan
berkembang mayoritas penderita DM dengan kadar gula darah terkontrol
berusia 40 hingga 60 tahun.12 [RO=3,69 (IK95% 1,416 sampai
Pengukuran kadar HbA1c 9,622)]. Hasil penelitian ini sesuai
adalah salah satu metode yang dengan beberapa penelitian sebelumnya
digunakan untuk pemantauan kontrol yang menunjukan adanya hubungan
glukosa pada pasien dengan DM. yang signifikan antara kontrol gula
Penilaian HbA1c dapat menilai darah dengan kejadian GFK.5,8,15
efektivitas terapi dengan memantau Mekanisme hiperglikemia
regulasi glukosa darah dalam jangka menyebabkan GFK belum jelas. Pada
panjang. Nilai HbA1c merupakan organ yang lain, hiperglikemia merusak
konsentrasi glukosa plasma yang fungsi organ melalui melalui berbagai
proporsional dalam waktu 4 minggu jalur mekanisme, seperti aktivasi jalur
hingga tiga bulan.13 poliol, peningkatan pembentukan
Kontrol gula darah yang dinilai advanced glycation end products,
dari kadar HbA1c telah dikaitkan aktivasi diacylglycerol dari protein
dengan perkembangan dan progresivitas kinase C, dan peningkatan pemindahan
dari komplikasi DM. Penelitian untuk glukosa dalam jalur hexosamine.
mengetahui hubungan antara HbA1c Mekanisme yang sama mungkin terjadi
dengan komplikasi mikrovaskular pada otak dan menginduksi perubahan
dengan subjek orang melayu sebanyak fungsi kognitif yang terdeteksi pada
3.190, dilakukan di Singapura, penderita DM.3
mendapatkan bahwa peningkatan kadar

25
ISSN 2540-8321 URL:http.\\ojs.unud.co.id\index.php\eum Volume 47 Nomor 1 Januari 2016

Telah dilakukan analisis Beberapa penelitian telah


terhadap faktor-faktor lain yang melaporkan bahwa hipertensi
mungkin berpengaruh pada kejadian merupakan faktor risiko kejadian GFK
GFK pada penderita DM antara lain pada usia lanjut,23,24 sedangkan
lama menderita DM, tingkat pemberian terapi antihipertensi telah
pendidikan, hipertensi dan dislipidemia. dilaporkan dapat menurunkan kejadian
Lama menderita DM secara konsisten Alzheimer’s Dementia subjek usia >65
telah dihubungkan sebagai prediktor tahun.25 Pada penelitian ini didapatkan
tejadinya komplikasi mikrovaskular bahwa hipertensi tidak berhubungan
terutama retinopati dan nefropati dan dengan kejadian GFK pada penderita
neuropati,16 selain itu juga merupakan DM tipe 2 usia dewasa menengah.
prediktor terjadinya MCI dan demensia Perbedaan hasil penelitian ini mungkin
pada penderita DM tipe 2.17 disebabkan karena kelompok umur pada
Pada penelitian ini didapatkan subjek yang digunakan adalah
bahwa secara statistik lama menderita kelompok usia dewasa menengah yaitu
DM tidak berhubungan dengan kejadian umur 40 sampai 60 tahun yang mungkin
GFK pada penderita DM tipe 2 usia saja tekanan darah telah terkontrol
dewasa menengah. Perbedaan hasil dengan pemberian antihipertensi. Pada
penelitian ini mungkin disebabkan penelitian ini juga didapatkan bahwa
karena umur subjek yang digunakan jumlah subjek tanpa hipertensi lebih
adalah kelompok usia 40 sampai 60 banyak daripada subjek dengan
tahun yang baru terdiagnosis menderita hipertensi. Hal ini sesuai dengan
DM. Hal ini sesuai dengan hasil survai penelitian sebelumnya yang
oleh Centers for Disease Control and menyebutkan bahwa pada usia 45
Prevention, yang menyebutkan kejadian hingga 54 tahun risiko terjadinya
DM terbanyak pada rentang umur 55-59 hipertensi sebesar 6,12 lebih besar
tahun (15,4%) dari seluruh kejadian dibandingkan dengan usia 18 hingga 24
DM pada usia 18 hingga 79 tahun di tahun, risiko hipertensi akan meningkat
Amerika,18 hal yang serupa mungkin dengan bertambahnya usia.26
juga terjadi di Indonesia. Pada penelitian ini didapatkan
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa dilipidemia tidak berhubungan
bahwa tingkat pendidikan merupakan dengan kejadian GFK pada penderita
faktor risiko yang bermakna secara DM tipe 2 usia dewasa menengah.
statistik terhadap kejadian GFK. Dalam sebuah penelitian untuk mencari
Tingkat pendidikan yang rendah telah hubungan antara komponen sindrom
diketahui sebagai faktor risiko yang metabolik dengan GFK pada usia tua
kuat untuk terjadinya GFK. Tingkat mendapatkan bahwa kadar HDL darah
pendidikan rendah juga telah dikaitkan yang rendah secara statistik
dengan kejadian GFK pada penderita berhubungan dengan GFK.27 Telah
DM.19,20 Tingkat pendidikan yang diketahui bahwa dislipidemia sering
rendah sering dikaitkan dengan bersamaan dengan hipertensi, obesitas,
kemiskinan atau status ekonomi rendah, dan diabetes. Seperti halnya kejadian
yang berhubungan dengan tingkat DM, risiko absolut dislipidemia
kesehatan yang rendah, akses kesehatan meningkat dengan bertambahnya umur.
yang rendah, dan peningkatan risiko Peningkatan total kolesterol khususnya
terjadinya GFK.21,22 Pada penelitian ini LDL dan rendahnya HDL telah
didapatkan jumlah subjek pada dihubungkan dengan meningkatnya
kelompok kasus terbanyak adalah risiko penyakit kardiovaskular, stroke,
kurang dari 12 tahun. PAD, dan demensia pada usia lanjut.28

26
ISSN 2540-8321 URL:http.\\ojs.unud.co.id\index.php\eum Volume 47 Nomor 1 Januari 2016

Pada penelitian ini tidak dilakukan alkohol dan lain-lain. Selain itu pada
analisis profil lemak terhadap kejadian penelitian ini tidak dilakukan matching
GFK. untuk menghilangkan pengaruh dari
Kelemahan pada penelitian ini variabel perancu.
adalah tidak menggunakan seluruh tes Simpulan
neuropsikologi untuk membandingkan Berdasarkan hasil penelitian ini
dan mengkonfirmasi hasil penelitian. dapat disimpulkan bahwa gula darah
Kelemahan yang lain adalah tidak yang tidak terkontol dan tingkat
dilakukan analisis pada faktor-faktor pendidikan rendah merupakan faktor
lain yang mungkin berpengaruh pada risiko terjadinya GFK pada penderita
kejadian GFK seperti hilangnya alel DM tipe 2 usia dewasa menengah.
ApoE4, resistensi insulin, merokok,
Daftar pustaka
1. PERKENI. Konsensus Pengelolaan Denpasar: Universitas Udayana;
dan Pencegahan Diabetes Melitus 2012.
Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB 7. Khaw KT, Wareham N, Luben R,
Perkeni; 2011. Bingham S, Oakes S, Welch A, dkk.
2. Cukierman T, Gerstein HC, Glycated haemoglobin, diabetes,
Williamson JD. Cognitive Decline and mortality in men in Norfolk
and Dementia in Diabetes- cohort of european prospective
Systematic Overview of Prospective investigation of cancer and nutrition
Observational Studies. (EPIC-Norfolk). Ann Intern Med.
Diabetologia. 2005;48:2460-9. 2004;141:413-20.
3. Kodl CT, Seaquist ER. Cognitive 8. Yaffe K, Falvey C, Hamilton N,
Dysfunction and Diabetes Melitus. Schwartz AV, Simonsick EM,
Endocrine Reviews. Satterfield S, dkk. Diabetes,
2008;29(4):494- 511. Glucose Control, and 9-Year
4. Ruis C, Biessels GJ, Gorter KJ, Van Cognitive Decline Among Older
der Donk M, Kappelle LJ, Rutten Adult Without Dementia. Arch
GEHM. Cognition in the early of Neurol. 2012;69(9):1170-5.
Type 2 Diabetes. Diabetes Care. 9. Gao L, Matthews FE, Sargeant LA,
2009;32:1261-3. Brayne C. An invesigation of the
5. Cukierman-Yaffe T, Gerstein HC, population impact of variation in
Williamson JD, Lazar RM, Lovato HbA1c levels in older people in
L, Miller ME, dkk. Relationship England and Wales: From a
Between Baseline Glycemic Control population based multi-center
and Cognitive Function in longitudinal study. BMC Public
Individual With Type 2 Diabetes Health. 2008;8:54.
and Other Cardiovascular Risk 10. Singh-Manoux A, Kivimaki M,
Factors. The Action to Control Glymour MM, Elbaz A, Berr C,
Cardiovascular Risk in Diabetes- Ebmeier KP, dkk. Timing of onset
Memory in Diabetes (ACCORD- of cognitive decline: result from
MIND) trial. Diabetes Care. Whitehall II prospective cohort
2009;32(2):221-6. study. BMJ. 2012;344:622.
6. Mudanayasa IK. Diabetes Melitus 11. Nooyens ACJ, Baan CA,
Tipe 2 Sebagai Faktor Risiko Spijkerman AMW, Verschuren
Gangguan Fungsi Kognitif Pada WMM. Type 2 Diabetes and
Usia Dewasa Muda [tesis]. Cognitive Decline in Middle Age

27
ISSN 2540-8321 URL:http.\\ojs.unud.co.id\index.php\eum Volume 47 Nomor 1 Januari 2016

Men and Woman. Diabetes Care. http://www.cdc.gov/diabetes/statisti


2010;33(9):1964-9. cs/age/fig1.htm
12. Shaw JE, Sicree RA, Zimmet PZ. 19. Manly JJ, McGinty B, Tang MX,
Global Estimates of the Prevalence Schupf N, Stern Y, Mayeux R.
of Diabetes for 2010 and 2030. Implementing Diagnostic Criteria
Diabetes Research and Clinical and Estimating Frequency of Mild
Practice. 2010;8:4-14. Cognitive Impairment in an Urban
13. Sultanpur CM, Deepa K, Kumar Community. Arch Neurol.
SV. Comprehensive Review On 2005;62:1739-46.
Hba1c In Diagnosis Of Diabetes. 20. Xu W, Caracciolo B, Wang HX,
International Journal of Winblad B, Backman L, Chengxuan
Pharmaceutical Sciences Review Q, dkk. Accelerated Progression
and Research. 2010;3(2):119-22. From Mild Cognitive Impairment to
14. Sabayanagam C, Liew G, Tai ES, Dementia in People With Diabetes.
Shankar A, Lim SC, Subramaniam Diabetes. 2010;59:2928-35.
T, dkk. Relationship between 21. Kalaria RN, Maestre GE, Arizaga
glycated haemoglobin and R, Friedland RP, Galasko D, Hall K,
microvascular complications: Is dkk. Alzheimer’s Disease and
there a natural cut-off point for the Vascular Dementia in Developing
diagnosis of diabetes? Diabetologia. Countries: Prevalence,
2009;52:1279-89. Management, and Risk Factors.
15. Sanz CM, Ruidavets JB, Bongard Lancet Neurol. 2008;7:812-26.
V, Marque JC, Hanaire H, Ferrieres 22. Farfel JM, Nitrini R, Suemoto CK,
J, dkk. Relationship Between Grinberg LT, Ferreti REL, Leite
Markers of Insulin Resistance, REP, dkk. Very low levels of
Marker of Adiposity, HbA1C, and education and cognitive reserve A
Cognitive Functions in a Middle- clinicopathologic study. Neurology.
Aged Population-Based Sample: 2013;81:650-7.
MONALISA Study. Diabetes Care. 23. Obisesan TO, Obisesan OA,
2013;36:1512-21. Martins S, Alagmir L, Bond V,
16. Wheeler S, Singh N, Boyko EJ. The Mawell C, dkk. High Blood
Epidemiology of Diabetic Pressure, Hypertension and High
Neuropathy. Dalam: Veves A, Pulse Pressure are Associated with
Malik RA, penyunting. Diabetic Poorer Cognitive Function in Person
Neuropathy Clinical Management. Age 60 and Older: the Third
Edisi ke-2. New Jersey: Humana National Health and Nutrition
Press; 2007. h. 7-30. Examination Survey. J Am Geriatr
17. Bruce DG, Davis WA, Casey GP, Soc. 2008;56(3):501-9.
Starkstein SE, Clarnette RM, 24. Witari NP. Hipertensi Sebagai
Almeida OP, dkk. Predictors of Faktor Risiko Gangguan Fungsi
Cognitive Impairment and Dementia Kognitif pada Usia Lanjut [tesis].
in Older People with Diabetes. Denpasar: Universitas Udayana;
Diabetologia. 2008;51:241-8. 2014.
18. Centers for Disease Control and 25. Khachaturian AS, Zandi PP,
Prevention. Distribution of Age at Lyketsos CG, Hayden KM, Skoog I,
Diagnosis of Diabetes Among Adult Norton MC. Antihypertensive
Incident Cases Aged 18–79 Years, medication use and incident
United States, 2011. [diakses 28 Alzheimer Disease-The Cache
Juni 2015]. Diunduh dari: URL:

28
ISSN 2540-8321 URL:http.\\ojs.unud.co.id\index.php\eum Volume 47 Nomor 1 Januari 2016

County Study. JAMA Neurology. 28. Shanmugasundaram M, Rough SJ,


2006;63(5):686-92. Alpert JS. Dyslipidemia in The
26. Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi Elderly: Should it be Treated?. Clin
Hipertensi dan Determinannya di Cardiol. 2010;33(1):4-9.
Indonesia. Majalah Kedokteran
Indonesia. 2009;59(12):580-7.
27. Dik MG, Jonker C, Comijs HC,
Deeg DJH, Kok A, Yaffe K, dkk.
Contribution of Metabolic
Syndrome Components to Cognition
in Older Individuals. Diabetes Care.
2007;30:2655–60.

29

Anda mungkin juga menyukai