Anda di halaman 1dari 21

E-PROCUREMENT

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Teknologi Informasi Bisnis
Dosen Pengampu :
Ahmad Syamsudin, M.Kom

Disusun oleh:
1. An Nisa Nur Fidausi QA (931313017)
2. Henri Wahyu Ilahi (931314717)
3. Clara Angelina (931316217)
4. Ruli Rofikhotunisak (931317117)

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KEDIRI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era modern saat ini hampir semua orang bergantung pada
teknologi. Dalam hal ini dilakukan pula dalam pengadaan barang/jasa.
Pemerintah sudah mengeluarkan peraturan mengenai e-procurement.
Pengadaan barang/jasa secara elektronik diharapkan dapat lebih efektif
dan efisien. Di zaman yang serba elektronik ini dlm pengadaan barang/jasa
pun bisa diterapkan. Hal ini dimaksudkan agar dapt mengikuti zaman
seiring dengan semakin canggihnya teknologi.
Banyak masyarakat yang mungkin masih tertinggal dalam dunia
teknologi. Perlu adanya pengajrn memngenai hal tersebut. Untuk
mencegah ketertinggalan masyarakat dalam memahami era serba teknologi
ini. Dalam hal ini akan dibahas mengenai e-procurement yakni salah satu
bentuk dari kebijakan pemerintah dalam melakukan pengadaan barang
secara elektronik.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian E-Procurement.
2. Tujuan E-Procurement
3. Ruang Lingkup E-Procurement
4. Fitur E-Procurement
5. Keuntungan dalam penerapan E-Procurement
6. Kendala dalam penerapan E-Procurement
7. Definisi, contoh, dan proses dari E-Lelang
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian e-procurement.
2. Mengetahui tujuan e-procurement
3. Mengetahui ruang lingkup e-procurement.
4. Mengetahui fitur e-procurement.
5. Mengetahui kentungan dalam penerapan e-procurement.
6. Mengetahui kendala dalam penerpan e-procurement.
7. Mengetahui definisi, proses dan contoh e-lelang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian E-procurement
E-procurement merupakan sistem pengadaan barang atau jasa
dengan menggunakan media elektronik seperti internet atau jaringan
komputer. E-procurement diterapkan dalam proses pembelian dan
penjualan secara online supaya lebih efisien dan efektif. E-
procurement mengurangi proses-proses yang tidak diperlukan dalam
sebuah proses bisnis. Dalam prakteknya, e-procurement mengurangi
penggunaan kertas, menghemat waktu dan mengurangi penggunaan tenaga
kerja dalam prosesnya. Menurut Kalakota et al
(2001), procurement adalah semua aktivitas yang melibatkan aktivitas
mendapatkan barang meliputi pembelian, juga kegiatan logistic ke dalam
seperti, transportasi barang masuk dan penyimpanan di gudang sebelum
barang tersebut digunakan.
Procurement atau pengadaan barang tidak hanya terbatas pada
aktivitas purchasing atau pembelian yang selama ini dipandang oleh
sebagian banyak orang. Kalakota menyebutkan e-procurement merupakan
proses pengadaan barang atau lelang dengan memanfaatkan teknologi
informasi dalam bentuk website. Sedangkan Chaffey (2007) e-
procurementadalah merupakan integrasi dan manajemen elektronik
terhadap semua aktivitas pengadaan termasuk permintaan pembelian,
pemberin hak, pemesanan, pengantaran dan pembayaran antara pembeli
dengan pemasok. Menurut Neef Dale (2001), e-procurement adalah
aplilasi sistem informasi untuk mengkoordinaikan proses pembelian
pengiriman, pengelolaan inventory, pemilihan supplier, dan proses
persetujuan dari bisnis penting dengan organisasi yang berkaitan dengan
memanfaatkan internet atau intranet. e-Procurement menjadi alat bantu
efektif untuk mengurangi korupsi.
Situs web e-procurement mengijinkan penggunaan yang memenuhi
syarat dan telah mendaftar untuk menjadi pembeli atau penjual barang atau
jasa. Bergantung pada pendekatan, pembeli atau penjual dapat menentukan
harga tau mengajukan penawaran. Saat pelanggan menajukan penawaran,
pelanggan dapat mengkualifikasikan jumlah diskon atau penawaran
khusus yang ditawarkan. e-Procurement diharapkan dapat terintegrasi
dengan trend komputer mendatang, yaitu manajemen rantai pasokan
(Supply Chain Management)1
B. Tujuan program E-Procurement
Tujuan yang dicapai oleh Pemerintah dengan
mengimplementasikan program E-Procurement :
1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengadaan barang/jasa
pemerintah.
2. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah
3. Memudahkan sourcing dalam memperoleh data dan informasi tentang
barang/jasa dan penyedia barang/jasa.
4. Menjamin proses pengadaan barang/jasa pemerintah berjalan lebih
cepat dan akurat
5. Menjamin persamaan kesempatan, akses dan hak yang sama bagi para
pihak pelaku pengadaan barang/jasa.
6. Menciptakan situasi yang kondusif agar terjadi persaingan yang sehat
antar penyedia barang/jasa.
7. Menciptakan situasi yang kondusif bagi aparatur pemerintah dan
menjamin terselenggaranya komunikasi online untuk mengurangi
intensitas pertemuan langsung antara penyedia barang/jasa dengan
panitia pengadaan dalam mendukung pemerintahan yang bersih.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari


pelaksanaan E-Procurement adalah sebagai berikut :

1
http://dwicuwil06.blogspot.com/2015/11/e-procurement_24.html
1. Meminimalisasi faktor kesalahpahaman yang terjadi dalam proses
pengadaan barang/jasa.
2. Meminimalisasi kecurigaan masyarakat terhadap proses pengadaan
barang/jasa.
3. Membantu proses pengendalian administrasi proyek terutama pada
proses pengadaan barang/jasa.
4. Memudahkan bagi peserta lelang untuk mengikuti semua tahapan
lelang sesuai regulasi yang ada dengan pemanfaatan teknologi
informasi (internet).
5. Memberi keadilan bagi seluruh peserta lelang baik peserta dari
penyedia barang/jasa dengan kualifikasi kecil atau non kecil.
James E. deMin dari Infonet Service Corp. menyatakan bahwa
tujuan dari e-procurement adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperbaiki tingkat layanan kepada para pembeli, pemasok,
dan pengguna.
2. Untuk mengembangkan sebuah pendekatan pengadaan yang lebih
terintegrasi melalui rantai suplai perusahaan tersebut.
3. Untuk meminimalkan biaya-biaya transaksi terkait pengadaan
melalui standarisasi, pengecilan, dan otomatisasi proses pengadaan
di dalam dan di mana yang sesuai dengan agensi-agensi dan sektor-
sektor.
4. Untuk mendorong kompetisi antar pemasok sekaligus memelihara
sumber pasokan yang dapat diandalkan.
5. Untuk mengoptimalkan tingkatan-tingkatan inventori melalui
penerapan praktek pengadaan yang efisien.
6. Untuk mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia dalam
proses pengadaan.
7. Untuk mengurangi pengeluaran putus kontrak dengan menggunakan
teknologi untuk meningkatkan kewaspadaan pengguna terhadap
fasilitas-fasilitas kontrak yang ada dan membuatnya lebih mudah
untuk menentangnya.
8. Untuk meningkatkan kemampuan membeli dengan menggunakan
teknologi untuk mendukung identifikasi peluang untuk penyatuan
dan dengan memfasilitasi penyatuan persyaratan pengguna di dalam
dan melalui garis-garis bisnis.
9. Mengurangi biaya-biaya transaksi dengan menggunakan teknologi
untuk mengotomatisasikan proses-proses, yang mana masih tercetak
(paper-based), dan untuk mengecilkan, dan menstandarisasi proses-
proses dan dokumentasi.
C. Ruang Lingkup
Sistem pengadaan barang/jasa pemerintah termasuk salah satu
kegiatan yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, melalui sistem pengadaan barang/jasa pemerintah secara
elektronik (e-procurement). Sistem ini memungkinkan para penyedia jasa
untuk mendapatkan data dan informasi secara cepat dan akurat tentang
keberadaan proyek-proyek pemerintah, Serta akan
terkoneksi (online) dengan para panitia pengadaan saat mengikuti proses
lelang. Sebuah terobosan menuju efisiensi, efektivitas, terbuka dan
bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, serta akuntabel, sebagaimana
yang dituntut oleh Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dan perubahan-
perubahannya. Bagi para pengusaha bisnis jasa pelaksana konstruksi
sendiri, e-Procurement akan mengiringi perusahaan menjadi lebih mandiri
dan profesional. Di samping itu, sistem e-procurement diharapkan akan
mempercepat arus transfer data dan memperluas jaringan informasi
elektronis ke seluruh wilayah Indonesia.
Pengadaan barang/jasa secara elektronik atau e-
Procurement adalah sistem pengadaan barang/jasa yang proses
pelaksanaannya dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan
fasilitas teknologi komunikasi dan informasi. Sistem aplikasi serta layanan
pengadaan elektronik disediakan oleh LPSE (Layanan Pengadaan Secara
Elektronik) Nasional yang bertindak sebagai koordinator. Ruang
lingkup e-procurement meliputi e-Lelang Umum (e-Regular Tendering),
e-Lelang Penerimaan (e-Reverse Tender), e-Pembelian (e-Purchasing), e-
Penawaran Berulang (e-Reverse Auction) dan e-Seleksi (e-Selection).
Metode pemilihan penyediaan barang/jasa secara elektronik yang sudah
digunakan saat ini adalah e-Lelang Umum. Metode pemilihan lainnya akan
diterapkan secara bertahap sesuai dengan pengembangan sistem dan
aplikasi pengadaan secara elektronik serta kerangka hukum yang
memayunginya.
E-Lelang Umum adalah pelelangan umum yang dilaksanakan
untuk mendapatkan barang/jasa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
penyediaan jasa dengan harga penawaran terendah tanpa mengabaikan
kualitas dan sasaran yang telah ditetapkan. Salah satu unsur penting
dalam e-procurement adalah lintas pertukaran dokumen. Karena sifatnya
adalah data elektronik, maka lintas data tentu saja mempergunakan media
elektronik berbasis web/internet. Untuk menjamin keamanan dokumen
penawaran yang dikirim oleh peserta pengadaan, telah dipersiapkan
aplikasi pengaman dokumen (Apendo) yang digunakan untuk melakukan
enkripsi dan dekripsi dokumen.2
D. Fitur E-Procurement
Pembelian dan penjualan online dapat mengefisienkan proses
pengadaan dan mengurangi biaya operasi dengan mengurangi pengeluaran
untuk waktu administrasi dan memperpendek birokrasi. Penerapan e-
procurement mendorong upaya transaksi dari pusat pembuat pesanan
hingga titik kebutuhan pada pengguna desktop bisnis. Hal ini memastikan
kesesuaian terhadap perjanjian dengan pemasok yang dipilih melalui
katalog online yang mana dilihat-lihat oleh para pengguna untuk
menemukan item yang dibutuhkan.

Fitur utama e-procurement meliputi :

1. Katalog elektronik untuk item-item standar/inti.

2
Ibid
2. Kemampuan punch-out ke situs-situs web pemasok untuk produk-
produk yang dinamis/bermacam-macam.
3. Memunculkan kembali daftar-daftar permintaan/belanja untuk item-
item yang dibeli secara teratur.
4. Jalur-jalur persetujuan yang menyatu (built-in) untuk menjalankan
kendali anggaran belanja.
5. Kemampuan untuk memberi laporan informasi manajemen yang detil.

Chartered Institute of Purchasing and Supply memperkirakan


bahwa bekerja dengan lebih dekat kepada para pemasok umumnya
dapat mengurangi biaya npembelian hingga 10%. Peningkatan dalam
layanan pelanggan dapat memungkinkan sebuah perusahaan dengan
para pelanggannya mampu menempatkan dan melacak pesanan-pesanan
kapanpun. Informasi pelanggan yang akurat dapat memungkinkan
menyesuaikan aktivitas pemasaran, produk, dan layanan bagi kebutuhan
pelanggan.
E-Katalog adalah suatu versi elektronik dari katalog tertulis
pemasok yang berisi nama produk, deskripsi, ilustrasi, dan lain-lain.
Harapan pengguna telah meningkat secara dramatis pada tahun-tahun
terakhir sebagai akibat dari pengalaman pribadi mereka berbelanja di
internet. Sarana e-procurement diperlukan untuk menawarkan
fungsionalitas yang sama-sama berstandar tinggi ini dalam upaya
mempertahankan kepuasan pengguna. Punch Out adalah suatu jenis
integrasi online yang memberikan kepada organisasi-organisasi
kemampuan untuk menggunakan situs-situs web pemasok mereka yang
ada. Pelanggan dapat mencari, memilih dan menyusun barang-barang
untuk dibeli sekaligus mempertahankan kegunaan dari situs web
pemasok mereka. Item-item kemudian dibawa kembali kepada sistem
milik pembeli untuk pengiriman dan persetujuan dalam cara normal.
Ketika Punch Out telah berhasil diawali, pemasok tersebut dapat
menyajikan tampilan data yang disesuaikan, berdasarkan dengan sebuah
kontrak standar. 3
Fitur-fitur yang terdapat pada web haruslah user friendly
sehingga pihakrekanan yang akan mau mendaftar dan mengikuti lelang
tidak kesulitan dalam mengakses web e-procurement. Metode yang
digunakan untuk menganalisis fitur terhadap sistem yang saat ini sedang
berjalan yaitu menggunakan metode observasi dari halaman tanya jawab
pada web SPSE dan membandingkan dengan beberapa system e-
procurements yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Perbandingan antara e-procurement dari pemerintah dengan 2 model e-
procurement yang dimiliki oleh BUMN, sama-sama menujukkan
kelebihan pada beberapa variable. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan dengan memperhatikan variable – variable, kemudian
digabungkan kelebihan-kelebihan dari beberapa e- procurement untuk
mengeliminasi kekurangan yang dimiliki
1. Model Data
a. Data Stakholder. Berisi datadata rekanan, operator, otorisator
yang terenskripsi.
b. Data rekanan. Berisi data lengkap rekanan termasuk
dokumendokumen penting rekanan. Data harus dienskripsi
untuk menjamin kerahasian data rekanan yang bukan untuk
public
c. Data Operator. Berisi data lengkap operator dalam proses
penyelenggaran e-tender. Data harus terenskripsi menjamin
kerahasian data operator.
d. Data Otorisator. Berisi data lengkap operator dalam proses
penyelenggaran e-tender. Data harus terenskripsi menjamin
kerahasian data operator. Dari observasi dan komparasi dari
sistim pengadaan secara elektonik milik pemerintah dalam hal
ini SPSE milik LKPP dan sistim pengadaan milik BUMN yaitu

3
https://ebisnis.wordpress.com/materi/e-procurement/
Pertamina dan Bank Indonesia. Dari beberapa fitur yang ada
pada ketiga sistim tersebut maka bisa di rumuskan fitur-fitur
minimum dalam sistem. Fitur-fitur yang terdapat pada web
haruslah user friendly sehingga pihak rekanan yang akan mau
mendaftar dan mengikuti lelang tidak kesulitan dalam
mengakses web e-procurement. Berikut fitur-fitur yang di
tampilkan pada halaman e-procurement :
1) Pengguna umum
Halaman Utama

a. Home (kembali ke halaman utama)

b. Tentang kami

c. Tanya Jawab

d. Regulasi

e. Sitemap

f. Kontak

g. List pengumuman (e-procurement)

h. List PengumumanPengadaan

i. List Berita tentang pengadaan

j. Link Pengumuman lelang seluruh Indonesia (INAPROC)

k. Link system informasi rencana umum pengadaan (SIRUP)

l. Link Katalog Elektronik (e-catalogue)

m.Link Wistle blowing system

n. Link Standar Dokumen pengadaan barang/jasa (e-SDP)

o. Link login penyedia p. Link login Non-Penyedia


q. Link pencarian lelang

r. Link Panduan (special content)

s. Link daftar hitam peserta lelang

t. Link Banner daftar ahli pengadaan bersertifikat, Pengumuman lelang


nasional

Daftar 1. Halaman utama

Daftar 1 adalah tampilan awal atau fitur umum yang bisa digunakan untuk
mengetahui informasi-informasi umum yang dapat membantu pengunjung umum
atau penyedia yang baru mengenal sistim pengadaan secara elektronik e-
procurement . Daftar fitur minimum ini dibuat sesederhana mungkin dan
menempatkan menu-menu fitur tersebut pada area yang familiar bagi pengguna
awam, contohnya: login pada sisi kanan atas.

Halaman Pendaftaran

a. Pilihan pengguna dari indonesia atau luar negeri

b. Halaman form pengajuan rekanan awal

c. Halaman form pelengkapan data-data online

d. Halaman Upload softcopy dokumen

e. Halaman Verivikasi berkas asli

Daftar 2. Halaman Pendaftaran

Daftar 2 merupakan fitur yang spesifik diperuntukan untuk peserta


lelang/penyedia baru. Fitur ini perlu didesain sederhana dan memiliki user
interface yang umum digunakan pada sistem lain. Hal ini perlu karena tidak
menutup kemungkinan penyedia yang mendaftar juga seorang pemula. Untuk
proses verivikasi berkas asli masih menggunakan proses manual dengan meneliti
berkas yang diupload dengan dokumen (hard copy) yang ada. Kedepan perlu
dipikirkan cara untuk memverifikasi dokumen tanpa pengiriman berkas asli
(hardcopy).

2) Halaman Rekanan

Halaman Tender

a. List Pengumuman tender yang sedang berlangsung

b. Halaman keikut-sertaan tender yang dipilih

c. Halaman Aanwijzing.

d. Halaman Upload surat penawaran yang sesuai dengan spesifikasi tender


dengan otomatisasi enkripsi dokumen.

e. Halaman pembukaan penawaran

f. History tender yang pernah dikerjakan

Daftar 3.Halaman Rekanan

Daftar 3 adalah fitur-fitur yang diperuntukan penyedia dimana fitur ini adalah fitur
utama dalam sistim eprocurement. Pada halaman ini perlu dipertahankan
kesederhanaan tampilan / grafic user interface (GUI) dengan tujuan agar proses
tender yang merupakan proses yang kritis dapat memenuhi aspek performance.
Yang dimaksud dengan proses yang kritis adalah proses yang seringkali terdapat
persoalan dan kegagalan proses, dan pada halaman ini juga akan menjadi sorotan
oleh penyedia atau peserta lelang/tender terkait dengan transparansi dan
akuntabilitas.

Halaman Pemenang Tender

a. List tender yang harus dikerjakan

b. Daftar pekerjaan yang harus dikerjakan.

c. Daftar kerangka acuan kerja yang harus dipatuhi.


d. Form permintaan surat jalan

e. Form penerimaanbarang atau jasa

f. Form penagihan pembayaran

Daftar 4. Halaman pemenang tender

Daftar 4 menunjukan informasi-informasi yang terkait dengan tender yang


dimenangkan oleh penyedia dimana halaman ini sebisa mungkin membantu
pemenang tender dalam memenuhi kewajiban kewajibannya.

3) Halaman Operator
Halaman Verifikasi rekanan

a. Verifikasi dokumen asli rekanan

b. Halaman verifikasi surat jalan pengiriman barang atau jasa

c. Halaman verifikasi surat penerimaan barang

d. Halaman verifikasi surat tagihan Daftar

5.Halaman operator

Daftar 5 minimal mempunyai fitur yang diperuntukan untuk mendukung


kelancaran proses tendering mulai dari pendaftaran rekanan sampai pengadaan
barang atau jasa selesai dilakukan secara cepat, tepat dan efisien sehingga tidak
mengganggu keberlangsungan proses tender yang lain.

Halaman Tender

a. Input tender yang akan diselenggarakan berikut syarat-syaratnya dari


otorisator.

b. Halaman pengusulan rekanan ke otorisator

c. Pemberitahuan rekanan terpilih oleh otorisator


d. Input pengumuman pemenangtender

e. Halaman berita tentang tender

f. Halaman history tender

Daftar 6. Halaman tender

Daftar 6 mempunyai fitur fitur yang memfasilitasi dan menjembati antara pihak
yang akan mengadakan tender (otorisator) dengan pihak rekanan. Dalam proses
publikasi tender yang akan dilakukan dan publikasi pemenang tender yang dipilih
oleh otorisator, secara transparan dan terbuka.

4) Halaman Otorisator
Halaman Tender

a. Halaman pengajuan e-tender

b. Halaman pemberitahuan peserta tender

c. Halaman pemenang tender yang terpilih

Daftar 7. Halaman otorisator

Merupakan fitur-fitur yang dibuat untuk memfasilitasi pihak otorisator dalam


pengajuan tender yang akan dilakukan berikut spesifikasi dan syarat-syarat yang
diperlukan ke operator SPSE, kemudian menerima rekanan-rekanan yang
mengajukan keikutsertaan dalam tender yang sudah dipublikasikan oleh operator,
serta memberikan pemenang tender yang lolos spesifikasi dan syarat yang sudah
ditentukan.4

4
Taufan Harry dan Fatchul Hijrih, Jurnal E-Procurements: Desain Sistem Dan Fitur Pengadaan
Secara Elektronik Pemerintah,Yogyakarta, 2015
E. Keuntungan E-Procurement
Berikut adalah beberapa keuntungan dalam penerapan e-procurement.
1. Menurut Seth Miller dalam artikelnya keuntungan utama e-
procurement meliputi menghemat uang, waktu, dan beban kerja
tambahan yang normalnya berhubungan dengan pekerjaan tulis-
menulis.
2. Keuntungan e-procurement tidak hanya meliputi penghematan uang
tetapi juga penyederhanaan keseluruhan proses. Rencana-rencana
yang optimal dapat dikomunikasi-kan dengan cepat kepada pemasok-
pemasok, oleh karena itu dapat mengurangi biaya dan pemborosan
yang biasanya terdapat dalam supply chain.
3. Keuntungan e-procurement meliputi pengurangan biaya overhead
seperti pembelian agen, juga peningkatan kendali inventori, dan
keseluruhan peningkatan siklus manufaktur.
F. Kendala E-Procurement
Berdasarkan studi literature pada penelitian ini, didapat beberapa
kendala pada pelaksanaan E-procurement5 :Menurut kutipan dari Eadie et
al (2007) didapat bebrapa kendala E-procurement yaitu:
1. Keamanan transaksi.
2. Tidak ada keyakinan atas kelegalan hukum pada E-procurement.
3. Kurangnya hubungan bisnis dengan pemasok yang menyediakan E-
procurement.
4. Infrastruktur teknis yang tidak memadai dan berkurangnya integrasi
dengan rekanan.
5. Kurangnya pengetahuan E-procurement / personil terampil.
6. Keprihatinan interoperabilitas.
7. Kurangnya keahlian teknik.
8. Tidak ada manfaat bisnis secara nyata.
9. Sistem IT yang terlalu mahal.
10. Dan tidak memiliki infrastruktur IT.

5
file:///G:/81810-ID-analisa-kendala-pelaksanaan-e-procuremen.pdf
Menurut Sulaiman dan Chen (2006) pelaksanaan e-procurement di
Indonesia masih ada beberapa kendala dan kendala tersebut terbagi
menjadi 4 yaitu:
1. Dalam bidang hukum
2. Infrastruktur
3. Standarisasi prosedur
4. Serta kontrol proses pengadaan E-procurement.
G. E-lelang
1. Definisi E-lelang6
E-lelang adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan
kontrusksi/jasa lainnya secara elektronik untuk semua pekerjaan yang
dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya yang memenuhi syarat.
Dalam pengertian lain, e-lelang adalah pelelangan umum dalam
rangka mendapatkan barang atau jasa dengan penawaran harga
dilakukan satu kali pada hari, tanggal, dan waktu yang telah di tentukan
dalam dokumen pengadaan, untuk mencari harga terendah tanpa
mengabaikan kualitas dan sasaran yang telah ditetapakan.
E-lelang umum digunakan untu pengadaan barang/jasa yang
memerlukan evaluasi teknis untuk mendapatkan kualitas terbaik dan
evaluasi harga untuk mendapatkan harga yang wajar, seperti pekerjaan
kontruksi pengadaan barang dengan variasi kualitas yang beragam dan
jasa perombongan non kontruksi. Pihak-pihak instansi yang terlibat
dalam pelaksanaan e-lelang adalah:
a. Panitia Pengadaan (PP).
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

6
Peraturan LKPP No. 1 Tahun 2015 tentang e-tendering
2. Proses E-lelang7
Tahapan-tahapan lelang dalam e-procurement dari pengumuman
ingga penandatanganan kontrak pada prinsipnya tidak jauh berbeda
dengan pelelangan secara konvensional yakni:
a. Pengumuman lelang.
b. Pengambilan dokumen lelang/ rencana kerja dan syarat (RKS).
c. Rapat penjelasan/aanwijzing
d. Penyampaian hasil rapat penjelasan.
e. Pemasukan dokumen lelang atau penawaran
f. Pembukaan penawaran.
g. Evaluasi penawaran.
h. Pengumuman pemenang lelang.
i. Masa sanggah.
j. Penandatanganan kontrak.
Yang membedakan adalah seluruh proses tahapan dilakuan secara
elektronis, baik dengan cara diunduh atau download maupun diirim
melalui fasilita surat elektronik/e-mail. Meskipun dalam prakteknya
sudah ada yang menerapkan secara utuh e-procurement, ada pula yang
masih semi e-procurement.
3. Contoh E-lelang
Contoh dari e-lelang adalah surat pengadaan secara elektronik
(SPSE), SPSE merupakan aplikasi e-procurement yang dikembangkan
oleh LKPP untuk diterapkan oleh instansi-instansi pemerintah di seluruh
Indonesia. Instansi pemerintah di Indonesia sangat beraneka ragam begitu
pula dengan anggaran yang mereka miliki. Ada instansi daerah yang
memiliki anggaran lebih dari 7 trilyun dan ada pula yang hanya puluhan
hingga ratusan miliar saja per tahun. Kondisi ini menjadi pertimbangan
LKPP dalam mengembangkan sistem e-procurement SPSE.

7
Abdul Najib, dkk, Teknologi E-bisnis, (Yogyakarta: Portal Garuda,2011), hal 21-22
SPSE dikembangkan dengan semangat free license. Instansi
dengan anggaran yang terbatas tetap dapat menerapkan SPSE karena tidak
diperlukan biaya lisensi kecuali pembelian server dan sewa akses internet.
SPSE dikembangkan menggunakan Java dan database Postgre SQL
sehingga dapat berjalan di Platform Linux. SPSE dikembangkan sejak
tahun 2006 dengan mengacu business process yang tertuang pada Kepres
nomor 80 tahun 2003 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Dalam mengembangan SPSE, LKPP melibatkan instansi-instansi
terkait yaitu Lembaga Sandi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP). Lembaga Sandi Negara mengembangkan
Aplikasi Pengaman Dokumen (APENDO). Dokumen penawaran dari
peserta lelang di-enkripsi dan di-dekripsi menggunakan Aplikasi
Pengaman Dokumen (APENDO). Sub sistem e-audit dikembangkan
bekerjasama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
yang memungkinkan SPSE mengeluarkan informasi detail tentang proses
lelang untuk keperluan audit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
E-procurement merupakan sistem pengadaan barang atau jasa dengan
menggunakan media elektronik seperti internet atau jaringan komputer. Tujuan
diadakannya e-procurement adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pengadaan barang ataupun jasa. Ruang lingkup e-procurement meliputi e-Lelang
Umum (e-Regular Tendering), e-Lelang Penerimaan (e-Reverse Tender), e-
Pembelian (e-Purchasing), e-Penawaran Berulang (e-ReverseAuction) dan e-
Seleksi (e-Selection).
Menggunakan e-procurement mempunyai kuntungan dan kendala.
Keuntungannya segala kegiatan berlangsung lebih efiseien dan efektif sedangkan
kendala adalah masalah hacker, kurangnya pengetahuan mengenai e-procurement.
Sedangkan lelang ada beberapa jenis salah satunya e-lelang. E-lelang
adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan kontrusksi/jasa lainnya
secara elektronik untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi syarat. Contoh dari e-
lelang sendiri adalah SPSE
DAFTAR PUSTAKA

Harry Taufan dan Fatchul Hijrih. Jurnal E-Procurements: Desain Sistem Dan
Fitur Pengadaan Secara Elektronik Pemerintah. Yogyakarta. 2015
Najib, Abdul, dkk.Teknologi E-bisnis.Yogyakarta: Portal Garuda. 2011
Peraturan LKPP No. 1 Tahun 2015 tentang e-tendering
http://dwicuwil06.blogspot.com/2015/11/e-procurement_24.html
file:///G:/81810-ID-analisa-kendala-pelaksanaan-e-procuremen.pdf
https://ebisnis.wordpress.com/materi/e-procurement/

Anda mungkin juga menyukai

  • PL Gedung 22-23
    PL Gedung 22-23
    Dokumen3 halaman
    PL Gedung 22-23
    Firdausiandalusi
    Belum ada peringkat
  • PL Wedding 22-23
    PL Wedding 22-23
    Dokumen3 halaman
    PL Wedding 22-23
    Firdausiandalusi
    Belum ada peringkat
  • MK 2
    MK 2
    Dokumen4 halaman
    MK 2
    Firdausiandalusi
    Belum ada peringkat
  • MK 2
    MK 2
    Dokumen4 halaman
    MK 2
    Firdausiandalusi
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kegiatan
    Jadwal Kegiatan
    Dokumen3 halaman
    Jadwal Kegiatan
    Firdausiandalusi
    Belum ada peringkat
  • Hpi
    Hpi
    Dokumen14 halaman
    Hpi
    Firdausiandalusi
    Belum ada peringkat