Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS USAHATANI NANAS (Ananas comulus ( L ) Merr

Di Desa Sempu,Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri


( Luhur Aditya Prayudhi )

Abstrak
Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Luas lahan
garapan atau areal tanam dan panen buah-buahan Indonesia secara rata-rata relatif kecil. Nanas
termasuk jenis buah yang terdapat di daerah tropis dan banyak dikonsumsi dalam keadaan segar.
Salah satu daerah penghasil nanas di Kabupaten Kediri adalah di kawasan Kecamatan Ngancar,
diantaranya Desa Sempu
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengeluaran dan pendapatan petani nanas
di Desa Sempu Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri dan untuk mengetahui kelayakan
usahatani nanas di Desa Sempu Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri
Untuk usahatani nanas membutuhkan biaya variabel yang terdiri atas biaya habis terpakai
serta biaya tenaga kerja Total biaya variabel unuk lahan seluas 0,5 Ha Rp 15.312.000 dan luas
lahan 1 Ha Rp 30.655.000. Untuk biaya tetap usahatani nanas terdiri atas biaya sewa lahan,
bunga modal dapat diketahui biaya tetap untuk luas lahan 0,5 Ha Rp 3.229.650,luas lahan 1 Ha
Rp 6.459.825, maka dapat dihitung total biaya dalam usahatani nanas untuk lahan dengan luas
0,5 Ha sebesar Rp 18.542.180 dan usahatani nanas dengan luas lahan 1 Ha sebesar Rp
37.114.825. Hasil jual yang diperoleh petani nanas harga jual menurut kualitas buah nanas, untuk
lahan seluas 0,5 Ha diperoleh keuntungan sebesar Rp 14.182.820 dan lahan seluas 1 Ha Rp
28.335.175. Hasil dari uji kelayakan usaha 0,5 ha dan 1 ha tidak sama untuk 0.5 ha menghasilkan
1.7648. Sedangkan untuk 1 ha R/C ratio menghasilkan 1.7634. Untuk kedua pola tersebut sama
sama baik dan layak dikembangkan.

Kata Kunci : Usahatani, kelayakan

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber
mata pencaharian dari mayoritas penduduknya, artinya sebagian besar penduduknya
menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Dimana penggunaan lahan wilayah di
Indonesia sebagian besar diperuntukkan sebagai lahan pertanian (Husodo, 2004)
Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Selain
menyediakan pangan bagi seluruh penduduk nasional, sektor ini juga menyumbang devisa serta
menyediakan kesempatan kerja dan bahan baku bagi industri.
Luas lahan garapan atau areal tanam dan panen buah-buahan Indonesia secara rata-rata
relative kecil. Sifat musiman yang terlalu besar, manajemen usahtani yang sangat sederhana dan
terkesan seadanya karena lebih banyak sebagai usaha sampingan. Akibat nya produksi dan
produktivitas sangat kecil dan sangat beragam dari satu tempat ke tempat lainnya. (Arifin, 2001)
Nanas termasuk jenis buah yang terdapat di daerah tropis dan banyak dikonsumsi dalam
keadaan segar. Buah nanas disuka karena rasanya yang enak dan aromanya yang khas dan
mengandung vitamin C. Buah nanas dapat diolah menjadi berbagai makanan yang lezat seperti
buah kalengan, manisan, jelly, sari buah dan beberapa produk lainnya. Bagian lainnya dari
tanaman nanas seperti kulitnya dapat dimanfaatkan untuk membuat kertas. Nanas kaya mineral
yang dibutuhkan tubuh seperti potassium, klor, sodium, fosfor, magnesium, belerang, kalsium,
zat besi dan iodine. Vitamin-vitamin yang ada dalam nanas adalah vitamin A, B, C dan E.
Adanya zat besi bromelani di dalam sari nanas yang tidak dimasak menjadikan nanas sebagai
anti peradangan yang baik.(Nainggolan, 2006)
Salah satu yang melekat pada masyarakat Indonesia adalah permodalan yang sedikit. Padahal
modal sangat penting dalam mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat.
Kekurangan modal akan berpengaruh terhadap pendapatan. Dalam suatu usahatani
membutuhkan modal kerja dimana modal ini memiliki peranan yang sangat besar dalam
pengadan sarana produksi dan upah tenaga kerja.
Tanah merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian. Skala usaha juga ditentukan oleh
luasnya tanah yang akan digarap. Proses produksi berjalan lancar dan menguntungkan dengan
catatan faktor lain dapat ditanggulangi. Kecukupan modal mempengaruhi ketepatan dalam
penggunaan masukan. Kekurangan modal menyebabkan rendahnya hasil yang diterima. (Daniel,
2001)
Salah satu daerah penghasil nanas di Kabupaten Kediri adalah di kawasan Kecamatan
Ngancar, diantaranya Desa Sempu. Dalam upaya pengembangan buah nanas di Kecamatan
Ngancar sangat mendukung pembudidayaannya. Jenis buah nanas yang dibudidayakan di daerah
tersebut adalah jenis nanas queen, buahnya lonjong berbentuk kerucut sampai silindris, daging
buahnya berwarna kuning kemerahan , rasanya manis. Hal ini disebabkan karena jenis nanas lain
seperti nanas bogor masih sulit untuk didapatkan dan bibitnya mahal, sedangakan nanas queen
bibitnya mudah untuk didapatkan dan lebih murah.
Kecukupan modal mempengaruhi ketepatan waktu dan ketepatan takaran dalam
penggunaann masukan. Kekurangan modal menyebabkan pendapatan yang diterima diberikan
sehingga menimbulkan resiko kegagalan atau rendah menyebabkan kurangnya pemasukan bagi
petani nanas. Tenaga kerja petani dapat diperoleh dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga
kerja luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upah. Luas lahan sebagai
tempat budidaya nanas juga mempengaruhi tingkat pendapatan petani nanas di Desa Pojok yang
merupakan desa sebagai penghasil nanas di Kecamatan Ngancar
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengambil penelitian dengan judul “
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Nanas (Ananas Comosus (L.,)
merr) di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri ”

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dapat dikemukaan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Berapa pengeluaran dan pendapatan usahatani nanas di Desa Sempu Kecamatan Ngancar
Kabupaten Kediri?
2. Apakah usahatani nanas layak dikembangkan oleh petani nanas di Desa Sempu Kecamatan
Ngancar Kabupaten Kediri ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengeluaran dan pendapatan petani nanas di Desa Sempu Kecamatan
Ngancar Kabupaten Kediri.
2. Untuk mengetahui kelayakan usahatani nanas di Desa Sempu Kecamatan Ngancar
Kabupaten Kediri
METODE PENELITIAN

Lokasi Dan WaktuPenelitian


Metode pengambilan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa
Sempu, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara
sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah penghasil
nanas. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Oktober 2017.

MetodePengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu atau
yang diperoleh langsung dari wawancara dengan petani sampel dengan menggunakan daftar
kuesioner yang telah disiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari berbagai lembaga atau instansi dan ditambah dengan literatur yang berkaitan
dengan penelitian (Soekartawi, 2002)

MetodeAnalisis Data
PerhitunganBiaya, Penerimaan, Pendapatan
1. Biaya Total
Untuk menghitung biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi (dalam hal ini
meliputi biaya tetap dan biaya variable) digunakan rumus:
TC = TFC + TVC
Dimana:
TC (Total Cost :Biaya total yang dikeluarkan oleh petani (Rp)
TFC (Total Fixed Cost) :Total biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani(Rp)
TVC (Total Variable Cost) :Total biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani(Rp)
2. PerhitunganPenerimaan
Untuk menghitung penerimaan usahatani dapat dihitung dengan rumus:
TR = P X Q
Dimana:
TR (Total Revenue) :Penerimaan total (Rp)
P (Price) : Hargaproduk (Rp)
Q (Quantity) : Jumlahproduksi(Kg)
3. Perhitungan Pendapatan
Pendapatan / Keuntungan usahatani merupakan selisih antara total penerimaan dengan total
biaya, makadirumuskan:
π = TR – TC
Dimana:
Π : Pendapatan/ keuntungan (Rp)
TR : Total Penerimaan (Rp)
TC : Total Biaya(Rp)
Analisis Kelayakan Usaha
Analisis efisiensi ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil usahatani gula merah kelapa
tersebut efisien atau tidak, maka antara analisa R/C Ratio ( Return Cost Ratio ), dimana R/C
Ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dengan produksi.
Dengan rumus sebagai berikut ( Soekartawi, 1986 )
R/C Ratio = TR/TC
Dimana :
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
Kaidah Penelitian
1. R/C < 1 dimana usahatani tersebut tidak layak untuk di jadikan usahatani/ efisien
2. R/C = 1 berarti usahatani tersebut impas
3. R/C > 1 dimana usahatani tersebut efisien atau layak untuk dijadikan usaha tani.
Pembahasan
Analisis biaya produksi, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Nanas
Dalam melaksanakan usaha tani maka tidak terlepas dari masalah biaya dan pendapatan.
Angka dimaksud dengan biaya dalam hal ini adalah semua nilai korbanan dari berbagai input
produksi selama proses berlangsung, selisih anrata hasil yang diterima dengan biaya yang di
keluarkan di sebut pendapatan usaha tani.

Biaya Produksi
Dalam setiap kegiatan usaha di bidang pertanian pada akhirnya akan dinilai hasil yang akan
diperoleh dari biaya yang di keluarkan selama proses produksi berlangsung. Biaya produksi
adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dalam bentuk uang selama selama proses produksi
berlangsung untuk menghasilkan sesuatu produk. Dalam analisis ini biaya produksi ditinjau dari
sudut perusahaan, yaitu pengeluaran haruslah diperhitungkan sebagai biaya. Biaya tetap adalah
biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya pajak tanah,
sewa tanah, penyusutan alat-alat bangunan pertanian dan bunga pinjaman. Biaya variabel adalah
biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah produksi, misalnya pengeluaran untuk bibit ,
pupuk, obat-obatan dan biaya tenaga kerja.

Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah produksi, misalnya
pengeluaran untuk bibit , pupuk, obat-obatan dan biaya tenaga kerja.

Biaya sarana Produksi


Penggunaan biaya-biaya tersebut dapat dlihat pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Rata-rata penggunaan dan tambahan biaya sarana produksi
Jenis Biaya Luas Lahan yang Dikelola
Sarana Produksi 0,5 Ha 1 Ha
Fisik (Kg) Harga Nominal Fisik (Kg) Harga Nominal
Satuan (Rp) Satuan (Rp)
Bibit Nanas 35. 000 250 8.750.000 70.000 250 17.500.000
Pupuk :
- Organik 2500 500 1.250.000 5000 500 2.500.000
- UREA 525 1.900 997.500 1050 1.900 1.195.000
- NPK 225 2.400 540.000 450 2.400 1.080.000
Pupuk Cair Amina 35 Drum 20.000 700.000 70 Drum 20.000 1.400.000
Ethrel 18 botol 35.000 630.000 35 botol 35.000 1.225.000
Obat-obatan 2 botol 30.000 60.000 4 botol 30.000 120.000
Diazinon
Jumlah 12.927.500 25.855.000
Harga untuk bibit nanas Rp 250,00/ batang, untuk lahan seluas 0,5 ha, harga pupuk organik
Rp 500/Kg, harga pupuk UREA Rp 1.900/Kg, harga pupuk NPK Rp 2.400/Kg, pupuk cair amina
Rp 20.000/Drum, harga ethrel Rp 35.000/Kg dan diazinon Rp 30.000/Botol.
Dari table 9 diatas dapat dilihat perbedaan luas lahan yang digunakan mempengaruhi biaya
produksi yang dikeluarkan. Untuk lahan seluas 0,5 Ha membutuhkan biaya produksi Rp
12.927.500 sedangkan untuk luas lahan seluas 1 Ha membutuhkan biaya produksi Rp
25.735.000.

Biaya Tenaga Kerja


Biaya tenaga kerja adalah biaya yang di keluarkan untuk sejumlah tenaga kerja yang
digunakan dalam usaha tani. Tenaga kerja yang digunakan dalm usaha tani meliputi tenaga
dalam keluarga dan tenaga luar keluarga yang terdiri dari pria dan wanita. Tenaga kerja dalam
keluarga juga diperhitungkan sebagai tenaga kerja. Di daerah penelitian sekripsi upah untuk
tenaga kerja pria Rp 25.000,- dan tenaga kerja wanita sebesar Rp 18.000,-Untuk tenaga kerja
wanita di sesuaikan menurut tingkat upah dengan Satuan Hari Kerja Pria (SHKP). Suatu SHKP
sama dengan lama jam kerja mulai pukul 07.00-11.00 dan 12.30-16.30 dengan nilai Rp 30.000,-
Rata-rata penggunaan dan biaya tenaga keja yang di keluarkan petani dapat dilihat dalam table
berikut.
Tabel 2. Rata-rata biaya tenaga kerja Menurut luas Lahan yang Dikelola
Jenis pekerjaaan Luas Lahan yang Dikelola
Luas Lahan 0,5 Ha Luas Lahan 1 Ha
Kegiatan Fisik Nilai Fisik Nilai
(HKPS) (Rp) (HKPS) (Rp)
Pengolahan Tanah dengan 1 525.000 1 1.050.000
traktor
Pemupukan awal 6 180.000 15 450.000
Penanaman nanas 25 750.000 50 1.500.000
Pembungaan 4 120.000 15 450.000
Pemupukan 27 810.000 45 1.350.000

Jumlah 63 2.385.000 126 4.800.000


Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan untuk penanaman dan
pemupukan setiap musim tanam lebih besar, biaya yang dikeluarkan petani dengan luas lahan 0,5
Ha sebanyak Rp 2.385.000, Sedangan petani dengan luas lahan 1 Ha sebanyak Rp 4.800.000.

Biaya Total Variabel


Biaya total variabel adalah jumlah biaya variabel yang digunakan dalam usahatani nanas.
Biaya total variabel merupakan jumlah biaya tenaga kerja, rata-rata total variabel yang di
keluarkan oleh petani dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Rata-rata total biaya variabel menurut Luas Lahan yang Dikelola
Jenis Biaya Biaya pengelolaan Usahatani nanas
Luas Lahan 0,5 Ha Luas Lahan 1 Ha
Sarana Produksi Rp 12.927.000 Rp 25.855.000
Tenaga Kerja Rp 2.385.000 Rp 4.800.000
Jumlah Rp 15.312.000 Rp 30.655.000

Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa biaya total yang dikeluarkan dalam usahatani nanas
untuk petani dengan luas lahan 0,5 Ha adalah sebanyak Rp 15.312.000, dan petani dengan luas
lahan 1 Ha adalah sebanyak Rp 30.655.000.

Biaya Tetap
Biaya tatap adalah jenis biaya yang tidak mempengaruhi atau menentukan besar kecilnya
nilai produksi yang dimaksud dengan biaya tetap pada usahatani nanas ini adalah biaya sewa
lahan. Lahan yang dikelola dari petani sampel adalah lahan milik sendiri dan ada juga yang
sewa. Untuk lahan sewa seluas 1 Ha adalah Rp 6.000.000/ tahun sedangkan luas lahan 0,5 Ha
adalah Rp 3.000.000/ tahun. Status kepemilikan lahan dapat dilihat pada tabe 11 dibawah ini :

Tabel 4. Status Kepemilikan Lahan Responden


Status Kepemilikan Luas 0,5 Ha Luas 1 Ha
Lahan
Milik Sendiri 8 3
Sewa 7 2
Jumlah 15 5

Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa responden dengan luas lahan 0,5 Ha yang
mengelola lahan milik sendiri sebanyak 8 Orang, 7 Orang lainnya sewa. Sedangkan responden
dengan luas lahan 1 Ha kepemilikan lahan milik sendiri adalah 3 orang, dan 2 orang menyewa
lahan dengan luas 1 Ha. Jadi dapat dilihat bahwa apabila petani menyewa lahan yaitu dengan
luas lahan 0,5 Ha adalah Rp 3.000.000/ tahun, Rp 6.000.000/ tahun sewa tanah seluas 1 Ha.

Bunga Modal (biaya atas modal)


Bunga modal pada usahatani nanas adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani baik uang
milik orang lain maupun milik sendiri yang digunakan dalam usahatani nanas. Biaya bunga
modal dihitung berdasarkan jumlah uang yang di keluarkan selama berlangsungnya usahatani
nanas tersebut. Dalam penelitian ini dinilai bunga modal di hitung dengan mengalikan jumlah
penggunaan uang selama 12 bulan dengan persentase yaitu 1,5 %.
Dari hasil perhitungan di peroleh rata-rata nilai bunga modal sebesar Rp 229.680 untuk
luas lahan 0,5 Ha dan sebesar Rp 459.825 untuk lahan seluas 1 Ha. Nilai bunga modal
menunjukkan perbedaan, karena biaya yang di keluarkan oleh setiap luas lahan berbeda.

Total Biaya Tetap


Total biaya tetap usaha mina padi adlah jumlah biaya tetap yang digynakan dalam usaha
mina padi. Total biaya tetap merupakan jumlah biaya sewa lahan, dikeluarkan perani di sajikan
pada tabel berikut.

Tabel 5. Rata-rata total biaya tetap setiap lahan yang dikelola


Jenis Biaya Biaya Pengelolaan
Luas Lahan 0, 5 Ha Luas Lahan 1 Ha
Sewa lahan Rp 3.000.000 Rp 6.000.000
Bunga modal Rp 229.680 Rp 459.825
Jumlah Rp 3.229.680 Rp 6.459.825
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata – rata total biaya yang dikeluarkan dalam
usahatani nanas dngan luas lahan 0,5 Ha adalah Rp 3.229.680 dan lahan dengan luas 1 Ha adalah
Rp 6.459.825.

Total Biaya Produksi


Total biaya produksi pada usaha mina padi merupakan biaya total yang dikeluarkan untuk
usaha mina padi yaitu penjumlahan dari biaya sarana produksi, tenaga kerja, sewa lahan, biaya
modal dan lain-lain. Rata-rata total biaya produksi yang dikeluarkan petani di sajikan pada tabel
berikut ini.

Tabel 6. Rata-rata total biaya produksi menurut luas Lahan yang dikelola
Jenis Biaya Luas Lahan
0,5 Ha 1 Ha
Saprodi Rp 12.927.500 Rp 25.855.000
Tenaga kerja Rp 2.385.000 Rp 4.800.00
Sewa lahan Rp 3.000.000 Rp 6.000.000
Bunga modal Rp 229.680 Rp 459.825
Jumlah Rp 18.542.180 Rp 37.114.825
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Luas lahan 1 Ha dengan biaya produksi yang
dbutuhkan petani nanas adalah sebanyak Rp 37.114.825, dan luas lahan 0,5 Ha adalah sebanyak
Rp 18.542.180.

Penerimaan
Penerimaan adalah besarnya uang yang diterima petani dari hasil penjualan produksi yang
diperoleh. Jadi penerimaan merupakan hasil kali total produksi dengan harga satuannya.
Produksi adalah total hasil dari usaha tani yang di nyatakan dalam bentuk fisik. Hasil jual buah
nanas brmacam-macam sesuai dengan kualitas buah yang dihasilkan. Ditempat penelitian dalam
penjualan buah nanas dikategorikan berdasarkan kuliatasnya. Untuk nanas kualitas A dengan
harga Rp 2.000/ buah, dengan produksi 25 % dari buah yang berproduksi, kualitas B dengan
produksi 30 % dengan harga Rp 1000/ buah, dan kulitas C berproduksi 45 % dengan harga Rp
300/ buah.Rata-rata produksi dan total penerimaan yang diterima petani di sajikan pada table 13
berikut ini:
Tabel 7. Rata-rata produksi dan total penerimaan menurut Luas Lahan yang dikelola
Kualitas Luas Lahan 0,5 Ha Luas Lahan 1 Ha
Nanas
Nilai (biji) Nilai (Rp) Nilai (biji) Nilai (Rp)
A 8.750 17.500.000 17.500 35.000.000
B 10.500 10.500.000 21.000 21.000.000
C 15.750 4 .725.000 31.500 9.450.000
JUMLAH 35.000 32.725.000 70.000 65.450.000
Harga nanas dengan kaulitas A lebih menghasilkan lebih sedikit produksi hanya sekitar
25% dari jumlah bibit yang ditanam, tetapi memiliki harga jual yang tinggi yaitu Rp 2.000/buah.
Sedangkan Kualitas C lebih banyak berproduksi yaitu 45 % jumlah bibit yang ditanam. Kualitas
C yang dimaksud disini adalah kualitas yang sangat rendah sendiri lebih banyak berproduksi dn
dengan nilai jual adalah Rp 300/ buah.

Pendapatan
Pendapatan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi yang
telah dikeluarkan selama berlangsungnya proses produksi dari usahatani nanas tersebut. Berikut
adalah total pendapatan yang diterima oleh responden :

Tabel 8 Total Pendapatan Berdasarkan luas Lahan yang dikelola


Luas Lahan Rata-rata Pendapatan (Rp)
0,5 Ha 14.182.820
1 Ha 28.335.175
Pada table diatas dapat dilihat bahwa pendaptan dari masing-masing luas lahan berbeda.
Petani sampel dengan luas lahan 0,5 Ha pendapatan dari usahatani nanas sebanyak Rp
14.182.820, sedangkan petani sampel dengan luas lahan 1 Ha keuntungan sebanyak Rp
28.335.175.

Analisis Finansial

R/C Ratio Uji Kelayakan Usahatani

Analisis efisiensi ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil usahatani nanas tersebut
efisien atau tidak, maka antara analisa R/C Ratio ( Return Cost Ratio ), dimana R/C Ratio
merupakan perbandingan antara penerimaan dengan produksi.
Tabel 9. R/C Ratio
Kelayakan Usahatani Nanas di Desa Sempu, Kec Ngancar
R/C Ratio 0.5 ha 1 ha
Total Penerimaan 32.725.000 65.450.000
Total Biaya 18.542.180 37.114.825
TR/TC 1.7648 1.7634
Hasil dari uji kelayakan usaha 0,5 ha dan 1 ha tidak sama untuk 0.5 ha menghasilkan
1.7648. R/C ratio > 1 yang artinya usahatani nanas pada 0.5 ha ini layak untuk dikembangkan
dan dilanjutkan hal ini setiap pengorbanan ekonomis Rp 1000 akan menghasilkan Rp 1.764,8.
Sedangkan untuk 1 ha R/C ratio menghasilkan 1.7634. R/C ratio > 1 yang artinya usahatani
nanas pada 1 ha sangat layak dikembangkan, dikatakan layak karena hasil R/C ratio TR/TC =
1,7634 yang artinya setiap pengorbanan ekonomis sebesar Rp. 1.000,- akan memperoleh Rp.
1.763,4,- . Hal ini merupakan bukti bahwa petani tidak dapat lepas keterikatannya dengan
komoditas produk usaha tani nya yang telah benar – benar dapat menopang kehidupan ekonomi
mereka. Untuk kedua pola tersebut sama sama baik dan layak dikembangkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :
1. Untuk usahatani nanas membutuhkan biaya variabel yang terdiri atas biaya habis terpakai (
biaya bibit, obat-obatan, obat pembungaan (Ethrel), pupuk) serta biaya tenaga kerja
(pengolahan tanah, penanaman, pemupukan). Total biaya variable unuk lahan seluas 0,5 Ha
Rp 15.312.000 dan luas lahan 1 Ha Rp 30.655.000.
2. Untuk biaya tetap usahatani nanas terdiri atas biaya sewa lahan, bungan modal dapat
diketahui biaya tetap untuk luas lahan 0,5 Ha Rp 3.229.650,luas lahan 1 Ha Rp 6.459.825,
maka dapat dihitung total biaya dalam usahatani nanas untuk lahan dengan luas 0,5 Ha
sebesar Rp 18.542.180 dan usahatani nanas dengan luas lahan 1 Ha sebesar Rp 37.114.825.
3. Hasil jual yang diperoleh petani nanas harga jual menurut kualitas buah nanas, untuk lahan
seluas 0,5 Ha diperoleh keuntungan sebesar Rp 14.182.820 dan lahan seluas 1 Ha Rp
28.335.175.
4. Hasil dari uji kelayakan usaha 0,5 ha dan 1 ha tidak sama untuk 0.5 ha menghasilkan 1.7648.
Sedangkan untuk 1 ha R/C ratio menghasilkan 1.7634. Untuk kedua pola tersebut sama sama
baik dan layak dikembangkan.
Saran
Dari hasil penelitian ini peneliti dapat memberikan saran, yaitu:
1. Kepada Petani
Untuk meningkatkan usahatani nanas petani lebih aktf dalam penyerapan teknologi baru.
Sehingga petani diharapkan bisa untuk lebih mudah dalam proses budidaya nanas.
2. Kepada Pemerintah
 Agar pemerintah mengupayakan modal untuk usahatani nanas, dan penyuluhan tiak hanay
sebatas budidaya saja tetapi juga pengolahan nanas sehingga petani bisa memanfaatkan
hasilproduksimereka sehinggabisa meningkatkan pendapatan petani.
 Adanya pemerintah mendirikan pabrik pengalengan nanas, karena si daerah Kecamatan
Ngancar masih belum ada pabrik pengalengan nanas yang ada, sehingga pemasaran nanas
masih ke luar dari Kecamatan Ngancar.

DAFTAR PUSTAKA

Hermanto.2000. Tersedia pada www.wikimedia.com (diakses tanggal 5 Maret 2010).


Lisdina. 1997. Bertanam Nanas. Penebar Swadaya. Jakarta
Mubyarto. 2001. Analisis usahatani http:www.co.id. diakses pada 20 mei 2000.
Nakasone dan paul. 2001.Budidaya Nanas. Penerbit Gramedia Jakarta.
Rivai 1999 dalam soeharjo dan patoeng, 2000. Skripsi. Analisis Usahatani dan Pemasaran Buah
Nanas di Sumatera Utara. Fakultas Pertanian. Universitas Mataram
RUSNAS Pengembangan Buah Unggulan Indonesia, Database nanas www.Rusnasbuah.or.id
Soeharjo dan patoeng.2002. Sendi-sendi Pokok Usahatani.. jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian.. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Soekartawi. 2000. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT Raja Grafindo. Jakarta,
Soekartawi. 2001. Teori Ekonomi. PT Raja Grafindo. Jakarta.
Tjakrawilaksan A, 2001, Ilmu Usahatani . Ilmu-Ilmu social Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Verheij dan coronel. 2000. Kamus Pertanian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Warisno. 2000. Manfaat Buah-Buahan .Jakarta : Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai