Anda di halaman 1dari 88

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK (KRAKATAU STEEL GRUP)

PROSES KONSERVASI UNIT HRSG CCPP 120 MW DI PT.


KRAKATAU DAYA LISTRIK

Disusun oleh :

Adha Nurapriyan NIM. 1215020002


Delia Shapira Ananda NIM. 1215020005
Mohammad Hanin Rafy S. NIM. 1215020034
Ramaditya Putera B. NIM. 1215020027

TEKNIK KONVERSI ENERGI

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2018
LEMBAR PENGESAHAN

PROSES KONSERVASI UNIT HRSG CCPP 120 MW DI PT.


KRAKATAU DAYA LISTRIK

Periode: 1 Maret s/d 29 Maret 2018


Telah Disetujui dan diperiksa Oleh:

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II
DINAS HUMAN CAPITAL DINAS PROCESS CONTROL
PLANNING & DEVELOPMENT OPERATION

MONICA R.SISKA DKI IPAN MAULANA


Superintendent Shift Engineer

Mengetahui,
HUMAN CAPITAL & GENERAL AFFAIR DIVISION

M.NUR ROSYID
MANAGER

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja
Praktik di PT.Krakatau Daya Listrik, serta dapat menyelesaikan laporannya dengan
tepat waktu dan tanpa adanya halangan yang berarti.
Laporan Kerja Praktik ini disusun berdasarkan apa yang telah penulis
lakukan pada saat berada di tempat Kerja Praktik, yang dimulai pada tanggal 1
Maret 2018 s/d 29 Maret 2018.
Kerja praktek lapangan ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus
ditempuh dalam menuntaskan mata kuliah “Seminar KP” di semester VI Jurusan
Teknik Mesin Program Studi Teknik Konversi Energi. Selama Praktik ini penulis
mendapat banyak manfaat dari segi akademik maupun untuk pengalaman yang
tidak dapat penulis temukan saat berada di bangku kuliah.
Dalam penyusunan laporan hasil kerja praktik penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa
terima kasih kepada :
1. Orang tua, keluarga, dan orang terdekat lainnya yang senantiasa
memberikan semangat dan doa restu kepada penulis.
2. Bapak Muslimin, ST, MT. sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Jakarta.
3. Bapak Emir Ridwan, Ir, MT. sebagai Ketua Program Studi Teknik Konversi
Energi Politeknik Negeri Jakarta.
4. Bapak Ir. Benhur Nainggolan M.T sebagai Dosen Pembimbing dari Jurusan
Teknik Mesin Program Studi Teknik Konversi Energi yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk membimbing dan membagi ilmu dalam
penyusunan laporan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Ipan Maulana selaku pembimbing lapangan yang telah banyak
memberikan arahan dan masukan kepada saya dalam melaksanakan kerja
praktek dan juga penyelesaian laporan kerja praktek lapangan ini.

iii
Penulis akui penulis tidaklah sempurna seperti kata pepatah tak ada gading
yang tak retak begitu pula dalam penulisan ini, apabila nantinya terdapat kekeliruan
dalam penulisan laporan kerja praktik ini penulis sangat mengharapkan kritik dan
sarannya.
Akhir kata semoga laporan kerja praktek lapangan ini dapat memberikan
banyak manfaat bagi kita semua.

Cilegon, 31 Maret 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii

BAB 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan ................................................................ 1


1.2 Ruang Lingkup Praktik .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Kerja Praktik .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Kerja Praktek ........................................................................................... 3
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................................ 4
1.6 Metodologi Penyusunan......................................................................................... 4
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................................ 5
BAB 2
LATAR BELAKANG PERUSAHAAN .......................................................................... 6

2.1 Sejarah PT. Krakatau Daya Listrik ........................................................................ 6


2.2 Struktur Organisasi ................................................................................................ 8
2.3 Unit Bisnis Pembankit Listrik .............................................................................. 10
2.3.1 Konsumen PT Krakatau Daya Listrik ....................................................... 10
2.3.2 Sistem Jaringan Listrik.............................................................................. 11
2.3.3 Jasa – Jasa PT. Krakatau Daya Listrik ...................................................... 11
2.4 Corporate Social Responsibility (CSR) ............................................................... 13
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN .................................................. 15

3.1 Materi Pembangkit PT. Krakatau Daya Listrik ................................................... 15


3.1.1 PLTU 5 x 40 MW PT. Krakatau Daya Listrik .......................................... 15
3.1.2 CCPP (Combined Cycle Power Plant) 120 KW ....................................... 21
3.2 Studi HRSG (Heat Recovery Steam Generator) .................................................. 23
3.3 Konservasi HRSG ................................................................................................ 30
3.1.1 Proses Konservasi HRSG.......................................................................... 30
3.3.2 Proses Konservasi Basah (Wet conservation) ........................................... 31
3.3.3 Konservasi Inert ........................................................................................ 32
3.3.4 Konservasi Kering (Dry Conservation) .................................................... 32

v
3.3.5 Prosedur Konsevasi ................................................................................... 34
3.4 Proses Konservasi Basah HRSG di Unit CCPP 120 MW ................................... 41
3.4.1 Pertimbangan dan Perhitungan Konservasi Basah dan Kering ................ 41
3.4.2 Proses Konservasi ..................................................................................... 43
3.4.2.1 Konservasi Basah HRSG di PT. Krakatau Daya Listrik ................ 43
3.4.2.2 Jadwal dan Pelaksanaan Konservasi HRSG................................... 45
3.4.2.3 Laporan Kerja Lapangan ................................................................ 45
3.4.2.4 Kendala Kerja dan Solusi ............................................................... 51
BAB 4
KESIMPULAN ............................................................................................................... 53

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Krakatau Daya Listrik .................................. 8


Gambar 3.1 Skema Proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 5 x 80 MW PT.
Krakatau Daya Listrik ...................................................................... 15
Gambar 3.2 Skema Proses Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) 120 MW
PT. Krakatau Daya Listrik ............................................................... 21
Gambar 3.3 Unit HRSG PT. Krakatau Daya Listrik ............................................. 23
Gambar 3.4 Skema Proses Perubahan Air Menjadi Uap pada Unit HRSG PT.
Krakatau Daya Listrik ...................................................................... 24
Gambar 3.5 Unit Bypass Damper di PT. Krakatau Daya Listrik .......................... 28
Gambar 3.6 Bypass Damper Posisi “Closed To HRSG” ...................................... 28
Gambar 3.7 Bypass Damper Posisi “Open To HRSG”......................................... 29
Gambar 3.8 Bagan Prosedur Konservasi Unit HRSG PT. Krakatau Daya Listrik 34
Gambar 3.9 Instalasi Konservasi Basah Unit HRSG Awal (SOP 1) .................... 43
Gambar 3.10 Inovasi Instalasi Konservasi Basah Unit HRSG (SOP 2) ............... 44

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Komponen Utama HRSG .......................................................... 25


Tabel 3.2 Perhitungan Biaya Konservasi Basah HRSG........................................ 42
Tabel 3.3 Perhitungan Biaya Konservasi Kering HRSG ...................................... 42
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksaan Konservasi Basah Unit HRSG ................................. 45
Tabel 3.5 Pemaparan Data Konservasi HRSG Periode Ke-11 Pada Tanggal 13 dan
14 Maret 2018 ....................................................................................... 46
Tabel 3.6 Perbandingan Antara Konservasi HRSG Periode Ke-11 Pada Tanggal
13 dan 14 Maret 2018 Dengan Standar Yang Sudah Ditentukan. ........ 46
Tabel 3.7 Data Hasil Konservasi HRSG di PT. Krakatau Daya Listrik ............... 47

viii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan


PT Krakatau Steel merupakan BUMN yang bergerak dibidang produksi
baja. Perusahaan yang beroperasi di Cilegon, Banten ini mulanya dibentuk sebagai
wujud pelaksanaan Proyek Baja Trikora yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno
pada tahun 1960 untuk memiliki pabrik baja yang mampu mendukung
perkembangan industri nasional yang mandiri.

Seiring perkembangannya, industri PT Krakatau Steel menunjukan


peningkatannya hingga saat ini dengan membuka cabang-cabang unit bisnis baru
untuk menunjang perkembangan bisnis mereka. Melihat perkembangan perusahaan
yang terus naik, kebutuhan energi menjadi masalah baru bagi industri ini. Dengan
alasan itu, Krakatau Steel membuat anak perusahaan yang khusus menangani
kebutuhan energi untuk seluruh industri di kawasan Krakatau Estate, yaitu PT
Krakatau Daya Listrik.

Pada awalnya PT Krakatau Daya Listrik mempunyai 5 Unit PLTU dan 1


Unit CCPP (Combined Cycle Power Plant) untuk membangkitkan listrik. Tapi
hanya unit CCPP yang masih beroperasi, karena 5 unit PLTU yang sudah lama tidak
efisiensi lagi jika dibangkitkan dan hanya menimbulkan kerugian, karena itu
diputuskan untuk tidak dioperasikan kembali tahun 2014. CCPP mulai beroperasi
tahun 2015 namun mengalami gangguan pada blade steam turbin sekitar bulan Mei
2016 (proses perbaikan dilakukan di SIEMENS Germany pada bulan Juni 2016
sampai Mei 2017) dan dioperasikan bulan Juni 2017 namun terjadi kerusakan
kembali pada rotor generator pada bulan Juni 2017 (dilakukan proses perbaikan
kembali pada bulan Juli 2017 sampai April 2018) dan rencana akan beroperasi
kembali pada Mei 2018. Walaupun begitu PT. Krakatau Daya Listrik melakukan
berbagai tindakan agar kondisi peralatan lain masih mampu beroperasi dengan cara

1
running test rutin dan perlakuan khusus terhadap beberapa peralatan terutama pada
pipa HRSG dengan cara konservasi.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk memahami bagaimana proses


konservasi yang dilakukan pada HRSG di unit CCPP 120 MW agar seluruh
komponen bisa terawat dengan baik.

1.2 Ruang Lingkup Praktik


Dalam suatu pembangkit yang sedang tidak beroperasi, proses konservasi
adalah bagian yang sangat penting untuk dilakukan. Agar proses konservasi pada
unit pembangkit dapat dilakukan dengan baik dibutuhkan berbagai banyak sistem
agar proses konservasi dapat berjalan dengan baik. Dikarenakan di PT. Krakatau
Daya Listrik mempunyai jenis pembangkit PLTGU atau CCPP (Combined Cycle
Power Plant) yang akan dioperasikan nanti, penulis melakukan tinjauan studi
mengenai proses konservasi pada unit HRSG agar unit bisa terawat dan bisa
beroperasi dengan normal. Dalam hal ini, sistem yang ditinjau adalah jadwal dan
perlakuan apa saja saat dilakukannya konservasi.

Sistem konservasi pada HRSG ini melibatkan banyak teknik pemeliharaan


agar unit bisa berjalan dengan normal. Penulis secara khusus membahas teknik
proses konservasi basah. Kajian ini merupakan rekomendasi dari pihak perusahaan.
Pada kesempatan kali ini, penulis mencoba membahas mengenai proses konservasi
basah di HRSG ketika pembangkit tidak beroperasi.

1.3 Tujuan Kerja Praktik

Berikut merupakan tujuan kerja praktek yang penulis tempuh:

Umum

1. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara


dunia perguruan tinggi dan dunia kerja.
2. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia kerja dalam
memberikan kontribusinya pada pendidikan.

2
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja yang
diterapkan sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara
utuh.
4. Membuka wawasan mengenai keprofesian dan etika kerja.
5. Menumbuhkan pola pikir konstruktif dan berpikir kritis dalam
menghadapi masalah kerekayasaan dalam berbagai bidang.
Khusus
1. Untuk memenuhi prasyarat akademis program studi Teknik Konversi
Energi, Politeknik Negeri Jakarta.
2. Mengenal dan memahami penerapan ilmu Teknik Konversi Energi
dalam mempelajari proses bisnis di sistem pembangkitan listrik
3. Mempelajari secara khusus konservasi unit HRSG yang ada di PT.
Krakatau Daya Listrik.
4. Mempelajari secara khusus tentang penjadwalan sistem pemeliharaan
pembangkit PT. Krakatau Daya Listrik

1.4 Manfaat Kerja Praktek

Kerja praktik ini merupakan salah satu tugas mata kuliah wajib yang ada
pada kurikulum akademik Program Studi D3 Teknik Konversi Energi. Secara
khusus, tujuan kerja praktek ini adalah:

1. Bagi mahasiswa
a. Untuk menggali dan membuka wawasan serta membangun pengalaman
nyata memasuki dunia industri.
b. Untuk memperoleh pengalaman secara langsung penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang didapat dalam dunia pendidikan pada
dunia industry.
c. Untuk membentuk kemampuan berkomunikasi mahasiswa pada
materi/substansi keilmuan baik secara lisan maupun tulisan.

3
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Menjalin hubungan kerjasama antara penguruan tinggi dengan dunia
industry.
b. Mendapatkan bahan masukan tentang sistem pengajaran yang lebih
sesuai dengan lingkungan kerja.
c. Untuk meningkatkan kualitas dan pengalaman lulusan yang dihasilkan.

3. Bagi Perusahaan
a. Membina hubungan baik dengan pihak institusi perguruan tinggi
Maupun dengan mahasiswa.
b. Untuk merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap pengembangan
dunia pendidikan.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Kerja Praktik ini dilaksanakan Pada :
Tempat kerja praktik : PT. Krakatau Daya Listrik
Waktu pelaksanaan : 1 Maret 2018 – 29 Maret 2018

1.6 Metodologi Penyusunan


Guna mendapatkan data-data dan informasi yang akurat dan relevan, dalam
penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis menggunakan metode-metode
sebagai berikut:

a. Metode observasi
Metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung
terhadap alat proses yang diteliti.
b. Metode wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara atau diskusi
dengan narasumber dari perusahaan yang memiliki pengetahuan mengenai
objek permasalaha.

4
c. Metode studi literatur
Metode pengumpulan data dengan membaca buku-buku manual operasional,
buku-buku pendukung, dan literatur-literatur yang sekiranya dapat
membantu dalam penyusunan laporan ini.

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan pembahasan dalam laporan Kerja Praktik ini, maka
laporan ini terdiri dari 5 bab yang tersusun secara sistematis.

Bab I. Pendahuluan
Membahas mengenai latar belakang, batasan, tanggal pelaksanaan,
manfaat dan metode penulisan saat melakukan praktik kerja lapangan di
PT. Krakatau Daya Listrik

Bab II. Gambaran Umum Perusahaan


Bab ini membahas tentang sejarah, struktur dan beberapa hal yang
menyangkut tentang gambaran perusahaan.

Bab III. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


Membahas mengenai materi pembangkitan listri yang ada pada PT.
Krakatau Daya Listrik dan Analisis konservasi pada HRSG unit CCPP 120
MW

Bab IV. Kesimpulan dan Saran


Membahas mengenai analisa konservasi pada HRSG unit CCPP 120 MW.

5
BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. Krakatau Daya Listrik


PT. Krakatau Daya Listrik (PT. KDL) merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang pembangkit listrik, distribusi minyak dan gas bumi, serta services bidang
kelistrikan dan jaringan. Bisnis utama dari perusahaan ini adalah pembangkit listrik
PLTU dengan kapasitsas 400 MW dan PLTGU 120 MW. Jenis pembangkit yang
dimiliki PT.KDL yaitu PLTU dengan bahan bakar minyak atau gas bumi. PT. KDL
menyuplai listrik untuk area industri Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC).
PT. KDL mulai di bangun pada tanggal 01 Juni 1976. PT. KDL dibangun karena
kebutuhan pasokan listrik dari area industri tersebut. Sebelum menjadi unit bisnis
yang mandiri, PT. KDL merupakan divisi PLTU 400 MW yang berada di bawah
Direktorat Perencanaan PT. Krakatau Steel.

Pada 25 April 1995, divisi PLTU 400 MW berubah status menjadi Unit
Otonomi PLTU 400 MW PT. KS. Hal ini berdasarkan surat Keputusan Direksi PT.
KS Nomor 37/C/DUKSIKpts/1995 tentang perubahan status. Keputusan ini
diambil karena melihat potensi dari unit ini untuk menjadi perusahaan mandiri
terutama dalam bidang pembangkit listrik dan energi yang besar. Pemisahan ini
sejalan dengan restrukturisasi yang dilaksanakan PT. KS kepada seluruh unit
otonomnya. Pada tanggal 28 Februari 1996, Unit Otonomi PLTU 400 MW berubah
statusnya menjadi Badan Usaha Mandiri dengan nama PT Krakatau Daya Listrik.

PT. Krakatau Daya Listrik memiliki 5 unit sistem pembakaran boiler dan 4
unit Steam Turbine Generator. PLTU ini di desain khusus untuk memasok beban
pada KIEC. Beban pada area industri tersebut memiliki karakteristik yang sangat
fluktuatif terutama pada manufaktur baja. Oleh karena itu, PLTU PT. KDL didesain
untuk menangani beban tersebut. Kemampuan dalam mengatasi beban yang sangat
fluktuatif menjadi keunggulan pembangkit ini. Sistem manifold yang digunakan
membuat pembangkit ini sangat fleksibel sehingga dapat efektif untuk aplikasi pada
karakteristik beban yang demikian. Produk utama yang dimiliki PT. Krakatau Daya

6
Listrik pada saat itu adalah pembangkit listrik tenaga uap dengan kapsitas terpasang
sebesar 400 MW beserta jaringan transmisi (150 kV) dan distribusi (30 kV, 20 kV,
6 kV, 400 V) di lingkungan Krakatau Industrial Estate Cilegon.

Semula, PT. Krakatau Daya Listrik adalah pembangkit yang dirancang


untuk sistem beroperasi sendiri (isolated sistem). Dengan perkembangan industri di
KIEC, munculnya industri – industri baru, mengakibatkan kebutuhan energi listrik
meningkat. Dengan keadaan itu, PT. Krakatau Daya Listrik berinterkoneksi dengan
PLN pada tahun 1980.

Seiring berjalannya waktu, efisiensi dari PLTU PT. KDL semakin turun.
Hal ini dikarenakan oleh umur mesin yang sudah dioperasikan selama lebih dari 30
tahun. Secara teknis keadaan yang terajadi yaitu kebocoran pada pipa – pipa dan
kehandalan sistem boiler yang semakin tidak efisien. Keadaan ini membuat PLTU
tidak kompetitif. Cost yang diperlukan sangatlah besar. Dengan keadaan ini, PT.
KDL membangun fasilitas pembangkit baru dengan sistem yang sangat efisien
yaitu dengan menggunakan sistem Combined Cycle.

Combined Cycle Power Plant (CCPP) PT. KDL mulai dioperasikan pada
tahun 2013. Pembangkit ini merupakan pembangkit listrik tenaga gas dan uap
(PLTGU) dengan kapasitas 120 MW. Saat ini PLTU PT. KDL tidak dioperasikan
untuk memasok listrik, sehingga semua beban diambil alih oleh CCPP yang baru.
Dengan suplai tambahan dari PLN, kebutuhan listrik di KIEC dapat dipenuhi.

Dengan total luas wilayah 933.572 m2 PT. Krakatau Daya Listrik


mengandalkan kemampuan kompetensi dan fasilitas yang ada untuk menyediakan
energi listrik, jasa kelistrikan, dan pengembangan beberapa usaha lainnya.
Meskipun hingga saat ini PLTU PT. KDL sudah tidak berfungsi lagi, Steam
Turbine Generator dan beberapa komponen lain masih dapat beroperasi namun
Untuk memanfaatkan hal ini, PT. KDL berencana untuk membangun boiler baru
dengan bahan bakar batubara serta rencana dan melakukan ekspansi PLTU 150
MW berbahan bakar batubara

7
2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang di dalamnya
mencakup pembagian kerja/tugas ke dalam bagian-bagian yang ada sehingga dapat
terjamin koordinasi dan kerjasama yang baik untuk mencapai tujuan. Struktur
organisasi pada perusahaan ini menggunakan struktur organisasi matriks yang
dibentuk untuk mengerjakan beragam project yang dikembangkan oleh perusahaan.
Struktur organisasi PT. Krakatau Daya Listrik sebagai berikut :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Krakatau Daya Listrik

PT. Krakatau Daya Listrik mempunyai karyawan lebih kurang lebih 235
orang. Seluruh dibagi menjadi 3 kelompok dasar, sebagai berikut.

1. Level 0: Direktur Utama


2. Level 1: Direktur Keuangan & Administrasi, Direktur Operasi dan Direkur
Perencanaan Dan Niaga
3. Level 2: Senior Manager, Manager, Chief Specialist dan atau seringkatnya
4. Level 3: Superintendent, Senior Specialist, Chief Specialist dan atau setingkatnya
5. Level 4: Supervisor, Specialist, Engineer, Technical Specialist, Junior Auditor,
Junior Staf dan Atau Setingkatnya
6. Level 5: Technician, Officer, Analist, Officer Staff Dan atau Setingkatnya

8
2.2.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan

VISI
Penyedia energi dan usaha terkait yang handal dan bersaing di Indonesia

MISI
Kami adalah insan yang profesional, harmoni dan Integritas, mempunyai
komitmen untuk menyediakan produk energi dan usaha terkait dengan
kualitas tinggi dan kompetitif untuk peningkatan kesejahteraan
stakeholders

NILAI PERUSAHAAN
Nilai-nilai inti perusahaan terdiri dari 3 kelompok:

PROFESIONAL
Handal melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan perusahaan dan
memberikan nilai tambah bagi stakeholder dengan cara meningkatkan
kualitas diri dan perusahaan secara terus menerus.

HARMONI
Keselarasan hubungan dengan diri sendiri, lingkungan internal dan
eksternal untuk kepentingan bersama.

INTEGRITAS
Memiliki pribadi yang kuat untuk menunjang integritas diri dan perusahaan.

9
2.3 Unit Bisnis Pembangkit Listrik
2.3.1 Konsumen PT Krakatau Daya Listrik
Secara umum, PT. KDL dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik
pada kawasan industri KIEC. Hal tersebut dikarenakan oleh regulasi pemerintah
agar kawasan industri memenuhi kebutuhan listriknya secara mandiri. Berikut
daftar konsumen PT. KDL

a. PT. Krakatau Steel


1. Unit Produksi
2. Unit Non Produksi
3. Unit Badan Khusus
b. Krakatau Steel Grup
1. PT. Krakatau Wajatama
2. PT. Krakatau Bandar Samudra
3. PT. Krakatau Tirta Industri
4. PT. Latinusa
5. PT. Krakatau Engineering
6. PT. KiTech
7. PT. Dana Usaha Pensiun
8. PT. KHI Pipe Industries
9. PT. Krakatau Medica
10. PT. Krakatau Daya Listrik
11. PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon
c. Konsumen Umum
1. PT. NX Indonesia
2. PT. Petrojaya Boral Plast
3. PT. Dystar Colour Indonesia
4. PT. Cabot Indonesia
5. PT. Siemens Indonesia
Dan 110 perusahaan lainnya

10
2.3.2 Sistem Jaringan Listrik

Sistem jaringan listrik transmisi dan distribusi yang digunakan oleh


PT. KDL merupakan sistem yang dapat dikatakan cukup baik yaitu dengan
menggunakan jaringan listrik bawah tanah. Secara umum sistem ini dapat
dikatakan lebih baik dari segi pengoperasian dibanding jaringan overhead
(hantaran udara). Seluruh jaringan distribusi menggunakan salun kabel
bawah tanah dengan sistem ring (95%). Penggunaan sistem ini juga berefek
pada keindahan kawasan industri karena tidak terdapat jaringan jaringan
listrik yang menjutai di udara

Selain itu, sistem jaringan listrik PT. KDL juga terhubung dengan
jaringan listrik PLN. Interkoneksi dibuat karena demand dari beban yang
melebihi dari kapasitas pembangkitan PT. KDL. Jaringan transmisi
terhubung dengan jaringan 150 kV PLN melalui Grid PLN

2.3.3 Jasa – Jasa PT. Krakatau Daya Listrik


Selain menjual Produk, PT. KDL juga memiliki unit bisnis jasa.
Beriku daftar unit-unit jasa pada PT KDL
a. Jasa Kelistrikan
1. Pemasangan, perbaikan, perawatan peralatan listrik.
2. Penyambungan dan penggelaran kabel
3. Pengetesan dan kalibrasi
4. Deteksi kerusakan jalur kabel bawah tanah
5. Jasa penghematan biaya listrik
b. Jasa Konstruksi
1. Instalasi penerangan jalur umum.
2. Instalasi pembagkit tenaga listrik
3. Instalasi pemipaan bahan bakar
c. Jasa Operasi dan Perawatan Pembangkit Listrik
PT. Krakatau Daya Listrik melayani pengoperasian pembangkit
listrik, perbaikan kerusakan dari sisi mekanik, listrik, instrumen dan

11
sistem kontrol, optimasi pembangkit listrik serta konsultasi atau
supervisi teknis operasi dan perawatan pembangkit.
d. Jasa Pelabuhan
Keberadaan dermaga terminal cair dan ketersediaan pipa - pipa
yang terhubung dengan tank ferm milik PT. KDL, memungkinkan
penyediaan jasa pelabuhan.
1. Penjualan Air Bersih dari dermaga ke kapal
2. Pembongkaran bahan bakar
3. Tambatan tanker di dermaga
e. Sewa Alat Berat
1. Tangki bahan bakar berkapasitas 28.000 ton
2. Forklift
3. Kendaraan inspeksi jalur jalan
4. Truk kabel
5. Genset 250 KVA, 12 KVA dan 5 KVA
6. Alat ukur listrik
f. Jasa Workshop
PT. KDL melayani berbagai bidang jasa dan workshop kelistrikan
mulai dari pemasangan, perbaikan , rekondisi dan rewiding
transformator, motor listrik, generator ataupun magnetic block.
g. Jasa Konsultasi
1. Audit energi pembangkit listrik dan industri
2. Uji layak operasi pembangkit listrik
3. Uji instalasi listrik
4. Konsultasi yang menyangkut bidang kelistrikan

12
h. Jasa Penjualan Air Deionat
Sejak 16 Agustus 2006 unit otonom PT. KDL menjadi Badan Usaha
Mandiri dengan nama “Quelle” yang merupakan anak perusahaan dari
PT. KDL adalah memproduksi air minum kemasan. Dan hasil uji lab
sudah memenuhi SNI oleh PUSTAN DEPERINDAG dan PEMENKES
no.416/MENKES/PER/IX/1990, serta memenuhi persetujuan badan
POM DEPKES RI dengan merk dagang No.24911000585
i. Usaha Hilir dan Gas Bumi
Seiring perkembangan kegiatan usaha yang mencangkup bidang
energi, PT. KDL memperluas area bisnisnya dengan melayani distribusi
hilir gas alam dan minyak bumi. Sesuai dengan keputusan Menteri
Hukum dan HAM Republik Indonesia

Untuk menjalankan bisnisnya, pada 15 Agustus 2006 telah


dibangun pipa gas dengan diameter 20 Inchi sepanjang 16 Kilometer
dari stasiun Perusahaan Gas Negara (PGN) Bojonegara ke PT. Krakatau
Daya Listrik. Pipa tersebut akan memudahkan saluran distribusi gas
menuju ke industri di kawasan krakatau. Pada Juli 2009, dengan
diterbitkannya sertifikat Dirjen Migas tentang izin usaha Niaga Gas
Bumi melalui Pipa (Dedicated Downstream), maka PT. KDL resmi
ditetapkan sebagai penyalur gas bumi dikawasan Industri Krakatau

2.4 Corporate Social Responsibility (CSR)


Sesuai dengan visi perusahaan, PT. KDL memiliki komitmen teguh
terhadap kegiatan pembangkitan tenaga listrik yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan. Melalui pengelolahan sumber daya yang
efisien dan bijaksana akan memberi manfaat bahwa kegiatan tersebut
diterima oleh umum dengan memenuhi semua peraturan perundang
undangan yang berlaku. Program CSR PT. KDL dilakukan secara
parsitipatif, berbasis masyarakat dan sumber daya manusia setempat, serta
berkelanjutan. PT. Krakatau Daya Listrik bersama dengan Krakatau Steel
Grup melakukan penghijauan, pengobatan, pendidikan, keagamaan,

13
pemulihan bencana alam dan secara rutin merespon permintaan bantuan dari
masyarakat yang membutuhkan. Merupakan bukti keberhasilan
menjalankan program pengembangan masyarakat

14
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Materi Pembangkit PT. Krakatau Daya Listrik

3.1.1 PLTU 5 x 40 MW PT. Krakatau Daya Listrik

Gambar 3.1 Skema Proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 5 x 80 MW PT. Krakatau
Daya Listrik

a. Ketel Uap Man- Lentjes


Ketel Uap Man-Lentjes (Boiler) adalah suatu instalasi yang berfungi untuk
merubah air menjadi uap kerja. Air yang digunakan di PT. Krakatau Daya Listrik
adalah air deionat. Boiler ini menggunakan bahan bakar gas dan minyak yang dapat
digunakan secara bersamaan, tetapi tidak dalam satu burner. Jenis boiler di PT.
Krakatau Daya Listrik sirkulasi alam ( natural circulated boiler). Boiler di PT.
Krakatau Daya Listrik memanfaatkan gas hasil pembakaran untuk memanasakan
permukaan pemanas pada evaporator, economizer dan superheater hingga gas
buang tersebut meninggalkan boiler melalui cerobong asap. PT. Krakatau Daya

15
Listrik memiliki lima unit ketel yang mempunyai kapsaitas makasimum 350
ton/jam untuk tiap unitnya.

b. Unit Penunjang Ketel Uap (Boiler)


Proses kerja ketel uap akan berjalan lancar apabila kebutuhan air
pengumpan ketel, bahan bakar dan udara pembakar terpenuhi secara memadai.
Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, diperlukan unit penunjang PT. Krakatau
Daya Listrik (PLTU 400 MW) memiliki unit – unit penunjang ketel uap antara lain:

1. Feed Water Tank (Tangki air pengumpan ketel uap)


Feed water tank adalah tangki penampung air deionat yang akan
digunakan sebagai air pengumpan ketel. Kapasitas feed water tank adalah
120m³ dan berada di ketinggian 15,5m dari dasar ketel uap. Sebagai tangki
air pengumpan ketel uap, feed water tank juga berfungsi sebagai pemanas
air pengumpan ketel uap (heater III). Pemanas airnya berasal dari uap panas
lanjut 7 bar dari turbin uap tekanan tinggi dan temperatur didalam tangki air
pengumpan mencapai 165°C. Adapun fungsi dari feed water tank (FWT)
adalah :
a). Penghalang gas-gas bekas dan oksigen yang terdapat pada air
pengumpan ketel uap.
b). Penampung air hasil kondensasi uap dan turbin.
c). Menyuplai uap jenuh 7 bar.

2. Feed Water Pump (pompa ketel uap)


Kebutuhan air pengumpan ketel uap akan dipenuhi oleh dua pompa
untuk setiap unitnya. Pompa air pengumpannya adalah EKSP, yaitu pompa
yang menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya dan pompa TKSP
yaitu yang menggunakan turbin uap sebagai penggeraknya.
Pada saat operasi normal, pompa yang digunakan adalah pompa
EKSP, sedangkan pompa TKSP sebagai cadangan yang dapat secara
otomatis untuk menggantikan pompa EKSP bila mengalami kerusakan atau
pemeriksaan. Uap yang digunakan turbin pada pompa ketel berasal dari

16
boiler melalui manifold. Saluran isap dari tiap pompa dihubungkan secara
terpisah dengan tangki air pengumpan (Feed Water Pump). Sedangkan
keluarannya dihubungkan dengan saluran air pengumpan ketel melalui unit
pengatur.

3. Luvo (Luft Vorwarmer)


Luvo adalah pemanas udara (air preheater) yang akan menuju ruang
bakar. Pemanas udaranya memanfaatkan air pengumpan dari Feed Water
Tank yang bertemperatur 165°C dan air dari Luvo temperaturnya turun
menjadi 145°C. Udara pembakaran diambil dari udara luar dengan
menggunakan dua buah kipas (FDF) dan jumlah udara yang akan digunakan
oleh burner diatur lagi secara terpisah.

4. Forced Draft Fans (FDF)


Proses pemanasan pada evaporator pada ruang bakar akan sempurna
apabila kebutuhan akan udara, bahan bakar dan titik api (segitiga pengapian)
dipenuhi untuk memenuhi kebutuhan udara pembakar. PT. Krakatau Daya
Listrik menggunakan dua buah FDF untuk setiap unitnya. FDF akan
menyuplai kebutuhan udara pada ruang bakar. Udara pembakaran diperoleh
dari luar yang masuk melalui FDF dan langsung disirkulasikan menuju
ruang bakar untuk digunakan oleh tiap burner. Udara pembakaranya hanya
sekali pakai tanpa melalui penampung terlebih dahulu. Sebelum masuk
keruang bakar, udara dialirkan melalui Luvo (pemanas udara) untuk
mendapatkan udara yang bertemperatur tinggi agar memperoleh hasil
pembakaran yang sempurna.

5. Pompa Bahan Bakar


Bahan bakar dari tangki penyimpan minyak residu dipompa menuju
tiap-tiap ketel uap pada tekanan konstan antara 2 sampai 3 bar. Bahan bakar
mnyak yang telah dipanaskan menuju tiap burner melalui sebuah ring.
Tekanan maksimal pada pompa minyak diatur dengan menggunakan katup
kontrol yang dilengkapi dengan pegas. Bahan bakar minyak dipanaskan

17
terlebih dahulu agar selalu dalam tekanan uap air konstan. Suhu bahan bakar
minyak yang selalu fluktuasi dijaga agar mendekati nilai konstan yaitu
antara 100°C-120°C (tergantung pada kualitas minyaknya).

c. Turbin
Turbin merupakan salah satu jenis penggerak awal yang banyak digunakan
di dalam industri, antara lain: sebagai penggerak mula generator listrik, pompa dan
kompresor, serta industri proses. PT. Krakatau Daya Listrik menggunakan turbin
uap yaitu sebagai penggerak generator dan penggerak pompa air pengumpan ketel
uap.

Turbin uap adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi panas
dalam uap dengan temperatur tinggi menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
poros. Ekspansi uap yag dihasilkan tergantung dari pengaturan ekspansi uap, yaitu
nozzle dan sudu gerak. Ukuran nozzle pengarah serta sudu-sudu gerak adalah
sebagai pengatur distribusi tekanan dan kecepatan uap yang masuk kedalam turbin.
Pada rotor turbin ditempatkan rangkaian sudu-sudu tetap sejajar. Pada rumah turbin
ditempatkan rangkaian sudu-sudu tetap secara sejajar. Dalam
pemasangannya,rangkaian sudu tetap dan rangkaian sudu jalan dipasang
berselingan, energi panas dalam uap mula-mula diubah menjadi energi konetik oleh
nozzle. Selanjutnya uap berkecepatan tinggi akan membentur sudu–sudu jalan pada
rotor turbin yang pada akhirnya mengakibatkan rotor turbin berputar. Jadi energi
kinetik diubah menjadi energi mekanik pada sudu-sudu jalan.

d. Unit Penunjang Turbin Uap


Proses kerja turbin akan berjalan dengan lancar apabila sirkulasi uap pada
turbin berjalan lancar. Untuk menciptakan kelancaran tersebut, diperlukan unit
untuk penunjang. PT. Krakatau Daya Listrik (PLTU 40 MW) terdapat unit unit
penunjang ketel uap antara lain:

18
1. Kondensor
Kondensor di PT.Krakatau Daya Listrik adalah suatu alat yang
digunakan untuk proses pendinginan uap dan mengubah uap menjadi air
setelah dipakai untuk menggerakan sudu-sudu pada turbin tekanan rendah.
Adapaun fungsi dari kondensor itu sendiri adalah mengkondensasikan uap
bekas yang mengalir dari turbin tekanan rendah dengan menggunakan air
pendingin air laut dan tetap mempertahankan tekanan vakum.
Didalam kondensor, ruang untuk uap dan air saling berhubungan
menjadi satu, dimana pada bagian bawah kondensor yang dinamakan
hotwell. Air kondensat yang terkumpul di hotwell sebagai air pengisi ketel
yang sebelumnya ditampung di FWT. Ruang uap bekas dan ruang
kondensasi harus selalu divakumkan sebelum dioperasikan maupun setelah
beroperasi secara normal. Untuk itu maka disediakan pompa cincin air
bertingkat (Elmo pump) serta uap perapat (gland steam).
2. Elmo Pump (pompa vakum)

Pompa vakum berungsi untuk menciptakan keadaan yang vakum


pada turbin dan kondensor, diamana tujuannya adalah agar uap output dari
turbin dapat turun melewati kondensor. Apabila proses ini terganggu dapat
mengakibatkan keruskan pada turbin. Pompa vakum ini berjumlah dua buah
untuk tiap unitnya. Pada saat start up kedua pompa vakum dinyalakan secara
bersamaan dengan tujuan untuk mencapai kevakuman secepat mungkin,
tetapi jika kevakuman yang tercipta sudah stabil cukup menggunakan satu
pompa yang lain stand by sebaagi cadangan.

3. Kondesat Pump (pompa kondensat)


Pompa kondensat berfungsi untuk menyalurkan air hasil kondensasi
yang terkumpul di hotwell. Air hasil kondensasi tersbut dipompakan menuju
Feed Water Tank melalu LP heater 1 dan LP heater 2. Pompa kondensat
berjumlah 2 buah untuk setiap unitnya.

19
4. Low Preassure Heater (LPH)
LP Heater memompakan panas air deionat yang akan menuju Feed
Water Tank. Kalor yang dipanaskan air deionat diperoleh dari hasil ekstrasi
pada turbin dengan pemanasan ini diharapkan kandungan gas-gas bekas dan
gas oksigen yang terdapat pada air deionat bisa berkurang.

e. Sistem Pendingin
PT. Krakatau Daya Listrik menggunakan dua jenis sistem pendinginan,
yaitu sistem satu kali jalan (once trough system) dan sistem resirkulasi
(recirculating system). Sistem satu kali jalan merupakan sistem pendingin utama
untuk proses kondensasi pada kondensor, dengan media pendingin air laut. Uap sisa
dari turbin masuk kedalam kondensor, dan disinilah terjadi proses kondensasi
dimana uap sisa kondensasi menjadi air deionat yang ditampung pada hotwel, air
pda hotwell dipompakan kembali menuju feed water tank oleh pompa kondensor.

Air laut dihisap dari laut melalui pipa shypon pada kedalaman 6m dari
permukaan air laut agar diperoleh air laut dengan suhu lebih dingin (28°C). Air laut
masuk melalui pipa shypon dengan sistem vakum dan ditampung di bak
penampungan yang memiliki kedalaman 12m dengan kapasitas 20000 m³/jam.
Sistem vakum yang dimaksud yaitu bahwa didalam pipa shypon tidak terdapat
udara. Untuk menciptakan kevakuman didalam pipa shypon digunakan 4 buah
pompa vakum. Pada bak penampung, air laut disterilkan dari organisme dan
binatang laut dengan menggunakan NaOCL (khlorinasi). Air laut dialirkan menuju
kondensor dengan menggunakan 6 buah pompa pendingin utama (main cooling
water pumps). Tetapi sebelum masuk kedalam pompa, air laut tersebut disaring
secara mekanis melalui tahap penyaringan kasar dan penyaringan halus.

20
f. Generator Kraftwerk Union PT. Krakatau Daya Listrik

Generator di PT. Krakatau Daya Listrik berjumlah 5 buah. Tiap-tiap


generator mampu menghasilkan listrik sebesar 100 MVA dengan tegangan 10,5 KV
dan arus 5,5 KA, yang dialirkan masuk kedalam switch gear 150 KV melalui suatu
transformator generator. Gas sulfurheksafluorida (SF6) digunakan sebagai

3.1.2 CCPP (Combined Cycle Power Plant) 120 KW


I COOLING
WATER PLTU
GAS
COMPRESSOR HRSG 1 J V U
E F G
A COOLING WATER
H STEAM SUCTION HEADER
G TURBINE
C W ACWP
B GAS D Q BFP
METERING TURBINE 1 G
GAS SKID MCWP

B R X
S T
CONDENSER COOLING WATER
HRSG 2 DISCHARGE HEADER

A HEAT EXCHANGER GTG 1


CEP
O
FROM PGN

G
GAS

GAS BFP
P HEAT EXCHANGER GTG 2
INSTURMENTS AIR

TURBINE 2
SERVICE WATER
ADMIN BUILDING

FIRE FIGHTING
SERVICE AIR

SYSTEM
SYSTEM

HEAT EXCHANGER STG

M L
AIR
COMPRESSOR
SERVICE WATER
TANK N COND. TANK DEMIN TANK
K
POTABLE
TANK
FIRE FIGHTING 250 m3 SERVICE 50 m3 120 m3
18 m3 PUMP COND. DEMIN
POTABLE WATER MAKE UP PUMP
PUMP PUMP PUMP

Gambar 3.2 Skema Proses Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) 120 MW PT. Krakatau
Daya Listrik

CCPP (combined cycle power plant) atau biasa disebut PLTGU


(pembangkit listrik tenaga gas uap) terdiri dari 2 gas turbin + 2 HRSG + 1 steam
turbin dengan power masing-masing 40 MW sehingga total output CCPP adalah
120 MW. Dalam proses awalnya bahan bakar gas diperoleh dari pipeline PGN(A)
dengan pressure 16 bar yang kemudian masuk metering skid(B) CCPP yang terdiri
2 line beroperasi bergantian. Fungsi dari metering skid ini adalah untuk mengontrol
pressure, flow, dan pemakaian gas.
Outlet metering skid kemudian masuk ke gas compressor(C) yang terdiri
dari 2 buah beroperasi bergantian berfungsi untuk menaikan pressure gas menjadi

21
23 bar dengan flow 23 mmscfd, outlet gas compressor masuk ke gas turbine
(GTG)(D) terdiri 2 unit (masing-masing memiliki compressor-combustion
chamber-sudu turbin-generator) untuk dikompresi dan dibakar di ruang bakar /
combustion chamber agar menghasilkan fluida gas buang untuk memutarkan sudu-
sudu gas turbin sampai putaran 5155 rpm, sudu-sudu turbin ini satu poros dengan
generator sehingga akan menghasilkan power output 40 MW. Gas buang hasil
memutarkan turbine tadi akan keluar bypass stack(E) (jika operasi open cycle) dan
akan masuk HRSG(F) (jika operasi combined cycle) kemudian gas buang keluar ke
atmosfer melewati main stack(G) HRSG.
Gas buang dari gas turbin ini memanaskan air yang mengisi pipa-pipa modul
HRSG (economizer(H), evaporator, superheater HP(I) dan LP(J), air pengisi HRSG
ini berasal dari tangki demin WTP(K) (water treatment plant) berupa air demin yang
dipompakan(L) ke condensate tank(M), air demin ini dipompakan lagi oleh pompa
condensate make up(N) yang terdiri dari 2 buah pompa beroperasi bergantian
menuju hotwell(O) (tangki penampung air kondensasi uap). Dari hotwell
dipompakan lagi oleh CEP(P)(condensate extraction pump) yang terdiri dari 2
pompa beroperasi bergantian menuju LP drum HRSG, dari LP drum kemudian
dipompakan lagi oleh BFP(Q) (boiler feed pump) untuk mengisi HP drum output
dari HP drum air sudah berubah menjadi fasa uap kering /atau superheater 72 bar /
520°C yang dialirkan untuk memutarkan sudu-sudu steam turbin (STG)(R). Uap
keluaran sudu steam turbine kemudian masuk ke condenser(S) disini uap diubah
fasa nya menjadi cair dengan bantuan sistem pendingin air laut(T) yang melewati
pipa (tubing) condenser.
Air laut yang dipakai berasal dari proses penyaringan di cooling water
system(U) PLTU existing, dari sana air laut dipompakan masuk ke header suction
cooling water(V) system CCPP, header suction ini ada 6 buah pompa pendingin
air laut yang terdiri dari 4 buah MCWP(W) (main cooling water pump untuk
combined cycle / operasi steam turbin) dan 2 buah ACWP(X) (Auxiliary cooling
water pump untuk open cycle / operasi gas turbin).

22
3.2 Studi HRSG (Heat Recovery Steam Generator)

Gambar 3.3 Unit HRSG PT. Krakatau Daya Listrik

a. Fungsi utama HRSG adalah


Memanaskan air dan mengubahnya menjadi uap superheated bertekanan
dengan memanfaatkan exhaust gas dari gas turbin sebagai sumber panas. Uap
superheated bertekanan tersebut dimanfaatkan untuk memutarkan sudu turbin yang
dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik

23
Proses perubahan air menjadi uap pada HRSG

LP Steam
Superheater
Line
LP

Make Up Economizer Drum Evaporator


Water LP Water LP LP

Boiler Feed Water


Pump

Economizer
HP

Drum Water Evaporator


HP HP

Superheater
HP HP Steam
Line
Gambar 3.4 Skema Proses Perubahan Air Menjadi Uap pada Unit HRSG PT. Krakatau Daya Listrik

24
b. Komponen Utama HRSG

Tabel 3.0.1 Daftar Komponen Utama HRSG


No Gambar Nama Keterangan

1 LP Module LP module terdiri dari :


• Satu bagian
preheater
• Satu bagian
evaporator
• Satu bagian
economizer HP
Satu bagian superheater

2 LP Drum + • Level startup =


Deaerator 255mm
• Deaerator
berfungsi untuk
mengurangi
oksigen yang
terkandung dalam
air dengan system
spray

3 Recirculating Recirculating pump


Pump berada disisi LP modul,
berfungsi untuk
mensirkulasikan air di
area preheater agar
temperatur inlet preheater
terjaga diatas temperatur
kondensasi.

4 Boiler Terdapat 2 buah Boiler


Feedwater Feed Water Pump dalam
Pump 1 unit HRSG. BFWP
berfungsi memompakan
air dari LP drum ke sisi
HP modul (HP
ekonomiser 1)

25
5 HP Module HP modul terdiri dari :
• Satu bagian
economizer
• Satu bagian
evaporator
• Empat bagian
superheater

6 Desuperheate Desuperheater berfungsi


r untuk mengontrol
temperatur HP
superheater sesuai
dengan yang diizinkan
masuk turbin uap (max
552oC)

7 HP Drum –
Level Startup
=550mm

8 Pegging • Pegging sistem


Sistem berfungsi untuk
memberikan
tambahan tekanan
dari HP drum ke
LP drum

26
9 Safety Valve Terdapat 5 buah safety
valve di HRSG, yaitu :
• LP economizer
preheater outlet
(46 barg)
• LP integrated
deaerator (7 barg)
• LP superheater (6
barg)
• HP steam drum
(89 barg)
HP superheater (83 barg)

10 Blowdown Blowdown system


Sistem berfungsi untuk menjaga
level air di HP dan LP
drum serta menjaga
kualitas air di HRSG
Terdiri dari 2 jenis :
Continuous Blowdown
Intermittent Blowdown

27
c. Diverter Damper (Bypass Damper)

GT
HRSG

Gambar 3.5 Unit Bypass Damper di PT. Krakatau Daya Listrik

Salah satu komponen utama Combyne Cycle Power Plant yang berfungsi
untuk mengalirkan exhaust gas / gas buang dari gas turbin menuju atmosfir ( pada
pola operasi simple cycle ) atau menuju Heat Recovery Steam Generator ( pada
pola operasi combyne cycle )

Bypass damper disebut berada pada posisi OPEN apabila bypass damper
ke arah HRSG terbuka ( blade bypass damper tertutup ke arah atmosfer atau posisi
90o ). Kondisi ini terjadi pada pola operasi combyne cycle

Gambar 3.6 Bypass Damper Posisi “Closed To HRSG”

28
Bypass damper disebut berada pada posisi CLOSE apabila bypass damper
ke arah HRSG tertutup (blade bypass damper terbuka ke arah atmosfer atau posisi
0o ). Kondisi ini terjadi pada pola operasi simple cycle

Gambar 3.7 Bypass Damper Posisi “Open To HRSG”

29
3.3 Konservasi HRSG
3.1.1 Proses Konservasi HRSG
Sisi pipa pada boiler yang dilewati uap atau air adalah bahan yang
mudah korosi ketika tidak dioperasikan. Karena adanya oksigen dan berbagai
zat yang bersifat asam atau merusak (seperti zat baru yang dihasilkan CO2). Hal
ini disebut “pit corotion”. Dalam hal ini oksigen penyebab utama kerusakan ini,
akibatnya akan timbul lubang lubang kecil pada pipa-pipa yang ada di boiler
yang akan menyebabkan kegagalan operasi.

3 hal yang membuat korosi terjadi adalah:


1. Logam
2. Oksigen
3. Air

Jika komponen-kompoen pipa pada boiler dilepas dan dibuat tidak


berbahaya, korosi dapat dicegah dalam waktu yang lama, karena jelas baja tidak
bisa dilepas, baik pengangkatan oksigen (konservasi basah dan inert) atau
pengangkatan air (konservasi kering) atau melakukan secara bersamaan.

Tapi masih ada alternatif lain, dengan melapisi permukaan logam


dengan zat kimia yang bisa mencegah korosi. Alternatif ini tidak dijelaskan
secara detail pada manual HRSG unit CCPP 120 MW.

Metode konservasi yang digunakan bergantung pada


- Risiko korosi pada metode
- Persyaratan yang ada (kondisi sekitar, downtime yang
diharapkan)
- Biaya
- Waktu yang dibutuhkan untuk meletakkan sistem,
dibandingkan dengan downtime

30
Walaupun kadang korosi tidak terlihat, selama ada oksigen atau air
korosi akan terus terjadi. Tingkat korosi sangat bergantung pada lingkungan
seperti suhu, konsentrasi oksigen, tingkat PH dan konsetrasi garam di air. Pada
intinya korosi terjadi jika tidak ada penaganan yang tepat

3.3.2 Proses Konservasi Basah (Wet conservation)


Jenis konservasi yang dilakukan untuk merawat HRSG pada unit
CCPP adalah konservasi basah. Konservasi basah dilakukan dengan bertujuan
untuk menghilangkan oksigen yang berada di pipa-pipa boiler di HRSG. Dengan
cara memasukan air daerasi. Air daerasi yang mempunyai PH diatas 10 membuat
air daerasi tidak menyebabkan karat. Karena sulit untuk mengisi boiler dengan
100 liter air (tergantung dengan perubahan suhu dan kemungkinan kebocoran
saat dialakukan pengetesan

Menghilangkan oksigen di dalam boiler bisa dimulai saat beroperasi


atau saat dibutuhkan. Biasanya dimulai dari kebocoran pompa dan yang lainnya.
Atau saat beroperasi saat tekanan vakum. Kareana kemungkinan kebocoran
oksigen masih ada, waktu konservasi juga terbatas.

Konservasi basah bisa diperpanjang jika zat penghilang oksigen


ditambahkan. Pihak terkait merekomendasikan untuk melakukan konsevasi
jangka panjang. Penambahan zat penghilang oksigen diperlukan agar bagian
pada boiler bisa bersirkulasi tanpa dihubungkan dengan peralatan lain (contoh:
evaporator) perbedaan sirkulasi dapat meningkatkan konsetrasi oksigen. Oleh
karena itu perpipaan eksternal sementara tidak bisa digunakan.

31
3.3.3 Konservasi Inert
Tujuan dari inert conservation adalah pengeluaran oksigen. Inert
conservation dapat diaplikasikan dalam 3 situasi:
• Pada area yang tidak bisa dilakukan wet conservation, seperti pada sistem
superheater
• Mati dalam keadaan yang lama, dimana risiko kerusakan akibat kebocoran
oksigen meningkat
• Jika terjadi pembekuan, dalam hal ini, perhatian ekstra harus diberikan
untuk benar-benar menguras komponen boiler dan perpipaan yang lengkap.

Bagian dari boiler yang dikonservasi di bawah “selimut” nitrogen. "Selimut" ini
berarti bahwa keseluruhan volume diisi dengan gas Nitrogen (dengan sedikit
tekanan berlebih). Perhatikan untuk memastikan bahwa semua udara
dikeluarkan dari sistem ( yang merupakan fungsi laju alir dan volume).

3.3.4 Konservasi Kering (Dry Conservation)


Tujuan dari konservasi kering adalah untuk mengeluarkan air.
Ketika boiler sudah benar–benar terbilas, sedikit air bisa tetap di dalam.
Memasukan udara ke dalam sistem dapat meningkatkan kemungkinan kerusakan
korosi. Oleh karena itu, udara kering digunakan untuk menguapkan air. Tingkat
penguapan tergantung pada kontak area air/udara dan suhu. Pengeringan dari
semua kolam air yang tersisa di boiler bisa memakan waktu yang cukup lama.

Manfaat konservasi kering dari penggunaan panas sisa boiler untuk


menghilangkan (menguapkan) semua air dan oleh karena itu lebih sesuai untuk
konservasi setelah terkendali.

Konservasi kering dapat diterapkan:


- Dalam kondisi beku
- Bila ada bagian dari sistem yang perlu diperbaiki
- untuk periode konservasi lebih dari 1 tahun

Dalam kasus terakhir, konservasi kering bisa menjadi pilihan yang


lebih ekonomis dibandingkan dengan konservasi inert.

32
Sirkulasi pada boiler non-operasi:
Dalam beberapa prosedur, diperlukan sirkulasi air untuk
mendapatkan pencampuran bahan kimia tambahan dengan lebih baik. Sirkulasi
ini bisa dicapai dengan metode berikut:
• Gunakan pompa eksternal (kapasitas rendah), misalnya
untuk mengedarkan bagian economizer dan superheater.

Untuk evaporator metode berikut juga bisa digunakan.


- Menambahkan Nitrogen dalam kemasan pada koneksi dibagian
bawah downcomer. Ini menciptakan aliran terbalik pada
evaporator.
- Menambahkan uap bertekanan rendah (<3 bar (g), jenuh) ke
downcomers. Ini menciptakan aliran terbalik dalam evaporator
dan juga menghangatkan air ketel, yang bermanfaat dalam
mengaktifkan pengumpulan oksigen.

33
3.3.5 Prosedur Konsevasi

Gambar 3.8 Bagan Prosedur Konservasi Unit HRSG PT. Krakatau Daya Listrik

34
Sama halnya dengan prosedur perawatan seperti biasanya.
Digunakan metode pertanyaan. Tahap konservasi akan dilaksanakan jika
pertanyaan pertanyaan yang dilakukan sudah terjawab.

a. Konservasi Jangka pendek (<75 Jam)


Prosedur konservasi ini di aplikasikan untuk pemakaian jangka
pendek jika pemakaian kurang dari 75 jam. Tidak perlu pengukuran khusus
yang diperlukan jika hanya dimatikan sebentar
Konservasi kering lebih direkomendasikan jika konservasi basah
yang dilakukan beresiko mengalami kebekuan di bagian yang basah.
Prosedur
Prosedur konservasi boiler
1. Hentikan Boiler sesuai manual O & M Boiler
2. Tutup semua saluran pembuagan dan katup drum pembuangan.
3. Pastikan juga level drum sesuai atau diatas start level (dengan
menggunakan feed water pump dan deaerated boiler feed water).
Sampai boiler lebih dingin. Suhu dan tekanan pada sistem akan
menurun sesuai dengan panas yang hilang di boiler
4. Saat tekanan jatuh hingga di angka antara 0,5 dan 1 bar. Beri
Nitrogen dengan tekanan pada steam drum dan superheater, dengan
menggunakan penghubung nitrogen pada steam drum
5. Tutup gauge level pada steam drum

Persiapan yang harus dilakukan sebelum dinyalakan


1. Sebelum Boiler memulai beroperasi, buka saluran Pembuangan di
Superheater dan jalur uap untuk mengalirkan air kondensat yang
terbentuk selama masa shutdown dan Konservasi
2. Tutup sambungan saluran nitrogen sebelum pemeriksaan visual
sebelum HRSG di operasikan
3. Buka gauge level pada steam drum

35
b. Konservasi Jangka Menegah Tanpa Menaikan pH ( 72 jam
dalam 3 minggu)
Prosedur konservasi ini berlaku untuk jangka waktu yang lebih lama
hingga 3 minggu, bila memiliki pH (seperti yang ditentukan dalam Prosedur
Kimia Air)
Perhatian: Konservasi kering lebih direkomendasikan jika konservasi basah
yang dilakukan beresiko mengalami kebekuan di bagian yang basah
Prosedur.
Prosedur konservasi boiler
1. Ikuti prosedur konservasi boiler untuk konservasi jangka pendek
2. Setelah menutup pengukur tingkat pada drum uap, kondensat dalam
bundel superheater dan semua saluran uap harus dikeringkan

Persiapan sebelum startup


1. Sebelum boiler dioperasikan, saluran air terbuka di bundel
superheater dan saluran uap (sekali lagi) mengeringkan kondensat
yang terbentuk selama periode konservasi.
2. Tutup koneksi nitrogen selama pemeriksaan visual sebelum
memulai HRSG.
3. Buka gauge level pada steam drum

c. Konservasi Jangka Menegah dengan Menaikan pH ( 72 Jam


dalam 6 Minggu)
Prosedur konservasi ini berlaku untuk jangka waktu yang lebih lama
sampai 6 minggu, pH dinaikkan (sampai nilai yang ditentukan dalam
Prosedur Kimia Air; 22030-790-21) dengan menambahkan bahan kimia
(amoniak) sebelum konservasi dimulai atau selama penghentian.
Perhatian: Konservasi kering lebih direkomendasikan jika konservasi basah
yang dilakukan beresiko mengalami kebekuan di bagian yang basah

36
Prosedur.
Prosedur konservasi boiler
1. Sebelum atau selama shutdown: beri Amonia (NH3) ke air umpan
boiler sehingga pH naik 10-10,5. Amoniak dapat dilarutkan dengan
menggunakan sistem pelarutan Amoniak yang ada. Mungkin
diperlukan peningkatan kapasitas dosing pump secara manual
sampai maksimal.
2. Matikan boiler sesuai prosedur standar di O & M manual (22030-
790-01).
3. Tutup semua saluran pembuangan dan katup keluaran pada drum.
4. Jaga level drum pada atau di atas start level (dengan menggunakan
pompa air umpan dan air umpan boiler deaerated) sampai boiler
didinginkan (kira-kira 100 ° C (= 212 0F ». Suhu dan tekanan pada
sistem akan sedikit demi sedikit berkurang karena hilangnya panas
dari boiler.
5. Bila tekanan turun antara angka 0,5 dan 1 bar (g), beri dengan
Nitrogen menggunakan tekanan pada steam drum dan superheater.
Jika boiler sudah mendingin sebelum Nitrogen diperkenalkan,
Bersihkan Drum dan sistem pada superheater dengan 3-4 kali lipat
volume sistem yang berlaku pada laju alir minimal 1 kali volume
sistem per jam. Selalu menjaga ketel kurang dari 0,2 bar (g) tekanan
berlebih, sampai start up.
6. Buka saluran pembuangan superheater untuk mengalirkan air
kondensat ke pembuangan
7. Bila boiler berada pada suhu kamar selama 2 sampai 3 hari, periksa
level drum dan isi ulang sampai start level bila perlu.
8. Setelah pengeringan, langsung tutup katupnya.
9. Penunjuk level dekat pada drum uap setelah boiler didinginkan.
10. Periksa nilai pH setiap minggunya. Jika pH <9 kontak pihak NEM

37
Persiapan sebelum startup
1. Sebelum boiler dioperasikan, buka saluran pembuangan di bundel
superheater dan saluran uap untuk mengeringkan kondensat yang
terbentuk selama konservasi dilakukan.
2. Tutup koneksi Nitrogen selama inspeksi visual sebelum HRSG
dioperasikan.
3. Buka gauge level pada steam drum

Agen alkali alternatif


Sebagai alternatif Amoniakk, bahan kimia alkalisasi padat (seperti
trisodium fosfat (Na3P04) atau Sodium hydroxide (NaOH) hanya dapat
digunakan untuk evaporator system LP, IP dan HP. Sistem superheater
tidak cocok dengan zat alkali padat. sulit untuk mencapai pH yang benar
dalam economizers dengan menggunakan alkalisasi padat. Dalam beberapa
kasus alkaliat padat telah digunakan untuk konservasi, penuhi ketel
pembuangan boiler dengan Nitrogen (untuk menyingkirkan oksigen dari
udara), kemudian campur dengan deaerated boiler feed water. Lebih
disarankan melakukan hal tadi 2 kali.

d. Konservasi Jangka Panjang


Prosedur konservasi ini berlaku saat keadaan mati:
- Lebih dari 6 minggu dengan pH meningkat (10-10,5)
- Lebih dari 3 minggu jika tidak ada penambahan bahan kimia
yang dilakukan sebelum atau selama shutdown
- Di bawah kondisi beku
Harus ditunjukkan bahwa mengeluarkan semua air dari ketel sulit
dilakukan, dan cara lain untuk mencegah pembekuan (seperti misalnya
membuat instalasi tetap hangat dengan uap eksternal, udara panas,
penelusuran dan sebagainya) memiliki preferensi NEM.
Dua prosedur konservasi boiler dijelaskan untuk konservasi jangka
panjang: konservasi inert dan konservasi kering. Setiap prosedur memiliki

38
kelebihan dan kekurangan. NEM lebih memilih konservasi inert karena
tidak mengenalkan Oksigen ke bagian yang basah.
Prosedur ditulis untuk boiler operasi yang akan dimatikan. Untuk
boiler yang di luar operasi, namun butuh kering bisa mengikuti prosedur
yang sama. Dalam kasus kedua (boiler yang tidak beroperasi), proses
pengeringan dengan konservasi kering akan memakan waktu lebih lama
daripada untuk kasus pertama (boiler operasi yang akan dimatikan).
Perhatikan fakta bahwa meskipun udara yang meninggalkan ketel
mungkin kering, mungkin ada endapan di dalamnya yang menahan air dan
akan terus menimbulkan korosi dengan adanya oksigen.

Prosedur konservasi inert boiler


1. Ambil boiler dari operasi sesuai prosedur standar pada manual O &
M (22030-790-01). Setelah katup uap utama ditutup, menambahkan
air umpan tidak lagi diperlukan.
2. Bila tekanan turun antara angka 0,5 dan 1 bar (g), beri dengan
Nitrogen menggunakan tekanan pada steam drum dan superheater.
Jika boiler sudah mendingin sebelum Nitrogen diperkenalkan,
Bersihkan Drum dan sistem pada superheater dengan 3-4 kali lipat
volume sistem yang berlaku pada laju alir minimal 1 kali volume
sistem per jam. Selalu menjaga ketel kurang dari 0,2 bar (g) tekanan
berlebih, sampai start up.
3. Tiriskan boiler dengan lengkap di bawah Nitrogen, yang
menggantikan air. Selalu menjaga ketel di bawah tekanan 0,2 bar (g)
overpressure, sampai start up.
4. Demi keselamatan Anda sendiri, periksa apakah ventilasi diarahkan
ke lokasi luar yang aman atau sistem blow down. Bila perlu, ini bisa
dilakukan dengan menggunakan selang fleksibel dan transparan.
5. Menutup pengukur level pada drum uap.

39
6. Bersihkan boiler secara sistematik dengan Nitrogen setiap 4 sampai
6 minggu (2 sampai 3 kali volume sistem). Arus aliran minimal 1
kali volume sistem per jam.

Prosedur konservasi kering ketel


1. Ambil boiler dari operasi sesuai prosedur standar manual O & M
(22030-790-01) dan jaga agar suplai nitrogen tetap tertutup. Setelah
katup uap utama ditutup, menambahkan Feed Water tidak lagi
diperlukan.
2. Bila tekanan boiler telah turun di bawah sekitar 10 bar (a), saluran
air terbuka terhubung ke tangki blow down; Dengan cara ini panas
laten dari boiler digunakan untuk pengeringan.
3. Buka saluran air yang terhubung ke saluran pembuangan saat suhu
air boiler berada pada tingkat yang dapat diterima untuk saluran
pembuangan. Suhu boiler minimum yang direkomendasikan adalah
60 ° C (= 140 ° F), jika menggunakan panas laten untuk penguapan
air.
4. Bila tekanan mencapai tekanan ambien sebelum ketel kosong, buka
ventilasi dan biarkan terbuka sampai air mengalir dari saluran
pembuangan berhenti.
5. Buka sambungan rangkaian pengeringan yang sesuai pada saluran
Feed Water dan saluran uap utama (misalnya sambungan pembersih
kimia) dan tutup semua ventilasi dan saluran pembuangan.
6. Secara sistemik keringkan semua permukaan dalam sepenuhnya,
sebaiknya dengan menggunakan pengering udara yang memasok
udara dengan kelembaban udara relatif kurang dari 30% (pada suhu
sekitar lokasi). Pedoman untuk aliran udara yang dibutuhkan
minimal 1 kali volume sistem per jam.
7. Kurangi kelembaban relatif udara yang keluar dari boiler sampai di
bawah 30% (pada suhu sekitar lokasi), diukur dengan hygrometer di
outlet udara. Pastikan semua bagian ketel telah dikeringkan.

40
8. Biarkan sirkulasi berjalan dan suhu kelembaban dibawah 30% saat
boiler mati.
9. Saat boiler telah didinginkan, buka Manholes dan lakukan
pemeriksaan lumpur kiri.
10. Lepaskan puing kotoran atau lumpur dari drum.
11. Sambungkan kembali dan restart rangkaian pengeringan dan
teruskan udara yang mengalir di dalamnya dengan kelembaban
relatif kurang dari 30%.

Persiapan sebelum startup


Ikuti prosedur di manual O & M (22030-790-01) untuk pengisian
awal boiler, perhatikan bahwa Nitrogen dari ventilasi dialihkan ke tempat
yang aman.

3.4 Proses Konservasi Basah HRSG di Unit CCPP 120 MW


3.4.1 Pertimbangan dan Perhitungan Konservasi Basah dan Kering
Konservasi unit HRSG di PT. Krakatau Daya Listrik menggunakan
cara konservasi basah dibanding konservasi kering. Karena konservasi basah
memungkinkan untuk dilakukan. Keadaan pipa pada boiler yang memiliki
potensi bocor yang lebih tinggi, sangat tidak cocok menggunakan gas nitrogen
(Konservasi Kering). Karena gas nitrogen akan cepat habis disebabkan
kebocoran valve pada sistem pemipaan pada boiler yang masih belum diketahui
keberadaanya. Konservasi kering lebih praktis dan murah untuk dilakukan, tapi
valve yang mengalami volume bocor yang tinggi membuat banyak nitorgen yang
terbuang sia-sia dan karena itu perbaikan valve yang mengeluarkan biaya yang
lebih mahal akan menjadi masalah utama pada konservasi kering.

Karena konservasi kering yang tidak memungkinkan untuk


dilakukan maka konservasi basah lebih direkomendasikan karena walapun
biaya yang dikeluarkan cukup besar dan proses yang dilakukan lebih panjang,
tapi konservasi ini lebih siap untuk diaplikasikan saat ini karena deteksi potensi
bocor dapat diketahui secara visual dan mudah untuk di isi ulang karena instalasi

41
sudah tersedia. Salah satunya media konservasi berupa air demin dengan pH 10
yang diinjeksi dengan bahan kimia amoniak membuat konservasi ini lebih
efisien untuk dilakukan.

Perhitungan biaya konservasi basah dan kering

Tabel 3.2 Perhitungan Biaya Konservasi Basah HRSG

Harga (Rp/liter)
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity Biaya (Rp)
& (Rp/kwh)
kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 146,4 187 27.376.800

kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) - - 100 7.400 740.000

Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 10 5,5 55 1.100 60.500
pompa demin make up (15 kwh) 10 15 150 1.100 165.000
pompa demin transfer (5.5 kwh) 6 5,5 33 1.100 36.300
pompa BFP (355 kwh) 2 355 710 1.100 781.000
pompa dosing amoniak (1 kwh) 10 1 10 1.100 11.000
pompa agitator (1 kwh) 0,5 1 0,5 1.100 550
pompa CEP (200 kwh) 4 200 800 1.100 880.000
Total pemakaian listrik 1.934.350

TOTAL BIAYA 30.051.150

Tabel 3.3 Perhitungan Biaya Konservasi Kering HRSG

KONSERVASI KERING (DRY) referensi divisi logistik


KEBUT KEBUTUHA KEBUTUHA HARGA Jumlah TOTAL
UHAN N PER N PER PER HRSG BIAYA
PER HRSG HRSG TABUN
HRSG (tabung) (tabung) G
(m3) perhitunga aktual
n
Nitrogen tabung 6
m3 73,8 12,3 13 175.000 2 4.550.00
0

42
3.4.2 Proses Konservasi
3.4.2.1 Konservasi Basah HRSG di PT. Krakatau Daya Listrik

Pada awalnya proses konservasi basah unit HRSG


menggunakan air dengan pH 10-10,5 dari condensate tank yang
dipompakan oleh condensate make up pump dan CEP (Condensate
Extraction Pump). Pengisian LP drum menggunakan CEP (Condensate
Extraction Pump) 200kW selama 2 jam dan condensate make up pump 5
jam. Unit HRSG 1 dan HRSG 2 diisi oleh air dengan PH 10-10,5 kemudian
dibiarkan selama 6 Minggu. Untuk pengecekan level air dilakukan setiap
hari dan pengecekan PH dilakukan setiap minggu. Jika sudah mencapai
batas waktu 6 minggu air tersebut harus diganti. Jika melebihi waktu
tersebut beresiko terjadinya korosi pada pipa – pipa HRSG.

Gambar 3.9 Instalasi Konservasi Basah Unit HRSG Awal (SOP 1)

Pada bulan Januari 2017 gugus kendali mutu demin dari


divisi operasi PT. Krakatau Daya Listrik membuat inovasi untuk
mengubah jalur pengisian LP drum HRSG. Hal ini dilakukan karena pada
saat itu sedang ada perbaikan steam turbine sehingga tidak dapat

43
menggunakan CEP (Condensate Extraction Pump). Selain itu, inovasi ini
juga berpotensi penghematan energi listrik dan biaya karena tidak
menggunakan CEP (Condensate Extraction Pump) 200 kW. Jalur baru
menggunakan instalasi nitrogen system yang dimodifikasi. Proses instalasi
pipa dan vlave pada jalur nitrogen memakan estimasi biaya sebesar Rp
2.100.000,-. Dengan begitu dapat menghemat sekitar Rp 365.125,- untuk
setiap proses konservasi.

Gambar 3.10 Inovasi Instalasi Konservasi Basah Unit HRSG (SOP 2)

44
3.4.2.2 Jadwal dan Pelaksanaan Konservasi HRSG

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksaan Konservasi Basah Unit HRSG

TANGGAL
PERIODE HRSG BATAS KETERANGAN
DRAIN REFILL DURASI DELAY
HRSG 1 22-Agu-16 23-Agu-16 04-Okt-16
1
HRSG 2 04-Agu-16 18-Agu-16 29-Sep-16
HRSG 1 10-Okt-16 13-Okt-16 24-Nov-16 -6
2
HRSG 2 04-Okt-16 05-Okt-16 16-Nov-16 -5
HRSG 1 01-Des-16 03-Des-16 14-Jan-17 -7
3
HRSG 2 17-Nov-16 18-Nov-16 30-Des-16 -1
HRSG 1 27-Jan-17 - - -13 tertunda karena
condenser STG
4 repair &
HRSG 2 28-Jan-17 03-Feb-17 17-Mar-17 -29 kebocoran HRSG 1
HRSG 1 - -
5
HRSG 2 20-Mar-17 20-Mar-17 02-Mei-17 -3
HRSG 1 23-Jun-17 23-Jun-17 05-Sep-17
6
HRSG 2 24-Jun-17 24-Jun-17 06-Sep-17 -53
HRSG 1 07-Jul-17 07-Jul-17 12-Sep-17 60
7
HRSG 2 08-Jul-17 08-Jul-17 13-Sep-17 60
HRSG 1 14-Nov-17 14-Nov-17 26-Des-17 -63 Bulan okt warm
8 up HRSG
HRSG 2 03-Nov-17 03-Nov-17 15-Des-17 -51
HRSG 1 15-Des-17 15-Des-17 26-Jan-18 11
9
HRSG 2 14-Des-17 14-Des-17 26-Jan-18 1
HRSG 1 26-Jan-18 26-Jan-17 09-Mar-18 0
10 ada pekerjaan
pasang valve di
HRSG 2 28-Jan-18 30-Jan-17 12-Mar-18 -2 header
HRSG 1 13-Mar-18 14-Mar-18 24-Apr-18 -4
11
HRSG 2 13-Mar-18 14-Mar-18 24-Apr-18 -1

3.4.2.3 Laporan Kerja Lapangan


Pada tanggal 13 dan 14 Maret 2018 dilakukan konservasi
HRSG periode ke-11. Tahapan awal yaitu melakukan drain HRSG,
kemudian melakukan injeksi bahan kimia amonia ke kondensat make up
tank, serta pengisian LP Drum dan HP Drum HRSG. Konservasi
dilakukan secara bersamaan antara HRSG 1 dan HRSG 2. Setelah
dilakukan konservasi, setiap seminggu sekali dilakukan monitoring untuk

45
mengetahui kualitas kadar air pada HRSG utuk melihat kadar PH,
konduktivitas larutan dan senyawa besi yang ada serta level drum. Berikut
adalah pemaparan data dan perbandingan antara konservasi HRSG periode
ke-11 pada tanggal 13 dan 14 Maret 2018 dengan standar yang sudah
ditentukan.
Tabel 3.5 Pemaparan Data Konservasi HRSG Periode Ke-11 Pada Tanggal 13 dan 14 Maret 2018

Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)

kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 146,4 187 27.376.800

kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 30 - - 7.400 222.000


Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 15 5,5 82,5 1.100 90.750
pompa demin make up (15 kwh) 2 15 30 1.100 33.000
pompa demin transfer (5.5 kwh) 0 5,5 0 1.100 -
pompa BFP (355 kwh) 2 355 710 1.100 781.000
pompa dosing amoniak (1 kwh) 10 1 10,0 1.100 11.000
pompa agitator (1 kwh) 1 1 1 1.100 1.100
pompa CEP (200 kwh) 3 200 600 1.100 660.000
Total pemakaian listrik 1433,5 1.576.850

TOTAL BIAYA 29.175.650

Tabel 3.6 Perbandingan Antara Konservasi HRSG Periode Ke-11 Pada Tanggal 13 dan 14 Maret
2018 Dengan Standar Yang Sudah Ditentukan.

Aktual Standar
Pemakaian listrik Status
Durasi (jam) Durasi (jam)
pompa condensate make up (5.5 kwh) 15 10 LEBIH
pompa demin make up (15 kwh) 2 10 KURANG
pompa demin transfer (5.5 kwh) 0 6 KURANG
pompa BFP (355 kwh) 2 2 LEBIH
pompa dosing amoniak (1 kwh) 10 10 LEBIH
pompa agitator (1 kwh) 1 0,5 LEBIH

pompa CEP (200 kwh) 3 4 LEBIH

Total pemakaian listrik 33 42,5

46
Dari data diatas terdapat perbedaan antara konservasi HRSG
periode ke-11 pada tanggal 13 dan 14 Maret 2018 dengan standar yang
sudah ditentukan. Perbedaan penggunaan durasi pompa terjadi karena
pada konservasi periode 11 dilakukan secara bersamaan antara HRSG 1
dan HRSG 2. Akibatnya durasi penggunaan pompa mejadi lebih cepat dari
standar. Pada pompa condensate make up durasi penggunaan lebih lama
akibat dilakukannya sirkulasi condensate tank pada tanggal 13 Maret
2018. Penggunaan pompa demin make up tidak lebih lama dari standarnya
karena diduga level condensate tank masih tinggi. Pada konservasi kali ini
pompa demin transfer tidak digunakan pada konservasi kali ini. Terjadi
penambahan amonia sehingga durasi penggunaan pompa agitator lebih
lama. Penggunaan CEP lebih cepat dari standarnya karena padaa saat
pengisian valve dibuka sebesar 10.2 % pada LP Drum HRSG 1 dan sebesar
5.1 % pada LP Drum HRSG 2. Bisa dikatakan proses konservasi dengan
prosedur bersamaan ini dapat menghemat waktu dan penggunaan energi.
Dengan catatan kondisi kedua HRSG dalam keadaan siap untuk konservasi
secara bersamaan.

Tabel 3.7 Data Hasil Konservasi HRSG di PT. Krakatau Daya Listrik
SOP Biaya Amonia Dosing Pump Kebutuhan Energi DELAY
Tanggal Refil Konservasi Biaya kebutuhan energi listrtik
(1 / 2) (Rp) (liter) (Jam) (kWh) (Hari)
23-Agu-16 1 Rp 15.711.675 18 18 1718,25 Rp 1.890.075
18-Agu-16 1 Rp 16.144.825 6 6 2192,75 Rp 2.412.025
13-Okt-16 1 Rp 15.384.125 8 8 1487,75 Rp 1.636.525 -6
05-Okt-16 1 Rp 14.938.575 10 10 1069,25 Rp 1.176.175 -5
18-Nov-16 1 Rp 16.934.325 18 18 2829,75 Rp 3.112.725 -1
03-Feb-17 2 Rp 14.305.425 14 14 466,75 Rp 513.425 -29
20-Mar-17 2 Rp 14.717.450 0 0 935,5 Rp 1.029.050 -3
23-Jun-17 1 Rp 15.806.125 90 41 1319,75 Rp 1.451.725 -53
24-Jun-17 2 Rp 14.831.625 42 42 756,75 Rp 832.425 60
07-Jul-17 1 Rp 14.523.025 11 11 684,75 Rp 753.225 60
08-Jul-17 1 Rp 14.177.275 25 6 876,25 Rp 963.875 -63
14-Nov-17 1 Rp 15.523.250 20 10 1533,5 Rp 1.686.850 -51
03-Nov-17 1 Rp 14.943.920 25 10 973,2 Rp 1.070.520 11
15-Des-17 1 Rp 15.044.675 45 23 930,25 Rp 1.023.275 0
26-Jan-17 1 Rp 15.319.750 20 6 1348,5 Rp 1.483.350 -4
14-Mar-18 1 Rp 29.615.650 30 10 1433,5 Rp 1.576.850 -1

Data diatas merupakan penggabungan data aktual yang


dipilih untuk dianalisa pada laporan ini. Pemilihan data ini untuk
mengetahui kefektifan konservasi yang pernah dilakukan dari nilai
parameter delay konservasi, SOP yang dilakukan pada pengisian drum,

47
dan kebutuhan energi pemakaian bahan kimia. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh nilai parameter terhadap kefektifan
konservasi yang dilakukan terhadap nilai yang seharusnya.

Grafik Kebutuhan Energi dan Biaya Energi yang


Dikeluarkan
Rp3.500.000 3000

Kebutuhan Energi Listrik (kWh)


Biaya Kebutuhan Listrik

Rp3.000.000 2500
Rp2.500.000
2000
Rp2.000.000
1500
Rp1.500.000
1000
Rp1.000.000
Rp500.000 500
1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
Rp- 0

Tanggal

Dari Grafik diatas dapat diketahui bahwa besarnya biaya


kebutuhan listrik tergantung dari besarnya penggunaan energi listrik tiap
kWh yang digunakan. Energi listrik yang dibutuhkan dapat dihitung
dengan perkalian antaran besarnya daya pompa (kW) dengan waktu
operasi pompa (jam). Pemakaian kebutuhan listrik meliputi pompa
condesate make up, pompa demin make up, pompa demin transfer, BFP
(Boiler Feed Pump), pompa dossing amonia, pompa agitator, dan pompa
CEP (Condensate Extraction Pump).

Setiap konservasi yang dilakukan penggunaan energi


listriknya selalu berbeda. Penggunaan energi listrik paling tinggi terjadi
pada tanggal 18 November 2016. Hal ini terjadi karena terjadi masalah
pada valve discharge di BFP sehingga membuat durasi penguunaan pompa
menjadi lebih lama. Pada saat perbaikan pompa dibiarkan menyala
(sirkulasi) agar tidak memerlukan waktu yang lama saat starting.
Akibatnya biaya yang dikeluarkan untuk konservasi juga meningkat.

48
Sedangkan pada tanggal 3 Februari dan 24 Juni 2017
merupakan konservasi yang menggunakan energi paling sedikit. Pada
konservasi ini menggunakan jalur instalasi gas nitrogen (SOP 2),
dikarenakan sistem kondenser sedang dalam perbaikan. Pengisian
dilakukan oleh pompa condensate make up, tidak melalui CEP
(Condensate Extraction Pump). Pengisian dengan jalur nitrogen
memerluka waktu yang cukup lama. Namun, dapat menghemat
penggunaan energi lisrik dan biaya energi listrik.

Kondisi awal HRSG dan perlatan pendukung juga


berpengaruh pada nilai konsumsi energi listrik. Gangguan yang mungkin
terjadi pada saat konservasi yaitu kegagalan operasi dan kebocoran.
Meskipun telah dilakukan perawatan secara rutin pada peralatan
pedukung, motor pompa dan motor penggerak valve tetap mungkin terjadi
gangguan.

Pada saat proses perbaikan, umumnya pompa dibiarkan


beroperasi untuk bersirkulasi. Dengan tujuan agar tidak membutuhkan
waktu yang lama pada saat proses starting kembali. Gangguan seperti
kebocoran dapat mengurangi level air. Apabila level air dibawah standar
(<250 mm) maka perlu dilakukan penambahan. Proses penambahan ini
memerlukan energi listrik tambahan untuk mengoperasikan pompa. Untuk
itu, pengecekan kesiapan HRSG sebelum dilakukan konservasi sangat
diperlukan untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.

49
Grafik kebutuhan Bahan Amonia dan lama Pompa
Digunakan
100 100

Dosing Pump (jam)


80 80
Amonia (L)

60 60
40 40
20 20
0 0

Axis Title

Amonia Dosing Pump

Grafik diatas menunjukan durasi kinerja dossing pump


amonia terhadap banyaknya amonia yang digunakan. Setiap konservasi
yang dilakukan, kerja pompa dossing pump amonia selalu bekerja sesuai
keadaan pH air demin di condensat tank, hotwell, LP drum dan HP drum.
Kebutuhan amoniak yang sangat tinggi membuat dossing pump bekerja
lebih lama karena tidak ada standar injeksi amonia, Kebutuhan amonia
menjadi tidak menentu dan membuat kerja dossing pump amonia menjadi
situasional menurut hasil pH air demin yang akan digunakan untuk
konservasi. Dalam beberapa kasus loading tidak selalu menggunakan -
dossing pump melaikan menuangkan lansung pada condensate tank. Cara
ini mungkin lebih cepat namun tidak sesuai standar dan cenderung
membahayakan.
Tabel 3.8 Parameter Standar Konservasi HRSG

Parameter Standar
Ph 10-10,5
Conductivity 20-50 (uS/cm)
Fe <200 (ppbb)
Level LP Drum & HP Drum >250mm

Keterlambatan waktu untuk melakukan konservasi sering


terjadi karena beberapa faktor diantaranya kesiapan operator, kesiapan

50
pompa yang akan digunakan serta kondisi dilapangan. Keterlambatan
dalam melakukan konservasi ini dapat megakibatkannya turunnya nilai pH
dan konduktivitas pada air daerasi yang akan meningkatkan resiko
terjadinya korosi pada HRSG. Untuk menghindari hal tesebut terajadi
maka dilakukan monitoring konservasi HRSG yang dilakukan per-pekan
untuk mengamati nilai pH, conductivity (Us/CM), Fe (ppbb), serta level
(mm) yang beracuan pada standar yang telah ditentukan.

3.4.2.4 Kendala Kerja dan Solusi


 Water hammering
Saat menyalakan pompa perlu dilakukan proses priming. Priming
merupakan proses pembukaan valve secara perlahan untuk menjaga
perbedaan tekanan pada air dengan tekanan yang ada di pipa.Tujuannya
agar pipa-pipa penghubung tidak terjadi water hammering. Water
hammering adalah air bertekanan tinggi yang menabrak dinding-dinding
pipa karena perbedaan tekanan yang tinggi . Water hammering secara terus
menerus dapat mengakibatkan kerusakan (pecah) Tapi yang terjadi
dilapangan water hammer pasti terjadi karena perbedaan tekanan masih ada
walau sudah dilakukan priming pada pipa pipa penghubung.

 Injeksi bahan kimia amonia


Kandungan pH air yang digunakan saat konservasi harus sesuai
standar (10 – 10,5). Apabila pH kurang dari standar (10 – 10,5) maka perlu
ditingkatkan kembali dengan cara injeksi amoniak. Banyaknya injeksi
amoniak tergantung dari kadar pH air demin sebelumnya. Banyak kasus
pada saat loading amoniak dilakukan secara bertahap. Sering kali sesudah
diinjeksi kadar pH masih dibawah standar. Hal ini bisa terjadi karena tidak
dilakukannya perhitungan terhadap jumlah amoniak yang akan diinjeksi
sebelumnya. Jumlah amoniak yang akan diinjeksi tergantung dari level

51
ketinggian dan kada pH-nya. Dengan mengetahui jumlah amoniak yang
akan diinjeksi kita dapat menghemat penggunaan bahan kimia

 Valve Discharge BFP tidak terbuka

Pada tanggal 18 November 2016 terjadi gangguan pada motor


penggerak valve di discharge BFP. Akibatnya valve tidak dapat terbuka
sehingga tidak dapat mengisi HP drum. Akibat gangguan ini perlu
dilakukannya perbaikan pada motor penggerak valve. Perbaikan ini akan
membuat proses konservasi menjadi lebih lama. Selain itu konsumsi energi
akan bertambah juga karena pompa BFP dibiarkan beroperasi (sirkulasi).
Karena itu perlu tindakan pencegahan (preventive Maintenance) agar
kesalahan seperti itu tidak terjadi lagi setiap motor valve yang ada di sistem
HRSG. Seperti melakukan inspeksi perawatan rutin setiap motor yang
intensitas penggunannya rutin dilakukan.

52
BAB 4
KESIMPULAN

Setelah kami melakukan praktik kerja industri di PT. Krakatau Daya Listrik,
Proses yang terjadi pada pembangkit listrik, merupakan proses yang sangat
kompleks. Secara proses terdapat banyak komponen dan sistem untuk
membangkitkan listrik. Berikut adalah beberapa kesimpulan yang kami dapat saat
melakukan praktik kerja lapagan disini:

1. PT Krakatau Daya Listrik mempunyai PLTU dan CCPP (Combined Cycle


Power Plant) sebagai pembangkit listrik.
2. Untuk saat ini PT Krakatau Daya Listrik tidak mengoperasikan PLTU karena
menggunakan bahan bakar residu dan gas yang tidak efisien jika dioperasikan
kembali, sehingga semua beban diambil alih oleh CCPP yang baru dengan suplai
tambahan dari PLN.
3. CCPP (Combined Cycle Power Plant) atau biasa disebut PLTGU (pembangkit
listrik tenaga gas uap) terdiri dari 2 gas turbin + 2 HRSG + 1 steam turbin
generator dengan power masing-masing 40 MW sehingga total output CCPP
adalah 120 MW. Untuk saat ini unit CCPP belum dioperasikan karena steam
turbin generator mengalami kerusakan.
4. Fungsi HRSG adalah memanaskan air dan mengubahnya menjadi uap
superheated bertekanan dengan memanfaatkan exhaust gas dari gas turbin
sebagai sumber panas. Uap superheated bertekanan tersebut dimanfaatkan untuk
memutarkan sudu turbin yang dihubungkan dengan generator untuk
menghasilkan listrik.
5. Untuk menjaga dan merawat unit yang tidak beroperasi dari kerusakan,
dilakukan upaya-upaya diantaranya konservasi HRSG dan commissioning
beberapa peralatan. Konservasi yang dilakukan yaitu konservasi basah dan
konservasi kering.
6. Saat ini PT. Krakatau Daya Listrik lebih memilih melakukan konservasi basah,
karena pipa-pipa boiler memiliki volume kebocoran yang lebih besar jika

53
dilakukan konservasi kering, karena Nitrogen akan terbuang sia-sia karena
kebocoran.
7. Konservasi basah dilakukan untuk menghilangkan oksigen yang berada di pipa-
pipa boiler di HRSG menggunakan air daerasi, campuran air demin dan amonia
yang memiliki PH 10-10,5.
8. Pada bulan Januari 2017 gugus kendali mutu demin dari divisi operasi PT.
Krakatau Daya Listrik membuat inovasi untuk mengubah jalur pengisian LP
drum HRSG. Hal ini dilakukan karena pada saat itu sedang ada perbaikan steam
turbine sehingga tidak dapat menggunakan CEP (Condensate Extraction Pump).
Selain itu, inovasi ini juga berpotensi penghematan energi listrik dan biaya
karena tidak menggunakan CEP (Condensate Extraction Pump) 200 kW
9. Saat menyalakan pompa perlu dilakukan proses priming. Priming merupakan
proses pembukaan valve secara perlahan untuk menjaga perbedaan tekanan pada
air dengan tekanan yang ada di pipa.Tujuannya agar pipa-pipa penghubung tidak
terjadi water hammering
10. Kandungan pH air yang digunakan saat konservasi harus sesuai standar (10 –
10,5). Apabila pH kurang dari standar (10 – 10,5) maka perlu ditingkatkan
kembali dengan cara injeksi amoniak Banyak kasus pada saat loading amoniak
dilakukan secara bertahap Hal ini bisa terjadi karena tidak dilakukannya
perhitungan terhadap jumlah amoniak yang akan diinjeksi sebelumnya Dengan
mengetahui jumlah amoniak yang akan diinjeksi kita dapat menghemat
penggunaan bahan kimia.
11. Dilakukan perawatan rutin ( preventive Maintenance) agar setiap mesin/motor
yang digunakan stand by dan siap dioperasikan kapan saja.
12. Proses konservasi HRSG unit 1 dan unit 2 lebih efisien dan hemat energi jika
dilakukan secara bersamaan dibandingkan dengan secara bergantian.
13. Setiap konservasi yang dilakukan penggunaan energi listriknya selalu berbeda.
Penggunaan energi listrik paling tinggi terjadi pada tanggal 18 November 2016.
Sedangkan pada tanggal 3 Februari dan 24 Juni 2017 merupakan konservasi
yang menggunakan energi paling sedikit.

54
DAFTAR PUSTAKA

1. Fikri Rizky Alfahdil, “Studi Mengenai Sistem Instrumentasi Dan Kontrol


Untuk Syncronization, Exitacion, Protection Dan Power Metering Pada
Steam Turbine Generator” Prodi Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Bandung, 2015.
2. Ismi Dzakiyyah Azizah, “Peran Substatiom Aitomation System Pada Sistem
Transmisi 150 Kv CCPP PT. Krakatau Daya Listrik” Prodi S-1 Elektro
Fakultas Pendidikan Teknologi kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia
3. Atur Pambudi, “Pengujian Rele Proteksi Transformator Daya 1 MVA CT-
01 Pada Pembangkit Unit 1 PT. Krakatau Daya Listrik” Jurusan Teknik
Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gunadarma,
2014
4. NEM Energy, “Standard Boiler Conservation” no. 2230-712-50, 2012
5. NEM Energy, “HRSG Training Manual” no. 2230-795-01, 2012
6. Dadan Darmansyah, “Pengenalan PLTGU PT. Krakatau Daya Listrik”,
Dinas Operasi Pembangkit PT. Krakatau Daya Listrik, Cilegon, 2016
7. Ilhamsyah, “PEMBEKALAN UJI KOMPETENSI KARYAWAN PT
KDL”, Dinas Operasi Pembangkit PT. Krakatau Daya Listrik, Cilegon,
2016
8. Andri Susanto, “Materi Uji Kompetensi: Balance of Plant”, PT. Krakatau
Daya Listrik, Cilegon, 2016

55
LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto-Foto Kegiatan


Sistem air Raw dan demin

56
Foto Foto Kontrol Boiler Feed Pump dan Sistem air Fire Fighting

57
Foto-Foto Level Air HRSG 1 dan 2, Tanggal 14 Maret 2018

58
Foto Sistem HRSG 1 dan HRSG 2

59
Lampiran 2. Skema Pembangkitan Listrik PT. Krakatau Daya Listrik

60
Lampiran 3. Volume HRSG

61
Lampiran 4. Aktifitas Konservasi
DATE : 18,19nd, August 2016

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 2
TIME ACTIVITY

18nd, AGUST 2016 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


09.30 Demin Pp A start JAM OPERASI DEMIN PP . A : 6 JAM
09.32 Condensate makeup B start JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 1 JAM
09.38 CEP B start ------- filling LP drum HRSG 2 JAM OPERASI CEP PP . B : 1 JAM
10.07 Start agitator amoniac 5 minutes JAM OPERASI CEP PP . A : 2 JAM
10.35 Start amoniac dosing pump 1A and 1B JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 1 JAM
10.56 Stop filling LP drum HRSG 2 ---- level 358.4mm Pressure 3.0barg JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 1 JAM
11,16 Stop CEP pump B JAM OPERASI BFP PP 2A : 1 JAM
11,17 Stop condensate makeup pump B JAM OPERASI BFP PP 2B : 1 JAM
14.11 Tekanan di LP drum turun jadi 2.30 bar
14.25 Amoniac dosing 2A start
14.26 Amoniac dosing 2B start
14.23 Auto change over CEP B to CEP A
14.43 Start BFP 2A
15.20 Stop BFP 2A
15.30 Start BFP 2 B (pengisian ke HP drum)
15.51 Amoniac dosing 1A,1B, 2A & 2B stop
16.02 BFP 2B & CEP A stop (pengisian ke HP drum dilanjut besok)
16.03 Demin pp. A & Condensate make up pp. B stop

19nd, AGUST 2016 REFILL HP DRUM REFIL HP MODUL :


08.30 Prepare hydrotest HP drum HRSG 2 JAM OPERASI DEMIN PP . A : 1 JAM
08.45 Start demin pump A JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 2 JAM
08.46 Start condensate make up pump B JAM OPERASI CEP PP . B : 2 JAM
08.57 Start CEP B JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
09.01 Start agitator amoniac JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 1 JAM
09.02 Start amoniac dosing pump 1A & 1B HRSG 2 JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 1 JAM
09.14 Start BFP 2B HRSG 2 JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 1 JAM
09.39 Start amoniac dosing pump 2A & 2B HRSG 2 JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 1 JAM
09.55 Stop agitator amoniac JAM OPERASI BFP PP 2A : 0 JAM
10.20 Increase press HP drum HRSG 2 from spray water HP SH LAD 10 AA051 ( Press 1 bar to 5 bar ) JAM OPERASI BFP PP 2B : 1 JAM
10.22 Stop BFP B ( Press HP drum drop 5 bar to 3.2 bar ) KONSUMSI LISTRIK : 2192,8 KWH
10.23 Stop CEP B ,demin pump A ,Condensate make up pump B KONSUMSI BAHAN KIMIA : 6,0 LTR
10.24 Stop amoniac dosing pump 1A,1B & 2A ,2B KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3
14.05 Continue pressurize HP system untill 5 barg
14.14 HP drum pressure drop to 4.6barg. Modul HP system in good condition, suspect leakage at valves

KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH


biaya produksi air demin (Rp/liter) 183
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100 222.000
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400

2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 6 6 7.400 44.400

3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 3 5,5 16,5 1.100 18.150
pompa demin make up (15 kwh) 7 15 105 1.100 115.500
pompa demin transfer (5.5 kwh) 0 5,5 0 1.100 -
pompa BFP (355 kwh) 3 355 1065 1.100 1.171.500
pompa dosing amoniak (1 kwh) 6 1 6,0 1.100 6.600
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 5 200 1000 1.100 1.100.000
Total pemakaian listrik 2192,8 2.412.025

TOTAL BIAYA 16.144.825

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO

62
DATE : 22,23nd, August 2016

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 1
TIME ACTIVITY

22nd, AGUST 2016 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


09.20 Drain system HP & LP HRSG I (program hydrotest HRSG I) JAM OPERASI DEMIN PP . B : 2 JAM
Analisa (PH/ Conduct.) LP = 9,25/23 μS/cm Condensate = 10,1/ 81 μS/cm JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 3 JAM
HP = 9,1/ 18,1 μS/cm JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
09.30 Start Cond. Make Up Pp. B JAM OPERASI CEP PP . A : 1 JAM
10.24 Drain system LP HRSG I selesai JAM OPERASI AMONIA PP A : 4 JAM
10.32 Start CEP Pp. A (filling LP drum HRSG I) JAM OPERASI AMONIA PP B : 5 JAM
11.00 Analisa sample LP drum : PH = 9,6 Conduct. = 8,89 μS/cm JAM OPERASI BFP PP 1A : 0 JAM
11.54 Stop CEP Pp. A (level LP drum : 226 mm) JAM OPERASI BFP PP 1B : 0 JAM
12.30 Stop Cond. Make Up Pp. B
14.34 Stop amoniac dosing pump 1A & 1B
19.40 Loading alum 1,5 Kg

23nd, AGUST 2016 REFILL HP DRUM REFIL HP MODUL :


09.05 Start Cond. Make Up Pp. B, Demin Pp. B & CEP B JAM OPERASI DEMIN PP . A : 2 JAM
(Filling LP drum, prepare hydrotest LP HRSG I) LP = 9,25/23 μS/cm JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 3 JAM
HP = 9,1/ 18,1 μS/cm JAM OPERASI DEMIN PP . B : 5 JAM
Condensate = 10,1/ 81 μS/cm JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 4 JAM
10.10 Pressure LP drum 2 barg (hydrotest) JAM OPERASI CEP PP . B : 3 JAM
10.28 Pressure LP drum 4 barg (hydrotest) JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
10.35 Stop Cond. Make Up Pp. B, Demin Pp. B & CEP B (hydrotest finish) JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 4 JAM
Ket : - Level LP Drum lokal error (Level LP drum CCR berhenti di 50%) JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 5 JAM
- Ruang bakar tidak ada kebocoran JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
- Indikasi passing di sistem drain LP (tekanan turun menjadi 2,6 barg - jam 10.58) JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
14.24 Start demin transfer pump B JAM OPERASI BFP PP 1A : 1 JAM
14.30 Reck in breker BFP 1A & 1B HRSG 1 JAM OPERASI BFP PP 1B : 1 JAM
14.41 Start BFP 1A HRSG 1 filling HP drum KONSUMSI LISTRIK : 1718,3 KWH
14.48 Start CEP B KONSUMSI BAHAN KIMIA : 18 LTR
14.51 Close all drain HP SH HRSG 1 KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3
15.25 Start agitator hidrazine
15.27 Stop agitator hidrazine ( test OK )
15.43 Open MOV & CV HP steam temp ( 01LAD10AA001 ) ,Hydrotest HP HRSG 1
15.50 Press HP drum HRSG 1 ( 3,3 bar ) selesai di ketahui ada kebocoran di manhole HP drum dan valve inlet HP SH
15.58 Stop BFP 1A
15.59 Stop CEP B
16.00 Stop demin pump B & condensate make up pump B
16.04 Stop demin transfer pump B

KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH


biaya produksi air demin (Rp/liter) 183
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400

2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 18 18 7.400 133.200

3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 7 5,5 38,5 1.100 42.350
pompa demin make up (15 kwh) 9 15 135 1.100 148.500
pompa demin transfer (5.5 kwh) 3 5,5 16,5 1.100 18.150
pompa BFP (355 kwh) 2 355 710 1.100 781.000
pompa dosing amoniak (1 kwh) 18 1 18,0 1.100 19.800
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 4 200 800 1.100 880.000
Total pemakaian listrik 1718,3 1.890.075

TOTAL BIAYA 15.711.675

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

63
DATE : 5,6nd, Okt 2016

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 2
TIME ACTIVITY

5nd, OKT 2016 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


09.00 Prepare filling HRSG 2 JAM OPERASI DEMIN PP . A : 2 JAM
09.46 Start demin make up pump B JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
09.47 Start agitator amoniac & hidrazine JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 2 JAM
09.51 Start amoniac dosing pump 1A & 1B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
09.57 Stop agitator amoniac JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 2 JAM
09.59 Stop demin make up pump B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 0 JAM
10.13 Start condensate make up pump B JAM OPERASI CEP PP . A : 2 JAM
10.15 Start demin make up pump B JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
10.19 Start CEP A JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 2 JAM
10.22 Start amoniac dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 1 JAM
10.27 Start hidrazine dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 1 JAM
10.40 Filling LP drum HRSG 2 JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 1 JAM
10.57 Start retention basin pump JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 4 JAM
11.46 Start demin transfer pump A JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
12.02 Stop CEP pump A
12.03 Stop hidrazine dosing 2A & 2B , amoniac dosing pump 1A ,1B & 2A ,2B
14.20 Filling demin tank finish. Level 503.2 mm
15,39 Demin makeup A start ---- loading allum to sludge tank 25kg
15,42 Demin makeup A stop

5nd, OKT 2016 REFILL HP DRUM REFIL HP MODUL :


09.1 Start BFP 2B HRSG 2 JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 2 JAM
09.27 Start demin transfer pump B JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
09.28 Start condensate make pump B JAM OPERASI DEMIN PP . B : 2 JAM
09.29 Start hydraine dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
09.30 Start CEP B , amoniac dosing pump 1A & 1B , 2A & 2B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 2 JAM
10.07 Start phospate dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 0 JAM
10.24 Stop BFP 2B HRSG 2 JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
10.27 Change over CEP B to A JAM OPERASI CEP PP . B : 1 JAM
10.41 Stop phospate dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 2 JAM
10.43 Stop hydrazine dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 1 JAM
10.44 Stop amoniac dosing pump 1A & 1B JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 1 JAM
10.53 Stop amoniac dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 1 JAM
10.54 Stop CEP A JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 4 JAM
10.56 Stop condensate make up pump B JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
10,57 Stop demin make up pump B JAM OPERASI PHOSPATE PP 2A : 0 JAM
11.00 Filling LP , HP drum HRSG 2 untuk wet konservasi tahap 2 selesai JAM OPERASI PHOSPATE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2A : 1 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2B : 0 JAM
KONSUMSI LISTRIK : 1069,3 KWH
KONSUMSI BAHAN KIMIA : 10 LTR
KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3
biaya produksi air demin (Rp/liter) 183
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400

2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 10 10 7.400 74.000

3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 4 5,5 22 1.100 24.200
pompa demin make up (15 kwh) 4 15 60 1.100 66.000
pompa demin transfer (5.5 kwh) 4 5,5 22 1.100 24.200
pompa BFP (355 kwh) 1 355 355 1.100 390.500
pompa dosing amoniak (1 kwh) 10 1 10,0 1.100 11.000
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 3 200 600 1.100 660.000
Total pemakaian listrik 1069,3 1.176.175

TOTAL BIAYA 14.938.575

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

64
DATE : 12,13nd, Okt 2016

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 1
TIME ACTIVITY

12nd, OKT 2016 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


08.40 Demin pump A start JAM OPERASI DEMIN PP . A : 2 JAM
08.46 Demin pump A stop JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
09.15 RTPM ---- test firefighting ang hydran Loading allum: 1500 gr JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
09.31 Start amoniac dosing pump A ---- prepare filling HRSG 1 JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
09.28 Unconnect power valve 00MBP10CG003 --- replace orifice MRS CCPP JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
09.50 Start CEP A JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 2 JAM
10,02 Stop CEP A ---- filling HRSG 2 continue this afternoon JAM OPERASI CEP PP . A : 2 JAM
14.05 Melanjutkan pengosongan line gas MRS CCPP (pek. Pemasangan orifice) JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
14.17 Demin pp. A start JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
14.25 CEP A start (melanjutkan pengisian LP drum HRSG 1) JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
15.00 Back wash sand & carbon filter WWTP JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
15.34 Menormalkan sistem damkar CCPP (setelah test Hydrant selesai) JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
15.40 Mengisi service water tank (L :1550 mm) JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
15.47 Demin pp.A stop, CEP A stop, Cond make up C stop (pengisian LP drum HRSG 1 selesai) JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
Condensate = 10,1/ 81 μS/cm LP = 9,25/23 μS/cm
HP = 9,1/ 18,1 μS/cm

13nd, OKT 2016 REFILL HP DRUM


09.15 Start agitator phosphate ---- prepare filling HRSG 1
09.17 Start BFP 1A REFIL HP MODUL :
09.21 Filling HP drum HRSG 1 JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 4 JAM
09.24 Start Demin Pp B JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
09.27 Start CEP B JAM OPERASI DEMIN PP . B : 3 JAM
09.53 BFP 1B start ---- fan motor problem ( BFP stop) JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
09.58 Start Phosphate dosing pump 1A/B, 2A/B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
11.19 BFP 1B stop, filling HP drum HRSG finish. Continue filling LP drum HRSG 1 JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 3 JAM
11.56 CEP B stop ---- filling LP drum HRSG 1 finish JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
Phosphate dosing pump 1A/B, 2A/B stop JAM OPERASI CEP PP . B : 3 JAM
11.57 Cond make up C stop ----- Filling condensate tank JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 2 JAM
12.23 Demin pump B stop ------- filling condensate tank finish JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 2 JAM
14.56 Demin transferpp. A auto stop (L : 5503 mm) JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 2 JAM
14.57 Menstand by kan sistem damkar CCPP setelah perbaikan pihak MA JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 2 JAM
16.25 RTPM : Running test Seal air fan Bypass stack HRSG 1 JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
RTPM : Running test Seal air fan Bypass stack HRSG 2 JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 4 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 4 JAM
JAM OPERASI BFP PP 1A : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 1B : 1 JAM
KONSUMSI LISTRIK : 1487,8 KWH
KONSUMSI BAHAN KIMIA : 8 LTR
KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3
biaya produksi air demin (Rp/liter) 183
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400

2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 8 8 7.400 59.200

3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 5 5,5 27,5 1.100 30.250
pompa demin make up (15 kwh) 5 15 75 1.100 82.500
pompa demin transfer (5.5 kwh) 4 5,5 22 1.100 24.200
pompa BFP (355 kwh) 1 355 355 1.100 390.500
pompa dosing amoniak (1 kwh) 8 1 8,0 1.100 8.800
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 5 200 1000 1.100 1.100.000
Total pemakaian listrik 1487,8 1.636.525

TOTAL BIAYA 15.384.125

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

65
DATE : 18,19nd, Nov 2016

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 2
TIME ACTIVITY

18nd, NOV 2016 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


08.40 Demin pump A start JAM OPERASI DEMIN PP . A : 3 JAM
08.49 Agitator amoniac pump start JAM OPERASI DEMIN PP . B : 3 JAM
08.59 Amoniac pump 1A,1B,2A,2B start JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 3 JAM
09.00 Demin pump A stop JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
Agitator amoniac pump stop JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
09.30 Agitator hydrazine and phosphate start JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 6 JAM
09.44 Agitator hydrazine and phosphate stop JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
10,20 CEP B start ---------- filling LP drum HRSG 2 JAM OPERASI CEP PP . B : 7 JAM
14.00 Melanjutkan pengisian HRSG 2 (persiapan pengisian HP steam drum) JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
14.10 BFP 2A start. BFP 2A stop ( MOV discharge fault to open) JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
14.15 BFP 2B start, Phospate dosing pp A & B start JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 7 JAM
14.17 Mulai pengisian HP steam drum JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 7 JAM
15.42 Pengisian HP steam drum selesai (level 265.9 mm) JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
15.58 Check MOV disch 2A test open - close oke JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
15.59 Phospate 2A & 2B stop JAM OPERASI BFP PP 2A : 2 JAM
16.13 Demin transfer pp A aut start (level demin tank low - low) JAM OPERASI BFP PP 2B : JAM
16.24 Amoniac dosing pp 2A & 2B stop
16.30 Pengisian LP drum selesai ( level 324,2 mm)
16.33 CEP B, Cond. Make up pp.C, Demin pp A stop
16.37 Hydrazin dosing pp 2A & 2B stop
16.38 RTPM: Change over air dryer A to B

19nd, NOV 2016 REFILL HP DRUM REFIL HP MODUL :


09.10 Start BFP 2B HRSG 2 JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
09.27 Start demin transfer pump B JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
09.28 Start condensate make pump B JAM OPERASI DEMIN PP . B : 2 JAM
09.29 Start hydraine dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
09.30 Start CEP B , amoniac dosing pump 1A & 1B , 2A & 2B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 2 JAM
10.07 Start phospate dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 0 JAM
10.24 Stop BFP 2B HRSG 2 JAM OPERASI CEP PP . A : 1 JAM
10.27 Change over CEP B to A JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
10.41 Stop phospate dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 1 JAM
10.43 Stop hydrazine dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 1 JAM
10.44 Stop amoniac dosing pump 1A & 1B JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 1 JAM
10.53 Stop amoniac dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 1 JAM
10.54 Stop CEP A JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 1 JAM
10.56 Stop condensate make up pump B JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 1 JAM
10.57 Stop demin make up pump B JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
11.00 Filling LP , HP drum HRSG 2 untuk wet konservasi tahap 2 selesai JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
BAHAN KIMIA KONSUMSI TIDAK DIKETAHUI JAM OPERASI BFP PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2B : 1 JAM
KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH KONSUMSI LISTRIK : 2829,8 KWH
biaya produksi air demin (Rp/liter) 183 KONSUMSI BAHAN KIMIA : 18 LTR
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100 KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400

Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)

1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400


2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 18 18 7.400 133.200
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 8 5,5 44 1.100 48.400
pompa demin make up (15 kwh) 5 15 75 1.100 82.500
pompa demin transfer (5.5 kwh) 5 5,5 27,5 1.100 30.250
pompa BFP (355 kwh) 3 355 1065 1.100 1.171.500
pompa dosing amoniak (1 kwh) 18 1 18,0 1.100 19.800
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 8 200 1600 1.100 1.760.000
Total pemakaian listrik 2829,8 3.112.725

TOTAL BIAYA 16.934.325

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

66
DATE : 18,19nd, Nov 2016

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 2
TIME ACTIVITY

18nd, NOV 2016 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


08.40 Demin pump A start JAM OPERASI DEMIN PP . A : 3 JAM
08.49 Agitator amoniac pump start JAM OPERASI DEMIN PP . B : 3 JAM
08.59 Amoniac pump 1A,1B,2A,2B start JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 3 JAM
09.00 Demin pump A stop JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
Agitator amoniac pump stop JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
09.30 Agitator hydrazine and phosphate start JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 6 JAM
09.44 Agitator hydrazine and phosphate stop JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
10,20 CEP B start ---------- filling LP drum HRSG 2 JAM OPERASI CEP PP . B : 7 JAM
14.00 Melanjutkan pengisian HRSG 2 (persiapan pengisian HP steam drum) JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
14.10 BFP 2A start. BFP 2A stop ( MOV discharge fault to open) JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
14.15 BFP 2B start, Phospate dosing pp A & B start JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 7 JAM
14.17 Mulai pengisian HP steam drum JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 7 JAM
15.42 Pengisian HP steam drum selesai (level 265.9 mm) JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
15.58 Check MOV disch 2A test open - close oke JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
15.59 Phospate 2A & 2B stop JAM OPERASI BFP PP 2A : 2 JAM
16.13 Demin transfer pp A aut start (level demin tank low - low) JAM OPERASI BFP PP 2B : JAM
16.24 Amoniac dosing pp 2A & 2B stop
16.30 Pengisian LP drum selesai ( level 324,2 mm)
16.33 CEP B, Cond. Make up pp.C, Demin pp A stop
16.37 Hydrazin dosing pp 2A & 2B stop
16.38 RTPM: Change over air dryer A to B

19nd, NOV 2016 REFILL HP DRUM REFIL HP MODUL :


09.10 Start BFP 2B HRSG 2 JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
09.27 Start demin transfer pump B JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
09.28 Start condensate make pump B JAM OPERASI DEMIN PP . B : 2 JAM
09.29 Start hydraine dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
09.30 Start CEP B , amoniac dosing pump 1A & 1B , 2A & 2B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 2 JAM
10.07 Start phospate dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 0 JAM
10.24 Stop BFP 2B HRSG 2 JAM OPERASI CEP PP . A : 1 JAM
10.27 Change over CEP B to A JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
10.41 Stop phospate dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 1 JAM
10.43 Stop hydrazine dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 1 JAM
10.44 Stop amoniac dosing pump 1A & 1B JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 1 JAM
10.53 Stop amoniac dosing pump 2A & 2B JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 1 JAM
10.54 Stop CEP A JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 1 JAM
10.56 Stop condensate make up pump B JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 1 JAM
10.57 Stop demin make up pump B JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
11.00 Filling LP , HP drum HRSG 2 untuk wet konservasi tahap 2 selesai JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
BAHAN KIMIA KONSUMSI TIDAK DIKETAHUI JAM OPERASI BFP PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2B : 1 JAM
KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH KONSUMSI LISTRIK : 2829,8 KWH
biaya produksi air demin (Rp/liter) 183 KONSUMSI BAHAN KIMIA : 18 LTR
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100 KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400

Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)

1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400


2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 18 18 7.400 133.200
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 8 5,5 44 1.100 48.400
pompa demin make up (15 kwh) 5 15 75 1.100 82.500
pompa demin transfer (5.5 kwh) 5 5,5 27,5 1.100 30.250
pompa BFP (355 kwh) 3 355 1065 1.100 1.171.500
pompa dosing amoniak (1 kwh) 18 1 18,0 1.100 19.800
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 8 200 1600 1.100 1.760.000
Total pemakaian listrik 2829,8 3.112.725

TOTAL BIAYA 16.934.325

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

67
DATE : 1,2,3 Feb 2017

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 2
TIME ACTIVITY

2 Feb 2017 REFILL LP & HP DRUM REFILL LP MODUL :


10,42 Demin pump A start JAM OPERASI DEMIN PP . A : 1 JAM
10,47 Amoniac dosing pump 1A start --- inject to cond tank JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
10,53 Cond make up pump A start JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
11,20 Demin pump A stop JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 1 JAM
11,21 Cond make up pump A trip JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 9 JAM
11,23 Cond make up pump B start ---- circulation JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 0 JAM
20.15 Analisa PH condensate tank JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
20.30 Melarutkan amoniak JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
20.30 Amoniac pp 1A stop JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 9 JAM
20.37 Cond make up pp. B stop JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
3 Feb 2017 REFILL LP & HP DRUM JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
10,35 Condensate makeup C start --------- filling LP drum HRSG 2. level 244mm JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
Dosing ammoniac 1A start JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
10,40 Increase header HKW to 0,6bar ---- startup booster pump and filling chlor line JAM OPERASI BFP PP 2A : 0 JAM
10,46 BFP 2B start ------- filling HP drum HRSG 2 to 261 mm JAM OPERASI BFP PP 2B : 0 JAM
11,22 BFP 2B stop
11,28 Level HP drum 258mm
17.00 Pengisian LP drum HRSG 2 stop (level: 193 mm)
17.04 Amoniac dosing 1A & cond make up pp. C stop

REFIL HP MODUL :
JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 5 JAM
JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 5 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2B : 1 JAM
KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH KONSUMSI LISTRIK : 466,8 KWH
biaya produksi air demin (Rp/liter) 183 KONSUMSI BAHAN KIMIA : 0 LTR
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100 KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400

Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)

1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400


2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 14 7.400 103.600
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 15 5,5 82,5 1.100 90.750
pompa demin make up (15 kwh) 1 15 15 1.100 16.500
pompa demin transfer (5.5 kwh) 0 5,5 0 1.100 -
pompa BFP (355 kwh) 1 355 355 1.100 390.500
pompa dosing amoniak (1 kwh) 14 1 14,0 1.100 15.400
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 0 200 0 1.100 -
Total pemakaian listrik 466,8 513.425

TOTAL BIAYA 14.305.425

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

68
DATE : 20-Mar-17

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 2
TIME ACTIVITY

20 Maret 2017 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


06.30 Scanning and monitoring local CCPP JAM OPERASI DEMIN PP . A : 1 JAM
Monitoring Ratchet GTG 1, 2 dan temperatur generator STG, GTG 1, GTG 2 JAM OPERASI DEMIN PP . B : 1 JAM
08.00 Pengecekan rutin: counter WWTP=59958 m3 JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 2 JAM
Level oli GTG 1/2=48%/45% JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
09.32 Demin transfer pump A start --- filling demin tank CCPP JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
09.42 Demin pump A start JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 0 JAM
09.43 Demin pump B start ---- filling condensate make up tank JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
09.44 Demin pump A stop JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
09.49 Condensate make up pump C start JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 1 JAM
09.50 Ammoniac dosing pump 1A start JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
10,12 HRSG 2 conservation ---- filling LP drum JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
11,05 Demin transfer pump A stop JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
11,31 Start filling HP drum HRSG 2 JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
14.00 Stop filling HP Drum HRSG 2 JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
14.30 Scanning and monitoring local CCPP JAM OPERASI BFP PP 2A : 0 JAM
Monitoring Ratchet GTG 1, 2 JAM OPERASI BFP PP 2B : JAM
15.00 RTPM:
Backwash WWTP tidak dilakukan
15.44 Stop Cond make Up Pump C (Filling HP Drum HRSG 2 Selesai))

REFIL HP MODUL :
JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 2,5 JAM
JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 6 JAM
JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2B : 2,5 JAM
KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH KONSUMSI LISTRIK : 935,5 KWH
biaya produksi air demin (Rp/liter) 183 KONSUMSI BAHAN KIMIA : 0 LTR
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100 KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400

Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)

1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400


2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 1 7.400 -
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 6 5,5 33 1.100 36.300
pompa demin make up (15 kwh) 15 0 1.100 -
pompa demin transfer (5.5 kwh) 2,5 5,5 13,75 1.100 15.125
pompa BFP (355 kwh) 2,5 355 887,5 1.100 976.250
pompa dosing amoniak (1 kwh) 1 1 1,0 1.100 1.100
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 0 200 0 1.100 -
Total pemakaian listrik 935,5 1.029.050

TOTAL BIAYA 14.717.450

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

69
DATE : 23nd, Juni 2016

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 1
TIME ACTIVITY

22nd,Juni 2017 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


14.43 Analisa sampel Cond tank ------- PH: 5 , Conduct 4.5 µs/cm JAM OPERASI DEMIN PP . A : 2 JAM
14.46 Start Amoniak dosing 1A JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
14.48 Start Cond Make up PP C JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
15.31 Analisa sampel Hotwel------- PH: 6 , Conduct 12.5 µs/cm JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
15.35 Start Amoniak dosing 1B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
19.50 Analisa sampel Cond tank ---- PH: 6 Conduct 16.6 µs/cm JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 10 JAM
20.06 loading amoniak 10 liter JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
21.05 loading amoniak 15 liter JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
01.30 Loading Amoniak 30 ltr JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 16 JAM
05.00 Pengecekan Condensate tank, PH = 8 JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 25 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
23nd,Juni 2017 REFILL LP DRUM JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
07.04 Stop amoniac dosing pump 1A & 1B JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
07.10 Start demin pump A filling condensate tank level to 4500mm JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
07.13 Open cond tank level control to 50% JAM OPERASI BFP PP 1A : 0 JAM
07.16 Stop demin pump A check PH : 11.7 JAM OPERASI BFP PP 1B : 0 JAM
08.07 Start demin pump A filling condensate tank to full level
08.16 Stop demin pump A filling cond tank finish check PH : 11.3
14.00 Continues filling LP drum HRSG 1
16,57 Stop cond.make up C ( level cond tank 2040 mm), stop filling to HRSG 1
16,59 Start Demin make up A ( filling level cond tank)
17,00 Start Agitator dosing amoniac ( loading amoniac 10 lt )
17,33 - Start dosing amoniac 1B
- Start cond make up C ( sirkulasi )
18,03 Stop Demin make up pump A (filling cond tank finished )
19,00 PH cond.tank 9.5 ---> 20.05 ph 9.7
22,53 Analisa sampel cond tank-------PH 10
23.35 RTPM: Stroking colling water system valve
00.10 Start CEP B / Auto Change over to A -----sirkulasi Hotwel to cond tank
.01.14 Analisa sampel Hotwel PH 9-------- Cond tank PH 10
01.18 start Demin PP A ------filling to cond tank
02.00 Loading amoniak 25 liter REFIL HP MODUL :
02.10 Analisa sampel Cond tank PH 10, -------Hotwel PH 10 JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 3 JAM
02.12 filling Lp Drum HRSG 1 JAM OPERASI DEMIN PP . A : 4 JAM
JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
23nd,Juni 2017 REFILL HP DRUM JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
02.35 Start Demin transfer A JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
02.58 Start BFP 1 B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 4 JAM
03.41 Stop BFP 1B JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
03.45 Stop Filling HP & LP Drum HRSG 1 JAM OPERASI CEP PP . B : 4 JAM
03.49 Stop CEP A JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
03.53 Stop Cond Make UP C JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
03.54 Stop Demin PP A JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
03.55 Stop Amonika 1A & 1B JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 1A : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 1B : 1 JAM
AMONIA 90 LITRE KONSUMSI LISTRIK : 1319,8 KWH
KONSUMSI BAHAN KIMIA : 90 LTR
KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3

KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH


biaya produksi air demin (Rp/liter) 183
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400

Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)

1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400


2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 90 7.400 666.000
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 14 5,5 77 1.100 84.700
pompa demin make up (15 kwh) 2 15 30 1.100 33.000
pompa demin transfer (5.5 kwh) 3 5,5 16,5 1.100 18.150
pompa BFP (355 kwh) 1 355 355 1.100 390.500
pompa dosing amoniak (1 kwh) 41 1 41,0 1.100 45.100
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 4 200 800 1.100 880.000
Total pemakaian listrik 1319,8 1.451.725

TOTAL BIAYA 15.806.125

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

70
DATE : 24-Jun-17

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 2
TIME ACTIVITY

22nd,Juni 2017 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


14.43 Analisa sampel Cond tank ------- PH: 5 , Conduct 4.5 µs/cm JAM OPERASI DEMIN PP . A : 2 JAM
14.46 Start Amoniak dosing 1A JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
14.48 Start Cond Make up PP C JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
15.31 Analisa sampel Hotwel------- PH: 6 , Conduct 12.5 µs/cm JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
15.35 Start Amoniak dosing 1B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
19.50 Analisa sampel Cond tank ---- PH: 6 Conduct 16.6 µs/cm JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 28 JAM
20.06 loading amoniak 10 liter JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
21.05 loading amoniak 15 liter JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
01.30 Loading Amoniak 30 ltr JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 16 JAM
05.00 Pengecekan Condensate tank, PH = 8 JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 24 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
23nd,Juni 2017 REFILL LP DRUM JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
07.04 Stop amoniac dosing pump 1A & 1B JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
07.10 Start demin pump A filling condensate tank level to 4500mm JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
07.13 Open cond tank level control to 50% JAM OPERASI BFP PP 2A : 0 JAM
07.16 Stop demin pump A check PH : 11.7 JAM OPERASI BFP PP 2B : JAM
08.07 Start demin pump A filling condensate tank to full level
08.16 Stop demin pump A filling cond tank finish check PH : 11.3
08.51 Valve nitrogen open filling to LP drum HRSG 2
12.40 Valve nitrogen arah LP drum hrsg 2 di close ( level 246 mm )

24nd,Juni 2017 REFILL HP DRUM


09.34 Start BFP 2A HRSG 2 ( filling HP drum HRSG 2 ) REFIL HP MODUL :
09.42 Stop BFP 2A HRSG 2 ( ada kebocorang dan suara kasar di sisi pompa NDE ) JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
09.55 Start BFP 2B HRSG 2 ( filling HP drum HRSG 2 ) JAM OPERASI DEMIN PP . A : 1 JAM
10.12 Stop BFP 2B HRSG 2 ( filling HP drum finish level 260 mm ) JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
10.15 Start condensate make up pump C JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
10.32 Start CEP A by FG ( Filling LP drum HRAG 2 ) JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
11.02 Stop CEP A by FG JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 1 JAM
11.04 Stop make up pump C JAM OPERASI CEP PP . A : 1 JAM
11.05 Start demin pump A (Filling condensate tank ) JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
11.51 Stop demin pump A JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 1 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 1 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2A : 0,5 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2B : 0,5 JAM
KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH KONSUMSI LISTRIK : 756,8 KWH
biaya produksi air demin (Rp/liter) 183 KONSUMSI BAHAN KIMIA : 0 LTR
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100 KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400

1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400


2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 42 7.400 310.800
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 29 5,5 159,5 1.100 175.450
pompa demin make up (15 kwh) 0 15 0 1.100 -
pompa demin transfer (5.5 kwh) 0 5,5 0 1.100 -
pompa BFP (355 kwh) 1 355 355 1.100 390.500
pompa dosing amoniak (1 kwh) 42 1 42,0 1.100 46.200
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 1 200 200 1.100 220.000
Total pemakaian listrik 756,8 832.425

TOTAL BIAYA 14.831.625

DONE

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

71
DATE : 7nd, Juli 2017

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 1
TIME ACTIVITY

22nd,Juni 2017 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


22,52 Start Cond. Make up Pp. C (sirkulasi) JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
22,53 Start demin Pp. B filling to condensat tank JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0,5 JAM
23,15 Stop demin Pp. B Level 4800 mm JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
23,30 Analisa sample sebelum di drain LP dan HP Drum HRSG 1& 2 JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
'- LP Drum HRSG 1 --->> PH : 5, Conduct : 9,2 µs/cm JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
HRSG 2 --->> PH : 5, Conduct : 6,6 µs/cm JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 12 JAM
'- HP Drum HRSG 1 --->> PH : 9, Conduct : 66,5 µs/cm JAM OPERASI CEP PP . A : 3 JAM
HRSG 2 --->> PH : 5, Conduct : 15,3 µs/cm JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
'- Demin Tank HRSG 1 --->> PH : 5, Conduct : 0,8 µs/cm JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 11 JAM
'- Cond. Tank HRSG 1 --->> PH :8.5, Conduct : 58.5 µs/cm JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
23,40 Drain level LP drum HRSG 1 JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
23,50 Loading amonia 10 Liter JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
23,55 Start agitator amonia JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
00.10 Stop agitator amonia JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
00.10 Start Amonia 1A JAM OPERASI BFP PP 1A : 0 JAM
00.54 Drain level LP & Hp drum HRSG 2 JAM OPERASI BFP PP 1B : 0 JAM
01.00 Analisa sample cond. Tank PH : 8.9
02.00 Loading amonia 5 Liter
02.01 Start agitator amonia
02.15 Stop agitator amonia
05.20 Loading amonia 5 Liter
05.25 Analisa sample cond. Tank PH : 9.5
06.30 Drain line sample LP & HP drum HRSG 1 & HRSG 2.
07.30 Cek sample LP & HP HRSG 1 & GRSG 2
PH LP HRSG 2 : 9 PH LP HRSG 2 : 9
PH HP HRSG 1 : 10 PH HP HRSG2 : 10
08.00 Cek PH hotwell : 9 PH Cond tank : 10
08.10 CEP A start (circulation hotwell to cond tank for prepare filling HRSG)
09.00 RTPM : running test potable water pp & all dosing pp, loading amoniac 10 liter pekat
10.41 Cek PH hotwell : 10 PH Cond tank : 10
10.50 Loading amoniac 5 liter
10.51 Filling LP HRSG 1 REFIL HP MODUL :
11.32 Filling LP HRSG 1 selesai JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 0 JAM
JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 1A : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 1B : 0 JAM
KONSUMSI LISTRIK : 684,8 KWH
KONSUMSI BAHAN KIMIA : 0 LTR
KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3

KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH


biaya produksi air demin (Rp/liter) 183
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400

Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)

1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400


2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 11 0 7.400 81.400
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 12 5,5 66 1.100 72.600
pompa demin make up (15 kwh) 0,5 15 7,5 1.100 8.250
pompa demin transfer (5.5 kwh) 0 5,5 0 1.100 -
pompa BFP (355 kwh) 0 355 0 1.100 -
pompa dosing amoniak (1 kwh) 11 1 11,0 1.100 12.100
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 3 200 600 1.100 660.000
Total pemakaian listrik 684,8 753.225

TOTAL BIAYA 14.523.025

DONE

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

72
DATE : 08-Jul-17

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 2
TIME ACTIVITY

22nd,Juni 2017 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


08.10 CEP A start (circulation hotwell to cond tank for prepare filling HRSG) JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
10.50 Loading amoniac 5 liter JAM OPERASI DEMIN PP . B : 1 JAM
10.51 Filling LP HRSG 1 JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
11.32 Filling LP HRSG 1 selesai JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
11.36 Filling LP HRSG 2 JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
11.40 Amoniac 2A start JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 10 JAM
12.25 Filling LP HRSG 2 stop sementara (level cond tank low) JAM OPERASI CEP PP . A : 3 JAM
12.30 CEP A stop JAM OPERASI CEP PP . B : 1 JAM
12.33 AC PECC 2 dimatikan (kondensasi) JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 6 JAM
12.33 Demin pp. A start (filling cond make up tank) JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
15.30 RTPM : Running test & flushing Service water system JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
16.01 Start BFP 2B (Filling HP drum HRSG II) JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
16.03 Start Phosphate 2B JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
16.24 Start CEP B (Filiing LP Drum HRSG II) JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
16.26 Start Amoniak 2B JAM OPERASI BFP PP 2A : 0 JAM
16.49 Filling LP Drum HRSG I JAM OPERASI BFP PP 2B : 0 JAM
16.50 Stop BFP 2B & Phosphate 2B (HP drum HRSG II Full)
17.17 LP drum HRSG I Full, Phosphate 2B stop
17.28 Cond. Make Up Pp. C stop
Amoniak 2B stop (LP Drum HRSG I Full)
17.33 Stop CEP B REFIL HP MODUL :
22,30 Demin pp. B start (filling cond make up tank) JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
22,45 Demin transfer pp. B start (filling demin tank) JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
22,51 BFP 2B Start (Filling HP drum HRSG II) JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
23,11 BFP 2B Stop JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
23,17 Demin pp. B stop JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
23,18 Loading amonia 10 Liter JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 0 JAM
23,20 Cond. Make up pp. C Start (Sirkulasi) JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
22,30 RTPM : - Stroking feed water system valve ( BFP A dan B ) JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
23,31 Amonia 1A Start JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
00.22 PH Cond tank : 8 JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
05.00 PH Cond tank : 8.7 JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
05.20 Loading amonia 10 Liter (stock Amonia yg di gudang HABIS) JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
05.21 Start agitator amonia JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
AMONIA 25 LTRE JAM OPERASI BFP PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2B : 0 JAM
KONSUMSI LISTRIK : 876,3 KWH
KONSUMSI BAHAN KIMIA : 25 LTR
KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3
biaya produksi air demin (Rp/liter) 183
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400

Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)

1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400


2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 25 0 7.400 185.000
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 10 5,5 55 1.100 60.500
pompa demin make up (15 kwh) 1 15 15 1.100 16.500
pompa demin transfer (5.5 kwh) 0 5,5 0 1.100 -
pompa BFP (355 kwh) 0 355 0 1.100 -
pompa dosing amoniak (1 kwh) 6 1 6,0 1.100 6.600
pompa agitator (1 kwh) 0,25 1 0,25 1.100 275
pompa CEP (200 kwh) 4 200 800 1.100 880.000
Total pemakaian listrik 876,3 963.875

TOTAL BIAYA 14.837.275

DONE
PROCESS CONTROL OPERATION
REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

73
DATE : 2&3 Nov 2017

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 2
TIME ACTIVITY

2,3nd,Nov 2017 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


10.19 Start CEP A ( Filling LP drum HRSG 1 ) JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
10.23 Stop CEP A JAM OPERASI DEMIN PP . B : 1,5 JAM
12.02 Start demin pump B & Start amoniac dosing pump 1A &2A ( Mengkondisikan PH > 9 condensate tank ) JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
12.55 Stop demin pump B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
14.05 Start demin pump B -----> Filling condensat tank JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
14.20 Stop demin pump B ------> level condensat tank : 4770 ( mengkondisikan PH > 9, injeksi dosing amoniac masih berlangsung ) JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 0,5 JAM
15,15 Loading amoniac 10 ltr ----> start agitator dosing amoniac JAM OPERASI CEP PP . A : 0,5 JAM
19,06 PH condensat tank 8.8 ( masih injeksi dosing amoniac ) JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
21,00 PH condensat tank 8.9 ,conduct : 81.4 ( masih injeksi dosing amoniac ) JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 1,5 JAM
21,05 Loading amoniac 10 ltr ----> start agitator dosing amoniac Loading Amoniak JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
06.00 Melanjutkan pengisian LP drum HRSG 2 JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 1,5 JAM
08.37 Start demin PP A JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
08.41 Start dosing amoniak 1A JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
08.51 Start dosing amoniak 2A JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2A : 0 JAM
08.37 Start demin PP A JAM OPERASI BFP PP 2B : 0 JAM
08.41 Start dosing amoniak 1A
08.51 Start dosing amoniak 2A
09.38 Stop BFP 2A HP drum dan HP SH sudah penuh
10.50 stop filling HRSG 2
10.52 stop PP CEP REFIL HP MODUL :
10.55 Stop dosing amoniak 2A JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 2 JAM
11.57 Stop demin PP A JAM OPERASI DEMIN PP . A : 3,5 JAM
12.00 Stop dosing amoniak 1A JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
12.47 Start demin transfer PP A JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
14.40 Mengoperasikan sump pump di ko drum gas compressor JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
15.00 Analisa condensate tank PH : 8.5 ,injeksi amoniac masih lanjut JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 3,5 JAM
15.15 Auto Stop demin transfer pump A ( Level demin tank max ,5500 mm ) JAM OPERASI CEP PP . A : 2 JAM
17.00 Analisa condensate tank PH : 8.7 ,injeksi amoniac masih lanjut JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
17.10 Loading amoniac 5 litre JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 3,5 JAM
17.15 Start agitator amoniac JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
17.22 Stop agitator amoniac JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 3,5 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2A : 1 JAM
JAM OPERASI BFP PP 2B : 0 JAM
KONSUMSI LISTRIK : 973,2 KWH
KONSUMSI BAHAN KIMIA : 25 LTR
KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3

KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH


biaya produksi air demin (Rp/liter) 183
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400

Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)

1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400


2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 25 7.400 185.000
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 4 5,5 22 1.100 24.200
pompa demin make up (15 kwh) 5 15 75 1.100 82.500
pompa demin transfer (5.5 kwh) 2 5,5 11 1.100 12.100
pompa BFP (355 kwh) 1 355 355 1.100 390.500
pompa dosing amoniak (1 kwh) 10 1 10,0 1.100 11.000
pompa agitator (1 kwh) 0,2 1 0,2 1.100 220
pompa CEP (200 kwh) 2,5 200 500 1.100 550.000
Total pemakaian listrik 973,2 1.070.520

TOTAL BIAYA 14.943.920

DONE

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

74
DATE : 13,14nd, Nov 2017

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 1
TIME ACTIVITY

13,14nd,November 2017 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


15.18 Start condensate make up pump C JAM OPERASI DEMIN PP . A : 1 JAM
15.21 Start CEP A By FG ( Filling LP drum HRSG 1 ) JAM OPERASI DEMIN PP . B : 2 JAM
16.18 Start BFP 1A ( Filling HP drum and cek vib ,temp moto & pompa ) JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
17.36 Stop CEP A ( Filling HP drum HRSG 1 done ) JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 3 JAM
17.39 Start demin transfer pump A ( Filling demin tank ) JAM OPERASI CEP PP . A : 2 JAM
17.44 Stop BFP 1A ( Filling HP drum and cek vib ,temp moto & pompa selesai )level : 262.3 mm JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
17.57 Start demin pump A ( filling condensate tank ) JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
17.58 Stop condensate make up pump C JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
18.06 Auto change over demin pump A to pump B ( Kelainan suara ) JAM OPERASI AMONIA PP 2A : JAM
18.58 Stop demin tranfer pump A JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
19.14 Stop demin pump B JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
23.14 Start agitator dosing amoniac ( loading amoniac 10 ltr )----> 23.22 Stop agitator amoniac JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
23,18 Start demin pump B ( filling level cond.tank --> 5312 mm ) ----> 23.25 Stop demin pump B JAM OPERASI BFP PP 1A : 0 JAM
23,25 Start cond. make up pump C ( sirkulasi ) JAM OPERASI BFP PP 1B : 0 JAM
23,27 Start dosing amoniac 1A & 2A ( mengkondisikan PH cond.tank > 9 )
02.00 Analisa PH condensat tank PH : 8.5 conduct : 46.1 us/cm
05.12 Analisa PH condensat tank PH : 8.9 conduct : 58.3 us/cm
07.11 Loading amonac 10 liter
08.30 Pengamanan sisi mekanik dan elektrik BFP PP 2 B (perbaikkan mekanik seal )
09.23 Start hidrazine 1 a Tes operasi dengan beban, ketika dikasih stroke 20 HZ PP tidak bergerak
09.28 Stop hidrazine 1 a pekerjaan dilanjut siang
11.16 Analisa sampel condensat tank PH : 10,1 Conduct : 72,1
11,17 Stop dosing amoniak 2A dan stop condensat PP C (PH di condensat tank sudah tercapai )
13.20 Persiapan BFP 1 A
14.28 Start BFP 1A operasi sirkulasi ( Check dan pengambilan vib oleh pihak taka )
14.50 Stop BFP 1A ( Status BFP 1A prewarning ) REFIL HP MODUL :
15.00 Mengoperasikan sump pump di ko drum gas compressor JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 1 JAM
15.30 Monitoring pekerjaan expansion tank water pressure control GTG 2 ( pekerjaan di lanjut besok ) JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
16.00 Drain level HP drum HRSG 1 to -40mm ( Test danpengambilan data BFP 1A kondisi di bebanin oleh pihak taka ) JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
22.19 Start condensat make up pump C JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
22.28 Start CEP B JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
22.30 Filling LP drum HRSG 1 ( persiapan test BFP 1A dibebani by taka ) JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 11 JAM
22.55 Filling LP drum HRSG 1 selesai ( level -720 mm ---> -40 mm ) JAM OPERASI CEP PP . A : 1,5 JAM
22.56 Stop CEP B JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
22.57 Stop cond.make up pump C JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 10 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 1A : 2 JAM
AMONIA 20 LITRE JAM OPERASI BFP PP 1B : 0 JAM
KONSUMSI LISTRIK : 1533,5 KWH
KONSUMSI BAHAN KIMIA : 20 LTR
KONSUMSI DEMIN : 0 M3

KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH


biaya produksi air demin (Rp/liter) 183
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400

Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)

1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400


2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 20 0 7.400 148.000
Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 14 5,5 77 1.100 84.700
pompa demin make up (15 kwh) 2 15 30 1.100 33.000
pompa demin transfer (5.5 kwh) 1 5,5 5,5 1.100 6.050
pompa BFP (355 kwh) 2 355 710 1.100 781.000
pompa dosing amoniak (1 kwh) 10 1 10,0 1.100 11.000
pompa agitator (1 kwh) 1 1 1 1.100 1.100
pompa CEP (200 kwh) 3,5 200 700 1.100 770.000
Total pemakaian listrik 1533,5 1.686.850

TOTAL BIAYA 15.523.250

DONE

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

75
DATE : 14,15th Dec 2017

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 1
TIME ACTIVITY

14,15th December 2017 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


JAM OPERASI DEMIN PP . A : 3 JAM
JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0,25 JAM
JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
16,00 - Check manual sample HRSG 1 & 2 JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 0 JAM
HRSG-1 LP = PH : 10 Conduct = 95,2 µs/cm HRSG-2 LP = PH : 10 Conduct = 98.7 µs/cm JAM OPERASI CEP PP . A : 2 JAM
HP = PH : 10 Conduct = 95,4 µs/cm HP = PH : 10 Conduct = 114,5 µs/cm JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
16.29 Start Demin Pp. B (Filling Cond. Tank) JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
16.34 Start Cond. Pp. C JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 23 JAM
16.40 Stop Demin Pp. B (Level Cond. Tank 4500 mm) JAM OPERASI AMONIA PP 2A : JAM
16.49 Start Dosing Amoniak IB (increase PH Cond. Tank) JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
21.00 PH Cond. Tank ±8,5 JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
23.00 Check PH Cond. Tank ± 8,7 JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
07.25 Start Demin PP A Loading Amoniak 10 Liter JAM OPERASI BFP PP 1A : 0 JAM
07.29 Stop Demin PP A JAM OPERASI BFP PP 1B : 1 JAM
08.05 Analisa sampel Cond tank : PH 8,8 ; Conduct 70,8 µs/cm
- HOTWELL : PH 9.0 ; Conduct 97.6 µs/cm
08.45 Prepare konservasi HRSG-1&2
09.00 - Decrease level HP Drum HRSG -1
- Decrease level LP Drum Hrsg-1 ( 320,9 mm - 18,0 mm)
09.27 - Decrease level HP Drum HRSG -2 ( 256,2 mm - 10,6 mm)
- Decrease level LP Drum Hrsg-2 (307.5mm -27.8 mm)
09.57 loading amoniak 5 liter ------> PH 8,8
10.07 loading amoniak 6 drigen @ 5 liter
16,15 - CEK PH dan Conduct HRSG-1&2 konservasi dan demin tank
HRSG-1 HP ----> PH 9,8 ; conduct : 97,4 µs/cm HRSG-2 HP ----> PH 10,1 ; Conduct : 121,8 µs/cm
LP -----> PH 10,1 ; conduct : 79,1 µs/cm LP ----> PH 10,2 ; Conduct 166 µs/cm REFIL HP MODUL :
Cond tank PH : 10,2 ; Conduct 87 µs/cm JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
Demin Tank PH : 8,4 ; Conduct 5,3 µs/cm JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
16.39 Start CEP PP A by FG " Prepare konservasi HRSG-1" JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
16.47 Filling LP Drum HRSG-1 JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
17. 07 Start BFP 1B " Filling to HP Drum Hrsg-1" JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
17.49 Stop BFP 1 B " Filling to HP Drum Done" JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 25 JAM
18.17 Cond Make Up Tripp from level (LL) 2000mm JAM OPERASI CEP PP . A : 0 JAM
18.17 Stop CEP PP A by FG " filling to LP Drum Done" JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
18.19 Start Demin PP A " Filling to Cond tank" JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
21.11 Stop Demin PP A (level Cond tank 4660 mm) JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 10 JAM
JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
AMONIA 45 LTR JAM OPERASI BFP PP 1A : 2 JAM
JAM OPERASI BFP PP 1B : 0 JAM
KONSUMSI LISTRIK : 1640,3 KWH
KONSUMSI BAHAN KIMIA : 45 LTR
KONSUMSI DEMIN : 73,2 M3

KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH


biaya produksi air demin (Rp/liter) 183
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400

Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)

1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400

2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 45 - - 7.400 333.000


Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 25 5,5 137,5 1.100 151.250
pompa demin make up (15 kwh) 0,25 15 3,75 1.100 4.125
pompa demin transfer (5.5 kwh) 0 5,5 0 1.100 -
pompa BFP (355 kwh) 3 355 1065 1.100 1.171.500
pompa dosing amoniak (1 kwh) 33 1 33,0 1.100 36.300
pompa agitator (1 kwh) 1 1 1 1.100 1.100
pompa CEP (200 kwh) 2 200 400 1.100 440.000
Total pemakaian listrik 1640,3 1.804.275

TOTAL BIAYA 15.825.675

done
PROCESS CONTROL OPERATION
REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

76
DATE : 25, 26 Januari 18

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 1
TIME ACTIVITY

25,26th Januari 2018 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


09.34 Start condensate make up pump B ( Persiapan konservasi HRSG ) JAM OPERASI DEMIN PP . A : 2 JAM
09.37 Start dosing amoniac pump 1A & 1B JAM OPERASI DEMIN PP . B : 2 JAM
10.55 Start demin pump A filling condensate tank JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 2 JAM
11.53 Stop Demin pump A JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : JAM
12.25 Stop amoniac dosing pump 1A & 1B , Stop condensate make up pump B JAM OPERASI CEP PP . A : 2 JAM
( Condensate tank PH : 9.88 ) JAM OPERASI CEP PP . B : 2 JAM
19,00 Check pH condensate tank ---- below 10 JAM OPERASI AMONIA PP 1A : JAM
19,30 Loading ammoniac 5 litre from level 5cm JAM OPERASI AMONIA PP 1B : JAM
22.00 Deacrease level LP & HP Drum HRSG-2---------> prepare konservasi HRSG-2 JAM OPERASI AMONIA PP 2A : JAM
22.30 - open valve venting system LP&HP Drum HRSG-2 JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
- Open drain valve LP modul HRSG-2----->prepare pemindahan valve drain LP steam HRSG-2 JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
23,15 close valve Drain LP&HP intermitten "pengurangan level LP&HP Drum & pengosongan LP modul di stop" JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
close valve Drain LP Modul pembuangan flashtank HRSG-2 balik ke bak header venting HE GTG 2 (air luber ) JAM OPERASI BFP PP 1A : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 1B : 0,5 JAM
23.50 Deacrease level LP & HP Drum HRSG-1---------> prepare konservasi HRSG-1 (dr level
00.00 Analisa sampel condensat tank ----->PH = 8 ; Conduct =69.3µs/cm
01.15 Close valve LP&HP intermitten HRSg-1 ----->level LP = -38 mm ; level HP = -167mm
05.00 Analisa sampel condensat tank ----->PH = 9 ; Conduct =73.9µs/cm
08.00 Start Agitator Amoniak, Loading Amoniak 10 liter
(Sisa Stock 10 liter)
09.15 Menormalkan sistem pengukuran Level HP Drum HRSG I
09.55 Close all drain HRSG I (ready to filling Conservation)
10.55 Close all drain HRSG II (ready to filling Conservation)
11.00 PH Condensate tank 9,8
15.00 Check sample condensate tank PH : 9.9
15.40 Start demin pump B ( Loading amoniac ) REFIL HP MODUL :
15.44 Start CEP A by FG JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
15.46 Start dosing amoniac pump 1B JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
15.49 Stop demin pump B JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
15.50 Filling LP drum HRSG 1 JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
15.53 Start BFP 1B HRSG 1 ( Filling HP drum HRSG 1 ) JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
16.30 Stop BFP 1B ( Filling HP drum done ) JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 6 JAM
16.35 Stop dosing amoniac pump 1B & 2B JAM OPERASI CEP PP . A : 1,3 JAM
16.57 Stop CEP A by FG JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
17.04 Stop condensate make up pump C JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 2,5 JAM
17.06 Konservasi HRSG 1 selesai JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 2,5 JAM
08.33 Start Demin Pp. A (filling Cond. Tank to 4700 mm) JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 0 JAM
08.50 Start Cond. Pp. C & Amoniac Dosing Pp. 2A JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 1 JAM
(increase PH Cond. Tank) JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
09.05 Stop Demin Pp. A (Cond. Tank 4700 mm) JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
13.00 PH Condensate tank 8 JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
14.07 Start demin pump B ( Filling condensate tank ) JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
14.11 Start demin transfer pump B ( Filling demin tank ) JAM OPERASI BFP PP 1A : 0 JAM
14.26 Stop demin pump B JAM OPERASI BFP PP 1B : 0 JAM
15.31 Stop condensate make up pump C & amoniac dosing pump 2B ( Sirkulasi cond tank lanjut senin ) KONSUMSI LISTRIK : 1060,0 KWH
15.49 Auto stop demin transfer pump B KONSUMSI BAHAN KIMIA : 0 LTR
KONSUMSI DEMIN : 0 M3

AMONIA 20 LTR

KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH


biaya produksi air demin (Rp/liter) 183
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400

Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)

1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 73,2 187 13.688.400

2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 20 - - 7.400 148.000


Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 8 5,5 44 1.100 48.400
pompa demin make up (15 kwh) 4 15 60 1.100 66.000
pompa demin transfer (5.5 kwh) 0 5,5 0 1.100 -
pompa BFP (355 kwh) 0,5 355 177,5 1.100 195.250
pompa dosing amoniak (1 kwh) 6 1 6,0 1.100 6.600
pompa agitator (1 kwh) 1 1 1 1.100 1.100
pompa CEP (200 kwh) 5,3 200 1060 1.100 1.166.000
Total pemakaian listrik 24,8 1348,5 1.483.350

TOTAL BIAYA 15.319.750

DONE

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

77
DATE : 13, 14 Maret 2018

HRSG CONCERVATION REPORT TIME : 00.00 - 24.00


HRSG 1
TIME ACTIVITY

13,14th March 2018 REFILL LP DRUM REFILL LP MODUL :


08.02 Start cond. Make up Pp. C (Sirkulasi condesat tank persiapan konservasi ) JAM OPERASI DEMIN PP . A : 1 JAM
08.20 Analisa PH Condensat tank : 7 JAM OPERASI DEMIN PP . B : 2 JAM
08.22 Start Demin Pp. A (Filling demin to condensat tank) JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
08.42 Stop Demin Pp. A (Level cond. Tank 5200 mm ) JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 0 JAM
08.45 Start Amonia 1A JAM OPERASI CEP PP . A : JAM
09.05 Loading amonia 15 Liter JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
09.12 Start Agitator Amonia JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
09.20 Stop Agitator Amonia JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
09.22 Start Amonia 1B JAM OPERASI AMONIA PP 2A : JAM
11.00 Info PH Cond tank 9,8 JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
14.32 Drain LP drum HRSG 2 from 320mm to -55mm JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
14.34 Agitator amoniac start, loading amoniac 10 litre JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
14.42 Drain LP drum HRSG 1 from 321mm to -17mm JAM OPERASI BFP PP 1A : 0 JAM
JAM OPERASI BFP PP 1B : 0 JAM
14.52 Agitator amoniac stop
15.39 Drain HP drum HRSG 1 from 247mm to -143mm
15.46 Drain HP drum HRSG 2 from 257mm to -166mm
16.03 Stop dosing amoniac 1A and 1B
16.05 Stop condensate make up C --- pH cond tank 10
23.30 - cek pH hotwell = 9
08.34 Start Make Up Cond. Pp. C & Amoniak Dosing Pp. IA
(Prepare Konservasi HRSG I & II)
08.59 Start Amoniak Dosing Pp. IB
10.17 Start CEP A
10.19 Filling LP Drum HRSG I
10.22 Filling LP Drum HRSG II REFIL HP MODUL :
10.28 Start BFP IA JAM OPERASI DEMIN TRANSFER PP . B : 0 JAM
10.44 Start BFP 2A (Filling HP Drum HRSG II) JAM OPERASI DEMIN PP . A : 0 JAM
11.52 Start Demin Pp. A (Loading Amoniak 5 liter) JAM OPERASI DEMIN PP . B : 0 JAM
11.55 Stop Demin Pp. A JAM OPERASI COND. MAKEUP PP A : 0 JAM
12.11 Stop BFP IA JAM OPERASI COND. MAKEUP PP B : 0 JAM
12.25 Filling HP Drum HRSG I Finish JAM OPERASI COND. MAKEUP PP C : 15 JAM
12.39 Stop BFP 2A (Filling HP Drum HRSG II selesai) JAM OPERASI CEP PP . A : 3 JAM
12.53 Stop CEP A (Filling LP Drum HRSG I finish) JAM OPERASI CEP PP . B : 0 JAM
14.32 Drain LP drum HRSG 2 from 320mm to -55mm JAM OPERASI AMONIA PP 1A : 0 JAM
14.34 Agitator amoniac start, loading amoniac 10 litre JAM OPERASI AMONIA PP 1B : 0 JAM
14.42 Drain LP drum HRSG 1 from 321mm to -17mm JAM OPERASI AMONIA PP 2A : 10 JAM
14.49 Stroking 03LAE20CG010 by EI --- not OK JAM OPERASI AMONIA PP 2B : 0 JAM
14.52 Agitator amoniac stop JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2A : 0 JAM
15.39 Drain HP drum HRSG 1 from 247mm to -143mm JAM OPERASI HYDRAZINE PP 2B : 0 JAM
15.46 Drain HP drum HRSG 2 from 257mm to -166mm JAM OPERASI PHOSPATE PP 1A/2A : 0 JAM
16.03 Stop dosing amoniac 1A and 1B JAM OPERASI PHOSPATE PP 1B/2B : 0 JAM
16.05 Stop condensate make up C --- pH cond tank 10 JAM OPERASI BFP PP 1A : 2 JAM
JAM OPERASI BFP PP 1B : 0 JAM
KONSUMSI LISTRIK : 600,0 KWH
KONSUMSI BAHAN KIMIA : 30 LTR
KONSUMSI DEMIN : 0 M3

KONSERVASI BASAH (WET) referensi dinas lab&K3LH


biaya produksi air demin (Rp/liter) 183
biaya pemakaian listrik (Rp/kwh) 1.100
Harga bahan kimia amoniak (Rp/liter) 7.400

Konsumsi (Liter) Standar (Kwh) Volume HRSG (M3) Harga (Rp/liter) Biaya (Rp)

1. kebutuhan air demin per HRSG (m3) - - 146,4 187 27.376.800

2. kebutuhan bahan kimia amoniak (liter) 30 - - 7.400 222.000


Durasi (jam) Standar (Kwh) Quantity (Kwh) Harga (Rp/liter) & (Rp/kwh) Biaya (Rp)
3. Pemakaian listrik
pompa condensate make up (5.5 kwh) 15 5,5 82,5 1.100 90.750
pompa demin make up (15 kwh) 2 15 30 1.100 33.000
pompa demin transfer (5.5 kwh) 0 5,5 0 1.100 -
pompa BFP (355 kwh) 2 355 710 1.100 781.000
pompa dosing amoniak (1 kwh) 10 1 10,0 1.100 11.000
pompa agitator (1 kwh) 1 1 1 1.100 1.100
pompa CEP (200 kwh) 3 200 600 1.100 660.000
Total pemakaian listrik 1433,5 1.576.850

TOTAL BIAYA 29.175.650

DONE

PROCESS CONTROL OPERATION


REPORTED BY : APPROVED BY:

IPAN MAULANA WIYONO


SUPERVISOR SUPERINTENDENT

78
Lampiran 5. Rincian Konsumsi Air Demin
Bahan Baku Pemakaian total Pemakaian per Liter Demin Harga Satuan Total biaya
Air Baku, m3 300 m3 0,001534222 9150 14,03813333
HCl,kg 275 kg 0,00436187 1040 4,536345053
NaOH,kg 200 kg 0,004351612 7890 34,33421964
Material Resin Anion,L 8550 7,48721E-05 160000 11,97954338
Resin Kation, L 7650 6,69909E-05 75000 5,024315068
Pengolahan Limbah, kg 50 0,000255704 3366 0,860698667
Penetral basin HCl,kg 50 0,000255704 1040 0,265931852

Harga listrik
Pompa Durasi (jam) Pemakaian Listrik (KWh) Total biaya
(Rp/kwh)
Blower UA 40 (3 kw) 15 0,000230133 1116 0,2568288
Operasional
Booster pump UA 41 (15 kw) 15 0,001150667 1116 1,284144
Pompa Regenerasi UA 51 (5.5 kw) 3,98 0,000112041 1116 0,125037577
Regenerasi Kation Kompresor Udara UA 81 (7.5 kw) 2,25 0,0000863 1116 0,0963108
Pompa Injeksi UA 61 (0.55 kw) 0,12 3,28153E-07 1116 0,000366219
Pompa Regenerasi UA 51 (5.5 kw) 5,73 0,000161264 1116 0,179970404
Kompresor Udara UA 81 (7.5 kw) 3,67 0,000140637 1116 0,156950933
Regenerasi Anion Pompa Injeksi UA 71 (0.37 kw) 2,00 3,78441E-06 1116 0,004223407
Blower UA 40 (3 kw) 0,58 8,94963E-06 1116 0,009987787
Pompa Booster UA 41 (15 kw) 15,58 4,47481E-05 1116 0,049938933
Blower UA 40 (3 kw) 0,00 7,1597E-05 1116 0,079902293
Booster pump UA 41 (15 kw) 15,00 0,000357985 1116 0,399511467
Pompa Regenerasi UA 51 (5.5 kw) 4,08 0,000114854 1116 0,128176596
Regenerasi Mixed Bed
Pompa Injeksi UA 71 (0.37 kw) 0,67 1,26147E-06 1116 0,001407802
Pompa Injeksi HCl UA 61 (0.55 kw) 0,33 9,3758E-07 1116 0,00104634
Kompresor Udara UA 81 (7.5 kw) 0,25 9,58889E-06 1116 0,0107012

Aktivitas
Silika online, kali 0,000460267 132000 60,7552
Silika, kali 0,000102281 132000 13,50115556
Analisis +m,kali 4,60267E-05 110000 5,062933333
-m, kali 1,02281E-05 110000 1,125096296
+p, kali 3,06844E-05 110000 3,375288889

Air Demin 0,534222222

Investasi 5,25419E-09 1639814815 8,615891538

Tenaga Kerja
Kepala Seksi, bulan 0,0000001 12076900 1,378619669
Teknisi, bulan 2,28307E-07 9881300 2,255968757

Perawatan
Rutin 1,53422E-05 825000 12,65733333
Rp/liter 182,55

79
Lampiran 6.

80

Anda mungkin juga menyukai