Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

ALLAH: TUHAN YANG MAHA ESA

A. MENGAPA HARUS MEMPRCAYAI KEBERADAAN PENCIPTA ALAM


SEMESTA
Dalam keadaan ini Nabi saw. Bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah
(islam), tetapi kedua orang tuanyalah yang membentuknya (merubahnya) menjadi
Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Potensi-fitrah itu akan semakin kuat ketika akal kecerdasan
manusia mendukungnya. Karakter akal yang rasional selalu mendorong agar manusia
mempertanyakan dan menganalisis apapun yang diapahaminya sebagagai suatu yang
penting. Nazhar adalah upaya seseorang untuk merenung, berfikir dan menganalisis
tentang hakikat kehidupan, pencipta, tujuan – tujuan penciptaan, dan hal hal lain.
Nazhar tersebut akan menghantarkannya pada pengetahuan atas kenisbian dirinya dan
alam sekitarnya. Kenisbian itu akan membawanya pula untuk memahami adanya yang
mutlak yang menguasai, mengatur dan menciptakan sgala sesuatu yang nisbi tersebut.
Aktivitas nazhar akan menghantarkannya kepada pengetahuan atas eksistensi Pencipta
yang Maha sempurna pada satu sisi dan kenisbian alam semesta pada sisi yang lain.
Sebenarnya, bagi masyarakat moodern mereka labih mudah mengakui adanya Tuhn
ketimbang masyarakat primitif. Kedatangan para rasul selalu membawa kabar tentang
keadaan yang gaib, seperti tentang adanya Tuhan, malaikat, Hari Kiamat, dan informasi
tentang sesuatu yang terjadi pada masa depan
Mungkin, ada sesuatu yang menjadi pernyataan didalam benak sejumlah kalangan.
Menagapa Tuhan tidak dapat dilihat atau tidak menampakkan dirinya kepada makhluk.
Padahal, jika tuhan dapat dilihat oleh mata manusia, maka semuanya menjadi lebih jelas
dan tidak mengakibatkan ajang perdebatan makhluknya ? Ini adalah pertanyaan yang
sangat klasik, tetapi akan tetap menjadi pertanyaan kedepan oleh sejumlah orang.
Oleh sebab itu, kebenaran tidak saja bertumpuk pada sesuatu yang dapat dilihat
indrawi, tetapi juga bisa pada sesuatu yang difikirkan, dirasakan, disadari, dan diimani.
Hal ini dapat dipahami berdasarkan dari ayat ayat Allah yang menyuruh manusia untuk
melihat ciptaan-Nya, merasakan nikmat – nikmat-Nya, dan membuktikan kebenaran
wahyu-Nya

B. KEHARUSAN MEMILIH ISLAM SEBAGAI AGAMA DAN PEDOMAN


HIDUP
Seorang ateis pernah meragukan eksistensi keateisannya. Ia berulang kali
menganalisis dalil – dalil materialisme dan positivisme yang diyakinkannya sebagai
sebenarnya. Namun, ia terbentur pada hal – hal yang tidak dapat dijawab oleh pendekatan
materialisme dan positivisme tersebut.
Pada suatu ketika, ia berjumpa dengan seorag musli, maka terjadilah dialog diantara
mereka. Ia bertanya, “Mengapa Anda memilih islam sebagai keyakinan Anda. Apa yang
mendorong Anda melakukannya? “ Prtanyaaan ini selalu ia kemukakan kepada setiap
pemeluk agama yang ia jumpai
Kedua, sejak era diturunkannya Alquran, Allah telah menantang manusia dan jin
untuk membuat satu surah saja sepeti kualitas Alquran dari segala dinamisinya, tetapi
hingga saat ini tidak ada yang mampu melakukannya.
Dari diskusi diatas ada empat hal mendasar mengapa seseorang harus memilih isalm
sebagi keyakinannya. Pertama, berkenaan dengan eksistensi kitab suci. Kedua, dari sisi
ajaran dan kebenaran ilmiah. Ketiga, keterpaduan kandungan dan pemenuhan atas
kebutuhan pedoman hidup manusia dalam segala keadaan dan berlaku sepanjang zaman.
Keeempat, dari sisi sejarah keberimanan manusia, yaitu para nabi rasul sebelumnya.

C. KENISCAYAAN BERIMAN DAN BERTAUHID


Secara etomologi, iman artinya percaya. Oleh sebab itu, setiap ajaran islam yang
berhubungan dengan kepercayaan disebut dengan iman. Merealisasikan tuntutan
keimanan berarti tunduk dan patuh kepada segala ajaran ajaran yang ditimbulakan
kaimanan dengan cara melaksakannya. Oleh sebab itu, ia akan menempatkan ajaran –
ajaran yang wajib pada kependudukan wajib, ajaran - ajaran yang sunnat pada kedudukan
sunnat, larangan – larangan yang haram pada posisi haram, larangan – larangan makruh (
dibenci Allah) pada posisi makruh, dan hal– hal yang mubah (boleh) pada kedudukan
boleh dilaksakan dan boleh ditinggalkan
Syahadat kedapa Allah memiliki tujuh syarat. Diantaranya adalah :
1. Ilmu (al-‘ilm)
2. Yakin (al-yaqin)
3. Menerima (al-qabul)
4. Tunduk dan patuh (al-inqiyad)
5. Jujur (ash-sidq)
6. Ikhlas (al-ikhlash)
7. Cinta (al-mahabbah)
Syarat syahadah kepada Nabi Muhammad saw. Memiliki 6 syarat yaitu :
1. Mengakui kerasulan Nabi Muhammad saw. Dan meyakini didalam hati sebagai
utusan Allah kepada makhluknya, jin dan manusia.
2. Mengucapkannya dengan lisan sebagai suatu bukti pengakuan didalam hati
3. Mengakui dan mengamalkan segala sunnah – sunnahnya sesuai dengan
kedudukannya didalam hukum taklifi
4. Membenarkan segala yang diinformasikannya
5. Mencintainya melebihi cinta kepada diri sendiri, keluarga, harta, dan seluruh makhluk
Allah
6. Mendahulukan sabdanya yang sahih dari semua pendapat siapapun dari makhluk
Allah
Tauhid adalah meyakini keesaan Allah dalam rububiyyah, ikhlas beribadah
kepadanya,mentapkan baginya nama – nama dan sifat – sifatnya, serta meyakini
kesuciannya dari kekurangan dan cacat.
Di dalam Islam tauhid tersebut dikenal tiga macam tauhid, yaitu :
1. Tauhid rububyyah
Yaitu mengesakan Allah dalam segala perbuatannya dengan meyakini bahwa dia
sendiri yang menciptakan seluruh makhluk.karena itu Allah yang mengangkat dan
menurunkan Dia yang memuliakan dan menghinakan, serta Mahakuasa atas segala
ssuatu. Allah telah menafikan sekutu atau pembantu delam kekuasaanya sebagaimana dia
manafikan adanya sekutu dalam penciptaan dan pemberian rezeki.
Jenis tauhid ini diakui oleh hampir semua keyakinan dan agama, kecuali para ateis.
Bahkan hati manusia sudah difitrahkan untuk mengakui keberadaan pencipta alam
semesta sebagaimana yang dijelaskan didalam surah ibrahim ayat 10
2. Tauhid uluhiyyah
Uluhiyyah adalah ibadah. Tauhid uluhiyyah adalah mengesakan Allah dalam
menyembah nya. Tegasnya tauhid uluhyyah adalah tidak melakuka kegiatan ritual dan
segala cakupannya kecuali hanya kepada Allah dengan cara disyariatkan nya.
Diseubut uluhiyyah karena uluhiyyah adalah sifat Allah yang ditunjukkan oleh
namanya, yaitu Allah yang artinya zu al- uluhiyyah (yang memiliki uluhiyyah). Nama
lain dari tauhid uluhiyyah adalah tauhid ibadah atau ‘ubudiyyah. Sebab, ‘ubudiyyah
adalah sifat ‘abd (hamba), yaitu yang wajib menyembah allah secara ikhlas.
3. Tauhid al – Asma’wa ash shifat
Tauhid asma ‘wa shifat adalah beriman kepada nama nama Allah yang baik dan sifat
sifatnya yang sempurna sebagaimana yang dijelaskan dalam al – quran. Dalam meyakini
Allah haruslah mayakininya sesuai dengan petunjuk kalam Allah swt. Dan sunndah
Rasulullah saw. Maksudnya memaknai sifat sifatnya haruslah sebagaimana diajarkan
utusannya kepada para sahabat , lalu hal itu diikuti generasi salaf, Ahlus Sunnah wa al-
jammah yang meniti jejak dan menapaki langkah – langkah mereka.`

Anda mungkin juga menyukai