Anda di halaman 1dari 12

2019

PT BEN GEMILANG
BERSAMA

Bendri

[TIPE CANDLE STICK]


Pengertian dan pembahasan mengenai candlestick
POLA CANDLESTICK PELAJARAN DASAR

Bendri S S

Menurut bentuknya, ada 42 jenis pola candlestick. Banyak sekali, bukan? tapi jangan
khawatir, cara membacanya terbagi menjadi 3 jenis pola candlestick yang lebih mudah untuk
diingat dan dipelajari. Mari diingat bersama, 3 jenis pola candlestick itu adalah:

1. Pola Candlestick Single


2. Pola Candlestick Double
3. Pola Candlestick Triple

Pembahasan mengenai jenis-jenis pola candlestick ini membutuhkan waktu yang cukup
panjang, tetapi akan sangat bermanfaat untuk digunakan saat kita akan mengambil aksi dalam
trading. Selain itu, karena metode candlestick diadopsi dari ilmu analisa teknikal Jepang, banyak
pula istilah-istilah dari negeri Sakura tersebut yang digunakan.

1. Pola Candlestick Single

Sesuai namanya, single alias tidak ada pasangan. Pola candlestick tunggal ini terdiri dari
satu ruas dan paling mudah untuk dilihat.

Yang termasuk dalam jenis pola candlestick single antara lain:

1.1 Spinning Top


Sinyal : Bullish atau Bearish tergantung posisi harga Open dan Close pada candle
Akurasi: Rendah-Moderat.

Ciri khas Spinning Top adalah memiliki dua shadow memanjang di bagian atas dan bawah
dengan body yang kecil. Ketidakpastian antara buyer dan seller menjadi fokus utama dalam candle
ini. Grafik ini biasanya dianggap netral, karena dalam periode tersebut terjadi kebuntuan.
Namun, perlu diperhatikan kapan waktu dari Spinning Top ini muncul. Jika muncul saat
uptrend, artinya lebih banyak seller di pasar. Sebaliknya, jumlah buyer yang lebih banyak
direpresentasikan oleh Spinning Top yang muncul saat downtrend.

1|Page
1.2 Marubozu

Sinyal: Bullish atau Bearish tergantung posisi harga Open dan Close pada candle.
Akurasi: Tinggi.

Secara harfiah, Marubozu artinya "si kepala botak". Di jenis pola candlestick yang satu ini,
kita akan bertemu dengan body candle yang tidak mempunyai shadow, baik atas ataupun bawah.
Sehingga hanya terlihat seperti kepala tanpa rambut. Marubozu menunjukkan sinyal pergerakan
kuat dari salah satu sisi (buyer atau seller) yang kemungkinan akan berlangsung sampai beberapa
periode ke depan.

Pada Marubozu Bullish, harga Close selalu lebih tinggi dari Open, dan candle sama sekali
tak bersumbu. Sedangkan pada Marubozu Bearish, harga Close selalu lebih rendah dari Open, tanpa
sumbu.

1.3 Doji

Sinyal : Konsolidasi.

Akurasi: Moderat-Tinggi.

Mirip dengan pola candlestick Spinning Top, tetapi pola Doji memiliki karakteristik yang
lebih kompleks. Candlestick Doji memiliki body yang sangat tipis, bahkan hanya terlihat
seperti garis, lantaran harga Open dan Close yang sama. Hal ini disebabkan karena antara seller
dan buyer tidak ada yang mampu memegang kendali.

Pada umumnya, ada lima (5) jenis formasi doji, yaitu Doji Star, Long-legged Doji (doji
berekor panjang, yang dalam hal ini arah ekor bisa ke atas atau ke bawah), Gravestone Doji, dan
Dragonfly Doji (kebalikan dari Gravestone Doji), dan Four Price Doji. Berikut ini penampilan
masing-masing formasi doji:

2|Page
 Doji Star

Formasi doji ini paling seimbang. Simpangan harga tertinggi dan terendah hampir sama,
sehingga menunjukkan keseimbangan kekuatan buyer dan seller dalam satu periode. Jika Doji Star
terbentuk pada area overbought dari pergerakan uptrend, maka kemungkinan besar pergerakan
harga akan berbalik ke arah downtrend. Sebaliknya, jika Doji Star terbentuk pada area oversold dari
pergerakan downtrend, maka kemungkinan besar pergerakan harga akan berbalik ke arah uptrend.

 Long-legged Doji (Doji Berekor Panjang)

Jika formasi Long-legged Doji seperti gambar di atas terbentuk pada pergerakan downtrend,
maka kemungkinan besar pergerakan harga akan berbalik ke arah uptrend. Panjangnya ekor
menunjukkan sentimen seller sebelumnya lebih kuat, tetapi telah berbalik mengikuti buyer. Harga
yang telah mencapai level terendahnya dengan cepat berbalik arah. Sebaliknya bisa terjadi untuk
pergerakan uptrend.

 Gravestone Doji

Jika formasi ini terbentuk pada pergerakan uptrend, maka kemungkinan besar pergerakan
harga akan berbalik ke arah downtrend. Harga open dan harga close yang sama menunjukkan
sentimen buyer sebelumnya sangat kuat, tetapi telah berbalik mengikuti seller. Harga yang telah
mencapai level tertingginya dengan cepat berbalik ke level terendah. Formasi ini adalah bentuk
khusus dari pola candlestick Shooting Star yang biasanya cukup valid.

 Dragonfly Doji

Sifatnya mirip dengan Gravestone Doji, tetapi terbentuk pada pergerakan


downtrend. Dragonfly Doji menunjukkan kemungkinan besar pergerakan harga akan berbalik ke
arah uptrend. Formasi ini adalah bentuk khusus dari pola candlestick Hammer.

 Four Price Doji

Four Price Doji amat langka terjadi, jika dibandingkan dengan keempat jenis formasi doji
lainnya. Bentuknya menyerupai garis horizontal tanpa ekor sama sekali pada sisi atas maupun
bawah body, sedangkan body-nya amat tipis. Four Price Doji hanya akan muncul jika nilai harga
open, high, low, dan close (OHLC) sama persis dalam satu periode pembentukan bar candlestik.
Ada ketidakpastian sempurna (complete indecision) yang bertepatan dengan rendahnya volume
perdagangan pada momen tersebut, sehingga tidak dapat dianggap sebagai indikasi menuju arah
trend tertentu.Hammer

3|Page
1.4 Hammer

Sinyal: Bullish.
Akurasi: Moderat.

Dari poin keempat ini sampai dengan poin ke tujuh, kita akan berkenalan dengan pola
candlestick yang memiliki bentuk sekilas sama. Dibutuhkan ketelitian untuk membacanya.
Perhatikan gambar di bawah ini:

Sesuai namanya, pola candlestick Hammer memiliki bentuk seperti palu. Dengan lower
shadow yang panjang dan body yang kecil, pola ini mengindikasikan kondisi reversal bullish
(pembalikan harga dari menurun menjadi naik) pada saat downtrend.

Yang perlu diingat, banyak indikasi lain yang perlu diperhatikan sebelum kita gegabah
mengambil aksi order buy saat melihat candlestick Hammer. Antara lain:

 Perhatikan panjang lower shadow, apakah 2-3x ukuran body candle yang asli?
 Perhatikan sepanjang apa upper shadow. Untuk memenuhi syarat pola Hammer, upper
shadow harus sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.

1.5 Hanging Man

Sinyal: Bearish.
Akurasi: Rendah.

Sekilas mirip, tetapi posisinya tidak sama dengan candlestick Hammer; itulah pola
candlestick Hanging Man. Berbentuk seperti orang yang digantung dan terletak di bagian atas
sebuah chart, candlestick Hanging Man menunjukkan sebuah pembalikan harga bullish
menjadi bearish, tetapi akurasinya rendah.

Jangan buru-buru mengambil sikap setelah melihat pola candlestick ini; tunggu dulu
bagaimana Close pada candle berikutnya. Jika harga Close pada candle berikutnya memang lebih
rendah lagi, maka dapat mengkonfirmasi kecenderungan reversal bearish.

4|Page
Bisa mendeteksi adanya pembalikan trend pasti diinginkan oleh setiap orang yang bertrading
Forex. Artikel ini akan membahas pola pembalikan trend memakai Hanging Man. Seperti apakah
pola candlestick ini? Dan bagaimana cara kerjanya di market? Semua jawaban untuk pertanyaan-
pertanyaan tersebut dapat Anda temukan pada artikel ini.

Pengertian Pola Candlestick Hanging Man

Pola candlestick hanging man dibentuk oleh satu candle dengan 'body' yang kecil, warnanya
bisa hitam ataupun putih, merah ataupun biru. Poin terpenting adalah, candle hanging man
memiliki 'ekor' lower shadow yang panjang, dan upper shadow yang kecil atau malah tidak
ada upper shadow sama sekali.

Hanging man bisa ditemukan setelah pada akhir tren bullish, dan biasanya menandakan
'puncak' dalam uptrend yang akan disusul oleh jatuhnya harga. Seller mulai mendapatkan 'energi'
untuk mendorong harga jatuh. Meski setelahnya harga bisa rebound sebelum penutupan candle,
tetapi pola hanging man ini harus ditanggapi sebagai peringatan serius. Uptrend mulai melemah,
dan para buyer bisa jadi sudah tidak memiliki cukup kekuatan untuk mempertahankan harga di level
tinggi pada hari berikutnya.

Perlu Konfirmasi Dulu

Namun demikian, faktor-faktor lain perlu diperhitungkan juga sebelum Anda membuat
keputusan untuk melakukan sell setelah melihat pola candlestick hanging man. Perlu diketahui
bahwa pola hanging man tidak begitu bisa diandalkan, dan selalu membutuhkan konfirmasi.

Konfirmasi seperti apa yang diperlukan?

Untuk memastikan bahwa downturn akan terjadi sesuai sinyal hanging man, kita bisa
mendeteksi dari beberapa hal berikut:

 ada candlestick hitam besar di hari trading berikutnya,


 ada gap besar ke arah bawah,
 harga penutupan yang agak lebih rendah.

5|Page
Jika salah satu diantara ketiganya terjadi, maka reversal harga dari uptrend menjadi
downtrend mungkin sekali akan terjadi, dan Anda harus bertindak cepat untuk memaksimalkan
profit yang akan didapat.

Penting untuk diperhatikan juga bahwa bentuk candle pada pola candlestick hanging man ini
mungkin mirip dengan pola candlestick hammer, tetapi ada perbedaan mencolok diantara keduanya.
Hanging man muncul di akhir uptrend sebagai sinyal reversal harga akan bearish, sedangkan
Hammer muncul di akhir downtrend sebagai aba-aba harga akan berbalik bullish.

1.6 Inverted Hammer

Sinyal: Bullish.
Akurasi: Rendah.

Ada Hammer, ada pula Inverted Hammer alias palu terbalik. Pola candlestick ini lazimnya
menunjukkan sinyal Bullish, karena meski harga telah jatuh, tetapi buyer masih berhasil
menutup sesi dekat dengan harga open. Namun, akurasinya rendah karena agak
kontradiktif. Inverted Hammer memiliki upper shadow lebih panjang dari body yang secara intuitif
seharusnya menginformasikan tekanan seller, tetapi di sini malah mensinyalkan harga akan naik

1.7 Shooting Star

Sinyal: Bearish.
Akurasi: Moderat.

Sesuai dengan namanya, penampakan pola candlestick yang satu ini mirip seperti bintang
jatuh. Shooting Star memiliki upper shadow yang panjang, dengan body berisi yang menghadap ke
bawah. Jenis pola candlestick Shooting Star menunjukkan pembalikan harga menjadi menurun.

6|Page
2. Pola Candlestick Double

Setelah mempelajari pola candlestick single, kita beralih ke pembahasan yang lebih
kompleks yaitu pola candlestick double. Di sini yang kita lakukan adalah memperhatikan tidak
hanya 1 ruas body candle, tapi juga penampakan candle di sebelahnya.

Ada banyak sekali pola candlestick double. Dua diantaranya yang paling terkenal memiliki
kemiripan dan bersifat "engulfing" (menelan). Perhatikan gambar di bawah ini:

2.1 Bullish Engulfing

Sinyal: Bullish.
Akurasi: Moderat.

Ide nama pola candlestick ini muncul dari sifat bull yang "menelan" para bear. Perlu diingat
kembali bahwa istilah dalam forex, bull artinya buyer, bear adalah seller. Bullish Engulfing
Candles memberikan sinyal akan terjadinya uptrend, ketika ada candle bearish yang diikuti
oleh candle bullish yang lebih besar.Ini dikarenakan bahwa para bull (buyer) lebih kuat daripada
bear (seller).

2.2 Bearish Engulfing

Sinyal: Bearish.
Akurasi: Moderat.

Dari namanya tentu kita dapat memperoleh pandangan awal bahwa Bearish Engulfing
memiliki sifat yang berkebalikan dengan candlestick yang kita bahas sebelumnya. Bearish
Engulfing mengindikasikan terjadinya downtrend. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah:
candle bearish yang lebih besar, akan mengikuti candle bullish yang lebih kecil. Penyebabnya, para
seller sanggup menahan laju buyer.

7|Page
2.3 Tweezer Bottoms dan Tweezer Tops

Sinyal: Reversal, bisa Bullish (Tweezer Bottoms) maupun Bearish (Tweezer Tops).
Akurasi: Moderat.

Selain pola candlestick Engulfing, juga ada pola candlestick Tweezer Bottoms dan Tweezer
Tops. Mari kita fokus ke kata bottom (bawah) dan top (atas) karena kunci dalam membaca pola
yang berbentuk seperti jepitan ini ada di sana.

Tweezer Bottom merupakan situasi ketika satu candlestick bearish kurang lebih sejajar
dengan satu candlestick bullish; keduanya sama-sama memiliki lower shadow panjang, tetapi
dengan upper shadow kecil atau tidak ada sama sekali. Tweezer Bottom juga dapat diikuti oleh doji.
Perlu diingat bahwa panjang body pada kedua candle tak harus sama, tetapi nilai Low harus sama
rendahnya. Tweezer Bottom juga dapat diikuti oleh Doji.

Sebaliknya, sebuah grafik candlestick bisa disebut sebagai Tweezer Tops apabila candle
bullish bertemu dengan bearish dengan upper shadow memanjang di bagian atasnya, tetapi lower
shadow sangat pendek atau tidak ada sama sekali. Panjang body pada kedua candle tak harus sama,
tetapi nilai High harus sama rendahnya. Sebuah pola candle disebut dengan Tweezer Top
menunjukkan bearish reversal saat terjadi uptrend, sedangkan candlestick Tweezer Bottom
adalah pola bullish reversal ketika downtrend.

2.4 Pola Candlestick Harami

Sinyal: Reversal, bisa Bullish maupun Bearish.


Akurasi: Moderat-Tinggi.

Dalam bahasa Jepang, Harami bermakna "kehamilan". Disebut demikian karena pola
candlestick Harami terbentuk dari dua candle di mana body (badan) bar kedua selalu berukuran
lebih kecil dan berada di kandungan (dalam jangkauan) body candle pertama.

8|Page
Bar lebih kecil mengindikasikan pergerakan harga telah mencapai titik nadir dan
kemungkinan besar sudah tidak mampu lagi meneruskan trend terkini. Semakin kecil bar kedua,
maka semakin kuat pula prediksi bahwa reversal akan terjadi.

3. Pola Candlestick Triple

Akhirnya sampailah kita ke jenis pola candlestick yang banyak dipakai oleh para trader
karena akurasinya lebih tinggi, yaitu pola candlestick triple. Setelah sebelumnya kita telah
mengamati candlestick single yang sendirian, candlestick double yang selalu berduaan, maka
candlestick triple menghadirkan tiga candlestick yang memiliki karakter tertentu. Tapi jangan
khawatir, kemunculan pihak ketiga di candlestick ini tidak membawa kekeruhan. Justru dia akan
membantu kita untuk lebih membaca kondisi pasar.

Kompleksnya candlestick triple membuatnya jarang muncul, tetapi justru karena itu pulalah
maka akurasinya lebih tinggi. Pola candlestick triple yang paling populer diantaranya:

3.1 Evening Star dan Morning Star

Sinyal: Reversal, bisa Bullish (Morning Star) maupun Bearish (Evening Star).
Akurasi: Tinggi.

Kemunculan Doji (candlestick dengan body yang sangat tipis seperti garis) diantara dua candlestick
dengan body panjang adalah ciri khas utama pola Evening Star atau Morning Star.

Pada pola candlestick Morning Star, susunan yang muncul adalah bearish candle-doji-
bullish candle dan terjadi pada posisi grafik downtrend. Pola candlestick Morning Star ini
mengindikasikan waktunya menjalankan aksi beli (reversal bullish). Sebaliknya, pola candlestick
Evening Star terjadi pada posisi grafik uptrend, dan mensinyalkan waktunya melakukan aksi
jual (reversal bearish). Formasinya adalah bullish candle-doji-bearish candle.

9|Page
Pada Evening Star dan Morning Star, kita mengecek apakah pembalikan harga akan terjadi
dengan melihat apakah candle ketiga menutup di atas titik tengah dari candle pertama. Perhatikan:
penting untuk memastikan bahwa ketiga candle sudah terbentuk sempurna sebelum mengambil
keputusan.

3.2 Three White Soldier dan Three Black Crows

Sinyal: Konfirmasi Bullish (Three White Soldier) atau Bearish (Three Black Crows).
Akurasi: Tinggi.

Berbeda dengan pola-pola candlestick sebelumnya yang menunjukkan sinyal reversal,


Three White Soldiers dan Three Black Crows digunakan untuk mengonfirmasi kekuatan
arah trend terkini.

Pola Three White Soldiers terbentuk dari tiga candle bullish panjang yang mengikuti
downtrend. Tiga prajurit putih ini digunakan untuk memastikan keadaan bullish, apalagi jika dia
muncul setelah downtrend yang berkepanjangan dan periode singkat konsolidasi harga. Perlu
diingat, candlestick kedua (posisi di tengah) harus memiliki ekor yang kecil atau bahkan tidak ada
sama sekali.

Pola candlestick Three Black Crows adalah kebalikan dari Three White Soldiers. Pola
Three Black Crows terbentuk ketika tiga candle bearish mengikuti uptrend yang kuat, dan
mengindikasikan bahwa akan segera terjadi reversal.

3.3 Three Inside Up dan Three Inside Down

Sinyal: Reversal, bisa Bullish (Three Inside Up) maupun Bearish (Three Inside Down).
Akurasi: Tinggi.

Pola candlestick yang terakhir dari pembahasan kita adalah Three Inside Up dan Three
Inside Down. Keduanya juga menandakan trend reversal. Polanya adalah bearish-bullish-bullish
(untuk Three Inside Up), atau bullish-bearish-bearish (untuk Three Inside Down).

10 | P a g e
Three Inside Up terjadi setelah downtrend terbaru dan merupakan sinyal untuk reversal
uptrend (pembalikan harga dari menurun menjadi naik). Candle pertama dalam pola adalah bearish
candle dengan tubuh panjang. Selanjutnya diikuti oleh candle bullish yang melewati setidaknya titik
setengah dari candle bearish pertama. Lilin ketiga dan terakhir melewati setidaknya tinggi lilin
bearish pertama.

Pola candlestick Three Inside Down adalah kebalikan dari Three Inside Up. Dalam hal ini,
pola Three Inside Down adalah indikator untuk reversal downtrend (pembalikan harga dari naik
menjadi menurun) dan terjadi mengikuti uptrend terbaru. Candlestick pertama dalam pola adalah
candle bullish dengan body yang panjang, candle kedua adalah candle bearish yang melewati
setidaknya setengah dari titik candle bullish pertama. Sedangkan candle terakhir harus melewati
setidaknya rendahnya candle bullish pertama.

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai