PRAKTIKUM BIOKIMIA
KELOMPOK : 4
KELAS :F
DIAN MARLINA ( 201310410311020 )
SUSI MELINDAH ( 201310410311052 )
NELLY AGUSTIN ( 201310410311086 )
NANI YUNIAWATI ( 201310410311196 )
TIM DOSEN :
Dra. Uswathun Chasanah, M. Kes., Apt
Raditya Weka Nugraheni, S.Farm., Apt
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Akhir Praktikum Biokimia tanpa ada kendala suatu apapun. Sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyah hingga zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Seperti halnya manusia yang tidak sempurna di mata manusia lain ataupun di mata
Allah SWT, penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan
penyajiannya mengingat akan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu
kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat
untuk kita semua. Amin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. TUJUAN PRAKTIKUM........................................................................................................1
B. TINJAUN PUSTAKA.............................................................................................................1
C. PRINSIP REAKSI BIOKIMIA..............................................................................................4
D. PROSEDUR PRAKTIKUM...................................................................................................5
E. HASIL.....................................................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................10
BABA III PENUTUP..........................................................................................................................12
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................12
B. PERTANYAAN DAN JAWABAN.........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap kinerja enzim yang terkandung dalam
saliva.
B. TINJAUN PUSTAKA
Enzim adalah molekul biopolimer yang tersusun dari serangkaian asam amino dalam
komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim memegang peranan penting dalam
berbagai reaksi di dalam sel. Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup
untuk mengkatalisis reaksi, antara lain konversi energi dan metabolisme pertahanan sel. Amilase
mempunyai kemampuan untuk memecah molekul-molekul pati dan glikogen Molekul pati yang
merupakan polimer dari alfa-D-glikopiranosa akan dipecah oleh enzim pada ikatan alfa-1,4- dan
alfa-l,6-glikosida. Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-
masing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Di
samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin
dan lain-lain.
Enzim dibagi dalam enam golongan besar oleh Commision on Enzymes of the
International Union of Biochemistry. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana
enzim memegang peranan Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah
diantaranya holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim
adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim
yang mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal
dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam
larutan yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga
mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya
merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat
yang diubah atau direaksikan oleh enzim (Poedjiadi 2006).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi suatu enzimatis yaitu:
Konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat masing-
1
masing dapat merupakan pembatas. Katalisis hanya terjadi jika enzim dan substrat membentuk
satu kompleks sementara. Jadi, laju reaksi bergantung kepada jumlah benturan yang terjadi
antara substrat dan enzim. Makin tinggi konsentrasi dari enzim maka kecepatan reaksi makin
cepat pula, semua ini terjadi karena banyaknya enzim yang telah memecah substrst menaji suatu
produk. Dengan ketentuan lain, yaitu konsentrasi enzim berlebihan maka kecepatan reaksinya
akan lurus/tidak terjadi keneikan atau penurunan kecapatan reaksi. Hal ini disebabkan karena
substrat telah terikat semua pada masing-masing enzim serta ada enzim yang tidak mengikat
substrat.
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan dalam aktivitas biologis.
Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang
sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi
penyimpangan hasil reaksinya. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena panas, asam dan basa
kuat, pelarut organik atau apa saja yang bisa menyebabkan denaturasi protein. Enzim dinyatakan
mempunyai sifat yang sangat khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu (Girinda 1990).
Modifier = modulator = efektor (bahan yang dapat mengubah aktivitas enzim). Bahan
tersebut terbagi menjadi 2 yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik.
1. Senyawa anorganik terbagi: Modifier positif: koenzim dan metabolit allosteric. Modifier
negatif: inhibitor reversible dan irresible.
2. Senyawa organik (logam) terbagi: Modifier positif: Fe, Mn, Cu, Ca, Zn. Dalam jumlah
sedikit logam ini berfungsi sebagai kofaktor. Modifier negatif: logam berat seperti Hg,
Ag, Pb.
2
Enzim merupakan katalis yang sangat selektif. Tidak seperti kebanyakan katalis yang
digunakan dalam bidang kimia sintetik, enzime bersifat spesifik baik bagi tipe reaksi yang
dikatalisis maupun substrat atau substrat-substrat yang berhubungan erat. Modifier adalah
senyawa lain yang dapat meningkatkan atau malah dapat menurunkan kinerja dari enzime.
Modifier yang dapat mempercepat kinerja enzime disebut dengan aktivator, sedaangkan yang
menghambat kinerja enzime disebut dengan inhibitor. Apabila enzime berikatan dengan modifier,
kerja enzime tersebut dapat terhambat atau bahakan tidak berjalan sama sekali yang dikarenakan
rusaknya struktur tiga dimensi enzime yang disebut dengan denaturasi. Pengertian Inhibitor
sendiri adalah molekul yang berinteraksi dalam berbagai cara dengan enzime untuk mencegah
kerja enzime dengan model yang normal. Ada beberapa jenis inhibitor yaitun non-spesifik,
irreversible, reverrsible kompetitif dan non-kompetitif. Racun dan obat-obatan termasuk contoh
inhibitor enzim. Inhibitor enzim sendiri dibedakan dua jenis yaitu yang menghasilkan efek
inaktifasi enzim secara irreversible dan reverrsible. Inhibitor irreversible biasanya menyebabkan
inaktivasi, bersifat irreversible, inhibitor sulit dilepaskan dari enzim dan modifikasi kovalen pada
struktur enzime. Inhibitor reverrsible dapat dibedakan menjadi dua kategori utama yaitu,
inhibitor kompetitif dan non-kompetitif.
Inhibitor Enzime
Non-Kompetitif
Irreversibel Alosterik
Umpan balik
Denaturasi
1. Inhibitor Kompetitif
Merupakan komponen molekul yang secara struktur kimianya dan geometrinya sama
dengan substrat. Inhibitor berkompetisi pada sisi aktif yang sama seperti molekul substrat.
Inhibitor bisa berinteraksi dengan enzim pada sisi aktif, tetapi reaksi menjadi tidak
berjalan.n Inhibitor seperti tongkat pada enzim dan mencegah molekul substrat lain
3
berinteraksi dengan enzim. Inhibisi secara kompetitif biasanya bersifat reverrsible jika
molekul substrat cukup tersedia untuk menggantikan posisi inhibitor pada sisi aktif.
2. Inhibitor Non-kompetitif
Inhibitor Non-kompetitif dan substrat dapat berikatan dengan enzime pada waktu yang
sama, karena tidak berikatan dengan sisi aktif. Kompleks EI dan EIS keduanya secara
enzimatik tidak aktif. Karene inhibitor tidak dapat bekerja dari enzim oleh konsentrasi
substrat yang tinggi (kebalikan dengan inhibitor kompetitif). Inhibitor non-kompetitif
merupakan senyawa yang membentuk ikatan kovalen dengan kuat dengan enzime sehingga
tidak dapat digantikan dengan penambahan substart secara berlebih. Dengan demikian,
inhibisi non-kompetitif bersifat irreversibel. Jika inhibisi terletak pada tempat yang jauh dari
sisi aktif disebut dengan inhibisi aloesterik.
3. Inhibitor Unkompetitif
Inhibitor tidak berikatan dengan enzime bebas tetapi hanya kompleks ES. Komplek EIS
yang terbentuk secara enzimatik tidak aktif.
C. PRINSIP REAKSI BIOKIMIA
D. PROSEDUR PRAKTIKUM
ALAT DAN BAHAN
A. 3A. Pengaruh Peningkatan Kadar ALAT 3B. Pengaruh Modifier PAda Reaksi
Enzim Pada reaksi Enzimatik Enzimatik
Labu erlenmeyer 250 mL Labu erlenmeyer 250 mL
Beaker glass 100 mL Beaker glass 100 mL
Gelas ukur 25 mL, 10 mL Gelas ukur 25 mL, 10 mL
Tabung reaksi (6 buah) Tabung reaksi (6 buah)
Washing bottle Washing bottle 4
Pipet volumetric 1 mL dan 2 mL Pipet volumetric 1 mL
Stopwatch Stopwatch
B. BAHAN
Menit ke- 0 =
= 0%
Menit ke- 5 =
= 7,64%
Menit ke- 10 =
7
= 12,97%
Menit ke- 15 =
= 16,42%
Menit ke- 20 =
= 19.26 %
8
Sebelum penambahan KI-I2 Setelah penambahan KI-I2
GRAFIK DATA
Rata-rata % subsrat yang dicerna pada masing-masing kelompok
Menit ke-
Kelompok 0 5 10 15 20
% Substrat yang Dicerna
3A1 0 -17,27 -14,86 -22,92 -15,32
3A2 0 11,24 53,53 74,83 92,34
3B1 0 -0,11 54,98 88,88 97
3B2 0 4,86 11,33 9.27 14,91
BAB II PEMBAHASAN
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan dalam aktivitas biologis.
Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang
sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi
penyimpangan hasil reaksinya. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena panas, asam dan basa
kuat, pelarut organik atau apa saja yang bisa menyebabkan denaturasi protein. Enzim dinyatakan
mempunyai sifat yang sangat khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu.
9
Pada paktikum kali bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifier dan peningkatan
kadar enzim terhadap reaksi enzimatik. Modifier adalah senyawa lain yang dapat meningkatkan
atau malah dapat menurunkan kinerja dari enzime. Modifier yang dapat mempercepat kinerja
enzime disebut dengan aktivator, sedaangkan yang menghambat kinerja enzime disebut dengan
inhibitor. Apabila enzime berikatan dengan modifier, kerja enzime tersebut dapat terhambat atau
bahakan tidak berjalan sama sekali yang dikarenakan rusaknya struktur tiga dimensi enzime yang
disebut dengan denaturasi. Hasil praktikum atara kelompok 3B1 dengan kelompok 3B2 yang
membedakan adalah pada kelompok 3B1 menggunakan aktivotor yaitu NaCl 0,09% sebanyak 6
mL yang memberikan hasil presentase substrat meningkat pada menit ke-20 sebesar 97%. Hal ini
disebabkan karena fungsi dari activator itu sendiri untuk mempercepat kinerja enzim. NaCl
merupakan activator berupa senyawa anorganik yang berikatan secara kovalen dengan enzim.
Pada kelompok 3B2 mengunakan inhibitor yaitu HgCl2 sebanyak 5 tetes yeng memberikan hasil
presentase substrat tidak maksimal. Hal ini disebabkan karena fungsi dari inhibitor dapat
menghambat altivitas enzim dengan cara menyerang sisi aktif enzim sehingga enzim tidak dapat
berikatan dengan substratnya.
Pada peningkatan kadar enzim semakin tinggi konsentrasi dari enzim maka kecepatan
reaksi makin cepat pula, semua ini terjadi karena banyaknya enzim yang telah memecah substrst
menajadi suatu produk. Dengan ketentuan lain, yaitu konsentrasi enzim berlebihan maka
kecepatan reaksinya akan lurus/tidak terjadi keneikan atau penurunan kecapatan reaksi. Hal ini
disebabkan karena substrat telah terikat semua pada masing-masing enzim serta ada enzim yang
tidak mengikat substrat. Hasil praktikum pada kelompok 3A1 dan 3A2 yang membedakan adalah
jumlah aqua distillate dengan enzim yang digunakan. Pada kelompok 3A1 menggunakan aqua
distillate sebanyak 6 mL dengan enzim sebanyak 1 mL yang memberikan hasil presentase
substrat sebesar – 15,32% pada menit ke-20. Sedangkat pada kelompok 3A2 menggunakan aqua
distillate sebanyak 5 mL dengan enzim sebanyak 2 mL yang memeberikan hasil presentase
substar sebesar 92,34% pada menit ke-20. Hal ini dapat disimpulkan bahwa enzim dapat
digunakan untuk membantu mempercepat terjadinya reaksi kimiawi (katalisator reaksi kimia)
sehingga saat enzim diberikan dalam jumlah yang banyak, proses reaksi kimiawi pun akan
terjadi lebih cepat. dan hasil yang diperoleh sesuai dengan teori bahwa semakin banyak enzim
yang diberikan, semakin cepat pula terjadi reaksi kimiawi.
10
BABA III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum tentang pengaruh modifier dan peningkatan kadar enzim pada reaksi
enzimatik dapat disimpulkan bahwa:
1. Activator dapat mempercepat kinerja enzim. NaCl merupakan activator berupa
senyawa anorganik yang berikatan secara kovalen dengan enzim sehingga dapat
membantu kinerja enzim.
2. Inhibitor (HgCl2) dapat menghambat altivitas enzim dengan cara menyerang sisi aktif
enzim sehingga enzim tidak dapat berikatan dengan substratnya.
11
3. Semakin tinggi konsentrasi dari enzim maka kecepatan reaksi makin cepat pula,
semua ini terjadi karena banyaknya enzim yang telah memecah substrst menajadi
suatu produk
12
DAFTAR PUSTAKA
13