Anda di halaman 1dari 6

TEMA BULANAN : “Pendidikan Sebagai Misi Gereja Dalam Pembentukan

Karakter”

TEMA MINGGUAN : “Firman Mempersatukan dan Menyelamatkan


Bangsa”

Bacaan Alkitab: Roma 10:4-15

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Adanya kelompok-kelompok intoleran yang mempropagan-dakan isu SARA


untuk berbagai kepentingan dalam masyarakat sa-ngat membahayakan
persatuan dan keselamatan bangsa Indonesia. Apalagi ketika gerakan itu
sampai pada upaya makar yang berusaha menggulingkan pemerintahan
yang sah dan berkeinginan mengubah ideologi negara. Gerakan itu jelas
dilakukan oleh kelompok-kelom-pok radikal yang menghalalkan tindakan
anarkis berupa aksi terorisme yang berulang kali dilancarkan lewat upaya
serangan bersenjata kepada pihak kepolisian dan TNI, bahkan sampai pada
teror bom yang mengancam keselamatan masyarakat sipil.

Menyikapi fakta itu pemerintah telah mengambil langkah-langkah preventif


bahkan tindakan tegas, tetapi masih banyak juga yang belum tuntas. Ini
menjadi kenyataan yang mengusik bangsa, sehingga dibutuhkan suatu
upaya terpadu dari seluruh komponen bangsa, termasuk gereja dipanggil
untuk mengupayakan persatuan bangsa dengan upaya menjalin tali
persaudaraan dan persahabatan dalam interaksi sosial di tengah masyarakat
plural yang memang rentan pada konflik horisontal dan vertikal.

Keterpanggilan gereja dalam konteks ke-Indonesia-an yang bergumul


melawan ancaman konflik yang bisa menghancurkan bangsa ini, tentunya
memotivasi gereja untuk mendisain Missio Dei, dalam konsep teologi, “Allah
yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang…” (Roma 10:12) dengan
pendekatan kasih yang mempersatukan dan menyempurnakan (Kolose 3:14)
di mana umat Kristen eksis sebagai umat Tuhan yang menjadi perekat bagi
kehidupan berbangsa, dengan berusaha mewujudkan gereja bagai orang
Samaria yang murah hati yang melayani sesama manusia (Lukas 10:36,37)
yang artinya pelayanan gereja menembus batas-batas perbedaan yang
berusaha meruntuhkan tembok-tembok pemisah dan membangun jalan-jalan
penghubung yang memung-kinkan setiap orang atau kelompok yang berbeda
dapat hidup bersama penuh damai di bumi Indonesia ini, sebagai manifestasi
dari firman yang mempersatukan dan menyelamatkan bangsa.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Paulus dalam kitab Roma ini menjelaskan otoritasnya sebagai seorang


hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk
memberitakan Injil Allah, yaitu firman Tuhan. Ia pun dalam suratnya
menyatakan kerinduan hati untuk pergi ke Roma dengan maksud
memberitakan Injil buat semua orang, baik orang Yahudi dan bukan Yahudi.

Kekristenan di Roma saat itu mendapat banyak tekanan secara eksternal dari
kalangan Yahudi maupun Romawi, selain itu juga pergumulan konflik internal
jemaat Roma. Konflik perbedaan dua kelompok yaitu Yahudi dan Yunani
sungguh memicu keresahan. Kelompok yang satu merasa lebih utama
dengan merendahkan kelompok yang lain. Khususnya orang Yahudi
mengkisruhkan keadaan dengan pandangan bahwa mereka memiliki
kedudukan lebih tinggi di hadapan Tuhan dibandingkan dengan mereka yang
bukan Yahudi. Pandangan itu mengkristal karena mereka ber-anggapan
bahwa Tuhan memberikan hukum Taurat secara khusus kepada mereka yang
membedakan mereka dari yang lain. Bagi mereka dengan melakukan hukum
Taurat maka itu menjadi jaminan keselamatan, atau Taurat menjadi syarat
utama untuk dilakukan guna memperoleh keselamatan.

Di tengah kuatnya pertentangan perbedaan kedua kelompok Paulus secara


tegas mengemukakan dalam ayat 12, “Sebab tidak ada perbedaan antara
orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan
dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.”

Berdasarkan Injil Yesus Kristus bahwa: Tidak ada perbedaan. Kata


Perbedaan dalam bahasa Yunani diastole (=difference) dengan sederhana
berarti tidak sama atau beda. Sehingga kalau tidak ada perbedaan berarti
semuanya sama tidak ada beda antara orang Yahudi dan orang bukan
Yahudi, sebab keduanya memiliki kedu-dukan yang setara dalam hal
penerimaan Allah. Allah tidak hanya ada, memberi dan menerima karena
mereka orang Yahudi atau sebaliknya karena mereka orang Yunani. Allah
memperlakukan dan menempatkan semua orang tanpa pandang bulu, atau
tanpa ada pembedaan di hadapan Tuhan, karena Allah yang satu itu adalah
Tuhan dari semua orang. Tuhan tidak membatasi keberadaan-Nya hanya ada
untuk pihak kelompok tertentu, tetapi terbuka untuk semua orang, berarti
siapa saja, yaitu semua orang yang berseru kepada-Nya (ayat 12-13), yaitu
setiap orang dengan hati yang percaya kepada-Nya (ayat 14) yang sejajar
dengan ayat 9, yaitu bagi setiap orang yang mengaku percaya dalam hati,
bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,maka kamu
akan diselamatkan. Secara jelas bahwa keselamatan diberikan Tuhan kepada
setiap orang bukan karena ia memenuhi syarat hukum Taurat, melainkan
karena keyakinan iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat.

Pernyataan semua orang yang berseru kepada-Nya, menunjuk pada sikap


hati seseorang untuk datang secara aktif mengarahkan diri kepada Tuhan
dalam percaya. Itu berarti keselamatan dalam Tuhan Yesus terbuka dan
setiap orang berpeluang datang dan percaya tanpa ada kekhususan bahwa
mereka datang dari latar belakang agama Yahudi atau bukan, melainkan
ditentukan oleh sikap imannya kepada Tuhan Yesus.

Konsep itu menempatkan gereja atau setiap orang Kristen untuk memahami
firman Tuhan diberikan guna mempersatukan berbagai perbedaan termasuk
(SARA) serta memberikan keselamatan bukan hanya untuk kelompok tertentu
tetapi secara terbuka untuk semua bangsa. Setiap orang Kristen pada
hakekatnya menjadi agen perekat yang mempersatukan di tengah-tengah
perbedaan dengan sikap menghargai kesamaan kesempatan untuk
memperoleh keselamatan sebagai anugerah Tuhan untuk semua orang.
Itulah firman, yang mempersatukan dan menyelamatkan bangsa.

Makna dan Implikasi Firman


 Pemberitaan firman Tuhan oleh Paulus dalam Roma 10:4-15,
memperkuat tentang kristologi Yesus Kristus yang adalah Tuhan
untuk semua orang. Tuhan tidak membedakan satu dengan lainnya,
Ia pun memberikan keselamatan sebagai anugerah Allah bukan
karena ia seorang dari kelompok tertentu (seperti Yahudi) tetapi
yang terutama adalah sikap hati yang percaya kepada Yesus Kristus
yang adalah Mesias, Anak Allah, Juruselamat (Isa Almasih), dan
Tuhan bagi semua orang.
 Strategi pelayanan gereja yang mengacu pada firman maka sifatnya
harus terbuka menembus batas-batas perbedaan dan menjawab
persoalan ril kehidupan manusia. Dimana gereja menempatkan
setiap orang sebagai sesama manusia, dan bersikap bagai seorang
Samaria yang murah hati.
 Gereja secara internal perlu memperlengkapi, membina dan
menggembalakan warga gereja dalam hal mengambil peran
strategis bagi upaya membangun semangat kebangsaan dan jiwa
nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya ada upaya-upaya eksternal gereja dengan memba-ngun
komunikasi lintas multidimensi di dalamnya lintas SARA yang
memperkuat silaturahmi atau jalinan persaudaraan dalam ikatan
kasih yang mempersatukan dan menyempurnakan sebagai satu
bangsa.
 Gereja perlu juga menyikapi isu-isu intoleran dengan sikap te-nang
agar tidak mudah terprovokasi. Kalaupun ada bentuk-
bentuk apologet (pembelaan) iman Kristen, maka harus meng-
gunakan pola dan gaya bahasa yang bersahabat bukannya caci
maki atau hinaan yang memperkeruh suasana, karena kekris-tenan
tidak diajarkan untuk membalas kejahatan dengan keja-hatan.
 Gereja perlu menangani perbedaan dalam managemen konflik.
Semua bentuk-bentuk perbedaan jangan dibenturkan melainkan
diselaraskan dalam gerakan-gerakan kebersamaan yang ber-
temakan kemanusiaan (keadilan, kedamaian dan kesejahteraan),
perlindungan marga satwa, pelestarian lingkungan alam dan
menjaga keutuhan ciptaan untuk perwujudan syalom Kristus bagi
semua orang.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

1. Apakah yang dapat dipahami dalam perikop Roma 10:4-15


berkaitan dengan tema Firman mempersatukan dan menyela-
matkan bangsa?
2. Bagaimanakah menurut saudara menyikapi perbedaan dan
menyelesaikan konflik perbedaan yang ada dalam gereja dan
masyarakat?
3. Adakah bentuk-bentuk program pelayanan yang masih perlu
dikembangkan oleh gereja sebagai upaya mempersatukan dan
menyelamatkan bangsa?

NAS PEMBIMBING: Roma 1:16

POKOK-POKOK DOA:

 Pemerintah dalam upaya penanganan konflik yang bernuansa SARA


 Upaya pengembangan pelayanan gereja yang menembus batas-
batas perbedaan
 Persatuan dan keselamatan bangsa.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:

HARI MINGGU BENTUK III

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Nyanyian Masuk: KJ No.3 Kami Puji Dengan Riang

Ses Nas Pembimbing: Firman-Mu P’lita Bagi Kakiku

Ses Pengakuan Dosa: KJ No. 25 Ya Allahku Dicahya-Mu

Ses Pemberitaan Anugerah Allah: KJ No.39 Ku Diberi Belas kasihan

Ses Doa Pembacaan Alkitab: KJ No. 52 Sabda Tuhan Allah


Ses Pembacaan Alkitab: NKB No.116 Siapa Yang Berpegang Persembahan:
KJ No. 287a Sekarang B’ri Syukur

Penutup: KJ No. 249 Serikat Persaudaraan.

Anda mungkin juga menyukai