Artikel Penelitian
tein mempengaruhi massa otot melalui peru- perti sepakbola sebesar 1,4-1,7 g/kgBB/hari.
bahan sintesis protein, dengan peningkatan Pengaruh variabel perlakuan dilihat
asupan protein akan menyebabkan pening- pada berat badan, persen lemak tubuh dan
katan kesimbangan protein arah positif yang massa otot. Pada kedua kelompok berat badan,
kemudian menyebabkan peningkatan sintesis persen lemak tubuh dan massa lemak diukur
protein. Peningkatan sintesis protein secara sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) per-
perlahan akan menyebabkan hipertropi otot lakuan pemberian suplemen protein. Berat
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada badan diperoleh dari pengukuran dengan tim-
komposisi tubuh (Phillip et al, 2005). bangan digital dengan tingkat ketelitian 0,1
Penelitian ini bertujuan untuk menge- kg. Persen lemak tubuh diukur dengan meng-
tahui pengaruh pemberian suplemen protein gunakan BIA (Bioelectrical Impedance Analyzer)
selama 4 minggu terhadap persen lemak tubuh merk Corona dengan ketelitian 0,1%. Massa
dan massa tubuh tanpa lemak pada atlet. otot diperoleh dari perhitungan berat badan
dikurangi massa lemak, massa lemak dipero-
METODE leh dari perkalian persen lemak tubuh dengan
Penelitian ini termasuk dalam penelitian berat badan. Data asupan makanan yang di-
eksperimen yang menggunakan rancangan konsumsi selama penelitian yang diperoleh
pre-post test group design. Populasi dalam pene- dengan metode food recall 24 jam. Recall 24 jam
litian ini adalah seluruh siswa kelas atlet sepak dilakukan sebanyak 4 hari yaitu 2 hari sebelum
bola SMA Terang Bangsa Semarang yaitu se- penelitian, dan 2 hari pada akhir penelitian
jumlah 22 orang. Subjek penelitian dipilih se- (pada minggu ke-4). Hari pengambilan data
cara purposive dengan kriteria inklusi 1) Ter- recall 24 jam meliputi hari libur dan hari biasa.
catat sebagai siswa kelas atlet sepak bola SMA Analisis data menggunakan analisis
Terang Bangsa Semarang dan bertempat ting- univariat dilakukan dengan mendeskripsikan
gal di asrama siswa 2) Laki-laki berumur 15-18 data berat badan, persen lemak tubuh, massa
tahun 3) Dalam keadaan sehat, tidak mende- tubuh tanpa lemak, tingkat konsumsi energi,
rita sakit fisik dalam 1 bulan terakhir sampai tingkat konsumsi protein, presentase asupan
penelitian berlangsung 4) Tidak mempunyai lemak dan presentase asupan karbohidrat.
kelainan fungsi ginjal, hasil pemeriksaan da- Analisis bivariat dilakukan dengan uji Paired t-
rah ureum dan kreatinin dalam batas normal test untuk menganalisis variabel-variabel yang
5) Bersedia menjadi subjek dalam penelitiaan. berdistribusi normal. Uji Wilcoxon digunakan
Kriteria eksklusi adalah subjek penelitian sa- untuk menganalisis perbedaan dari variabel-
kit atau cedera pada saat mengikuti peneliti- variabel yang berdistribusi tidak normal.
an, mengalami cedera muskulosekeletal (otot,
sendi dan tulang), mempunyai riwayat alergi PEMBAHASAN
susu, menjalani program penurunan berat ba- Berdasarkan hasil recall 24 jam yang di-
dan, mengkonsumsi suplemen olahraga dan lakukan 4 kali yaitu 2 hari sebelum pemberian
mengalami reaksi alergi susu pada saat men- suplemen protein dan 2 hari pada minggu ke-4
gikuti penelitian. Berdasarkan kriteria inklusi diperoleh data rerata tingkat konsumsi energi,
dan eksklusi diperoleh 11 orang sebagai subjek tingkat konsumsi protein, persentase asupan
penelitian. Pertimbangan kelompok perlakuan lemak dan persentase asupan karbohidrat se-
dari subjek yang tinggal di asrama adalah un- belum pemberian suplemen protein, minggu
tuk kemudahan pemantauan, baik asupan ma- ke-2 dan minggu ke-4. Pada Tabel 1 memper-
kan ataun kepatuhan dalam penelitian. Pada lihatkan terdapat perbedaan tingkat konsum-
akhir penelitian tidak ada subjek yang drop out. si energi (p=0,000), tingkat konsumsi protein
Perlakuan dalam penelitian ini adalah (p=0,000) dan persentase asupan karbohidrat
pemberian suplemen protein selama 4 ming- (p=0,003), tidak terdapat perbedaan persenta-
gu. Suplemen protein yang digunakan adalah se lemak dalam asupan seehari antara sebelum
susu protein Prostar 100% Whey Ultimate Nut- dan sesudah pemberian suplemen protein .
riton dalam 1 Scoop (30 gram) susu mengan- Hal ini disebabkan karena susu protein yang
dung 120 kalori, 2 gram karbohidart, 1 gram diberikan kepada subjek merupakan susu
lemak dan 25 gram protein. Penambahan susu tinggi protein, rendah lemak dan karbohirat,
protein diberikan 1 kali sebanyak 30 gram se- dalam 30 g susu mengandung 120 kkal energi,
telah latihan olahraga sore. Pemberian 30 gram 25 g protein, 1 g lemak dan 2 g karbohidrat, se-
susu protein dengan pertimbangan kebutuhan hingga hanya sedikit meningkatkan konsumsi
protein untuk cabang olahraga intermittent se- energi dan dan lemak.
Anies Setiowati, Hadi - Pengaruh Suplementasi Protein terhadap Komposisi Tubuh pada Atlet 69
Sebelum perlakuan asupan makanan gan performa atlet. Atlet sepak bola harus pro-
subjek mengandung 58,5±4,0% karbohidrat, porsional antara massa otot dan lemak. Massa
13,2±1,5% protein dan 26,9±4,5% lemak dari to- tubuh tanpa lemak dapat diketahui dari per-
tal asupan energi. Setelah pemberian suplemen hitungan pengurangan berat badan aktual (kg)
protein asupan makanan subjek mengandung dengan massa lemak (kg), dimana massa lemak
50,4±7,1% karbohidrat, 15,4±0,6% protein dan adalah perkalian persen lemak tubuh dengan
28,4±1,1% lemak dari total asupan energi. berat badan aktual (McArdle, 1981). Penguku-
Suplementasi protein akan meningkatkan asu- ran komposisi tubuh subjek pada penelitian ini
pan protein, asupan protein yang tinggi akan yaitu persen lemak tubuh didapatkan rerata
menurunkan persentase karbohidrat dari total sebesar 19,1± 1,4% ( 12,1±1,4 kg massa lemak),
asupan energi. Total protein sebelum suple- sementara nilai massa tubuh tanpa lemak sub-
men asupan protein subjek rata-rata 0,96 g/ jek didapatkan dengan cara perhitungan dipe-
kgBB/hari. Setelah perlakuan kepada subjek, roleh hasil massa tubuh tanpa lemak pada ke-
terjadi peningkatan rata-rata asupan protein lompok diet tinggi protein sebesar 51,4±5,5 kg.
sebesar 1,4 g/kgBB/hari Persen lemak tubuh sebagian besar tergolong
Komposisi tubuh merupakan jumlah se- lebih (persen lemak tubuh di atas 18%). Pre-
luruh bagian tubuh yang terdiri dari adipose sentase lemak yang ideal adalah bekisar 8-18%
atau jaringan lemak dan massa jaringan tan- pada atlet sepak bola pria (Fink, 2006).
pa lemak. Massa tubuh tanpa lemak meliputi Perbedaan komposisi tubuh yaitu berat
massa otot, tulang, kulit, jaringan tubuh bukan badan, persen lemak tubuh dan massa tubuh
lemak dan jaringan tubuh lain, massa otot 40- tanpa lemak antara sebelum dan sesudah pem-
50% dari massa tubuh tanpa lemak (Browers berian suplemen protein ditunjukkan pada
& Fox, 1988). Terbentuknya massa lemak (body Tabel 2. Hasil penelitian menyebutkan bahwa
fat mass) dengan perbandingan massa tubuh terdapat perbedaan persen lemak tubuh antara
tanpa lemak (lean body mass) berhubungan den- sebelum dan sesudah suplementasi protein.
Tabel 1 Perbedaan tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi protein, persentase asupan lemak
dan persentase asupan karbohidrat sebelum dan sesudah pemberian suplemen protein£
Suplementasi Protein (n=11)
Variabel p
Sebelum Sesudah
Tabel 2 Perbedaan berat badan, persen lemak tubuh dan massa tubuh tanpa lemak antara sebe-
lum dan sesudah pemberian suplemen protein£
Kelompok diet tinggi protein (n=11)
Variabel p
Sebelum Sesudah