Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

METODE SEISMIK

MODUL 06 – 07 PENGOLAHAN DATA SEISMIK


REFLEKSI LAUT 2 DIMENSI (Editing dan Geometry)

Disusun Oleh:

Adhe Afianto R 140710170034

PROGRAM STUDI GEOFISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2019
I. Aktivitas Praktikum
1.1 Membuat Flow Geometry
Flow geometry ini dibuat untuk mengeksekusi datasets geometry yang ada pada kolom datasets.
Karena datasets tersebut nantinya akan digunkan untuk flow selanjutnya yaitu, Trace Muting dan
Trace Killing.

1.1.1 Memasukkan Flow 2D Marine Geometry Spreadsheet

a. Lakukan eksekusi nantinya akan muncul menu berikut


b. Pilih setup dan masukkan parameter

Penjelasan pada parameternya:


 Nominal Receiver Station Interval = 12.5 Meter
 Near Offset = 25 Meter
 Nominal Sail Line Azimuth = 315 o
 Source Depth = 6 Meter
 Receiver Depth = 7 Meter
1.1.2 Selnajutnya pilih menu 2D dan masukkan parameter sebagai berikut

Penjelasan dari parameter tersebut sebagai berikut:


 Jumlah receiver = 60
 Jarak antar receiver = 12.5 Meter
 Jumlah shot = 5871 kali
 Jarak tiap shot = 25 Meter

1.1.3 Klil OK, lalu akan muncul seperti ini

Menunjukkan bahwa parameter yang sudah dimasukkan sudah selesai diproses


1.1.4 Selanjutnya pilih menu source dan akan muncul seperti ini

Angka-angka yang ada pada tabel dalam menu source merupakan angka yang telah di
input pada menu sebelumnya.

1.1.5 Pilih File lalu pilih import


1.1.6 Setelah OK, maka akan keluar data txt yang telah di import

1.1.7 Pilih menu format lalu tekan OK dan akan mucul sebagai berikut
Pilih geometry lalu tekan OK dan akan muncul menu seperti diatas. Selah muncul menu
seperti diatas, klik parameter source sampai berubah warna jadi warna hijau.

1.1.8 Pilih apply pada menu awal tadi.

Dan akan muncul menu sebagai berikut, kemudian pilih OK


Lalu akan muncul di source hasil import tadi

Kemudian pilih File, save dan exit. Setelah itu pilih menu Pattern dan masukkan
angka 1 pada kolom berikut
1.1.9 Pilih File lalu exit. Setelah itu pilih menu Binning.

Masukkan parameter-parameter seperti diatas, selanjutnya tekan OK dan akan


muncul status seperti pada gambar disampingnya.

1.1.10 Setelah itu pilih assign widpoints pada menu binning kemudian pilih OK.
1.1.11 Setelah itu pilih finalize database pada menu binning tadi untuk menyelesaikan
proses-proses pada menu binning.

1.1.12 Dan langkah terakhir adalah cek di menu trace QC hingga menghasilkan angka-
angka seperti berikut
1.1.13 Masukkan Flow baru yaitu Disk data input

Dan masukkan parameter DDI seperti berikut

1.1.14 Masukkan Flow Inline Geom Header Load dan masukkan parameternya sebagai
berikut
1.1.15 Masukkan Flow Disk Data Output dan masukkan parameter sebagai berikut

Sebelum itu, buat terlebih dahulu datasets baru dengan nama Geometry untuk menyimpan file-file
yang parameternya dimasukkan sebelumnya. Setelah itu lakukan eksekusi pada Flow untuk
menyelesaikan datasets Geometry.
1.2 Membuat Flow Editing
Flow editing ini dibuat untuk melakukan beberapa perlakuan seperti Trace Kill,
Trace Muting dan TAR pada data yang telah di filter dan dimasukkan ke Flow Geometry

1.2.1 Melakukan proses Trace Kill data yang dianggap noise atau anomaly.
1.1.1 Masukkan Flow Disk Data Input lalu masukkan parameternya sebagai
berikut
Parameter-paremeter diatas yaitu menjelaskan bahwa yang akan ditampilkan nanti merupakan
bentuk tiap trace-nya bukan penampang.

1.1.2 Masukkan Flow Trace Display dan masukan parameter sebagai berikut
Flow Trace Display berguna untuk memunculkan gambar seperti penampang keseluruhan atau
gambar dari tiap trace-nya tersebut. Berdasarkan parameter-parameter yang dimasukkan pada
menu Trace Display yaitu untuk menampilkan gambar tiap trace-nya dengan jumlah trace yang
ditampilkan yaitu sebanyak tiap 5 buah dan dengan jarak antar trace 2. Contohnya seperti gambar
berikut
Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa trace yang ditampilkan setiap 5 trace. Dan pada praktikum
kali ini akan dilakukan Trace Killing yaitu proses pembuangan data yaitu membuang data yang
dianggap anomaly seperti yang di tandai pada gambar tersebut. Pada gambar yang ditandai terlihat
jelas bahwa datanya berbeda sendiri dengan yang lainnya dan perlu dibuang agar tidak merusak
hasil penampang nantinya.
1.1.3 Masukkan Flow Trace Kill dan masukkan parameternya sebagai berikut

Seperti yang sudah dijelaskan sebeleumnya bahwa ada beberapa data yang harus dibuang
dikarenakan data tersebut merupakan noise atau anomaly yang dapat merusak gambar penampang
nantinya. Yang ditandai pada gambar merupakan nomor trace yang akan dibuang dengan format
penulisan sebagai berikut :
Nomor Trace : Nomor receiver yang akan dihilangkan
Nomor trace dibuang berjumlah 42 trace dan proses Killing dilakukan untuk semua receiver yaitu
1-60. Dan harus diberi garis miring pada setiap format. Berikut merupakan nomor trace yang
dibuang

 1159  2499  6440


 1161  2506  6443
 1223  3769  6444
 1245  3773  6458
 2447  3793  6463
 2448  3795  6465
 2452  3810  6470
 2471  3852  6472
 2474  3863  6483
 2477  5109  6489
 2483  5121  6501
 2487  5153  6509
 2489  5155  6523
 2492  5236  6575
 
1.1.4 Masukkan Flow Disk Data Output dengan parameter sebagai berikut
Sebelumnya dibuat terlebih dahulu datasets baru dengan nama trace kill fungsinya yaitu folder
tersebut untuk menyimpan data hasil trace kill yang disimpan. Langkah terakhir adalah lakukan
eksekusi maka data hasil trace kill akan disimpan di folder datasets trace kill.
1.2.2 Menampilkan hasil proses Trace Kill
1.1.5 Masukkan flow Disk Data Input dengan parameter sebagai berikut

Parameter-paremeter diatas yaitu menjelaskan bahwa yang akan ditampilkan nanti merupakan
bentuk tiap trace nya bukan penampang.
1.1.6 Masukkan flow Trace Display dan masukkan parameter sebagai berikut
Flow trace display berguna untuk memunculkan gambar seperti penampang keseluruhan atau
gambar dari tiap trace nya tersebut. Berdasarkan parameter-parameter yang dimasukkan pada
menu trace display yaitu untuk menampilkan gambar tiap tracenya dengan jumlah trace yang
ditampilkan yaitu sebanyak tiap 5 buah dan dengan jarak antar trace 2. Berikut merupakan contoh
hasil trace yang sudah di lakukan proses trace kill

Dari gambar diatas bahwa dari yang tadinya trace 1159 terdapat data setelah dilakukan
proses trace kill sudah hilang dan begitupun dengan ke-41 data trace lainnya.
1.2.3 Melakukan proses Picking
Flow yang digunakan sama seperti saat menampilkan hasil Trace Kill karena
dari hasil Trace Kill tersebut masih ada noise-noise yang terdapat pada data dan perlu
dilakukan picking untuk memilih data gelombang yang dianggap data benar dan bukan
noise.
1.1.7 Pilih menu Picking dan pilih menu lainnya seperti yang ditunjukkan pada
gambar dibawah
Pada kotak warna merah, masukkan nama file untuk menyimpan data hasil picking. Kemudian
tekan OK dan lakukan picking. Berikut hasil contoh picking :

Melakukan proses Trace Muting


Proses ini dilakukan untuk menghilangkan data-data yang dianggap noise diatas data
yang telah di picking tadi. Jadi sebelum melakukan proses Trace Muting perlu dlakukan
proses pivking terlebih dahulu.
1.1.8 Masukkan flow Disk Data Input dan masukkan parameter sebagai berikut
1.1.9 Masukkan flow Trace Muting dan masukkan parameternya sebagai berikut

Pada kotak yang dilingkari tersebut, “TMute” merupakan file hasil picking yang telah dilakukan.
1.1.10 Masukkan flow Disk Data Output dan masukkan parameter sebagai
berikut
Data hasil Trace Muting tersebut akan tersimpan di datasets dengan nama file “Tmuting” yang
sebelumnya telah dibuat di datasets tadi.
1.2.4 Menampilkan hasil Trace Muting
1.1.11 Masukkan flow Disk Data Input dan masukkan parameter sebagai berikut
Dengan data parameter diatas dapat dijelaskan bahwa data yang digunakan untuk ditampilkan
gambarnya adalah data dari datasets Tmuting dan kode “*:1/” berarti yang akan ditampilkan
adalah bentuk dari penampangnya.
1.1.12 Masukkan flow Trace Display dan masukkan parameter sebagai berikut :
Dari parameter-parameter diatas dimasukkan nilai “9999” artinya adalah semua trace
ditampilkan dalam 1 penampang.
II. Hasil dan Analisa
2.1 Hasil Trace Kill
2.2.1 Dalam bentuk setiap trace
1.1.13 Sebelum dilakukan Trace Kill

1.1.14 Sesudah dilakukan Trace Kill


2.2.2 Dalam bentuk penampang
1.1.15 Sebelum dilakukan Trace Kill

1.1.16 Sesudah dilakukan Trace Kill


Analisa :
Dalam bentuk setiap Trace, dapat terlihat perbedaan sebelum dan setelah dilakukan proses
Trace Kill. Proses Trace Kill ini sendiri merupakan proses penghilangan data dimana data yang
dihilangkan merupakan data yang jelek. Pada penampang juga dapat terlihat perbedaan
penampang yang sebelum dengan sesudah dilakukan proses Trace Kill. Pada penampang terlihat
garis-garis pada penampang yang sebelum dilakukan Trace Kill masih ada dan garis tersebut ada
dari bawah hingga atas atau bagian permukaan air yang dimana hal tersebut tidak akan merusak
hasil dari data yang telah diambil karena data dari receiver tersebut merupakan data hasil yang
buruk. Lalu pada penampang yang sudah dilakukan Trace Kill garis-garis tersebut sudah
menghilang dan artinya data yang buruk sudah dihilangkan atau dibuang. Proses Trace Kill ini
sangat diperlukan karena akan merusak hasil penampang dan akan berakibat fatal saat interpretasi
penampang nantinya. Data yang buruk seperti itu dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti error
shot atau juga dapat diakibatkan oleh kerusakan alat instrumentasinya sendiri seperti Geophone
ataupun Hydrophone.

2.2 Hasil Trace Muting


1.1.17 Sebelum dilakukan Trace Muting

1.1.18 Sesudah dilakukan Trace Muting


Analisa :
Pada hasil akhir penampang terlihat jelas terdapat adanya perbedaan penampang tersebut
dengan sebelum dan sesudah dilakukan Trace Muting. Trace Muting sendiri merupakan proses
menghilangkan data-data yang dianggap noise. Namun, sebelum dilakukan proses Trace Muting
terlebih dahulu dilakukan proses picking. Proses picking sendiri merupakan proses pemilihan first
break time pada suatu kumpulan hasil receiver. Dan pada praktikum kali ini Trace Mute yang
digunakan adalah Top Mute. Top Mute sendiri merupakan proses penghilangan data-data yang
dianggap noise diatas data yang telah di lakukan picking tersebut. Jadi data yang dihilangkan
biasanya berupa gelombang langsung, bubble dari water gun dan lain-lain. Jadi dengan
digunkannya Trace Muting maka dapat terlihat bahwa gambar dari pnempang yang dihasilkan
lebih bagus dibanding sebelum dilakukannya Trace Muting. Hal tersebut dapat membersihkan
bagian atas penampang tanpa adanya noise lagi.
III. Kesimpulan
3.1 Tujuan dilakukannya proses geometry merging adalah untuk mengumpulkan data-data
dan menyatukannya dan memberikan identitas pada data tersebut.
3.2 Pengolahan data untuk geometry dan filtering telah dilakukan seperti pada aktivitas
praktikum.
3.3 Proses editing pada praktikum kali ini terdapat banyak tahap seperti Trace Kill dan Trace
Mute. Trace Kill sendiri biasanya dilakukan untuk menghilangkan data seismik pada
setiap trace yang rusak. Selain itu, dilakukan juga proses Trace Muting yaitu proses untuk
melakukan penghilangan data. Trace Muting sendiri terdapat banyak jenis dan yang
dilakukan kali ini adalah Top Mute yaitu menghilangkan data diatas hasil picking.
3.4 Pengolahan data untuk editing telah dilakukan seperti pada aktivitas praktikum

Daftar Pustaka
Abma, R., Jilek, P., Rothe, S., and Mika, J. (2007). Seismic interference noise removal,
interpolation and regularization. EAGE Technical Program Expanded Abstracts, 69(B026).
Anderson, R. G. and McMechan, G. A. (1989). Automatic editing of noisy seismic data.
Geophysical Prospecting, 37(8):875–892.
Bjelland, C. (1993). Reduction of noise in seismic hydrophone arrays modeling of breathing waves
and adaptive noise canceling. PhD thesis, University of Bergen, Norway.

Anda mungkin juga menyukai