Anda di halaman 1dari 3
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 23 rovember 2018 Nomor 4451 [PL of « -SD/06/RPU/XT/2018 Sifat Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal Larangan dalam Penyelenggaraan Tahapan Kampanye Pemilu Tahun 2019 Yth. 1. Pimpinan Partai Politik Peserta Pemilu Tahun 2019; 2. Pimpinan Partai Politik Lokal Aceh Peserta Pemilu Tahun 2019; 3. Tim Kampanye Nasional (TKN) dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Peserta Pemilu Tahun 2019; dan 4. Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Peserta Pemilu Tahun 2019. di- Tempat Dalam rangka penyelenggaraan Tahapan Kampanye pada Pemilu Tahun 2019, disampaikan hal-hal sebagai berikut 1. Kampanye Pemilu adalah kegiatan Peserta Pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan/atau citra diri Peserta Pemilu yang merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat dan dilaksanakan secara bertanggung jawab, sebagaimana diatur dalam Pasal 267 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilinan Umum, dan Pasal 1 angka 21 dan Pasal 5 ayat (2) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilinan Umum, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 33 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2018; 2. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam angka 1 tersebut di atas, dapat dilakukan melalui metode pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, pemasangan alat peraga di tempat umum, media sosial, iklan media cetak, media elektronik, dan media dalam jaringan, rapat umum, Debat Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden, dan kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye Pemilu dan ketentuan perundang-undangan; Dalam melaksanakan kampanye dengan metode sebagaimana dimaksud dalam angka 2 di atas, Pelaksana, Peserta dan Tim Kampanye Pemilu, sebagaimana diatur dalam Pasal 280 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, dilarang: a. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; ©. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta Pemilu yang lain; d. menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat; . Mengganggu ketertiban umum; mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau Peserta Pemilu yang lain; merusak dan/atau menghilangkan alat peraga Kampanye Peserta Pemilu; |. Menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan; i, membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari tanda gambar dan/atau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan; dan j. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada Peserta Kampanye Pemilu. =o za . Dalam melaksanakan metode kampanye sebagaimana diatur dalam Pasal 31 ayat (2) dan 34 ayat (2) Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilinan Umum, dilarang: a. menempel Bahan Kampanye Pemilu di tempat umum sebagai berikut: 1) tempat ibadah termasuk halaman; 2) rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan; 3) gedung atau fasilitas milik pemerintah; 4) lembaga pendidikan (gedung dan sekolah); 5) jalan-jalan protokol; 6) jalan bebas hambatan; 7) sarana dan prasarana publik; dan/atau 8) taman dan pepohonan. b. lokasi pemasangan Alat Peraga Kampanye dilarang berada di: 1) tempat ibadah, termasuk halaman; 2) rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan; 3) gedung milik pemerintah; dan 4) lembaga pendidikan (gedung dan sekolah). Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai