Disusun oleh :
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
DINAS HUMAN CAPITAL DINAS PROCESS CONTROL
PLANNING & DEVELOPMENT OPERATION
Mengetahui,
HUMAN CAPITAL & GENERAL AFFAIR DIVISION
M.NUR ROSYID
MANAGER
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja
Praktik di PT.Krakatau Daya Listrik, serta dapat menyelesaikan laporannya dengan
tepat waktu dan tanpa adanya halangan yang berarti.
Laporan Kerja Praktik ini disusun berdasarkan apa yang telah penulis
lakukan pada saat berada di tempat Kerja Praktik, yang dimulai pada tanggal 1
Maret 2018 s/d 29 Maret 2018.
Kerja praktek lapangan ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus
ditempuh dalam menuntaskan mata kuliah “Seminar KP” di semester VI Jurusan
Teknik Mesin Program Studi Teknik Konversi Energi. Selama Praktik ini penulis
mendapat banyak manfaat dari segi akademik maupun untuk pengalaman yang
tidak dapat penulis temukan saat berada di bangku kuliah.
Dalam penyusunan laporan hasil kerja praktik penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa
terima kasih kepada :
1. Orang tua, keluarga, dan orang terdekat lainnya yang senantiasa
memberikan semangat dan doa restu kepada penulis.
2. Bapak Muslimin, ST, MT. sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Jakarta.
3. Bapak Emir Ridwan, Ir, MT. sebagai Ketua Program Studi Teknik Konversi
Energi Politeknik Negeri Jakarta.
4. Bapak Ir. Benhur Nainggolan M.T sebagai Dosen Pembimbing dari Jurusan
Teknik Mesin Program Studi Teknik Konversi Energi yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk membimbing dan membagi ilmu dalam
penyusunan laporan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Ipan Maulana selaku pembimbing lapangan yang telah banyak
memberikan arahan dan masukan kepada saya dalam melaksanakan kerja
praktek dan juga penyelesaian laporan kerja praktek lapangan ini.
iii
Penulis akui penulis tidaklah sempurna seperti kata pepatah tak ada gading
yang tak retak begitu pula dalam penulisan ini, apabila nantinya terdapat kekeliruan
dalam penulisan laporan kerja praktik ini penulis sangat mengharapkan kritik dan
sarannya.
Akhir kata semoga laporan kerja praktek lapangan ini dapat memberikan
banyak manfaat bagi kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
v
3.3.5 Prosedur Konsevasi ................................................................................... 34
3.4 Proses Konservasi Basah HRSG di Unit CCPP 120 MW ................................... 41
3.4.1 Pertimbangan dan Perhitungan Konservasi Basah dan Kering ................ 41
3.4.2 Proses Konservasi ..................................................................................... 43
3.4.2.1 Konservasi Basah HRSG di PT. Krakatau Daya Listrik ................ 43
3.4.2.2 Jadwal dan Pelaksanaan Konservasi HRSG................................... 45
3.4.2.3 Laporan Kerja Lapangan ................................................................ 45
3.4.2.4 Kendala Kerja dan Solusi ............................................................... 51
BAB 4
KESIMPULAN ............................................................................................................... 53
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
running test rutin dan perlakuan khusus terhadap beberapa peralatan terutama pada
pipa HRSG dengan cara konservasi.
Umum
2
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja yang
diterapkan sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara
utuh.
4. Membuka wawasan mengenai keprofesian dan etika kerja.
5. Menumbuhkan pola pikir konstruktif dan berpikir kritis dalam
menghadapi masalah kerekayasaan dalam berbagai bidang.
Khusus
1. Untuk memenuhi prasyarat akademis program studi Teknik Konversi
Energi, Politeknik Negeri Jakarta.
2. Mengenal dan memahami penerapan ilmu Teknik Konversi Energi
dalam mempelajari proses bisnis di sistem pembangkitan listrik
3. Mempelajari secara khusus konservasi unit HRSG yang ada di PT.
Krakatau Daya Listrik.
4. Mempelajari secara khusus tentang penjadwalan sistem pemeliharaan
pembangkit PT. Krakatau Daya Listrik
Kerja praktik ini merupakan salah satu tugas mata kuliah wajib yang ada
pada kurikulum akademik Program Studi D3 Teknik Konversi Energi. Secara
khusus, tujuan kerja praktek ini adalah:
1. Bagi mahasiswa
a. Untuk menggali dan membuka wawasan serta membangun pengalaman
nyata memasuki dunia industri.
b. Untuk memperoleh pengalaman secara langsung penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang didapat dalam dunia pendidikan pada
dunia industry.
c. Untuk membentuk kemampuan berkomunikasi mahasiswa pada
materi/substansi keilmuan baik secara lisan maupun tulisan.
3
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Menjalin hubungan kerjasama antara penguruan tinggi dengan dunia
industry.
b. Mendapatkan bahan masukan tentang sistem pengajaran yang lebih
sesuai dengan lingkungan kerja.
c. Untuk meningkatkan kualitas dan pengalaman lulusan yang dihasilkan.
3. Bagi Perusahaan
a. Membina hubungan baik dengan pihak institusi perguruan tinggi
Maupun dengan mahasiswa.
b. Untuk merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap pengembangan
dunia pendidikan.
a. Metode observasi
Metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung
terhadap alat proses yang diteliti.
b. Metode wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara atau diskusi
dengan narasumber dari perusahaan yang memiliki pengetahuan mengenai
objek permasalaha.
4
c. Metode studi literatur
Metode pengumpulan data dengan membaca buku-buku manual operasional,
buku-buku pendukung, dan literatur-literatur yang sekiranya dapat
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Bab I. Pendahuluan
Membahas mengenai latar belakang, batasan, tanggal pelaksanaan,
manfaat dan metode penulisan saat melakukan praktik kerja lapangan di
PT. Krakatau Daya Listrik
5
BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada 25 April 1995, divisi PLTU 400 MW berubah status menjadi Unit
Otonomi PLTU 400 MW PT. KS. Hal ini berdasarkan surat Keputusan Direksi PT.
KS Nomor 37/C/DUKSIKpts/1995 tentang perubahan status. Keputusan ini
diambil karena melihat potensi dari unit ini untuk menjadi perusahaan mandiri
terutama dalam bidang pembangkit listrik dan energi yang besar. Pemisahan ini
sejalan dengan restrukturisasi yang dilaksanakan PT. KS kepada seluruh unit
otonomnya. Pada tanggal 28 Februari 1996, Unit Otonomi PLTU 400 MW berubah
statusnya menjadi Badan Usaha Mandiri dengan nama PT Krakatau Daya Listrik.
PT. Krakatau Daya Listrik memiliki 5 unit sistem pembakaran boiler dan 4
unit Steam Turbine Generator. PLTU ini di desain khusus untuk memasok beban
pada KIEC. Beban pada area industri tersebut memiliki karakteristik yang sangat
fluktuatif terutama pada manufaktur baja. Oleh karena itu, PLTU PT. KDL didesain
untuk menangani beban tersebut. Kemampuan dalam mengatasi beban yang sangat
fluktuatif menjadi keunggulan pembangkit ini. Sistem manifold yang digunakan
membuat pembangkit ini sangat fleksibel sehingga dapat efektif untuk aplikasi pada
karakteristik beban yang demikian. Produk utama yang dimiliki PT. Krakatau Daya
6
Listrik pada saat itu adalah pembangkit listrik tenaga uap dengan kapsitas terpasang
sebesar 400 MW beserta jaringan transmisi (150 kV) dan distribusi (30 kV, 20 kV,
6 kV, 400 V) di lingkungan Krakatau Industrial Estate Cilegon.
Seiring berjalannya waktu, efisiensi dari PLTU PT. KDL semakin turun.
Hal ini dikarenakan oleh umur mesin yang sudah dioperasikan selama lebih dari 30
tahun. Secara teknis keadaan yang terajadi yaitu kebocoran pada pipa – pipa dan
kehandalan sistem boiler yang semakin tidak efisien. Keadaan ini membuat PLTU
tidak kompetitif. Cost yang diperlukan sangatlah besar. Dengan keadaan ini, PT.
KDL membangun fasilitas pembangkit baru dengan sistem yang sangat efisien
yaitu dengan menggunakan sistem Combined Cycle.
Combined Cycle Power Plant (CCPP) PT. KDL mulai dioperasikan pada
tahun 2013. Pembangkit ini merupakan pembangkit listrik tenaga gas dan uap
(PLTGU) dengan kapasitas 120 MW. Saat ini PLTU PT. KDL tidak dioperasikan
untuk memasok listrik, sehingga semua beban diambil alih oleh CCPP yang baru.
Dengan suplai tambahan dari PLN, kebutuhan listrik di KIEC dapat dipenuhi.
7
2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang di dalamnya
mencakup pembagian kerja/tugas ke dalam bagian-bagian yang ada sehingga dapat
terjamin koordinasi dan kerjasama yang baik untuk mencapai tujuan. Struktur
organisasi pada perusahaan ini menggunakan struktur organisasi matriks yang
dibentuk untuk mengerjakan beragam project yang dikembangkan oleh perusahaan.
Struktur organisasi PT. Krakatau Daya Listrik sebagai berikut :
PT. Krakatau Daya Listrik mempunyai karyawan lebih kurang lebih 235
orang. Seluruh dibagi menjadi 3 kelompok dasar, sebagai berikut.
8
2.2.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan
VISI
Penyedia energi dan usaha terkait yang handal dan bersaing di Indonesia
MISI
Kami adalah insan yang profesional, harmoni dan Integritas, mempunyai
komitmen untuk menyediakan produk energi dan usaha terkait dengan
kualitas tinggi dan kompetitif untuk peningkatan kesejahteraan
stakeholders
NILAI PERUSAHAAN
Nilai-nilai inti perusahaan terdiri dari 3 kelompok:
PROFESIONAL
Handal melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan perusahaan dan
memberikan nilai tambah bagi stakeholder dengan cara meningkatkan
kualitas diri dan perusahaan secara terus menerus.
HARMONI
Keselarasan hubungan dengan diri sendiri, lingkungan internal dan
eksternal untuk kepentingan bersama.
INTEGRITAS
Memiliki pribadi yang kuat untuk menunjang integritas diri dan perusahaan.
9
2.3 Unit Bisnis Pembangkit Listrik
2.3.1 Konsumen PT Krakatau Daya Listrik
Secara umum, PT. KDL dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik
pada kawasan industri KIEC. Hal tersebut dikarenakan oleh regulasi pemerintah
agar kawasan industri memenuhi kebutuhan listriknya secara mandiri. Berikut
daftar konsumen PT. KDL
10
2.3.2 Sistem Jaringan Listrik
Selain itu, sistem jaringan listrik PT. KDL juga terhubung dengan
jaringan listrik PLN. Interkoneksi dibuat karena demand dari beban yang
melebihi dari kapasitas pembangkitan PT. KDL. Jaringan transmisi
terhubung dengan jaringan 150 kV PLN melalui Grid PLN
11
sistem kontrol, optimasi pembangkit listrik serta konsultasi atau
supervisi teknis operasi dan perawatan pembangkit.
d. Jasa Pelabuhan
Keberadaan dermaga terminal cair dan ketersediaan pipa - pipa
yang terhubung dengan tank ferm milik PT. KDL, memungkinkan
penyediaan jasa pelabuhan.
1. Penjualan Air Bersih dari dermaga ke kapal
2. Pembongkaran bahan bakar
3. Tambatan tanker di dermaga
e. Sewa Alat Berat
1. Tangki bahan bakar berkapasitas 28.000 ton
2. Forklift
3. Kendaraan inspeksi jalur jalan
4. Truk kabel
5. Genset 250 KVA, 12 KVA dan 5 KVA
6. Alat ukur listrik
f. Jasa Workshop
PT. KDL melayani berbagai bidang jasa dan workshop kelistrikan
mulai dari pemasangan, perbaikan , rekondisi dan rewiding
transformator, motor listrik, generator ataupun magnetic block.
g. Jasa Konsultasi
1. Audit energi pembangkit listrik dan industri
2. Uji layak operasi pembangkit listrik
3. Uji instalasi listrik
4. Konsultasi yang menyangkut bidang kelistrikan
12
h. Jasa Penjualan Air Deionat
Sejak 16 Agustus 2006 unit otonom PT. KDL menjadi Badan Usaha
Mandiri dengan nama “Quelle” yang merupakan anak perusahaan dari
PT. KDL adalah memproduksi air minum kemasan. Dan hasil uji lab
sudah memenuhi SNI oleh PUSTAN DEPERINDAG dan PEMENKES
no.416/MENKES/PER/IX/1990, serta memenuhi persetujuan badan
POM DEPKES RI dengan merk dagang No.24911000585
i. Usaha Hilir dan Gas Bumi
Seiring perkembangan kegiatan usaha yang mencangkup bidang
energi, PT. KDL memperluas area bisnisnya dengan melayani distribusi
hilir gas alam dan minyak bumi. Sesuai dengan keputusan Menteri
Hukum dan HAM Republik Indonesia
13
pemulihan bencana alam dan secara rutin merespon permintaan bantuan dari
masyarakat yang membutuhkan. Merupakan bukti keberhasilan
menjalankan program pengembangan masyarakat
14
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Gambar 3.1 Skema Proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 5 x 80 MW PT. Krakatau
Daya Listrik
15
Listrik memiliki lima unit ketel yang mempunyai kapsaitas makasimum 350
ton/jam untuk tiap unitnya.
16
boiler melalui manifold. Saluran isap dari tiap pompa dihubungkan secara
terpisah dengan tangki air pengumpan (Feed Water Pump). Sedangkan
keluarannya dihubungkan dengan saluran air pengumpan ketel melalui unit
pengatur.
17
terlebih dahulu agar selalu dalam tekanan uap air konstan. Suhu bahan bakar
minyak yang selalu fluktuasi dijaga agar mendekati nilai konstan yaitu
antara 100°C-120°C (tergantung pada kualitas minyaknya).
c. Turbin
Turbin merupakan salah satu jenis penggerak awal yang banyak digunakan
di dalam industri, antara lain: sebagai penggerak mula generator listrik, pompa dan
kompresor, serta industri proses. PT. Krakatau Daya Listrik menggunakan turbin
uap yaitu sebagai penggerak generator dan penggerak pompa air pengumpan ketel
uap.
Turbin uap adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi panas
dalam uap dengan temperatur tinggi menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
poros. Ekspansi uap yag dihasilkan tergantung dari pengaturan ekspansi uap, yaitu
nozzle dan sudu gerak. Ukuran nozzle pengarah serta sudu-sudu gerak adalah
sebagai pengatur distribusi tekanan dan kecepatan uap yang masuk kedalam turbin.
Pada rotor turbin ditempatkan rangkaian sudu-sudu tetap sejajar. Pada rumah turbin
ditempatkan rangkaian sudu-sudu tetap secara sejajar. Dalam
pemasangannya,rangkaian sudu tetap dan rangkaian sudu jalan dipasang
berselingan, energi panas dalam uap mula-mula diubah menjadi energi konetik oleh
nozzle. Selanjutnya uap berkecepatan tinggi akan membentur sudu–sudu jalan pada
rotor turbin yang pada akhirnya mengakibatkan rotor turbin berputar. Jadi energi
kinetik diubah menjadi energi mekanik pada sudu-sudu jalan.
18
1. Kondensor
Kondensor di PT.Krakatau Daya Listrik adalah suatu alat yang
digunakan untuk proses pendinginan uap dan mengubah uap menjadi air
setelah dipakai untuk menggerakan sudu-sudu pada turbin tekanan rendah.
Adapaun fungsi dari kondensor itu sendiri adalah mengkondensasikan uap
bekas yang mengalir dari turbin tekanan rendah dengan menggunakan air
pendingin air laut dan tetap mempertahankan tekanan vakum.
Didalam kondensor, ruang untuk uap dan air saling berhubungan
menjadi satu, dimana pada bagian bawah kondensor yang dinamakan
hotwell. Air kondensat yang terkumpul di hotwell sebagai air pengisi ketel
yang sebelumnya ditampung di FWT. Ruang uap bekas dan ruang
kondensasi harus selalu divakumkan sebelum dioperasikan maupun setelah
beroperasi secara normal. Untuk itu maka disediakan pompa cincin air
bertingkat (Elmo pump) serta uap perapat (gland steam).
2. Elmo Pump (pompa vakum)
19
4. Low Preassure Heater (LPH)
LP Heater memompakan panas air deionat yang akan menuju Feed
Water Tank. Kalor yang dipanaskan air deionat diperoleh dari hasil ekstrasi
pada turbin dengan pemanasan ini diharapkan kandungan gas-gas bekas dan
gas oksigen yang terdapat pada air deionat bisa berkurang.
e. Sistem Pendingin
PT. Krakatau Daya Listrik menggunakan dua jenis sistem pendinginan,
yaitu sistem satu kali jalan (once trough system) dan sistem resirkulasi
(recirculating system). Sistem satu kali jalan merupakan sistem pendingin utama
untuk proses kondensasi pada kondensor, dengan media pendingin air laut. Uap sisa
dari turbin masuk kedalam kondensor, dan disinilah terjadi proses kondensasi
dimana uap sisa kondensasi menjadi air deionat yang ditampung pada hotwel, air
pda hotwell dipompakan kembali menuju feed water tank oleh pompa kondensor.
Air laut dihisap dari laut melalui pipa shypon pada kedalaman 6m dari
permukaan air laut agar diperoleh air laut dengan suhu lebih dingin (28°C). Air laut
masuk melalui pipa shypon dengan sistem vakum dan ditampung di bak
penampungan yang memiliki kedalaman 12m dengan kapasitas 20000 m³/jam.
Sistem vakum yang dimaksud yaitu bahwa didalam pipa shypon tidak terdapat
udara. Untuk menciptakan kevakuman didalam pipa shypon digunakan 4 buah
pompa vakum. Pada bak penampung, air laut disterilkan dari organisme dan
binatang laut dengan menggunakan NaOCL (khlorinasi). Air laut dialirkan menuju
kondensor dengan menggunakan 6 buah pompa pendingin utama (main cooling
water pumps). Tetapi sebelum masuk kedalam pompa, air laut tersebut disaring
secara mekanis melalui tahap penyaringan kasar dan penyaringan halus.
20
f. Generator Kraftwerk Union PT. Krakatau Daya Listrik
B R X
S T
CONDENSER COOLING WATER
HRSG 2 DISCHARGE HEADER
G
GAS
GAS BFP
P HEAT EXCHANGER GTG 2
INSTURMENTS AIR
TURBINE 2
SERVICE WATER
ADMIN BUILDING
FIRE FIGHTING
SERVICE AIR
SYSTEM
SYSTEM
M L
AIR
COMPRESSOR
SERVICE WATER
TANK N COND. TANK DEMIN TANK
K
POTABLE
TANK
FIRE FIGHTING 250 m3 SERVICE 50 m3 120 m3
18 m3 PUMP COND. DEMIN
POTABLE WATER MAKE UP PUMP
PUMP PUMP PUMP
Gambar 3.2 Skema Proses Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) 120 MW PT. Krakatau
Daya Listrik
21
23 bar dengan flow 23 mmscfd, outlet gas compressor masuk ke gas turbine
(GTG)(D) terdiri 2 unit (masing-masing memiliki compressor-combustion
chamber-sudu turbin-generator) untuk dikompresi dan dibakar di ruang bakar /
combustion chamber agar menghasilkan fluida gas buang untuk memutarkan sudu-
sudu gas turbin sampai putaran 5155 rpm, sudu-sudu turbin ini satu poros dengan
generator sehingga akan menghasilkan power output 40 MW. Gas buang hasil
memutarkan turbine tadi akan keluar bypass stack(E) (jika operasi open cycle) dan
akan masuk HRSG(F) (jika operasi combined cycle) kemudian gas buang keluar ke
atmosfer melewati main stack(G) HRSG.
Gas buang dari gas turbin ini memanaskan air yang mengisi pipa-pipa modul
HRSG (economizer(H), evaporator, superheater HP(I) dan LP(J), air pengisi HRSG
ini berasal dari tangki demin WTP(K) (water treatment plant) berupa air demin yang
dipompakan(L) ke condensate tank(M), air demin ini dipompakan lagi oleh pompa
condensate make up(N) yang terdiri dari 2 buah pompa beroperasi bergantian
menuju hotwell(O) (tangki penampung air kondensasi uap). Dari hotwell
dipompakan lagi oleh CEP(P)(condensate extraction pump) yang terdiri dari 2
pompa beroperasi bergantian menuju LP drum HRSG, dari LP drum kemudian
dipompakan lagi oleh BFP(Q) (boiler feed pump) untuk mengisi HP drum output
dari HP drum air sudah berubah menjadi fasa uap kering /atau superheater 72 bar /
520°C yang dialirkan untuk memutarkan sudu-sudu steam turbin (STG)(R). Uap
keluaran sudu steam turbine kemudian masuk ke condenser(S) disini uap diubah
fasa nya menjadi cair dengan bantuan sistem pendingin air laut(T) yang melewati
pipa (tubing) condenser.
Air laut yang dipakai berasal dari proses penyaringan di cooling water
system(U) PLTU existing, dari sana air laut dipompakan masuk ke header suction
cooling water(V) system CCPP, header suction ini ada 6 buah pompa pendingin
air laut yang terdiri dari 4 buah MCWP(W) (main cooling water pump untuk
combined cycle / operasi steam turbin) dan 2 buah ACWP(X) (Auxiliary cooling
water pump untuk open cycle / operasi gas turbin).
22
3.2 Studi HRSG (Heat Recovery Steam Generator)
23
Proses perubahan air menjadi uap pada HRSG
LP Steam
Superheater
Line
LP
Economizer
HP
Superheater
HP HP Steam
Line
Gambar 3.4 Skema Proses Perubahan Air Menjadi Uap pada Unit HRSG PT. Krakatau Daya Listrik
24
b. Komponen Utama HRSG
25
5 HP Module HP modul terdiri dari :
• Satu bagian
economizer
• Satu bagian
evaporator
• Empat bagian
superheater
7 HP Drum –
Level Startup
=550mm
26
9 Safety Valve Terdapat 5 buah safety
valve di HRSG, yaitu :
• LP economizer
preheater outlet
(46 barg)
• LP integrated
deaerator (7 barg)
• LP superheater (6
barg)
• HP steam drum
(89 barg)
HP superheater (83 barg)
27
c. Diverter Damper (Bypass Damper)
GT
HRSG
Salah satu komponen utama Combyne Cycle Power Plant yang berfungsi
untuk mengalirkan exhaust gas / gas buang dari gas turbin menuju atmosfir ( pada
pola operasi simple cycle ) atau menuju Heat Recovery Steam Generator ( pada
pola operasi combyne cycle )
Bypass damper disebut berada pada posisi OPEN apabila bypass damper
ke arah HRSG terbuka ( blade bypass damper tertutup ke arah atmosfer atau posisi
90o ). Kondisi ini terjadi pada pola operasi combyne cycle
28
Bypass damper disebut berada pada posisi CLOSE apabila bypass damper
ke arah HRSG tertutup (blade bypass damper terbuka ke arah atmosfer atau posisi
0o ). Kondisi ini terjadi pada pola operasi simple cycle
29
3.3 Konservasi HRSG
3.1.1 Proses Konservasi HRSG
Sisi pipa pada boiler yang dilewati uap atau air adalah bahan yang
mudah korosi ketika tidak dioperasikan. Karena adanya oksigen dan berbagai
zat yang bersifat asam atau merusak (seperti zat baru yang dihasilkan CO2). Hal
ini disebut “pit corotion”. Dalam hal ini oksigen penyebab utama kerusakan ini,
akibatnya akan timbul lubang lubang kecil pada pipa-pipa yang ada di boiler
yang akan menyebabkan kegagalan operasi.
30
Walaupun kadang korosi tidak terlihat, selama ada oksigen atau air
korosi akan terus terjadi. Tingkat korosi sangat bergantung pada lingkungan
seperti suhu, konsentrasi oksigen, tingkat PH dan konsetrasi garam di air. Pada
intinya korosi terjadi jika tidak ada penaganan yang tepat
31
3.3.3 Konservasi Inert
Tujuan dari inert conservation adalah pengeluaran oksigen. Inert
conservation dapat diaplikasikan dalam 3 situasi:
• Pada area yang tidak bisa dilakukan wet conservation, seperti pada sistem
superheater
• Mati dalam keadaan yang lama, dimana risiko kerusakan akibat kebocoran
oksigen meningkat
• Jika terjadi pembekuan, dalam hal ini, perhatian ekstra harus diberikan
untuk benar-benar menguras komponen boiler dan perpipaan yang lengkap.
Bagian dari boiler yang dikonservasi di bawah “selimut” nitrogen. "Selimut" ini
berarti bahwa keseluruhan volume diisi dengan gas Nitrogen (dengan sedikit
tekanan berlebih). Perhatikan untuk memastikan bahwa semua udara
dikeluarkan dari sistem ( yang merupakan fungsi laju alir dan volume).
32
Sirkulasi pada boiler non-operasi:
Dalam beberapa prosedur, diperlukan sirkulasi air untuk
mendapatkan pencampuran bahan kimia tambahan dengan lebih baik. Sirkulasi
ini bisa dicapai dengan metode berikut:
• Gunakan pompa eksternal (kapasitas rendah), misalnya
untuk mengedarkan bagian economizer dan superheater.
33
3.3.5 Prosedur Konsevasi
Gambar 3.8 Bagan Prosedur Konservasi Unit HRSG PT. Krakatau Daya Listrik
34
Sama halnya dengan prosedur perawatan seperti biasanya.
Digunakan metode pertanyaan. Tahap konservasi akan dilaksanakan jika
pertanyaan pertanyaan yang dilakukan sudah terjawab.
35
b. Konservasi Jangka Menegah Tanpa Menaikan pH ( 72 jam
dalam 3 minggu)
Prosedur konservasi ini berlaku untuk jangka waktu yang lebih lama
hingga 3 minggu, bila memiliki pH (seperti yang ditentukan dalam Prosedur
Kimia Air)
Perhatian: Konservasi kering lebih direkomendasikan jika konservasi basah
yang dilakukan beresiko mengalami kebekuan di bagian yang basah
Prosedur.
Prosedur konservasi boiler
1. Ikuti prosedur konservasi boiler untuk konservasi jangka pendek
2. Setelah menutup pengukur tingkat pada drum uap, kondensat dalam
bundel superheater dan semua saluran uap harus dikeringkan
36
Prosedur.
Prosedur konservasi boiler
1. Sebelum atau selama shutdown: beri Amonia (NH3) ke air umpan
boiler sehingga pH naik 10-10,5. Amoniak dapat dilarutkan dengan
menggunakan sistem pelarutan Amoniak yang ada. Mungkin
diperlukan peningkatan kapasitas dosing pump secara manual
sampai maksimal.
2. Matikan boiler sesuai prosedur standar di O & M manual (22030-
790-01).
3. Tutup semua saluran pembuangan dan katup keluaran pada drum.
4. Jaga level drum pada atau di atas start level (dengan menggunakan
pompa air umpan dan air umpan boiler deaerated) sampai boiler
didinginkan (kira-kira 100 ° C (= 212 0F ». Suhu dan tekanan pada
sistem akan sedikit demi sedikit berkurang karena hilangnya panas
dari boiler.
5. Bila tekanan turun antara angka 0,5 dan 1 bar (g), beri dengan
Nitrogen menggunakan tekanan pada steam drum dan superheater.
Jika boiler sudah mendingin sebelum Nitrogen diperkenalkan,
Bersihkan Drum dan sistem pada superheater dengan 3-4 kali lipat
volume sistem yang berlaku pada laju alir minimal 1 kali volume
sistem per jam. Selalu menjaga ketel kurang dari 0,2 bar (g) tekanan
berlebih, sampai start up.
6. Buka saluran pembuangan superheater untuk mengalirkan air
kondensat ke pembuangan
7. Bila boiler berada pada suhu kamar selama 2 sampai 3 hari, periksa
level drum dan isi ulang sampai start level bila perlu.
8. Setelah pengeringan, langsung tutup katupnya.
9. Penunjuk level dekat pada drum uap setelah boiler didinginkan.
10. Periksa nilai pH setiap minggunya. Jika pH <9 kontak pihak NEM
37
Persiapan sebelum startup
1. Sebelum boiler dioperasikan, buka saluran pembuangan di bundel
superheater dan saluran uap untuk mengeringkan kondensat yang
terbentuk selama konservasi dilakukan.
2. Tutup koneksi Nitrogen selama inspeksi visual sebelum HRSG
dioperasikan.
3. Buka gauge level pada steam drum
38
kelebihan dan kekurangan. NEM lebih memilih konservasi inert karena
tidak mengenalkan Oksigen ke bagian yang basah.
Prosedur ditulis untuk boiler operasi yang akan dimatikan. Untuk
boiler yang di luar operasi, namun butuh kering bisa mengikuti prosedur
yang sama. Dalam kasus kedua (boiler yang tidak beroperasi), proses
pengeringan dengan konservasi kering akan memakan waktu lebih lama
daripada untuk kasus pertama (boiler operasi yang akan dimatikan).
Perhatikan fakta bahwa meskipun udara yang meninggalkan ketel
mungkin kering, mungkin ada endapan di dalamnya yang menahan air dan
akan terus menimbulkan korosi dengan adanya oksigen.
39
6. Bersihkan boiler secara sistematik dengan Nitrogen setiap 4 sampai
6 minggu (2 sampai 3 kali volume sistem). Arus aliran minimal 1
kali volume sistem per jam.
40
8. Biarkan sirkulasi berjalan dan suhu kelembaban dibawah 30% saat
boiler mati.
9. Saat boiler telah didinginkan, buka Manholes dan lakukan
pemeriksaan lumpur kiri.
10. Lepaskan puing kotoran atau lumpur dari drum.
11. Sambungkan kembali dan restart rangkaian pengeringan dan
teruskan udara yang mengalir di dalamnya dengan kelembaban
relatif kurang dari 30%.
41
sudah tersedia. Salah satunya media konservasi berupa air demin dengan pH 10
yang diinjeksi dengan bahan kimia amoniak membuat konservasi ini lebih
efisien untuk dilakukan.
Harga (Rp/liter)
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity Biaya (Rp)
& (Rp/kwh)
kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 146,4 187 27.376.800
Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 10 5,5 55 1.100 60.500
pompa demin make up (15 kwh) 10 15 150 1.100 165.000
pompa demin transfer (5.5 kwh) 6 5,5 33 1.100 36.300
pompa BFP (355 kwh) 2 355 710 1.100 781.000
pompa dosing amoniak (1 kwh) 10 1 10 1.100 11.000
pompa agitator (1 kwh) 0,5 1 0,5 1.100 550
pompa CEP (200 kwh) 4 200 800 1.100 880.000
Total pemakaian listrik 1.934.350
42
3.4.2 Proses Konservasi
3.4.2.1 Konservasi Basah HRSG di PT. Krakatau Daya Listrik
43
menggunakan CEP (Condensate Extraction Pump). Selain itu, inovasi ini
juga berpotensi penghematan energi listrik dan biaya karena tidak
menggunakan CEP (Condensate Extraction Pump) 200 kW. Jalur baru
menggunakan instalasi nitrogen system yang dimodifikasi. Proses instalasi
pipa dan vlave pada jalur nitrogen memakan estimasi biaya sebesar Rp
2.100.000,-. Dengan begitu dapat menghemat sekitar Rp 365.125,- untuk
setiap proses konservasi.
44
3.4.2.2 Jadwal dan Pelaksanaan Konservasi HRSG
TANGGAL
PERIODE HRSG BATAS KETERANGAN
DRAIN REFILL DURASI DELAY
HRSG 1 22-Agu-16 23-Agu-16 04-Okt-16
1
HRSG 2 04-Agu-16 18-Agu-16 29-Sep-16
HRSG 1 10-Okt-16 13-Okt-16 24-Nov-16 -6
2
HRSG 2 04-Okt-16 05-Okt-16 16-Nov-16 -5
HRSG 1 01-Des-16 03-Des-16 14-Jan-17 -7
3
HRSG 2 17-Nov-16 18-Nov-16 30-Des-16 -1
HRSG 1 27-Jan-17 - - -13 tertunda karena
condenser STG
4 repair &
HRSG 2 28-Jan-17 03-Feb-17 17-Mar-17 -29 kebocoran HRSG 1
HRSG 1 - -
5
HRSG 2 20-Mar-17 20-Mar-17 02-Mei-17 -3
HRSG 1 23-Jun-17 23-Jun-17 05-Sep-17
6
HRSG 2 24-Jun-17 24-Jun-17 06-Sep-17 -53
HRSG 1 07-Jul-17 07-Jul-17 12-Sep-17 60
7
HRSG 2 08-Jul-17 08-Jul-17 13-Sep-17 60
HRSG 1 14-Nov-17 14-Nov-17 26-Des-17 -63 Bulan okt warm
8 up HRSG
HRSG 2 03-Nov-17 03-Nov-17 15-Des-17 -51
HRSG 1 15-Des-17 15-Des-17 26-Jan-18 11
9
HRSG 2 14-Des-17 14-Des-17 26-Jan-18 1
HRSG 1 26-Jan-18 26-Jan-17 09-Mar-18 0
10 ada pekerjaan
pasang valve di
HRSG 2 28-Jan-18 30-Jan-17 12-Mar-18 -2 header
HRSG 1 13-Mar-18 14-Mar-18 24-Apr-18 -4
11
HRSG 2 13-Mar-18 14-Mar-18 24-Apr-18 -1
45
mengetahui kualitas kadar air pada HRSG utuk melihat kadar PH,
konduktivitas larutan dan senyawa besi yang ada serta level drum. Berikut
adalah pemaparan data dan perbandingan antara konservasi HRSG periode
ke-11 pada tanggal 13 dan 14 Maret 2018 dengan standar yang sudah
ditentukan.
Tabel 3.5 Pemaparan Data Konservasi HRSG Periode Ke-11 Pada Tanggal 13 dan 14 Maret 2018
Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)
Tabel 3.6 Perbandingan Antara Konservasi HRSG Periode Ke-11 Pada Tanggal 13 dan 14 Maret
2018 Dengan Standar Yang Sudah Ditentukan.
Aktual Standar
Pemakaian listrik Status
Durasi (jam) Durasi (jam)
pompa condensate make up (5.5 kwh) 15 10 LEBIH
pompa demin make up (15 kwh) 2 10 KURANG
pompa demin transfer (5.5 kwh) 0 6 KURANG
pompa BFP (355 kwh) 2 2 LEBIH
pompa dosing amoniak (1 kwh) 10 10 LEBIH
pompa agitator (1 kwh) 1 0,5 LEBIH
46
Dari data diatas terdapat perbedaan antara konservasi HRSG
periode ke-11 pada tanggal 13 dan 14 Maret 2018 dengan standar yang
sudah ditentukan. Perbedaan penggunaan durasi pompa terjadi karena
pada konservasi periode 11 dilakukan secara bersamaan antara HRSG 1
dan HRSG 2. Akibatnya durasi penggunaan pompa mejadi lebih cepat dari
standar. Pada pompa condensate make up durasi penggunaan lebih lama
akibat dilakukannya sirkulasi condensate tank pada tanggal 13 Maret
2018. Penggunaan pompa demin make up tidak lebih lama dari standarnya
karena diduga level condensate tank masih tinggi. Pada konservasi kali ini
pompa demin transfer tidak digunakan pada konservasi kali ini. Terjadi
penambahan amonia sehingga durasi penggunaan pompa agitator lebih
lama. Penggunaan CEP lebih cepat dari standarnya karena padaa saat
pengisian valve dibuka sebesar 10.2 % pada LP Drum HRSG 1 dan sebesar
5.1 % pada LP Drum HRSG 2. Bisa dikatakan proses konservasi dengan
prosedur bersamaan ini dapat menghemat waktu dan penggunaan energi.
Dengan catatan kondisi kedua HRSG dalam keadaan siap untuk konservasi
secara bersamaan.
Tabel 3.7 Data Hasil Konservasi HRSG di PT. Krakatau Daya Listrik
SOP Biaya Amonia Dosing Pump Kebutuhan Energi DELAY
Tanggal Refil Konservasi Biaya kebutuhan energi listrtik
(1 / 2) (Rp) (liter) (Jam) (kWh) (Hari)
23-Agu-16 1 Rp 15.711.675 18 18 1718,25 Rp 1.890.075
18-Agu-16 1 Rp 16.144.825 6 6 2192,75 Rp 2.412.025
13-Okt-16 1 Rp 15.384.125 8 8 1487,75 Rp 1.636.525 -6
05-Okt-16 1 Rp 14.938.575 10 10 1069,25 Rp 1.176.175 -5
18-Nov-16 1 Rp 16.934.325 18 18 2829,75 Rp 3.112.725 -1
03-Feb-17 2 Rp 14.305.425 14 14 466,75 Rp 513.425 -29
20-Mar-17 2 Rp 14.717.450 0 0 935,5 Rp 1.029.050 -3
23-Jun-17 1 Rp 15.806.125 90 41 1319,75 Rp 1.451.725 -53
24-Jun-17 2 Rp 14.831.625 42 42 756,75 Rp 832.425 60
07-Jul-17 1 Rp 14.523.025 11 11 684,75 Rp 753.225 60
08-Jul-17 1 Rp 14.177.275 25 6 876,25 Rp 963.875 -63
14-Nov-17 1 Rp 15.523.250 20 10 1533,5 Rp 1.686.850 -51
03-Nov-17 1 Rp 14.943.920 25 10 973,2 Rp 1.070.520 11
15-Des-17 1 Rp 15.044.675 45 23 930,25 Rp 1.023.275 0
26-Jan-17 1 Rp 15.319.750 20 6 1348,5 Rp 1.483.350 -4
14-Mar-18 1 Rp 29.615.650 30 10 1433,5 Rp 1.576.850 -1
47
dan kebutuhan energi pemakaian bahan kimia. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh nilai parameter terhadap kefektifan
konservasi yang dilakukan terhadap nilai yang seharusnya.
Rp3.000.000 2500
Rp2.500.000
2000
Rp2.000.000
1500
Rp1.500.000
1000
Rp1.000.000
Rp500.000 500
1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
Rp- 0
Tanggal
48
Sedangkan pada tanggal 3 Februari dan 24 Juni 2017
merupakan konservasi yang menggunakan energi paling sedikit. Pada
konservasi ini menggunakan jalur instalasi gas nitrogen (SOP 2),
dikarenakan sistem kondenser sedang dalam perbaikan. Pengisian
dilakukan oleh pompa condensate make up, tidak melalui CEP
(Condensate Extraction Pump). Pengisian dengan jalur nitrogen
memerluka waktu yang cukup lama. Namun, dapat menghemat
penggunaan energi lisrik dan biaya energi listrik.
49
Grafik kebutuhan Bahan Amonia dan lama Pompa
Digunakan
100 100
60 60
40 40
20 20
0 0
Axis Title
Parameter Standar
Ph 10-10,5
Conductivity 20-50 (uS/cm)
Fe <200 (ppbb)
Level LP Drum & HP Drum >250mm
50
pompa yang akan digunakan serta kondisi dilapangan. Keterlambatan
dalam melakukan konservasi ini dapat megakibatkannya turunnya nilai pH
dan konduktivitas pada air daerasi yang akan meningkatkan resiko
terjadinya korosi pada HRSG. Untuk menghindari hal tesebut terajadi
maka dilakukan monitoring konservasi HRSG yang dilakukan per-pekan
untuk mengamati nilai pH, conductivity (Us/CM), Fe (ppbb), serta level
(mm) yang beracuan pada standar yang telah ditentukan.
51
ketinggian dan kada pH-nya. Dengan mengetahui jumlah amoniak yang
akan diinjeksi kita dapat menghemat penggunaan bahan kimia
52
BAB 4
KESIMPULAN
Setelah kami melakukan praktik kerja industri di PT. Krakatau Daya Listrik,
Proses yang terjadi pada pembangkit listrik, merupakan proses yang sangat
kompleks. Secara proses terdapat banyak komponen dan sistem untuk
membangkitkan listrik. Berikut adalah beberapa kesimpulan yang kami dapat saat
melakukan praktik kerja lapagan disini:
53
dilakukan konservasi kering, karena Nitrogen akan terbuang sia-sia karena
kebocoran.
7. Konservasi basah dilakukan untuk menghilangkan oksigen yang berada di pipa-
pipa boiler di HRSG menggunakan air daerasi, campuran air demin dan amonia
yang memiliki PH 10-10,5.
8. Pada bulan Januari 2017 gugus kendali mutu demin dari divisi operasi PT.
Krakatau Daya Listrik membuat inovasi untuk mengubah jalur pengisian LP
drum HRSG. Hal ini dilakukan karena pada saat itu sedang ada perbaikan steam
turbine sehingga tidak dapat menggunakan CEP (Condensate Extraction Pump).
Selain itu, inovasi ini juga berpotensi penghematan energi listrik dan biaya
karena tidak menggunakan CEP (Condensate Extraction Pump) 200 kW
9. Saat menyalakan pompa perlu dilakukan proses priming. Priming merupakan
proses pembukaan valve secara perlahan untuk menjaga perbedaan tekanan pada
air dengan tekanan yang ada di pipa.Tujuannya agar pipa-pipa penghubung tidak
terjadi water hammering
10. Kandungan pH air yang digunakan saat konservasi harus sesuai standar (10 –
10,5). Apabila pH kurang dari standar (10 – 10,5) maka perlu ditingkatkan
kembali dengan cara injeksi amoniak Banyak kasus pada saat loading amoniak
dilakukan secara bertahap Hal ini bisa terjadi karena tidak dilakukannya
perhitungan terhadap jumlah amoniak yang akan diinjeksi sebelumnya Dengan
mengetahui jumlah amoniak yang akan diinjeksi kita dapat menghemat
penggunaan bahan kimia.
11. Dilakukan perawatan rutin ( preventive Maintenance) agar setiap mesin/motor
yang digunakan stand by dan siap dioperasikan kapan saja.
12. Proses konservasi HRSG unit 1 dan unit 2 lebih efisien dan hemat energi jika
dilakukan secara bersamaan dibandingkan dengan secara bergantian.
13. Setiap konservasi yang dilakukan penggunaan energi listriknya selalu berbeda.
Penggunaan energi listrik paling tinggi terjadi pada tanggal 18 November 2016.
Sedangkan pada tanggal 3 Februari dan 24 Juni 2017 merupakan konservasi
yang menggunakan energi paling sedikit.
54
DAFTAR PUSTAKA
55
LAMPIRAN
56
Foto Foto Kontrol Boiler Feed Pump dan Sistem air Fire Fighting
57
Foto-Foto Level Air HRSG 1 dan 2, Tanggal 14 Maret 2018
58
Foto Sistem HRSG 1 dan HRSG 2
59
Lampiran 2. Skema Pembangkitan Listrik PT. Krakatau Daya Listrik
60
Lampiran 3. Volume HRSG
61
Lampiran 4. Aktifitas Konservasi
DATE : 18,19nd, August 2016
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 3 5,5 16,5 1.100 18.150
pompa demin make up (15 kwh) 7 15 105 1.100 115.500
pompa demin transfer (5.5 kwh) 0 5,5 0 1.100 -
pompa BFP (355 kwh) 3 355 1065 1.100 1.171.500
pompa dosing amoniak (1 kwh) 6 1 6,0 1.100 6.600
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 5 200 1000 1.100 1.100.000
Total pemakaian listrik 2192,8 2.412.025
62
DATE : 22,23nd, August 2016
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 7 5,5 38,5 1.100 42.350
pompa demin make up (15 kwh) 9 15 135 1.100 148.500
pompa demin transfer (5.5 kwh) 3 5,5 16,5 1.100 18.150
pompa BFP (355 kwh) 2 355 710 1.100 781.000
pompa dosing amoniak (1 kwh) 18 1 18,0 1.100 19.800
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 4 200 800 1.100 880.000
Total pemakaian listrik 1718,3 1.890.075
63
DATE : 5,6nd, Okt 2016
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 4 5,5 22 1.100 24.200
pompa demin make up (15 kwh) 4 15 60 1.100 66.000
pompa demin transfer (5.5 kwh) 4 5,5 22 1.100 24.200
pompa BFP (355 kwh) 1 355 355 1.100 390.500
pompa dosing amoniak (1 kwh) 10 1 10,0 1.100 11.000
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 3 200 600 1.100 660.000
Total pemakaian listrik 1069,3 1.176.175
64
DATE : 12,13nd, Okt 2016
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 5 5,5 27,5 1.100 30.250
pompa demin make up (15 kwh) 5 15 75 1.100 82.500
pompa demin transfer (5.5 kwh) 4 5,5 22 1.100 24.200
pompa BFP (355 kwh) 1 355 355 1.100 390.500
pompa dosing amoniak (1 kwh) 8 1 8,0 1.100 8.800
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 5 200 1000 1.100 1.100.000
Total pemakaian listrik 1487,8 1.636.525
65
DATE : 18,19nd, Nov 2016
Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)
66
DATE : 18,19nd, Nov 2016
Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)
67
DATE : 1,2,3 Feb 2017
REFIL HP MODUL :
JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 5 JAM
JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 5 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2B : 1 JAM
KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH KONSUMSI LISTRIK : 466,8 KWH
biaya produksi air demin (Rp/liter) 183 KONSUMSI BAHAN KIMIA : 0 LTR
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100 KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400
Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)
68
DATE : 20-Mar-17
REFIL HP MODUL :
JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 2,5 JAM
JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 6 JAM
JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2B : 2,5 JAM
KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH KONSUMSI LISTRIK : 935,5 KWH
biaya produksi air demin (Rp/liter) 183 KONSUMSI BAHAN KIMIA : 0 LTR
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100 KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400
Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)
69
DATE : 23nd, Juni 2016
Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)
70
DATE : 24-Jun-17
DONE
71
DATE : 7nd, Juli 2017
Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)
DONE
72
DATE : 08-Jul-17
Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)
DONE
PROCESS CONTROL OPERATION
REPORTED BY : APPROVED BY:
73
DATE : 2&3 Nov 2017
Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)
DONE
74
DATE : 13,14nd, Nov 2017
Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)
DONE
75
DATE : 14,15th Dec 2017
Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)
done
PROCESS CONTROL OPERATION
REPORTED BY : APPROVED BY:
76
DATE : 25, 26 Januari 18
AMONIA 20 LTR
Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)
DONE
77
DATE : 13, 14 Maret 2018
Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)
DONE
78
Lampiran 5. Rincian Konsumsi Air Demin
Bahan Baku Pemakaian total Pemakaian per Liter Demin Harga Satuan Total biaya
Air Baku, m3 300 m3 0,001534222 9150 14,03813333
HCl,kg 275 kg 0,00436187 1040 4,536345053
NaOH,kg 200 kg 0,004351612 7890 34,33421964
Material Resin Anion,L 8550 7,48721E-05 160000 11,97954338
Resin Kation, L 7650 6,69909E-05 75000 5,024315068
Pengolahan Limbah, kg 50 0,000255704 3366 0,860698667
Penetral basin HCl,kg 50 0,000255704 1040 0,265931852
Harga listrik
Pompa Durasi (jam) Pemakaian Listrik (KWh) Total biaya
(Rp/kwh)
Blower UA 40 (3 kw) 15 0,000230133 1116 0,2568288
Operasional
Booster pump UA 41 (15 kw) 15 0,001150667 1116 1,284144
Pompa Regenerasi UA 51 (5.5 kw) 3,98 0,000112041 1116 0,125037577
Regenerasi Kation Kompresor Udara UA 81 (7.5 kw) 2,25 0,0000863 1116 0,0963108
Pompa Injeksi UA 61 (0.55 kw) 0,12 3,28153E-07 1116 0,000366219
Pompa Regenerasi UA 51 (5.5 kw) 5,73 0,000161264 1116 0,179970404
Kompresor Udara UA 81 (7.5 kw) 3,67 0,000140637 1116 0,156950933
Regenerasi Anion Pompa Injeksi UA 71 (0.37 kw) 2,00 3,78441E-06 1116 0,004223407
Blower UA 40 (3 kw) 0,58 8,94963E-06 1116 0,009987787
Pompa Booster UA 41 (15 kw) 15,58 4,47481E-05 1116 0,049938933
Blower UA 40 (3 kw) 0,00 7,1597E-05 1116 0,079902293
Booster pump UA 41 (15 kw) 15,00 0,000357985 1116 0,399511467
Pompa Regenerasi UA 51 (5.5 kw) 4,08 0,000114854 1116 0,128176596
Regenerasi Mixed Bed
Pompa Injeksi UA 71 (0.37 kw) 0,67 1,26147E-06 1116 0,001407802
Pompa Injeksi HCl UA 61 (0.55 kw) 0,33 9,3758E-07 1116 0,00104634
Kompresor Udara UA 81 (7.5 kw) 0,25 9,58889E-06 1116 0,0107012
Aktivitas
Silika online, kali 0,000460267 132000 60,7552
Silika, kali 0,000102281 132000 13,50115556
Analisis +m,kali 4,60267E-05 110000 5,062933333
-m, kali 1,02281E-05 110000 1,125096296
+p, kali 3,06844E-05 110000 3,375288889
Tenaga Kerja
Kepala Seksi, bulan 0,0000001 12076900 1,378619669
Teknisi, bulan 2,28307E-07 9881300 2,255968757
Perawatan
Rutin 1,53422E-05 825000 12,65733333
Rp/liter 182,55
79
Lampiran 6.
80