TUMBANG (SEKOLAH)
KELOMPOK IV
NAMA:
1.IKHSAN POU
2. ERNIWATI ENGYANI
3.MARLINCE MALO
4.WAHYUNI SAMSUDIN
5.MARIA ORINTIANI MURNI
A. Latar Belakang
Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang
secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Anak
adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum
pernah kawin (menikah) (UU No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak).
Menurut Hurlock (1980) saat ini yang disebut anak bukan lagi yang
berumur 21 tahun tetapi berumur 18 tahun, dan masa dewasa dini
dimulai umur 18 tahun.
B. Tujuan
● Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada anak usia sekolah.
● Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada
keluarga dengan anak usia sekolah.
2. Agar mahasiswa mampu mengangkat diagnosa keperawan pada
keluarga dengan anak usia sekolah.
3. Agar mahasiswa mampu melakukan intervensi pada keluarga
dan anak usia sekolah.
4. Agar mahasiswa mampu melaksanakan implementasi pada
keluarga dan anak usia sekolah.
5. Agar mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada keluarga dan
anak usia sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6
tahun dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Label yang digunakan oleh orang tua
a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti
perintah dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada
orang tua ataupun anggota keluarga lainnya.
b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan
dan ceroboh dalam penampilan.
c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar
keluarga dan membuat suasana rumah yang tidak
menyenangkan bagi semua anggota keluarga.
2. Label yang digunakan pendidik/guru
a. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari
perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu
ekstrakurikuler
b. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan
untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang
cenderung menetap sampai dewasa.
3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
a. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada
keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota
kelompok.
b. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan
standar yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan,
berbicara dan berperilaku.
c. Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak
akan menjadi konformis (pencipta karya baru) atau tidak.
d. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain
yang sangat besar karena adanya minat dan kegiatan untuk
bermain.
b. Bahaya Emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola
emosi yang kurang menyenangkan seperti marah yang
berlebihan, cemburu masih sangat kuat sehingga kurang
disenangi orang lain
c. Bahaya Bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa
kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainandan olah
raga untuk menjadi anggota kelompok, anak dilarang berkhayal,
dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi
anak penurut yang kaku.
e. Bahaya Moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral
dan perilaku anak-anak. :
1. perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-
teman atau berdasarkan konsep-konsep media massa
tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan kode
orang dewasa.
2. tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai
pengawas perilaku.
3. disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan
apa yang sebaiknya dilakukan.
4. hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.
5. menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah
begitu memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan.
6. tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah.
D. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Intervensi :
• Diskusikan tentang tugas keluarga.
• Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis
saat anggota keluarga sakit.
• Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga.
• Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap
upaya pertolongan yang telah dilakukan.
• Ajarkan cara merawat anak dirumah.
• Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan
keluarga.
2. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang
terjadi pada anaknya.
Intervensi :
• Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.
• Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga.
• Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus
dijalani.
• Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak.
• Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan
masalah.
• Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah.
• Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau
mampu membaut alternative.
Intervensi :
• Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka
pada keluarga.
• Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian
atas kemampuannya.
• Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak
usia sekolah).
• Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga
tanpa menimbulkan masalah.
IV. Evaluasi
Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendalk dicapai mengacu
pada kriteria hasil yang telah ditetapkan. Perawat selalu memberi
kesempatan pada keluarga untuk menilai keberhasilannya
kemudian arahkan sesuai dengan tugas perkembangan keluarga
dibidang kesehatan.
A. Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat
mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga
yang dibinanya.
Sumber informasi dari tahap pengkajian dapat menggunakan metode :
a. wawancara keluarga.
b. observasi fasilitas rumah
c. pemeriksaan fisik dari anggota keluarga
d. data sekunder, misal hasil pemeriksaan laboratorium, X-ray, papsmear,
dsb.
B. Pengkajian Fokus
Perawat perlu melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang
didasari oleh :
1. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan
berbeda karena ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah
atau berkurang).
2. Pada tahap tiap perkembangan, keluarga mempunyai tugas
perkembangan keluarga yang harus dilakukan.
3. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda
a. Keluarga baru menikah Pengkajian data fokus meliputi :
Kapan pertemuan pasangan
Bagaimana hubungan sebelum menikah
Bagaimana pasangan ini memutuskan untuk menikah
Adakah halangan terhadap perkawinan mereka (sebutkan)
Bagaimana respon anggota keluarga terhadap perkawinan
Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal,
termasuk orientasi keluarga dari kedua orangtua
Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah perkawinan
Bagaimana hubungan dengan saudara ipar
Bagaimana keadaan orangtua masing-masing dan
hubungannya dengan orangtua setelah perkawinan
Bagaimana rencana mempunyai anak
Berapa lama waktu berkumpul setiap hari
Bagaimana rutinitas (secara individu: suami dan istri) setelah
perkawinan
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
b. Keluarga dengan anak baru lahir (sampai usia 30 bulan)
Pengkajian data fokus meliputi :
o Bagaimana riwayat kehamilan anak ini.
o Bagaimana riwayat persalinan anak ini.
o Bagaimana perawatan anak setelah lahir sampai usia
dua minggu.
o Bagaimana perawatan anak sampai usia satu tahun.
o Adakah orang lain yang serumah setelah anak lahir
dan apa hubungannya.
o Siapakan yang mengasuh anak setiap hari.
- Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul
dengan anak.
- Siapa yang memberi stimulus dan latihan kepada anak
dalam rangka pemenuhan tumbuh kembangnya.
- Bagaimana perkembangan anak dan ketrampilan yang
dimiliki anak dicapai pada usia berapa.
- Adakah sarana untuk stimulus tumbuh kembang anak.
- Pernahkah anak menderita sakit serius, apa jenisnya, kapan
waktunya, berapa lama, dan dirawat dirumah sakit atau
tidak.
- Bagaimana pencapaian perkembangan anak saat ini.
- Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini.
- Bagaimana harapan keluarga terhadap anak.
- Gunakan skala DDST.
- Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
c. Keluarga dengan anak prasekolah
Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah dan
adakah sarana stimulasinya.
Sudahkan anak diikutkan dalam kegiatan play group.
Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan
anak setiap hari.
Siapakah orang yang setiap hari bersama anak.
Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini.
Bagaimana harapan keluarga terhadap anak.
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
h. Keluarga lansia
Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja dan ditinggal
pasangannya.
Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah.
Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, berapa frekuensi
kunjungan anak .
Adakah orang yang menemani setiap hari.
Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah dikategorikan
usia tua.
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
1. Pengelompokan Data
Data hasil pengkajian dikelompokan dalam data subjektif dan objektif
setiap kelompok diagnosis keperawatan
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan
- Perumusan diarahkan pada individu dan atau keluarga
- Komponennya terdiri dari P, E dan S
- Perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan
yang telah disepakati, terdiri dari :
a. Masalah (Problem, P) yaitu suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota
keluarga
b. Penyebab (Etiology, E) yaitu suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga :
mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat
anggota keluarga, memelihara/memodifikasi lingkungan,
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
c. Tanda (Sign, S) yaitu sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung
untuk mendukung masalah atau penyebab
Sifat masalah
3
Skala : tidak/kurang sehat
1. 2
Ancaman kesehatan
1
Keadaan sejahtera
1
Menonjolnya masalah
2
Skala : masalah berat, harus segera ditangani
4. 1
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani
0
Masalah tidak dirasakan
IV. IMPLEMENTASI
V. EVALUASI
Kolom 2
No. Dx 1
C
S:
O:
Evaluasi
A:
P:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri aras kepala keluarga
serta beberaoa orang yangberkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.adapun pengkajian yang di lakukan pada
keluarga dengan anak usia sekolah meliuputi identitas riwayat tahap
perkembangan keluarga lingkungan , stuktur keluarga , fungsi keluarga,
penyebab masalah keluarga dan koping yang di lakukan keluarga., identitas
anak riwayat kehamilan sampai kelahiran riwayat kesehatan bayi sampai saat
ini , kebiasaan saat ini (pola prilaku dan kegiatan sehari –hari) pertumbuhan
dan perkembangan saat ini termasuk kemampuan yang telah di capai dan
pemeriksaan fisik. Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada
anak usia sekolah adalah bersihan jalan nafas tidak efektif pada anak
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anak dengan
ISPA.RESIKO TINGGI TERHADAP GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI
KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA anak berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga khususnya pada anak
dengan maltunutrisi resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan pada
anak berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluargak hususnya pada anak dengan diare.
B. SARAN
Pada kesempatan ini kelompok akan mengemukakan beberapa saran
sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan
mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya:
- Dalam melakukan askep, perawat mengetahui atau mengerti
tentang rencana keluarga dengan anak usia sekolah,
pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang
baik dengan keluarga.
- Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang
harmonis dengan keluarga sengga keluarga diharapkan mampu
memahami tentang masalah yang sedang dialami/terjadi pada
anak usia sekolah.
DAFTAR PUSTAKA