Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia

Volume 3. Nomor 2. Edisi Desember 2013. ISSN: 2088-6802


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki

Artikel Penelitian

Pengaruh Suplementasi Protein terhadap Komposisi Tubuh pada


Atlet

Anies Setiowati1*, Hadi2

Diterima: Oktober 2013. Disetujui: November 2013. Dipublikasikan: Desember 2013


© Universitas Negeri Semarang 2013

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui PENDAHULUAN


pengaruh pemberian suplemen protein terhadap komposisi Suplemen protein merupakan salah satu
tubuh (persen lemak tubuh dan massa tubuh tanpa lemak).
Metode penelitian yang digunakan penelitian eksperimen suplemen yang popular digunakan, yaitu da-
pre-post test group design. Sample penelitian adalah siswa lam bentuk susu protein seperti kasein dan
atlet sepak bola SMA Terang Bangsa Semarang berumur whey protein. Suplemen protein dapat berupa
15-18 tahun sebanyak 11 orang. Perlakuan sampel berupa protein komplet (mengandung 6 asam amino
pemberian suplemen protein sebanyak 30 gram selama
4 minggu. Penimbangan berat badan dilakukan dengan essensial) atau suplemen protein inkomplet
timbangan digital, persen lemak tubuh diukur dengan (hanya mengandung satu atau lebih asam ami-
Bioelectrical Impedance Analyzer (BIA) merk Corona. no essensial). Penggunaan suplemen protein
Data dianalisis menggunakan uji Paired t-test/Wilcoxon. memiliki menunjukkan perbaikan resintesis
Hasil uji statistik dengan Paired t test/Wilcoxon diperoleh
hasil terdapat perbedaan penurunan persen lemak glikogen, massa tubuh tanpa lemak, dan ki-
tubuh (sebelum suplementasi potein 19,1±1,1%, sesudah nerja secara keseluruhan (Esmarck et al, 2001).
17,9±1,2%, p=0,003) dan peningkatan massa tubuh tanpa Hampir separuh mahasiswa Amerika yang
lemak (sebelum suplementasi protein 51,4 ±5,5 kg, sesudah menjadi atlet menggunakan nutritional supple-
52,4±5,5 kg, p=0,013). Tidak ada perbedaan perubahan
berat badan setelah perlakuan. Simpulan : suplementasi ments, suplemen protein merupakan salah satu
protein selama 4 minggu dapat menurunkan persen lemak suplemen yang sering dikonsumsi ( Schenk
tubuh dan meningkatkan massa tubuh tanpa lemak. and Costley, 2002). Suplemen protein sering
digunakan atlet dengan tujuan untuk mening-
Kata Kunci: Suplemen protein, komposisi tubuh
katan berat badan (Kreider et al, 2010). Pene-
litian tentang suplemen protein sebelum dan
Abstract This study aimed to determine the effect of sesuadah latihan olahraga menunjukkan ke-
protein supplementation on body composition (body cepatan fraksional sintesis protein otot secara
weight, percent body fat and muscle mass). The method
used experimental study group pre-post test design. signifikan (Wilkinson et al, 2007).
Samples were students in football athletes SMA Terang Suplemen protein mempunyai kandun-
Bangsa Semarang aged 15-18 years as many as 11 people. gan protein yang cukup besar. Asupan kebu-
Treatment of samples for the provision of as much as 30 tuhan atlet terjadi peningkatan, hal ini dise-
grams of protein supplements for 4 weeks. Weighing is
done with a digital scale, percent body fat was measured babkan oleh karena atlet lebih beresiko untuk
by bioelectrical impedance analyzer (BIA) Corona brand. mengalami kerusakan jaringan otot terutama
Data were analyzed using the Paired t-test / Wilcoxon. The saat menjalani latihan/pertandingan olahraga
results of the statistical test Paired t-test / Wilcoxon there yang berat. Peningkatan kebutuhan protein
are differences in the results obtained decrease percent
body fat (pre 19,1±1,1%, post 17,9±1,2%, p = 0.003) and an tersebut untuk peningkatan sintesis protein
increase in lean body mass (pre 51,4±5,5 kg, post 52,4±5,5 yang diperlukan untuk membantu proses per-
kg, p = 0.013) after administration of a protein supplement. baikan dan remodeling serat otot rangka yang
No difference in change in body weight after treatment. rusak sebagai akibat latihan berat1. Seseorang
Conclusion: protein supplementation for 4 weeks can
lower percent body fat and increase lean bodymass. yang aktif berolahraga terutama atlet membu-
tuhkan tingkat asupan protein melebihi 0,8 g/
Keywords: protein supplementation, body composition kgBB/hari, terlepas dari jenis latihan yang di-
lakukan.
*1Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Olahraga dengan aktifitas olahraga in-
Universitas Negeri Semarang, E-mail: setiowatianies@
termittent seperti sepak bola konsumsi pro-
yahoo.com
2
Jurusan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu tein yang direkomendasikan adalah 1,4-1,7 g/
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, kgBB/hari (Lemon, 1994). Suplementasi pro-
68 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia 3 (2) 2013

tein mempengaruhi massa otot melalui peru- perti sepakbola sebesar 1,4-1,7 g/kgBB/hari.
bahan sintesis protein, dengan peningkatan Pengaruh variabel perlakuan dilihat
asupan protein akan menyebabkan pening- pada berat badan, persen lemak tubuh dan
katan kesimbangan protein arah positif yang massa otot. Pada kedua kelompok berat badan,
kemudian menyebabkan peningkatan sintesis persen lemak tubuh dan massa lemak diukur
protein. Peningkatan sintesis protein secara sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) per-
perlahan akan menyebabkan hipertropi otot lakuan pemberian suplemen protein. Berat
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada badan diperoleh dari pengukuran dengan tim-
komposisi tubuh (Phillip et al, 2005). bangan digital dengan tingkat ketelitian 0,1
Penelitian ini bertujuan untuk menge- kg. Persen lemak tubuh diukur dengan meng-
tahui pengaruh pemberian suplemen protein gunakan BIA (Bioelectrical Impedance Analyzer)
selama 4 minggu terhadap persen lemak tubuh merk Corona dengan ketelitian 0,1%. Massa
dan massa tubuh tanpa lemak pada atlet. otot diperoleh dari perhitungan berat badan
dikurangi massa lemak, massa lemak dipero-
METODE leh dari perkalian persen lemak tubuh dengan
Penelitian ini termasuk dalam penelitian berat badan. Data asupan makanan yang di-
eksperimen yang menggunakan rancangan konsumsi selama penelitian yang diperoleh
pre-post test group design. Populasi dalam pene- dengan metode food recall 24 jam. Recall 24 jam
litian ini adalah seluruh siswa kelas atlet sepak dilakukan sebanyak 4 hari yaitu 2 hari sebelum
bola SMA Terang Bangsa Semarang yaitu se- penelitian, dan 2 hari pada akhir penelitian
jumlah 22 orang. Subjek penelitian dipilih se- (pada minggu ke-4). Hari pengambilan data
cara purposive dengan kriteria inklusi 1) Ter- recall 24 jam meliputi hari libur dan hari biasa.
catat sebagai siswa kelas atlet sepak bola SMA Analisis data menggunakan analisis
Terang Bangsa Semarang dan bertempat ting- univariat dilakukan dengan mendeskripsikan
gal di asrama siswa 2) Laki-laki berumur 15-18 data berat badan, persen lemak tubuh, massa
tahun 3) Dalam keadaan sehat, tidak mende- tubuh tanpa lemak, tingkat konsumsi energi,
rita sakit fisik dalam 1 bulan terakhir sampai tingkat konsumsi protein, presentase asupan
penelitian berlangsung 4) Tidak mempunyai lemak dan presentase asupan karbohidrat.
kelainan fungsi ginjal, hasil pemeriksaan da- Analisis bivariat dilakukan dengan uji Paired t-
rah ureum dan kreatinin dalam batas normal test untuk menganalisis variabel-variabel yang
5) Bersedia menjadi subjek dalam penelitiaan. berdistribusi normal. Uji Wilcoxon digunakan
Kriteria eksklusi adalah subjek penelitian sa- untuk menganalisis perbedaan dari variabel-
kit atau cedera pada saat mengikuti peneliti- variabel yang berdistribusi tidak normal.
an, mengalami cedera muskulosekeletal (otot,
sendi dan tulang), mempunyai riwayat alergi PEMBAHASAN
susu, menjalani program penurunan berat ba- Berdasarkan hasil recall 24 jam yang di-
dan, mengkonsumsi suplemen olahraga dan lakukan 4 kali yaitu 2 hari sebelum pemberian
mengalami reaksi alergi susu pada saat men- suplemen protein dan 2 hari pada minggu ke-4
gikuti penelitian. Berdasarkan kriteria inklusi diperoleh data rerata tingkat konsumsi energi,
dan eksklusi diperoleh 11 orang sebagai subjek tingkat konsumsi protein, persentase asupan
penelitian. Pertimbangan kelompok perlakuan lemak dan persentase asupan karbohidrat se-
dari subjek yang tinggal di asrama adalah un- belum pemberian suplemen protein, minggu
tuk kemudahan pemantauan, baik asupan ma- ke-2 dan minggu ke-4. Pada Tabel 1 memper-
kan ataun kepatuhan dalam penelitian. Pada lihatkan terdapat perbedaan tingkat konsum-
akhir penelitian tidak ada subjek yang drop out. si energi (p=0,000), tingkat konsumsi protein
Perlakuan dalam penelitian ini adalah (p=0,000) dan persentase asupan karbohidrat
pemberian suplemen protein selama 4 ming- (p=0,003), tidak terdapat perbedaan persenta-
gu. Suplemen protein yang digunakan adalah se lemak dalam asupan seehari antara sebelum
susu protein Prostar 100% Whey Ultimate Nut- dan sesudah pemberian suplemen protein .
riton dalam 1 Scoop (30 gram) susu mengan- Hal ini disebabkan karena susu protein yang
dung 120 kalori, 2 gram karbohidart, 1 gram diberikan kepada subjek merupakan susu
lemak dan 25 gram protein. Penambahan susu tinggi protein, rendah lemak dan karbohirat,
protein diberikan 1 kali sebanyak 30 gram se- dalam 30 g susu mengandung 120 kkal energi,
telah latihan olahraga sore. Pemberian 30 gram 25 g protein, 1 g lemak dan 2 g karbohidrat, se-
susu protein dengan pertimbangan kebutuhan hingga hanya sedikit meningkatkan konsumsi
protein untuk cabang olahraga intermittent se- energi dan dan lemak.
Anies Setiowati, Hadi - Pengaruh Suplementasi Protein terhadap Komposisi Tubuh pada Atlet 69

Sebelum perlakuan asupan makanan gan performa atlet. Atlet sepak bola harus pro-
subjek mengandung 58,5±4,0% karbohidrat, porsional antara massa otot dan lemak. Massa
13,2±1,5% protein dan 26,9±4,5% lemak dari to- tubuh tanpa lemak dapat diketahui dari per-
tal asupan energi. Setelah pemberian suplemen hitungan pengurangan berat badan aktual (kg)
protein asupan makanan subjek mengandung dengan massa lemak (kg), dimana massa lemak
50,4±7,1% karbohidrat, 15,4±0,6% protein dan adalah perkalian persen lemak tubuh dengan
28,4±1,1% lemak dari total asupan energi. berat badan aktual (McArdle, 1981). Penguku-
Suplementasi protein akan meningkatkan asu- ran komposisi tubuh subjek pada penelitian ini
pan protein, asupan protein yang tinggi akan yaitu persen lemak tubuh didapatkan rerata
menurunkan persentase karbohidrat dari total sebesar 19,1± 1,4% ( 12,1±1,4 kg massa lemak),
asupan energi. Total protein sebelum suple- sementara nilai massa tubuh tanpa lemak sub-
men asupan protein subjek rata-rata 0,96 g/ jek didapatkan dengan cara perhitungan dipe-
kgBB/hari. Setelah perlakuan kepada subjek, roleh hasil massa tubuh tanpa lemak pada ke-
terjadi peningkatan rata-rata asupan protein lompok diet tinggi protein sebesar 51,4±5,5 kg.
sebesar 1,4 g/kgBB/hari Persen lemak tubuh sebagian besar tergolong
Komposisi tubuh merupakan jumlah se- lebih (persen lemak tubuh di atas 18%). Pre-
luruh bagian tubuh yang terdiri dari adipose sentase lemak yang ideal adalah bekisar 8-18%
atau jaringan lemak dan massa jaringan tan- pada atlet sepak bola pria (Fink, 2006).
pa lemak. Massa tubuh tanpa lemak meliputi Perbedaan komposisi tubuh yaitu berat
massa otot, tulang, kulit, jaringan tubuh bukan badan, persen lemak tubuh dan massa tubuh
lemak dan jaringan tubuh lain, massa otot 40- tanpa lemak antara sebelum dan sesudah pem-
50% dari massa tubuh tanpa lemak (Browers berian suplemen protein ditunjukkan pada
& Fox, 1988). Terbentuknya massa lemak (body Tabel 2. Hasil penelitian menyebutkan bahwa
fat mass) dengan perbandingan massa tubuh terdapat perbedaan persen lemak tubuh antara
tanpa lemak (lean body mass) berhubungan den- sebelum dan sesudah suplementasi protein.
Tabel 1 Perbedaan tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi protein, persentase asupan lemak
dan persentase asupan karbohidrat sebelum dan sesudah pemberian suplemen protein£
Suplementasi Protein (n=11)
Variabel p
Sebelum Sesudah

Tingkat Konsumsi Energi (%)b 51,6±6,0 62,9±5,6 0,0001*


Tingkat Konsumsi Protein (%)b 69,9±8,4 99,9±9,9 0,0001*
Persentase asupan lemak (%)b u26,9±4,5 28,4±1,1 0,329
Persentase asupan karbohidrat (%)a 58,5±4,0 50,4±7,0 0,003*
£
Rerata ± SB
a
Uji Wilcoxon
b
Uji Paired T- Test
*Perbedaan signifikan tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi protein dan persentase asupan
karbohidrat sebelum dan sesudah

Tabel 2 Perbedaan berat badan, persen lemak tubuh dan massa tubuh tanpa lemak antara sebe-
lum dan sesudah pemberian suplemen protein£
Kelompok diet tinggi protein (n=11)
Variabel p
Sebelum Sesudah

Persen lemak tubuh (%)b 19,1±1,1 17,9±1,2 0,003*


Berat Badan (kg)b 63,5±6,5 63,8±6,6 0,449
Massa tubuh tanpa lemak (g)b 51,4±5,5 52,4±5,5 0,013*
£
Rerata ± SB
a
Uji Wilcoxon
b
Uji Paired t-test
*perbedaan signifikan persen lemak tubuh dan massa tubuh tanpa lemak sebelum dan sesudah
perlakuan
70 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia 3 (2) 2013

Pada penelitian ini setelah pemberian sing-masing subjek, berdasarkan perhitungan


suplemen protein terjadi penurunan bermak- kebutuhan energi dengan mempertimbangkan
na persen lemak tubuh tetapi berat badan ti- kebutuhan energi basal, specific dynamic action
dak terdapat peningkatan. Adanya penurunan (SDA), aktivitas fisik dan penambahan kalori
persen lemak tubuh yang tidak diikuti dengan untuk pertumbuhan sebesar 10% diperoleh
perubahan berat badan dapat diasumsikan hasil kebutuhan energi sebesar 3668±247 kkal,
terjadi peningkatan massa tubuh tanpa lemak sedang hasil recall konsumsi, rata-rata asupan
(fat free weight/lean body mass). Massa tubuh energi 1882±116 kkal/hari sebelum pemberi-
tanpa lemak meliputi massa otot, tulang, ku- an suplemen protein dan 2295 kkal/hari sete-
lit, jaringan tubuh bukan lemak dan jaringan lah pemberian suplemen protein. Rendahnya
tubuh lain, massa otot 40-50% dari massa tu- tingkat konsumsi energi disebabkan kurang-
buh tanpa lemak (Browers & Fox, 1988). Ber- nya asupan makanan subjek sebelum dan se-
dasarkan perhitungan massa tubuh tanpa lama penelitian. Program diet tinggi protein
lemak diperoleh hasil massa tubuh tanpa le- akan menurunkan persentase karbohidrat dari
mak sebesar 51,4±5,5 kg sebelum perlakuaan total asupan energi, hal ini sesuai penelitian
dan 52,4±5,5 kg sesudah perlakuan, mening- Hoffman (2006) diet tinggi protein 1,6-1,8 g/
kat 1,0±1,1 kg. Terdapat perbedaan bermakna kgBB/hari, sebelum perlakuan rata-rata asu-
massa tubuh tanpa lemak antara sebelum dan pan karbohidrat sebesar 55,5±2,2%, protein
sesudah perlakuan (p=0,013). Sesuai dengan 15,4±0,01%, lemak 29,1±0,02%, setelah perlaku-
penelitian Burke et al (2001) suplementasi pro- an terjadi penurunan persentase konsumsi kar-
tein 1,2 g/kgBB/hari selama 6 minggu dapat bohidrat menjadi 50,3±4,6%, protein 21,2±3,5%
meningkatkan massa bebas lemak 2,3 kg (me- dan lemak 30,0±5,0% dari total asupan energi.
ningkat 3,8%). Peningkatan asupan protein Banyak penelitian menerapkan program diet
mengakibatkan keseimbangan protein po- tinggi protein dengan karbohidrat sebesar
sitif artinya menurunkan degradasi protein 40%, protein 30% dan lemak 30% dari total asu-
dan meningkatkan sintesis protein. Penelitian pan energi (Parker et al, 2002), namun program
suplementasi protein selama 4 minggu pada tersebut tidak dapat diterapkan apabila tujuan
atlet memberikan hasil yang signifikan pe- diet tinggi protein untuk meningkatkan massa
ningkatan sintesisprotein (Fern, 1991). Pening- tubuh/massa otot. Diet dengan kandungan
katan sintesis protein menyebabkan peningka- karbohidrat <40% total asupan energi efektif
tan massa otot dan akan meningkatkan berat untuk program penurunan berat badan, massa
badan, namun apabila asupan energi subjek lemak dan massa otot (Johnston, 2004).
rendah akan memberi dampak negatif terha- Komposisi tubuh dan berat badan ada-
dap peningkatan massa otot. Pemberian susu lah dua dari banyak faktor yang memberi
protein selama penelitian telah meningkatkan kontribusi terhadap performa latihan. Berat
asupan energi, dimana pada awal penelitian badan dapat mempengaruhi kecepatan, daya
tingkat asupan energi 51,6% selama penelitian tahan, dan power seorang atlet, sementara
meningkat 62,9%. Peningkatan asupan energi komposisi tubuh dapat menghasilkan kekua-
masih tergolong kurang dari kebutuhan energi tan, kelincahan dan penampilan seorang atlet.
subjek, hal ini yang memungkinkan tidak ter- Seseorang dengan komposisi tubuh normal
jadinya peningkatan berat badan. Diet tinggi (langsing) dengan otot atau rasio lemak lebih
protein dan rendah karbohidrat akan menu- besar, seringkali menguntungkan dalam olah-
runkan glikogen otot dan peningkatan peme- raga yang membutuhkan kecepatan. Upaya
cahan protein sebagai sumber energy (William, mewujudkan massa lemak dan massa tubuh
2007), meningkatan efek thermogenesis maka- tanpa lemak yang ideal ditempuh dengan lati-
nan yang akan mengakibatkan peningkatan han (exercise) juga memperhatikan asupan gizi
pengeluaran energi untuk mengolah makanan baik jumlah maupun waktu pemberian (Weat-
(Jones DP et al, 2008). Meskipun asupan pro- herwax, 2008).
tein di atas nilai yang direkomendasikan, apa-
bila asupan energi tidak adekuat akan memba- SIMPULAN
tasi peningkatan massa tubuh dan massa otot Suplementasi protein selama 4 minggu
(Hoffmat et al, 2006). Hasil recall sebelum perla- tidak dapat meningkatkan berat badan atlet,
kuan diperoleh data seluruh subjek penelitian namun terjadi penurunan persen lemak tubuh
tingkat asupan energi tergolong kurang (<80 dan peningkatan massa tubuh tanpa lemak.
%). Tingkat konsumsi energi subjek dibawah
nilai normal dari kebutuhan energi untuk ma-
Anies Setiowati, Hadi - Pengaruh Suplementasi Protein terhadap Komposisi Tubuh pada Atlet 71

DAFTAR PUSTAKA weight management, and satiety Am J Clin Nutr


Burke DG, Chiliibeck P, et al. 2001. The effect of whey 87(suppl):1558S– 61S
protein supplementation eith and witout creatine Lemon PW. 1994. Protein requirements of soccer J Sports
monohydrate combined white resintance training Sci 1994 , 12 Spec No : S17-22
on lean tissue mass and muscle strength Int J Sport Mcardle WD, Kacth FI, Katch VL. 1981. Exercise Physiol-
Nutr Exerc Metabolism 11, 349-364 ogy: Energy, Nutrition, and Human performance.
Bower RW, Fox EL. 1992. Sports Physiology 3th ed. Lea & Feiger, Philadelphia (268 -280).
Wm.C.Brown Publishers USA. P 322 Phillips ST, Hartman JW, Wilkinson SB. 2005. Dietary Pro-
Fern EB, Bielinski RN and Schutz Y 1991 Effects of ex- tein to Support Anabolism with Resistance Exer-
aggerated amino acid and protein supply in man. cise in Young Men J Am Coll Nutr Vol. 24, No.
Experientia 47, 168-172. 2, 134S–139S.
Fink HH, Burgon LA, Mikesky AE. 2006. Practical applica- Schenk, T.L. and Costley, C.D. 2002. When food becomes
tions in sport nutrition. Jones and Bartlett Publish- a drug: Nonanabolic nutritional supplement use
ers, Boston in athletics. American Journal of Sports Medicine 30,
Hoffman JR, Ratamess N, Kang Jie, Falvo MJ, Faigenbaum 907-916.
AV. 2006. Effect of Protein intake on Strengt, Body William. 2007. Nutrition for Healt, Fitness and Sport. Eight
Composition and Endocrine changes in Strenght/ Edition. Americas, New York
Power Athletes J Int Soc Sports Nutr. 3(2): 12-18 Weatherwax D 2008 Komposisi tubuh dan efeknya
Johnson B, Barry L. 1986. Practical measurement for eveal- pada spektrum performa olahraga. NSCA
uation in physical education Macmillan Publish- Sport Nutrition. Sept/Okt;7.5: 6-7. Online.
ing Company New York. Availablefrom:URLhttp://www.olympic.or.id/
Jones DP, Westman E, Mattes RD et al. 2008. Protein, files/documents/journal/7.5.pdf 12 Februari 2013

Anda mungkin juga menyukai