6peubahacak PDF
6peubahacak PDF
PEUBAH ACAK
Percobaan dengan metode statistika telah digunakan untuk menjelaskan setiap proses
yang menghasilkan pengukuran yang berkemungkinan. Untuk memusatkan perhatian kita
pada ukuran kuantitatif maka kita lebih tertarik terhadap gambaran numeric dari hasil
percobaan. Sebagai contoh ruang sample yang memberikan gambaran menyeluruh bilasuatu
mata uang bersisi dua muka (M) dan belakang (B) dilantunkan tiga kali dapat ditulis sebagai
berikut : S = {MMM,MMB,MBM,BMM,MBB,BMB,BBM,BBB}
Bila diperhatikan hanya banyaknya belakang (B) yang muncul maka hasilnumeriknya adalah
0,1,2 atau 3 bilamana 0,1,2 dan 3 merupakan pengamatan acak yang ditentukan oleh hasil
percobaan dalam hal ini menyatakan keungkinan banyaknya kali uang bagian muka yang
muncul bila satu mata uang dilantunkan tiga kali.
Peubah acak adalah suatu fungsi bernilai nyata yang harganya ditentukan oleh tiap
anggota dalam ruang sample.
Suatu peubah acak biasanya dinotasikan dengan huruf besar mislnya A,B,X,Y dan seterusnya
sedangkan harganya denagn huruf kecil misalnya a,b,x,y dst.
Bila x menyatakan kemungkinan jumlah anak laki yang lahir bila pasangan suami istri
merencanakan punya 2 anak sudah cukup maka nilai x yang mungkin dari peubah acak X
adalah :
Bila suatu percobaan menghasilkan ruang sample yang berhingga dan ruang sampelnya
merupakan bilangan bulat maka ruang sample itu disebut ruang sample Diskret dan peubah
acak yang didefinisikan tersebut disebut peubah acak diskret.
Hasil percobaan mungkin saja tidak terhingga banyaknya atau tak terhitung sehingga peubah
acak tersebut menghasilkan nilai rasional (pecahan) maka peubah acak tersebut disebut
peubah acak kontinu. Dalam kebanyakan persoalan praktis peubah acak kontinu mempunyai
nilai berupa data terukur denagn menggunakan skala rasional seperti tinggi, berat, jangka
waktu dan sebagainya.
a. Sebaran Peluang Peubah Acak Diskret
suatu peubah acak diskret tiap nilai yang mungkin mendapatkan nialai peluang tertentu.
Dalam kasusu melantunkan mata uang tiga kali. Peubah acak X yang menyatakan
Biostatistika 27
banayaknya muka yang muncul mendapatlan 2 dengan peluang 3/8 .pada contoh
kemungkinan banyaknya anak laki-laki yang lahir bila pasangan suami istri merencanakan 2
anak cukup disajikan pada table berikut :
Perhatikan jumlah peluangnya sama dengan 1(satu), karena x menyatakan suatu yang
mungkin.
Fungsi nilai numeic dari x dinyatakan f(x), g(x). r(x) dan sebagainya jadi f(x) =P(X=X)
Dari contoh diatas maka f(2) = P(X=2) =1/4
Misalkan dalam suatu kandang terdapat 15 ekor ayam broiler 5 ekor diantaranya adalah
jantan.jika seorang peternak mengambil 3 ekor ayam broiler secara acak carilah sebaran
peubah acak X yang menyatakan banyaknya anak ayam jantan yang terambil
Ayam broiler jantan yang mungkin terambil adalah 0,1,2 atau tiga ekor denagn peluang
yangberbeda seperti disajikan pada table berikut :
Biostatistika 28
Gambar grafik batang gambar histogram
Biostatistika 29
ada. Seperti sediakala sebaran peluang akan dinyatakan denagn fungsi f(x).sebaran
peluang kontinu f(x) biasa disebut fungsi padat atau fungsi kepekatan, dimana x berada
dalam selang dua nilai tertentu di dalam ruang contoh sehingga grafik f(x) digambarkan
secara seimbang.
Gambar grafik diatas disebut grafik fungsi kepekatan f(x) fungsi kepekatan peluang
digambarkan oleh luas daerah dibawah kurva yang bersangkutan dan diatas sumbu x. bila
digambar secara keseluruhan maka luas kurva tersebut = 1 artinya total peluang diri -
~<x<+~ adalah sama denagn satu.
Peluang bagi semua nilai x yangberada dalam selang (a,b) sama denagn luas
dibawah kurva kepekatan antara x=a sampai x=b.
Jadi fungsi f(x) adalah fungsi padat peluang peubah acak kontinu x yang didefinisikan
diatas terdefinisi pada semua bilangan nyata (real) R bila :
Dengan jalan yang sama dapat dihitung peluang untuk kasus yang lainnya.hasil
perhitungannya disajikan pada table dibawah ini.
Table sebaran peluang bersama x dan y serta peluang marginalnya.
Biostatistika 31
2. P[(x,y) ЄA] = P[(x + y)≤1]
= f (0,0) + f(0,1) + f(1,0)
= 3/29 + 6/28 + 9/28
= 18/28
Sebaran peluang bersama f(x,y) yang dihasilkan oleh peubah acak diskret x dan Y sehingga
diperoleh sebaran peluang berdeminsi satu g (x) bagi peubah x dan h(x) bagi peubah y,maka
g(x) dan h (x) disebut sebaran marginal bagi X dan Y
Misalnya kita mencari g(0) :
g (0 )- P(X=0) = P(X=0, Y=0) + P(=0,Y=1) + P(X=0,Y=2)
= f(0,0) + f(0,1) + f(0,2)
=3/28+6/28+1/28
= 10/28
Telah kita pelajari bahwa nilai x dari peubah acak X menyatakan kejadian yang merupakan
himpunan bagian dari ruang sample dengan menggunakan definisi peluang bersyarat
Jika A dan B menyatakan kejadian yang ditentukan oleh masing-masing X=x dan Y= y maka
contoh
carilah sebaran peluang bersyarat f(x/1) dari soal diatas
Biostatistika 32
= 6/28 + 6/29 + 0 = 12/28
Jadi :
Hasil ini menunjukkan bila kita mengambail 2 ekor anjing kintamani yang pertama diambil
yang bulunya hitam untuk pengambilan yang kedua peluang untuk tidak mendapatkan anjing
bulu putih dan mendapatkan anjing bulu putih adalh sama yaitu ½ tetapi tidak akan mungkin
mendapatkan 2 ekor lagi anjing bulu hitam.
Coba perhatikan ;
Apabila X dan Y adalh peubah peubah acak diskret atau kontinu yang sebaran peluangnya
f(x.y) dan sebaran marginalnya adalag g(x) dan h(x) maka X dan y dikatakan bebas secara
statistika jika dan hanya jika :
f(x,y) = g(x),h(x) untuk semua nilai-nilai x dan y
misalkan contoh soal diatas kita ambil f(0,20 g(0) dan h(2) maka
f(0,2) ≠g(0),h(2)
3/28 ≠ (15/28)(3/28)
Jadi contoh diatas tidak bebas secara statsitika(tidak indevenpen)
Cobalah cari contoh yang bebas /
Soal
1. carilah rumus sebaran peluang dan nyatakan denagn gambar histogram.
a.banyaknya anak pria yang akan lahir jika pasangan suami istri merencanakan punya
anak(peluang lahirnya anak ppria=wanita =0,50)
Biostatistika 33
b. banyaknya anak babi jantan yang lahir jika induk babi dipastikan mempunyai anak 10 ekor
(peluang lahirnya anak babi jantan =betina=0,50)
Tentutan sebaran peluang marginal dan bersyarat serta tunjukkan apakah X dan Y bebas
secara statistika
Biostatistika 34
VII. NILAI HARAPAN (EKSPETASI)
Dari 16 orang ibu rumah tangga yang ikut program keluarga berencana(KB) catur
Warga( cukup punya anak dua)ternyata 4 keluarga mempunyai anak keduanya perempuan, 7
keluarga satu anak laki satu anak perempuan dan 5 keluarga keduanya anak laki-laki. Coba
perhatikan jika x menyatakan anak laki-laki dari keluarga tersebut maka x bisabernilai 0,1
dan 2 .bila kita ingin mencari nilai rata-rata anak laki-laki yang lahir dari 16 orang ibuyang
ikut program KB maka
x= 0(4/16) + 1(7/16)+2(5/16) = 17/16=1,06
hasil rata-rata ini mendekati 1 yaitu nilai yang mungkin terjadi namun nilai rata-rata tersebut
biasanya (secara teoritis) akan mendekati 1,keluarga yang ikut KB yang dicatat semakin
banyak.Sesuatu yang mungkin ini adalah sesuatu yang diharapkan terjadi,jadi nilai
kemungkinan yang diharapkan terjadi ini disebut Nilai harapan (Ekspetasi).
Nilai harapan ini biasanya diberi symbol atau ntasi E(x),dapat dicari dari definisi peluangnya
atau dalam uraian diatas adalah dari kemungkinan anak laki-laki yang lahir dari ibu-ibu yang
ikut KB Catur Warga tersebut yaitu :
f(0) = P(X=0)=(20)/22 =1/4
f(1) =P(X=0) =(21)/22=2/4
f(2)=P(X=0) =(22)/22=1/4
jadi E[x] =0(1/4) +1(2/4)+2(1/4)=1
hal ini berarti bila semua ibu rumah tangga yang KB Catur waga dicatat (sample
diperbanyak) maka rata-rata banyaknya anak laki-laki yang dilahirkannya sama dengan
1(setengah anak-anak yang lahir dari ibu-ibu yang ikut program KB Catur warga adalah laki-
laki hal ini memang yang kita harapkan, kenapa?
Bila x adalah suatu peubah acak yang memiliki sebaran peluang(peluang teoriis) seperti table
berikut :
Table sebara peluang
Biostatistika 35
Bila x adalah peubah acak dengan sebaran peluang f(xi0, untuk i=1,2,3,…..,n maka
nilai harapn fungsi g(x) yang merupakan fungsi dari peubah X adalah :
Contoh:
Misalkan X suatu peubah acak dengan distribusi peluang seperti table berikut ;
Bila X dan Y merupakan peubah acak dengan sebaran peluang gabungan f(x,y) maka
nilai harapan fungsi g(x,y) adalah :
Contoh:
Dua puluh sample daging sapi diperiksa pHnya sebagai peubah acak X dan
warnanya sebagai peubah acak Y kedua peubah tersebur diberikan ekor 0,1 dan 2.Skor
tersebut menunjukkan dibawah normal,normal dan diatas normal, hasilnya disajikan pada
table berikut :
Biostatistika 36
Maka :
Tentukan distribinal dan peluang marginal dan bersama serta tunjukkan apakan X dan Y
bebas secara statistika
Biostatistika 37
E[XY] = (0) (0)(9/20)+(0)(1)(3/20) +………………+(2)(1)(1/20)
= 3/20
E[X] = (0)(12/20)+(1)(4/20)+(2)(4/20)
= 12/20
E[Y] = (0)(15/20)+(1)(15/20)
=5/20
E[XY] =E[X].E[Y]
3/20 =(12/20)(5/20)
3/20 =3/20
Jadi X dan Y saling bebas statistika
b. Nilai Harapan Khusus
Bila g(x) =xk menghasilkan nilai harapan yang momen ke –k disekitar titik asal
peubah acak X yang dinotasikan denagn μ3k. jadi bila X diskret maka:
bila k=0 maka diperoleh μ30 = 1, hasil ini merupakan total peluang didalam ruang sample
bila k=1 maka diperoleh μ31 = E[X]
Hasil ini merupakan nilai tengah populasi biasanya ditulis μx atau μ jadi μ = μx = E[X]
Bila k=2 maka diperoleh μ32=E[X2} dan seterusnya.
Bila g(x) =(x-μ)k memberikan nilai harapan yang disebut momen ke k disekitar
rata-rata peubah acak X,yang dinyatakan dengan μk jadi μk = E [x-μ)k]
Bila k =2 maka μ2 mempunyai makna khusus karena memberikan gambaran
penyebaran pengukuran disekitar rata-rata.jadi μ2 disebut gaman/variasi peubah acak X
dan dinyatakan denagn α2x atau α2
Jadi α2 = μ2 = E [(x- μ)2]
= E[(x2-2 μx + μ2)]
=`E[x2] –E[2 μx] +E[μ2]
= E[x2] –2μE[x] +μ2
= E [x2] -2μ.μ +μ2
= E[x2] - 2 μ2 + μ2
= E[x2] - μ2
Biostatistika 38
Jika pengamatan/observasi kita ukur dengan ukuran tertentu misalkan meter maka
μ = E[X] mempunyai satuan meter pula,sedangkan α2 =E[(x-μ)2] mempunyai satuan
pengukuran meter kuadarat (m2). Untuk menyeragamkan satuan ukurannya,mengakarkan
ragamnya (√α2) hasilnya disebut standar deviasi atau simpangan baku dan dinyatakan
dengan α atau disingkat SD.
Contoh
Berdasarkan teori peluang lahirnya anak jantan sama denagn betina dari seekor
induk sapi Bali. Jika seorang peternak mempunyai 5 ekor sapi Bali betina bunting maka:
hitunglah rata-rata anak sapi bali jantan yang mungkin lahir dan simpangan bakunya.
Jawab
Kemungkinan anak sapi bali jantan (x) yang lahir yaitu x=0,1,2,3,4 dan 5
Peluang lahir anak sapi Bali jantan adalah :
Biostatistika 39
Jadi :
E[X] = 0(1/32) + 1(5/32) +2(10/32)+3(10/3)+4(5/32)+5(1/32)
= 80/32=2,5 jadi μ =2,5
E[X2] =02(1/32) + 12(5/32) +22(10/32)+32(10/3)+42(5/32)+52(1/32)
= 240/32 =7,5
α2=E(X2)-μ2=7,5-(2,5)2 =1,25
Jadi SD= √1,25 =1.11
Bila g(x,y) =(x-μx)(y-μy) dengan μx=E[X] dan μy =E[Y] maka akan
menghasilkan suatu nilai harapan khusus yang disebut kovariasi atau keragaman X dan Y
yang diberikan notasi αxy atau kov (xy) jadi
αxy=E[(x-μx)(y-μy)]
= E[(xy-μyx-μxy+μxμy)]
=E[xy]-μyE[x]-μxE[y]+μxμy
=E[xy]-2μyx+ μxμy
=E[(xy)-μxy
Jadi αxy = kov (xy) =E[XY]- μxμy
Harga kovariasi tergantung pada satuan pengukuran X dan Y biasanya kita menginginkan
suatu ukuran yang menyatakan hubunga dua peubah yang tidak tergaantung dari pada satuan
ukurannya. Hal ini dapat diperoleh denagn membagi kovariasinya denagn standar deviasi
peubah X dan Y
Ukuran hubungan yang diperoleh dinamakan koefisien korelasi antara peubah X dan Y yang
diberikan notasi kor (X<Y) atau r
Jadi : Kor (X,Y) = r = Kov (XY)
αx αy
c. Sifat-sifat Koefisien korelasi (r)
Kor(X,Y) adalah bilangan yang harganya antar -1 dan 1 (-1≤r≤1). Harga -1 dan 1 dicapai bila
hubungan peubah X dan Y sangat erat yaitu sebagai suatu garis lurus dengan koefisien arah
negative dan positif
Kor(X,Y) tidak berubah apabila peubanya ditambah ata dikalikan bilangan konstan yang
tandanya sama. Misalnya Z= 5x + 2 dan v=2y+3 maka Kor(Z,V) =Kor(X,Y)
Biostatistika 40
Contoh
Sepuluh ekor babi yang sedang beranak dicatat periode kelahirannya sebagai peubah X dan
jumlah anaknya sebagai peubah Y datanya seperti table berikut :
Tabel sebaran peubah acak X dan Y
Biostatistika 41
=4,6 -4 =0,6
αx =√0,6 =0,77
α2y = E[Y2]-(μy)2
=79,9 –(8,9)2
=79,9 – 79,21 =0,69
αy =√0,89 =0,83
d. Sifat-Sifat Ragam/Variasi
Bila dimisalkan g(x) sebagai fungsi peubah acak X maka rata-rata dan variasi g(x) akan
dinyatakan denagn μg(x) dan α2g(x)
Teorema : misalkan X peubah acak denagn sebaran peluang f(x) maka variasi g(x) adalah :
Var [g(x)] = E[{g(x) – μ g(x)}2]
(sesuai dengan teorema ragam)
Teorema ; Bila X suatu peubah acak dan b suatu konstanta atau tetapan maka :
α2 (x+b) = α2x =α2
Bukti:
α2 (x+b) = E[{x+b) – μ(x+b) }2]
Oleh karena μ(x+b) = E[X+b] =E[X] + b =μ + b
Sehingga : α2 (x+b) = E[(X + b – μ-b)2]
= E[(X –μ)2]
=α2
Rumusn /teorema ini menyatakan bahwa ragam /variasi tidak berubah bila suatu
konstanta/tetapan ditambahkan ke ataupun dikurangkan dari suatu peubah acak. Penambahan
atau pengurangan suatu konstanta hanyalah mengeser harga μx ke kanan ata kekiri dan tidak
akan mengubah ragamnya.
Teorema : Bila X suatu peubah acak digandakan denagn a dan a adalah suatu konstanta
maka : α2ax =a2α2x =a2α2 (coba buktikan pembaca membuktikan )
Teorema ini menyatakan bila suatu peubah acak dikalikan atau dibagi denagn suatu konstanta
maka variasinya dikalikan atau dibagi denagn kuadrat konstanta tersebut
Teorema : Bila X dan Y peubah acak denagn sebaran peluang gabungan f(x,y) maka
α2a +by =a2 α2x +b2α2y +2abα2xy
Biostatistika 42
e. Teorema chebyshev
telah kita ketahui bahwa variasi suatu peubah acak memberikan gambaran mengenai
penyebaran pengamatan disekitar nilai tengahnya. Bila variasi ataupun aimpangan baku suatu
peubah acak kecil nilainya maka umumnya pengamatan mengelompokkan dekat disekitar
nilai tengahnya,sebaliknya jika variasi ataupun simpangan bakunya semakin besar nilainya
maka umumnya pengamatan lebih menyebar /jauh dari nilai tengahnya. Keadaan ini berlaku
pada sebaran diskret maupun kontinu.
Perbandingan tersebut dapat digambarkan dengan kurva berikut ;
Gambar penyebaran pengamatan peubah acak kontinu disekitar nilai tengah disini αx<αy
Chebyshev,seorang matematikawan berkebangsan rusia menemukan bahwa bagian paling
luas dua nilai tengahnya berkaitan denagn simpangan bakunya. Karena luas dibawah sebaran
peluang peubah acak sama denagn 1 maka luas antara bilangan sembarang menyatakan
peluang peubah acak yang bersangkutan mendapat nilai antara kedua bilangan tersebut .
Teorema Chebyshev menyatakan bahwa peluang setiap peubah acak X mendapat nilai k
simpangan baku dari nilai rata-rata adalah paling sedikit (1-1/k2) yaitu :
P(μ – kα <X<μ+kα≥1-1/k2
Teorema tersebut memberikan taksiran yang berhati-hati (konservatif) tentang peluang suatu
peubah acak mendapat nilai dalam jarak kesimpangan baku dari harga rata-rata.
Misalkan untuk k=2 teorema menyatakan bahwa peubah acak X mempunyai peluang paling
sedikit 1-1/22 =3/4 mendapat nilai dalam jarak dua simpangan baku dari nilai rata-rata. Yaitu
¾ atau lebih pengamatan setiap sebaran terletak dalam selang μ ± 2α
Contoh
Suatu peubah X mempunyai rata-rata μ=8 dan ragam α2=9 sedangkan sebaran tidak diketahui
Hitunglah P(-4 < X <20) dan P (│x-8│>6)
Biostatistika 43
Jawab :
P(-4<X<20) = P(8-(4)(3)<X<8 + (4)(3)
Dalam hal ini digunakan k=4 maka
P(-4<X<20) ≥ 1-1/42
P(-4<X<20) ≥ 15/16
P(│x -8│) >6 = 1-P(│x - 8│<6)
P(│x -8│) >6 = 1-P( -6<x -8<6)
P(│x -8│) >6 = 1-P( 8-6<x<8 +6)
P(│x -8│) >6 = 1-P( 8-(2)(3)<x<8 + (2)(3)
Dalam hal ini diperoleh/digunakan k=2 maka :
P(│x -8│) ≤1-(1-1/22)
P(│x -8│) ≤1-1-1/4
P(│x -8│) ≤1/4
Teorema Chebyshev berlaku untuk setiap sebaran pengamatan oleh karena itu hasilnya
biasanya lemah. Hasil yang diberikan teori tersebut hanyalah batas bawah. Yaitu kita tahu
bahwa peluang suatu peubah acak mendapat nilai dalam jarak dua simpangan baku dari harga
rata-rata tidak mungkin kurang dari ¾. Tetapi kita tidak tahu lebih dari itu (nilai
sesunguhnya) hanya bila sebaran peluangnya diketahui baru peluangnya yang tetap dapat
ditentukan.
.
Soal
1. Seratus ekor anjing yang sedang beranak dicatat periode kelahiranya sebagai peubah acak
X dan jumlah anaknya sebagai peubah acak Y datanya seperti tabel berikut :
Biostatistika 44
Hitunglah:
a. rata-rata anak anjing yang lahir dari seekor induknya.
b. Ragam peubah acak X dan Y
c. Korelasi (X,Y)
2. Beradasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa perkawinan antara ayam buras jantan
berbulu putih denagn ayam buras betina berbulu hitam anak ayam yang menetas terdiri atas
15%putih, 20 % hitam dan 65% bulu campuran (warna lain)
Sedangkan jenis kelaminnya 60%jantan. Jika warna bulu dianggap e=sebagai peubah X dan
jenis kelamin sebagai peubah Y hitunglah
a. E[X] dan E[Y]
b. Keragaman peubah acak X dan Y
c. Kovariasi (XY)
d. α2x+y
e. α22x-2y
3.Suatu peubah acak X mempunyai 12 dan ragam 4 denagn menggunakan teorema
Chebushev hitunglah :
a.P (│x-12│≥3) b│x-12│<3)
c.P(6<x<16) d. harga c sehingga P(│x-12>c│)≤0,04
Biostatistika 45
VIII. SEBARAN PELUANG DISKRET DAN KONTINU
Contoh :
Bila sebuah dasu dilantunkan maka tiap ekemen ruang sample S =(1,2,3,4,5,6) muncul
dengan peluang yang sama yaitu 1/6
Jadi merupakan sebaran seragam f( x:6) =1/6 disini x= 1,2,3,2,3,4,5,6
Biostatistika 46
Demikian juga misalkan kita memilih 5 ekor anak ayam betina secara acak dari seekor induk
yang mempunyai 6 ekor anak betina.
Banyaknya kombinasi yang mungkin = (65) = 6 kombinasi karena satiap anak ayam
mempunyai peluang yang sama untuk terpilih berarti sebaran sampelnya mengikuti sebaran
saragam f(X;6=1/6 untuk X=1,2,3,4,5,6
Kedua contoh diatas mempunyai gambar histogram sebagai berikut :
Biostatistika 47
Pandanglah suatu percobaan binomial pemeriksaan tiga sample tinja ayam mengenai
ada tidaknya cacing. Bila diketemukan cacing pada ayam tinja tersebut dianggap sukses dan
berdasarkan teori atau hasil penelitian, peluang ditemukannya cacing tersebut p=0,75=3/4
Banyaknya sukses merupakan suatu peubah acak yang harganya adalah bilangan bulat dari 0
sampai 3
Kedelapan hasil yang mungkin harga x dan peluangnya disajikan dalam tabel berikut
Hasil X P(X=x) =f(x)
TTT 0 (1/4)(1/4)(1/4) = 1/64
TCT 1 (1/4)(3/4)(1/4) = 3/64
TTC 1 (1/4)(1/4)(3/4) =3/64
CTT 1 (3/4)(1/4)(1/4) = 3/64
TCC 2 (1/4)(3/4)(3/4) =9/64
CTC 2 (3/4)(1/4)(3/4) =9/64
CCT 2 (3/4)(3/4)(1/4) =9/64
CCC 3 (3/4)(3/4)(3/4) = 27/64
Total 64/64 = 1
Catatan T (tidak diketemukan cacing atau gagal)
C(ditemukan cacing atau sukses)
Sebaran peluang diatas dapat disajikan lebih ringkas seperti tabel dibawah ini :
Biostatistika 48
Sebaran acak binomial yang menggambarkan banyaknya sukses x dan N usaha diberikan
notasi b(X;n,p), karena nilai sebaran ini tergantung dari banyaknya usaha (n) dan peluang
sukses dalam suatu usaha (p)
Jadi untuk contoh diatas sebaran peluang X bila X menyatakan kemungkinan ditemukannya 2
sampel berisi cacing dari tiga sample tinja ayam adalah P(X=2) =f(x) =b(2;3,3/4)=27/64
Selanjutnya akan dicara rumus yang akan memberikan peluang sukses sebanyak x dan gagal
sebanyak n-x dalam suatu tertentu. Karena uaha semuanya bebas maka peluang tiap hasil
dapat diperkalikan .tiap sukses terjadi denag peluang p dan tiap gagal denagn peluang q = 1-
p. jadi peluang untuk urutan tersebut adalah px qn-x. banyaknya tititk sample sama dengan
banyaknya cara memisahkan n hasil menjadi dua kelompok sehingga hasil pada kelompok
pertaman dan sisanya n-x hasil pada kelompok kedua.
Jumlah ini dinyatakan dengan :( n
x )( karena pembagian saling berpisah maka peluangnya
dijumlahkan untuk mendapatkan rumus umum atau denagn kata lain menghasilkan px qn-x.
dengan( n
x )
Bila suatu usaha binomial dapat menghasilkan sukses dengan peluang p dan gagal
denagn peluang q =1-p, maka sebaran peluang peubah acak binomial X yaitu banyaknya
sukses dalam n usaha bebas adalah :
untuk x=0,1,2,…..,n
Perhatikan contoh diatas n= 3 dan p=3/4 maka sebaran peluang X yang
menyatakan ditemukannya cacing pada 3 sampel tinja ayam dapat disajikan dalam bentuk
rumus sebagai berikut:
hal ini merupakan suatu yang harus dipenuhi untuk setiap sebaran peluang peubah acak.
Untuk mempermudah perhitungan telah disajikan dalam bentuk tabel (lihat tabel
binomial pada lampiran )
contoh
peluang kesembuhan suatu penyakit pada babi Bali bila diobati dengan obat
tertentu adalh 0,4 bila 15 ekor babi Bali menderita penyakit tersebut hitunglah peluang :
Biostatistika 49
a. paling sedikit 10 ekor akan sembuh
b. antar 3 sampai 8 ekor sembuh
c. tepat 4 ekor sembuh
jawab: misalkan x banyaknya yang sembuh dan p = 0,4 maka q=1-0,4 =0,6
dengan menggunakan tabel sebaran binomial diperoleh hasil sebagai berikut :
15
a. P(x≥10) = b(x;15,0.4)
x 10
jawab
kejadian diatas mengikuti sebaran multinomial dimana x1 =3 x2=1 dan x3=6-3-
1=2 denagn peluang masing-masing p1=0,50 p2=0,30 dan p3=0,20
maka diperoleh hasil sebagai berikut :
c. Sebaran Hipergeometrik
Untuk mempelajari sebaran hipergeometrik kita perhatikan contoh berikut. Dalam
sebuah kandang berisi 50 ekor anak itik 10 ekor diantranya jantan dan sisianya betina seorang
peternak mambenli 3 ekor anak itik diambil secara acak dari kandang itu (jadi pengambilan
tanpa pengembalian ) dan kemudian diadakan sexing terhadap anak itik yang telah
diambil/dibeli. Apakah anak itik yang telah diambil jantan atau betina yang terambil jiak
jantan yang diambil pembeli mengangap sukses dan kita berikan lambang x maka nilia
numeric x = 0,1,2,atau 3 secara lebih umum dapat kita pandang persoalan diatas sebagai
berikut. Misalkan dalam kandang tersebut a ekor anak itik jantan, dan b ekor anak itik
betina,sehingga seluruh itik yang ada N =a + b ekor jadi b = N-a kita ambil tanpa
Biostatistika 51
pengembalian n ekor (1≤n≤N) sedemikian hingga Nn himpuna bagian mempunyai
yang akan diberi nama sukses. Sedangkan sisanya N-a diberi nama gagal.Umumnya yang
akan dicari adalah peluang memilih x sukses dari sebanyak a yang tersedia dan n-x gagal dari
sebanyak N-a yang tersedia. Bila sample ukurannya n diambil N benda. Ini dikenal percobaan
hipergeometrik denagn sifat-sifat sebagai berikut :
1. sample acak ukuran n diambil dari N benda
2. sebanyak a benda dapat nama sukses sedangkan sisanya N-a diberi nama gagal.
Banyaknya X dalam percobaan hipergeometrik disebut peubah acak hipergeometrik dan
diberi notasi h(x;N,n,a) disini :
Jadi kemungkinan anak itik jantan yang terambil dapat diselesaikan denagn rumus
sebaran hiepergeometrik .
Dari contoh diatas kita dapat mencari nilai tengah (μ) dan ragamnya (α2) sebagai berikut :
μ = 0(0,504) +1(0,393) +2(0,092)+3(0,006)
= 0,6
α2= {(02(0,504)+12(0,393) +32(0,006)}-0,62
= 0,46
Biostatistika 52
Dapat dicari rumus untuk menghitung nilai tengah (μ) dan ragamnya (α2) sebagai berikut :
) [(N-n)/(N-1)]
Jadi : μ = (3)(10/50)=0,6
α2 =(3)(10/50)(1-10/50)[(50-3)/(50-1)]
= (0,6)(0.8)(959) =0,46
Rumus nilai tengahdan ragam identik denagn rumus-rumus untuk sebaran binomial bila n
kecil dibandingkan N maka peluang penarikan/pengambilan hanya berubah cukup kecil
.jadi pada dasarnya percobaan adalah binomial sehingga sebaran hipergeometrik dapat
dihampiri denagn sebaran binomial denagn p=a/N
Jadi nilai tengah dan ragamnya dapat pula dihampiri denagn rumus sebagai berikut
μ = np = n a/N dan α2=npq= n a/N(1-k/n)
jadi terlihat rumus nilai tengah sama sedangkan rumus ragam ada perbedan denagn factor
koreksi [N-n)/(N-1)] basarnya factor koreksi dapat diabaikan jika n cukup kecil bila
dibandingkan denqagn N atau jika N cukup besar dibandingkan n
contoh
dalam program vaksinasi ayam buras disuatu propinsi dikirim 1000 ampul vaksin
diantaranya terdapay 200 ampul yang rusak bila pada suatu desa mendapat jatah 5 ampul
berapa peluangnya terdapat satu ampul yang rusak
Jawab
karena n =5 cukup kecil dibandingkan denagn N=1000 maka peluangnya dapat
dihampiri dengan menggunakan sebaran binomial
jadi peluang mendapatkan 1 ampul vaksin yang rusak adalah :
Biostatistika 53
c. Sebaran Poisson
percoban yang menghasilkan peubah acak X yang bernilai numeric yaitu banyaknya sukses
dalam selang waktu tertentu atau dalam daerah tertentu disebuit percobaan poisson panjang
selang waktu tertentu dapat berupa apa saja, bis saja semenit, sehari,seminggu,sebulan
setahun dan sebagainya. Seperti pada peubah acak binomial X yang menunjukkan banyaknya
sukses dalam n usaha independent, namun pada peubah acak Poisson terjadi bila n cukup
besar, tetapi p sangat kecil mendekati 0. Dalam hal ini misalnya X mungkin menyatakan tikus
sawah dalam sehari yang matai ,banyaknya bakteri pathogen yang tumbuh pada suatu media
dalam waktu tertentu dan sebagainya. Perhatikan sebaran peluang peubah acak binomial mX
yaitu :
misalkan n cukup besar tetapi p sangat kecil mendekati nol (p→ 0) misalkan hasil kali p
denagn n kita tulis λ =np sehingga p =λ/n. maka nilai tengah dan ragamnya dapat kita tulis :
μ=λ dan α2 =λ (1-λ/n)
jika λ dibuat konstan n diperbesar dan p mendekati 0 ( sehingga p =λ/n→0) maka
ragamnya akan mendekati harga konstan yaitu α=λ jadi untuk peubah acak binomial X
dengan n cukup besar dan p mendekati nol dan np=λ maka nilai tengah dan ragamnya
keduanya akan mendekati harga yang sama yaitu λsebagai contoh misalkan λ=2 maka
peubah acak binomial dengan :
n = 4 p=0,5 maka μ=4(0,5) =2 ; α2 =2(0,5) =1,0
n = 20 p=0,1 maka μ=20(0,1) =2; α2 =2(0,9) =1,8
n = 100 p=0,02 maka μ=100(0,02) =2; α2 =2(0,98) =1,96
n = 300 p=0,01 maka μ=300(0,01) =2; α2 =2(0,99) =1,98
jadi jika n bertambah besar dan np diambil konstan maka μ dan α2 keduanya mendekati limit
yang memuat λ dan x. hal ini dapat ditunjukkan memang demikian adanya. Jika np=λ dan n
cukup besar maka untuk sembarang harga tertentu x, maka fungsi peluang f(x) =P(X=x) =
(xn x
n (λ/n) (1-λ) harga fungsi peluang ini mendekati suatu limit seperti rumus berikut :
x n-x
Biostatistika 54
Sebaran peubah acak ini disebut sebaran poisson dan dinyatakan denagn P(x;μ) karena
nilainya hanya tergantung dari x dan μ yaitu rata-rata banyaknya sukses yang terjadi dalam
selang waktu atau daerah tertentu dan oleh karena μ=λ maka :
Biostatistika 55
dengan banyaknya cara memisahkan (menyekat keenam usaha yang pertama menjadi dua
kelompok yaitu kelompok pertama mengandung dua G dan kelompok ke dua yang
mengandung empat S jadi ada 64 =15 cara yang berlainan itu yaitu :
Sebaran ini sangat menyerupai sebaran binomial sehingga disebut sebaran binomial negative
dan diberikan notasi atau lambing b* (x,k,p) Berdasarkan ilustrasi diatas maka bila usaha
yang saling bebas dilakukan berulang kali menghasilkan sukses dengan peluang p sedangkan
gagal denagn peluang q=1 - p maka sebaran peluang acak X yaitu banyaknya usaha yang
tepat pada sukses ke k adalah :
Contoh
Seekor sapi bali yang diperiksa kesehatannya mungkin jinak (berhasil diperiksa) mungkin
juga liar (gagal diperiksa )kemungkinan berhasil atau gagal adalah sama yaitu 0,5 tergantung
dari cara pemeriksaannya. Jika seorang doketr hewan memeriksa dengan cara tertentu berapa
peluanng sapi yang ke 5 dalam keadaan jinak yang kedua :
Jawab
Dengan menggunakan sebaran peluang binomial negatip maka x=5,k=2 dan p=0,5 Sehingga :
Biostatistika 56
secara geometric. Oleh karena itu sebaran yang demikian disebut sebaran geometric yang
dinotasikan dengan g(x;p). umumnya percobaan ini terus menerus dilakukan dn baru berhenti
setelah berhasil/sukses,namun saja terus gagal karena peluang berhasil/sukses akan semakin
kecil bila percobaan terus dilakukan. Mungkin akan lebih besar kemungkinan akan berhasil
jika teknik/cara percobaan yang diruber.
Sebaran geometric terjadi,bila usaha yang saling bebas dan dilakukan berulang kali sampai
mencapai sukses,denganpeluang sukses p dan peluang gagal q=1-p maka sebaran peluang
peubah acak X yaitu banyaknya yang berakhir sukses yang pertama adalah :
g(x;p) =pqx-1 ; x=1,2,3,………..
contoh
telah diketahui bahwa peluang untuk mendapatkan parasit cacing tertetu pada jantung seekor
penyu adalah 0,30 jika seorang dokter hewan memeriksa jantung penyu ditempat pemotongan
penyu dan dokter hewan tersebut mempunyai keyakinan jik apeluang untuk mendapatkan
parasit cacing tersebut pada jantung penyu ≤0,01 maka penyu-penyu yang dipotong ditempat
pemotongan tersebut semuanya bebas dari parasit cacing tersebut.
Berapa ekor penyu paling sedikit harus diperiksa untuk meyakinkan bahwa penyu-penyu di
rumah potobf tersebut bebas dari parasit pad jantungnya.
Jawab
Dengan menggunakan sebaran peluang geometric p=0,30 dan q =1-0,30 =0,70 maka
Gg(x;p) =pqx-1
0,001= (0,3)(0,7)x-1
Log0,01 = log[(0,3) (0,7)x-1]
Log 0,01=Log0,3 + (x-1)Log 0,7
-2 =-0,523 +(x-1)-0,155
-2 = -0,523-0,155x + 0,155
0,155x = 1,632
x =10,5
Karena dokter hewan tersebut baru yakin jika peluangnya ≤0,01 maka diperiksa minimal 11
ekor ekor yang diperiksa menunjukkan negatip/tidak ada cacing pada jantungnya.
Soal
Biostatistika 57
1. Untuk memeriksa kepalsuan susu serbuk jenis tertentu yang beredar di kota denpasar,maka
diperiksa 10 sampel took penjual susu serbuk secara acak dan sample yang diambil berturut-
turut diberikan kode 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan 10 dan seluruh sample disimpan dlam kotak
a.jika pemeriksa mengambil satu sample secara acak berapa peluang bahwa yang terambil
adalah sample yang kode 4
b.jika ada dua kemungkinan yang sma yaitu palsu dan tidak berapa peluang semua sample
yang diperiksa tidak ada yang palsu
2. Berdasrkan hasil pemeriksaan pravalensi infestasi cacing Ascaridia galli pada tinja itik Bali
jantan adalah 22 %. Bila diperiksa 15 ekor itik jantan hitunglah :
a. paling sedikit 9 ekor didapatkan cacing tersebut.
b. antara 2 sampai 6 ekor didapatkan cacing tersebut
c. tepat 5 ekor ditemukan cacing tersebut
d. bila anda yakin pasti salah satu itik yang diperiksa atau minimal satu ekor yang diperiksa
pada tinjanya terdapat cacing tersebut, bila peluang ditemukannya 0,99 berapa ekor minimal
itik Bali tinjanya harus diperiksa
3. Dua belas butir telur ayam konsumsi yang masing-masing 2,4 dan 6 butir diberi zat
pengawet A,B dan C dan kemudian disimpan pada suhu 37 C.jik a telur yang diambil seua
diberikat pengawet B
4. Disuatu rumah pemotongan hewan (RPH) dalam jangka waktu satu tahun yang rata-rata
memotong sapi betina 50 ekor per hari hanya ada 2 ekor sapi betina bunting yang dipotong
berapa peluang dalam jangka waktu satu tahun.
a. kurang dari 2 ekor sapi betina bunting
b. antar 1-3 ekor sapi betina bunting yang dipotong
c.tidak ada sapi betina bunting yang dipotong.
5. Untuk membuktikan suatu obat yang baru ditemukan dapat menyembuhkan suatu penyakit
tertentu pada ternak kambing kacang dalam jangka waktu 3 hari maka obat tersebut
disuntikkan pada beberapa ekor kambing penderita.
a. berapa peluang kambing yang ke 7 diobati merupakan sembuh yang ke 3 kalinya dalam
jangka waktu 3 hari
b. bila pemakai obat tersebut baru yakin obat itu dapat diandalkan jiak semua ternak
diobatiberturut-turut sembuh peluangnya lebih kecil daro 0,01 berapa ekor ternak penderita
menimal diobati berturut-turut sembuh.
Biostatistika 58
6. Daging babi yang dipasarkan disekitar kota denpasar disinyalir 20 % tercemar bakteri
Salmonella. Untuk yakin 99% bahwa daging babi yang dijual di suatu kias daging bebas dari
bakteri salmonella berapa paling sedikit jumlah sample daging yang harus diperiksa
Disini – ~<x<+~ dengan π =3,14159… dan e=2,71828……. Secara ringkas sebaran peluang
peubah acak normal sering ditulis X ~N(μx , αx) dan dibaca peubah X menyebar normal
dengan nilai tengah μx dan simpangan baku αx.
Biostatistika 59
Bila μ danα diketahui maka seluruh kurva normal diketahui sebagai contoh bila μ=60 dan
α=8 maka ordinat n(x: 6o,8) dapat dengan mudah dihitung untuk berbagai harga x dan
kurvanya dapat digambar.
Bila nilai –nilai μ dan α tertentu maka akan menghasilkan kurva dengan gambar tertentu pula.
Coba perhatikan gambar dibawah ini
Gambar kurva A dan B memiliki nilai tengah(rata0rata hitung) yang sama,tetapi simpangan
baku yang berbeda. Sedangkan kurva B dan C memiliki nilai tengan yang berbeda tetapi
simpangan bakunya sama. Kurva A dan C memiliki nilai tengan dan simpangan baku yang
berbeda.
Dengan kurva serta memeriksa turunan pertama dan kedua dari nilai n(x;μ,α) dapat diperoleh
lima sifat kurva normal sebagai berikut :
1. Modus, titik pada sumbu datar yang memberikan maksimum kurva, terdapat pada x¯ =μ.
2. Kurva staangkup terhadap garis tegak yang nilainya sma dengan μ
3. Kurva mempunyai titik belok pada x=μ +α dan x=μ-α cembung ke atas bila μ-α < x< μ+α
dan cembung ke bawah untuk harga x lainnya.
4. Kedua ujung kurva normal mendekati asimtot sumbu datar (sumbu x) bila harga x bergerak
menjauhi μ baik dari ke kiri maupun ke kanan.
5. Seluruh luas di bawah kurva dan diatas sumbu datar (sumbu X )sama dengan 1,0(100%)
b. Luas Daerah Di bawah Kurva Normal
kurva setiap semaran peluang atau fungsi padat dibuat sedemikian rupa sehingga luas kurva
diantara kedua koordinat x= x1 dan x= x2 sama dengan harga peubah acak X mendapat harga
antar x= x1 dan x=x2. jadi untuk kurva normal seperti bi bawah ini
Biostatistika 60
Gambar kurva normal f(x1<x<x2)= luas daerah yang diarsir
Jadi bagi suatu fungsi padat tertentu yang memiliki μ danα lain akan menghasilkan
peluang P (x1<x<x2) yang berbeda pula besarnya, walaupun letak x1 dan x2 tetap.
Sehingga setiap kali ingin menghitung besarnya peluang tersebut harus mencari interval
terhadap bentuk fungsi f(x) = n(x; μ,α) itu ini merupakan pekerjaan merepatkan dan
kurang efisien. Untuk mengatasi kesulitan dalam menghitung integral fungsi padat
normal, maka dibuat tabel luas kurva normal,sehingga memudahkan penggunaannya.
Akan tetapi mungkin membuat tabel yang berlainan untuk setiap harga μ dan α . Untuk
itu peubah acak normal dapat ditransformasikan menjadi himpunan pengamatan baru
yang dikenal peubah acak normal Z.
Sebaran normal Z disebut pula sebaran normal baku yang memiliki nilai tengah μz =
0 dan simpangan baku αz = 1 jadi biasanya ditulis Z ~ N(0,1) dan dirumuskan dengan :
Bila diketahui bahwa peubah acak X ~ N(μ, α) maka semua nilai Xi yang berada pada
selang (x1, x2) dapat ditransformasikan menjadi peubah baku Z yang berada dalam
selang Z1 =( x1 –μ)/α dan Z2 = (x2 –μ)/α .. sehingga P(x1 <x<x2) dapat dicari dengan cepat
menggunakan P( Z1<Z<Z2) berdasarkan nilai tabel (lihat tabel Z pada lampiran)
Contoh
Sapi bali jantan yang berumur 2 tahun rata-rata beratnya 250 kg dan simpangan
bakunya 11,05 kg. bila diasumsikan berat sapi tersebut mengikuti sebaran normal berapa
% (peluangnya) :
a. Berat Sapi Bali jantan antara 240-260 kg
b. Berat sapi Bali jantan kurang dari 235 kg
Jawab :
Untuk menyelesaikan soal diatas kita transformasikan dulu nilai-nilai x1 =240,
x2=260 dan x3 =235 menjadi Z1, Z2 dan Z3
Biostatistika 61
dengan menggunakan tabel Z maka :
a. P(Z1<Z<Z2) = P(-0,90<Z<0,90)
Karena kurva simetris dan luasnya = 1 maka
P(-0,90<Z<0,90) = 1- 2(P(Z<90)
= 1- (0,1841)
= 1- 0,3684 =0,6316
Jadi sekitar 63,16 % sapi Bali jantan yang berumur 2 tahun berat antara 240 -260 kg
b. P(Z<Z3) = P(Z<-1,36) = P(Z>1,36) = 0,0869
Jadi sekitar 8,69 % sapi bali jantan umur 2 tahun beratnta kurangf 235 kg.
c. Pendekatan Normal terhadap Binomial.
Peluang yang berkaitan dengan percobaan binomial secara langsung dapat diperoleh dari
rumus sebaran binomial atau dari tabel binomial pad alampiran, n cukup kecil (n<25). Bila n
besar atau tak tersedia dalam tabel, maka peluang binomial dapat dihitung dengan pendekatan
sebaran normal.
Pada uraian sebelumnya sebaran poisson dapat dipakai untuk menghampiri peluang binomial,
jika n cukup besar dan p mendekati 0. Sedangkan jika n cukup besar dan p tidak cukup dekat
denagn 0 atau 1 maka sebaran binomial dapat dihampiri oleh sebaran normal dan hampiran
itu sangat baik bila n cukup besar dan p mendekati 0,50.
Bila X peubah acak binomial dengan nilai tengah μ= np dan α2 =npq, bila n cukup besar maka
betuk limit sebaran normal baku n(Z;0,1) adalah :
Untuk melihat pendekatan normal terhadap sebaran binomial perhatikan conoth berikut
:mula-mula lukislah histogram b(x; 16, 0,5) dan kemudian letakkan kurva normal dengan
rata-rata dan ragam yang sama dengan peubah binomial X sehingga keduanya saling tumpang
tindih. Untuk itu lukislah kurva normal denagn μ= np = 16 (0,5) =8,0 dan α2 =npq
=16(0,5)(0,5)=4,0
Biostatistika 62
Histogram b(x;16,0,5) dan kurva normal padanannya yang seluruhnya telah tertentu oleh
rata-rata dan ragamnya seperti gambar dibawah ini.
jadi
P (-2,25 <Z<-1,75) = P(Z.1,75) – P (Z>2,25)
= 0,0401 – 0,0122
= 0,0279
Jadi nilainya sama bila kita ambil 3 angka dibelakang koma yaitu 0,028.
Contoh
Berdasarkan pengalaman 30 % dari itik Bali yang dibeli pada peternak adalah invertil (tidak
bisa menetas) jika seorang pengusaha peternakan menetaskan 250 butir telur berpa peluang
bahwa yang invertil kurang dari 60 butir.
Biostatistika 63
Jawab
Banyaknya telur yang invertil mengikuti sebaran binomial dengan parameter n =250 dan p
=0,30 karena ukuran sample cukup besar an p tidak terlalu dekat dengan 0 atau 1 maka dapat
digunakan pendekatan sebaran normal baku yaitu
μ= np = 250 (0,30)=75
α2 =npq = 250(0,30)(0,70) =52,5 dan α =√52,5 =7,25
untuk mendapatkan peluany yang ditanyakan harus dicari luas daerahnya yaitu :
20
b. b(x;20,
x 0
0,3)
20
c. b(x;20,
x 0
0,5)
20
d. b(x;30,
x 0
0,3)
Biostatistika 64
20
e. b(x;20,
x 0
0,5)
4. Suatu perusahaan farmasi mengatakan bahwa suatu jenis obat tertentu dapat
menyembuhkan rata-rata 80 % penyakit kulit pada kelinci. Untuk menguji kebenaran maka
obat tersebut dicoakan pada 100 ekor kelinci penderita :
a. berapa peluang 75 ekor ikelinci atau lebih dapat disembuhkan.
b. Bila peluang kesembuhan 0,95 diputuskan obat tersebut masih bisa diterima leh pemakai
obat,berapa menimal jimlah ternak yang diharapkan sembuh.
c. Bila ingin mengurangi jumlah kelinci penderita yang dipakai mencoba obat tersebut,
berapa jumlah minimal kelinci penderita yang diperlukan jika peluang semua ternak yang
diinginkan sembuh maksimal 0,01.
Biostatistika 65